Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PELAYARAN DAN AKTIVITAS KENELAYANAN


DOSEN PENGAMPU: Joko, S. Sos., M. Si

DI SUSUN OLEH:
KELOMPOK 2

1. ADRIAN KUSWANTO (C1D122001) 13.ALFINAS (C1D122042)


2. ANISA PUTRI DANUR (C1D122004) 14..IRMA AULIA (C1D122065)
3. AZHAR (C1D122006) 15. JULIA ALKARSA(C1D122066)
4. EKAWATI (C1D122010) 16. LILI SURIANI (C1D122071)
5. HENDRAWAN (C1D122014) 17. NIAR YUSRAN OHEA (C1D122080)
6. ELSA AMANDA(C1D122011) 18. NUR FARIDAH HIKMAH (C1D122082)
7. YULIANTI (C1D122034) 19. NURFADILA (C1D122085)
8. YULIATI (C1D122035) 20. WA ODE YUNIAR (C1D122094)
9. ARWAH AINI (C1D122049) 21.YAYAN SAPUTRI (C1D122096)
10. DEFAN AL AJAR (C1D122053)) 22. KHAYATUL NUFUZHYE (C1D122067)
11. ALDO (C1D122041) 23. YUSRAN (C1D122099)
12. DIVAL TRI PRATAMA. L (C1D122116) 24. DARNIATI (C1D122112)

PRODI ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. atas limpahan rahmat dan karunia-Nya
sehingga makalah yang berjudul, “Pelayaran dan aktivitas kenelayanan” dapat kami selesaikan
dengan baik. Begitu pula atas limpahan kesehatan dan kesempatan yang Allah SWT karuniai
kepada kami sehingga makalah ini dapat kami susun melalui beberapa sumber yakni melalui
kajian pustaka maupun melalui media internet.

Harapan kami, informasi dan materi yang terdapat dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca. Tiada yang sempurna di dunia, melainkan Allah SWT. Tuhan Yang Maha Sempurna,
karena itu kami memohon kritik dan saran yang membangun bagi perbaikan makalah kami
selanjutnya.

Demikian makalah ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan, atau pun adanya
ketidaksesuaian materi yang kami angkat pada makalah ini, kami mohon maaf. Kami menerima
kritik dan saran seluas-luasnya dari pembaca agar bisa membuat makalah yang lebih baik pada
kesempatan berikutnya.
DATAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................................

DAFTAR ISI..............................................................................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN..........................................................................................................................

A. LATAR BELAKANG............................................................................................................
B. RUMUSAN MASALAH.......................................................................................................
C. TUJUAN................................................................................................................................
BAB 2 PEMBAHASAN............................................................................................................................
A. PENGERTIAN PELAYARAN DAN JENISNYA................................................................
B. PENGERTIAN AKTIVITAS KENELAYANAN DAN JENISNYA...................................
C. KONDISI PELAYARAN DI INDONESIA..........................................................................
D. AKTIVITAS PENELAYANAN DI INDONESIA...............................................................
E. SISTEM PENGETAHUAN PELAYARAN MASYARAKAT INDONESIA......................
F. SISTEM PENGETAHUAN KENELAYANAN MASYARAKATINDONESIA.................
BAB 3 PENUTUP.....................................................................................................................................
A. KESIMPULAN......................................................................................................................
B. SARAN..................................................................................................................................
DATAR PUSTAKA..................................................................................................................................
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pulau-pulau di Indonesia hanya bisa tersambung melalui laut-laut di antar pulaunya. Laut bukan
pemisah, tetapi pemersatu berbagai pulau, daerah dan kawasan Indonesia. Hanya melalui
perhubungan antar pulau, antar pantai, antar kesatuan Indonesia dapat terwukud. Pelayaran yang
menghubungkan pulau-pulau adalah urat nadi kehidupan sekaligus pemersatu bangsa dan Negaea
Indonesia.Karena nyaris seluruh komoditi untuk perdagangan internasional diangkut dengan
menggunakan sarana dan prasarana transportasi maritim, dan menyeimbangkan pembangunan
kawasan (antara kawasan timur Indonesia dan barat)demi kestuan Indonesia, karena daerah terpencil
kurang berkembang (yang mayorotas berada di kawasan Indonesia timur yang kaya akan sumber
daya alam) membutuhkan akses ke pasar untuk mendapat layanan, yang seringkali hanya bisa
dilakukan dengan transportasi maritim.
Sebagian besar pada umumnya masyarakat pesisir bermata pencaharian di sektor kelautan seperti
nelayan, pembudidaya ikan, penambangan pasir dan transportasi laut.
Kenelayanan adalah menangkap ikan menggunakan bantuan kapal transportasi adapula yang
menggunkan kapal yang khusus dirancang untuk menangkap ikan, dengan alat sederhana mereka
dapat memperoleh ikan yang banyak tanpa merusak ekosistem alam.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksdu dengan pelayaran serta apasajah jenis-jenis pelayaran?
2. Apa yang di maksud dengan aktivitas kenelayanan serta apasajah jenis-jenis aktivitas
kenelayanan ?
3. Bagaimana kondisi pelayaran di Indonesia ?
4. Bagaimana aktivitas kenelayanan di Indonesia?
5. Bagaimana sistem pengetahuan pelayaran masyrakat Indonesia ?
6. Bagaimana system pengetahuan kenelayanan masyarakat Indonesia?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian pelayaran dan jenisnya
2. Untuk mengetahui pengertian kenelayanan dan jenisnya
3. Untuk mengetahui kondisi pelayaran di Indonesia
4. Untuk mengetahui aktivitas kenelayanan di indonesia
5. Untuk mengetahui sistem pengetahuan pelayaran di Indonesia
6. Untuk mengetahui sistem pengetahuan kenelayanan di Indonesia

BAB 2
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pelayaran Dan Jenisnya

PENGERTIAN PELAYARAN
Pelayaran adalah suatu kesatuan sistem yang terdiri atas angkutan di perairan, pelabuhan,
keselamatan dan keamanan, serta perlindungan lingkungan maritim.
Pelayaran bertujuan sebagai memperlancar arus perpindahan orang dan/atau barang melalui
perairan dengan mengutamakan dan melindungi angkutan diperairan dalam rangka
memperlancar kegiatan perekonomian nasional.
Nelayan adalah istilah bagi orang-orang yang sehari harinya berkerja menangkap ikan
atau biota lainnya yang hidup didasar, kolom maupun permukaan perairan. Perairan yang
menjadi daerah aktivitas nelayan ini dapat merupakan perairan tawar maupun laut. Di
negara-negara berkembang seperti di Asia tenggara atau di Afrika, masih banyak nelayan
yang masih menggunakan peralatan yang sederhana dalam menangkap ikan, Nelayan di
negara negara maju biasanya menggunakan peralatan modern dan kapal yang besar yang
dilengkapi teknologi canggih.
Kegiatan para nelayan di pesisir pantai seperti menangkap ikan dan hewan hewan lainnya
yang dapat dikonsumsi merawat budidaya udang, membuka layanan jasa berupa pariwisata
bahari, dan mengeringkan garam.

JENIS-JENIS PELAYARAN
a. Pelayaran dalam negri
1. Pelayaran nusantara, yaitu pelayaran antar pulau antar pelabuhan Indonesia tanpa
memandang jurusan.
2. Pelayaran lokal atau pelayaran jurusan tetap, yaitu bertugas menunjang kegiatan
pelayaran nusantara dan pelayaran luar negeri, dengan menggunakan kapal-kapal
di bawah tonase 175 BRT.
3. Pelayaran rakyat, yaitu pelayaran nusantara dengan menggunakan perahu layar
tradisional.
4. Pelayaran penundaan laut, yaitu pelayaran nusantara dengan menggunakan
tongkang-tongkang yang ditarik oleh kapalkapal tunda (tugboat).

b. Pelayaran luar negri


1. Pelayaran samudra dekat, yaitu pelayaran ke pelabuhanpelabuhan negara
tetangga yang tidak lebih dari 3000 mil laut dari pelabuhan terluar Indonesia
(tanpa memandang jurusan.
2. Pelayaran samudra, yaitu pelayaran dari dan ke luar negeri yang bukan
pelayaran samudra dekat.
3. Pelayaran khusus, yaitu merupakan pelayaran dalam dan luar negeri dengan
menggunakan kapal-kapal pengangkut khusus untuk pengangkutan hasil
industri, pertambangan dan hasilhasil usaha lainnya yang bersifat khusus.
Misalnya: minyak bumi, batu bara.

B. Pengertian Aktivitas Kenelayanan dan Jenisnya

PENGERTIAN AKTIVITAS KENELAYANAN


Aktivitas kenelayanan adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh seorang nelayan dalam
menangkap ikan dengan menggunakan perahu dan alat bantu lainnya.
Aktivitas kenelayanan adalah menangkap ikan menggunakan bantuan kapal transportasi
adapula yang menggunkan kapal yang khusus dirancang untuk menangkap ikan, dengan
alat sederhana mereka dapat memperoleh ikan yang banyak tanpa merusak ekosistem alam.
Pekerjaan sebagai nelayan merupakan mata pencaharian utama bagi masyarakat pesisir.
Laut merupakan habitat dari ikan dan jenis hewan laut lainnya, ikan- ikan tersebutlah
yang setiap hari dicari ole nelayan untuk selanjutkan akan dipasarkan. Hasil dari
pemasaran ikan inilah yang akan dipergunakan oleh nelayan dan keluarganya dalam
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Masyarakat nelayan dalam berkomunikasi dan
berinteraksi dengan lingkungan alam mempunyai hubungan secara timbal balik. Kehidupan
masyarakat nelayan sangat bergantung pada lingkungan alam. Lingkungan alam yaitu ikan
dan segala hasil laut di dalamnya adalah sumber matapencaharian bagi masyarakat nelayan.
Hubungan lingkungan alam dengan nelayan menimbulkan kendala -kendala yang dihadapi
masyarakat nelayan maka nelayan harus beradaptasi dengan keadaan tersebut agar dapat
bertahan hidup.

JENIS-JENIS KENELAYANAN

1. Nelayan subsisten (subsistence fishers) Adalah nelayan yang menangkap ikan hanya
untuk memenuhi kebutuhan sendiri
2. Nelayan asli (native/indigenous/aboriginal fishers) Adalah nelayan yang sedikit banyak
memiliki karakter yang sama dengan kelompok pertama, namun memiliki juga hak untuk
melakukan aktivitas secara komersial walaupun dalam skala yang sangat kecil.
3. Nelayan komersial (commercial fishers) Adalah nelayan yang menangkap ikan untuk
tujuan komersial atau dipasarkan baik untuk pasar domestik maupun pasar ekspor.
4. Nelayan rekreasi (recreational/sport fishers) adalah orang-orang yang secara prinsip
melakukan kegiatan penangkapan ikan hanya sekedar untuk kesenangan atau
berolahraga.

C. Kondisi Pelayaran di Indonesia

Lantas bagaimana prospek industri pelayaran tahun 2022? Pandemi yang terjadi sejak
awal 2020 memiliki dampak yang sangat signifikan terhadap perkonomian dunia, termasuk
Indonesia. Berbagai kebijakan pembatasan perjalanan dilakukan oleh berbagai negara, tidak
terkecuali oleh Pemerintah Indonesia. Pandemi yang sudah berlangsung selama dua tahun
ini juga berdampak terhadap industri pelayaran. Pada awal-awal pandemi, kinerja pelayaran
sempat tertekan hingga minus 21 persen.
Penurunan arus kapal terjadi hingga mencapai 3 persen, penurunan arus barang
mencapai 14 persen, penurunan arus petikemas mencapai 11 persen dan penurunan yang
paling dalam terjadi pada arus penumpang sebesar 57 persen. Penurunan arus barang
terjadi pada awal-awal pandemi Covid-19 saat banyak industri manufaktur menghentikan
kegiatan produksinya.

Namun, sejalan dengan keberhasilan pengendalian penularan Covid-19 yang terlihat


pada kuartal IV 2021, Indonesia mulai berhasil memulihkan kondisi ekonomi secara
perlahan, tidak terkecuali sektor pelayaran. Di dukung oleh kebijakan stimulus fiskal dan
moneter dari Pemerintah, pelayaran dapat bertahan menghadapi pandemi Covid-19 pada
tahun 2020 dan berlanjut di tahun 2021 sehingga kinerja pelayaran pada tahun lalu itupun
tumbuh positif. Bisa disebut bahwa pada tahun 2021, industri pelayaran mendapatkan
cuan.

Atas kondisi itu, sektor pelayaran menatap 2022 dengan yakin. Sejumlah perusahaan
pelayaran optimis bahwa 2022 akan terjadi perbaikan industri. “Kinerja usaha angkutan
laut yang positif pada tahun 2021 akan berlanjut pada tahun 2022,” kata Ketua Umum
Indonesia National Shipowners Association Sugiman Layanto.
Di sektor offshore misalnya, prospek industri yang positif didukung oleh harga minyak
yang lebih tinggi akan menghasilkan permintaan kapal-kapal offshore yang lebih tinggi
pula. Di sisi lain, pelonggaran kebijakan pembatasan perjalanan di seluruh dunia telah
menyebabkan lonjakan harga minyak karena pasokan yang ada selama ada pembatasan
perjalanan, belum mampu mengimbangi meningkatnya permintaan minyak dan gas bumi.
Sebagai gambaran, harga minyak mentah Brent menembus di atas US$85/barel, tingkat
yang tidak terlihat sejak 2014. Ini mencerminkan optimisme di industri minyak dan gas
yang akhirnya menunjukkan siklus pemulihan. Di Indonesia sendiri, ada tender-tender
untuk proyek pengeboran yang akan dimulai pada awal 2022 sehingga hal ini memberikan
prospek menjanjikan di sektor angkutan offshore.
Sektor angkutan kontainer juga diperkirakan tumbuh positif. Sebagai contoh, Maersk
Indonesia memperkirakan pertumbuhan sektor pelayaran untuk peti kemas pada 2022 tak
akan beranjak jauh dari realisasi pada akhir tahun ini dengan masih adanya ketidakpastian.
Maersk sendiri menargetkan bisnis peti kemas tumbuh 10 persen pada situasi normal.
Namun tampaknya hal itu sulit terealisasi pada tahun 2022. Kondisi ini berkaca dari
capaian tahun lalu yang nyatanya hanya tumbuh sekitar 8 persen.
Sementara itu, emiten pelayaran PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR) menyebut, kondisi
tarif kontainer hingga awal 2022 ini masih sesuai dengan prediksi tahun lalu, di mana tarif
kontainer tetap tinggi dan permintaan pun semakin naik. Meskipun tarif kontainer naik,
permintaan dari para pengguna tetap stabil, bahkan cenderung tidak menurun.
Kondisi itu menyebabkan tingkat keterisian kapal pun tetap tinggi sehingga memberikan
dampak positif terhadap pelayaran kontainer. Dengan demikian, meskipun ada gangguan
operasional akibat Covid-19, termasuk omicron, kinerja pelayaran tetap baik karena tarif
tetap tinggi, permintaan juga tetap tinggi.
Sektor angkutan curah, khususnya batubara juga makin cerah karena permintaan dalam
negeri pada 2022 semakin tinggi. Sebagai gambaran, Kementerian Energi dan Sumber Daya
Mineral (ESDM) menetapkan target produksi batubara tahun 2022 di kisaran 637 juta
sampai 664 juta ton, naik dari target produksi batu bara tahun 2021 sebanyak 625 juta ton.
barge maupun bulk carrier untuk angkutan batubara dalam negeri.
Untuk meningkatkan kualitas sektor pelayaran:
1. Memperluas wilayah pelayaran.
2. Menambah armada dalam pelayaran.
3. Menggunakan sistem usaha yang cocok dengan daerah pelayaran yang digunakan.
4. Menambah inovasi dalam menjalankan usaha pelayaran, seperti keunikan bentuk
kapal untuk menarik pelanggan.

D. Aktivitas Kenelayanan di Indonesia


Berawal dari sebuah tradisi di Pelabuhan Ratu, hari nelayan kini menjadi salah satu hari
besar nasional. Tanggal 6 April merupakan Hari Nelayan Nasional yang telah ditetapkan
sejak 57 tahun yang lalu sejak masa pemerintahan Orde Baru. Hari Nelayan Nasional ini
ditetapkan untuk mengapresiasi jasa para nelayan nasional.
Indonesia yang merupakan Negara maritim dan terdiri dari ribuan pulau-pulau kecil, dan
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki garis pantai
terpanjang kedua setelah Kanada. Maka tak heran nelayan menjadi salah satu penopang
penghasilan Negara. Ada banyak macam pencarian hasil laut yang dilakukan oleh
masyarakat nelayan nasional.
Dan ini adalah beberapa potret nelayan di beberapa daerah nusantara.
1. Desa Les
Desa Les merupakan salah satu desa nelayan pencari ikan hias di daerah Tejakula,
Buleleng, Bali. Pada awalnya nelayan di Desa Les adalah nelayan yang mencari ikan hias
dengan cara merusak, yaitu dengan menggunakan potasium. Yang tentu saja ini
menyebabkan karang-karang di sekitar desa les menjadi mati.
Nelayan desa les harus melakukan perjalanan berhari-hari untuk mendapatkan hasil yang
baik. Karena keadaan itulah, dan pelatihan dari LSM, nelayan Desa Les mulai melakukan
penanaman koral dan penangkapan ikan hias dengan cara yang lebih ramah terhadap
lingkungan.
2. Nelayan Roa
Roa di Bolaang Mongondow Timur, Sulawesi Utara merupakan salah satu daerah di
Indonesia yang mempunyai produk hasil laut unggulan ikan roa. Ketika sedang musimnya,
hampir di setiap desa nelayan di Sulawesi Utara, berburu jenis ikan yang satu ini. Roa asap
dan sambal roa adalah dua dari beberapa olahan dari roa yang cukup terkenal.
3. Nelayan di Laut selatan Pulau Jawa
Laut selatan Pulau Jawa, menyimpan potensi yang cukup besar di sektor perikanan di
Indonesia. Tetapi sayangnya, laut yang langsung lepas menuju samudra Indonesia itu, akan
cukup sulit dieksplore hasil lautnya ketika musim ombak datang. Ombak di laut selatan bisa
2 kali lebih besar dibandingkan dengan sebelah utara Pulau Jawa di musim yang sama.

Nelayan tradisional adalah mereka yang melakukan kegiatan mata pencahariannya


menggunakan alat atau teknologi sederhana, seperti pancing, jala dan tombak, pedang,
penikam, sero dan seke.
Nelayan tradisional juga menggunakan jaring atau jala untuk menangkap ikan. Jaring
terbuat dari benang ataupun nilon yang dirancang untuk memerangkap ikan. Ada banyak
jenis jaring yang digunakan nelayan tradisional, contohnya jaring insang hanyut, jaring
klitik, jaring angkat, dan jaring lempar.
Nelayan modern adalah nelayan yang menangkap ikan dan hewan laut dengan memakai
peralatan modern. Peralatan modern yang dimaksud antara lain peralatan yang
menggunakan teknologi canggih. Nelayan modern juga menggunakan perahu dengan mesin
sehingga dapat menjangkau wilayah laut yang lebih jauh.
Berikut ini adalah beberapa aktivitas yang dilakukan nelayan Indonesia yaitu:
1.Menangkap ikan dan sejenisnya di laut.
2.Melakukan perjalanan ke tengah laut.
3.Kembali ke daratan dari lautan.
4.Memilah-milah ikan dan hewan lainnya.
5.Menjual ikan kepada pembeli atau tengkulak.

E. Sistem Pengetahuan Pelayaran di Indonesia

1. Sistem Angin untuk Pelayaran Angin sangat berpengaruh dalam kehidupan bahari.

Di Indonesia nama angin tersebut dikenal dengan nama Angin Haluan dan Angin
Buritan untuk menunjukan dari arah mana angin itu datang jika sedang berlayar. Angin
Sorong Buritan dikenal dengan angin turutan yang keras. Angin Sakal datang dari depan
dan menghalangi Pelayaran, sedangkan angin Paksa justru memaksa orag-orang untuk
membongkar sauh. Jika datang dari berbagai jurusan maka dikatakan angin Ekor
Duyung, tetapi jika nagin bertiup keras dari sebelah sisi perahu dikatakan angin timba
ruang. Pengetahuan akan angin daratd an laut sangat penting bagi para nelayan, karena
dengan demikian mereka dapat memanfaatkan angin jika ingin berlayar keluar (laut) pada
pagi hari dan pulang (darat) pada malam hari.

Angin sangat mempengaruhi pelayaran bahari nusantara. Salah satunya dengan


adanya angin musim yang berubah arah tujuannya setiap tahun. Angin musim ini
digunakan para Pedagang untuk melakukan pelayaran. Pada bulan Desember s/d Februari
merupakan angin Barat, dan menjadi angin Timur dalam bulan sepetember s/d
November. Pelayan yang dilakukan oleh pelaut di Indonesia untuk berdagang terjadi pada
bulan Oktober, salah satu rute tersebut ialah perdagangan dari timur Indonesia, kapal
berangkat dari Maluku, menuju pusat perdagangan di Ujung Pandang, Gresik, Demak,
Banten sampai dengan Malaka, dan kota-kota disebelah barat. Sedangkan bulan Maret
pelayaran menuju ke Timur dengan memanfaatkan munculnya Angin Barat.

Pada bulan Juni sampai dengan Agustus, angin di Laut Cina Selatan, bertiup ke
arah utara, sehingga memudahkan pelayaran ke Ayuthia, Campa, Cina dan negeri-negeri
disebelah utara nusantara. Angin akan mengubah haluan lagi pada bulan September dan
Desember sehingga perjalan kembali ke selatan dapat dimulai lagi. Dengan adanya angin
musim ini Nusantara dibagian Barat menjadi kedudukan istimewa. Disinilah kapal-kapal
dari semua penjuru bertemu. Posisi ini yang dimanfaatkan kerajaan-kerajaan dinusantara
untuk dapat menguasai tempat pertemuan jalan pelayaran dan perdagangan.

2. Jenis – jenis kapal dan tempat pembuatannya


Pada Abad ke – 5 s/d Abad ke – 15 belum ditemukan kapal api, dan pelayaran-
pelayaran di Nusantara tidak menggunakan berbagai jenis kapal. Tetapi dahulu kapal
dibedakan menajdi 2 kelompok besar bedasarkan cara pembuatannya. Dengan melihat
bentuk lunas kapal kita dapat membedakan antara kapal Lesung dan kapal Papan. Lunas
dari kapal atau perahu lesung terdiri satu batang kayu yang dikeruk bagian dalamnya
seperti lesung dalam bentuk yang memanjang. Perahu Papan bentuk pembuatannya lebih
kompleks. Bentuk kapal ini tidak tergantung dari salah satu batang kayu. Besar dan
bentuknya dapat dibuat secara bebas. Pada jaman dahulu tiap-tiap daerah menyebut
nama-nama kapal dan masing-masing bahasanya, diantaranya kapal Lakafunu dan Kora-
kora (Maluku), Kapal Pinisi (Sulawesi) dll.
3. Barang – barang muatan kapal
Kapal-kapal yang melakukan pelayaran lebih bnayak digunakan untuk melakukan
perdagangan. Dengan membawa barang-barang yang diangkut dari satu tempat ke tempat
yang lain. Dari Jawa membawa Beras, dari Maluku membawa rempah-rempah, dari
Sumatera membawa Damar, Kemenyan, dan kapur barus, Kalimantan memuat kapalnya
dengan membawa kayu dan rotan, sedangkan dari Nusa Tenggara membawa kayu
Cendana, disamping itu dari Negara tetangga seperti Cina dan Persia membawa Guci dan
Permadani lalu gelas yang dibawa dari Eropa

F. Sistem Pengetahuan Kenelayanan Masyarakat Indonesia


Sebagai suatu sistem mata pencaharian tertua di bidang kebaharian, mata pencaharian
nelayan sudah memiliki sistem pengetahuan yang cukup established. Sistem pengetahuan
dalam budaya masyarakat nelayan ini mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Ada
beberapa pengetahuan dalam budaya nelayan, yaitu :

1. Penangkapan ikan
Pengetahuan pelayaran, termasuk pengetahuan yang terkait dengan cara
penangkapan ikan, dapat dimiliki oleh seorang nelayan melalui pengalaman melaut
yang cukup lama. Misalnya, pengetahuan mengemudikan perahu, baik yang
bermesin maupun yang mengandalkan tenaga angin, pengetahuan cara
menggunakan atau menurunkan alat tangkap dari perahu. Pengetahuan tersebut
dapat diperoleh melalui pengalaman berlayar dalam jangka waktu yang panjang.
Selain pengetahuan teknikmengemudikan perahu, seorang nelayan, juga harus
berbekal pengetahuan tentang arah angin, mengetahui arah tujuan pelayaran,
mengetahui lokasi banyak terdapat ikan, dan mengetahui risiko atau hambatan-
hambatan yang kemungkinan dapat dialami selama melaut. Di samping
pengetahuan memahami akan timbulnya masalah-masalah tersebut, masyarakat
nelayan juga harus mampu mengetahui cara-cara penanggulangannya.

2. Wilayah Tangkapan
Pengetahuan tentang wilayah penangkapan merupakan pengetahuan yang
mengalir begitu saja pada diri para nelayan. Di samping tempat-tempat yang
memang sudah biasa mereka kunjungi, terkadang juga mereka bereksperimen
sendiri atau mencoba sendiri dengan petunjuk alam. Suatu wilayah perairan laut
dapat dikatakan sebagai daerah penangkapan ikan apabila terjadi interaksi antara
para nelayan dengan sumber daya ikan yang menjadi target tangkap nelayan. Tentu
dalam proses penangkapan ikan tersebut para nelayan mempergunakan alat khusus
sesuai karakter ikan yang ada di lokasi yang dituju. Sebab walaupan pada suatu
areal perairan terdapat sumber daya ikan yang menjadi target penangkapan, tetapi
alat tangkap yang dibawa tidak dapat dioperasikan karena berbagai faktor,
misalnya rusak atau salah mempergunakannya. Faktor lain adalah faktor cuaca,
sehingga kawasan tersebut tidak dapat dikatakan sebagai daerah penangkapan
ikan, demikian pula jika terjadi sebaliknya. Penangkapan ikan bergantung pada
kemudahan bersama para nelayan yang mempunyai hak yang sama terhadap
sumber daya laut. Nelayan dapat berpindah dari satu tempat ke tempat yang
lainnya karena beberapa alasan, tergantung keberadaan ikan.

Wilayah penangkapan ikan dapat dilakukan dimana saja karena laut dianggap
milik bersama. Laut sebagai warisan bersama yang dititipkan oleh Allah swt. dan
warisan kebiasaan dan sistem pengetahuan yang ditinggalkan oleh nenek moyang
untuk dimanfaatkan dan dipelihara. Oleh karena itu, semua nelayan yang merasa
berkepentingan terhadap tempat itu, sepanjang tidak ada tandatanda yang
memilikinya secara khusus, apa lagi tidak ada aturan dan larangan, maka para
nelayan berhak untuk memanfaatkan dan memeliharanya karena sumber daya laut
sebagai sumber mata pencahariannya. Bahkan laut oleh sebagian nelayan
menganggap sebagai rumah kedua karena hampir separuh waktu hidupnya
dihabiskan di laut.

3. Pengetahuan Tentang Musim


Salah satu pengetahuan yang harus dipahami oleh para nelayan, adalah
pengetahuan tentang musim, sebab musim sangat menentukan gelombang air laut
dan perilaku-perilaku kelautan lainnya. Musim yang ada di Sulawesi Barat
sebenarnya hanya ada dua, yaitu musim barat dan musim timur, tetapi ada suatu
situasi dan kondisi di Sulawesi Barat yang sering membawa suatu perubahan. Baik
perubahan yang terkait dengan alam, maupun perubahan yang terkait dengan
aktifitas masyarakatnya akibat masa pancaroba, yaitu musim peralihan antara
musim timur ke musim barat dan demikian juga sebaliknya. Pengetahuan tentang
pergantian musim merupakan suatu hal yang sangat penting dalam pelayaran,
karena dengan mengetahui perubahan dan pergantian musim nelayan dapat
membuat perencanaan kegiatan pelayaran. Perencanaan yang dimaksud adalah
perencanaan turun ke laut dan perencanaan manfaat dan bahaya yang ditimbulkan
oleh setiap musim tersebut. Misalnya kalau musim timur, keuntungan apa yang
bisa dimanfaatkan dan diperoleh oleh para nelayan, dan biasanya bulan-bulan
berapa. Demikian juga pada musim barat selalu diperhitungkan sehingga
perencanaan melaut sangat penting bagi nelayan. Adanya kebiasaan seperti itu,
akan menjadi pengetahuan tersendiri bagi para nelayan, termasuk tanda-tanda
pergantian musim. Pengetahuan tentang pergantian musim dapat diketahui dengan
melihat tanda-tanda alam, seperti dengan melihat arah dan letak bulan sabit. Pada
musim barat bulan sabit agak miring ke utara, pada musim timur bulan sabit agak
miring ke selatan. Tanda-tanda perubahan dan pergantian musim juga dapat
diketahui melalui perubahan arus gelombang laut (pasang surutnya air laut).
Musim barat dapat diketahui dengan melihat keadaan air laut pasang, terutama
pada waktu sore hari. Pada musim barat, nelayan yang berpengalaman dapat
mengetahui dengan pasti adanya bentuk dan arah gelombang yang tetap di
wilayah-wilayah perairan tertentu.

4. Pengetahuan Tentang Astronomi


Pengetahuan tentang astronomi bagi para nelayan sudah menjadi pengetahuan
umum dan bersifat turun temurun dari generasi ke generasi berikutnya. Letak
bintang di langit menurut pemahaman mereka akan mempengaruhi gejala-gejala
alam dan memengaruhi arah angin dan musim terjadi. Sistem pengetahuan yang
dimiliki oleh nelayan dalam melakukan aktifitas melaut terkait astronomi,
digunakan untuk menentukan arah yang akan menjadi tujuan. Tanda-tanda bintang
di langit sangat membantu para nelayan dalam hal kapan bisa melaut dan
menentukan arah angin. Petunjuk bintang-bintang di langit digunakan apabila
melakukan aktivitas melaut pada malam hari. Jika bintang-bintang di langit tidak
menampakkan diri akibat keadaan cuaca, maka yang dijadikan sebagai pedoman
petunjuk arah adalah arus dan gelombang air laut.

5. Pengetahuan tentang Posisi dan Arah di Tengah Laut


Bagi nelayan dan pelaut modern,untuk mengetahui posisi dan arah di tengah
laut bukan merupakan sesuatu yang sulit. Mereka dapat menggunakan peralatan
yang canggih. Untuk mengetahui posisi geografis, mereka dapat menggunakan
GPS (Geographical Positioning System) yang memungkinkan mereka dapat
mengetahui posisi geografis di mana mereka berada dengan mengetahui letak pada
posisi lintang ataupun bujur secara tepat. Di samping itu nelayan sekarang sudah
menggunakan kompas yang memungkinkan mereka mengetahui secara tepat arah
mata angin sehingga tidak mungkin salah arah atau „kesasar‟ di tengah laut
meskipun pada malam hari. Namun demikian para nelayan tradisional jaman dulu
belum mengenal GPS dan kompas. Dalam hal ini, paranelayan tradisional
menggunakan gejala-gejala dan kejadian alam untuk dapat mengetahui posisi
mereka dan arah ke mana mereka akan pergi. Gejala alam tersebut contohnya
dapat dilihat dari letak bintang di langit.

BAB 3
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pelayaran atau angkutan laut merupakan bagian dari transportasi laut yang tidak dapat
dipisahkan dengan bagian dari sarana tranportasi lainnya dengan kemampuan untuk
menghadapi perubahan ke depan, mempunyai karakteristik karena mampu melakukan
pengangkutan secara massal. Dapat menghubungkan dan menjangkau wilayah satu
dengan yang lainnya melalui perairan, sehingga mempunyai potensi kuat untuk
dikembangkan dan peranannya baik nasional maupun internasional sehingga mampu
mendorong dan menujang pembangunan nasional demi meningkatkan kesejahteraan
masyarakat sesuai dengan mandat Pancasila dan Undang-Undang dasar 1945

B. Saran
Laut merupakan tempat yang berpontensi untuk menghasilkan tambahan devisq
negara melalui sumber daya lautnya selama dikelola dengan baik dan benar. Untuk
itu laut harus didukung dengan pelestariannya dan pengembangan peningkatan
sumber daya lautnya untuk masa depan.

DAFTAR PUSTAKA

Author’s guide. (2012). Sistem Pelayaran Indonesia. Diambil dari https://kisah-


grup.blogspot.com/2012/08/sistem-bahari-indonesia.html

Amu, H, Dkk. (2016). Kearifan Lokal Masyarakat Desa Olele. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan, 4(2),
3-6. Diakses pada tanggal 23 Novmber 2022, dari Universita Negri Gorontalo.

Maressa. (2022). Pengertian Nelayan, Ciri, Jenis, Klasifikasi, dan Contoh. Diambil dari
https://adammuiz.com/nelayan/.

Dpp INSA. (2022). 2022 Kondisi Pelayaran Diprediksi Lebih Baik Daripada 2021. Diambil dari
http://dppinsa.com/content/detail/2022-_kondisi_pelayaran_diprediksi_lebih_baik_dari_tahun_2021.

Anonim A. (2022). Kondisi Pelayaran Indonesia Masih Belum Optimal Untuk Meningkatkan Ekonomi
Negara Apa Yang Harus Dilakukan untuk Meningkatkan Kualitas Sektor Pelayaran. Diambil dari
https://roboguru.ruangguru.com/forum/kondisi-pelayaran-di-indonesia-masih-belum-optimal-untuk-
meningkatkan-perekonomian-negara-apa_FRM-DYVGXNZZ.

Rizky, Fb. (2019). Pengertian Dasar Pelayaran. Diambil dari http://repository.unimar-


amni.ac.id/2219/2/BAB%202%20%28RFB%29.pdf.

Anda mungkin juga menyukai