SURAT KUASA
DOSEN PENGAJAR : DR, IVONNE SHERIMAN., SH., MH
27 MARET 2024
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menyatakan bahwa
definisi Surat Kuasa sebagai “surat yang berisi tentang pemberian
kuasa kepada seseorang untuk mengurus sesuatu”.
Menurut hukum, surat kuasa adalah suatu bentuk persetujuan di
mana seseorang memberikan wewenang kepada orang lain untuk
PENGERTIA melakukan suatu urusan atas namanya. Dasar hukum surat kuasa
umum tercantum dalam pasal 1796 KUHPer, Sedangkan surat
N kuasa khusus tercantum dalam pasal 1795 KUHPer.
KUASA secara khusus, yaitu hanya mengenai suatu kepentingan tertentu atau lebih,
atau secara umum, yaitu meliputi segala kepentingan pemberi kuasa.
surat kuasa khusus adalah surat kuasa yang di dalamnya dijelaskan
tindakan-tindakan apa saja yang boleh dilakukan oleh penerima kuasa.
Bentuk surat kuasa inilah yang dapat menjadi landasan pemberian
kuasa untuk bertindak di depan pengadilan, mewakili
kepentingan pemberi kuasa sebagai pihak prinsipal.
LANJUTAN Setiap surat kuasa khusus harus dicatatkan dalam Register Kuasa
Khusus di kepaniteraan pada badan peradilan dimana akan
dicantumkan untuk pendataan dan pengawasan pemberi kuasa
yang berkedudukan sebagai pihak materiil atau prinsipal dan
penerima kuasa sebagai pihak formil.
2. Surat Kuasa Umum
Pasal 1796 KUH Perdata, yang berbunyi: Pemberi kuasa
yang dirumuskan secara umum hanya meliputi tindakan-
tindakan yang menyangkut pengurusan.
Surat kuasa umum tidak dapat dijadikan dasar untuk
LANJUTAN mewakili ataupun mendampingi dalam proses
persidangan. Sehingga, menjawab pertanyaan Anda
mengenai dalam kondisi apa wajib menggunakan surat
kuasa khusus, salah satunya digunakan untuk mewakili
di muka persidangan.
3. Surat Kuasa Pribadi
Surat kuasa pribadi adalah dokumen yang tidak memiliki bentuk formal.
Ini berarti surat tersebut diterbitkan oleh individu atau orang pribadi. Oleh
karena itu, tujuan surat ini berkaitan dengan kepentingan pribadi, seperti
mengambil barang, dokumen, dan hal serupa.
4. Surat Kuasa Insidentil
“Insidentil” ditafsirkan sebagai surat yang ditulis berdasarkan suatu
LANJUTAN insiden atau peristiwa. Biasanya, surat ini dibuat oleh pihak yang
memberikan dan menerima wewenang yang masih memiliki hubungan
darah.
Misalnya untuk memberikan kuasa untuk berbicara di pengadilan setelah
memperoleh izin dari ketua pengadilan. Pihak yang menerima wewenang
bukanlah seorang pengacara dan tidak menerima imbalan dari pihak yang
memberikan wewenang. Contoh dari surat kuasa insidentil sama seperti
dengan “surat kuasa khusus” di atas.
Ciri-Ciri Surat Kuasa
1. Ditulis dengan jelas dan terperinci
2. Ditandatangani oleh pemberi kuasa
3. Dicantumkan identitas jelas dari pemberi kuasa dan
penerima kuasa
CIRI-CIRI 4. Dicantumkan tugas dan wewenang yang diberikan kepada
SURAT penerima kuasa
UMUM Khusus”
Isi : Umum : Melingkupi pengurusan segala
DAN kepentingan kuasa.
KHUSUS Khusus : Melingkupi satu kepentingan
atau lebih dari pemberi kuasa yang diperinci mengenai
hal-hal yang boleh dilakukan oleh penerima
kuasa.