Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

HUKUM DAGANG INTERNASIONAL


“GATT”
Dosen Pengampuh :
MAIKEL KUNTAG, SH,MH

Disusun Oleh kelompok 5 :

Mohammad Lutvi Fasha Akbar Melanu 210711010648


Andani Marsudiansyah 210711010680
Nida Syafiah 210711010666
Mario Kawung 210711010647
Rezaldy Paransa 210711010671
Natascha Mokodongan 210711010664
Defan Djohar 210711010640
William Kalengke 210711010653

UNIVERSITAS SAM RATULANGI


FAKULTAS HUKUM
2023
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb

Salam sejahtera bagi kita semua

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah mencurahkan rahmat dan
karunianya kepada kita semua. Karena berkat rahmat dan hidayah-Nyalah Kami dapat
menyelesaikan tugas pembuatan makalah mata kuliah Hukum Dagang internasional, yang
berjudul “ GATT ” sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Dengan selesainya makalah ini, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada

Bapak MAIKEL KUNTAG SH, MH selaku dosen yang telah memberikan materi, masukan, dan

saran sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini.

Akhir kata kami meminta maaf bila terdapat banyak kekurangan. Kami pun
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar dapat menjadi acuan untuk dapat membuat

makalah selanjutnya yang jauh lebih baik dari sekarang.

Manado, 11 September 2023

Kelompok 7

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 2

DAFTAR ISI ............................................................................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................ 4

A. Latar Belakang ......................................................................................................... 4


B. Rumusan Masalah.................................................................................................... 5
C. Tujuan ...................................................................................................................... 5
D. Manfaat .................................................................................................................... 5

BAB II ISI................................................................................................................................. 6

A. Pengertian dan sejarah GATT.................................................................................. 6


B. Apa saja ketentuan-ketentuan dalam GATT............................................................ 9
C. Apa saja Prinsip-prinsip dalam GATT..................................................................... 9

BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 11

3
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Perdagangan internasional merupakan salah satu aktivitas ekonomi yang telah sangat tua dan
berperan penting dalam menjalankan roda kehidupan suatu negara. Perdagangan internasional
yang dilakukan banyak negara saat ini mengakibatkan pembentukan sebuah organisasi
internasional yang bergerak di bidang perdagangan yaitu World Trade Organization(WTO).

Pembentukan WTO memberikan konsep liberalisasi perdagangan kepada setiap negara


anggotanya. Salah satu tujuan dari adanya perdagangan internasional yaitu untuk meningkatkan
pendapatan (income) dalam negeri itu sendiri. Proses perdagangan internasional ini tidak semata-
mata sederhana atau mudah, melainkan harus ada suatu perjanjian antara negara yang
bersangkutan, baik dalam lingkup bilateral, multilateral, unilateral dan regional, dari proses
perjanjian ini muncul yang namanya kesepakatan-kesepakatan, misalnya traktat, konvensi, aturan
organisasi perserikatan bangsa-bangsa dan lain sebagainya.

Saat ini, perdagangan internasional telah memungkinkan terjadinya perdagangan bebas untuk
berbagai barang dan jasa. Esensi untuk bertransaksi dagang ini adalah dasar filosofinya. Telah
dikemukakan bahwa berdagang ini adalah suatu “kebebasan fundamental” (fundamental
freedom). kebebasan ini tidak boleh dibatasi oleh adanya perbedaan agama, suku, kepercayaan,
politik, sistem hukum dan lain-lain.

Oleh karena itu sangat diperlukan hubungan perdagangan antar negara yang tertib dan adil,
untuk mewujudkan ketertiban dan keadilan di bidang perdagangan internasional, diperlukan
aturan-aturan yang mampu menjaga serta memelihara hak-hak dan kewajiban para pelaku
perdagangan internasional yang mengatur hubungan dagang antar negara terkandung dalam
dokumen General Agreement on Tariffs and Trade/GATT (selanjutnya dalam skripsi ini disebut
GATT) yang ditandatangani negara-negara tahun 1947 dan mulai diberlakukan sejak tahun 1948.
Makalah ini akan membahas GATT dalam konteks hukum dagang internasional.

4
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian dan sejarah GATT ?
2. Apa saja ketentuan-ketentuan dalam GATT ?
3. Apa saja Prinsip-prinsip dalam GATT ?

C. Tujuan
1. Menjelaskan Pengertian dan sejarah GATT
2. Menjelaskan Apa saja ketentuan-ketentuan dalam GATT
3. Menjelaskan Prinsip-prinsip dalam GATT

D. Manfaat
Menambah pengetahuan tentang Treaty, khususnya tentang pengertian, Sejarah,
ketentuan, dan Prinsip-prinsip dalam GATT.

5
BAB II

ISI

A. Pengertian dan Sejarah GATT

1. Pengertian GATT

General Agreement on Tariffs and Trade/GATT (persetujuan Umum mengenai Tarif dan
Perdagangan) merupakan perjanjian perdagangan multilateral dengan tujuan menciptakan
perdagangan bebas, adil, dan membantu menciptakan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan
guna mewujudkan kesejahteraan umat manusia. GATT adalah perjanjian yang dibuat setelah
berakhirnya Perang Dunia II. GATT atau Persetujuan Umum tentang Tarif dan Perdagangan
(Persetujuan Umum tentang Tarif dan Perdagangan) diimplementasikan untuk lebih jauh
mengatur perdagangan dunia sebagai sarana percepatan pemulihan ekonomi setelah
perang.Tujuan utama GATT adalah mengurangi hambatan perdagangan internasional melalui
pengurangan tarif, kuota dan subsidi.

Dibentuk pada tahun 1947 dan ditandatangani menjadi undang-undang internasional pada
tanggal 1 Januari 1948, GATT tetap menjadi salah satu perjanjian perdagangan internasional
penting sampai digantikan oleh WTO atau Organisasi Perdagangan Dunia (Organisasi
Perdagangan Dunia) pada tanggal 1 Januari 1995.

Pondasi untuk GATT diletakkan oleh usulan dari ITO atau International Trade
Organization (Organisasi Perdagangan Internasional) pada tahun 1945, meskipun ITO sendiri
belum pernah terwujud. GATT menyelenggarakan delapan putaran secara keseluruhan mulai
bulan April 1947 sampai September 1986, masing-masing dengan hasil yang signifikan. Putaran
pertama dilakukan di Jenewa, Swiss, dan diikuti 23 negara. Subjek utama yang dibahas adalah
tarif. Putaran awal ini menghasilkan pembentukan GATT dan menyepakati puluhan ribu konsesi
pajak yang mempengaruhi lebih dari 10 miliar dolar dalam perdagangan. Putaran kedelapan
GATT diadakan pada tahun 1986, di Uruguay. Banyak topik di luar tarif yang menjadi agenda
utama, termasuk kekayaan intelektual, pertanian dan penyelesaian kesejahteraan. Putaran ini juga
menjadi awal terbentuknya Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

6
2. Sejarah GATT

GATT dibentuk sebagai suatu dasar (atau wadah) yang sifatnya sementara setelah Perang
Dunia II. Pada masa itu timbul kesadaran masyarakat internasional akan perlunya suatu lembaga
multilateral di samping Bank Dunia dan IMF. Kebutuhan akan adanya suatu lembaga multilateral
yang khusus ini pada waktu itu sangat dirasakan benar. Pada waktu itu masyarakat internasional
menemui kesulitan untuk mencapai kata sepakat mengenai pengurangan dan penghapusan
berbagai pembatasan kuantitatif serta diskriminasi perdagangan.

Hal ini dilakukan untuk mencegah 26 terulangnya praktek proteksionisme yang


berlangsung pada tahun 1930-an yang memukul perekonomian dunia. Seperti disebutkan di muka,
pada waktu pembentukannya, negara-negara yang pertama kali menjadi anggota adalah 23 negara.
Ke-23 ini juga yang membuat dan merancang Piagam International Trade Organization
(Organisasi Perdagangan Internasional) yang pada waktu itu direncanakan sebagai suatu badan
khusus PBB. Piagam tersebut dimaksudkan bukan saja untuk memberikan ketentuan-ketentuan
atau aturan-aturan dalam perdagangan dunia tetapi juga membuat keputusan-keputusan mengenai
ketenagakerjaan (employment), persetujuan komoditi, praktek-praktek restriktif (pembatasan)
perdagangan, penanaman modal internasional dan jasa.

Benih sejarah pembentukan GATT sebenarnya berawal dari pada waktu ditandatanganinya
Piagam Atlantik (Atlantic Charter) pada bulan Agustus 1941. Salah satu tujuan dari piagam ini
adalah menciptakan suatu sistem perdagangan dunia yang didasarkan pada non-diskriminasi dan
kebebasan tukar menukar barang dan jasa. Dengan tujuan tersebut, serangkaian pembahasan dan
perundingan telah berlangsung antara tahun 1943-1944, khususnya antara Amerika Serikat,
Inggris dan Kanada. Pada tanggal 6 Desember, Amerika Serikat pertama kalinya mengusulkan
perlunya pembentukan suatu Organisasi Perdagangan Internasional (ITO).

Tujuan organisasi ini, menurut versi Amerika Serikat pada waktu itu, adalah untuk
menciptakan liberalisasi perdagangan secara bertahap, memerangi monopoli, memperluas
permintaan komoditi dan mengkoordinasi kebijakan perdagangan negara-negara. Usul
pembentukan suatu organisasi perdagangan ini disambut baik oleh ECOSOC (Economic and
Social Council). Badan khusus PBB ini menyatakan keinginannya untuk menyelenggarakan suatu
konperensi. Untuk maksud itu, negara-negara berhasil membentuk suatu komisi persiapan.
Persidangan-persidangan komisi berlangsung di London dari tanggal 18 Oktober sampai dengan
26 Desember 1946. Komisi berhasil mengeluarkan suatu Rancangan Piagam London (the London

7
Draft Charter). Namun para anggota peserta pertemuan ini gagal mencapai kata sepakat untuk
mengesahkan Rancangan Piagam tersebut. Dengan adanya kegagalan ini kemudian negara-negara
besar tersebut membentuk suatu komisi perancang yang beranggotakan Amerika Serikat, Kanada,
Inggris, Perancis 27 dan negara-negara Benelux. Tugas komisi ini adalah mencari rumusan baru
untuk merancang suatu organisasi perdagangan baru.

Komisi baru ini mengadakan pertemuan kedua yang berlangsung di Lake Succes, New
York dari tanggal 20 Januari sampai 25 Februari 1947. Pertemuan ini membahas masalah-masalah
tertentuatau terbatas saja. Pertemuan tidak membahas hal-hal penting. Pertemuan penting
diselenggarakan di Jenewa dari bulan April sampai November 1947. Dari tanggal 10 April sampai
dengan 22 Agustus, panitia persiapan melanjutkan tugasnya membuat rancangan Piagam ITO, dan
dari tanggal 10 April sampai 30 Oktober, perundingan-perundingan bilateral berlangsung antar
negara-negara anggota komisi, antara lain, Brazil, Burma, Ceylon, Pakistan dan Rhodesia Selatan.
Hasil perundingan mengenai konsesi timbal balik (reciprocal tariff concession) dicantumkan ke
dalam GATT yang ditandatangani pada tanggal 30 Oktober 1947. Hasil perundingan tersebut
berisi pula suatu kodifikasi sementara mengenai hubungan hubungan perdagangan di antara
negara-negara penandatangan. Berdasarkan persyaratan persyaratan protokol tanggal 30 Oktober
1947, GATT ditetapkan sejak tanggal 1 Januari 1948, sambil berlakunya ITO. Pertemuan penting
keempat berlangsung di Havana (21November 1947 – 24 Maret 1948).

Pertemuan ini membahas Piagam ITO oleh delegasi dari 66 negara. Pertemuan berhasil
mengesahkan Piagam Havana. Namun sampai dengan pertengahan tahun 1950-an, negara-negara
peserta menemui kesulitan dalam meratifikasinya. Hal ini lebih disebabkan karena Amerika
Seriakt, pelaku utama dalam perdagangan dunia, pada tahun 1958, menyatakan bahwa negaranya
tidak akan meratifikasi Piagam tersebut. Sejak itu pulalah ITO secara efektif menjadi tidak
berfungsi sama sekali. Meskipun tidak pernah berlaku, namun minimnya ratifikasi tersebut tidak
menyebabkan GATT menjadi tidak berlaku. Para perunding GATT mengeluarkan suatu perjanjian
internasional baru yaitu the Protocol of Provisional Application, yaitu suatuprotokol (perjanjian)
yang memberlakukan GATT untuk sementara (provisional).

Sejak dikeluarkannya protokol inilah, GATT kemudian terus berlaku sampai saat ini. Pada
tahun 1954 – 1955, teks GATT mengalami perubahan. Ada dua perubahan penting yang terjadi.
Pertama, dikeluarkannya protokol yang merubah bagian 1 dan Pasal XXIX dan XXX dan protokol
yang merubah preambule dan bagian 2 dan 3. Protokol pertama 28 mensyaratkan penerimaan oleh
semua negara peserta. Namun karena Uruguay tidak meratifikasinya, protokol ini menjadi tidak
8
berlaku sejak tanggal 1 Januari 1968. Sedangkan protokol kedua mulai berlaku sejak tanggal 28
November 1957. Pada tahun 1965, GATT mendapat tambahan bagian baru, yaitu bagian keempat.
Bagian ini berlaku secara de facto tanggal 8 Februari 1965 dan mulai berlaku efektif tanggal 27
Juni 1965. Bagian ini khusus mengatur kepentingan perluasan ekspor bagi negara-negara sedang
berkembang (Pasal XXXVI – XXXVIII).

B. Ketentuan-ketentuan dalam GATT

Ketentuan-ketentuan perdagangan yang membentuk suatu sistem perdagangan multilateral


yang terkandung dalam GATT, memiliki 3 ketentuan utama. Pertama, dan yang paling penting
adalah GATT itu sendiri beserta ke-38 pasalnya. Ketentuan kedua, yang dihasilkan dari
perundingan putaran Tokyo (Tokyo Round 1973-1979) adalah ketentuan-ketentuan yang
mencakup anti-dumping, subsidi dan ketentuan non-tarif atau masalah-masalah sektoral.

Meskipun keanggotaan pada ketentuan ke-2 ini terbatas sifatnya, yaitu berkisar 30-an
negara, namun demikian negara-negara ini menguasai sebagian besar perdagangan dunia.Yang
ketiga adalah ketentuan mengenai “multi fibre arrangements”. Ketentuan ini merupakan
pengecualian terhadap ketentuan-ketentuan GATT umumnya terutama menyangkut tekstil dan
pakaian.

C. Prinsip-prinsip dalam GATT

Untuk mencapai tujuan-tujuannya, GATT berpedoman pada 5 prinsip utama. Prinsip yang
dimaksud adalah:

1. Prinsip most-favoured-nation.

Prinsip ‘most-favoured-nation (MFN) ini termuat dalam pasal I GATT. Prinsip ini
menyatakan bahwa suatu kebijakan perdagangan harus dilaksanakan atas dasar non diskriminatif.
Menurut prinsip ini, semua negara anggota terikat untuk memberikan negara-negara lainnya
perlakuan yang sama dalam pelaksanaan dan kebijakan impor dan ekspor serta yang menyangkut
biaya-biaya lainnya.

2. Prinsip National Treatment.

Prinsip National Treatment terdapat dalam pasal III GATT. Menurut prinsip ini, produk
dari suatu negara yang diimpor ke dalam suatu negara harus diperlakukan sama seperti halnya
produk dalam negeri. Prinsip ini sifatnya berlaku luas. Prinsip ini juga berlaku terhadap semua
macam pajak dan pungutan-pungutan lainnya. Ia berlaku pula terhadap perundang-undangan,

9
pengaturan dan persyaratan-persyaratan (hukum) yang mempengaruhi penjualan, pembelian,
pengangkutan, distribusi atau penggunaan produk-produk di pasar dalam negeri.

3. Prinsip Larangan Restriksi (Pembatasan) Kuantitatif.

Yang menjadi ketentuan dasar GATT adalah larangan restriksi kuantitatif yang merupakan
rintangan terbesar terhadap GATT. Restriksi kuantitatif terhadap ekspor atau impor dalam bentuk
apapun (misalnya penetapan kuota impor atau ekspor, restriksi penggunaan lisensi impor atau
ekspor, pengawasan pembayaran produk-produk impor atau ekspor), pada umumnya dilarang
(Pasal IX). Hal ini disebabkan karena praktek demikian mengganggu praktek perdagangan yang
normal.

4. Prinsip Perlindungan melalui Tarif.


Pada prinsipnya GATT hanya memperkenankan tindakan proteksi terhadap industri
domestik melalui tarif (menaikan tingkat tarif bea masuk) dan tidak melalui upaya-upaya
perdagangan lainnya (non-tarif commercial measures).
5. Prinsip Resiprositas.

Prinsip ini merupakan prinsip fundamental dalam GATT. Prinsip ini tampak pada
preambule GATT dan berlaku dalam perundingan-perundingan tarif yang didasarkan atas dasar
timbal balik dan saling menguntungkan kedua belah pihak.21 Paragraph 3 Preambul GATT
menyatakan: "Being desirous of contributing to these objectives by entering into reciprocal and
mutually advantageous arrangements directed to the substantial reduction of tarifs and other
varriers to trade and to the eliminations of discriminatory treatment in international commerce."

6. Perlakuan Khusus Bagi Negara Sedang Berkembang.


Sekitar dua pertiga negara-negara anggota GATT adalah negara-negara sedang berkembang
yang masih berada dalam tahap awal pembangunan ekonominya. Untuk membantu pembangunan
mereka, pada tahun 1965, suatu bagian baru yaitu Part IV yang memuat tiga pasal (Pasal XXXVI-
XXXVIII), ditambahkan ke dalam GATT. Tiga pasal baru dalam bagian tersebut dimaksudkan
untuk mendorong negara-negara industri membantu pertumbuhan ekonomi negara-negara sedang
berkembang.

10
BAB III

PENUTUP
GATT adalah salah satu tonggak penting dalam hukum dagang internasional yang telah
memainkan peran kunci dalam membentuk sistem perdagangan global yang lebih terbuka dan
adil. Meskipun telah digantikan oleh WTO, prinsip-prinsip dasar GATT tetap relevan dalam
menjaga stabilitas dan pertumbuhan ekonomi di tingkat internasional. dan GATT telah
mempunyai dampak signifikan terhadap perdagangan internasional. Ini telah membantu
meningkatkan pertumbuhan ekonomi global dan mengurangi kemiskinan dengan memfasilitasi
perdagangan bebas. Selain itu, GATT juga telah membantu mencegah konflik perdagangan yang
merugikan dan mendorong kerjasama internasional.

11

Anda mungkin juga menyukai