PERDAGANGAN INTERNASIONAL
Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata kuliah Bisnis Internasional
Dosen Pengampu Adil Ridho Fadillah., S.E., M.Si., Ak., C.A
Disusun Oleh :
Dea Mediana 193403011
Muhammad Fajar Sidik 193403113
Sri Rahmi Nuraini 193403117
Muhammad Enrico 193403120
Sindi Pitasari 193403131
Indriyani Susanti 193403136
Dewangga Fajar Satria 193403149
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SILIWANGI
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Perdagangan Internasional adalah salah satu cara yang diperlukan bagi suatu
negara untuk mencapai tujuan pembangunan nasionalnya. Dengan didukung kemajuan
teknologi dan aksesbilitas transportasi yang semakin maju dewasa ini, membuat
perpindahan barang atau jasa oleh setiap negara di dunia menjadi lebih cepat dan
efisien. Arus informasi telah memungkinkan setiap negara lebih mengenal dan
memahami negara lain. Dalam bidang ekonomi, setiap bangsa akan lebih mudah
4
5
6
7
tahun 1946 dan 1947. Konferensi ini diselenggarakan bertujuan untuk merancang suatu
Piagam Organisasi Perdagangan Internasional ITO. Piagam ini berhasil disahkan pada
tahun 1948 di Havana. Maka Piagam ini dinamakan Piagam Havana yang memerlukan
ratifikasi dari negara sebagai pelaku utama ekonomi dunia.
Sementara Piagam Havana belum berlaku, guna mengisi kekosongan hukum
perdagangan internasional, negara-negara merundingkan aturan-aturan perdagangan
internasional yang kemudian diwadahi oleh the General Agrement On Tariffs And
Trade (GATT) 1947 sebagai Umbrella of Law. Pada pertemuan-pertemuan itu telah
dirundingkan pembentukan GATT. Pada mulanya GATT 1947 merupakan suatu
persetujuan multilateral yang mensyaratkan pengurangan secara timbal balik tarif yang
berada dibawah naungan ITO. Dasar pemikiran pembentukan GATT 1947 adalah
kesepakatan yang memuat hasil-hasil negosiasi negara-negara dalam hal tarif dan
mengenai klausul-klausul perlindungan guna mengatur komitmen tarif. Kesepakatan-
kesepakatan tambahan yang dibuat GATT berada dibawah Piagam ITO. Namun ITO
dibubarkan, kemudian GATT dinyatakan sebagai ‘organisasi” internasional yag
diberlakukan “Protocol of Provisional Application” dan menerapkan GATT sebagai
perjanjian internasional yang mengikat. GATT 1947 sebenarnya tidak sah secara
organisasi karena tidak mempunyai anggaran dasar yang memuat struktur organisasi
dan tidak ada ketentuan-ketentuan yang mengatur hukum formil sebagai suatu
organisasi.
Sejalan dengan tipologi ilmu ekonomi, WTO menetapkan pertanian dalam
sektor primer karena pertanian menyangkut masalah pangan khususnya menghasilkan
beras yang sangat berpengaruh bagi hajat hidup orang banyak. Di satu sisi secara logika
kebutuhan manusia pangan merupakan kebutuhan primer yang sangat mendasar untuk
memenuhi kebutuhan hidup manusia.
Sejak tahun 1995 Indonesia telah menjadi anggota WTO yang ditandai dengan
ratifikasi Indonesia atas Persetujuan WTO melalui Undang-Undang Nomor 7
Tahun1994 tentang pengesahan Agreement Establishing The World Trade
Organization (Persetujuan Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia). Melalui hal
8
ini, maka secara sah semua persetujuan WTO merupakan menjadi bagian dalam
legislasi nasional.
Di Indonesia dan di negara berkembang yang pada umumnya Negara-negara
yang ekonominya masih miskin, pembangunan pertanian tak sesederhana yang diduga.
Permasalahan yang paling krusial adalah bahwa pasar dan politik sama-sama
meminggirkan (undervalue) sektor pertanian dan sektor-sektor lain dengan basis
sumber daya alam. Kebijakan ekonomi politik sering tidak bersahabat dengan sektor
yang amat strategis, merupakan basis ekonomi rakyat di pedesaan, menguasai hajat
hidup sebagian besar penduduk, menyerap lebih separuh total tenaga kerja dan bahkan
menjadi katub pengaman pada krisis ekonomi Indonesia.
2.2 Tujuan dan Fungsi WTO
Sebagai suatu organisasi internasional yang memegang peranan penting dalam
mengatur masalah perdagangan dunia, WTO didirikan untuk menciptakan
kesejahteraan negara anggota melalui perdagangan internasional yang bebas dan adil.
Hal tersebut diharapkan dapat dicapai melalui serangkaian aturan yang disepakati
dalam perjanjian perdagangan multilateral yang adil dan transparan serta menjaga
keseimbangan kepentingan semua negara anggota baik negara maju maupun negara
berkembang. Tujuan mencapai kesejahteraan bersama tersebut dituangkan lebih lanjut
dalam undang-undang pendirian WTO yang isinya menegaskan secara spesifik tujuan,
fungsi dan struktur WTO.
Tujuan pendirian WTO ditegaskan dalam undang-undang pendirian WTO yaitu
mendorong arus perdagangan antar negara melalui pengurangan tarif dan hambatan
dalam perdagangan serta membatasi perlakuan diskriminasi dalam hubungan
perdagangan intenasional. Dalam mencapai tujuan tersebut, WTO memberikan
kerangka kelembagaan sebagai pedoman dalam melaksanakan hubungan perdagangan
internasional antar anggotanya.
Selanjutnya tujuan pembentukan WTO tersebut direfleksikan ke dalam 5 fungsi
WTO yang tercantum dalam Article III WTO, yaitu:
9
bahwa Negara-negara yang menjadi anggota dari organisasi ini harus menerima
seluruh ketentuan yang ditetapkan oleh organisasi ini. Adapun kelima prinsip tersebut
adalah:
a. Prinsip tanpa Diskriminasi atau Most-Favoured-Nation (MFN)
Prinsip ini terdapat dalam pasal I GATT. Prinsip ini berarti suatu kebijakan
perdaganganharus dilaksanakan atas dasar nondiskriminatif. Semua Negara anggota
terikat untuk memberikan kepada Negara-negara lainnya perlakuan yang sama
dalam pelaksanaan dan kebijakan impor dan ekspor serta yang menyangkut biaya-
biaya lainnya.
b. Prinsip National Treatment
Prinsip terdapat dalam pasal III GATT. Menurut prinsip ini, produk dari suatu
Negara yang diimpor ke dalam suatu Negara harus diperlakukan sama seperti halnya
produk dalam negeri. Prinsip ini sifatnya berlaku luas. Prinsip ini juga berlaku
terhadap macam pajak dan pungutan-pungutan lainnya. Ia berlaku pula terhadap
perundang-undangan, pengaturan, dan persyaratan-persyaratan (hukum) yang
mempengaruhi penjualan, pembelian, pengangkutan, distribusi atau penggunaan
produk-produk dipasar dalam negeri. Prinsip ini juga memberikan perlindungan
terhadap proteksionisme sebagai akibat upaya-upaya ataukebijakan administrative
atau legislative.
c. Prinsip Larangan Restriksi (Pembatasan) Kuantitatif
Ketentuan dasar GATT adalah larangan restriksi kuantitatif yang merupakan
rintangan terbesar terhadap GATT. Restriksi kuantitatif terhadap ekspor atau impor
dalam bentuk apapun (misalnya penetapan kuota impor atau ekspor, restriksi
penggunaan lisensi impor atau ekspor, pengawasan pembayaran produk-produk
impor atau ekspor), pada umumnya dilarang (pasal IX). Hal itu disebabkan praktek
tersebut mengganggu prektek perdagangan yang normal.
d. Prinsip perlindungan melalui Tarif
Pada prinsipnya GATT hanya memperkenakan tindakan proteksi terhadap industry
domestic melalui tariff (menaikan tingkat tarif bea masuk) dan tidak melaui upaya-
11
Lalu, pada 2016 tarif diturunkan menjadi 21,52 persen. Kemudian, pada 2017
diturunkan menjadi 21,13 persen. Setelah dilakukan review pertama, pengenaan
safeguard diperpanjang dari Juni 2017 hingga 6 Juni 2020.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
World Trade Organization (WTO) secara resmi berdiri pada tanggal 1 Januari
1995, sebagai hasil dari Putaran Uruguay (1986-1994) yang menyepakati Agreement
Establishing the World Trade Organization. Latar belakang berdirinya The World
Trade Organization (WTO) tidak terlepas dari peristiwa sejarah yaitu Perang Dunia II
(PD II).
WTO didirikan dengan tujuan untuk mendorong arus perdagangan antar negara
melalui pengurangan tarif dan hambatan dalam perdagangan serta membatasi
perlakuan diskriminasi dalam hubungan perdagangan intenasional.
Perdagangan Internasional adalah salah satu cara yang diperlukan bagi suatu
negara untuk mencapai tujuan pembangunan nasionalnya. Dengan didukung kemajuan
teknologi dan aksesbilitas transportasi yang semakin maju dewasa ini, membuat
perpindahan barang atau jasa oleh setiap negara di dunia menjadi lebih cepat dan
efisien. Meskipun demikian, perdagangan internasional bisa menimbulkan kecurangan
17
18
dalam berdagang dan menimbulkan kasus yang mana biasanya kasus tersebut akan di
ajukan ke PBB untuk di sidang. Adapun beberapa kasus perdagangan internasional
yang pernah terjadi, di antaranya adalah kasus mobil nasional timor dengan jepang dan
uni eropa, kasus biodiesel dengan uni eropa, kasus kemasan rokok polos, RI gugat
australia ke WTO soal ekspor kertas fotokopi a4, sengketa dagang minyak sawit RI-
Uni Eropa, sengketa baru uni eropa, indonesia paling sering dituduh gunakan trade
remedies di perdagangan internasional, thailand hapuskan bea masuk baja canai panas
asal indonesia.
3.2 Saran
1. Melalui penulisan ini penulis menyarankan, bahwa dalam menyikapi sengketa
perdagangan internasional negara penggugat harus lebih selektif dalam mengajukan
tuntutan yang akan di sengketakan. Serta memahami bagaimana kepentingan dari
kebijakan ataupun aturan yang telah dibuat.
2. Dengan adanya sengketa perdagangan internasional Indonesia dengan Australia
diharapkan hubungan bilateral kedua negara tersebut tidak berimplikasi buruk
terhadap peningkatan ekonomi terkait dengan kerjasama internasional terkait
ekspor-impor dalam pasar global.
3. Organisasi perdagangan internasional dan organisasi dunia lainnya diharapkan
mampu menjadi pemersatu negara-negara di dunia dalam menjalankan visi dan misi
negara dalam meningkatkan kerjasama khususnya dalam perdagangan
internasional. Sekaligus menjadi tempat untuk menyelesaikan sengketa yang terjadi
dalam perdagangan internasional yang mana untuk menghindari adanya konflik
berkelanjutan yang akan menimbulkan perang
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/63075/Chapter%20ll.pdf?sequ
ence=3&isAllowed=y (diakses 2 Desember 2020)
https://www.google.com/amp/s/bisnis.tempo.co/amp/1114737/tiga-kasus-
sengketa-dagang-indonesia-yang-berakhir-di-meja-wto (diakses 2 Desember 2020)
https://www.cnbcindonesia.com/news/20181218132100-4-46900/ri-gugat-
australia-ke-wto-soal-ekspor-kertas-fotokopi-a4 (diakses 2 Desember 2020)
https://analisis.kontan.co.id/news/sengketa-dagang-minyak-sawit-ri-uni-eropa
(diakses 2 Desember 2020)
https://m.liputan6.com/bisnis/read/4273475/indonesia-paling-sering-dituduh-
gunakan-trade-remedies-di-perdagangan-internasional (diakses 2 Desember 2020)
https://katadata.co.id/happyfajrian/berita/5f75519e78481/thailand-hapuskan-bea-
masuk-baja-canai-panas-asal-indonesia (diakses 2 Desember 2020)
19