Pasal 1792 KUHPerdata “Pemberian kuasa adalah suatu persetujuan dengan mana seorang memberikan kekuasaan kepada seorang lain, yang menerimanya, untuk dan atas namanya menyelenggarakan suatu urusan.” Lembaga dari pemberian kuasa disebut “Lastgeving (volmacht,/ full power)” Pihak dalam pemberian kuasa/perjanjian kuasa: a. Pemberi kuasa (lastgever / instruction/ mandate/ principal) b. Penerima kuasa (kuasa) yang diberi perintah atau mandat melakukan sesuatu untuk dan atas nama pemberi kuasa Pemberian kuasa /lasgeving terjadi/ada jika: 1. Pemberi kuasa melimpahkan perwakilan atau mewakilkan kepada penerima kuasa untuk mengurus kepentingannya, sesuai dengan fungsi dan kewenangan yang ditentukan dalam surat kuasa 2. Penerima kuasa berkuasa penuh, bertindak mewakili pemberi kuasa terhadap pihak ketiga untuk dan atas nama pemberi kuasa. 3. Pemberi kuasa bertanggung jawab atas segala perbuatan kuasa, sepanjang perbuatan yang dilakukan kuasa tidak melebihi wewenang yang diberikan pemberi kuasa ( Pts MA No. 331 K/Sip/1973 tgl 4-12- 1975) Catatan: pada dasarnya Pasal-pasal pemberian kuasa tidak bersifat imperatif namun bersifat mengatur (aanvullend recht) Bentuk perjanjian kuasa 1. Perjanjian kuasa dapat dituangkan dalam bentuk ( Ps. 1793 ay. (1) KUHPerd): a. Dalam bentuk akta otentik b. Dalam bentuk akta dibawah tangan c. Dalam bentuk lesan 2. Ps 1793 ay. (2) penerimaan kuasa dapat terjadi secara diam-diam, dan hal itu dapat disimpulkan dari pelaksanaan kuasa itu oleh pemberi kuasa. Catatan: bentuk kuasa diam-diam tidak boleh diterapkan dlm pemberian kuasa khusus. Karena kuasa khusus hrs disepakati secara tegas dan hrs dituangkan dalam bentuk akta / surat kuasa khusus Sifat Perjanjian Kuasa 1. Penerima kuasa langsung berkapasitas sebagai wakil pemberi kuasa. a. Memberi hak dan kewenangan kepada kuasa, bertindak untuk dan atas nama pemberi kuasa terhadap pihak ketiga. b. Tindakan kuasa langsung mengikat pada diri pemberi kuasa, sepanjang tindakan yg dilakukan kuasa tdk melampaui batas kewenangan yg dilimpahkan pemberi kuasa kepadanya. 2. Pemberian kuasa bersifat konsensual artinya perjanjian hrs didasarkan pada kesepakatan berdasarkan pernyataan kehendak yg tegas dari kedua belah pihak. 3. Berkarakter Garansi-Kontrak artinya tanggung jawab pelaksanaan & pemenuhannya kpd principal, hanya sepanjang tindakan yg sesuai dg mandat/intruksi yg diberikan ( tindakan kuasa yg melampaui batas wewenang yg diberikan menjadi tanggung jawab dari kuasa (sesuai dg asas “garansi kontrak” ps. 1806 KUH Perdta) Jenis Kuasa 1. Kuasa Umum 2. Kuasa Khusus 3. Kuasa Istimewa 4. Kuasa Perantara Kuasa Umum Diatur dalam Ps 1795 KUHPerdata Kuasa umum adalah pemberian kuasa mengenai pengurusan, yg disebut beherder/manajer untuk mengatur kepentingan pemberi kuasa. (yahya harahap) Tujuan dr kuasa umum, memberikan kuasa kepada seseorang utk mengurus kepentingan pemberi kuasa yi: 1. Melakukan tindakan pengurusan harta kekayaan pemberi kuasa 2. Pengurusan meliputi segala sesuatu yg berhubungan dg kepentingan pemberi kuasa atas harta kekayaan 3. Fokusnya, meliputi segala perbuatan /tindakan pengurusan kepentingan pemberi kuasa. Lanjut kuasa umum • Kuasa umum tdk dpt digunakan utk mewakili pemberi kuasa di depan pengadilan ( ps 123 HIR, yurisprodensi Pts PT Bandung No. 149/1972 (2-8-1972), bahwa seorang manajer yg bertindak utk & atas nama perseoan terbatas (Pt) berdasar kuasa Direktur (Pt), tdk dpt mengajukan gugatan di pengadilan, krn surat kuasa hanya bersifat umum utk mengurus & bertindak bagi kepentingan Pt tersebut. Kuasa Khusus Diatur dlm Ps 1795 KUHPerd, Ps.123 HIR. Pemberian kuasa dpt dilakukan secara khusus, yi. Hanya mengenai satu kepentingan ttt/lebih (Ps 1795 KUHPerdta) Surat kuasa khusus untuk dpt digunakan mewakili principal di depan pengadilan hrs memenuhi syarat- syarat sebagaimana diatur dlm Ps 123 HIR jika tdk maka surat kuasa khusus dinyatakan tdk sah. Surat kuasa khusus yg hanya berdasar Ps 1795 KUHPerd hanya dapat digunakan untuk perbuatan yg tdk dimaksudkan utk tampil dingadilan, spt; surat kuasa khusus utk menjual rumah (hanya digunakan dlm menjual rumah tdk utk tampil dipengadilan) Lanjut kuasa khusus Psl 123 ay. (1)HIR (ps 147 ay (1) RBG) dan Ps 120 HIR; surat kuasa khusus dpt diberikan secara lisan. Psl 123 ay (1)HIR (ps 147 ay (1) RBG jo Ps. 118 ay. (1) HIR (ps 142 RBG); surat kuasa khusus dpt diberikan secara Kuasa yg ditunjuk dlm Surat Gugatan Psl 123 ay (1) HIR ; selain kuasa secara lisan atau kuasa yang ditunjuk dlm gugatan, pemberi kuasa dpt diwakili oleh kuasa dengan surat kuasa khusus (bijzondere schriftelijke machtiging) syarat dan formulasi srt kuasa khusus menurut Psl 123 ay (1) HIR hanya disebutkan syarat pokok saja, yi kuasa khusus berbentuk tertulis atau akta yg disebut surat kuasa khusus. (memperhatikan ketentuan ini, pembuatan srt kuasa khusus sangat sederhana . Cukup dibuat tertulis tanpa memerlukan syarat lain yg hars dicantumkan dan dirumuskan di dlmnya. Syarat dan formulasi surat kuasa khusus Syarat dan formulasi srt kuasa khusus menurut Psl 123 ay (1) HIR hanya disebutkan syarat pokok saja, yi kuasa khusus berbentuk tertulis atau akta yg disebut surat kuasa khusus. (memperhatikan ketentuan ini, pembuatan srt kuasa khusus sangat sederhana . Cukup dibuat tertulis tanpa memerlukan syarat lain yg hrs dicantumkan dan dirumuskan di dlmnya) Pada masa lalu formulasi surat kuasa khusus hanya berisi pernyataan penunjukan kuasa dari pemberi kuasa yang berisi formulasi “ meberi kuasa kepada seseorang utk mewakili pemberi kuasa menghadap disemua pengadilan. Dewasa ini ketentuan Ps 123 ay (1) HIR telah disempurnakan oleh SEMA No. 2 Tahun 1959, SEMA No. 01 tahun 1971 dan SEMA No. 6 Tahun 1994. Lanjut.. Surat kuasa khusus Berdasar tiga SEMA tersebut, maka suatu surat kuasa khusus dinyatakan sah apabila memenuhi syarat sebagai berikut: 1. Menyebut dengan jelas dan spesifik surat kuasa, untuk berperan di pengadilan 2. Menyebut kompetensi relatif 3. Menyebut identitas dan kedudukan para pihak, dan 4. Menyebut secara ringkas dan konkret pokok dan objek sengketa yang diperkarakan. Keempat syarat tsb bersifat kumulatif, artinya tidak dipenuhi salah satu syarat, mengakibatkan kuasa menjadi tidak sah Bentuk formil Surat Kuasa Khusus Berdasar Ps. 123 ay (1) HIR surat kuasa khusus hrs berbentuk tertulis (in writing) Pengertian “surat” diartikan sama dengan akta, yi suatu tulisan yg dibuat utk dipergunakan sebagai bukti perbuatan hukum. Bedasar hal tsb surat kuasa khusus dapat berbentuk: Akta otentik/akta notaris yg dibuat dihadapan notaris dan dihadiri para pihak Akta yg dibuat di depan Panitera, dg ketentuan; Dibuat dihadapan Panitera PN sesuai dg kompetensi relatif Dilegalisir oleh Ketua PN atau hakim agar srt kuasa sah sbg akta otentik Akta di bawah tangan yi akta yg dibuat & ditandatangani para pihak tanpa perantaraan seorang pejabat yg berwenang Pts MA No. 779 K/Pdt/1992 , tidak diperlukan legalisasi atas surat kuasa khusus dibawah tangan, tanpa legalisasi surat kuasa itu telah memenuhi syarat formil. Kuasa Istimewa Diatur dlm Ps. 1796 KUHPerdata jo. Ps. 157 HIR (Ps 184 RBG). Kuasa istimewa adalah surat kuasa berbentuk akta otentik yg hanya digunakan secara terbatas (limitatif) untuk tindakan /perbuatan tertentu yang sangat penting yi perbuatan hkm yg bersangkutan hanya dpt dilakukan oleh pemberi kuasa sendiri (pribadi) yg tdk dpt dikuasakan secara biasa. Lanjut kuasa istimewa Lingkup perbuatan yg dpt dikuasakan secara istimewa, hanya terbatas pada: 1. Utk memindahtangankan benda-benda milik pemberi kuasa, atau utk meletakkan hak tanggungan (hipotek) diatas benda tsb 2. Utk membuat perdamaian dengan pihak ketiga 3. Untuk mengucapkan sumpah penentu (decisoir eed) atau sumpah tambahan (suppletoir eed) sesuai dengan Ps 157 HIR (Ps. 184 HIR) Kuasa perantara/agent/commercial agency/makelar/broker/faktor/perwakilan dagang
Kuasa yg dikontruksikan berdasar ketentuan dlm
ps 1792 KUHPerdta dan Ps 62 KUHD. Pemberi kuasa/principal memberikan perintah kepada pihak kedua dlm kedudukannya sebagai agen/perwakilan utk melakukan perbuatan hukum ttt dengan pihak ketiga. Apa yg dilakukan agen, langsung mengikat kepada principal, sepanjang hal itu tdk bertentangan atau melampoui batas kewenangan yg diberikan. Kuasa menurut hukum / wettelijke vertegenwoordig/legal mandatory (legal reprensentative) Maksudnya, undang-undang sendiri telah menetapkan seseorang atau suatu badan utk dengan sendirinya menurut hukum bertindak mewakili org atau badan tsbt tanpa memerlukan surat kuasa. Jadi UU sendiri yg menetapkan bahwa yg bersangkutan menjadi kuasa/wakil yg berhak bertindak utk dan atas nama orang atau badan itu. Contoh kuasa menurut hukum Direksi suatu PT ( ps 1 angka 4 dan Ps 82 UU No 1 th 1995) Pegawai negeri yg karena peraturan umum menjalankan perkara utk pem. Ind. Sebagai wakil ngr. ( Ps 123 ay (2) HIR ( Ps. 147 ay (2) RBG) Wali terhadap anak dibawah perwalian ( Ps 51 UUP No. 1 th 1974) Kurator atas orang gila (ps. 229 HIR) Orang tua terhadap anak yg belum dewasa ( psl 45 ay (2) UUP) BHP sebagai kurator kepailitan ( ps 13 ay (1) huruf b UU No. 4 th 1998 ttg kepailitan Pengurus yayasan (ps 35 ay (1) UU No. 16 thn 2001 (UU ttg yayasan) Pengurus koperasi (Ps 30 ay (2) huruf a UU No. 25 th 1992 (UU Ttg Koperasi) Direksi Persero (Ps 1 angka 2 PP no. 12 th 1998 (ttg BUMN) Pimpinan Perwakilan Perusahaan asing Pimpinan cabang perusahaan domestik ( ptsn MA no. 779 K/pdt/1992) Berakhirnya Surat Kuasa Berakhirnya surat kuasa diatur dalam Pasal 1813-1819 KUHPerdata. Hal-hal yg dapat mengakhiri pemberian kuasa: 1. Pemberi kuasa menarik kembali kuasa secara sepihak dari sikuasa. 2. Salah satu pihak meninggal dunia, diletakkan dibawah pengampuan, pailitnya si pemberi kuasa atau sikuasa 3. Pengangkatan kuasa baru untuk mengurus hal yang sama,menyebabkan ditariknya kuasa pertama. (pencabutan diam-diam) 4. Penerima kuasa melepaskan kuasa Pegangan bagi Pemberi kuasa menarik secara sepihak kuasanya (ps 1814 KUHPerdata) Pencabutan tanpa memerlukan persetujuan dari penerima kuasa Pencabutan dapat dilakukan secara tegas dlm bentuk: 1. Mencabut secara tegas dengan tertulis 2. Meminta kembali surat kuasa, dari penerima kuasa Salah satu pihak meninggal (ps. 1813) Dengan meninggalnya salah satu pihak dengan sendirinya pemberian kuasa berakhir demi hukum. Hubungan hukum perjanjian kuasa, tidak berlanjut kepada ahli waris. Jika hubungan itu hendak diteruskan kepada ahli waris, harus dibuat surat kuasa baru. Paling tidak, ada penegasan tertulis dari ahli waris,yang berisi pernyataan, melanjutkan persetujuan pemberian kuasa dimaksud. Pencabutan diam-diam (Ps. 1816) Caranya,pemberi kuasa mengangkat atau menunjuk kuasa baru untuk melaksanakan urusan yang sama. Tindakan itu berakibat, kuasa yang pertama,terhitung sejak tanggal pemberian kuasa kepada kuasa yang baru, ditariuk kembali. Penerima kuasa melepaskan kuasa (ps 1817) Ps. 1817 KUHPerdata, memberi hak secara sepihak kepada kuasa untuk melepaskan kuasa yang diterima, dengan syarat: 1. Harus memberi tahu kehendak pelepasan itu kepada pemberi kuasa 2. Pelepasan hak tidak boleh dilakukan pada saat yang tidak layak. Kuasa Mutlak Dikenal dalam praktek hukum (bestendig gebruikelijk beding / menurut kebiasaan selamanya diperjanjikan) Kuasa mutalk yaitu kuasa, yang di dalam isinya dinyatakan, bahwa surat kuasa itu tidak akan berakhir dengan alasan papun juga. Kuasa mutlak ini biasanya memuat klausul: a. Pemberi kuasa tidak dapat mencabut kembali kuasa yang diberikan kepada penerima kuasa b. Meninggalnya pemberi kuasa, tidak mengakhiri perjanjian pemberian kuasa. Lanjut kuasa mutlak Dasar dibolehkannya kuasa mutalk adalah berdasarkan yuris prodensi MA yi, Putusan MA No 731 K/Sip/1975 dan Putusan MA No. 3604 K/pdt/1985. Menurut Pts MA No. 3604 K/pdt/1985 a. Surat kuasa mutlak, tidak dijumpai aturannya dlm KUH perdata, namun yuris prodensi mengakui sebagai suatu syarat yang selalu diperjanjikan (bestendig gebruikelijk beding) b. Putusan MA No 731 K/Sip/1975 telah menegaskan Ps. 1813 KUHPerdata tidak bersifat limitatif dan juga tidak mengikat c. Dengan meninggalnya pemberi kuasa dikaitkan dengan surat kuasa mutlak telah diterima penerapannya di Indonesia sebagai sesuatu yang telah bestendig. Larangan kuasa mutlak Berdasar Intruksi Mendagri No. 14 tahun 1982. Notaris dan PPAT dilarang memberi surat kuasa mutlak dalam transaksi jual beli tanah. Pemilik tanah dilarang memberi kuasa mutlak kepada kuasa untuk menjual tanah miliknya. Alasan larangan itu dijelaskan dalam Pts MA. No. 2584 K/Pdt/1986, surat kuasa mutlak mengenai jual beli tanah, tidak dapat dibenarkan karena dalam praktek sering disalah gunakan untuk menyelundupkan jual beli tanah. SYARAT DAPAT BERTINDAK SEBAGAI KUASA 1. Harus mempunyai surat kuasa khusus, sesuai dengan bunyi Ps. 123 ay (1) HIR (Ps. 147 ay (1) Rbg). 2. Ditunjuk sebagai kuasa atau wakil dalam surat gugat. (Ps. 123 ay (1) HIR (Ps. 147 ay (1) Rbg). 3. Ditunjuk sebagai kuasa atau wakil dalam catatan gugatan apabila diajukan secara lisan (Ps. 123 ay (1) HIR (Ps. 147 ay (1) Rbg). 4. Ditunjuk oleh Penggugat sebagai kuasa atau wakil di persidangan Ps. 123 ay (1) HIR (Ps. 147 ay (1) Rbg). 5. Memenuhi syarat dalam Peraturan menteri Kehakiman No. 1 /1965 jo. Kpts Menteri Kehakiman No. J.P 14/2/11 tanggal 7 Okt 1965 tentang pokrol. 6. Terdaftar sebagai advocate dan Memenuhi syarat sebagaimana diatu dalam UU no. 18 tahun 2003 tentang Advokat