Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

STRUKTUR KERUANGAN DAN SERTA


PERKEMBANGAN KOTA

DISUSUN OLEH:

FAJAR HIDAYAT

KELAS :

XII IPS 2

MATA PELAJARAN

GEOGRAFI

GURU PEMIMBING

HILDA MAYHARYANI, S. Pd

SMA NEGERI 2 KAMPAR


TAHUN PELAJARAN 2021 / 2022
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kehadiran Allah SWT Maha Pengasih dan Maha Penyayang yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugasnya
yaitupenyusunan makalah dengan judul “ STRUKTUR KERUANGAN DAN SERTA
PERKEMBANGAN KOTA”. Penulisan karya tulis ilmiah merupakan salah satu tugas dan
persyaratan untuk menyelesaikan tugas sekolah di SMA NEGERI 2 KAMPAR.

Dalam penulisan tugas makalah ini, penyusun sadar bahwa kemampuan penyusun masih
sangat terbatas, baik dalam isi maupun dalam penyusunan kalimat, oleh karena itu terdapat
banyak kekurangan sehingga tugas karya tulis ilmiah ini jauh untuk dikatakan sempurna. Dan
oleh sebab itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran guna perbaikan tugas karya tulis ilmiah.
Akhir kata semoga tugas karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan pihak yang
memerlukannya.     

Kampar, 21 November 2021

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Kota adalah salah satu ungkapan kehidupan manusia yang mungkin paling kompleks.
Kebanyakan ilmuwan berpendapat bahwa, dari segi budaya dan antropologi, ungkapan kota
sebagai ekspresi kehidupan orang sebagai pelaku dan pembuatnya adalah penting dan sangat
perlu diperhatikan. Hal tersebut disebabkan karena permukiman perkotaan tidak memiliki makna
yang berasal dari dirinya sendiri, melainkan dari kehidupan di dalamnya. Yang jelas adalah
kenyataan bahwa kawasan kota juga memiliki sifat yang sangat mempengaruhi kehidupan
tempatnya.
Kenyataan tersebut dapat diamati di tempat di mana suasana kota kurang baik dan di
mana masyarakatnya menderita oleh wujud dan ekspresi tempatnya.
Kota dapat terbentuk sejak terbentuknya kerumunan tempat tinggal manusia yang relative padat
pada suatu kawasan tertentu dibanding kawasan disekitarnya. Idealnya kawasan yang disebut
kota, penduduknya bukan bermata pencaharian yang berkaitan langsung dengan alam, seperti
petani atau peternak, melainkan dibidang pemerintahan, perdagangan, kerajinan, pengolahan
bahan mentah, industry dan jasa. Dari sifat awal yang sederhana hingga kompleks, menunjukkan
kota terbentuk melalui suatu proses. Oleh karena hal itu kami akan membahas tentang Kota,
semoga dengan makalah yang kami buat dapat berguna bagi pembelajaran kita semua.

B.   Rumusan Masalah
1.      Bagaimana Konsep Kota dalam Ilmu Geografi?
2.      Bagaimana  klasifikasi Kota dalam Ilmu Geografi?

C.   Tujuan Penulisan
1.      Memahami Konsep Kota dalam Ilmu Geografi.
2.      Memahami klasifikasi Kota dalam Ilmu Geografi.
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian kota
Kota, menurut definisi universal, adalah sebuah area urban yang berbeda dari desa
ataupun kampung berdasarkan ukurannya,kepadatan penduduk, kepentingan, atau status hukum.
Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 1987, pasal 1 kota adalah
pusat permukiman dan kegiatan penduduk yang mempunyai batasan administrasi yang diatur
dalam perundang-undangan, serta permukiman yang telah memperlihatkan watak dan ciri
kehidupan perkotaan.

Berikut adalah pengertian kota menurut para ahli:

1.    R. Bintarto
Kota merupakan sebuah bentang budaya yang ditimbulkan oleh unsur-unsur alamiah
yang cukup besar dan corak kehidupan yang bersifat heterogen dan materialistik
dibandingkan dengan daerah di sekitarnya.

2.    Grunfeld
Kota merupakan suatu permukiman dengan kepadatan penduduk yang lebih besar
daripada kepadatan wilayah nasional, dengan struktur mata pencarian nonagraris, dan sistem
penggunaan tanah yang beraneka ragam, serta ditutupi oleh gedung-gedung tinggi yang
lokasinya sangat berdekatan

3.    Burkhard Hofmeister


Kota adalah suatu pemusatan keruangan dari tempat tinggal dan tempat kerja
manusia. Kegiatan utamanya bergerak di sektor sekunder (industri dan perdagangan) dan
tersier (jasa dan pelayanan masyarakat), pembagian kerja yang khusus, pertumbuhan
penduduknya sebagian besar disebabkan tambahan kaum pendatang, serta mampu melayani
kebutuhan barang dan jasa bagi wilayah yang jauh letaknya.

B.   Ciri-ciri kota


Menurut Bintarto, ciri-ciri kota dibedakan menjadi dua sebagai berikut :
1.      Ciri-Ciri Fisik
Di wilayah kota terdapat:
a) Sarana perekonomian seperti pasar atau supermarket.
b) Tempat parkir yang memadai.
c) Tempat rekreasi dan olahraga.
d) Alun-alun.
e) Gedung-gedung pemerintahan

2.      Ciri-Ciri Sosial
a) Masyarakatnya heterogen.
b) Bersifat individualistis dan materialistis.
c) Mata pencaharian nonagraris.
d) Corak kehidupannya bersifat gesselschaft (hubungan kekerabatan mulai pudar).
e) Terjadi kesenjangan sosial antara golongan masyarakat kaya dan masyarakat miskin.
f) Norma-norma agama tidak begitu ketat.
g) Pandangan hidup lebih rasional.
h) Menerapkan strategi keruangan, yaitu pemisahan kompleks atau kelompok sosial
masyarakat secara tegas.

C.   Klasifikasi kota


Seperti halnya desa, kota juga memiliki karakteristik yang berbedabeda. Untuk
membedakannya, kota diklasifikasikan berdasarkan pada hal-hal sebagai berikut.
1.      Berdasarkan jumlah penduduk, kota diklasifikasikan sebagai berikut.
a. Megapolitan, yaitu kota yang berpenduduk di atas 5 juta orang.
b. Metropolitan (kota raya), yaitu kota yang berpenduduk antara 1–5 juta orang.
c. Kota besar, yaitu kota yang berpenduduk antara 500.000–1 juta orang.
d. Kota sedang, yaitu kota yang jumlah penduduknya antara 100.000–500.000 orang.
e. Kota kecil, yaitu kota yang berpenduduk antara 20.000–100.000

2.      Berdasarkan tingkat perkembangannya, kota diklasifikasikan menjadi:


a. Tingkat Eopolis, yaitu suatu wilayah yang berkembang menjadi kota baru.
b. Tingkat Polis, yaitu suatu kota yang masih memiliki sifat agraris.
c. Tingkat Metropolis, yaitu kota besar yang perekonomiannya sudah mengarah ke
industri.
d. Tingkat Megalopolis, yaitu wilayah perkotaan yang terdiri atas beberapa kota
metropolis yang berdekatan lokasinya sehingga membentuk jalur perkotaan yang
sangat besar.
e. Tingkat Tryanopolis, yaitu kota yang kehidupannya sudah dipenuhi dengan kerawanan
sosial, seperti kemacetan lalu lintas dan tingkat kriminalitas yang tinggi.
f. Tingkat Nekropolis, yaitu suatu kota yang berkembang menuju keruntuhan

3.      Berdasarkan fungsinya, kota diklasifikasikan sebagai berikut.


a. Kota pusat produksi, yaitu kota yang memiliki fungsi sebagai pusat produksi atau
pemasok, baik yang berupa bahan mentah, barang setengah jadi, maupun barang jadi.
Contoh: Surabaya, Gresik, dan Bontang.
b. Kota pusat perdagangan (Centre of Trade and Commerce), yaitu kota yang memiliki
fungsi sebagai pusat perdagangan, baik untuk domestik maupun internasional. Contoh:
Hongkong, Jakarta, dan Singapura.
c. Kota pusat pemerintahan (Political Capital), yaitu kota yang memiliki fungsi sebagai
pusat pemerintahan atau sebagai ibu kota negara.
d. Kota pusat kebudayaan (Cultural Centre), yaitu kota yang memiliki fungsi sebagai
pusat kebudayaan. Contoh: Yogyakarta dan Surakarta.

4.      Lokasi Pusat Kegiatan


Lokasi pusat kegiatan dapat digolongkan menjadi dua, sebagai berikut.
a. Pusat kota (intikota), yaitu pusat kegiatan dari kota itu. Kegiatan-kegiatan tersebut,
misalnya sebagai berikut:
1) kegiatan ekonomi, yaitu dengan adanya pasar, toko, pusat-pusat perbelanjaan, dan
sebagainya;
2) kegiatan politik, yaitu dengan adanya gedung-gedung peme- rintahan, misalnya
kantor DPR, kantor DPRD, gubernuran, dan sejenisnya dengan segala
kegiatannya tentang pemerintahan;
3) kegiatan kebudayaan, yaitu adanya gedung-gedung pertunjukan budaya dengan
segala fasilitasnya;
4) kegiatan pendidikan,yaitu sekolah dari tingkat TK sampai dengan Perguruan
Tinggi, maupun dalam segala macam kursus keterampilan;
5) kegiatan hiburan dan rekreasi, tempat-tempat hiburan, misalnya bioskop dan
taman-taman kota untuk rekreasi.
b. Selaput intikota, yaitu lokasi pusat kegiatan yang berada di pinggir (luar) intikota yang
merupakan perluasan atau pemekaran kota. Selaput intikota terjadi karena di dalam
kota itu, kegiatan tersebut tidak dapat dilaksanakan. Selaput intikota meliputi
suburban, suburban fringe, dan urban fringe.
D.   Tata Ruang Kota
Secara keseluruhan, wilayah daerah kekotaan dapat digambarkan sebagai berikut.
Penjelasan wilayah kekotaan adalah sebagai berikut.
a. Urban, yaitu suatu area yang dicirikan dengan adanya penghidupan modern.
b. Suburban, ialah suatu area dekat intikota yang mencakup dareah penglaju yang
penduduknya bekerja di kota pada pagi hari dan sorenya kembali ke tempat tinggalnya.
c. Suburban fringe, yaitu suatu daerah peralihan antara kota dan desa. Dalam rencana
pengembangan kota, daerah ini biasanya akan diubah menjadi kompleks perhotelan dan
jalan-jalan utama yang menghubungkan kota dengan daerah di luarnya.
d. Urban fringe, yaitu daerah-daerah batas luar kota yang mempunyai sifat mirip kota.
e. Rural urban fringe, yaitu daerah yang terletak antara kota dan desa dengan ciri adanya
penggunaan tanah campuran. Misalnya, penggunaan tanah ada yang diusahakan untuk
pertanian, di samping itu ada pabrik.
f. Rural (daerah pedesaan), yaitu suatu daerah yang memiliki suasana kehidupan desa, yaitu
kehidupan yang bersifat agraris.

E.   Struktur  kota
Struktur kota dapat ditinjau dari dua aspek, yaitu struktur ekonomi kota dan struktur
intern kota. Struktur ekonomi kota berkaitan dengan kegiatan ekonomi  penduduk kota, sedang
struktur intern kota berkaitan dengan struktur bangunan dan demografis.
1. Struktur Ekonomi Kota
Wilayah kota menjadi tempat kegiatan ekonomi penduduknya di bidang jasa, perdagangan,
industri, dan administrasi. Selain itu, wilayah kota menjadi tempat tinggal dan pusat
pemerintahan. Kegiatan ekonomi kota dapat dibedakan menjadi dua sebagai berikut.

a. Kegiatan Ekonomi Dasar


Kegiatan ini meliputi pembuatan dan penyaluran barang dan jasa untuk keperluan luar
kota atau dikirim ke daerah sekitar kota. Produk yang dikirim dan disalurkan berasal
dari industri, perdagangan, hiburan, dan lainnya.

b. Kegiatan Ekonomi Bukan Dasar


Kegiatan ini meliputi pembuatan dan penyaluran barang dan jasa untuk keperluan
sendiri. Kegiatan ini disebut juga dengan kegiatan residensial dan kegiatan pelayanan.

2. Struktur Intern Kota


Pertumbuhan kota-kota di dunia termasuk di Indonesia cukup pesat. Pertumbuhan suatu kota
dapat disebabkan oleh pertambahan penduduk kota, urbanisasi, dan kemajuan teknologi
yang membantu kehidupan penduduk di kota.

Wilayah kota atau urban bersifat heterogen ditinjau dari aspek struktur bangunan dan
demografis. Susunan, bentuk, ketinggian, fungsi, dan usia bangunan berbeda-beda. Mata
pencaharian, status sosial, suku bangsa, budaya, dan kepadatan penduduk juga bermacam-
macam. Selain aspek bangunan dan demografis, karakteristik kota dipengaruhi oleh berbagai
faktor seperti topografi, sejarah, ekonomi, budaya, dan kesempatan usaha. Karakteristik kota
selalu dinamis dalam rentang ruang dan waktu.

F.   Teori Perkembangan dan persebaran spasial Kota


Para geograf dan sosiolog telah melakukan penelitian berkaitan dengan persebaran zona-
zona suatu kota. Penelitian itu bertujuan untuk mengetahui perkembangan dan persebaran spasial
kota. Berikut adalah beberapa teorinya:

1. Teori Konsentris (Concentric Theory)


Teori konsentris dari Ernest W. Burgess, seorang sosiolog beraliran human ecology,
merupakan hasil penelitian Kota Chicago pada tahun 1923. Menurut pengamatan Burgess,
Kota Chicago ternyata telah berkembang sedemikian rupa dan menunjukkan pola
penggunaan lahan yang konsentris yang mencerminkan penggunaan lahan yang berbeda-
beda. Burgess berpendapat bahwa kota-kota mengalami perkembangan atau pemekaran
dimulai dari pusatnya, kemudian seiring pertambahan penduduk kota meluas ke daerah
pinggiran atau menjauhi pusat. Zona-zona baru yang timbul berbentuk konsentris dengan
struktur bergelang atau melingkar. Berdasarkan teori konsentris, wilayah kota dibagi
menjadi lima zona sebagai berikut.

Teori Burgess sesuai dengan keadaan negara-negara Barat (Eropa) yang telah maju
penduduknya. Teori ini mensyaratkan kondisi topografi lokal yang memudahkan rute
transportasi dan komunikasi.

2. Teori Sektoral (Sector Theory)


Teori sektoral dikemukakan oleh Hommer Hoyt. Teori ini muncul berdasarkan penelitiannya
pada tahun 1930-an. Hoyt berkesimpulan bahwa proses pertumbuhan kota lebih berdasarkan
sector-sektor daripada sistem gelang atau melingkar sebagaimana yang dikemukakan dalam
teori Burgess. Hoyt juga meneliti Kota Chicago untuk mendalami Daerah Pusat Kegiatan
(Central Business District) yang terletak di pusat kota. Ia berpendapat bahwa
pengelompokan penggunaan lahan kota menjulur seperti irisan kue tar.

3. Teori Inti Ganda (Multiple Nucleus Theory)


Teori ini dikemukakan oleh Harris dan Ullman pada tahun 1945. Kedua geograf ini
berpendapat, meskipun pola konsentris dan sektoral terdapat dalam wilayah kota,
kenyataannya lebih kompleks dari apa yang dikemukakan dalam teori Burgess dan  Hoyt.

Pertumbuhan kota yang berawal dari suatu pusat menjadi bentuk yang kompleks. Bentuk
yang kompleks ini disebabkan oleh munculnya nukleus-nukleus baru yang berfungsi sebagai
kutub pertumbuhan. Nukleus-nukleus baru akan berkembang sesuai dengan penggunaan
lahannya yang fungsional dan membentuk struktur kota yang memiliki sel-sel pertumbuhan.
Nukleus kota dapat berupa kampus perguruan tinggi, Bandar udara, kompleks industri,
pelabuhan laut, dan terminal bus. Keuntungan ekonomi menjadi dasar pertimbangan dalam
penggunaan lahan secara mengelompok sehingga berbentuk nukleus. Misalnya, kompleks
industri mencari lokasi yang berdekatan dengan sarana transportasi. Perumahan baru
mencari lokasi yang berdekatan dengan pusat perbelanjaan dan tempat pendidikan.

Harris dan Ullman berpendapat bahwa karakteristik persebaran penggunaan lahan


ditentukan oleh faktor-faktor yang unik seperti situs kota dan sejarahnya yang khas,
sehingga tidak ada urut-urutan yang teratur dari zona-zona kota seperti pada teori konsentris
dan sektoral. Teori dari Burgess dan Hoyt dianggap hanya menunjukkan contoh-contoh dari
kenampakan nyata suatu kota.

G.  Sejarah kota di Indonesia


Kota-kota di Indonesia telah berkembang sejak zaman dahulu. Sebagian besar, kota-kota
yang tumbuh dengan cepat adalah kota-kota yang terletak di dekat pelabuhan. Pemilihan lokasi
didasarkan pada potensipotensi yang dapat dikembangkan terutama potensi sumber daya alam
dan letak yang strategis

Berdasarkan sejarah pertumbuhannya, kota-kota di Indonesia bermula dari kegiatan-


kegiatan sebagai berikut:
1. Kota yang berawal dari pusat perdagangan.
Di Indonesia kota-kota yang berasal dari kegiatan perdagangan, antara lain adalah Surabaya,
Jakarta dan Makassar. Kota-kota ini merupakan kota perdagangan yang ramai. ( Kota
perdagangan Surabaya tempo dahulu.)

2. Kota yang berawal dar pusat perkebunan


Pembukaan lahan baru untuk areal perkebunan berdampak pada pembuatan permukiman
baru yang kemudian berkembang menjadi kota. Contohnya: Sukabumi (perkebunan teh),
Ambarawa (perkebunan kopi), dan Jambi (perkebunan karet
3. Kota yang berawal dari pusat pertambangan.
Kota-kota di Indonesia yang berkembang dari perluasan daerah pertambangan, antara lain
Pangkal Pinang dan Tanjung Pandan (pertambangan timah), Palembang dan Plaju (tambang
minyak bumi), Samarinda, Tarakan, Balikpapan (tambang minyak Bumi).

4. Kota yang berawal dari pusat administrasi pemerintah.


Pada zaman penjajahan Belanda, Batavia merupakan pusat pemerintahan Hindia Belanda.
Setelah Indonesia merdeka, Kota Batavia (Jakarta) menjadi pusat pemerintahan Republik
Indonesia.

H.  Pertumbuhan dan Perkembangan Kota


Pertumbuhan kota adalah perubahan fisik kota sebagai akibat dari perkembangan
masyarakat kota. Pertumbuhan kota berasal dari berbagai faktor yang mempengaruhi tingkat
produktivitas dan kualitas hidup tenaga kerja (Glaeseret al, 1995). Secara teoritik Charles C.
olby  (dalam Daldjoeni,  1992) menjelaskan adanya dua daya yang menyebabkan kota
berekspansi atau memusat, yaitu daya sentripetal dan daya sentrifugal. Daya sentripetal adalah
daya yang mendorong gerak ke dalam dari penduduk dan berbagai kegiatan usahanya, sedangkan
daya sentrifugal adalah daya yang mendorong gerak keluar dari penduduk dan berbagai usahanya
dan menciptakan disperse kegiatan manusia dan relokasi sektor-sektor dan zone-zone kota.
Terdapat faktor-faktor yang mendorong gerak sentripetal adalah:
1. Adanya berbagai pusat pelayanan, seperti pendidikan, pusat perbelanjaan, pusat hiburan dan
sebagainya; 
2. Mudahnya akses layanan transportasi seperti pelabuhan, stasiun kereta,   terminal bus, serta
jaringan  jalan yang bagus;
3. Tersedianya beragam  lapangan pekerjaan dengan tingkat upah yang lebih tinggi.

Sedangkan faktor-faktor yang mendorong gerak sentrifugal adalah:


1. adanya gangguan yang berulang seperti macetnya lalulintas, polusi, dan gangguan bunyi-
bunyian yang menimbulkan rasa tidak nyaman;
2. harga tanah, pajak maupun sewa di luar pusat kota yang lebih murah  jika dibandingkan
dengan pusat kota;
3. keinginan untuk bertempat tinggal di luar pusat kota yang terasa lebih alami (Daldjoeni,
1992).

I.     Faktor yang mempengaruhi perkembangan kota


Menurut Catanese (1989) faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan kota ini
dapat berupa faktor fisik dan non fisik. Faktor-faktor fisik akan mempengaruhi perkembangan
suatu kota diantaranya:
1. Faktor Lokasi
Faktor di  mana kota itu berada akan sangat mempengaruhi perkembangan kota tersebut, hal
ini berkaitan dengan kemampuan kota tersebut untuk melakukan aktifitas dan interaksi yang
dilakukan penduduknya. Kota yang berlokasi di jalur jalan utama atau persimpangan jalan
utama akan mampu menyebarkan pergerakan dari dan semua penjuru dan menjadi titik
pertemuan antara pergerakan dari berbagai arah.

2. Faktor Geografis
Kondisi geografis suatu kota akan mempengaruhi perkembangan kota. Kota yang
mempunyai kondisi geografis relatif datar akan sangat cepat untuk berkembang
dibandingkan dengan kota di daerah yang bergunung-gunung yang akan menyulitkan dalam
melakukan pergerakan baik itu orang maupun barang. Selain itu kota di daerah yang
bergunung–gunung akan sulit merencana dan mendesainnya dibandingkan dengan daerah
dengan daerah datar. Sebagai gambaran kota yang berada di dataran rendah (rata) lebih cepat
berkembang dibandingkan dengan Kota yang berada di daerah yang bergunung-gunung.
Sedang faktor-faktor non fisik yang berpengaruh terhadap perkembangan suatu kota
dapat berupa:
1. Faktor Perkembangan Penduduk
Perkembangan penduduk data disebabkan oleh dua hal , yaitu secara  alami (internal) dan
migrasi (eksternal), perkembangan secara alami adalah yang berkaitan dengan kelahiran dan
kematian yang terjadi di kota tersebut, sedangkan migrasi berhubungan dengan pergerakan
penduduk dari luar kota masuk kedalam kota. Menurut Daljoeni (1987) pembahasan tentang
laju perkembangan penduduk meliputi jumlah, pertambahan, kepadatan dan penyebaran.
Penyebaran kepadatan penduduk dipengaruhi oleh empat unsur geografis yaitu lokasi, 
iklim, tanah dan air Kartasapoetra (dalam Novianti 2002 )

2. Faktor Aktivitas Kota


Kegiatan yang ada didalam kota tersebut, terutama kegiatan perekonomian. Perkembangan
perekonomian ditentukan oleh faktor faktor yang berasal dari dalam kota itu sendiri (faktor
internal) yang meliputi faktor-faktor produksi seperti  lahan,  tenaga kerja, modal serta
faktor-faktor yang berasal dari luar daerah (faktor eksternal) yaitu tingkat permintaan dari
daerah-daerah lain terhadap komoditi yang dihasilkan oleh daerah yang bersangkutan.
Faktor-faktor tersebut pada gilirannya akan membentuk suatu aglomerasi kegiatan
perekonomian yang makin lama akan semakin besar dan menyebabkan kota tersebut.

J.    Perbedaan Kota dibanding Desa


Ada beberapa ciri yang dapat digunakan sebagai petunjuk untuk membedakan antara desa
dan kota, antara lain sebagai berikut :
1. Kota memiliki penduduk yang jumlahnya lebih banyak dibandingkan desa.
2. Lingkungan hidup di pedesaan sangat jauh berbeda dengan diperkotaan.Lingkungan
pedesaan terasa lebih dekat dengan alam bebas,udaranya bersih,sinar matahari cukup dan lain
sebagainya.Sedangkan dilingkungan perkotaan yang sebagian besar dilapisi beton dan
aspal,bangunan-bangunan menjulang tinggi dan pemukiman yang padat.
3. Corak kehidupan social di desa dapat dikatakan masih homogin(satu jenis),sebaliknya di kota
sangat heterogin(beraneka ragam) karena disana saling bertemu berbagai suku
bangsa,agama,kelompok dan masing-masing memiliki kepentingan yang berlainan.
4. Sistem pelapisan social di kota jauh lebih kompleks daripada di desa.
5. Mobilitas (kemampuan bergerak) social di kota jauh lebih besar daripada di desa.
6. Bila terjadi pertentangan,di usahakan untuk dirukunkan,karena memang prinsip kerukunan
inilah yang menjiiwai hubungan sosial pada masyarakat pedesaan,
7. Jumlah angkatan kerja yang tidak mempunyai pekerjaan tetap di pedesaan jauh lebih besar
daripada di perkotaan.
 
BAB III
PENUTUP

A.   Kesimpulan
a. Kota, menurut definisi universal, adalah sebuah area urban yang berbeda dari desa ataupun
kampung berdasarkan ukurannya,kepadatan penduduk, kepentingan, atau status hukum.
b. Ciri-ciri kota dapat dilihat dari ciri fisik dan ciri sosialnya.
c. Kota dapat diklasifikasikan menurut jumlah penduduk, berdasarkan tingkat
perkembangannya dan fungsinya.
d. Struktur kota terdiri dari struktur ekonomi dan struktur intern
e. Sejarah pertumbuhan kota di Indonesia berawal dari:
1) Kota yang berawal dari pusat perdagangan.
2) Kota yang berawal dari pusat perkebunan
3) Kota yang berawal dari pusat pertambangan
4) Kota yang berawal dari pusat administrasi pemerintah.

B.     Saran
Kota sangat erat kaitannya dengan kemegahan berbanding terbalik dengan desa. Kedua
ruang ini akan saling memiliki keterkaitan, seperti kita ketahui bahwa manusia adalah mahluk
sosial yang tidak bisa bertahan hidup tanpa bantuan dari individu lainnya. Kita gambarkan desa
sebagai satu individu dan kota juga sebagai  satu individu. Kedua individu tidak akan bisa berdiri
sendiri dan keduanya harus saling bersinergi.
DAFTAR PUSTAKA

Anjayani, Eni. Tri Haryanto, 2009, Geografi: Untuk Kelas XII SMA/MA. Jakarta: Pusat
Perbukuan, Dapartemen Pendidikan Nasioanal
https://subiantogeografi.wordpress.com/
https://www.geografi.org/2017/11/pengertian-dan-klasifikasi-kota.html
https://taufikzk.wordpress.com/
https://hedisasrawan.blogspot.com/2015/04/4-klasifikasi-kota.html
https://cahkebumen89.wordpress.com/
http://euforia-again.blogspot.com/2012/10/struktur-masyarakat-perkotaan.html

Anda mungkin juga menyukai