Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH GEOGRAFI

“ Perkembangan Jalur Transportasi dan


Perdagangan Internasional di Indonesia ”

Di Susun Oleh :
1. Lola Oktavia
2. Fitrah Silalahi
3. Marico Eyandana

SMA NEGERI 2 MUARO JAMBI


TAHUN AJARAN 2018/2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan ini.

Adapun makalah ini tentang Meneladani Perjuangan Rasulullah SAW di Kota Mekkah
ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak,
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
pembuatan makalah ini.

Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadar sepenuhnya bahwa ada kekurangan
baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada
dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin member saran
dan kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari ini dapat diambil hikmah dan
manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi terhadap pembaca.

Penulis

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar................................................................................................................ i

Daftar Isi.......................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A..................................................................................................................................Latar
Belakang Masalah....................................................................................................... 1
B..................................................................................................................................Rumu
san Masalah................................................................................................................. 1
C..................................................................................................................................Tujua
n Penulisan.................................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN

A.................................................................................................................................Perke
mbangan Jalir Transportasi di Indonesia.................................................................... 2
1............................................................................................................................Transp
ortasi Air............................................................................................................... 2
2............................................................................................................................Transp
ortasi Darat........................................................................................................... 3
3............................................................................................................................Transp
ortasi Udara.......................................................................................................... 5
B.................................................................................................................................Perbe
daan Perdagangan Internasional di Indonesia............................................................ 6

BAB III PENUTUP

A.................................................................................................................................Kesim
pulan........................................................................................................................... 7
B.................................................................................................................................Saran
.................................................................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................... 8

3
4
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Negara indonesia yaitu negara dengan letak yang strategis, yaitu diantara 2
samudera dan 2 benua. Oleh sebab itu, indonesia juga menjadi transit bagi jalur
transportasi dari asia ke australia, dan dari hindia ke pasifik. Maka dari itu, sangat
penting bagi kita untuk mengetahui perkembangan jalur transportasi dan perdangan
internasional di Indonesia.

B. Rumusan Masalah
Rumusan persoalan dalam makalah ini yaitu:
1. Bagaimana perkembagan jalur transportasi di Indonesia?.
2. Bagaimana perkembagan jalur perdagangan internasional di Indonesia?.

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk memenuhi kiprah geografi.
2. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan jalur transportasi di Indonesia.
3. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan jalur perdagangan internasional
di Indonesia.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Perkembagan Jalur Transportasi di Indonesia


1. Transportasi Air
Berawal dari pelayaran pd masa Kerajaan Bahari (Sriwijaya) dan Majapahit yg
dilakukan oleh Laksamana Cheng Ho, pelayaran Portugis-Spanyol, dan pelayaran
VOC pada era ke-16, Laksamana Cheng Ho melaksanakan pelayaran dari Tiongkok
ke Samudra Hindia melewati Kep. Indonesia Bagian Barat, hingga ke Timur Tengah
dan Pantai Timur Afrika dengan tujuan ekspedisi laut yg banyak menginspirasi dlm
pelayaran Spanyol dan Portugis dlm bidang perkapalan.
Pelayaran Cheng Ho di Nusantara diawali Kerajaan Samudra Pasai, dan
dilanjutkan ke Pelabuhan Palembang, P.Bangka, Pelabuhan Sunda Kelapa, dan
Pelabuhan Muara Jati. Ia memimpin armada perdagangan dan berbagi agama islam
di Nusantara, Malaysia, dan Brunei.
Sementara VOC berhasil merebut pelabuhan dan melaksanakan monopoli
perdagangan serta melarang pribumi melaksanakan pelayaran di Perairan Nusantara,
VOC mendominasi dunia maritim Nusantara selama ±2 abad.
Di Indonesia, sebagai negara bahari, bahtera dan kapal merupakan alat
transportasi dan komunikasi penting semenjak awal peradaban Nusantara. Tak heran,
alat transportasi yang paling banyak ragamnya di Indonesia yaitu bahtera dan kapal.
Setiap tempat berpantai di Indonesia mempunyai jenis bahtera tradisional dengan
bentuk dan ornamen khas. Misalnya, Pinisi dari Makasar, Sope dari Jakarta, Alut
Pasa dari Kalimantan Timur, Lancang Kuning dari Riau, Gelati dari Perairan Bali,
dan Kora-kora dari Maluku.
Di beberapa tempat di Indonesia, contohnya Kalimantan, jalur penghubung
utama antarwilayah yaitu sungai. Transportasi utama yang banyak digunakan yaitu
perahu. Mulai dari bahtera kecil yang disebut kelotok atau ketingting yang sanggup
memuat 10 penumpang, hingga bus air berupa bahtera panjang (long boat) yang
sanggup mengangkut puluhan penumpang.

2. Transportasi Darat

2
Dalam bidang perhubungan darat, peranan jalan raya sebagai media lalu-lintas
semakin penting. Untuk itu, pemerintah telah mengarahkan pembangunan
transportasi pada upaya rehabilitasi dan pemeliharaan jalan raya yang sudah ada.
Pembangunan jalan raya yang gres dilakukan untuk membuka daerah-daerah yang
terisolasi guna menghubungkan ke pusat-pusat industri di banyak sekali tempat di
seluruh wilayah Indonesia.
Sampai tahun 1988 jalan raya yang sudah dibangun pemerintah sudah
mencapai sepanjang 42.982 km. Selama tahun 1990-an perhatian difokuskan pada
pembangunan jalan raya di daerah-daerah sentra produksi dan jalan raya yang
menghubungkan ke daerah-daerah tempat pemasaran hasil industri. Pada tahun
1993/1994, 152 km jalan raya di bangkit di wilayah Irian Jaya (Papua), di tempat
Sulawesi sepanjang 46 km, di tempat Kalimantan sepanjang 248 km, dan di tempat
Maluku sepanjang 23 km.
Pembangunan sarana angkutan juga dilakukan dengan memakai kereta api.
Pembanguan jalur kereta api pertama di Indonesia yang dibangun pada masa
colonial Belanda, terdapat di Pulau Jawa. Jalur rel yang dibangun untuk pertama kali
itu menghubungkan Desa Kamijen dengan Desa Tanjung ( Semarang Jawa Tengah )
sepanjang 25 kilometer. Pembangunan rel kereta api ini ditandai dengan
pencangkulan pertama oleh Gubernur Jendral Hindia Belanda Mr. L.A.J Baron Sloet
van Den Beele ( 17 Juni 1864 ).
Pembangunan jalur rel kereta api ini merupakan prakarsa dari perusahaan
kereta api Hindia Belanda, Naamlooze Venootschap Nederlandsch Indische Spoorwe
Maatschappij ( NV NISM )yang dipimpin oleh Ir. J. p. de Bordes. Jalur kereta api ini
dibuka untuk umum tanggal 10 Agustus 1867. Jalur kereta api yang pertama
dilanjutkan hingga hingga Yogyakarta dan Solo. Keberhasilan pembangunan jalur
kereta api di Pulau Jawa ini, dilanjutkan pada daerah-daerah lainnya di Indonesia,
ibarat pembangunan jalur kereta api di Pulau Sumatera dan Sulawesi, namun di
Pulau Kalimantan belum berhasil dibangun jalur kereta api.
Di Sumatera, pembangunan jalur kereta api dilakukan di Sumatera Selatan
(1914), Sumatera barat(1891), Sumatera Utara (1886), Aceh (1874). Pada Tahun
1922 di Sulawesi Selatan juga telah di bangkit jalur kereta api sepanjang 47
kilometer yang menghubungkan Makasar dengan Takalar. Jalur Makassar-Takalarini
mulai dioprasikan tanggal 1 Juli 1923. Selanjutnya dibangun jalur Makassar-Maros
(namun belum selesai). Sementara itu, di Pulau Kalimantan belum sempat dibangun
jalur kereta api, tetapi studi kelayakan telah dilakukan sepanjang 22 kilometer antar
3
Pontianak-Sambas. Hingga tahun 1939, jalur kereta api yang telah dibangun oleh
pemerintah Hindia Belanda di Indonesia mencapai panjang 6.811. Namun hingga
tahun 1950, jalur kereta api itu menyusut menjadi 5.910 kilometer. Penyusutan ini
terjadi lebih dari 901 kilometer jalur kereta api itu hilang. Hilangnya jalur kereta api
ini diduga dibongkar oleh pasukan Jepang dan diangkut ke Myanmar untuk
pembangunan jalur kereta api di sana. Pada masa pendudukan Jepang, pembangunan
jalur kereta api dilakukan antara bayah-Cikara (Banten) sepanjang 83 kilometer,
kemudian dilakukan pembangunan jalur Muaro-Pakanbaru sepanjang 22 kilometer.
Pembangunan jalur kereta api yang dilakukan pada masa kedudukan Jepang ini
mengerahkan tenaga romusha atau pekerja paksa dan banyak menelan korban.
SetelahIndonesia merdeka (17 agustus 1945), karyawan kereta api yang
tergabung dalam Angkatan Moeda Kereta Api ( AMKS )mengambil-alih perusahaan
perkeretaapian dari pihak Jepang. Peristiwa bersejarah ini terjadi tanggal 28
September 1945 dan kemudian diperingati sebagai Hari Kereta Api Indonesia. Hari
pentingdengan pembentukan Djawatan Kereta Api Repoeblik Indonesia (DKARI).
Sejak Indonesia merdeka, perkembangan perkeretaapian di Indonesia semakin
bertambah pesat, walaupun telah berkali-kali mengalami perubahan nama
perusahaan yang mengolanya ibarat menjadi Perusahaan Negara kereta api (PNKA,
25 Mei 1963),selanjutnya menjadi Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA, 15
September 1971), dan tanggal 2 Januari diubah namanya menjadi Perusahaan
Umum Kereta Api ( PERUMKA ).
Untuk mempersingkat waktu dan mempercepat jarak tempuh, maka Perumka
dengan persetujuan pemerintak Republik Indonesia mengoperasikan kereta cepat.
Oleh sebab itu, pada bulan Agustus 1995 penggunakan kereta api cepat yang
dinamakan Argo Bromodan Argo Gede telah diresmikan oleh Presiden Soeharto.
Untuk menanggapi kebutuhan akan kereta api yang semakin tinggi, Perumka yang
pada tanggal 1 Juni 1999 menjadi PT (Persero) Kereta Api Indonesia meluncurkan
kereta api penumpang yang gres sperti Dwipangga, Mahesa, dan Sancaka.
Di Pulau Jawa, yang menjadi sentra perkembangan peradaban Nusantara
semenjak era ke-4, jalur perhubungan yang berkembang yaitu jalur darat. Kuda
banyak digunakan untuk bepergian sebab kekuatan dan kecepatannya. Alat
transportasi yang berkembang pun memakai jasa kuda, misalnya, kereta kuda yang
kemudian bermetamorfosis andong atau delman. Sedangkan untuk mengangkut
barang, selain memakai jasa kuda, juga ada pedati yang ditarik sapi atau kerbau.

4
Awal masuknya transportasi darat modern di Indonesia dimulai pada masa
pendudukan Belanda, di sentra pemerintahannya ketika itu yang berada di Batavia
atau Jakarta. Pemerintah Belanda membangun jalur kereta api dengan rute Batavia-
Buitenzorg (Bogor), tahun 1873. Sedangkan alat transportasi yang digunakan di
dalam kota yaitu trem yang digerakkan oleh mesin uap. Trem merupakan angkutan
massal pertama yang ada di Jakarta. Pada 1910, Jakarta sudah mempunyai jaringan
trem. Tahun 1960-an, Presiden Sukarno memerintahkan peniadaan trem sebab
dianggap tidak cocok lagi untuk kota sebesar Jakarta. Trem pun digantikan bus-bus
besar.
Untuk transportasi jarak dekat, ada oplet dan becak. Ada pula bemo yang
mulai digunakan semenjak tahun 1962. Tahun 1970-an, muncul helicak dan bajaj.
Meski sudah tidak boleh beroperasi, kita masih sanggup menemukan beberapa jenis
alat transportasi ini. Saat ini, alat transportasi darat yang biasa dimanfaatkan
masyarakat yaitu bus dan kereta listrik. Pemerintah pun berusaha mengembangkan
transportasi massal yang modern dan murah ibarat bus TransJakarta.
Di masa depan, rencananya, akan ada monorel yang lebih cepat dan canggih.
Meski sarana transportasi sudah semakin canggih, alat transportasi tradisional ibarat
andong atau delman masih banyak kita temui. Misalnya, di Yogyakarta.

3. Transportasi Udara
Sejarah transportasi udara di Indonesia terkait dengan sejarah kemerdekaan.
Untuk fasilitas transportasi, pada 1948, mantan presiden Soekarno membeli dua
pesawat tipe DC-3 dari Singapura. Pembelian pesawat tersebut dibiayai para
pengusaha asal Aceh. Wilayah Aceh kala itu merupakan kepingan Indonesia yang
belum tersentuh Belanda.
Sebagai bentuk penghargaan kepada Aceh, dua pesawat tersebut dinamai RI-
001 Seulawah Agam dan RI-002 Seulawah Inong. Pesawat tersebut melaksanakan
penerbangan pertama pada 26 Januari 1949 dengan rute penerbangan Calcutta-
Rangoon. Kedua pesawat tersebut menjadi cikal bakal perusahaan penerbangan
pertama tanah air yaitu Garuda Indonesia.Industri penerbangan nasional dirintis
tahun 1946 di Yogyakarta oleh tim Angkatan Udara Republik Indonesia yang
dipelopori Wiweko Soepono, Nurtanio Pringgoadisurjo, dan J. Sumarsono. Salah
satu hasil rancangannya yaitu pesawat Si Kumbang yang melaksanakan penerbangan
pertama pada 1 Agustus 1954.

5
B. Perdangan Internasional di Indonesia
Diplomasi ekonomi sekarang menjadi salah satu prioritas dalam politik luar negeri
Indonesia. terutama semenjak pemerintahan terakhir (era Presiden Joko Widodo).
Presiden Indonesia memberikan bahwa seluruh duta besar RI harus berperan sebagai
salesman, dengan porsi 90 persen aspek ekonomi dan hanya 10 persen untuk aspek
politik (Susilo, 2014). Jokowi menginginkan kanal pasar-pasar luar negeri diperluas
sehingga sanggup mendorong volume ekspor Indonesia. Diharapkan dengan
berkembangnya ekspor Indonesia, maka pada kesudahannya sanggup membantu
mendorong perekonomian dalam negeri termasuk mensejahterakan seluruh masyarakat
Indonesia.
Diplomasi ekonomi untuk mencapai kesejahteraan ekonomi menjadi kepingan
yang semakin penting dalam politik luar negeri di banyak sekali negara, dan salah satu
kepingan dari diplomasi ekonomi ini yaitu diplomasi perdagangan. Perdagangan luar
negeri merupakan salah satu variabel penting pertumbuhan ekonomi di suatu
perekonomian; tidak mengherankan bahwa seluruh negara berupaya keras untuk
mendorong kerjasama perdagangan dengan tujuan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Mudahnya tujuan tersebut sanggup dicapai dengan mendorong ekspor dalam negeri dan
mengurangi volume impor sebagaimana dipahami oleh para ekonom beraliran
merkantilis.
Salah satu indikator pertumbuhan ekonomi yaitu dengan Produk Domestik Bruto
(PDB). PDB merupakan indikator kesejahteraan perekonomian di suatu negara dan
sanggup menjadi rujukan untuk mengukur kesejahteraan masyarakat yang diukur dengan
tingkat pendapatan (income). Maka semakin meningkat ekspor suatu negara, pendapatan
masyarakatakan meningkat pula. Namun demikian, di era perekonomian terbuka ketika
ini maka pada ketika bersamaan pula arus impor juga akan meningkat yang dimana
dalam pengukuran pertumbuhan ekonomi, meningkatnya nilai impor akan berdampak
terhadap penurunan PDB. Maka dari itu, liberalisasi perdagangan suatu negara di satu
sisi akan mendorong peningkatan nilai perdagangan, namun disisi lain akan
mempengaruhi neraca perdagangannya.

BAB III
PENUTUP

6
A. Kesimpulan
Jalur transportasi dan perdangan internasional di indonesia sudah sangat
berkembang. Pada jalur transportasi Hal tersebut sanggup diketahui dari peningkatan
sarana transprotasi baik air, darat, maupun udara. Sedangkan, pada perdangan
internasional, indonesia sekarang sudah memprioritaskan diplomasi ekonomi ke luar
negeri.

B. Saran
Kami sangat menyadari kekurangan kami dalam hal penulisan makalah ini.
Kaprikornus untuk rujukan lebih lengkap, pembaca sanggup mengunjungi sumber yang
kami lampirkan dalam daftar pustka maupun mencari rujukan lain dari buku-buku
maupun dari internet.

Anda mungkin juga menyukai