DISUSUN OLEH:
FAJAR HIDAYAT
KELAS :
XII IPS 2
MATA PELAJARAN
GEOGRAFI
GURU PEMIMBING
HILDA MAYHARYANI, S. Pd
Segala puji syukur kehadiran Allah SWT Maha Pengasih dan Maha Penyayang yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugasnya
yaitupenyusunan makalah dengan judul “ STRUKTUR KERUANGAN DAN SERTA
PERKEMBANGAN KOTA”. Penulisan karya tulis ilmiah merupakan salah satu tugas dan
persyaratan untuk menyelesaikan tugas sekolah di SMA NEGERI 2 KAMPAR.
Dalam penulisan tugas makalah ini, penyusun sadar bahwa kemampuan penyusun masih
sangat terbatas, baik dalam isi maupun dalam penyusunan kalimat, oleh karena itu terdapat
banyak kekurangan sehingga tugas karya tulis ilmiah ini jauh untuk dikatakan sempurna. Dan
oleh sebab itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran guna perbaikan tugas karya tulis ilmiah.
Akhir kata semoga tugas karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan pihak yang
memerlukannya.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kota adalah salah satu ungkapan kehidupan manusia yang mungkin paling kompleks.
Kebanyakan ilmuwan berpendapat bahwa, dari segi budaya dan antropologi, ungkapan kota
sebagai ekspresi kehidupan orang sebagai pelaku dan pembuatnya adalah penting dan sangat
perlu diperhatikan. Hal tersebut disebabkan karena permukiman perkotaan tidak memiliki makna
yang berasal dari dirinya sendiri, melainkan dari kehidupan di dalamnya. Yang jelas adalah
kenyataan bahwa kawasan kota juga memiliki sifat yang sangat mempengaruhi kehidupan
tempatnya.
Kenyataan tersebut dapat diamati di tempat di mana suasana kota kurang baik dan di
mana masyarakatnya menderita oleh wujud dan ekspresi tempatnya.
Kota dapat terbentuk sejak terbentuknya kerumunan tempat tinggal manusia yang relative padat
pada suatu kawasan tertentu dibanding kawasan disekitarnya. Idealnya kawasan yang disebut
kota, penduduknya bukan bermata pencaharian yang berkaitan langsung dengan alam, seperti
petani atau peternak, melainkan dibidang pemerintahan, perdagangan, kerajinan, pengolahan
bahan mentah, industry dan jasa. Dari sifat awal yang sederhana hingga kompleks, menunjukkan
kota terbentuk melalui suatu proses. Oleh karena hal itu kami akan membahas tentang Kota,
semoga dengan makalah yang kami buat dapat berguna bagi pembelajaran kita semua.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Konsep Kota dalam Ilmu Geografi?
2. Bagaimana klasifikasi Kota dalam Ilmu Geografi?
C. Tujuan Penulisan
1. Memahami Konsep Kota dalam Ilmu Geografi.
2. Memahami klasifikasi Kota dalam Ilmu Geografi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian kota
Kota, menurut definisi universal, adalah sebuah area urban yang berbeda dari desa
ataupun kampung berdasarkan ukurannya,kepadatan penduduk, kepentingan, atau status hukum.
Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 1987, pasal 1 kota adalah
pusat permukiman dan kegiatan penduduk yang mempunyai batasan administrasi yang diatur
dalam perundang-undangan, serta permukiman yang telah memperlihatkan watak dan ciri
kehidupan perkotaan.
1. R. Bintarto
Kota merupakan sebuah bentang budaya yang ditimbulkan oleh unsur-unsur alamiah
yang cukup besar dan corak kehidupan yang bersifat heterogen dan materialistik
dibandingkan dengan daerah di sekitarnya.
2. Grunfeld
Kota merupakan suatu permukiman dengan kepadatan penduduk yang lebih besar
daripada kepadatan wilayah nasional, dengan struktur mata pencarian nonagraris, dan sistem
penggunaan tanah yang beraneka ragam, serta ditutupi oleh gedung-gedung tinggi yang
lokasinya sangat berdekatan
2. Ciri-Ciri Sosial
a) Masyarakatnya heterogen.
b) Bersifat individualistis dan materialistis.
c) Mata pencaharian nonagraris.
d) Corak kehidupannya bersifat gesselschaft (hubungan kekerabatan mulai pudar).
e) Terjadi kesenjangan sosial antara golongan masyarakat kaya dan masyarakat miskin.
f) Norma-norma agama tidak begitu ketat.
g) Pandangan hidup lebih rasional.
h) Menerapkan strategi keruangan, yaitu pemisahan kompleks atau kelompok sosial
masyarakat secara tegas.
E. Struktur kota
Struktur kota dapat ditinjau dari dua aspek, yaitu struktur ekonomi kota dan struktur
intern kota. Struktur ekonomi kota berkaitan dengan kegiatan ekonomi penduduk kota, sedang
struktur intern kota berkaitan dengan struktur bangunan dan demografis.
1. Struktur Ekonomi Kota
Wilayah kota menjadi tempat kegiatan ekonomi penduduknya di bidang jasa, perdagangan,
industri, dan administrasi. Selain itu, wilayah kota menjadi tempat tinggal dan pusat
pemerintahan. Kegiatan ekonomi kota dapat dibedakan menjadi dua sebagai berikut.
Wilayah kota atau urban bersifat heterogen ditinjau dari aspek struktur bangunan dan
demografis. Susunan, bentuk, ketinggian, fungsi, dan usia bangunan berbeda-beda. Mata
pencaharian, status sosial, suku bangsa, budaya, dan kepadatan penduduk juga bermacam-
macam. Selain aspek bangunan dan demografis, karakteristik kota dipengaruhi oleh berbagai
faktor seperti topografi, sejarah, ekonomi, budaya, dan kesempatan usaha. Karakteristik kota
selalu dinamis dalam rentang ruang dan waktu.
Teori Burgess sesuai dengan keadaan negara-negara Barat (Eropa) yang telah maju
penduduknya. Teori ini mensyaratkan kondisi topografi lokal yang memudahkan rute
transportasi dan komunikasi.
Pertumbuhan kota yang berawal dari suatu pusat menjadi bentuk yang kompleks. Bentuk
yang kompleks ini disebabkan oleh munculnya nukleus-nukleus baru yang berfungsi sebagai
kutub pertumbuhan. Nukleus-nukleus baru akan berkembang sesuai dengan penggunaan
lahannya yang fungsional dan membentuk struktur kota yang memiliki sel-sel pertumbuhan.
Nukleus kota dapat berupa kampus perguruan tinggi, Bandar udara, kompleks industri,
pelabuhan laut, dan terminal bus. Keuntungan ekonomi menjadi dasar pertimbangan dalam
penggunaan lahan secara mengelompok sehingga berbentuk nukleus. Misalnya, kompleks
industri mencari lokasi yang berdekatan dengan sarana transportasi. Perumahan baru
mencari lokasi yang berdekatan dengan pusat perbelanjaan dan tempat pendidikan.
2. Faktor Geografis
Kondisi geografis suatu kota akan mempengaruhi perkembangan kota. Kota yang
mempunyai kondisi geografis relatif datar akan sangat cepat untuk berkembang
dibandingkan dengan kota di daerah yang bergunung-gunung yang akan menyulitkan dalam
melakukan pergerakan baik itu orang maupun barang. Selain itu kota di daerah yang
bergunung–gunung akan sulit merencana dan mendesainnya dibandingkan dengan daerah
dengan daerah datar. Sebagai gambaran kota yang berada di dataran rendah (rata) lebih cepat
berkembang dibandingkan dengan Kota yang berada di daerah yang bergunung-gunung.
Sedang faktor-faktor non fisik yang berpengaruh terhadap perkembangan suatu kota
dapat berupa:
1. Faktor Perkembangan Penduduk
Perkembangan penduduk data disebabkan oleh dua hal , yaitu secara alami (internal) dan
migrasi (eksternal), perkembangan secara alami adalah yang berkaitan dengan kelahiran dan
kematian yang terjadi di kota tersebut, sedangkan migrasi berhubungan dengan pergerakan
penduduk dari luar kota masuk kedalam kota. Menurut Daljoeni (1987) pembahasan tentang
laju perkembangan penduduk meliputi jumlah, pertambahan, kepadatan dan penyebaran.
Penyebaran kepadatan penduduk dipengaruhi oleh empat unsur geografis yaitu lokasi,
iklim, tanah dan air Kartasapoetra (dalam Novianti 2002 )
A. Kesimpulan
a. Kota, menurut definisi universal, adalah sebuah area urban yang berbeda dari desa ataupun
kampung berdasarkan ukurannya,kepadatan penduduk, kepentingan, atau status hukum.
b. Ciri-ciri kota dapat dilihat dari ciri fisik dan ciri sosialnya.
c. Kota dapat diklasifikasikan menurut jumlah penduduk, berdasarkan tingkat
perkembangannya dan fungsinya.
d. Struktur kota terdiri dari struktur ekonomi dan struktur intern
e. Sejarah pertumbuhan kota di Indonesia berawal dari:
1) Kota yang berawal dari pusat perdagangan.
2) Kota yang berawal dari pusat perkebunan
3) Kota yang berawal dari pusat pertambangan
4) Kota yang berawal dari pusat administrasi pemerintah.
B. Saran
Kota sangat erat kaitannya dengan kemegahan berbanding terbalik dengan desa. Kedua
ruang ini akan saling memiliki keterkaitan, seperti kita ketahui bahwa manusia adalah mahluk
sosial yang tidak bisa bertahan hidup tanpa bantuan dari individu lainnya. Kita gambarkan desa
sebagai satu individu dan kota juga sebagai satu individu. Kedua individu tidak akan bisa berdiri
sendiri dan keduanya harus saling bersinergi.
DAFTAR PUSTAKA
Anjayani, Eni. Tri Haryanto, 2009, Geografi: Untuk Kelas XII SMA/MA. Jakarta: Pusat
Perbukuan, Dapartemen Pendidikan Nasioanal
https://subiantogeografi.wordpress.com/
https://www.geografi.org/2017/11/pengertian-dan-klasifikasi-kota.html
https://taufikzk.wordpress.com/
https://hedisasrawan.blogspot.com/2015/04/4-klasifikasi-kota.html
https://cahkebumen89.wordpress.com/
http://euforia-again.blogspot.com/2012/10/struktur-masyarakat-perkotaan.html