Anda di halaman 1dari 7

Surat Kuasa Khusus

Dr. Mulyani Zulaeha, SH.MH


Kuasa Para Pihak

 HIR tidak mewajibkan para pihak untuk mewakilkan
kepada orang lain, sehingga pemeriksaan di pengdilan
dapat dilakukan secara langsung terhadap para pihak
yang berkepentingan ( Pasal 123 HIR/Pasal 147 RBg)
 Akan tetapi jika seseorang atau sekelompok orang
yang bersengketa baik sebagai Penggugat maupun
Tergugat, dapat menggunakan jasa seorang Advokat
selaku Kuasa Hukum untuk bertindak mewakili
kepentingan Penggugat atau Tergugat di pengadilan
dan atau di luar pengadilan
Kuasa Para Pihak

 Seorang Kuasa Hukum yang dapat mewakili
kepentingan klien, baik di pengadilan maupun di
luar pengadilan haruslah advokat resmi yang telah
mendapatkan izin praktik sebagaimana diatur dalam
UU Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat.
Surat Kuasa

 Pengertian Surat Kuasa secara umum adalah surat
yang berisi pelimpahan kuasa atau wewenang dari
seseorang kepada orang lain yang dipercaya agar
dapat bertindak sebagai wakil dari orang yang
memberi wewenang disebabkan orang yang
memberikan wewenang tersebut tidak dapat
melaksanakannya sendiri
Surat Kuasa

 Secara umum dikenal 2 macam Surat Kuasa yaitu :
1. Surat Kuasa Umum
2. Surat Kuasa Khusus

Surat Kuasa Umum, adalah Surat Kuasa yang tujuan


pembuatannya adalah untuk memberikan kuasa kepada
penerima kuasa dalam hal menjalankan berbagai macam
perbuatan tanpa memperinci secara jelas jenis objek, jenis
perbuatan yang dikuasakan
Surat Kuasa Khusus, adalah jenis Surat Kuasa yang dirumuskan
secara khusus untuk keperluan perbuatan tertentu
Surat Kuasa Khusus

 Surat Kuasa yang dapat digunakan untuk beracara di
pengadilan baik untuk mewakili kepentingan pihak Penggugat
atau pihak Tergugat harus dalam bentuk Surat Kuasa Khusus
 Sebagaimana diatur dalam Surat Edaran Mahkamah Agung
tanggal 19 Januari 1959 Nomor 2 Tahun 1959 jo tanggal 14
Oktober 1994 Nomor 6 Tahun 1994, yang menentukan bahwa
Surat Kuasa Khusus adalah Surat Kuasa yang khusus tentang
subjeknya, objeknya, materi perkaranya, pengadilannya, serta
tingkat proses perkaranya, yaitu tingkat Pengadilan tingkat
pertama, Banding (Pengadilan Tinggi), dan Kasasi (Mahkamah
Agung). Kuasa boleh diberikan per tingkat, tetapi boleh juga
untuk tingkat pertama sampai dengan tingkat Kasasi
Surat Kuasa Khusus

 Surat Kuasa Khusus untuk perkara perdata harus
menyebutkan secara tegas dan jelas Pihak Penggugat,
Tergugat dan Objek Perkaranya
 Misalnya : Sengketa tanah letaknya di …., sertifikat
nomor ….., luasnya ….., atas nama ….., batas-batas
nya….., serta tentang perkara apa ? Misalnya sengketa
waris, perbuatan melawan hukum, wanprestasi. Serta
disebutkan pengadilannya. Kemudian apabila kuasa
untuk perkara yang sudah terdaftar di pengadilan,
harus menyebutkan pula nomor perkaranya

Anda mungkin juga menyukai