Kelompok 4
Kelompok 4
Dosen Pengampu :
PRISILIA FRELY WORUNG SH,MH
Di Susun Oleh :
Reynaldo Muaya Moh Lutvi F A Melanu
Verenly Pesak Geralva Engka
Nasario Tampi Andrea Rooroh
Mario Kawung Elsadai Suot
Rafael Woi Prayshe Lelet
Kevin Ratulangi Marcelino Tiwang
Ekni Siwu Kristinnia Pongoh
Yeremia Rende
Puji syukur Kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
terima kasih setinggi-tingginya kepada yang terhormat kepada Ibu yang mengajar
mata kuliah Hukum Maritim dan Transportasi karena adanya pihak tersebut, Kami
Semoga makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pembaca pada
umumnya. Setiap saran, kritik, dan komentar sangat Kami harapkan untuk
Kelompok 4
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................2
DAFTAR ISI.................................................................................................................3
BAB I.............................................................................................................................4
PENDAHULUAN.........................................................................................................4
A. Latar Belakang................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...........................................................................................5
C. Tujuan.............................................................................................................5
D. Manfaat...........................................................................................................5
BAB II...........................................................................................................................6
PEMBAHASAN............................................................................................................6
A. Perkembangan Regulasi Hukum Perkapalan Di Indonesia Dari Masa Ke Masa
............................................................................................................................6
B. Struktur Organisasi dalam perkapalan................................................................8
BAB III........................................................................................................................13
KESIMPULAN...........................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................14
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai negara kepulauan,Indonesia memiliki wilayah laut yang lebih luas
daripada wilayah daratan. Hal ini menjadi potensi sumberdaya dalam
keanekaragaman flora dan fauna. Laut Indonesia menjadi sumber kehidupan dan mata
pencaharian bagi masyarakat Indonesia khususnya masyarakat yang tinggal di daerah
pesisir.
Kapal merupakan salah satu bentuk transportasi laut yang mengangkut, baik
berupa barang, penumpang, bahan tambang, dan lain-lain pada semua daerah yang
mempunyai wilayah perairan tertentu. Karena sebagian besar 2/3 permukaan bumi
adalah air, kapal sejak dahulu digunakan manusia sebagai sarana transportasi yang
sangat penting untuk hubungan dagang, penyebaran agama, pencarian emas atau
rempah-rempah, hubungan diplomatik, dan lainlain. Perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi membuat industri perkapalan pun ikut berkembang. 1
Bila dahulu kapal hanya digunakan untuk sarana transportasi laut, maka sekarang
ini kapal mampu untuk melakukan berbagai kebutuhan seperti mengangkut manusia
atau barang, membawa muatan cair atau gas, perang, eksplorasi, ekspor/impor,
penelitian di laut, penangkapan ikan, pengeboran (drilling), dan lain-lainya.
Berdasarkan kebutuhan diatas, kapal dibagi menjadi beberapa macam (type)
berdasarkan fungsinya yaitu : Kapal Barang (Cargo Ship); Kapal Penumpang
(Passenger Ship); Kapal Tanki (Tanker Ship); Kapal Peti Kemas (Container Ship);
Kapal Pengangkut Muatan Curah (Bulk Carrier Ship); dan kapal-kapal khusus seperti
Kapal Keruk (Dredger Vessel), Kapal Ikan (Fishing Vessel), Kapal Perang, dan
Kapal Tunda (Tug Boat).
Hukum Perkapalan termasuk dalam bagian hukum laut keperdataan, yang
wujudnya adalah sekumpulan norma yang mengatur hubungan antara perseorangan
dimana hubungan hukum itu terjadi di kapal-kapal atau di dalam lingkungan
1
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran
4
perusahaan-perusahaan atau badan-badan lain yang tugasnya berhubungan dengan
laut. Menurut teori tujuan, kapal adalah setiap benda yang dengan sengaja dibangun
untuk dapat bergerak di atas air, baik dengan kekuatan sendiri yang telah dibangun di
dalamnya ataupun ditempelkan maupun dengan cara yang sedemikian rupa dengan
tujuan untuk pelayaran guna pengangkutan barang atau orang ataupun untuk tujuan
lain.2
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan regulasi hukum perkapalan di Indonesia dari masa ke
masa ?
2. Bagaimana Struktur Organisasi dalam Perkapalan ?
C. Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini yaitu :
1. Menjelaskan perkembangan regulasi hukum perkapalan di Indonesia dari masa
ke masa
2. Menjelaskan Struktur Organisasi dalam perkapalan
D. Manfaat
Untuk Mengetahui terhadap bagaimana regulasi hukum perkapalan dan
bagaimana Struktur Organisasi dalam perkapalan ?
2
https://perpustakaan.mahkamahagung.go.id/slims/pn-jakartaselatan/index.php?
p=show_detail&id=1932#:~:text=Hukum%20Perkapalan%20termasuk%20dalam%20bagian,yang
%20tugasnya%20berhubungan%20dengan%20laut diakses 4 Mei 2024
5
BAB II
PEMBAHASAN
3
https://hubla.dephub.go.id/home/post/read/5330/indonesia-sampaikan-upaya-peningkatan-
keselamatan-pelayaran-domestik-pada-the-international-at-sea-confer di akses 4 Mei 2024
4
Indriyanti, F. (2019). Hipotik Kapal Laut Dalam Mencapai Negara Kesejahteraan. Dialogia
Iuridica, Vol 10/2.
6
Perkembangan regulasi hukum perkapalan di Indonesia telah melalui beberapa
tahap penting sejak masa awal kemerdekaan hingga saat ini. Berikut adalah gambaran
umum tentang perkembangan tersebut:
7
mengatur berbagai aspek perkapalan dalam konteks negara ini. Regulasi tersebut
meliputi berbagai hal, seperti pengaturan terhadap operasi kapal, perlindungan
lingkungan maritim, keselamatan pelayaran, tanggung jawab pemilik kapal, dan
berbagai aspek lain yang terkait dengan industri perkapalan.
Seiring dengan perkembangan industri dan dinamika global, regulasi hukum
perkapalan di Indonesia juga mengalami perubahan dan penyempurnaan dari waktu
ke waktu. Ini bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk perkembangan
teknologi, kebijakan pemerintah, tuntutan pasar, serta masukan dari berbagai
pemangku kepentingan dalam industri perkapalan.5
B. Struktur Organisasi dalam perkapalan
Struktur organisasi kapal terdiri dari seorang Nakhoda selaku pimpinan umum di
atas kapal dan Anak Buah kapal yang terdiri dari para perwira kapal dan non
perwira/bawahan (subordinate crew). Struktur organisasi kapal diatas bukanlah
struktur yang baku, karena tiap kapal bisa berbeda struktur organisaninya tergantung
jenis, fungsi dan kondisi kapal tersebut. Selain jabatan-jabatan tersebut dalam contoh
struktur organisasi kapal diatas, masih banyak lagi jenis jabatan di kapal, diluar
jabatan Nakhoda.
Misalnya di kapal pesiar ada jabatan-jabatan Bar-tender, cabin-boy, swimming-
pool boy, general purpose dan lain sebagainya. Dikapal lain misalnya terdapat jabatan
juru listrik (electrician), greaser dan lain sebagainya. Semua orang yang mempunyai
jabatan di atas kapal itu disebut Awak kapal, termasuk Nakhoda, tetapi Anak kapal
atau Anak Buah Kapal (ABK) adalah semua orang yang mempunyai jabatan diatas
kapal kecuali jabatan Nakhoda. Untuk kapal penangkap ikan masih ada jabatan lain
yaitu Fishing master, Boy-boy (pembuang umpan, untuk kapal penangkap pole and
Line (cakalang), dan lain sebagainya.6
5
Ananta, Rizal. "Hukum Perkapalan Nasional." PT RajaGrafindo Persada, 2020. hlm. 21
6
Ibid, hlm 78
8
Gambar 1.
a. Nahkoda
UU. No.21 Th. 1992 dan juga pasal 341.b KUHD dengan tegas menyatakan
bahwa Nakhoda adalah pemimpin kapal, kemudian dengan menelaah pasal 341
KUHD dan pasal 1 ayat 12 UU. No.21 Th.1992, maka definisi dari Nakhoda adalah
sebagai berikut: “ Nakhoda kapal ialah seseorang yang sudah menanda tangani
Perjanjian Kerja Laut (PKL) dengan Pengusaha Kapal dimana dinyatakan sebagai
Nakhoda, serta memenuhi syarat sebagai Nakhoda dalam arti untuk memimpin kapal
sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku “ Pasal 342 KUHD secara
9
ekplisit menyatakan bahwa tanggung jawab atas kapal hanya berada pada tangan
Nakhoda, tidak ada yang lain. Jadi apapun yang terjadi diatas kapal menjadi tanggung
jawab Nakhoda, kecuali perbuatan kriminal.
Misalkan seorang Mualim sedang bertugas dianjungan sewaktu kapal mengalami
kekandasan. Meskipun pada saat itu Nakhoda tidak berada di anjungan, akibat
kekandasan itu tetap menjadi tanggung jawab Nakhoda. Contoh yang lain seorang
Masinis sedang bertugas di Kamar Mesin ketika tiba-tiba terjadi kebakaran dari
kamar mesin. Maka akibat yang terjadi karena kebakaran itu tetap menjadi tanggung
jawab Nakhoda. Dengan demikian secara ringkas tanggung jawab Nakhoda kapal
dapat dirinci antara lain :
10
Hak Atas Upah
Hak Atas Tempat Tinggal dan Makan
Hak Atas Perawatan waktu sakit/kecelakaan
Hak Atas Cuti
Hak Atas Pengangkutan untuk dipulangkan
8
Mochtar Kusumaatmadja, "Hukum Perkapalan di Indonesia" , PT RajaGrafindo Persada, 2008, hlm
23
11
BAB III
KESIMPULAN
Kesimpulan
Dalam makalah ini, telah dibahas secara komprehensif tentang hukum
perkapalan yang mencakup regulasi, perkembangan, serta tantangan yang dihadapi
dalam industri perkapalan. Dari analisis tersebut, dapat disimpulkan bahwa hukum
perkapalan merupakan landasan yang sangat penting untuk menjaga keselamatan,
keamanan, dan ketertiban dalam aktivitas maritim.
Regulasi yang ada menunjukkan komitmen untuk meningkatkan standar
keselamatan, perlindungan lingkungan, serta efisiensi dalam industri perkapalan.
12
Namun, masih terdapat beberapa tantangan seperti penegakan hukum yang konsisten,
kepatuhan terhadap regulasi, dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Jurnal
13
Internet
https://hubla.dephub.go.id/home/post/read/5330/indonesia-sampaikan-upaya-
peningkatan-keselamatan-pelayaran-domestik-pada-the-international-at-sea-confer di
akses 4 Mei 2024
https://perpustakaan.mahkamahagung.go.id/slims/pn-jakartaselatan/index.php?
p=show_detail&id=1932#:~:text=Hukum%20Perkapalan%20termasuk%20dalam
%20bagian,yang%20tugasnya%20berhubungan%20dengan%20laut diakses 4 Mei
2024
Perundang-Undangan
14