Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN KOTA


GEOGRAFI

Disusun oleh Kelompok III


MEILI FAHDEVI
TALITA LUQIANA
M.ZIDAN

Kls : XII IPS 1

Mata Pelajaran : GEOGRAFI

SMA NEGERI 2 KAMPAR


TAHUN PELAJARAN 2022/2023
Kata pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan
hidayahnya kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul “Pola
Keruangan dan Perkembangan kota”. Tak lupa pula kita kirimkan salam dan
salawat kepada junjungan nabi besar Muhammad SAW karena beliaulah yang
mengantarkan kita dari jalan gelap gulita ke jalan yg terang benderang seperti
saat ini.
Tak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada guru mata pelajaran
geografi kami yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah kami.
Makalah kami kami buat selain untuk menyelesaikan tugas mata pelajaran
geografi dan sebagai bahan presentase kelompok kami juga sebagai wadah untuk
menambah wawasan kita semua dalam hal ini mengenai pola keruangan dan
perkembangan kota.
Kami sadar bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan
sehingga kami terbuka untuk menerima saran dan kritik dari pembaca.
Terimakasih.

Tibun , Oktober 2022


Daftar isi
Bab I Pendahuluan

a. Latar belakang ……………………………………………………4


b. Tujuan .…………………………………………………....4

Bab II Pembahasan

a. Pengertian kota …………………………………………..............5


b. Ciri-ciri kota …………………………………………………..5
c. Klasifikasi kota …………………………………………………..6
d. Struktur kota ……..………………………………………………6
e. Sejarah kota di Indonesia …………………………………………9

Bab III Penutup

a. Kesimpulan ……………………………………………………..10
b. Saran ……………………………………………………..10

Daftar pustaka ……………………………………………………..11


BAB I
Pendahuluan
A. Latar belakang
Seperti yang kita ketahui bersama kota adalah suatu wilayah non agraris
yang memiliki perbedaan yang sangat besar dengan desa baik dari struktur sosial
ataupun tata ruangnya. Kami akan beruasaha mengkaji pengertian, ciri-ciri,
klasifikasi, struktur ruang kota dan sejarah kota pada umumnya di Indonesia dari
bebagai sumber.

B. Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah selain sebagai kewajiban kami
sebagai pemateri juga untuk menabah wawasan kita semua, dalam hal ini
wawasan mengenai selut belut desa baik itu pengertian, ciri-ciri, klasifikasi,
struktur ruang kota dan sejarah kota di Indonesia.

C. Rumusan Masalah
1. memahami pengertian kota
2. memahami ciri – ciri kota
3. memahami klasifikasi kota
4. memahami struktur kota
5. memahami sejarah kota
BAB II
STRUKTUR KERUANGAN PERKEMBANGAN KOTA
A. PENGERTIAN KOTA

Lapisan masyarakat di dalam perkotaan sangat beragam, begitu


juga dengan bangunannya. Oleh sebab itu, kota dapat dikatakan sebagai suatu
wilayah yang di mana bangunan dan lapisan masyarakatnya sudah menjadi satu
kesatuan. Senada dengan pengertian kota di dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) kota adalah daerah pemukiman yang terdiri atas bangunan
rumah yang merupakan kesatuan tempat tinggal dari berbagai lapisan
masyarakat. Kota itu sendiri secara sederhana dapat diartikan sebagai suatu
wilayah yang sangat potensial dari segi manapun, mulai dari sektor pekerjaan,
sektor kesehatan, sektor pendidikan, dan sebagainya. Maka dari itu, di dalam
suatu perkotaan kita pasti mudah menemukan berbagai macam hal karena
fasilitas-fasilitas di perkotaan lebih banyak bila dibandingkan dengan fasilitas-
fasilitas pedesaan. Selain itu, bangunan-bangunan yang ada di dalam kota akan
terlihat lebih padat karena jumlah penduduk di kota lebih banyak.

Tak hanya itu, bangunan yang ada di kota juga lebih sering vertikal,
sehingga kita akan melihat gedung-gedung tinggi. Bahkan, teknologi yang ada
di kawasan perkotaan akan terlihat lebih modern mengikuti perkembangan
zaman. Oleh sebab itu, kawasan perkotaan sering dijadikan sebagai pusat
ekonomi suatu pemerintahan. Sama halnya pengertian kota berdasarkan
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintahan Daerah.
Kawasan perkotaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama bukan
pertanian, dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat pemukiman
perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa serta perubahan nama dan
pemindahan ibukota pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.
Dari dua pengertian kota yang berasal dari KBBI dan UU No 22 Tahun 1999,
maka kota adalah suatu kawasan yang terdapat bangunan-bangunan dari lapisan
masyarakat yang sudah menjadi satu kesatuan sekaligus sebagai pusat pelayanan
sosial, kegiatan ekonomi, pusat pemerintahan.

B. Ciri-ciri kota
Menurut Bintarto, cirri-ciri kota dibedakan menjadi dua sebagai berikut.
a. Ciri-Ciri Fisik
Di wilayah kota terdapat:
1. Sarana perekonomian seperti pasar atau supermarket.
2. Tempat parkir yang memadai.
3. Tempat rekreasi dan olahraga.
4. Alun-alun.
5. Gedung-gedung pemerintahan
b. Ciri-Ciri Sosial
1. Masyarakatnya heterogen.
2. Bersifat individualistis dan materialistis.
3. Mata pencaharian nonagraris.
4. Corak kehidupannya bersifat gesselschaft (hubungan kekerabatan
mulai pudar).
5. Terjadi kesenjangan sosial antara golongan masyarakat kaya dan
masyarakat miskin.
6. Norma-norma agama tidak begitu ketat.
7. Pandangan hidup lebih rasional.
8. Menerapkan strategi keruangan, yaitu pemisahan kompleks atau
kelompok sosial masyarakat secara tegas.

C. KLASIFIKASI KOTA

Ada banyak kota tersebar di seluruh penjuru dunia dengan sejarah dan
perkembangannya masing-masing. Para ahli kota kemudian mengklasifikasikan
kota berdasarkan kriteria tertentu.
Klasifikasi kota adalah upaya menggolongkan kota atas dasar karakteristik
tertentu. Kali ini kiata akan lihat kota berdasarkan fungsinya.Kota punya
berbagai macam fungsi baik itu sebagai pusat perdagangan, pemerintahan,
industri, pendidikan hingga kebudayaan. Sejalan dengan perkembangannya,
kota dapat memiliki fungsi yang dominan di bidang tertentu.

Namun kota yang telah punya fungsi tertentu itu dapat mengalami
perubahan fungsi karena pengaruh fasilitasi kota dan kemajuan teknologi yang
pesat.
Jakarta dulunya adalah pusat perdagangan dan kini menjadi pusat pemerintahan.

1. Kota sebagai pusat industri


Kota berlabel pusat industri jika kegiatan industri di daerah tersebut lebih
dominan diantara kegiatan lain. Kota-kota industri ini biasanya memiliki
pertumbuhan yang pesat dan menjadi sasaran kaum urban. Contohnya
adalah Karawang, Cikarang dan Bekasi.

2. Kota sebagai pusat perdagangan


Secara umum kota punya pusat pedagangan, namun tidak semua kota
memiliki aktifitas yang sangat dominan di bidang perdagangan. Kota pusat
perdagangan ini dahulu bisa dimulai dari adanya kegiatan pelabuhan.
Pelabuhan menjadi pintu masuk barang dan komoditas perdagangan
sehingga daerah disekitarnya berkembang pesat.

Namun dengan jaringan jalan raya, penerbangan dan rel yang semakin
modern saat ini kota pusat perdagangan menyebar bukan hanya di dekat
pelabuhan. Contoh kota pusat perdagangan di Indonesia adalah Surabaya,
Medan, Jakarta, Cirebon, dan Semarang.
3. Kota pusat pemerintahan
Kota pusat pemerintahan dapat berkembang secara cepat karena perannya
dalam mengatur sistem pemerintahan. Kota pusat pemerintahan umumnya
memiliki hubungan luas dengan kota lain.

Semua kegiatan juga banyak dilakukan di kota ini mulai dari pendidikan,
perdagangan, politik, hingga budaya. Contohnya Jakarta, Bangkok,
Washington.

4. Kota sebagai pusat kebudayaan


Kota yang berfungsi sebagai pusat kebudayaan memiliki potensi budaya
yang lebih dominan dibandingkan dengan potensi yang lainnya. Potensi
budaya ini berkaitan dengan adat/agama serta adanya pusat kerajaan di
masa lalu. Contoh kota pusat kebudayaan di Indonesia adalah Yogyakarta
dan Solo.

5. Kota pusat pariwisata


Kota sebagai pusat pariwisata karena didalamnya terdapat berbagai macam
kegiatan yang memiliki nilai jual pariwisata. Nilai jual pariwisata ini bisa
berasal dari fenomena alam atau buatan.

Contoh kota pusat pariwisata adalah Bandung, Yogyakarta, Malang,


Denpasar, Singapura, Las Vegas dan Paris.

6. Kota pusat pendidikan


Kota sebagai pusat pendidikan karena didalamnya terdapat berbagai
sekolah atau perguruan tinggi berkualitas dan ternama. Contohnya
Bandung, Yogyakarta dan Surabaya.

D. STRUKTUR KOTA

1. Teori Konsentris

Ernest Burgess, seorang sosiolog asal Chicago, Amerika Serikat,


mengemukakan teori ini, yang menjelaskan mengenai struktur kota yang
berkembang secara teratur, mulai dari bagian inti kota, hingga ke bagian
pinggirannya. Dalam teori ini, pola ruang dari suatu kota semakin meluas hingga
menjauhi titik pusat kota. Zona yang terbentuk akibat pemekaran wilayah mirip
sebuah gelang yang melingkar dengan pengelompokan daerah atas 5 zona, yakni:

 Zona 1
Sebagai pusat kota dan kegiatan inti, seperti bisnis dan pemerintahan atau
central business district (CBD).

 Zona 2
Sebagai penunjang pusat kota atau zona peralihan. Umumnya terdapat
banyak aktivitas perdagangan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di
kota tersebut.
 Zona 3
Khusus sebagai permukiman kelas pekerja atau buruh. Daerah tersebut
dipilih sebagai tempat tinggal agar biaya transportasi pekerja tidak mahal.

 Zona 4
Hampir sama dengan zona 3 sebagai tempat tinggal pekerja, namun
perbedaannya ialah zona ini digunakan bagi pekerja kelas menengah.
Pekerja kelas menengah yang dimaksud yakni profesional yang telah
memiliki jabatan yang menunjang, sehingga mereka memilih untuk tinggal
sedikit lebih jauh dari pusat kota, untuk menghindari kepadatan di zona 3.

 Zona 5
Yakni permukiman bagi orang-orang yang menginginkan tempat tinggal
yang tenang dan jauh dari keramaian kota. Zona ini merupakan
permukiman yang beralih ke zona pertanian.

Teori konsentris dapat diterapkan di wilayah-wilayah yang lingkungannya sangat


mudah untuk dibangun jalur transportasi. Karena transportasi menjadi hal
yang vital pada teori ini.

2. Teori Sektoral

Dikemukakan oleh Homer Hoyt pada tahun 1930. Teori ini muncul sebagai
bertentangan dari teori sebelumnya. Dimana struktur perkembangan kota tumbuh
tidak teratur. Pertumbuhan kota tidak hanya dimulai dari bagian inti kota, namun
dari wilayah sektoral-sektoral, yang kemudian menyebar ke sekitarnya.

Tidak berbeda jauh dengan teori sebelumnya, teori sektoral juga memiliki 5 jenis
pengelompokan zona yang sama dengan teori konsentris. Perbedaan yang
mendasar terletak pada tingkat perkembangan penduduk di kota sehingga
membuatnya tumbuh tidak teratur.

5. Teori Konsektoral

Pembahasan mengenai tata ruang sendiri setidaknya terbagi menjadi tujuh


teori yaitu, Teori konsentris, teori sektoral, teori inti ganda, teori konsektoral tipe
Eropa, teori konsektoral tipe Amerika Latin, teori poros, dan teori historis.Secara
khusus, teori sektoral membahas mengenai pengelompokan penggunaan lahan
kota menjulur yang ada sehingga akan nampak seperti potongan kue tart. Namun,
hal tersebut juga harus disesuaikan dengan kondisi geografis kota serta rute
transportasi yang ada.Teori sektoral sendiri dikemukakan oleh Homer Hoyt pada
tahun 1939. Dimana dalam kajian pembahasannya, teori sektoral merupakan
berbagai unit kegiatan yang ada di perkotaan yang tidak mengikuti zona teratur
secara konsentris, namun membentuk berbagai sektor yang memiliki sifat lebih
bebas
6. Teori Pusat Kegiatan Banyak

teori tempat sentral adalah entral Place theory dikemukakan oleh Walter
Christaller pada 1933. Teori ini menyatakan bahwa suatu lokasi dapat melayani
berbagai kebutuhan yang terletak pada suatu tempat yang disebutnya sebagai
tempat sentral. Tempat sentral tersebut memiliki tingkatan-tingkatan tertentu
sesuai kemampuannya melayani kebutuhan wilayah tersebut. Bentuk pelayanan
tersebut digambarkan dalam segi enam/heksagonal. Teori ini dapat berlaku
apabila memiliki karakteristik sebagai berikut1. wilayahnya datar dan tidak
berbukit2. tingkat ekonomi dan daya beli penduduk relatif sama3. penduduk
memiliki kesempatan yang sama untuk bergerak ke berbagai arah

E. Sejarah kota di Indonesia


Kota-kota di Indonesia telah berkembang sejak zaman dahulu. Sebagian
besar, kota-kota yang tumbuh dengan cepat adalah kota-kota yang terletak di
dekat pelabuhan. Pemilihan lokasi didasarkan pada potensipotensi yang dapat
dikembangkan terutama potensi sumber daya alam dan letak yang strategis
Berdasarkan sejarah pertumbuhannya, kota-kota di Indonesia bermula dari
kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

1. Kota yang berawal dari pusat perdagangan.


Di Indonesia kota-kota yang berasal dari kegiatan perdagangan, antara lain
adalah Surabaya, Jakarta dan Makassar. Kota-kota ini merupakan kota
perdagangan yang ramai. ( Kota perdagangan Surabaya tempo dahulu.)
2. Kota yang berawal dar pusat perkebunan
Pembukaan lahan baru untuk areal perkebunan berdampak pada pembuatan
permukiman baru yang kemudian berkembang menjadi kota. Contohnya:
Sukabumi (perkebunan teh), Ambarawa (perkebunan kopi), dan Jambi
(perkebunan karet
3. Kota yang berawal dari pusat pertambangan.
Kota-kota di Indonesia yang berkembang dari perluasan daerah pertambangan,
antara lain Pangkal Pinang dan Tanjung Pandan (pertambangan timah),
Palembang dan Plaju (tambang minyak bumi), Samarinda, Tarakan, Balikpapan
(tambang minyak Bumi).
4. Kota yang berawal dari pusat administrasi pemerintah.
Pada zaman penjajahan Belanda, Batavia merupakan pusat pemerintahan
Hindia Belanda. Setelah Indonesia merdeka, Kota Batavia (Jakarta) menjadi
pusat pemerintahan Republik Indonesia.
Bab III Penutup

a. Kesimpulan
1. Kota, menurut definisi universal, adalah sebuah area urban yang berbeda
dari desa ataupun kampung berdasarkan ukurannya,kepadatan penduduk,
kepentingan, atau status hukum.
2. Cirri-ciri kota dapat dilihat dari cirri fisik dan cirri sosialnya.
3. Kota dapat diklasifikasikan menurut jumlah penduduk, berdasarkan tingkat
perkembangannya dan fungsinya.
4. Struktur kota terdiri dari struktur ekonomi dan struktur intern
5. Sejarah pertumbuhan kota di Indonesia berawal dari:
· Kota yang berawal dari pusat perdagangan.
· Kota yang berawal dar pusat perkebunan
· Kota yang berawal dari pusat pertambangan
· Kota yang berawal dari pusat administrasi pemerintah.

b. Saran
Kota sangat erat kaitannya dengan kemegahan berbanding terbalik dengan
desa. Kedua ruang ini akan saling memiliki keterkaitan, seperti kita ketahui
bahwa manusia adalah mahluk sosial yang tidak bisa bertahan hidup tanpa
bantuan dari individu lainnya. Kita gambarkan desa sebagai satu individu dan
kota juga sebagai satu individu. Kedua individu tidak akan bisa berdiri sendiri
dan keduanya harus saling bersinergi.
Daftar pustaka
Anjayani, Eni. Tri Haryanto, 2009, Geografi: Untuk Kelas XII SMA/MA. Jakarta: Pusat
Perbukuan, Dapartemen Pendidikan Nasioanal

https://subiantogeografi.wordpress.com/

https://taufikzk.wordpress.com/

https://cahkebumen89.wordpress.com/

Anda mungkin juga menyukai