Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH PENGARUH LETAK GEOGRAFIS

INDONESIA

TAHUN AJARAN 2022/2023

Nama kelompok:

1. Nur Ismu Yuliana (06)


2. Oktina Rahmadhani (09)
3. Salsabila yulia Putri (20)
4. Tsania Magfiroh (29)
Kata pengantar

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama
nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “PENGARUH LETAK GEOGRAFIS INDONESIA”. Kemudian shalawat
beserta salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah
memberikan pedoman hidup yakni al-qur’an dan sunnah untuk keselamatan umat di
dunia.

Makalah ini merupakan tugas akhir semester 2 dengan mata pelajaran IPAS (FISIKA).
Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak
Toyib selaku guru pembimbing mata pelajaran IPAS (FISIKA) dan kepada segenap pihak
yang telah memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan makalah ini.

Akhirnya penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam


penulisan makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
konstruktif dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

TUBAN 13 MEI , 2023


DAFTAR ISI

Kata pengantar.................................................................................................................................2

BAB 1.................................................................................................................................................4

PENDAHULUAN.............................................................................................................................4

LATAR BELAKANG...................................................................................................................4

Letak Geografis Indonesia.........................................................................................................5

Pengaruh Letak Geografis Indonesia.........................................................................................5

1. Keberagaman Budaya............................................................................................................5

2. Musim Hujan dan Musim Kemarau......................................................................................5

3. Letak yang Strategis..............................................................................................................6

4. Memiliki Banyak Sekali Jenis Ikan Laut dan Biota Laut Lainnya........................................6

5. Rawan Terjadi Bencana.........................................................................................................6

6. Sumber Daya Alam yang Sangat Banyak..............................................................................6

Rumusan masalah:.........................................................................................................................7

Tujuan:...........................................................................................................................................7

BAB 2.................................................................................................................................................7

PEMBAHASAN................................................................................................................................7

ISI...................................................................................................................................................7

GEOGRAFIS INDONESIA......................................................................................................8

ELEMEN KEKUATAN MARITIM INDONESIA..................................................................9

PERKEMBANGAN MARITIM INDONESIA........................................................................9

Tantangan Lingkup Regional..................................................................................................10

BAB 3...............................................................................................................................................17

PENUTUP.......................................................................................................................................17

KESIMPULAN...............................................................................................................................17

BAB 1
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Berdirinya suatu wilayah tidak bisa dilepaskan dari yang namanya letak geografis.
Dengan adanya letak geografis, maka letak atau posisi suatu wilayah akan terlihat sangat
jelas. Jika sudah terlihat jelas akan ada banyak orang yang mengetahui wilayah tersebut.
Letak geografis suatu wilayah dimulai dari yang terkecil seperti jalanan hingga yang
terbesar seperti benua.Oleh karena itu, letak geografis juga digunakan sebagai suatu cara
untuk mengetahui dan mengenal suatu negara, termasuk Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI). Jika dilihat dari letak geografisnya, Indonesia diapit oleh dua benua
yaitu benua Australia dan benua Asia. Selain diapit dua benua, Indonesia juga berada di
antara Samudera Hindia dan Samudera Pasifik.

Letak Geografis Indonesia

Indonesia selalu dikenal dengan negara kepulauan karena Indonesia memiliki banyak
sekali pulau. Bahkan, berdasarkan sebuah catatan, Indonesia memiliki kurang lebih
17.500 pulau, banyak sekali bukan? Pulau-pulau tersebut bisa kita lihat, mulai dari
Sabang hingga Merauke. Selain itu, Indonesia juga melewati garis Khatulistiwa.
Bisa dibayangkan berapa luas negara Indonesia jika pulaunya berjumlah sekitar 17.500.
Luas daratan negara Indonesia sekitar 1,9 juta km2. Dari luas daratan itu, wilayah yang
cukup luas akan dibagi lagi menjadi beberapa Provinsi.Selain, daratan yang sangat luas,
Indonesia juga memiliki garis pantai terpanjang kedua di dunia. Panjang garis pantai
tersebut kurang lebih berkisar 95.181 kilometer serta luas dari perairan Indonesia kira-
kira 5,8 kilometer persegi. Oleh karena itu, Indonesia dikenal sebagai negara maritim.

Pengaruh Letak Geografis Indonesia

Setiap letak geografis pada suatu negara, pasti akan memiliki pengaruh dari letak
geografis tersebut. Pengaruh letak geografis Indonesia, yaitu keberagaman budaya,
musim di Indonesia ada dua, letak yang sangat strategis, ada banyak sekali jenis ikan,
rawan terjadi bencana, dan sumber daya alam yang sangat banyak.

1. Keberagaman Budaya
Indonesia yang berada di antara dua benua, yaitu benua Asia dan benua Australia
membuat budaya-budaya yang masuk ke Indonesia sangat cepat. Terlebih lagi di zaman
modern ini sangat mudah untuk mengenali atau bahkan meniru budaya lain sangatlah
mudah.

2. Musim Hujan dan Musim Kemarau


Tidak bisa dipungkiri bahwa letak Indonesia yang diapit antara dua benua dan dua
Samudera serta melewati garis khatulistiwa. Ketiga hal tersebut membuat negara
Indonesia dilewati oleh angin Muson Barat dan Angin Muson Timur. Kedua angin
tersebut sangat memengaruhi kondisi musim di Indonesia.

3. Letak yang Strategis


Tidak bisa dipungkiri bahwa letak geografis Indonesia sangatlah strategis karena terletak
di antara jalur persimpangan lalu lintas perdagangan Internasional. Dengan kata lain,
letak Indonesia dapat meningkatkan ekonomi perdagangan. Dalam hal ini, lalu linta yang
dimaksud bisa berupa lalu lintas laut atau lalu lintas udara.
Bukan hanya itu, letak Indonesia yang strategis sangat cocok untuk menghubungkan
negara-negara industri dengan negara-negara berkembang. Maka dari itu, Indonesia bisa
dikatakan sebagai titik pertemuan dalam kegiatan ekonomi dunia. Contoh dari titik
pertemuan bisa tersebut bisa dilihat ketika negara, seperti RRC, Korea Selatan, Jepang
melakukan perdagangan ke beberapa negara di Afrika, Australia, dan Eropa..

4. Memiliki Banyak Sekali Jenis Ikan Laut dan Biota Laut Lainnya
Indonesia yang diapit oleh Samudera Hindia dan Samudera Hindia dan Samudera Pasifik
membuat perairan laut Indonesia cenderung hangat. Air laut yang cenderung hangat ini
disebabkan karena terjadinya peristiwa Arlindo (Arus Lintas Indonesia). Peristiwa
Arlindo bisa terjadi karena adanya perbedaan tekanan air laut dari Samudera Pasifik ke
Samudera Hindia.

5. Rawan Terjadi Bencana


Letak geografis Indonesia bisa memengaruhi terjadinya bencana alam. Bahkan, Indonesia
termasuk ke dalam salah satu negara yang rawan terjadinya bencana. Hal ini disebabkan
karena letak geografis Indonesia yang berada di jalur Lingkaran Api atau Ring of
Fire Pasifik. Lingkaran api ini sering dikenal dengan sebutan Cincin Api Pasifik.

6. Sumber Daya Alam yang Sangat Banyak


Letak geografis Indonesia menjadikan Indonesia beriklim tropis. Suatu wilayah yang
beriklim tropis biasanya akan ada banyak sekali tumbuh-tumbuhan dan hewan-hewan
yang sangat beragama yang dapat bertahan hidup lebih lama.

Rumusan masalah:

1.Apa saja peluang yang mungkin bisa didapatkan Indonesia dalam choke point'?

2.Apa usaha Indonesia dalam menjaga kekayaan Indonesia yang melimpah?


Tujuan:

1.Mengetahui peluang choke point di Indonesia

2.mengetahui cara menjaga Maritim Indonesia

BAB 2

PEMBAHASAN

ISI

GEOGRAFIS INDONESIA
1. Negara Kepulauan
2. Pada posisi silang dunia
3. Jalur lalu lintas pelayaran internasional
4. Potensi sumda kelautan melimpah
 Belum dikelola secara optimal
 Banyak dilirik bangsa lain

ELEMEN KEKUATAN MARITIM INDONESIA


Kekuatan maritim Indonesia berdasarkan ketahanan nasional.kunci keberlangsungan
kehidupan sebuah negara dalam mempertahankan eksistensinya adalah bergantung
kepada kemampuan bangsa dan negara didalam mendayagunakan secara optimal gatra
alamiah (Trigatra). Sebagai modal dasar untuk penciptaan kondisi dinamis yang
merupakan kekuatan dalam penyelenggaraan kehidupan nasional (panca gatra)

TRIGATRA

 Kondisi geografis negara


 Keadaan dan kekayaan alam
 Kemampuan penduduk

PANCA GATRA

 Ideologi
 Politik
 Ekonomi
 Sosbud
 Hankam

PERKEMBANGAN MARITIM INDONESIA


Ideologi
 Masyarakat Indonesia menempatkan laut sebagai media pemersatu
bangsa bukan sebagai media pemisah

Politik
 Konsep wawasan Nusantara
Wawasan nusantara berperan untuk membimbing bangsa Indonesia
dalam penyelengaraan kehidupannya serta sebagai rambu – rambu dalam
perjuanagan mengisi kemerdekaan. Wawasan nusantara sebagai cara
pandang juga mengajarkan bagaimana pentingnya membina persatuan
dan kesatuan dalam segenap aspek kehidupan bangsa dan negara dalam
mencapai tujuan dan cita – citanya. Wawasan Nusantara merupakan cara
pandang bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungan sekitarnya
berdasarkan ide nasionalnya yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945
(Undang-Undang Dasar 1945) yang merupakan aspirasi bangsa Indonesia
yang merdeka, berdaulat, bermartabat serta menjiawai tata hidup dalam
mencapai tujuan perjuangan nasional.
 unclos 1982
 deklarasi bunaken
 pembentukan kementrian kelautan dan perikanan
 pembentukan kemenko bidang maritim

Ekonomi
 sumber daya laut yang melimpah dan
 Bernilai tinggi belum dimanfaatkan secara optimal
Bidang ekonomi maritim dan kelautan yang terdiri atas berbagai sektor
yang dapat Dikembangkan untuk memajukan dan menyejahterakan
Masyarakat, yaitu
(1) Perikanan;
(2) Industri pengolahan Hasil perikanan
(3) Industri bioteknologi kelautan
(4) Pertambangan dan energi
(5) Pariwisata bahari
(6) Angkutan laut
(7) Jasa perdagangan
(8) IndustriPerikanan
(9) Sumberdaya non-konvensional
(10) Infrastruktur kelautan
(11) Benda berharga dan warisan budaya
12) Jasa lingkungan.
Potensi maritim dan kelautan yang begitu besar
Seharusnya dimanfaatkan untuk menyejahterakan masyarakat.Namun,
kenyataannya potensi itu belum dimanfaatkan dengan Optimal.
Ketajaman visi dan kesadaran terhadap posisi strategis nusantara telah
membawa negara ini disegani oleh negara-negara lain. Maka, sudah
saatnya, bagi kita yang sudah tertinggal jauh dengan negara lainnya,
untuk kembali menyadari dan membaca ulang narasi besar maritim
Indonesia yang pernah diikrarkan dalam Unclos 1982.
Didalamnya banyak termaktub peluang besar Indonesia sebagai negara
kepulauan. Namun, lagi-lagi lemahnya perhatian dan keberpihakan
pemerintah terhadap kemaritiman yang didalamnya mencakup, keluatan,
Pesisir, dan perikanan, maka beberapa kerugian yang didapatkan. Seperti
lepasnya Pulau Sipadan dan Ligitan pada tahun 2002 dengan alasan
“ineffective occupation” atau wilayah yang diterlantarkan. Minimnya
keberpihakan kepada sektor maritim (maritime policy) salah satunya
menyebabkan masih semrawutnya penataan selat Malaka yang sejatinya
menjadi sumber devisa; hal lainnya adalah pelabuhan dalam negeri
belum menjadi international hub port, ZEE yang masih terlantar,
penamaan dan pengembangan pulau-pulau kecil, terutama di wilayah
perbatasan negara tidak kunjung tuntas, serta makin maraknya praktik
illegal fishing, illegal drug traficking, illegal people, dan semakin
meningkatnya penyelundupan di perairan Indonesia. Padahal, sejatinya
posisi strategis Indonesia banyak memberikan manfaat, setidaknya dalam
tiga aspek, yaitu; alur laut kepulauan bagi pelayaran internasional
(innocent passage, transit passage, dan archipelagic sea lane passage)
berdasarkan ketentuan IMO; luas laut territorial yang dilaksanakan sejak
Deklarasi Djuanda 1957 sampai dengan Unclos 1982 yang mempunyai
sumberdaya kelautan demikian melimpah; dan sumber devisa yang luar
biasa jika dikelola dengan baik.
Terkait dengan visi pembangunan nasional yang bertujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan bangsa Indonesia secara menyeluruh dan
merata, tentunya, seiring dengan tujuan tersebut, maka dibutuhkan
kemampuan pertahanan dan keamanan yang harus senantiasa
ditingkatkan agar dapat melindungi dan mengamankan hasil
pembangunan yang telah dicapai. Karena, pemanfaatan potensi sumber
daya nasional secara berlebihan dan tak terkendali dapat merusak atau
mempercepat berkurangnya sumber daya nasional.
Pesatnya perkembangan teknologi dan tuntutan penyediaan kebutuhan
sumber daya yang semakin besar mengakibatkan sektor laut dan pesisir
menjadi sangat penting bagi pembangunan nasional. Oleh karena itu,
perubahan orientasi pembangunan nasional Indonesia ke arah pendekatan
maritim merupakan suatu hal yang sangat penting dan mendesak.
Wilayah laut harus dapat dikelola secara profesional dan proporsional
serta senantiasa diarahkan pada kepentingan asasi bangsa Indonesia.
Untuk mengatasi semua tantangan di bidang kelautan ini maka seluruh
komponen bangsa harus segera membangkitkan maritime. Domain
awareness, atau kesadaran lingkungan maritime. Hal ini
diperlukan,karena sepertinya kita tidak lagi memiliki budaya bahari,
sehingga perlu dibangun kembali melalui upaya penyadaran.
Lingkungan bahari yangdimaksud adalah semua area dan hal-hal yang
berhubungan, berkaitan, berdekatan atau berbatasan dengan laut,
samudera atau semua perairan yang dapat dilayari, termasuk semua
kegiatan yang berhubungan dengan maritim, infrastruktur, masyarakat,
muatan kapal, armada, baik niaga, perikanan, maupun armada perang.

Sosial budaya
 indonesia memiliki keragaman aspek kehidupan
Strategisnya perairan Indonesia tentu membuat perairan ini banyak
dilalui kapal pedagang internasional yang tidak sekadar lewat, tetapi juga
singgah.

Hal ini tanpa disadari dapat menambah keberagaman budaya dan bahasa
di Indonesia. Karena adanya percampuran budaya asli dengan pendatang.
 keanekaragaman persepsi tentang laut

Hankam
 luasnya wilayah perairan
 posisi geografis Indonesia
 sumber daya alam melimpah

Arti penting laut

1. Media pemersatu bangsa


2. Media perhubungan
3. Media penyedia SDA
4. Media Hankam
5. Media membangun pengaruh
Tantangan Lingkup Regional

a.permasalahan keamanan laut

Illegal fishing

ada empat wilayah rawan praktik illegal fishing di wilayah perairan Ri meliputi WPPNRI 711
yang mencakup Selat Karimata, dan Laut Natuna Utara.

Kemudian WPPNRI 571 (perairan Selat Malaka dan Laut Andaman), WPPNRI 716 (perairan Laut
Sulawesi dan sebelah utara Pulau Halmahera), serta WPPNRI 718 (perairan Laut Aru, Laut
Arafuru, dan Laut Timor bagian Timur).
"Jadi yang sering terjadi penangkapan itu ada di wilayah WPPNRI 711, 571, karena itu berbatasan
dengan Laut China Selatan, lalu dengan Selat Malaka. Selanjutnya 718 itu juga kita sering tangkap
kapal yang masuk dari wilayah Papua Nugini. Lalu kemudian WPPNRI 716," ungkap Menteri KP,
Sabtu (10/7/2021).
Kemudian WPPNRI 571 (perairan Selat Malaka dan Laut Andaman), WPPNRI 716 (perairan Laut
Sulawesi dan sebelah utara Pulau Halmahera), serta WPPNRI 718 (perairan Laut Aru, Laut
Arafuru, dan Laut Timor bagian Timur).
"Jadi yang sering terjadi penangkapan itu ada di wilayah WPPNRI 711, 571, karena itu berbatasan
dengan Laut China Selatan, lalu dengan Selat Malaka. Selanjutnya 718 itu juga kita sering tangkap
kapal yang masuk dari wilayah Papua Nugini. Lalu kemudian WPPNRI 716," ungkap Menteri KP,
Sabtu (10/7/2021).

Sepanjang tahun 2021 saja, sudah 119 kapal illegal fishing yang ditangkap, di mana 41
diantaranya kapal penangkap ikan berbendera asing.

penanggulangan

Pemerintah Indonesia melakukan berbagai upaya, seperti penegakan hukum yang tegas terhadap
pelaku illegal fishing, pengembangan sistem pemantauan dan pengawasan, serta penguatan kerja
sama dengan negara-negara lain dalam hal penanggulangan illegal fishing. Selain itu, pemerintah
juga menggalakkan kampanye kesadaran masyarakat mengenai pentingnya menjaga
keberlangsungan sumber daya ikan dan melindungi perairan Indonesia dari praktik illegal fishing.
Namun, upaya tersebut masih harus terus ditingkatkan agar dapat mengatasi masalah illegal
fishing secara efektif dan mencegah kerusakan sumber daya ikan yang semakin parah di perairan
Indonesia. Dalam upaya penanggulangan illegal fishing, kerja sama antara pemerintah, nelayan,
pelaku usaha perikanan, dan masyarakat menjadi kunci utama. Dengan adanya kerja sama yang
baik antara semua pihak, diharapkan masalah illegal fishing di Indonesia dapat teratasi dan sumber
daya ikan di perairan Indonesia dapat terjaga dengan baik untuk generasi yang akan datang.

Terrorism

salah satu aktivitas terorisme sektor maritim yang telah terjadi, antara lain penyelundupan
senjata dan pembajakan kapal di tengah laut disertai dengan aksi penculikan. Contohnya
perampokan terhadap MV Sinar Kudus disertai penyanderaan oleh teroris Somalia pada
pertengahan Maret 2011.

Penanggulangan

kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Suhardi Alius pun
mengatakan, adanya pertukaran data dan informasi menjadi satu hal penting untuk
mencegah paham radikal di sektor kelautan. Apalagi mengingat perkembangan teknologi
yang sangat pesar saat ini.

b.sangketa perbatasan maritim


Sampai saat ini negara belum menetapkan batasbatas wilayah perairan dalam. Padahal,
wilayah perairan dalam Mutlak menjadi kedaulatan bangsa Indonesia. Artinya tidak boleh
ada satupun kapal asing boleh masuk ke perairan dalam Indonesia tanpa izin.

Sengketa Indonesia-Malaysia atas Pulau Sipadan dan Ligitan

Indonesia pernah bersengketa dengan Malaysia berkaitan dengan klaim dua pulau di
perbatasan Kalimantan Timur. Dua pulau yang dimaksud berada di Selat Makassar, yakni
Sipadan dan Ligitan.
Sengketa atas Pulau Sipadan dan Ligitan antara Indonesia dan Malaysia terjadi sejak
1967. Hingga akhirnya pada tahun 2002, Mahkamah Internasional memutuskan bahwa
kepemilikan Pulau Sipadan dan Ligitan jatuh pada Malaysia.

Keputusan ini didasarkan pada bukti-bukti sejarah yang diterima Mahkamah


Internasional dari Malaysia.

Dokumen dari pihak Malaysia membuktikan bahwa Inggris, yang dulu menjajah
Malaysia, lebih dulu memasuki Pulau Sipadan dan Ligitan dengan membangun
mercusuar dan konservasi penyu.

Sedangkan Belanda, yang menjajah Indonesia, hanya terbukti pernah singgah di Pulau
Sipadan dan Ligitan, namun, tidak melakukan apa pun.

Selain itu, Malaysia juga terbukti telah melakukan berbagai penguasaan efektif terhadap
kedua pulau, seperti pemberlakuan aturan perlindungan satwa burung, pungutan pajak
atas pengumpulan telur penyu, dan operasi mercusuar.

Lepasnya Pulau Sipadan dan Ligitan ini terjadi saat masa pemerintahan Presiden
Megawati Soekarnoputri.

Penanggulanagan

upaya Pemerintah Republik Indonesia dalam mempertahankan wilayah negaranya serta


upaya Pemerintah Indonesia untuk mempertahankan wilayah di masa sekarang dan
mendatang, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah Upaya hukum yang dilakukan
Pemerintah Indonesia dalam mempertahankan wilayah di masa sekarang dan masa
mendatang adalah dengan upaya preventif dan upaya dilakukan

dengan metode border diplomacy dan apabila terjadi sengketa maka hendaknya tetap
dalam jalur penyelesaian sengketa secara damai dan diusahakan tetap menggunakan
upaya penyelesaian sengketa secara non-yurisdiksional untuk melindungi kedaulatan
negara.

c.masalah pemanfaatan laut


Deklarasi Djuanda, 13 Desember 1957, Indonesia menyatakan kepada dunia luas bahwa
laut Indonesia (laut sekitar, di antara, dan di dalam kepulauan Indonesia) menjadi satu
kesatuan wilayah NKRI. Dan Indonesia sebagai negara kepulauan, telah diakui dunia
internasional melalui konvensi hukum laut PBB ke tiga, United Nation Convention on the
Law of the Sea 1982 (UNCLOS 1982). Maka seluruh kebijakan yang mengatur
kedaulatan laut Indonesia harus mengikuti aturan UNCLOS sebagai A constitusion of the
ocean (kai.or.id). Didalam UNCLOS pada Bab 2 Seksi 3 dijelaskan bahwa setiap negara
manapun berhak menikmati lintas damai atau innocent passage dilaut teritorial suatu
negara tanpa harus minta izin terlebih dahulu dan tidak perlu memberikan kompensasi
apapun. Ketentuan ini ada pada UNCLOS pasal 58 yang mengatakan bahwa negara asing
itu berhak melintas dengan kapal atau freedom of navigation di atas ZEE, boleh menanam
kabel bawah laut dan lain sebagainya (madeandi.com). Bahkan dalam pasal 26 dan 43
diterangkan bahwa negara tepi yang dilalui oleh kapal negara asing harus menjamin
perjalanan kapal yang melintas aman, nyaman, dan tidak ada bahaya yang mengancam.
Namun setiap kapal asing yang masuk ke perairan negara lain wajib mengikuti aturan
tetentu. Hal ini tercantum dalam UNCLOS pasal 19 yang mengatakan bahwa kapal yang
melintas negara lain tidak boleh berhenti sembarangan, harus terus berlayar, tidak boleh
melakukan tindakan mengancam, mengambil sumberdaya milik negara lain, dan
sebagainya.

Dari berbagai pasal di UNCLOS yang dijelaskan tadi, menurut kami ada beberapa pasal
yang mungkin tidak berjalan sesuai apa yang terjadi di laut kita. Sebut saja UNCLOS
pasal 19 mengenai aturan kapal asing yang melintas tidak boleh mengambil sumberdaya
laut negara tersebut. Lalu, apakah kapal asing yang lewat benar terjamin keamananya dan
diawasi oleh negara kita? Faktanya masih banyak sumberdaya laut kita yang dicuri oleh
negara lain. Presiden Jokowi dalam kegiatan Simposium Kejahatan Perikanan
Internasional II di Yogyakarta tahun 2016 menerangkan bahwa illegal fishing telah
mengakibatkan kerugian ekonomi Indonesia sebesar 20 miliar dolar Amerika atau sekitar
Rp 260 triliun per tahun (katadata.co.id). Kemudian Mentri Kelautan dan Perikanan
periode 2014-2019 yaitu Ibu Susi mengakui kerugian penangkapan ikan secara illegal di
Indonesia pernah mencapai 2.000 Triliun (cnbcindonesia.com). Padahal jika kita
memanfaatkan dengan baik, potensi kelautan dan perikanan di Indonesia diperkirakan
mempunyai nilai ekonomi yaitu perikanan tangkap US$ 15,1 miliar per tahun, budidaya
laut US$ 46,7 miliar per tahun, budidaya tambak US$ 10 miliar per tahun dan
bioteknologi kelautan sebesar US$ 4 miliar per tahun (Lasabuda, 2013)
Dalam masa pandemi Covid-19 baru-baru ini laut kita kembali kecolongan. Terdapat 23
kapal asing ditangkap PDSKP, sekitar 20 kapal asing di antaranya diamankan dari Laut
Natuna dan beberapa diamankan di Laut Makassar (antaranews.com). Sangat miris
mendengar kabar tersebut, melihat kayanya sumberdaya kita namun dicuri oleh bangsa
lain. Dari berbagai kasus tadi apakah dapat berjalan sesuai dengan aturan UNCLOS?

Selanjutnya, Selat Malaka memiliki aturan yang sedikit berbeda dalam UNCLOS. Dalam
UNCLOS pasal 3, Selat Malaka disebut sebagai straits used for international
navigation atau Pelayaran navigasi internasional. Artinya setiap kapal asing yang lewat
tidak lagi disebut sebagai jalur freedom of navigation atau jalur lintas damai tetapi disebut
sebagai jalur lintas transit.
Jadi, jalur lintas transit adalah suatu perlintasan pada selat yang digunakan oleh navigasi
internasional yang bebas hambatan. Strait of Malaca salah satu Chock Points atau jalur
perdagangan tersibuk di dunia. Kemudian, timbul pertanyaan, apakah negara Ternyata
Selat Malaka juga terkenal sebagai arena tumpahnya minyak kapal-kapal asing
(portonews.com). Tumpahnya minyak tersebut berasal dari tabrakan kapal yang sering
terjadi. Akibatnya, Selat Malaka adalah perairan dengan angka kecelakaan laut tertinggi
di dunia. Dalam periode 1970-2015 tidak kurang dari 200 kasus tabrakan kapal di Selat
Malaka, yang beberapa di antaranya melibatkan kapal besar. Setiap kecelakaan pasti
diikuti dengan tumpahan minyak ke laut. Meskipun kapal yang mengalami kecelakaan
bukan kapal tanker, tapi setiap kapal berukuran besar memuat bahan bakar minyak dalam
jumlah besar. Jadi, tidak salah kalau Selat Malaka adalah perairan yang paling sering
tercemar oleh tumpahan minyak. Tentu tumpahan minyak tersebut dapat merusak
ekosistem laut yang tercemar minyak. Sulistyono dalam jurnalnya berjudul Dampak
Tumpahan Minyak (Oil Spill) di Perairan Laut Pada Kegiatan Industri Migas dan Metode
Penanggulangannya. Jurnal ini diterbitkan juga oleh Forum Teknologi Pusdiklat Migas,
Kementerian ESDM. Dia menulis, saat minyak tumpah ke laut dia akan mengalami
serangkaian perubahan dalam sifat fisik dan kimiawi. Mulai dari karakteristiknya,
komposisi hingga perubahan yang terjadi pada air laut dan yang paling mengerikan
adalah soal dampak langsung terhadap organisme di laut (ejurnal.ppsdmmigas).
Bolehkah kita menarik pajak bagi setiap kapal asing yang melewati perairan kita? Pada
UNCLOS pasal 26 nomor 1 diterangkan bahwa setiap kapal asing yang melintas perairan
laut suatu negara, negara tepi laut tersebut tidak boleh meminta Charge atau meminta
bayaran. Berarti laut kita sebut saja Selat Malaka yang dilewati ratusan ribu kapal asing
tiap tahunnya tidak membawa keuntungan bagi kita? Hal ini juga dijelaskan pada
UNCLOS pasal 26, negara hanya bisa memberikan “fasilitas khusus” bagi kapal asing
yang lewat. Fasilitas ini dapat berupa pelayanan pelabuhan, penyediaan minyak atau
kapal penderek untuk menarik kapal-kapal bermuatan besar agar aman melintasi selat
yang sempit seperti Selat Malaka.
Ternyata negara kita sangat lambat mengambil langkah ini dibandingkan negara
tentangga kita Singapura dan Malaysia. Singapura membangun pelabuhan tercanggih
pertama yang berada pada selat Malaka. Selama berabad-abad pelabuhan Singapura
sebagai tempat bersandarnya kapal-kapal dagang, minyak, container yang membawa
barang dari timur tengah menuju Asia Timur, Taiwan, Hongkong, China, Korea dan
beberapa negara Asia Pasifik. Singapura sebagai pelabuhan strategis sekaligus pengolah
bahan-bahan mentah dari Australia, Indonesia, Thailand, Vietnam dan berbagai negara
lainnya. Melalui pelabuhan singapura inilah yang membuat singapura menjadi negara
dengan GNP terbesar di Asia Tenggara. Begitu juga dengan Malaysia. Perdana Menteri
Mahatir Muhammad pada tahun 1997 mengambil langkah strategis dengan membangun
pelabuhan khusus container dilahan seluas 5.000 hektar di sekitar Tanjung Pelepas, Johor
Bahru. Pada bulan Oktober tahun 1999, Mahatir mengajak perusahaan pengangkutan
kapal barang terbesar didunia yaitu Maersk Line untuk menggunakan fasilitas pelabuhan
tersebut. Kemudian, kurang dari satu tahun Tanjung Pelepas berhasil melakukan transaksi
sebesar 1 Juta container sehingga menjadi rekor dunia sebagai pertumbuhan pelabuhan
tercepat didunia. Pada tahun 2002 perusahaan evergreen marine corporation sebagai
perusahaan kapal container terbesar kedua di dunia juga berpindah di Tanjung Pelepas.
Dengan menguasai dua perusahaan container terbesar didunia, kenaikan rata-rata Tanjung
Pelepas sekitar 14,5 persen pertahun. Tahun 2015 berhasil mencapai peningkatan bongkar
muat sebesar 9,10 juta ton. Indonesia begitu terlambat, baru pada bulan Agustus tahun
2018 Indonesia baru meresmikan pelabuhan didekat Selat Malaka untuk bersaing dengan
Singapura dan Malaysia. Pelabuhan tersebut dibangun di wilayah Muara Tanjung.
Sumber: cargofive.com
Begitu juga dengan minyak, berdasarkan hitungan PT Pertamina (Persero), nilai
penjualan BBM yang dibeli kapal-kapal yang berlayar melalui Selat Malaka mencapai 48
juta kilo liter (KL)/tahun, atau setara dengan konsumsi BBM subsidi Indonesia di 2014.
Namun sayangnya, Pertamina hanya menikmati 5% pasar BBM di Selat Malaka tersebut
yang mana sisanya dikuasai oleh Singapura dan Malaysia (finance.detik.com).

Aturan UNCLOS belum diberlakukan dengan baik di kelautan Indonesia. Banyak kapal
asing yang berlayar, namun kita belum bisa memanfaatkannya dan kurang memberikan
fasilitas bagi mereka sehingga kita hanya menikmati kerugiannya saja dalam segi
pencemaran lingkungan. Selain itu, banyak kapal asing yang mencuri ikan atau
melakukan illegal fishing yang justru sangat merugikan bagi Indonesia.

Tantangan Lingkup Nasional

Terdapat empat permasalahan dalam konteks posisi

Indonesia sebagai Negara Kepulauan, yaitu:


(a) Bangsa Indonesia sampai saat ini belum memiliki kebijakan nasional Tentang
pembangunan Negara Kepulauan yang terpadu.Kebijakan yang ada selama ini
hanya bersifat sektoral, padahal Pembangunan di Negara Kepulauan memiliki
keterkaitan Antarsektor yang tinggi
(b) Lemahnya pemahaman dan kesadaran tentang arti dan makna Indonesia sebagai
Negara Kepulauan dari segi geografi, politik, ekonomi, sosial, dan Budaya
(c) Lemahnya pertahanan dan ketahanan negara dari sisi matra laut yang mencakup:
 belum optimalnya peran pertahanan dan ketahanan laut dalam menjaga keutuhan
bangsa dan negar
 kekuatan asing yang ingin memanfaatkan perairan ZEEI
 belum lengkapnya perangkat hukum dalam implementasi pertahanan dan
ketahanan laut
 masih terbatasnya fasilitas untuk melakukan pengamanan laut.
 makin meningkatnya kegiatan terorisme, perompakan, dan pencurian ikan di
wilayah perairan laut Indonesia
 masih lemahnya penegakan hukum kepada pelanggar hukum.

Penanggulangan

Disadari bahwa untuk mengatasi berbagai masalah yang terjadi tersebut bukan persoalan
yang mudah dan sederhana.Untuk itu, perubahan harus dilakukan, dan saat inilah
momentum yang tepat untuk memulai perubahan, seiring dengan komitmen pemerintah
untuk melakukan pembangunan sektor maritim dan kelautan. Oleh karena itu, kajian
akademis terhadap sektor maritim dan kelautan merupakan salah satu langkah yang tepat
untuk ditempuh dalam upaya membangun sektor maritim dan kelautan yang
komprehensif dan berkelanjutan.

BAB 3

PENUTUP

KESIMPULAN
Indonesia diuntungkan karena mempunyai empat dari sepuluh choke point paling
strategis, yaitu Selat Malaka, Selat Sunda, Selat Lombok, dan Selat Makassar. Empat
selat ini berpotensi menjadi poros maritim dunia.

keuntungan yang didapatkan dari adanya chokepoint adalah sebagai jalur strategis dalam
pelayaran karena jarak tempuhnya yang paling dekat dibandingkan jalur lain, sebagai
jalur perdagangan, sebagai jalur transportasi laut, menjadi poros maritim dunia (yaitu
negara Indonesia).

Ternyata choke point membawa dampak negatif juga, yaitu mudah terkikisnya budaya
Indonesia sendiri dan dimasuki oleh budaya asing , Selain itu juga Pengawasan teritorial
yang sulit, Sering terjadi bencana alam, Sulitnya pengawasan keamanan, dan Munculnya
berbagai penyakit, dan Sirkulasi musim hujan.

Dengan kondisi tersebut diatas tak heran jika Indonesia terus membangun wilayahnya
hingga saat ini. Pembangunan yang terus berlangsung memungkinkan dampak positif dan
negatif kondisi geografis Indonesia bisa dimanfaatkan untuk kemajuan negara.

Anda mungkin juga menyukai