Dosen Pengampu :
DISUSUN OLEH :
231150016
FAKULTAS HUKUM
2024
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayan
g, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan r
ahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan m
akalah yang saya beri judul “Wawasan Sosial Budaya Maritim Dan Kepulauan”
Tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi penilaian tugas mata
kuliah hukum administrasi negara dari dosen pengampu. Selain itu, makalah ini juga
dimaksudkan untuk memberikan wawasan kepada saya selaku penulis dan bagi para
pembaca. Khususnya untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan hukum
administrasi negara, mengingat hukum administrasi negara memiliki peran yang
sangat penting dalam mewujudkan pelayanan publik yang berkualitas di Indonesia.
Saya selaku penulis tidak lupa untuk mengucapkan terima kasih kepada Bapak
Rabu, S.H., M.H. selaku dosen pengampu. Saya juga ingin mengucapkan terima kasih
kepada mahasiswa lain yang membantu dalam penyusunan makalah ini.
Akhir kata, saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, saya sangat terbuka terhadap kritik dan saran untuk memperkuat
kemampuan, sehingga pada tugas berikutnya dapat menulis makalah yang lebih baik
lagi. Semoga makalah ini bermanfaat bagi saya dan pembaca.
Penulis.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................2
DAFTAR ISI.................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................3
1.3 TUJUAN...........................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN
Menurut Mahan, terdapat 6 syarat sebuah negara menjadi negara maritim yaitu,
lokasi geografis, karakteristik dari tanah danpantai, luas wilayah, jumlah penduduk, k
arakter penduduk, dan lembaga pemerintahan. Sedangkan, menurut Edib ada tiga syar
at untuk menjadi negara maritim sebagai berikut:
1. Kemampuan mengelola aset yang ada di wilayah perairan. Potensi sumber da
ya ikan Indonesia sangat besar.
Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif Cicip Sutardjo mengung
kapkan, besaran potensi hasil laut dan perikanan di Indonesia mencapai Rp3.0
00 triliun per tahun, sedangkan yang sudah dimanfaatkan Rp225 triliun atau se
kitar 7,5% saja.
2. Kemampuan mengelola akses
Indonesia memiliki letak geografis yang sangat strategis karena memilik
i akses langsung ke pasar terbesar di dunia yaitu Selat Malaka, di mana jalur in
i menempati peringkat pertama dalam jalur pelayaran kontainer global. Sekitar
45% komoditi yang diperdagangkan di dunia melewati selat tersebut.
3. Negara maritim adalah membentuk rezim maritim yang mengatur mengenai ta
ta kelola sumber daya manusia, ilmu dan teknologi serta regulasi.
Tata kelola SDM kelautan Indonesia masih lemah. Fakultas Perikanan di
Universitas Manado mencontoh kampus di Surabaya. Harusnya, di Manado bi
sa dibentuk Fakultas Sushi,ΓÇ¥ jelasnya. Dengan demikian, masyarakat akan
mendapatkan nilai lebih dari pengembangan ilmu dan tenologi di bidang kelau
tan.
Sementara itu, Guru Besar Fakultas Ilmu Perikanan dan Kelautan Institut Pertani
an Bogor (IPB) Rokhmin Dahuri menjelaskan, setidaknya ada empat hal yang harus d
ilakukan untuk mewujudkan Indonesia sebagai negara maritim yang maju dan sejahter
a.
1. Melakukan penguatan dan pengembangan sektor-sektor ekonomi kelautan mel
alui aplikasi inovasi teknologi dan manajeman modern yang ramah lingkungan
untuk menghasilkan produk dan jasa kelautan yang berdaya saing secara kelan
jutan.
2. Kita harus mengembangkan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru berbasis i
novasi di kawasan-kawasan sepanjang Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI),
pulau-pulau kecil, dan wilayah perbatasan guna meningkatkan peran Indonesi
a sebagai negara produsen dan pemasok produk dalam rantai suplai global,ΓÇ
¥ kata Rokhmin di Jakarta, Kamis (14/8/2014)
3. Membangun konektivitas maritim atau lebih dikenal dengan tol laut, yang terd
iridari pengembangan armada kapal penumpang dan barang, pelabuhan, indust
ry galangan dan reparasi kapal dan logistik.
4. Mengembangkan Indonesia sebagai negara pusat riset dan teknologi kelautan t
ropis, serta perubahan iklim global.
Terlepas dari pendapat para Tokoh tersebut, Indonesia harus melakukan revitalisa
si dan mengembangkan sektor perikanan tangkap, perikanan, budi daya, industri peng
olahan hasil perikanan laut, industry bioteknologi kelautan, pariwisata bahari, dan ind
ustri jasa maritim. Selain itu kita juga harus melakukan perubahan paradigma pemban
gunan nasional, dari yang /land based development /menjadi /ocean based developme
nt/. Dengan begitu seluruh kebijakan publik, infrastruktur, dan sumber daya finansial
secara terintegrasi diarahkan untuk menunjang pembangunan kelautan. Sehingga seca
ra sinergis dan proporsional dapat mengintegrasikan pembangunan sosial-ekonomi di
darat dan lautan. Dengan perubahan paradigma tersebut, maka pelabuhan dan armada
pelayaran akan semakin maju dan efisien, sehingga semua produk ekonomi dari darat
an akan lebih memiliki daya saing. Karena biaya logistik menjadi ebih murah dan keg
iatan distribusi barang menjadi semakin cepat.
Negara Indonesia dengan perairan lebih luas dari daratannya. Ya, inilah negara
kita, negara Indonesia yang disebut juga sebagai negara maritim. Selain disebut
sebagai negara maritim, Indonesia juga dinyatakan sebagai negara kepulauan terbesar
di dunia. Susunan-susunan pulau yang ada di Indonesia sendiri sangat unik dan
berbeda dari negara lainnya. Semua bisa terlihat ketika kita melihat dari peta negara.
Secara garis besar, Indonesia di bagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian barat,
tengah, dan timur. Dalam pembagian ini, ada beberapa wilayah yang hanya
melakukan tradisi khusus. Tradisi ini bisa disebut juga sebagai kebudayaan maritim.
Mari kita simak berikut:
1. Sasi Laut
Hukum adat yang melarang untuk mengambil ikan pada saat tertentu.
Tujuannya agar populasi dan kualitas ikan di laut mereka tetap terjaga.
Ekosistem lain di lautpun juga ikut terjaga dengan adanya jeda waktu. Tradisi
khusus ini berlaku hampir di seluruh provinsi Maluku dan Papua.
2. Petik Laut Muncar
Sebuah upacara adat yang menunjukkan rasa syukur kepada Tuhan dan
memohon berkah rezeki serta keselamatan para nelayan. Kegiatan ini dilakukan
dengan cara menyiapkan perahu kecil berukuran perahu nelayan yang dibuat
seindah mungkin dan diisi berbagai macam bahan. Setelah siap, perahu ini
dihanyutkan lalu beberapa saat kemudian para nelayan mengikutinya. Upacara
adat ini akan ditemukan di Banyuwangi, Jawa Timur.
3. Pesta Sedekah Laut
Serangkaian acara adat yang digelar di daerah Jawa Tengah seperti Demak,
Yogyakarta, Cilacap, dan Tegal. Pesta Sedekah Laut atau disebut juga Larung
Laut ini diadakan setiap tahun. Kurang lebih, bentuk acara adat ini seperti hal-
nya pesta atau festival kebudayaan.
4. Pesta Laut Dadap
Acara adat yang hampir mirip dengan Pesta Sedekah Laut. Perbedaanya
terletak pada susunan acara dan kegiatan budaya yang disajikan. Budaya maritim
ini digelar di Tangerang, Provinsi Banten. Meski mirip dengan Pesta Sedekah
Laut, nuansanya sangat berbeda karena kegiatan budaya yang diadakan.
5. Nadran
Tergolong upacara adat yang juga memiliki tujuan untuk mensyukuri hasil
tangkapan ikan, mengharap peningkatan hasil laut, dan diberi keselamatan dalam
mencari nafkah dilaut. Meski memiliki tujuan yang sama dengan Petik Laut
Muncar di Banyuwangi, Jawa Timur, upacara adat ini memiliki beberapa
perbedaan. Acara adat ini digelar di daerah pesisir pantai utara jawa seperti
Subang, Indramayu, dan Cirebon.
6. Mappanretasi
sebuah festival adat suku Bugis yang selalu dilaksanakan setiap bulan April
di Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan. Mappanretasi yang artinya memberi
makan laut ini dipimpin oleh seorang Sanro, yaitu tokoh suku Bugis yang
gelarnya diperoleh secara turun temurun dari leluhurnya. Acara ini juga
menggunakan sesaji yang cukup berbeda dengan acara budaya maritim lainnya.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 KESIMPULAN
Negara maritim Indonesia pada hakekatnya merupakan pengembangan dari ko
nsepsi ketahahan nasional, maka konsepsi negara maritim Indonesia perlu dijadikan p
edoman dan rangsangan serta dorongan bagi bangsa kita dan upaya pemanfaatan dan
pendayagunaan secara terpadu, terintegrasi dan berkelanjutan. Dimana, Pengembanga
nnya berlandaskan Pancasila dan UUD 1945. Sebab, dalam prikehidupan kebangsaan
Indonesia Pancasila pada hakekatnya disusun secara serasi dan seimbang untuk mew
adahi seluruh aspirasi bangsa Indonesia. Dan yang paling penting Landasan konsepsi
onalnya adalah wawasan nusantara dan ketahanan nasonal. Dengan wawasan nusantar
a bangsa Indonesia memandang wilayah nusantara sebagai satu kesatuan politik, ekon
omi, social budaya dan keamanan.
Untuk memenuhi syarat sebagai Negara Maritim, Indonesia harus melakukan re
vitalisasi dan mengembangkan sektor perikanan tangkap, perikanan, budi daya, indust
ri pengolahan hasil perikanan laut, industry bioteknologi kelautan, pariwisata bahari,
dan industri jasa maritim. Selain itu kita juga harus melakukan perubahan paradigma
pembangunan nasional, dari yang /land based development/menjadi /ocean based dev
elopment/.
Sementara itu, konsekuensi pengakuan atas Indonesia sebagai Negara Maritim
membawa peran Indonesia sebagai negara pantai yang harus mampu mengelola wilay
ahnya bagi kelancaran navigasi internasional. Dimana, Salah satu prinsip dalam huku
m laut Internasional adalah jaminan kebebasan bemavigasi. Maka Indonesia wajib me
nentukan alur-alur tertentu bagi kelancaran navigasi tersebut, yaitu apa yang disebut s
ebagai archipelagic sea lane passage atau Alur Laut Kepulauan Indonesia.
Adapun, Peraturan Negara Maritim Indonesia antara lain Kitab Undang-undang
Hukum Dagang/KUHD (/Wet Bock Van Koophandel/), UU No. 4 Prp Tahun 1960 ten
tang Perairan Indonesia, dan UU No. 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan Poko
k Pengelolaan Lingkungan Hidup. Selain itu terdapat juga UU No. 5 Tahun 1983 tenta
ng Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia, UU No. 17 Tahun 1985 tentang Pengesahan/U
nited Nations Convention on the Law of the Sea/(Konvensi Perserikatan Bangsa Bang
sa tentang Hukum Laut), UUNo. 9 Tahun 1985 tentang Perikanan, serta Ordonansi L
aut Teritorial dan Lingkungan Maritim Tahun 1939.
3.2 SARAN
Saran yang dapat diambil dengan terselesainya makalah ini yaitu agar kedepann
ya potensi laut Indonesia betul-betul dapat dimanfaatkan dengan baik. Sehingga, apa
yang menjadi cita-cita bangsa dalam mewujudkan Indonesia sebagai Poros Maritim D
unia dapat terwujud.
DAFTAR PUSTAKA
1. Anonim. 2015. Naskah Akademik. Jakarta: Forum Rektor Indonesia
2. Rustam Ismah. 2015. Tantangan ALKI dalam Mewujudkan Cita-cita Indonesia se
bagai Poros Maritim Dunia. Jurnal Indonesia Perspective. Vol 1 (1). Universitas
Mataram. Mataram
3. Pengertian Maritim Adalah,,,,Penjelasan Lengkapnya Ada di Sini - Ikan Hias Air
Tawar Laut dan Aquarium (majalahikan.com)
4. Budaya Maritim: Konsep, 7 Unsur, Hingga Contoh (beritaku.id)
5. Lampiran 1-b5.cdr (maritim.go.id)
6. Microsoft Word - 10pp021 (bphn.go.id)