Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH HUKUM INTERNASIONAL

“HUKUM PERDAGANGAN INTERNASIONAL DAN EKSPOR & IMPOR”

Fahmi Idris

Program Studi : Hukum Internasional

FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

Jl. Williem Iskandar Pasar V Medan Estate : 2037

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT. karena telah melimpahkan
Rahmatnya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa selesai pada
waktunya.

Sholawat bertangkaikan salam juga saya hantarkan kepada Rasulullah SAW. Terima kasih
juga saya ucapkan kepada bapak dosen yang terhormat dengan memberikan ide-idenya
sehinggah makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi. Saya berharap semoga makalah ini
dapat menambah wawasan dan pengetahuan pembaca. Namun terlepas dari itu, saya
memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Sehinggah kami
mengharapkan kritik serta saran dari Dosen pembimbing dan teman-teman yang bersifat
membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………….i

DAFTAR ISI……………………………………………………………………….ii

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………….1

1.1 Latar Belakang………………………………………………………………1


1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………...……....2
1.3 Tujuan Pembahasan…………………………………………………...…….2

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………..3

Pengertian Hukum Perdagangan internasional...............................................4

Impor dan Ekspor…………………………………………….......................7

BAB III PENUTUP………………………………………………………………10

1.1 Kesimpulan………………………………………………………………....10

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….11

1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Dalam hukum internasional negara dianggap sebagai subjek hukum utama. Adapun Hukum
Internasional diartikan sebagai himpunan dari peraturan - peraturan dan ketentuan-ketentuan
yang mengikat serta mengatur hubungan antara negara-negara dan subjek-subjek hukum
lainnya dalam kehidupan masyarakat internasional. Hukum internasional mengatur hak-hak
dan kewajiban-kewajiban para subjek hukum internasional. Subjek hukum internasional
adalah pemegang atau pendukung hak dan kewajiban menurut hukum internasional dan
setiap pemegang atau pendukung hak dan kewajiban menurut hukum internasional adalah
subjek hukum internasional.Tidaklah disangkal bahwa hukum internasional memainkan
peranan yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat internasional. Peran hukum
internasional sangat diperlukan dalam era globalisasi sekarang ini guna menjembatani setiap
permasalahan yang ada. Melalui hukum internasional negara-negara merumuskan prinsip-
prinsip hubungan dan kerja sama di berbagai bidang kegiatan untuk mencapai tujuan
bersama. Melalui ketentuan-ketentuan hukum internasional, negara-negara mencegah
terjadinya sengketa dan menyelesaikan sengketa yang telah terjadi. Hubungan antara
Indonesia dengan negara-negara lain di dunia pada abad-abad sebelum Masehi telah
menggunakan dasar-dasar politik dan hukum internasional yang layak yang pelaksanaannya
tidak jauh berbeda dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku sekarang, hubungan
internasional tersebut dimaksudkan untuk:
1) Mempererat hubungan antara negara yang satu dengan lainnya,
2) Mengadakan kerja sama dalam rangka bantu membantu,
3) Menjelaskan dan mengakkan kedaulatan dan batas-batas wilayah,
4) Mengadakan perdamaian, perundingan, pakta non agresi dan lain sebagainya
5) Hubungan dagang dan atau perekonomian sesuai dengan kepentingan masing-masing.
Tidak ada satu pihak pun didunia ini, termasuk negara, yang mampu memenuhi semua
kebutuhannya sendiri. Oleh karena itu, pada zaman ini tidak ada satu pihak pun yang tidak
merasa perlu berhubungan dengan pihak lain. Hubungan itu, termasuk dalam rangka
memenuhi kebutuhan barang dan jasa (procurement). Untuk memenuhi kebutuhan akan
barang dan jasa, kegiatan yang dilakukan oleh manusia salah satunya tidak dapat terlepas dari
kepentingan ekonomi masing-masing. Manusia dan dalam hal ini negara tentu memiliki
berbagai motif ekonomi dalam kepentingannya dalam rangka memenuhi kebutuhannya
masing-masing. Untuk itu, negara tentu melakukan berbagai kegiatan ekonomi dalam
hubungan dan interaksinya dengan negara-negara lainnya. Kegiatan ekonomi yang dilakukan
oleh negara memang telah berlangsung sejak zaman dahulu bahkan dengan barter sebagai
cara negara memenuhi kebutuhannya. Namun, seiring dengan berkembangnya teknologi
transportasi, dan perdagangan internasional mulai dilakukan secara modern dan cepat
perdagangan internasional menjadi semakin padat dengan kegiatan yang dilakukan oleh
negara demi memenuhi kebutuhan dan memperoleh keuntungan yang besar.

1
B.Rumusan Masalah
1. Bagaimana peran hukum internasional dalam pengaturan impor ekspor ?
2. Bagaimana kepastian hukum yang dihasilkan dan keberadaan hukum
internasional dalam pengaturan ekspor impor ?

C. Tujuan pembahasan
-untuk mengetahui pengertian hukum internasional
-untuk mngetahui perdagangan internasional
-untuk mengetahui impor dan ekspor

1
BAB II
Pembahasan
A. Hukum Perdagangan Internasional
Perdagangan Internasional juga dikenal dengan sebutan perdagangan dunia. Perdagangan
Internasional terbagi menjadi dua bagian yaitu impor dan ekspor, yang biasanya disebut
sebagai perdagangan ekspor impor. Perdagangan internasional terjadi karena kebutuhan dan
kemampuan setiap negara dalam menghasilkan barang dan jasa berbeda-beda. Perdagangan
internasional juga muncul karena sebuah negara ingin melakukan ekspansi terhadap produk
atau jasa yang dihasilkan di dalam negeri. Dengan adanya perdagangan internasional turut
mendorong industrialisasi, kemajuan transportasi, globalisasi, dan kehadiran perusahaan
multinasional. Pelembagaan hukum di bidang perdagangan global demi terciptanya tata
perdagangan yang teratur dan telah dimulai pasca perang dunia kedua, dimana berbagai motif
ekonomi dalam kepentingannya dalam rangka memenuhi kebutuhannya masing-masing.
Untuk itu, negara tentu melakukan berbagai kegiatan ekonomi dalam hubungan dan
interaksinya dengan negara-negara lainnya. Kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh negara
memang telah berlangsung sejak zaman dahulu bahkan dengan barter sebagai cara negara
memenuhi kebutuhannya.
Namun, seiring dengan berkembangnya teknologi transportasi, dan perdagangan internasional
mulai dilakukan secara modern dan cepat. Batas-batas negara yang tadinya sangat terlihat
jelas menjadi mulai kabur sehingga lalu lintas perdagangan internasional menjadi semakin
padat dengan kegiatan yang dilakukan oleh negara demi memenuhi kebutuhan dan
memperoleh keuntungan yang besar. Perdagangan Internasional juga dikenal dengan sebutan
perdagangan dunia.
Perdagangan Internasional terbagi menjadi dua bagian yaitu impor dan ekspor, yang biasanya
disebut sebagai perdagangan ekspor impor. Perdagangan internasional terjadi karena
kebutuhan dan kemampuan setiap negara dalam menghasilkan barang dan jasa berbeda-beda.
Perdagangan internasional juga muncul karena sebuah negara ingin melakukan ekspansi
terhadap produk atau jasa yang dihasilkan di dalam negeri. Dengan adanya perdagangan
internasional turut mendorong industrialisasi, kemajuan transportasi, globalisasi, dan
kehadiran perusahaan multinasional. Pelembagaan hukum di bidang perdagangan global demi
terciptanya tata perdagangan yang teratur dan telah dimulai pasca perang dunia kedua,
dimana negara atau lebih dan bukan hanya pelaku ekonomi yang berkedudukan di duanegara
yang berbeda saja. Hal ini menunjukkan bahwa sistem perdagangan dunia saat ini semakin
kompleks. Jika menelaah sistem perdagangan internasional, maka akan banyak sekali bagian-
bagian penting dalam sistem perdagangan itu yang saling terhubung dan menjadikannya satu
kesatuan dalam rangkaian proses perdagangan internasional.
Secara garis besar perdagangan internasional dapat dikelompokkan menjadi 3 bagian, yakni
perdagangan jasa, HKI (Hak Kekayaan Intelektual), dan Perdagangan barang. Namun jika
diperhatikan secara seksama terdapat perbedaan-perbedaan yang mendasar. Hal ini bisa
terlihat dari penamaan penamaan bagian dalam sistem organisasi perusahaan yang terlibat
dalam kegiatan perdagangan internasional, baik itu Shiping Agent, Bank, Eksportir, Importir,

1
atau perusahaan multinasional lainnya. Mereka membentuk divisi atau departemen mereka
dengan nama International Trade Departement,Expor Departement, Import Departement,
Import Unite, TradeDepartement Finance, bahkan ada yang memberi nama L/CDepartment.
Pemberian nama-nama seperti itu telah menjadi kebiasaan dalam dunia praktik, yang
sebagian pihak menganggap tidak terlalu penting selama dapat menjalankan fungsinya sesuai
dengan tujuan dasarnya.
Hal ini tentu dari sudut pandang dunia praktik, yang mana dalam bisnis fokus utamanya ialah
pada sisi keuntungan, namun akan berbeda halnya dari sudut pandang hukum, yang lebih
mengarah kepada keteraturan dan kejelasan makna dari semua istilah.
Hingga sekarang ini terdapat berbagai definisi yang satu sama lain berbeda yaitu :
1) Definisi menurut Schmitthoff Hukum perdagangan internasional adalah sekumpulan
aturan yang mengatur hubungan-hubungan komersial yang sifatnya perdata. Aturan-aturan
hukum tersebut mengatur transaksi-transaksi yang berbeda negara. Definisi diatas
menunjukkan dengan jelas bahwa turan-aturan tersebut bersifat komersial. Dalam
definisinya, Schmitthoff menegaskan bahwa ruang lingkup bidang hukum ini tidak termasuk
hubungan-hubungan komersial internasional dengan ciri hukum publik. Termasuk dalam
bidang hukum publik ini yakni aturan-aturan yang mengatur tingkah laku atau perilaku
negara-negara dalam mengatur perilaku perdagangan yang mempengaruhi wilayahnya.
2) Defnisi menurut M. Rafiqul Islam Dalam upayanya memberi batasan atau defnisi hukum
perdagangan internasional, M. Rafiqul Islam menekankan keterkaitan erat antara
perdagangan internasional dan hubungan keuangan. Adanya keterkaitan erat antara
perdagangan internasional dan hubungan keuangan, beliau mendefinisikan hukum
perdagangan dan keuangan sebagai suatu kumpulan aturan, prinsip, norma, dan praktik yang
menciptakan suatu pengaturan untuk transaksi-transaksi perdagangan internasional dan
sistem pembayarannya, yang memiliki dampak terhadap perilaku komersial lembaga-
lembaga perdagangan.
3) Definisi menurut Michelle Sanson Sanson memberi batasan bidang ini sesuai dengan
pengertian kata - kata dari bidang hukum ini, yaitu hukum, dagang dan internasional. Sanson
membagi hukum perdagangan internasional ini ke dalam dua bagian utama, yaitu hukum
perdagangan internasional publik dan hukum perdagangan internasional privat. Hukum
internasional publik adalah hukum yang mengatur perilaku dagang antar negara. Sementara
itu hukum internasional privat adalah hukum yang mengatur perilaku dagang secara orang
perorangan di negara - negara yang berbeda.
4) Definisi menurut Hercules Booysen Booysen, sarjana Afrika Selatan tidak memberi
definisi secara tegas. Beliau menyadari bahwa ilmu hukum sangatlah kompleks. Oleh karena
itu, upaya untuk membuat definisi bidang hukum, termasuk hukum perdagangan
internasional, sangatlah sulit dan jarang tepat. Oleh karena itu, dalam upayanya memberi
definisi tersebut, Hercules Booysen hanya mengungkapkan unsur-unsur dari definisi hukum
perdagangan internasional.
A.PRINSIP-PRINSIP DASAR HUKUM PERDAGANGAN INTERNASIONAL

Prinsip-prinsip dasar (fundamental principles) yang dikenal dalam hukum perdagangan internasional
diperkenalkan oleh Profesor Aleksancer Goldštajn yaitu :

1
1. Prinsip Dasar Kebebasan Berkontrak Prinsip pertama, kebebasan berkontrak, sebenarnya adalah
prinsip universal dalam hukum perdagangan internasional. Setiap sistem hukum pada bidang hukum
dagang mengakui kebebasan para pihak ini untuk membuat kontrak-kontrak dagang (internasional).
Kebebasan tersebut mencakup bidang hukum yang cukup luas, meliputi kebebasan untuk melakukan
jenis-jenis kontrak yang para pihak sepakati, kebebasan untuk memilih forum penyelesaian sengketa
dagangnya dan juga kebebasan untuk memilih hukum yang akan berlaku terhadap kontrak, dll.
Kebebasan ini tentu tidak boleh bertentangan dengan UU, kepentingan umum, kesusilaan,
kesopanan, dan lain-lain persyaratan yang ditetapkan oleh masing-masing sistem hukum.

2. Prinsip Dasar Pacta Sunt Servanda Prinsip kedua, pacta sunt servanda adalah prinsip yang
mensyaratkan bahwa kesepakatan atau kontrak yang telah ditandatangani harus dilaksanakan
dengan sebaikbaiknya (dengan itikad baik). Prinsip ini pun sifatnya universal. Setiap sistem hukum di
dunia menghormati prinsip ini.

3. Prinsip Dasar Penyelesaian Sengketa Melalui Arbitrase Prinsip ketiga, prinsip penggunaan
arbitrase tampaknya terdengar agak ganjil. Namun demikian pengakuan Goldštajn menyebut prinsip
ini bukan tanpa alasan yang kuat. Arbitrase dalam perdagangan internasional adalah forum
penyelesaian sengketa yang semakin umum digunakan. Klausul arbitrase sudah semakin banyak
dicantumkan dalam kontrak-kontrak dagang. Oleh karena itulah prinsip ketiga ini memang relevan.

4. Prinsip Dasar Kebebasan Komunikasi (Navigasi) Inti dari prinsip ini ialah semua pihak mempunyai
akses yang sama dalam komunikasi. Komunikasi atau navigasi adalah kebebasan para pihak untuk
berkomunikasi untuk keperluan dagang dengan siapapun juga dengan melalui berbagai sarana
navigasi atau komunikasi, baik darat, laut, udara, atau melalui sarana elektronik. Kebebasan ini
sangat esensial bagi terlaksananya perdagangan internasional. Dalam berkomunikasi untuk maksud
berdagang ini, kebebasan para pihak tidak boleh dibatasi oleh system ekonomi, system politik, atau
system hukum.

B.EKSISTENSI DAN TUJUAN HUKUM PERDAGANGAN INTERNASIONAL

Tujuan hukum perdagangan internasional sebenarnya tidak berbeda dengan tujuan GATT (General
Agreement on Tariffs and Trade, 1947) yang termuat dalam Preambule-nya. Tujuan tersebut adalah:
• Mencapai perdagangan internasional yang stabil dan menghindari kebijakankebijakan dan praktik-
praktik perdagangan nasional yang merugikan negara lainnya.

• Meningkatkan volume perdagangan dunia

• Meningkatkan standar hidup manusia;

• Meningkatkan lapangan tenaga kerja;

• Mengembangkan sistem perdagangan multilateral;

• Meningkatkan pemanfaatan sumber-sumber kekayaan dunia, meningkatkan produk dan transaksi


jual beli barang

Ada Pula Subyek Hukum Perdagangan Internasional;

1.Negara

Negara merupakan subyek hukum terpenting di dalam hukum perdagangan internasional. Sudah
dikenal umum bahwa negara adalah subyek hukum yang paling sempurna.

1
Pertama, ia satu-satunya subyek hukum yang memiliki kedaulatan. Dengan atribut kedaulatannya
ini, negara antara lain berwenang membuat hukum (regulator) yang mengikat segala subyek hukum
lainnya (yaitu individu, perusahaan), mengikat benda dan peristiwa hukum yang terjadi di dalam
wilayahnya, termasuk perdagangan, di wilayahnya.

Kedua, negara juga berperan baik secara langsung maupun tidak langsung dalam pembentukan
organisasi-organisasi (perdagangan) internasional di dunia, misalnya WTO, UNCTAD, UNCITRAL, dll.
Organisasi-organisasi internasional di bidang perdagangan internasional inilah yang kemudian
berperan dalam membentuk aturan-aturan hukum perdagangan internasional.

Ketiga, peran penting negara lainnya adalah Negara juga bersama – sama dengan Negara lain
mengadakan perjanjian internasional guna mengatur transaksi perdagangan di antara mereka.
Contoh perjanjian seperti ini adalah perjanjian Friendship, Commerce and Navigation, perjanjian
penanaman modal bilateral, perjanjian penghindaran pajak berganda, dll diperdagangkan atau dijual
ke subyek hukum lainnya yang memerlukannya.

2. Organisasi Perdagangan Internasional

Organisasi Internsional Antar Pemerintah (Publik) Organisasi internasional yang bergerak di bidang
perdagangan internasional memainkan peran yang signifikan. Organisasi internasional dibentuk oleh
dua atau lebih ngara guna mencapai tujuan bersama. Untuk mendirikan suatu organisasi
internasional perlu dibentuk suatu dasar hukum yang biasanya adalah perjanjian internasional.
Dalam perjanjian inilah termuat tujuan, fungsi, dan struktur organisasi perdagangan internasional
yang bersangkutan. Biasanya peran organisasi internasional dalam perdagangan internasional
kurang begitu signifikan. Memang organisasi internasional membeli kebutuhan-kebutuhannya dari
penjual (procurement). Misalnya komputer, peralatan kantor/administrasi, telekomunikasi,
transportasi, dll. Di antara berbagai organisasi internasional yang ada dewasa ini, organisasi
perdagangan internasional di bawah PBB, seperti UNCITRAL atau UNCTAD. UNCITRAL adalah
organisasi internasional yang berperan cukup penting dalam perkembangan hukum perdagangan
internasional. UNCITRAL misalnya, telah melahirkan Vienna Convention on the International Sale of
Goods (1980); Convention on the international Multi-moda Transport (1980); UNCITRAL Arbitration
Rules (1976); UNCITRAL Model Law on Arbitration (1985), dll.

3.Individu

Individu atau perusahaan adalah pelaku utama dalam perdagangan internasional. Adalah individu
yang pada akhirnya akan terikat oleh aturanaturan hukum perdagangan internasional. Selain itu,
aturan-aturan hukum yang dibentuk oleh Negara memiliki tujuan untuk memfasilitasi perdagangan
internasional yang dilakukan individu. Dibanding dengan negara atau organisasi internasional, status
individu dalam hukum perdagangan internasional tidaklah terlalu penting. Biasanya individu
dipandang sebagai subyek hokum dengan sifat hukum perdata (legal persons of a private law
nature).

1) Perusahaan Multinasional

Perusahaan multinasional (MNCs atau Multinational Corporations) telah lama diakui sebagai subyek
hukum yang berperan penting dalam perdagangan internasional. Peran ini sangat mungkin karena
kekuatan finansial yang dimilikinya. Dengan kemampuan finansialnya, hukum (perdagangan)
internasional berupaya mengaturnya. Pasal 2 (2) (b) Piagam Hak dan Kewajiban Ekonomi Negara-
negara antara lain menyebutkan bahwa MNCs tidak boleh campur tangan terhadap masalah-
masalah dalam negeri dari suatu negara. Alasan pengaturan ini tampaknya masuk akal. Tidak jarang

1
MNCs seperti Freport McMoran Company (yang beroperasi di Papua), Mitsubishi, atau MNCs di
bidang telekomunikasi, ABC, CNN, Singapore Telecommunication (Singtel yang memiliki saham
mayoritas PT Indosat), sedikit banyak dapat mempengaruhi situasi dan kondisi politik dan ekonomi
di Indonesia.

2) Bank
Sama seperti individu atau MNCs, bank dapat digolongkan sebagai subyek hukum perdagangan
internasional dalam arti yang terbatas. Bank pun tunduk pada hukum nasional di mana bank
tersebut didirikan. Yang membuat subyek hukum ini penting adalah:

• peran bank dalam perdagangan internasional dapat dikatakan sebagai pemain kunci. Tanpa bank,
perdagangan internasional mungkin tidak dapat berjalan.

• Bank menjembatani antara penjual dan pembeli yang satu sama lain mungkin saja tidak mengenal
karena mereka berada di negara yang berbeda. Perannya di sini adalah peran bank dalam
memfasilitasi pembayaran antara penjual dan pembeli.

• Bank berperan penting dalam menciptakan aturan-aturan hukum dalam perdagangan


internasional khususnya dalam mengembangkan hukum perbankan internasional. Salah satu
instrumen hukum yang bank telah kembangkan adalah sistem pembayaran dalam transaksi
perdagangan internasional. Misalnya adalah terbentuknya ‘kredit berdokumen’ yang disebut
‘documentary credit’. Mekanisme dan praktek ini kemudian dikodifikasi dan dirumuskan secara
sistematis oleh ICC menjadi UCP.

B. Ekspor dan Impor


Impor adalah kegiatan memasukkan barang ke dalam daerah pabean. Transaksi impor adalah
perdagangan dengan cara memasukkan barang dari luar negeri ke dalam daerah pabean
Indonesia dengan mematuhi ketentuan peraturan perudang-undangan yang berlaku. Menurut
Susilo impor bisa diartikan sebagai kegiatan memasukkan barang dari suatu negara (luar
negeri) ke dalam wilayah pabean negara lain. Pengertian ini memiliki arti bahwa kegiatan
impor berarti melibatkan dua negara. Dalam hal ini bisa diwakili oleh kepentingan dua
perusahaan antar dua negara tersebut, yang berbeda dan pastinya juga peraturan serta
bertindak sebagai supplier dan satunya bertindak sebagai negara penerima.
Impor adalah membeli barang-barang dari luar negeri sesuai dengan ketentuan pemerintah
yang dibayar dengan menggunakan valuta asing.
Ekspor adalah penjualan barang ke luar negeri dengan menggunakan sistem pembayaran,
kualitas, kuantitas dan syarat penjualan lainnya yang telah disetujui oleh pihak eksportir dan
importir. Permintaan ekspor adalah jumlah barang/jasa yang diminta untuk diekspor dari
suatu negara ke negara lain.18 Proses ekspor pada umumnya adalah tindakan untuk
mengeluarkan barang atau komoditas dari dalam negeri untuk memasukannya ke negara lain.
Berdasarkan Undang-Undang nomor 2 tahun 2009 tentang Lembaga Pembiayaan Ekspor
Indonesia, ekspor adalah kegiatan mengeluarkan barang dan jasa dari kawasan pabean
Indonesia.
Daerah Pabean adalah wilayah negara Republik Indonesia yang diatur dalam Undang-
Undang kepabeanan (Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan, 2015). Dari
definisi-definisi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa ekspor adalah penjualan barang
1
atau jasa dari dalam negeri melewati daerah pabean atau batas negara ke negara lain.
Siswanto Sutojo menyimpulkan ciri-ciri khusus dari kegiatan ekspor antara lain :

1) Adanya perbedaan batas wilayah negara diantara penjual (eksportir) dan pembeli
(importir).
2) Negara penjual (eksportir) dan negara pembeli (importir) memiliki mata uang yang
berbeda dan kedua pihak memakai mata uang asing yang disepakati bersama untuk
transaksinya.
3) Masing-masing pihak belum terlalu mengenal satu sama lain 4) Kebijakan di negara
eksportir maupun importir berbeda. 5) Praktik dan istilah-istilah dalam melakukan
perdagangan internasional diantara negara eksportir dan importir mungkin berbeda.

Memang ekspor dan impor didasari oleh transaksi perdagangan internasional dan itulah yang
memberikannya kesamaan. Namun perbedaan mendasar antara perdagangan internasional
dengan ekspor dan impor dapat dilihat langsung dalam praktik, seperti ada tindakan
perdagangan internasional yang bukan ekspor dan impor, dan ada juga ekspor dan impor
yang bukan perdagangan internasional. Perdagangan internasional yang bukan ekspor dan
impor misalnya seperti pembelian kepemilikan saham di perusahaan yang terdapat di luar
negeri atau di negara lain, dan pembelian Permanen Recidence.
Untuk kegiatan ekspor dan impor yang bukan merupakan perdagangan internasional
misalnya seperti pengiriman contoh barang ke negara lain, pengiriman barang hibah ke
negara lain, dan barang bawaan penumpang ke negara lain, adalah sebagian contoh kegiatan
ekspor dan impor yang bukan merupakan perdagangan internasional. Namun, perdagangan
barang internasional itu tidaklah sama dengan kegiatan ekspor dan impor. Memang dalam
perdagangan barang internasional kegiatan utamanya dinamakan ekspor dan impor namun
masih ada unsur lain dalam sistem perdagangan barang internasional itu yang tidak termasuk
di dalam kegiatan ekspor dan impor. Secara sederhana sistem perdagangan barang
internasional itu dapat digambarkan sebagai berikut: Produksi – promosi – kesepakatan –
kontrak – pengiriman – penyelesaian sengketa (jika timbul) – layanan purna jual. Sedangkan
untuk kegiatan ekspor dan impor secara umum dapat digambarkan: Kontrak – pengiriman
barang– penyelesaian sengketa (jika timbul).
Bahkan ada beberapa pihak menganggap ekspor dan impor itu hanya terkait dengan
pengiriman barang internasional saja. Namun perlu dicermati bahwasanya kejelasan dan
syarat-syarat pengiriman barang akan tertuang secara rinci di dalam kontrak dan jika ada hal-
hal yang timbul selama proses pengiriman barang dan dapat merugikan salah satu pihak maka
akan dilanjutkan dengan proses penyelesaian sengketa yang telah ditentukan di dalam
kontrak tersebut. Untuk selanjutnya di dalam hal ini akan dibatasi pembahasannya khusus
hanya kepada kegiatan ekspor dan impor saja, hal ini penulis lakukan agar lebih memperjelas
pokok pembahasan.

1
Sepanjang perdagangan internasional ada maka kegiatan ekspor dan impor dipastikan akan
selalu ada, setidaknya begitu faktanya sekarang ini dan dapat diperkirakan akan semakin
berkembang untuk kedepannya. Oleh karena perekonomian global yang semakin maju
sehingga hanya memberikan kita satu pilihan yakni go international, dengan demikian,
globalisasi yang ditandai dengan perdagangan internasional, proses ekspor dan impor yang
semakin ramai dan kompleks menjadi suatu keharusan.
Globalisasi yang semakin berkembang telah menjelma menjadi tuntutan zaman. Era
globalisasi yang semakin hari semakin tumbuh telah melanda kehidupan negara-negara di
permukaan bumi ini.
Globalisasi ekonomi adalah salah satu dari sekian banyak arus globalisasi yang memancarkan
gelombangnya, yang telah menjadikan interdependensi ekonomi dunia semakin kuat.
Kehidupan antar manusia saat ini sudah saling terhubung berkat semakin berkembangnya
fungsi dan fasilitas teknologi informasi yang tersedia. Teknologi informasi telah merevolusi
peradaban umat manusia sehingga dunia seperti sebuah desa kecil.
Ungkapan yang dahulu kita dengar bahwa “dunia ada dalam genggaman” sepertinya dapat
dibenarkan jika yang dimaksud adalah dalam hal akses, sebab dengan berkembangnya
peralatan teknologi yang semakin canggih dan sering diberi julukan “smart” membuat
masyarakat dunia dapat mengakses informasi dari seluruh dunia hanya dari genggaman.
Hambatan-hambatan yang dulu banyak menghalangi hubungan antar umat manusia, termasuk
hubungan bisnis, kini mulai runtuh dan semakin terbuka.
Manusia moderen saat ini cenderung ingin hidup lebih mudah, lebih cepat, lebih baik, dan
lebih murah. Kecenderungan ini pun juga berlaku dalam bisnis, termasuk dalam kegiatan
ekspor dan impor antar negara-negara di dunia. Dalam era perdagangan bebas, semua
hambatan tarif dan non tarif direvisi agar arus ekspor dan impor antar negara dapat lebih
lancar sehingga semua produk barang atau jasa menjadi semakin murah dan semakin mudah
diperoleh di seluruh dunia.

1
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Peranan Hukum Intenasional Dalam Pengaturan Ekspor Impor merupakan penelitian yang
dilatarbelakangi adanya fenomena ekonomi dunia pada masa kini, membuat negara-negara
termasuk Indonesia, dituntut untuk mengikuti kecenderungan globalisasi ekonomi, yang
mengarah pada penduniaan dalam arti peringkasan atau perapatan dunia (compression of the
world) dalam bidang ekonomi khususnya dalam hal ekspor impor. Hal ini berimplikasi
terhadap hukum dalam arti substansi berbagai undang-undang dan perjanjian-perjanjian
menyebar melewati batasbatas negara yang menjadi bagian dari hukum internasional.
Indonesia sebagai bagian dari subyek hukum internasional harus sudah mantap persiapannya
untuk menghadapi pengaruh yang timbul terhadap perekonomian atau perdagangan Indonesia
dalam semua aspek akibat gobalisai ekonomi, termasuk kesiapan dalam aspek hukum,
khususnya hukum yang mengatur perdagangan internasional dalam hal ekspor impor.
Selanjutnya, hukum perdagangan internasional yang diperbaharui itu harus dapat berjalan
efektif. Efektifnya hukum tersebut tersebut harus dapat disajikan secara operasional. Dalam
konteks itu, perlu pula peningkatan kualitas sumber daya manusia yang ada untuk
memahami ketentuan yang berkaitan dengan perdagangan internasional.

1
DAFTAR PUSTAKA
https://nasional.kompas.com/read/2022/08/10/01000021/subyek-hukum-perdagangan-
internasional
“Sumber hukum internasional”, http://bennysetianto.blogspot.com.
http://www.internationalcommerciallawblog.com/2010/11/incoterms-2010/

Anda mungkin juga menyukai