Anda di halaman 1dari 47

MAKALAH

DASAR-DASAR PERENCANAAN TRANSPORTASI


“PERKEMBANGAN TEKNOLOGI
TRANSPORTASI LAUT DI INDONESIA”

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
1. Nurul Dwi Endarina G1B022007
2. Naila Aura Bidayah Taufik G1B022028
3. Bima Kurniawan G1B022037
4. Hafifa Nursopia G1B022046
5. Adinda Clara Agystya G1B022058
6. Arya Dwi Prastywan G1B022073
7. Meilani Syanda Velliya G1B022094
8. Apriansyah Putra G1B022106

DOSEN : Ir. HARDIANSYAH, S.T., M.T

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS BENGKULU
2023
Kata Pengantar

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah


memberikan kami karunia nikmat dan kesehatan, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini, dan terus dapat menimba ilmu di Universitas
Bengkulu.

Penulisan makalah ini merupakan sebuah tugas dari dosen mata kuliah
Dasar-Dasar Perencanaan Transportasi. Adapun tujuan penulisan makalah ini
adalah untuk menambah wawasan dan pengetahuan pada mata kuliah yang
sedang dipelajari, agar kami semua menjadi mahasiswa yang berguna bagi
agama, bangsa dan negara.

Dengan tersusunnya makalah ini kami menyadari masih banyak terdapat


kekurangan dan kelemahan, demi kesempurnaan makalah ini kami sangat
berharap perbaikan, kritik dan saran yang sifatnya membangun apabila terdapat
kesalahan.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua,


khususnya bagi saya sendiri umumnya para pembaca makalah ini.

Terima kasih, wassalamu’ alaikum.

Bengkulu, 7 September 2023

Penyusun

i
Daftar Isi

Kata Pengantar ......................................................................................................... i


Daftar Isi.................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................1
1.2.1 Bagaimana perkembangan transportasi laut di Indonesia? ......................1
1.2.2 Bagaimana teknologi kapal laut sampai saat ini? ....................................1
1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................................1
1.3.1 Agar dapat mengetahui perkembangan transportasi laut di Indonesia ....1
1.3.2 Agar dapat mengetahui teknologi kapal laut sampai saat ini ...................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..............................................................................2
2.1 Pengertian Transportasi Laut ............................................................................2
2.2 Sejarah Perkembangan Transportasi Laut .........................................................2
2.3 Kelebihan dan Kekurangan Transportasi Laut ..................................................3
2.3.1 Kelebihan Transportasi Laut ....................................................................3
2.3.2 Kekurangan Transportasi Laut .................................................................4
2.4 Angkutan Laut ...................................................................................................4
2.5 Angkutan Penyebrangan....................................................................................4
BAB III PEMBAHASAN ........................................................................................5
3.1 Moda Transportasi Laut ....................................................................................5
3.1.1 Alat transportasi yang digunakan .............................................................5
3.1.2 Jenis Kapal Khusus Berdasarkan Fungsinya ........................................5
3.1.3 Trayek Angkutan Laut .............................................................................8
3.2 Pelabuhan ........................................................................................................10
3.3. Infrastruktur Pelabuhan Laut........................................................................... 11
3.4 Angkutan Laut dari Segi Pertahanan dan Keamanan TNI ..............................12
3.5 Operator Kapal Penyebrangan ........................................................................14
3.6 Perkembangan Teknologi Transportasi Laut Terbaru .....................................15
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ...............................................................18
4.1 Kesimpulan .....................................................................................................18
4.2 Saran................................................................................................................18
Daftar Pustaka ........................................................................................................19
Pertanyaan dan Jawaban ........................................................................................20
Lampiran ................................................................................................................22

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan yang memiliki lebih dari 1800
pulau. Pulau - pulau itu dipisahkan oleh laut dan selat, sehingga untuk
menghubungkan antara pulau satu dengan yang lainnya dibutuhkan sarana
tranportasi yang memadai. Laut bukan pemisah, tetapi pemersatu berbagai pulau,
daerah dan kawasan Indonesia.Hanya melalui perhubungan antar pulau, antar
pantai, kesatuan Indonesia dapat terwujud. Pelayaran yang menghubungkan
pulau-pulau, adalah urat nadi kehidupan sekaligus pemersatu bangsa dan Negara
Indonesia. Sejarah kebesaran Sriwijaya atau Majapahit menjadi bukti nyata bahwa
kejayaan suatu Negara di nusantara hanya bisa dicapai melalui keunggulan Laut.
transportasi Laut adalah kegiatan pengangkutan penumpang, dan atau barang, dan
atau hewan, melalui suatu wilayah perairan (laut, sungai, dan danau
penyeberangan), dalam negeri atau luar negeri dengan menggunakan kapal, untuk
layanan khusus dan umum. Oleh karena itu, teknologi transportasi laut semakin
lama terus berkembang dan berdampak dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimana perkembangan transportasi laut di Indonesia?
1.2.2 Bagaimana teknologi kapal laut sampai saat ini?

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Agar dapat mengetahui perkembangan transportasi laut di Indonesia
1.3.2 Agar dapat mengetahui teknologi kapal laut sampai saat ini

1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Transportasi Laut


Transportasi Laut adalah perpindahan manusia atau barang dari suatu tempat
ke tempat lainnya dengan menggunakan sebuah kapal yang digerakkan oleh
mesin. Transportasi digunakan untuk memudahkan manusia dalam melakukan
aktivitas sehari-hari. Segala sesuatu yang berkaitan dengan angkutan diperaiaran,
kepelabuhan, serta keamanan dan keselamatannya. Secara garis besar pelayaran
dibagi menjadi dua yaitu : 1. Pelayaran Niaga (yang terkait dengan kegiatan
komersial) 2. Pelayaran Non Niaga (yang terkait dengan kegiatan non komersil
seperti pemerintahan dan bela Negara).

2.2 Sejarah Perkembangan Transportasi Laut


Teknologi pembuatan kapal di Indonesia mengalami perkembangan yang
sangat pesat setelah mendapat pengaruh asing. Dari para pelaut asing itulah
bangsa Indonesia memperoleh tambahan pengetahuan teknologi navigasi dan
pelayaran, sehingga akhirnya Indonesia memiliki Idustri kapal yang modern.
Industri perkapalan berawal dari sebuah bengkel tempat mereparasi kapal.
Kemudian bengkel itu berkembang menjadi industri yang merancang dan
membangun kapal sebagai sarana transportasi laut, dan dioperasikan oleh PT.
Pelayaran laut Nasional Indonesia (PT. PELNI). Industri kapal Indonesia dimotori
oleh PT. PAL Indonesia. Perusahaan ini merupakan sebuah BUMN. Pendiri
perusahaan kapal ini telah dirintis sejak tahun 1823, yaitu pada masa
pemerintahan Hindia Belanda. Ide pendirian bengkel reparasi kapal laut ini
dimunculkan oleh Gubernur General Hindia belanda V.D. Capellen. Nama
perusahan itu adalah NV. Nederlandsch Indische Industrie.
Pada tahun 1849, sarana perbaikan dan pemeliharaan kapal mulai terwujud di
daerah Ujung, surabaya. namun pada tahun 193 pemerintah Hindia Belanda
mengganti nama menjadi Marine Establishment (ME). ME berfungsi sebagai
sebuah pabrik pemeliharaan dan perbaikan kapal. Pada masa pendudukan jepang,
ME tidak berubah fungsi dan tetap menjadi bengkel reparasi dan perbaikan kapal-
kapal angkatan laut tentara Jepang dibawah pengawasan Kaigun. Tetapi pada

2
masa perang kemerdekaan, ME kembali dikuasai Belanda dan baru diserahkan
pada Indonesia pada tanggal 27 Desember 1949. Sejak saat itu nama perusahaan
kapal laut tersebut diubah menjadi Penataran Angkatan Laut (PAL).
Pada tahun 1978, status PT. PAL diubah menjadi perusahaan umum (Perum)
PAL. 3 tahun kemudian, yaitu pada tahun 1981 bentuk badan usaha Perum PAL
diubah menjadi perseroan dengan pimpinan Prof. Dr. Ing. B.J. Habibie (saat itu
menjabat sebagai menristek). PT. PAL memproduksi berbagai jenis kapal, mulai
dari kapal ikan, kapal niaga, kapal perang, tugboat, tanker, kapal penumpang dan
kapal riset. Kapal riset buatan PT. PAL adalah kapal Baruna Jaya VIII milik LIPI.
Sementara itu upaya-upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam bidang
trasportasi laut antara lain merehabilitasi dan meningkatkan kapasitas infrastruktur
yang ada, seperti pengadaan kapal Feri dan kapal pengangkut barang, perbaikan
pelabuhan-pelabuhan laut, terminal peti kemas dan dermaga-dermaga. hal itu
bertujuan untuk lebih memperlancar lalu lintas antar pulau, meningkatkan
perdagangan domestik dan internasional Indonesia. Perkembangan trasportasi laut
pada dewasa ini tidak terlepas dari kemajuan teknologi tersebut telah membuat
bangsa Indonesia dapat memproduksi kapal angkut penumpang yaitu Palindo jaya
500. kapal tersebut diluncurkan pertama kali pada bulan Agustus 1995. Kapal
tersebut dibuat untuk menunjang sarana trasportasi laut yang lebih cepat dan
aman. Dengan demikian, kegiatan trasportasi laut akan berdampak dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

2.3 Kelebihan dan Kekurangan Transportasi Laut


2.3.1 Kelebihan Transportasi Laut
1) Dapat mengarungi perairan yang tidak mungkin dilakukan angkutan darat.
2) Kapal dirancang lebih besar lagi karena ruang geraknya lebih bebas
daripada angkutan darat. Dibangun kapal peti emas yang mampu membawa
ratusan peti emas,kapal tanker yang mampu membawa ribuan ton bahan
bakar,kapal induk yang mampu membawa peralatan berupa pesawat terbang
sehingga disebut juga pulau terapung
3) Kapal laut dapat menjelajah ke negara yang memiliki pelabuhan-pelabuhan
dunia. Karena itu timbullah sebutan “laut bukan pemisah,justru menjadi
penghubung.

3
2.3.2 Kekurangan Transportasi Laut
1) Bergantung pada kondisi alam.
2) Tingkat kenyamanan rendah.
3) Investasi besar untuk kapal baru.
4) Kecepatan jarak tempuh terbilang lama.

2.4 Angkutan Laut


Angkutan laut terdiri atas:
1) Angkutan laut dalam negeri

Kegiatan angkutan laut dalam negeri dilakukan oleh perusahaan angkutan laut
nasional dengan menggunakan kapal berbendera Indonesia serta diawaki oleh
Awak Kapal berkewarganegaraan Indonesia.

2) Angkutan laut luar negeri

Kegiatan angkutan laut dari dan ke luar negeri dilakukan oleh perusahaan
angkutan laut nasional dan/atau perusahaan angkutan laut asing dengan
menggunakan kapal berbendera Indonesia dan/atau kapal asing.

3) Angkutan laut khusus

Kegiatan angkutan laut khusus dilakukan oleh badan usaha untuk menunjang
usaha pokok untuk kepentingan sendiri dengan menggunakan kapal
berbendera Indonesia yang memenuhi persyaratan kelaiklautan kapal dan
diawaki oleh Awak Kapal berkewarganegaraan Indonesia.

4) Angkutan laut pelayaran-rakyat.

Kegiatan angkutan laut pelayaran-rakyat sebagai usaha masyarakat yang


bersifat tradisional dan merupakan bagian dari usaha angkutan di perairan
mempunyai peranan yang penting dan karakteristik tersendiri.

2.5 Angkutan Penyebrangan


Kegiatan angkutan penyeberangan di dalam negeri dilakukan oleh badan
usaha dengan menggunakan kapal berbendera Indonesia yang memenuhi

4
persyaratan kelaiklautan kapal serta diawaki oleh Awak Kapal
berkewarganegaraan Indonesia.

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Moda Transportasi Laut

3.1.1 Alat transportasi yang digunakan

1) Kapal
a. Kapal Barang/Kargo
b. Kapal Minyak
2) Feri
Transportasi jarak dekat yang mempunyai peranan penting dalam system
pengangkutan bagi banyak kota pesisir pantai, membuat transit langsung antar
kedua tujuan dengan biaya lebih kecil dibandingkan jembatan atau terowong.
3) Sampan
Perahu kayu yang memiliki dasar yang relatif datar, dengan ukuran sekitar
3,5 hingga 4,5 meter yang digunakan sebagai alat transportasi sungai dan danau
atau menangkap ikan.

3.1.2 Jenis Kapal Khusus Berdasarkan Fungsinya


1) Kapal Barang (Cargo Ship)

Jenis kapal yang membawa barangbarang dan muatan dari suatu pelabuhan
ke pelabuhan lainnya. Pada umumnya ,dilengkapi dengan crane dan mekanisme
lainnya untuk bongkar muat, serta dibuat dalam beberapa ukuran.

5
2) Kapal Barang Dan Penumpang (Cargo Passenger Ship)

Passenger Cargo ship Aranui 3

Kapal penyeberangan atau kapal Ferry adalah termasuk kapal penumpang


barang. Kapal penyeberangan ini dilengkapi dengan tempat fasilitas kendaraan,
misal: mobil, truk, bus dan bahkan sarana tempat gerbong kereta api.

3) Kapal Penumpang (Passenger)

Kapal ini dilengkapi dengan akomodasi penumpang yang lebih baik dan
fasilitas rekreasi misalnya kolam renang, bioskop dan tempat-tempat relaks, dan
perlengkapan keselamatan lainnya.

4) Kapal Pengangkut Kayu (Timber Carrier Atau Log Carrier)

Umumnya sebagai muatan kayu yang diangkut diletakkan di atas geladak


dan jumlah muatan digeladak kurang lebih 30% dari seluruh muatan yang

6
diangkut. Oleh karena itu konstruksi dari dek/geladaknya harus dipasang
perlengkapan untuk keperluan itu.

5) Kapal Pengangkut Muatan Cair (Kapal Tanker)

Mengingat sifat zat cair yang selalu mengambil posisi yang sejajar dengan
garis air, pada waktu kapal mengalami keolengan dan hal ini terjadi pada tangki-
tangki yang tak diisi penuh. Oleh karena itu kapal tanker pada umumnya
dilengkapi dengan sekat melintang dan sekat memanjang.

6) Kapal Pengangkut Peti Kemas (Container Ship)

Konstruksi peti kemas dibuat sedemikian rupa sehingga barang-barang


yang ada didalamnya terjamin keamanan dari kerusakkan dan lain-lain. Kapal
pengangkut peti kemas harus mempunyai fasilitas pelabuhan khusus Container.

7) Kapal Pengangkut Muatan Curah (Bulk Carrier)

7
Kapal yang mengangkut muatan tanpa pembungkusan tertentu, berupa biji-
bijian yaitu sebagai berikut: - Kapal pengangkut biji tambang - Kapal pengangkut
biji tumbuh-tumbuhan - Kapal pengangkut batubara atau sering disebut Collier

8) Kapal Pendingin (Refrigated Cargo Vessels)

Kapal khusus yang digunakan untuk pengangkutan muatan yang perlu


didinginkan gunanya untuk mencegah pembusukan dan kerusakan muatan.
Ruang muat dilengkapi dengan sistim isolasi dan sistim pendinginan. Umumnya
muatan dingin hanya diangkut pada satu jurusan saja.

9) Kapal Pengangkut Ternak

Kapal jenis ini menyediakan fasilitas yang diperlukan untuk ternak tersebut
misalnya tempat makan, tempat kotoran yang dengan mudah dapat dibersihkan.

3.1.3 Trayek Angkutan Laut


Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Laut
melaksanakan kegiatan strategis Penyelenggaraan Kewajiban Pelayanan Publik
Angkutan Laut Tahun Anggaran 2023 sebanyak 177 trayek, yang terdiri dari 39
trayek Kapal Barang Tol Laut, 116 trayek Kapal Perintis, 6 trayek Kapal Khusus

8
Angkutan Ternak dan 16 trayek Kapal Rede. (Jaringan trayek dapat dilihat pada
bagian lampiran).

Indonesia memiliki sejumlah rute internasional transportasi laut yang


penting karena negara ini terdiri dari banyak pulau. Beberapa rute laut
internasional yang signifikan di Indonesia meliputi:

1. Selat Malaka: Salah satu rute paling penting di dunia, menghubungkan


Samudra Hindia dengan Laut Cina Selatan, melalui perairan Indonesia.

2. Selat Sunda: Menghubungkan Samudra Hindia dengan Laut Jawa dan


Samudra Pasifik melalui Laut Jawa.

3. Laut Jawa: Merupakan jalur penting untuk perdagangan antara Jawa,


Bali, Sumatera, dan pulau-pulau di sekitarnya.

4. Laut Sulawesi: Menghubungkan Sulawesi dengan Kalimantan, Maluku,


dan Filipina.

5. Laut Natuna: Terletak di sebelah utara Pulau Borneo, menghubungkan


perairan Indonesia dengan Laut Tiongkok Selatan.

6. Laut Arafura: Terletak di sebelah timur Pulau Papua, menghubungkan


perairan Indonesia dengan Australia.

7. Laut Bali: Merupakan jalur penting untuk perjalanan antara Pulau Bali,
Lombok, dan Nusa Tenggara.

8. Laut Banda: Menghubungkan Pulau Ambon dengan Pulau Banda, bagian


dari Kepulauan Maluku.

Rute-rute ini memainkan peran penting dalam perdagangan, transportasi,


dan konektivitas maritim Indonesia dengan negara-negara tetangga dan dunia.

9
3.2 Pelabuhan
Upaya pengembangan struktur pelabuhan dapat ditempuh antara lain melalui
perencanaan, implementasi, kontrol, dan evaluasi terhadap rencana program untuk
peningkatan kualitas sistem manajemen dan operasional pelabuhan serta sarana
fisik dan non fisik pelabuhan. Upaya-upaya pengembangan struktur pelabuhan
dapat dilakukan antara lain melalui kegiatan:
1. pengembangan jumlah dan/atau intensitas rute pelayaran;
2. peningkatan jumlah dan mutu sarana;
3. peningkatan efektifitas dan efisiensi fungsi fasilitas-fasilitas fisik yang telah
tersedia pada pelabuhan.
Demikian halnya dalam upaya pengembangan infrastruktur pelabuhan, upaya
dilakukan pula melalui kegiatan perencanaan, implementasi, kontrol, dan evaluasi
terhadap rencana program pembangunan sarana dan prasarana fisik pelabuhan.
Upaya peningkatan infrastruktur pelabuhan tersebut dapat dilakukan melalui
kegiatan-kegiatan antara lain:
1. upaya peningkatan kapasitas fasilitas-fasilitas fisik pelabuhan;
2. penambahan fasilitas-fasilitas fisik yang belum tersedia;
3. penambahan sarana yang harus dilakukan bersamaan ketika fasilitas fisik
ditambahkan, misalnya air dan minyak;
4. reklamasi untuk penambahan luas DLKr dan/atau DLKp;
5. peningkatan efektifitas dan efisiensi fungsi area pelabuhan.
Upaya pengembangan suprastruktur pelabuhan dapat dilakukan melalui
peningkatan kuantitas maupun kualitas rencana program dan implementasi
kegiatan guna meningkatkan interaksi hubungan antara manajemen pelabuhan
dengan pihak-pihak potensial yang berkepentingan. Upaya-upaya pengembangan
suprastruktur pelabuhan dapat dilakukan dalam beberapa kegiatan, antara lain:
peningkatan kualitas manajemen pelabuhan dan peningkatan peran pihak-pihak
potensial yang berkepentingan dalam meningkatkan produktivitas pelabuhan serta
kegiatankegiatan sosial yang diprakarsai manajemen pelabuhan.
Pelabuhan dapat juga dikelompokkan dalam beberapa kelas berdasar pada
jangkauan layanan pelabuhan, meliputi kelas:
1) Pelabuhan internasional merupakan kelas pelabuhan yang
mengakomodasikan layanan pelayaran internasional dengan kapal-kapal

10
berbendera negara asing dengan mengacu pada ketentuan dan
perundangan internasional. Pelabuhan satu negara manca sehingga harus
mampu menyelenggarakan jasa-jasa layanan pengecekan kepabeaan,
paspor dan visa, terminal dan depo/ gudang penyimpanan barang bertaraf
internasional, serta karantina kapal, barang, maupun penumpang.
2) Pelabuhan nasional merupakan kelas pelabuhan yang mengakomodasikan
layanan pelayaran nasional/ domestik dengan mengacu ketentuan dan
perundangan nasional. Pelabuhan dalam kelas ini memiliki DM Pelabuhan
hampir semua provinsi di tanah air.
3) Pelabuhan regional merupakan kelas pelabuhan yang mengakomodasikan
layanan pelayaran nasional antar 1 atau beberapa provinsi di tanah air.
Pelabuhan dalam kelas ini memiliki DM Pelabuhan 2 atau beberapa
provinsi di tanah air.
4) Pelabuhan lokal merupakan kelas pelabuhan yang mengakomodasikan
layanan pelayaran nasional dalam satu kabupaten/kota. Sebagai misal
angkutan sungai di Wilayah Sungai (WS) Mahakam.

3.3. Infrastruktur Pelabuhan Laut


Fasilitas-fasilitas fisik pelabuhan laut Fasilitas-fasilitas fisik utama perairan
pelabuhan antara lain meliputi:

1) Alur pelayaran pelabuhan merupakan fasilitas fisik pelabuhan berupa


perairan yang dari segi kedalaman, lebar, dan bebas hambatan pelayaran
lainnya dinyatakan aman untuk lalu lintas kapal

11
2) Kolam labuh pelabuhan merupakan fasilitas fisik pelabuhan berupa
perairan tenang dengan kedalaman dan luasan tertentu untuk berlindung
kapal-kapal saat melakukan bongkar muat dan perputaran kapal dalam
pelabuhan
3) Dermaga pelabuhan merupakan fasilitas fisik pelabuhan untuk bersandar
kapal, menunggu dan pergantian penumpang, bongkar muat dan
penumpukan sementara barang maupun hewan muatan kapal;
4) Fender merupakan fasilitas pelabuhan yang diletakkan pada bagian depan
dermaga berfungsi untuk meredam gaya benturan yang ditimbulkan oleh
kapal terhadap dermaga ketika merapat dan bersandar pada dermaga;
5) Pemecah gelombang pelabuhan merupakan fasilitas fisik pelabuhan untuk
melindungi kolam labuh dan dermaga yang tidak terlindung secara alami
dari gelombang, arus, dan sedimentasi;
6) Jetty-jetty pelabuhan merupakan fasilitas fisik pelabuhan yang dibangun
tegak lurus dengan garis pantai dengan ukuran relatif panjang pada sisi kiri
dan kanan muara untuk melindungi kawasan kolam labuh dan dermaga
yang tidak terlindung secara alami dari gelombang dan arus, terutama
sedimentasi;

3.4 Angkutan Laut dari Segi Pertahanan dan Keamanan TNI


Pengelolaan angkutan laut nasional yang diorientasikan untuk mendukung
penyelenggaraan pertahanan negara adalah sebuah kebutuhan yang mendasar dan
mendesak. Angkutan laut nasional harus bersifat terhubung antara angkutan laut
nasional yang bersifat sipil dengan angkutan laut nasional yang dikelola oleh
militer. Dengan bentang wilayah perairan yang sangat luas, dibutuhkan armada
militer yang besar dan mobilisasi personel yang tak kalah besar. Untuk
membangun armada dan personel yang besar tersebut juga membutuhkan
anggaran yang tak kalah besarnya. Keterbatasan ini dapat ditutup apabila
penyelenggaraan pertahanan negara berbasis maritim juga turut memberdayakan
angkutan laut nasional yang sifatnya komersil atau dikelola sipil tersebut. Terlebih
lagi melalui kebiijakan Poros Maritim Dunia dengan segala turunan kebijakannya,
pemerintah secara berkesinambungan melakukan penguatan infrastruktur maritim,
seperti armada kapal, pelabuhan, skejul keberangkatan dan kedatangan, serta

12
trayek-trayek baru yang menjangkau seluruh wilayah tanah air. Jika ada sinergitas
yang kuat antara infrastruktur sipil tersebut dengan militer, maka penyelenggaraan
pertahanan maritim diproyeksikan akan secara paralel mengalami penguatan.

TNI, khususnya TNI AL, sebagai penanggung jawab pertahanan negara di


matra maritim, pada dasarnya telah memiliki mekanisme pengaturan angkutan
laut nasional dalam rangka mendukung penyelenggaraan pertahanan negara. TNI
AL memiliki Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) yang bertugas
menyelenggarakan operasi angkutan laut TNI dalam rangka menjalankan Operasi
Militer Perang (OMP) dan Operasi Militer Selain Perang (OMSP), serta bantuan
angkutan lainnya sesuai dengan arahan dan kebijakan Panglima TNI. Kolinlamil
selain berfungsi sebagai Kotama Operasional, juga berfungsi sebagai Kotama
Pembinaan, yang bertugas sebagai pembina tunggal angkutan laut TNI,
melakukan pembinaan kemampuan sistem angkutan laut militer, melakukan
pembinaan terhadap Potensi Angkutan Laut Nasional (Potanglanas), serta
melakukan pembinaan kesiapan operasional untuk menyelenggarakan angkutan
laut TNI yang mencakupi personel militer, peralatan dan pembekalan yang
bersifat taktis, strategis, dan administratif yang berkedudukan dan bertanggung
jawab secara langsung kepada Kepala Staf Angkatan Laut (KASAL) TNI (Hukum
Online 2019).

Penggunaan angkutan laut nasional sebagai komponen cadangan merujuk


pada UU PSDN Untuk Pertahanan Negara adalah ditujukan sebagai medium
untuk memperkuat TNI AL dalam menghadapi ancaman militer dan ancaman
hibrida.Aktualisasi dalam merespons kedua ancaman tersebut dapat diwujudkan
melalui utilisasi angkutan laut nasional nonmiliter guna keperluan OMP dan
OMSP, yakni OMP untuk keperluan jangka panjang dan OMSP untuk keperluan
jangka pendek dan jangka menengah. Utilisasi melalui OMSP ditempatkan pada
mekanisme jangka pendek dan jangka menengah mengingat intensitas OMSP
tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan OMP (Nurcahyanto 2021).

Upaya untuk menjadikan angkutan laut nasional non-militer sebagai


komponen cadangan dalam pertahanan negara membutuhkan diskusi dan

13
kesepahaman antarpemangku kepentingan terkait, seperti Kemenhub RI, para
pengelola jasa angkutan laut nasional (BUMN dan BUMS), Kemenhan RI, serta
TNI. Kedua, pengorganisasian angkutan laut nasional, khususnya angkutan laut
sipil atau non-militer menjadi komponen cadangan, pada jangka panjang
membutuhkan sebuah organisasi khusus sebagai pembina di lingkungan TNI AL.
Ketiga, diskursus mengenai konversi angkutan laut nasional nonmiliter sebagai
komponen cadangan ini tidak terkait isu sarana dan prasarana saja, tapi juga
menyasar isu sumber daya manusia. Disarankan agar mekanisme rekrutmen
komponen cadangan dari sisi SDM untuk matra laut difokuskan kepada sumber
daya manusia di bidang pelayaran non-militer (niaga).

3.5 Operator Kapal Penyebrangan


Operator kapal penyeberangan diseluruh lintasan penyeberangan di Indonesia
agar melakukan sinergi dengan BUMN pengelola jasa pelabuhan penyeberangan
PT.ASDP dan pemerintah selaku regulator.

Ketua Umum DPP INFA, Eddy Oetomo, mengemukakan, sinergi semua


stakeholders angkutan penyeberangan tersebut diperlukan guna meningkatkan
pelayanan angkutan penyeberangan untuk memperlancar logistik nasional, aman
dan nyaman.
"Kita mesti bersinergi dengan pemerintah dan PT.ASDP /Indonesia Ferry untuk
menyukseskan program pemerintah dalam layanan angkutan penyeberangan dan
logistik," ujarnya saat memberikan sambutan pada acara rapat kerja nasional dan
konsolidasi INFA, di Jakarta, pada Sabtu (11/11/2017).
Rakernas INFA itu diikuti seluruh DPW dan DPC asosiasi itu yang tersebar di
seluruh Indonesia.
Eddy mengatakan, sebagai wujud sinergi antar BUMN dan swasta di bidang
angkutan penyeberangan, asosiasinya mengusulkan agar seluruh fasilitas dermaga
kapal penyeberangan yang dikelola dan operasikan PT.ASDP dapat di asuransikan
yang ditanggung melalui komponen biaya jasa pelabuhan penyeberangan.
"Bagi kami operator kapal ferry tidak masalah jika ada kenaikan biaya jasa
tersebut sepanjang untuk menjamin lebih baik, serta adanya maintenance dan
investasi fasilitas dermaga dan layanan pelabuhan penyeberangan," paparnya.
Dia mengatakan, saat ini INFA menaungi sebanyak 76 kapal penyeberangan di
sembilan lintasan komersial yang ada di Indonesia.

14
Kesembilan lintasan itu yakni; Merak dan Bakauheni, Ketapang-Gilimanuk,
Padang Bay-Lembar, Kayangan Polotanu NTB, Padangbay-Bali, Sape-Labuan
Bajo Flores NTT, Balikpapan, Banjarmasin, dan Palembang.
"76 kapal anggota INFA itu setara dengan 50% dari seluruh jumlah kapal
penyeberangan yang beroperasi di lintasan komersial Indonesia. Kami berharap
kapal-kapal lainnya juga akan bergabung dengan asosiasi ini,"ujar dia

3.6 Perkembangan Teknologi Transportasi Laut Terbaru


Setiap tahun terdapat lebih dari 50.000 kapal besar yang membawa 40 persen
perdagangan dunia yang dibawa oleh angkutan laut. Untuk Indonesia, pelayaran
nasional merupakan asset nasional untuk melayani lebih dari 17.000 pulau dengan
wilayah lautan yang memiliki exclusive economic zone sekitar 7,9 juta km2, atau
empat kali lebih luas dari luas daratan yang hanya memiliki luas 1,9 juta km2.

1) Program Tol Laut


Di masa adaptasi kebiasaan baru menghadapi pandemi Covid 19,
Kementerian Perhubungan terus melaksanakan salah satu program
transportasi laut dalam merajut keberagaman, dengan menciptakan kesetaraan
dan pemerataan ekonomi, yaitu Tol Laut.Program Tol Laut telah dimulai
tahun 2015 hingga tahun 2020 telah mengoperasikan 26 trayek angkutan
barang tol laut, 110 trayek pelayaran perintis dan 6 trayek kapal ternak.
Menhub menyatakan bahwa salah satu program berkaitan dengan upaya
peningkatan konektivitas antar wilayah di Indonesia untuk kesetaraan
perekonomian adalah Tol Laut. Program Tol Laut telah memberikan
kontribusi dan manfaat dalam menekan angka disparitas harga, khususnya di
Wilayah Timur Indonesia serta meningkatkan pemerataan ekonomi di seluruh
wilayah Indonesia.
Tol laut yang terdapat di Indonesia
2) Kapal Autonomus oleh ITS
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menghadirkan inovasi terbarunya
untuk bangsa. Dalam rangka memperingati Lustrum XII ITS dan menyambut
Hari Bahari Nasional, ITS memperkenalkan kapal pintar tanpa awak
bernama intelligent Boat (i-BOAT) dalam soft launching yang bertempat di

15
PT Galangan Kapal Madura (Gapura), Bangkalan, Madura, Selasa (29/9).
Kapal Autonomuos yang dikembangkan oleh ITS ini akan menjadi satu
terobosan dalam transportasi logistic dan transportasi dalam kondisi bencana,
karena dapat menjangkau daerah-daerah yang sulit diakses oleh kapal
berawak. Terobosan ini sangat diapresiasi Menhub, terlebih diciptakan dalam
kondisi pandemic Covid 19.
Untuk cara kerja i-Boat sendiri, Manajer Klaster Maritm – STP ITS Ir Tri
Achmadi PhD menjelaskan bahwa kapal ini dikendalikan oleh operator yang
bersangkutan. Dari sisi fitur operasional, i-BOAT ini dirancang dapat
diperintah untuk menuju lokasi koordinat tertentu yang sudah ditetapkan
sebelumnya. Berdasarkan perintah operator, lanjutnya, i-BOAT akan berlayar
menuju sasaran koordinat yang diinginkan. I-Boat juga mempunyai kelebihan
berupa tahan ombak dan dapat bertahan di segala cuaca. Dalam
pengembangan penelitian tahap berikutnya, i-BOAT ini akan memiliki fitur
berupa pemanggilan dan penetapan koordinat tujuan yang dapat dilakukan
untuk areal laut yang lebih luas.
3) Kapal KRI Golok 688
Pada pertengahan awal tahun 2022, Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL)
Laksamana Yudo Margono meresmikan penggunaan KRI Golok-688. Setelah
itu, KRI Golok-688 ditempatkan di Tanjung Uban untuk memperkuat Satuan
Kapal Cepat (Satkat) Koarmada I. Kapal yang termasuk dalam jenis kapal
cepat rudal (KCR) trimaran itu menjadi manifestasi penting dari pemenuhan
kebutuhan alutsista TNI-AL. Keberadaan KRI Golok-688 telah menjadikan
Indonesia sebagai negara kedua di dunia yang mampu memproduksi kapal
siluman trimaran, yang berbahan composite. Kapal itu merupakan produk
kapal pertama yang terbuat dari bahan composite yang memiliki keunggulan
kekuatan spesifik yang tinggi, lebih ringan, serta mempunyai ketahanan lelah
dan ketahanan korosi yang sangat baik. KRI Golok-688 menjadi salah satu
kapal siluman yang tidak mudah dideteksi oleh musuh. Itu pulalah sebabnya,
KRI Golok-688 dijadikan sebagai desain pengembangan prototipe kapal
trimaran. KRI Golok-688 memiliki spesifikasi panjang seluruhnya (Loa)
62,53 meter, lebar 16 meter, dan tinggi kapal dari draft 18,7 meter dengan

16
bobot 53,1 ton. Kecepatan maksimum kapal tersebut adalah 28 knots,
kecepatan jelajah 16 knots, dan dipersenjatai meriam 30 mm serta senapan
12,7 mm. Untuk daya tampungnya, KRI Golok-688 tersebut dapat
mengangkut 25 anak buah kapal (ABK). Pada sebuah kesempatan, KSAL
Yudo menyebut bahwa nama KRI tersebut memiliki makna filosofis yakni
agar dapat dipakai untuk melaksanakan setiap tugas operasi yang diberikan.
Dengan kecepatan yang tinggi dan daya hancurnya yang besar, KSAL Yudo
juga menambahkan, KRI Golok-688 diharapkan akan mampu melaksanakan
taktik kapal cepat rudal, yaitu hit and run.

17
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
1) Transportasi Laut adalah perpindahan manusia atau barang dari suatu
tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan sebuah kapal yang
digerakkan oleh mesin.
2) Teknologi pembuatan kapal di Indonesia mengalami perkembangan yang
sangat pesat setelah mendapat pengaruh asing.
3) Kelebihan transportasi laut salah satunya adalah dapat menjelajah wilayah
yang tidak dapat dijelajahi dengan transportasi darat
4) Kelemahan transportasi laut salah satunya adalah bergantung dengan
kondisi alam
5) Angkutan terdiri dari angkutan laut dalam negeri, angkutan laut luar
negeri, angkutan laut khusus, angkutan pelayaran rakyat, dan angkutan
penyebrangan
6) Sampai saat ini kapal berkembang pesat dan banyak jenisnya, kemudian
diklasifikasikan berdasarkan fungsi khususnya
7) Teknologi transportasi yang terbaru belakangan ini adalah Program Tol
Laut, Kapal Autonomus, dan Kapal KRI Golok 688.

4.2 Saran
Agar transportasi laut di Indonesia semakin lancar maka diperlukan upaya-
upaya yang dilakukan oleh pemerintah seperti dalam bidang trasportasi laut
antara lain merehabilitasi dan meningkatkan kapasitas infrastruktur yang ada,
seperti pengadaan kapal Feri dan kapal pengangkut barang, perbaikan
pelabuhan-pelabuhan laut, terminal peti kemas dan dermaga-dermaga.

18
Daftar Pustaka

Anugerah, B. (2022). Pemberdayaan Angkatan Laut Nasional Indonesia Dalam


Rangka Memperkuat Pertahanan Nasional. Jurnal Kebijakan
Pembangunan, 17(1), 151-166.
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan Republik
Indonesia
https://ftp.idu.ac.id/wp-content/uploads/ebook/ip/LOGISTIK/MK-
SISTEM%20TRANSPORTASI%20DAN%20DISTRIBUSI/5._Moda_Tra
nsportasi_Laut_2015.pdf
https://dephub.go.id/post/read/its-luncurkan-kapal-autonomuos,-menhub--saatnya-
indonesia-kuasai-teknologi-maritim
https://dephub.go.id/post/read/transportasi-laut-penghubung-daerah-terdepan,-
terluar,-dan-tertinggal
https://dishub.badungkab.go.id/artikel/17803-pengaruh-perkembangan-teknologi-
transportasi-terhadap-kehidupan-manusia
Pujiastuti, R. R., & Samekto, P. A. (2019). Pemanfaatan transportasi laut untuk
meningkatkan pertumbuhan sektor pariwisata. Jurnal Sains Dan Teknologi
Maritim, 19(2), 151-164.

19
PERTANYAAN DAN JAWABAN
1. Kontruksi dermaga transportasi laut yang terbaru di Indonesia?
Jawab:bahwasanya sudah kami jelaskan sebelumnya di ppt kami ,di ppt tersebut
ada yang namanya program tol laut dimana program tol laut tersebut termasuk
kontruksi dermaga
2. Coba jelaskan bagaimana rute perjalanan program tol tersebut?
Jawab: Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Laut
menambah 2 trayek Tol Laut. Kini trayek Tol Laut 2022 menjadi 34 dari yang
sebelumnya 32.
Daftar 34 trayek yaitu dibawah ini:
1. H-1: Tanjung Perak – Makassar (Soekarno Hatta) – Tahuna – Tanjung
Perak
2. H-2: Tanjung Perak – Makassar (Soekarno Hatta) – Bobong (Taliabu) –
Luwuk – Tanjung Perak
3. H-3: Tanjung Priok – Teluk Bayur – Tanjung Priok
4. H-5: Tanjung Perak – Merauke – Agats –Timika (Pomako) – Tanjung
Perak
5. T-1: Tanjung Priok - Tanjung Perak - Tanjung Priok - Meranti - Belawan -
Lhoksumawe - Malahayati - Tanjung Priok
6. T-2: Teluk Bayur- Gn Sitoli – Sinabang – Mentawai – Pulau Baai – Teluk
Bayur
7. T-3: Tanjung Priok - Patimban – Kijang – Letung -Tarempa – Pulau Laut -
Selat Lampa – Subi – Serasan – Midai – Tanjung Priok
8. T-4: Makassar (Soekarno Hatta)- Barru (Garongkong) – Polewali –
Mamuju – Belang-Belang – Nunukan – Makassar (Soekarno Hatta)
9. T–5: Bitung – Ulu Siau/Tagulandang – Tahuna – Marore – Miangas –
Marampit – Lirung/Melangoane – Mangaran – Bitung
10. T-6: Bitung - Luwuk - Pagimana - Bunta - Mantangisi - Ampana - Parigi -
Tilamuta – Bitung
11. T-7: Makassar (Soekarno Hatta) - Ereke - Raha - Sikeli -Selayar -
Makassar (Soekarno Hatta)
12. T-8: Makassar (Soekarno Hatta) -mBungku - Kolonodale - Makassar
(Soekarno Hatta)
13. T-9: Tanjung Perak - Oransbari - Wasior - Nabire - Serui - Waren - Sarmi -
Tanjung Perak
14. T-10: Tanjung Perak - Tidore (Soasio) - Morotai - Galela - Maba/Buli -
Weda - Tanjung Perak
15. T-11: Tanjung Perak – Fak Fak – Tanjung Perak
16. T-12: Tanjung Perak - Wetar (Ilwaki) - Kisar - Letti - Moa - Sermatang
(Mahaletta) - Tepa - Larat - Tanjung Perak
17. T-13: Tanjung Perak - Rote - Sabu -Tanjung Perak

20
18. T-14: Tanjung Perak - Tabilota/ Larantuka - Lembata (Lewoleba) -
Kalabahi - Tanjung Perak
19. T-15: Tanjung Perak - Makassar (Soekarno Hatta) - Jailolo - Morotai
(Daruba) - Tanjung Perak
20. T-16: Tanjung Perak - Wanci - Namrole (Leksula) - P. Obi - Tanjung Perak
21. T-17: Tanjung Perak - Saumlaki - Dobo - Tanjung Perak
22. T-18: Tanjung Perak - Badas - Bima - Tanjung Perak
23. T-19: Sorong - Depapre/Jayapura - Biak/Korido - Sorong - Pomako -
Merauke - Pomako - Kokas - Sorong
24. T-20: Tanjung Perak - Tarakan - Nunukan - Tanjung Perak
25. T-21: Tanjung Perak - Namlea - Tanjung Perak
26. T-22: Biak - Teba - Bagusa - Trimuris - Kasonaweja - Teba - Biak -
Brumsi - Biak
27. T-23: Merauke (Kelapa Lima) - Kimnam - Moor - Bade (Mapi) - Gatentiri
(bovendigoel) - Merauke (Kelapa Lima)
28. T-24: Merauke (Kelapa Lima) - Atsy - Agats - Atsy - Senggo - Atsy -
Merauke (Kelapa Lima)
29. T-25: Timika (Pomako) - Atsy - Eci - Atsy - Ewer - Agats - Sawaerma -
Mamugu - Timika (Pomako)
30. T-26: Timika (Pomako) - Agats - Warse - Yosakor - Agats - Ayam - Katew
- Agats - Yurfi - Komor - Agats - Timika (Pomako)
31. T-27: Merauke – Dobo - Elat - Tual - Kaimana - Biak - Serui - Nabire -
Elat - Merauke
32. T-28 Kupang - Waingapu -Labuan Bajo - Reo - Merauke - Atapupu/Wini -
Kupang
33. T-29: Tanjung Perak - Piru - Wayaloar - Malbufa - Babang - Saketa -
Gimea(Tapeleo)- Bula - Tanjung Perak
34. T-30: Tanjung Perak - Kaimana - Tanjung Perak

TAMBAHAN: Insfrastruktur pendukung seperti adanya dermaga ,pelabuhan,dan


lintasan dosmetik. Selain itu laut di Indonesia terdapat juga dengan lintasan
internasional maupun nasional dengan provider yang bermain di transportasi laut
dan adapun angkutan penyebrangan (rute) nya seperti yang diketahui selat sunda
,Jawa Bali,Nusa Tenggara Barat,dan Nusa Tenggara Timur. Operator kapal peri
biasanya digunakan oleh swasta murni. Transportasi laut dari segi keamanan
biasanya digunakan oleh spesialis angkatan laut TNI dengan memperkuat
pertahanan diwilayah laut tersebut.

21
LL Lampiran
LAMPI RAN
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL
PERHUBUNGAN LAUT
NOMOR ~p- D.trL.. b 1~ To.~4N\ LOl.1..
TENTANG JARINGAN TRAYEK
ANGKUTAN LAUT PERINTIS TAHUN
ANGGARAN 2023

JARINGAN TRAYEK ANGKUTAN LAUT PERINTIS TAHUN ANGGARAN 2023

Provinsi/ Kode Jumlah Pelayaran 1 Target


No Jaringan Trayek dan Jarak MD
Pangkalan Trayek Jarak Round Voyage Frekuensi

I ACEH
Sinabang -105- Meulaboh -105- Sinabang -65- Tapaktuan -63- Pulau Banyak
1 Sinabang R-1 474 7 45
-33- Singkil -103- Sinabang
Calang -140- Sinabang -165-Lahewa-140- Pulau Banyak -63- Tapak Tuan-65-
2 Calang R-2 713 8 35
Sinabang-140-Calang
II SUMATERA BARAT
Teluk Bayur -40- Panasahan -72- Tua Pejat -40- Siberut/Mailepet -26-
Sikabaluan /Pokai -12- Labuhan Bajau -40- Sigologolo -17- Saeru -34- P,
3 Teluk Bayur R-3 Tello -48- Teluk Dalam -97- Sibolga -97- Teluk Dalam -48- P, Tello -34- Saeru 984 13 28
-17- Sigologolo -80- Air Bangis -92- Labuhan Bajau -12- Sikabaluan/Pokai-
26- Siberut/Mailepet -40- Tua Pejat -72- Panasahan -40- Teluk Bayur
Provinsi/ Kode Jumlah Pelayaran 1 Target
No Jaringan Trayek dan Jarak MD
Pangkalan Trayek Jarak Round Voyage Frekuensi

Teluk Bayur -89- Labuhan Bajau -12- Sikabaluan/Pokai -12- Muara


Saibi/Subeleng -14- Siberut/Mailepet -20- Peipei/Mabukkuk -30- Tua Pejat-
72- Panasahan -40- Teluk Bayur -40- Panasahan -72- Tua Pejat -18- Sioban-
4 R-4 1015 14 24
33- Pasapuat -13- Sikakap -62- Sinakak -62- Sikakap- 90- Panasahan -40-
Teluk Bayur -120- Sikakap -13- Pasapuat -33- Sioban -18- Tua Pejat -72-
Panasahan -40- Teluk Bayur
m BENGKULU
5 Bengkulu R-5 Bengkulu-110- Enggano -110- Bengkulu -110-Enggano-110-Bengkulu 440 7 48
IV KEPULAUAN RIAU
Tanjungpinang (Pel. Sri Bintan Pura) -75- Tanjung Balai Karimun -23- Moro-
81- Jagoh/ Dabo -80- P. Pekajang -42- Belinyu -42- P. Pekajang -80- Jagoh/
6 R-7 1480 12 28
Dabo -132- Tanjung pinang -205- Tambelan -131- Midai -50-Selat Lampa-
Tanjung Pinang 100- Serasan -92- Sintete -95- Tambelan -227- Batam -25- Tanjung pinang
Kijang (Pel, Sri Bayintan) -185- Tambelan -125- Pontianak -178- Serasan -52-
7 R-8 Subi -65- Selat Lampa -71- P, Laut -66- Sedanau -60- Midai -112- Tarempa- 1113 12 28
37- Kuala Maras -162- Kijang (Pelabuhan Sri Bayintan),
v KALIMANTAN BARAT
Sintete-92- Serasan -50- Subi -68- Ranai/Penagi -64- P. Laut -63- Sedanau -
8 Sintete R-9 56- Midai -112- Tarempa -46- Letung -176- Tg. Pinang -205- Tambelan -95- 1027 11 32
Sintete

Pontianak-125- Tambelan -125- Pontianak -73.4- Padang Tikar -46.3- Teluk


Batang -83.3- Karimata -72.3- Ketapang -122.6- Manggar -124.8-
9 Pontianak R-10 1295,4 13 24
Toboali/Sadai -124.8- Manggar -122.6- Ketapang -72.3- Karimata-83.3- Teluk
Batang -46.3- Padang Tikar -73.4- Pontianak
Provinsi/ Kode Jumlah Pelayaran 1 Target
No Jaringan Trayek dan Jarak MD
Pangkalan Trayek Jarak Round Voyage Frekuensi

VI KALIMANTAN SELATAN
Kotabaru -22- Batulicin -62- Marabatuan -22- Maradapan -20- Matasiri -20-
10 R-11 Maradapan -22- Marabatuan -62- Batulicin -22- Kotabaru -193- Majene -30- 673 7 48
Silopo -198- Kotabaru
Kotabaru
Kotabaru -64- Tanjung Samalantakan -85- Grogot -70- Balikpapan -70- Grogot
11 R-12 800 9 40
-85- Tanjung Samalantakan -64- Kotabaru -181- Mamuju -181- Kotabaru

VII KALIMANTAN UTARA


Tarakan -250- Tolitoli -105- Leok -35- Paleleh -75- Kwandang -75-
12 Tarakan R-13 930 10 36
Paleleh -35- Leok -105- Tolitoli -250- Tarakan
VIII JAWATENGAH

Semarang- 26- Jepara- 47- Legonbajak- 190- Teluk Sigintung- 122-


13 Semarang R-14 762 14 26
Kuala Jelai - 94 - Kendawangan - 205 - Legonbajak - 78 - Semarang
IX JAWATIMUR
Surabaya -150- Masalembo -40- Keramaian -40-Masalembo -113- Kalianget-
100- Kangean -45- Sapeken -15- Pagerungan Besar -15- Sapeken -120-
14 R-15 Tanjung Wangi -120- Sapeken -15- Pagerungan Besar -15- Sapeken -45- 1276 14 24
Kangean -100- Kalianget -113- Masalem bo -40- Keramaian -40- Masalembo -
Surabaya 150- Surabaya

Surabaya -150- Masalembo -40- Keramaian -72- Matasiri -20-Maradapan -22-


15 R-16 Marabatuan -62- Batulicin -22- Kotabaru -22- Batulicin -62- Marabatuan -22- 776 14 24
Maradapan -20- Matasiri -72-Keramaian -40- Masalembo -150- Surabaya.
Provinsi/ Kode Jumlah Pelayaran 1 Target
No Jaringan Trayek dan Jarak Mil
Pangkalan Trayek Jarak Round Voyage Frekuensi

Surabaya-150-Masalembo-40-Keramaian-40-Masalem bo-113-Kalianget-1 00-


Kangean-45-Sapeken-15-Pagerungan Besar-15-Sapeken-120-Tanjung Wangi-
16 R-17 120-Sapeken-15-Pagerungan Besar-15-Sapeken-45-Kangean-100-Kalianget- 1276 14 24
113-Masalembo-40-Keramaian-40-Masalembo-150-Surabaya
Kalianget -100- Kangean -45- Sapeken -110- Celukan Bawang -100- Carik -
67- Badas -104- Bima -83- Labuan Bajo -84- Waikelo -84- Labuan Bajo -83-
17 Kalianget R-18 1386 14 26
Bima -104-Badas -67- Carik -100- Celukan Bawang -110- Sapeken -45-
Kangean -100- Kalianget
X NUSA TENGGARA BARAT
Bima -160- Reo -79- Jampea -186- Makassar -186- Jampea -79- Reo -160-
18 R-19 Bima -110- Waikelo -153- Ende -108- Pulau Raijua -24- SabufSeba -24- 1640 14 26
Pulau Raijua -108- Ende -153- Waikelo -110- Bima

Bima-130- Carik -115- Celukan Bawang -106- Sapeken -45- Kangean -100-
19 R-20 Kalianget -94- Surabaya -94- Kalianget -100- Kangean -45- Sapekan -106- 1180 12 30
Bima Celukan Bawang -115- Carik -130- Bima

Bima- 96- Calabai- 101- Labuhan Lombok -107- Sailus -78- Sapuka- 62
20 R-21 - Balo baloang Besar- 124- Makassar- 124- Balobaloang Besar- 62 - Sapuka 1136 12 30
- 78 - Sailus - 107 - Labuhan Lombok - 10 1 Calabai - 96 - Bima

Bima- 83- Labuan Bajo- 123- Bonerate- 130- Selayar- 190 - Bau Bau-
21 R-22 1052 11 33
190- Selayar- 130- Bonerate- 123- Labuan Bajo- 83- Bima
XI NUSA TENGGARA TIMUR
Kupang -72- Ndao -64- Sabu -24- Raijua -105- Ende -6- P,Ende -24-
Maumbawa -24- Waiwole -75- Mamboro -53- Waingapu -53- Mamboro -75-
22 Kupang R-23 894 14 24
Waewole -24- Maumbawa -24- P,Ende -6- Ende -105- Raijua -24- Sabu -64-
Ndao -72- Kupang
Provinsi/ Kode Jumlah Pelayaran 1 Target
No Jaringan Trayek dan Jarak MU
Pangkalan Trayek Jarak Round Voyage Frekuensi

Kupang -64- Naikliu -51- Wini -105- Lirang -51- Ilwaki -68- Kisar -15-
Romang -26- Leti -38- Lakor -41- Luang P, Kelapa -13- Sermata (Elo) -42-
23 R-24 Tepa -61- Kroing -107- Saumlaki -107- Kroing -61- Tepa -42- Sermata (Elo)- 1364 14 24
13- Luang P, Kelapa -41- Lakor -38- Leti -26- Romang -15- Kisar -68-
Ilwaki -51- Lirang -105- Wini -51- Naikliu -64- Kupang

Kupang -64- Naikliu -100- Mananga -24- Lewoleba -40- Balauring -68-
24 R-25 Baranusa -45- Kalabahai -64- Atapupu -64- Kalabahi -45- Baranusa -68- 810 9 37
Balauring -40- Lewoleba -24- Mananga -100- Naikliu -64- Kupang
Kupang-1 0 1- Wulandoni -30- Mananga -63- Maumere -39- Palue -38-
Marapokot -57- Reo -52- Labuhan Bajo -83- Bima -83- Labuhan Bajo -52- Reo
25 R-26 926 13 28
-57- Marapokot -38- Palue -39- Maumere -63- Mananga -30- Wulandoni -
101- Kupang

Kupang -99- Kalabahi -191- Lirang -51- Iliwaki -68- Kisar -33- Leti -11- Moa -
26 R-27 113- Tepa -61- Kroing -107- Saumlaki -107- Kroing -61- Tepa -113- Moa 1468 14 25
-11- Leti -33- Kisar -68- Iliwaki -51- Lirang -191- Kalabahi -99- Kupang

Laurentius SayfMaumere -97- Larantuka -15- Waiwerang -30- Wulandoni-


37- Lewoleba -32- Balauring -34- Baranusa -37- Kalabahi -75- Maritaing -46-
27 R-28 Atapupu -119- Kupang -119- Atapupu -46- Maritaing -75- Kalabahi -37- 1004 14 26
Baranusa -34- Balauring -32- Lewoleba -27- Waiwerang -15- Larantuka -97-
Laurentius Say /Maumere Laurentius Say I Maumere
Laurentius SayfMaumere -35- Palue -14- Maurole -25- Marapokot -60- Reo-
28 R-29 54- Labuan Bajo -83- Bima -83- Labuan Bajo -54- Reo -60- Marapokot -25- 542 10 36
Maurole -14- Palue -35- Laurentius SayfMaumere
Provinsi/ Kode Jumlah Pelayaran 1 Target
No Jaringan Trayek dan Jarak Mil
Jarak Round Voyage Frekuensi
Pangkalan Trayek

Laurentius Say I Maumere -83- Marapokot -57- Reo -70- Bonerate -105-
29 R-30 Selayar -155- Makasar -155- Selayar -105- Bonerate -70- Reo -57- Marapokot 940 11 33
-83- Laurentius Say/Maumere
Laurentius Say/Maumere -18- Pemana -136- Batuata -50-
Banabungi/Pasarwajo -45- Wakatobi -114- Kendari -180- Kolonedale -180-
30 R-31 1086 11 33
Kendari -114- Wakatobi -45- Banabung/Pasarwajo -50- Batuata -136-
Pemana -18- Laurentius SayfMaumere
Laurentius SayfMaumere -97- Larantuka -16- Lamakera -94- Kalabahi -74-
Maritaing -45- Lirang -51- Iliwaki -65- Romang -35- Kisar -43- Moa -11- Leti - 14 26
31 R-32 1062
11- Moa -43- Kisar -35- Romang -65- Iliwaki -51- Lirang -45- Maritaing -74-
Kalabahi -94- Lamakera -16- Larantuka -97- Laurentius SayfMaumere
Waingapu -75- Waikelo -89- Labuan Bajo -83- Bima -140- Kayangan -115-
32 R-33 Benoa -115- Kayangan -140- Bima -83- Labuan Bajo -89- Waikelo -75- 1004 11 33
Waingapu
Waingapu
Waingapu -110- Salura -100- Raijua -17- Seba -71- Ndao -40- BatuTua -76-
33 R-34 Kupang -100- Wulandoni -50- Larantuka- 50- Wulandoni -100- Kupang -76- 1128 13 28
Batutua -40- Ndao -71- Seba -17- Raijua -100- Salura -110- Waingapu
XII SULAWESI UTARA
Bitung -51- Talise -48- P.Ruang -6- P.Mahangiang -59- Para -26- Ngalipaeng-
10- Bengdarat -9- Manalu -40,6- Tahuna -120- Damau -15- Lirung -51-
34 R-35 Gemeh -27- Kakorotan -7,75- Karatung -3-Dampulis -66- Miangas -108- 940,35 12 28
Bitung Melonguane -114- Tahuna -28- Kalama -41- Makalehi -110- Bitung
t-----1
Bitung -74- Biaro -19- Tagulandang -32- Buhias -4- Sawang Siau -4- Ulu Siau
35 R-36 -32- Makalehi -14,8- Pehe -25- Para -29- Ulu Siau -4,78- Buhias -32- 363,58 6 56
Tagulandang -19- Biaro -74- Bitung
Provinsi/ Kode Jumlah Pelayaran 1 Target
No Pangkalan Trayek
Jaringan Trayek dan Jarak MU
Jarak Round Voyage Frekuensi

Tahuna - 29,5 - Petta -7,15- Bukide -18,5- Lipang -23,4- Kawaluso -29,4-
36 R-37 Matutuang -24,4- Kawio -5,85- Marore -5,85- Kawio -24,4- Matutuang -29,4- 276,4 6 56
Kawaluso -23,4- Lipang -18,5- Bukide -7,15- Petta -29,5- Tahuna
Tahuna- 119 -Mangaran -8,32- Lirung -4- Melonguane- 41- Dapalan -25,3-
Kakorotan -7,67- Karatung -3- Marampit -69,6- Miangas -69,6- Marampit -3-
37 Tahuna R-38 Karatung -7,67- Kakorotan -40- Essang -23- Beo -19,5- Melonguane -4-Lirung 840,98 8 42
-8,32- Mangaran -212- Bitung -176- Tahuna
Tahuna -31- Ngalipaeng -17,5- Kalama -6,65- Kahakitang -12- Para -25- Pehe
-14,8- Makalehi -72,8- Likupang -55- Bitung -55- Likupang -72,8- Makalehi-
38 R-39 469,5 6 60
14,8- Pehe -25- Para -12- Kahakitang -6,65- Kalama -17,5- Ngalipaeng -31-
Tahuna
XIII GORONTALO
Gorontalo -98- Bunta-83- Bualemo (Sulteng) -205- Bobong (P. Taliabo) -205-
39 R-40 Boalemo (Sulteng) -83- Bunta -98- Gorontalo 772 9 40

Gorontalo -142- Luwuk -91- Mansalean -100- Tikong -210- Temate -210-
40 R-41 Tikong -100- Mansaean -91- Luwuk -142- Gorontalo 1086 10 36
Gorontalo

Gorontalo -150- Banggai -129- Samuya -16- Falabisahaya -11- Dofa -97-
41 R-6 Sanana -165- Namlea -125- Ambon -125- Namlea -165- Sanana -97- Dofa- 1386 13 28
11- Falabisahaya -16- Samuya -129- Banggai -150-Gorontalo
Tilamuta -80- Boalemo (Sulteng) -70- Banggai -250- Raha -285- Makassar
-285- Raha -250- Banggai -70- Boalemo (Sulteng) -86- Bumbulan -35-
42 Tilamuta R-42 1411 13 27
Tilamuta

Kwandang -75- Paleleh -35- Leok -95- Toli-Toli -250- Tarakan -88- Nunukan
43 Kwandang R-43 -50- P,Sebatik -86- Tarakan -250- Toli-Toli -95- Leok -35- Paleleh -75- 1134 11 27
Kwandang
Provinsi/ Kode Jumlah Pelayaran 1 Target
No Jaringan Trayek dan Jarak Mil
Pangkalan Trayek Jarak Round Voyage Frekuensi

XIV SULAWESIBARAT
Mamuju-64- P. Ambo -36- P. Poongpoongan -34- P. Salissingan -80-
Balikpapan -80- P. Salissingan -34- P. Poongpoongan -36- P. Ambo -64- 11 33
44 Mamuju R-44 952
Mamuju-58- Budong-Budong-204-Bontang-204- Budong-Budong-58-
Mamuju
XV SULAWESITENGAH
Paso -95- Wakai -25- Unauna -94- Gorontalo -175- Bitung -175- Gorontalo -
45 R-45 778 9 40
94- Unauna -25- Wakai -95- Paso
Po so Paso -61- Ampana -49- Wakai -19- Malenge -14- Popolii -11- Pasokan -77-
46 R-46 Gorontalo -77-Pasokan -11- Popolii -14- Malenge -19- Wakai -49- Ampana -61- 462 8 45
Po so
Wani -8- Donggala -185- Balikpapan -90- Samarinda -178- Donggala -8- Wani
47 R-47 1341 13 28
-178- Tolitoli -250- Tarakan -250- Tolitoli -178- Wani -8- Donggala -8- Wani
Teluk palujWani Wani -8- Donggala -8- Wani -125- Ogoamas -60- Malala -38- Tolitoli -85- Leak
-17- Lokodidi -27- Paleleh -75- Kwandang -75- Labuhan Uki -75- Kwandang-
48 R-48 1036 13 28
75- Paleleh -27- Lokodidi -17- Leak -85- Tolitoli -38- Malala -60- Ogoamas -
125- Wani -8- Donggala -8- Wani
Pagimana -90- Gorontalo -77- Pasokan -45- Wakai -51 ,5- Mantangisi -51-
Unauna -110- Parigi -110- Unauna -51- Mantangisi -51,5- Wakai -45- Pasokan
49 Pagimana R-49 1457 14 26
-77- Gorontalo -90- Pagimana -90- Gorontalo -139- Banggai -75- Bobong -75-
Banggai -139- Gorontalo -90- Pagimana
Kolonedale -63- Bungku -105- Menui -46- Kendari -46- Menui -105-
50 Kolonedale R-51 Bungku -63- Kolonodale -47- Baturube -110- Banggai -71- Bobong -71- 884 12 30
Banggai -110- Baturube -47- Kolonodale
Provinsi/ Kode Jumlah Pelayaran 1 Target
No Jaringan Trayek dan Jarak MU
Pangkalan Trayek Jarak Round Voyage Frekuensi

Parigi-110-Unauna-25-Wakai-19-Malenge-24-Unauna-110-Parigi-110-
51 Parigi R-52 Unauna-90-Tinombo-90-Unauna-58-Ampana-63-Pasokan-141-Luwuk-141- 1225 13 27
Pasokan-63-Ampana-46-Wakai-25-Unauna-110-Parigi
Mantangisi -63- Pasokan -11- Popolii -14- Malenge -19- Wakai -51,5-
Mantangisi -51,5- Wakai -25-Una-una-110-Parigi-110-Una-una-58-
52 Mantangisi R-53 858 14 26
Mantangisi-51 ,5-Wakai-19-Malenge-14-Popolii-11-Pasokan -77 -Goron talo-77-
Pasokan-11-Popolii-14-Malenge-19-Wakai -51,5- Mantangisi
XVI SULA~ITENGGARA

Kendari -25- Langara -120- Banabungi- 54- BauBau -32- Pola -220-
53 R-54 Banggai -178- Sanana -116 -Obi -116- Sanana -178- Banggai -220- Pola -32- 1490 14 26
Baubau - 54- Banabungi -12Q- Langara- 25 - Kendari
Kendari- 105- Wanci- 41- Usuku- 17- Papalia -87- Batauga -12- Baubau
-17- Liana Banggai -29- Talaga -30- Sikeli- 78- Pomala -78- Sikeli- 109-
54 R-55 1050 14 26
Bulukumba -109- Sikeli -30- Talaga -29- Liana Banggai- 17- Baubau- 12-
Batauga -87- Papalia (P. Binongko)- 17- Usuku -41- Wanci- 105- Kendari
Kendari
Kendari -25- Langara -57- Waode Burl -67- Pasar Wajo -44- Wanci -37-
Kaledupa -23- Tomia -17- Papalia (P. Binongko) -173- Kalabahi -90-Lewoleba - 1066 13 28
55 R-56
90- Kalabahi -173- Papalia (P. Binongko) -17- Tomia-23- P.Kaledupa -37-
Wanci -44- Pasar Wajo -67- Waode Buri -57- Langara -25- Kendari
Kendari -168- Bobong -35- Tikong -82-Banggai -107- Luwuk -184- Ampana-
R-57 120- Gorontalo -120- Ampana -184- Luwuk -107- Banggai -82- Tikong -35- 1392 14 24
56
Bobong -168- Kendari
XVII SULAWESISELATAN
Provinsi/ Kode Jumlah Pelayaran 1 Target
No Jaringan Trayek dan Jarak Mll
Pangkalan Trayek Jarak Round Voyage Frekuensi

Makassar-119-Selayar -148- Jampea -186-Makassar-26-Maccini Baji-73-


Dewa.kang Lompo-50-Kalukalukuang-40-P. Pammantawang-40-P.
57 R-58 Kalukalukuang-50-Dewakang Lompo-73-Maccini Baji-26-Makassar-26- 1209 13 25
Maccini Baji-73-Dewakang Lompo-50-Kalukalukuang-40-P. Pammantawang-
40-P. Kalukalukuang-50-Dewakang Lompo-73-Maccini Baji-26-Makassar
Makassar -129- Benteng Selayar -78- Jinato -28- Kayuadi -26- Jampea -28-
58 R-59 Bonerate -50- Kalaotoa -81- Maumere 81- Kalaotoa -50- Bonerate -28- Jampea 840 9 36
-26- Kayuadi -28- Jinato -78- Benteng Selayar -129- Makassar
Rute A:
Makassar-26- P. Maccini Baji -73- Dewakang Lompo -32- Marasende -25-
Makassar
Doangdoang lompo -10- Doangdoang caddi -19- P. Kalukalukuang -40- P.
Pammantauang -40- P. Kalukalukuang -19- Doangdoang caddi -10-
Doangdoang Lompo -25- Marasende -32- Dewakang Lompo -73- Maccini Baji -
26- Makassar
59 R-60 1264 14 24
Rute B:
Makassar-26- Maccini Baji -137- P. Balobaloang Lompo -7-P. Sumanga-14-P.
Matalaang-52-P. Sapuka -52-P. Tampaang-36-P. Sailus Lompo-18-P.
Kapoposang Bali-65-Pelabuhan Badas-65-P. Kapoposang Bali-18-P. Sailus
Lompo-36-P. Tampaang-52-P. Sapuka -52-P. Matalaang-14-P. Sumanga-7- P.
Balobaloang Lompo -137- Maccini Baji -26-Makassar

XVIII MALUKU UTARA


Rute A:
Temate-9- Soasio -23- Gita -68- Tamara -79- Bisui -44- Mafa -34- Weda -30-
Mesa -25- Banemo -19- Patani -37- Gebe -37- Patani -19- Banemo -25-Mesa- 15 23
60 Ternate R-61 30- Weda -34- Mafa -44- Bisui-79- Tomara -68- Gita -23- Soasio -9- Ternate 1070
Rute B: Temate-74-Mayau-23- Tifure -70- Bitung -70- Tifure -23- Mayau -74-
Ternate
Provinsi/ Kode Jumlah Pelayaran 1 Target
No Jaringan Trayek dan Jarak Mil
Pangkalan Trayek Jarak Round Voyage Frekuensi

Rute A:
Temate-74- Mayau -23- Tifure -70-Bitung -70- Tifure -23- Mayau -74- Ternate

61 R-62 Rute B: 984 14 24


Temate-17- Jailolo -86- Dagasuli -95- Wasileo -52- Buli -15- Maba -25- Bicoli
-20- Sakam -8- Peniti -7- Tepeleo -7- Peniti -8- Sakam -20- Bicoli -25- Maba -
15- Buli -52- Wasileo -95- Dagasuli -86- Jailolo -17- Ternate
Rute A:
Ternate -17- Jailolo -70- Mayau -73- Bitung -73- Mayau -70- Jailolo -17-
Temate
62 R-63 Rute B: 1308 14 24
Temate-162- Pigaraja -28- Madapolo -12- Laiwui -115- Sanana -89- Dofa -53-
Tikong -35- Bobong -35- Tikong -53- Dofa -89- Sanana -115- Laiwui -12-
Madapolo -28- Pigaraja -162- Temate
Rute A:
Temate-114- P. Dowora -11-Gane Dalam -14- Sekeli -51- Sum -24- Woi -13-
Fluk -12- Wayaloar -5- Gumumu/Manu -81- Buano -89- Ambon -89- Buano-
81- GumumfManu -5- Wayaloar -12- Fluk -13- Woi -24- Sum -51- 14 24
63 R-64 Sekeli/Kurunga -14- Gane Dalam -11- P.Dowora -114- Temate 1162

Rute B:
Temate-74- Mayau -23-Tifure -70- Bitung -70- Tifure -23-Mayau -74-Temate

Rute A: Babang -15- Bibinoi -6- Tomara -13- Pigaraja -20- Pasipalele -15-
Dowora -11- Gane -Dalam -22- Sikeli/Kurunga -20- Gane Luar -7- Ranga
64 Babang R-65 Ranga -15- Bisui -22- Wosi -18- Mafa -22- Weda -22- Mafa -18- Wosi -22- 746 16 22
Bisui -15- Ranga Ranga -7- Gane Luar -20- Sikeli/Kurunga -22- Gane Dalam
-11- Dowora -15- Pasipalele -20- Pigaraja -13- Tomara -6- Bibinoi -15- Babang
Provinsi/ Kode Jumlah Pelayaran 1 Target
No Jaringan Trayek dan Jarak Mil
Pangkalan Trayek Jarak Round Voyage Frekuensi

Rute B: Babang -23- Saketa/Koititi -12- Dolik -7- Takaka -8- Sarno -6- Batulak
-7- Lifofo -7- Maidi -28- Makean -8- Moti -27- Gita -34- Ternate -34- Gita -27-
Moti -8- Makean -28- Maidi -7- Lifofo -7- Batulak -6- Sarno -8- Takaka -7- Dolik
-12- SaketafKoititi -23- Babang
Rute A:
Babang -17- Tamara -8- Pigaraja -45- Laiwui -26- Jikohay -40- Wayaloar -10-
Fluk -11- Mano -50- Jikohay -26- Laiwui -45- Pigaraja -8- Tomara -17- Babang
Rute B: 15 24
65 R-66 796
Babang -52-Wayaua-32-Kupal-13-Pelita-25-Palamea-15-Busua-18-Loleo Jaya-
7 -Indari-22-Yaba-30-Lelei-12-Laigoma-19-Kayoa-20-Makean-8-Moti-25-
Temate-25-Moti-8-Makean-20-Kayoa-19-Laigoma-12-Lelei-19-Busua-18-Loleo
Jaya-7 -Indari-22.;.Yaba-45-Babang
Sanana-14- Malbufa -32- Pasipa -21- Loseng -48- Bobong -218- Bitung -218-
10 31
66 R-67 Bobong -48- Loseng -21- Pasipa -32- Malbufa -14- Sanana -85- Namlea -85- 836
Sanana
Sanana
Sanana-14- Malbufa ~so- Dofa -11- Falabisahaya-68- Tikong -26- Bobong-
678 10 31
67 R-68 170- Kendari -170- Bobong -26- Tikong -68- Falabisahaya-11- Dofa-50-
Malbufa -14- Sanana
XIX MALUKU
Ambon -132- Banda- 73 - Oeser- 34- Gorom- 36- Kesui- 17 -P, Tear- 41
- P, Kur- 50- Tual- 50- P,Kur- 41-P,Teor-17-Kesui-36 -Gorom- 34-Geser
68 R-69 1031 12 28
- 78- Bemo/Werinam.a - 74 - Banda- 93- Amahai- 93 -Banda- 132 -
Ambon
Ambon Ambon- 132- Banda- 186- Tual- 117- Molu -28- Larat -19- Sofianin- 38
- Tutukembong- 56- Saumlaki- 87- Marsela- 20- Kroing/Letwurung- 13
69 R-70 - Dawera/Dawelor- 25 - Lewa/Dai- 23 -Tepa- 3 - P, Wetang/Herley- 46- 1296 14 20
Lelang/Elo- 45- Lakor- 26- Moa- 20- Leti- 37- Kisar/Wonreli- 32-
Arwala/Sutilarang- 40- Romang- 84- Wulur- 9- Behar- 210- Ambon
Provinsi/ Kode Jumlah Pelayaran 1 Target
No Jaringan Trayek dan Jarak Mll
Pangkalan Trayek Jarak Round Voyage Frekuensi

Ambon- 132- Banda -186-Tual- 26- Elat -39- Banda Eli- 68- Dobo- 24
70 R-71 -Benjina - 50 - Taberfane -69 - Batu Goyang- 93 - Dobo-68- Banda Eli - 52 1145 13 19
- Tual -33 - Toyando - 28 - Kur - 12 - Kaimer - 133 -Banda - 132 -Ambon
Ambon- 325 -Tual- 26- Elat- 118- Molu- 35- Larat- 21- Rumean I
Sofyanin - 90 - Saumlaki - 20 - Adaut - 38 - Seira - 62 - Daweral Dawelor -
71 R-72 13- Kroing- 31- Tepa- 21- Marsela- 87- Saumlaki- 90- 1502 14 24
Rumeanl Sofyanin - 21 - Larat - 35 - Molu - 118 - Elat - 26 - Tual - 325 -
Ambon
Ambon-216- Wulur -78- Tepa -46- LelangiElo -15- LuangiP. Tamta -25-
Lakor -26- Moa -11- Leti -33- Kisar -32- Arwala -38- Ilwaki -31-Amau -17-
72 R-73 Lirang -212- Kupang -212- Lirang -17- Amau -31- Ilwaki-38- Arwala -32- 1560 15 22
Kisar -33- Leti -11- Moa -26- Lakor -25- LuangiP.Tamta -15- LelangiElo -46-
-
Tepa -78- Wulur -216-Ambon
Ambon-122-Tehoru-30-WerinamaiBemo-42-KelmuriiUndur-34-Geser-65-
73 R-74 Bula-95-Gorom-36-Kesui-17 -Teor-17 -Kesui-35-Gorom-95-Bula-65-Geser-34- 881 9 37
1
KelmuriiUndur-42-WerinamaiBemo-30-Tehoru-122-Ambon

Ambon-81- Amahai -200- Serua -45- Nila -20- Teon -30- Wulur -84- Romang-
36- Kisar -33- Leti -11- Moa -26- Lakor -25- LuangiP.Tamta -15- Lelang/Elo-
74 R-75 1350 10 33
46- Tepa -23- LewaiDai -25- DaweraiDawelor-13- Kroing -18- Marsela -87-
Saumlaki-325- Ambon
Ambon -70- Ambalau- 14- Wamsisi- 17- Namrole- 16- Leksula- 9 -Tifu-
75 R-76 15- Waimulang- 29- Nanali I Fogi- 29- Waimulang- 15- Tifu- 9 -Leksula 340 7 40
- 16 - Namrole -17 - Wamsisi- 14 - Ambalau - 70 -Ambon
Provinsi/ Kode Jumlah Pelayaran 1 Target
No Jaringan Trayek dan Jarak MU
Pangkalan Trayek Jarak Round Voyage Frekuensi

Ambon -50- Manipa/ Aman Jaya -25 - Kelang - 22 - Waesala- 9 - Buano -38 -
Taniwel- 63- Wahai- 23,5- Kobisadar- 76- Waegama- 110- Sarong- 110-
76 R-77 928 13 25
Waegama - 76 - Kobisadar - 23,5 - Wahai - 63 - Taniwel - 38 -Buano - 9 -
Waesala - 22 - Kelang- 25 - Manipa/ Aman Jaya - 70 - Piru - 75- Ambon
Ambon-81- Amahai -51- Tehoru -30-WerinamajBemo -67- Banda -111-Serua
77 R-50 -45- Nila -20- Teon -20- Nila -45- Serua -111- Banda -67- WerinamajBemo- 806 10 24
26- Tehoru -51- Amahai -81- Ambon
Tual- 29 - P. Toyando - 16 - P. Tam- 14 - P. Fadol - 6 - P. Mangur- 17 - P.
Kur -8- P. Kaimer - 33 - P. Teor - 17 - P. Kesui -36 - Oorom - 33 - Oeser - 66 -
78 R-78 Bula- 109 -Fak Fak- 109 - Bula- 66 - Oeser- 33- Oorom- 36 - P. Kesui- 17 768 13 28
- P. Teor- 33 - P. Kaitner- 8 - P. Kur- 17 - P. Mangur- 6 -P.Fadol- 14 - P.
Tam- 16- P. Toyando-29- Tual
Tual - 26 - Elat - 15 - Mun - 26 - Banda Eli - 6 - Holat - 126 - Kaimana -170 -
Fak-Fak- 170- Kaimana- 110- Banda Eli- 26- Mun- 15- Elat- 26 -Tual-
79 R-79 858 12 30
29 - P. Toyando - 16 - P. Tam - 14 - P. Mangur- 17 - P. Kur- 8 -P. Kaimer-
58- Tual
Tual- 108- Dobo- 39- Mariasi- 66- Kojabi- 60- Warabal -40- Longar- 19-
80 Tual R-80 Meror - 14 - Batu Ooyang - 46 - Serwatu - 22 - Taberfane -24- Benjina - 20 - 566 9 40
Dobo- 108- Tual
Tual-105- Molu -10- Nurkat -28- Larat -88- Seira -38- Adaut -16- Saumlaki
81 R-81 527 8 45
-56- Tutukembong -53- Larat -21- Sofyanin/Rumen -112- Tual
Tual -212- Dawera/Dawelor-22-Marsela-20-Kroing-31-Tepa-100-Moa-60-
82 R-82 Romang-35-Kisar-35-Romang-60-Moa-100-Tepa-31-Kroing-20-Marsela-22- 960 11 33
Dawera/ Dawelor-212-Tual
Tual-108-Dobo-175-Larat-118-Saumlaki-87 -Marsela-20-Kroing-13-
83 R-83 Dawera/Dawelor-13-Kroing-20-Marsela-87-Saumlaki-118-Larat-175-Dobo- 1042 11 33
108-Tual
Provinsi/ Kode Jumlah Pelayaran 1 Target
No Jaringan Trayek dan Jarak Mil
Pangkalan Trayek Jarak Round Voyage Frekuensi

Saumlaki -57- Seira -78- Nurkat -10- Molu -35- Larat -21- Sofyanin/Rumean
84 R-84 -112- Tual-108- Dobo -187- Timika -187- Dobo -108- Tual-112- 1216 13 28
Sofyanin/Rumean -21- Larat -35- Molu -10- Nurkat -78- Seira -57- Saumlaki
Saumlaki-72-Tutukembung-61-Larat-35-Molu-382-Ambon-382-Molu-35-
85 R-85 1100 10 33
Larat-61-Tutukembung-72-Saumlaki
Saumlaki -86-Dawera/ Dawelor-31-Tepa-70-Wulur-64-Lelang/ Elo-45-Lakor-
26-Moa-11-Leti-33-Kisar-32-Arwala/Sutilarang-35-Lerokis-53-Lirang-140-
86 R-86 Kalabahi-136-Kupang-136-Kalabahi-140-Lirang-53-Lerokis-35- 1524 14 24
Arwala/ Su tilarang-32-Kisar-33-Leti-11-Moa-26-Lakor-45-Lelang/ Elo-64-
Wulur-70-Tepa-31-Dawera/ Dawelor L86-Saumlaki
Saumlaki-86-Kroing-20-Marsela-25-Tepa-70-Wulur-64-Lelang/Elo-60-Moa-
87 11-Leti-33-Kisar-70-Lerokis-32-Eray /Upisera-111-Kalabahi-111-
Saumlaki R-87 1164 14 26
Eray I Upisera-32-Lerokis-70-Kisar-33-Leti-11-Moa-60-Lelang/Elo-64-Wulur-
70-Tepa-25-Marsela-20- Kroing-86-Saumlaki
Saumlaki-87-Marsela-20-Kroing-32-P.Wetang/Herley-44-Lelang/Elo-45-
Lakor-26-Moa-11-Leti-65-Romang-36-Kisar-50-Ilwaki-250-Kupang-250-
88 R-88 1332 14 24
Ilwaki-50-Kisar-36-Romang-65-Leti-11- Moa-26- Lakor-45-Lelang/ Elo-44-
P. Wetang/ Herley-32-Kroing-20-Marsela-87 -Saumlaki
Saumlaki-57-Seira-100-Larat-21-Sofyanin/Rumean-112-Tual-108-Dobo-258-
89 R-89 Agats-258-Dobo-1 08-Tual-112-Sofyanin/Rumean-21-Larat-100-Seira-57- 1312 13 28
Saumlaki
Saumlaki-86-Dawera/Dawelor-13-Kroing-129-Moa-11-Leti-33-Kisar-36-
Romang-40-Arwala-35-Lerokis-32-Eray /Upisera-111-Kalabahi-136-Kupang-
90 R-90 1326 13 28
136-Kalabahi-111-Eray /Upiser-32-Lerokis-35-Arwala-40-Romang-36-Kisar-
33-Leti-11-Moa-100-Tepa-31-Kroing-13-Dawera/Dawelor-86-Saumlaki
Provinsi/ Kode Jumlah Pelayaran 1 Target
No Jaringan Trayek dan Jarak Mil
Pangkalan Trayek Jarak Round Voyage Frekuensi

Saumlaki-16-Adaut-38-Seira-30-P.Wotab-12-Labobar-9-Teneman-18-Larat-
91 R-91 35-Molu-167 -Banda-132-Ambon-132-Banda-167 -Molu-35-Larat-18- 914 12 30
Teneman-9-Labobar-12-P.Wotab-30-Seira-38-Adaut-16-Saumlaki
XX PAPUA
Jayapura -45- Depapre -233- Kaipuri -20- Dawai -29- Serui -22- Waren -88-
Nabire -105- Wasior -120- Manokwari -140- Biak -140- Manokwari -120-
92 R-92 1616 14 24
Wasior- 105- Nabire -88- Waren -22- Serui -29- Dawai -20- Kaipuri -233-
De~apre-45-Jayapura
Jayapura -45- Depapre-7 4- P.Wakde -17- Sarmi -15- P. Liki -66- Teba -
50- D. Rombebai -20- Trimuris -18- Kasonaweja -18- Trimuris -20- D,
93 R-93 610 11 33
Rombebai -50- Teba -66- P.Liki -15- Sarmi -17- P.Wakde -74- Depapre-
45- Jayapura
Jayapura -225- Teba -55- Puiway -46-Waren -22- Serui -120- Biak -146-
94 Jayapura R-94 Napan Wainami -18- Nabire -18- Napan Wainami -146- Biak -120- Serui -22- 1264 14 24
Waren -46- Puiway -55- Teba -225- Jayapura
Jayapura -45-Depapre -180- Teba -60- Kurudu -45- Waren -22- Serui -50-
Woi -25- Miosnum -24- Poom -35- Biak -70- Numfor -70- Manokwari -70-
95 R-95 1252 14 26
Numfor -70- Biak -35- Poom -24- Miosnum -25- Wooi -50- Serui -22- Waren-
45- Kurudu -60- Teba -180-Depapre -45- Jaya_Q_ura
Jayapura-139- Sarmi -66- Teba -60- Dawai -45- Waren -22-Serui-35- Ansus -
I 40- Wooi -25- Miosnum -24- Poom -18- Windesi -32- Biak -32- Windesi -18-
14
96 R-96 1012 24
Poom -24- Miosnum -25- Wooi -40- Ansus -35- Serui -22- Waren -45- Dawai -
60- Teba -66- Sarmi -139- Jayapura
Biak -32- Windesi -18- Poom -31- Wooi -40- Ansus -35- Serui -65- Dawai -15-
Kaipuri -15- Dawai -65- Serui -35- Ansus -40- Wooi -31- Poom -18- Windesi-
97 Biak R-97 32- Biak- 45- Korido -57- Saribi- 42- Manokwari -42- Saribi- 57- Korido - 45- 1136 11 30
Biak -55- P.insobabi -35- Miosbipondi -98- P. Mapia -98- Miosbipondi -35- P.
Insobabi -55- Biak
Provinsi/ Kode Jumlah Pelayaran 1 Target
No Jaringan Trayek dan Jarak MU
Pangkalan Trayek Jarak Round Voyage Frekuensi

Biak -32- P. Wundi -10- P. Mbromsi -40- Biak -45- Korido -33- Saribi -42-
98 R-98 Manokwari -108- Windesi -30- Wasior -110- Nabire -88- Waren -40- Kaipuri - 745 12 28
20- Dawai -29- Serui -35- Ansus -48- Poom -35- Biak
Biak -44- Korido -49- Yenggarbun -28- Miosbipondi -104- P. Mapia -104-
Miosbipondi -28- Yenggarbun -49- Korido -44- Biak -80- Saribi -55-
99 R-99 Manokwari- 55- Saribi -80- Biak -38- Poom -35- Wooi -23- Ansus -36- Serui 1329 15 24
-22- Waren -63- P. Moor -10- Napan Wainami -13- P. Mambor -9- Nabire-
105- Wasior -120- Manokwari -55- Saribi -80- Biak
Merauke -145- Kimaam -171- Atsy -59- Kanami -24- Eci -45- Sagoni -102-
100 R-100 Jinak -89- Binam -90- Senggo -90- Binam -89- Jinak -102- Sagoni -45- 1450 13 28
Eci -24- Kanami -59- Atsy -171- Kimaam -145- Merauke
Merauke -145- Kimaam -113- Moor -90- Kepi -45- Tagemon -90- Ikisi -
101 R-101 90- Born a -90- Ikisi -90- Tagemon -45- Kepi -90- Moor -113- Kimaam - 1146 14 24
145- Merauke
Merauke -173- Wanam -142- Atsy -89- Eci -145- Agats -42- Sawaerma -42-
102 R-102 1182 14 24
Agats -145- Eci -89- Atsy -142- Wanam -173- Merauke
Merauke -173- Wanam -142- Atsy -89- Eci -150-Waganu -90 - Wowi -72-
103 Merauke R-103 Suator -45- Senggo -45- Suator -72- Wowi -90- Waganu -150- Eci -89- 1522 15 24
Atsy -142- Wanam -173- Merauke
Merauke -173- Wanam -134- Bade -220- Agats -115- Pomako -194- Dobo -
104 R-105 116- Tual -116- Dobo -194- Pomako -115- Agats -220- Bade -134- Wanam 1904 16 22
-173- Merauke
Merauke -173- Wanam -134- Bade -45- Mur -40- Kepi -40- Mur -45- Bade
105 R-106 784 12 30
-134- Wanam -173- Merauke
Merauke -104- Buraka- 36- Kumbis -38- Moi -54- Kimaam -50- Wanam -17
106 R-107 Tabonji- 85- Wantarma -85- Tabonji -17-Wanam- 50-Kimaam -54- Moi -38- 768 11 33
Kumbis -36- Buraka -104- Merauke
XXI PAPUABARAT
R-108 Manokwari- 34 -Oransbari- 58 -Numfor- 89 -Biak- 89- Numfor- 51-
107 Manokwari 665 12 28
Manokwari-34-0ransbari-33
Provinsi/ Kode Jumlah Pelayaran 1 Target
No Jaringan Trayek dan Jarak Mn
Pangkalan Trayek Jarak Round Voyage Frekuensi

-Yamakan- 48 -Yende-31-Windesi-26 -Wasior- 26 -Windesi-31-Yende- 48-


Yamakan- 33 - Oransbari -34- Manokwari
Manokwari-34-0ransbari-58-Numfor-89-Biak-89-Numfor-51-Manokwari-34-
Oransbari-24-Yembekiri-9-Yamakan-17- Sabubar-31-Yende-12- Asemdane-
108 R-109 665 12 30
19-Windesi-26-Wasior-26-Windesi-19-Asemdane-12-Yende-31-Sabubar-17-
Yamakan-9-Yembekiri-24-0ransbari-34-Manokwari
Manokwari -71-Saukorem -24- Wanden-17- Waibem-7-Wau-17-Warmandi-
18- Saubeba -14- Kwoor -10- Hopmare -16- Werur -12- Sausopor -31- Mega-
109 R-110 40- Sorong -40- Mega -31- Sausopor-12- Werur -16- Hopmare -10- Kwoor -14- 554 10 33
Saubeba -18-Warmandi -17-Wau -7- Waibem -17- Wanden -24- Saukorem-
71- Manokwari
Manokwari -71- Saukorem -115- Sausopor -31- Mega -40- Sorong -48-Waisai-
. 30- Sopen -25- Mner -46-Kapadiri -24- P. Ayau -52- P. Fani -52-P. Ayau -24- 24
110 R-111 933 14
Kapadiri -70- Waisai -48-Sorong -40- Mega -31- Sausopor -115-Saukorem -71-
Manokwari
Sarong -93- Yellu -67- Bula -64-Geser-60- Gorom -90- Fak-fak -55- Karas -110-
Kaimana -45- Lobo -145- Warifi-160- Pomako -160- Warifi -145- Lobo -45-
111 R-112 1767 14 24
Kaimana -110- Karas -44- Fak-fak -90- Gorom -60- Oeser -64- Bula -67- Yellu
-93-Sorong
112 R-113 Sorong -35- Arefi -48- Selfele -26- P.Gag-58- Kofiau -45-Weigem -90- Sorong 302 7 51
Sorong -72- Sausopor -72- Sorong -90- Kofiau -43- Waigarna -25- Aduwey -30-
113 R-114 Lilinta -10- Fafanlaf -10- Lilinta -30- Aduwey -25- Waigama -25-Atkari -23- 585 7 46
Sorong Linmalas -25-Folley -45-Dulbatan -20-Seget -10- Waliam -30-Sorong
Sorong -38- Waisai -74- Kabare -57-P.Ayu -45- P,Fani -45-P.Ayu -57-Kabare-
7 4- Waisai -38- Sorong-115-Teminabuan -68- Kais -12- Matemani-15- Mugim
114 R-115 964 12 30
-15- Inanwatan -43- Kokoda -43- Inanwatan-15- Mugim -15-Matemani -12-
Kais -68- Teminabuan -115- Sorong
Sorong -260- Bintuni -40- Babo -79- Kokas -80- Fakfak -55- Karas -110-
115 R-116 Kaimana -110- Karas -55- Fakfak -80- Kokas -79- Babo -40- Bintuni -260- 1248 12 28
Sorong
Provinsi/ Kode Jum.lah Pelayaran 1 Target
No Jaringan Trayek dan Jarak Mil
Pangkalan Trayek Jarak Round Voyage Frekuensi

Saron g -93- Yellu -67- Bula - 108- Fak-fak -50-Teluk Patipi -4 0- Kakas -30-
Sagan / Otaweri -4 8 - Tafai - 18- Baba -40- Bintuni -40- Baba - 18- Tafai -48
116 R-117 1090 12 30
Sagan j Otaweri -30- Kakas -40- Teluk Paptipi -50- Fak-fak -108- Bula -67-Yellu
-80- Teminabuan -80- Seget -35-Sarang
Sarong -143- Bula -64- G e s e r-60- Garam -35- Kesui - 128- Fak-fak -182-
Kaimana -70- Warifi -185- Pomaka -200- Daba -200- Pamaka - 185- Warifi -70- 24
117 R- 118 2 134 15
Kaimana -182- Fak-fak - 128- Kesui -35- Garam -60- Geser -64-Bula -143-
Sarong

Anda mungkin juga menyukai