RIZKYA ABADYA
Oleh :
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar……………………………………………………......i
Daftar Isi……………………………………………………………...ii
BAB 1 PENDAHULUAN…………………………………….. 4
1.1 Latar Belakang…………………………………….. 4
1.2 Rumusan Masalah………………………………..... 4
1.3 Tujuan Penulisan………………………………….. 4
BAB 2 PEMBAHASAN………………………………………..5
2.1 Strategi Bisnis…...………………………………….5
2.2 Organisasi Internasional………………………........16
BAB 3 PENUTUP………………………………………………22
3.1 Kesimpulan………………………………………….22
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Contohnya Jepang, sebagai negara yang ekonominya kuat dan maju, masih mengimpor gas
alam cair (liquid natural gas) dari Indonesia. Sedang Indonesia mengimpor barang-barang
modal dari Amerika untuk keperluan pembangunan industri. Fluktuasi ekspor dan impor
dalam perdagangan internasional tergantung pada faktor-faktor pendorongnya berikut ini.
Faktor Pendorong Terjadinya Perdagangan Internasional
Faktor-faktor yang mendorong terjadinya perdagangan antarnegara yaitu ada beberapa tokoh
yang mengemukakan teori tentang terjadinya perdagangan internasional. Tokoh tersebut di
antaranya adalah Adam Smith dan David Ricardo. Adam Smith mengemukakan teori yang
disebut Theory of Absolute Advantage (teori keunggulan mutlak). Menurut teori ini suatu
negara disebut memiliki keunggulan mutlak dibandingkan negara lain apabila negara tersebut
dapat memproduksi barang atau jasa yang tidak dapat diproduksi negara lain. Misalnya
Indonesia memproduksi gas alam cair. Jepang tidak mempunyai sumber gas alam, tetapi
mampu memproduksi mobil. Dengan demikian, terjadilah perdagangan barang antara
Indonesia dan Jepang. Sedangkan David Ricardo mengajukan teori tentang perdagangan
internasional yang disebut Theory of Comparative Advantage (Teori Keunggulan
Komparatif). Menurut David Ricardo keunggulan komparatif suatu negara apabila negara
tersebut dapat memproduksi suatu barang atau jasa dengan efisien dan lebih murah
dibandingkan negara lain. Sebagai contoh, Indonesia dan Korea Selatan negara produsen
komputer. Korea Selatan mampu memproduksi komputer dengan harga lebih murah daripada
Indonesia. Korea Selatan memiliki keunggulan komparatif dibandingkan Indonesia dalam
memproduksi komputer. Indonesia akan lebih untung apabila mengimpor komputer dari
Korea Selatan. Lebih jelasnya Perdagangan internasional terjadi karena adanya hal – hal
berikut diantaranya :
1. Kegiatan produksi dalam negeri menjadi meningkat secara kuantitas dan kualitas.
2. Mendorong pertumbuhan ekonomi negara, pemerataan pendapatan masyarakat, seperti
PDB dan PNB dan stabilitas ekonomi nasional.
3. Menambahkan devisa negara melalui bea masuk dan biaya lain atas ekspor dan impor.
4. Mendorong kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam negeri, terutamadalam
bidang sektor industri dengan munculnya teknologi baru dapat membantu dalam
memproduksi barang lebih banyak dengan waktu yang singkat.
5. Melalui impor, kebutuhan dalam negara dapat terpenuhi.
6. Memperluas lapangan kerja dan kesempatan masyarakat untuk berkeja.
7. Mempererat hubungan persaudaraan dan kerjasama antar negara.
Dampak negatif dari perdagangan internasional antara lain :
1. Barang-barang produksi dalam negeri terganggu akibat masuknya barang impor yang
dijual lebih murah dalam negeri yang menyebabkan industri dalam negeri mengalami
kerugian besar.
2. Munculnya ketergantungan dengan negara maju.
3. Terjadinya persaingan yang tidak sehat, karena pengaruh perdagangan bebas.
4. Bila tidak mampu bersaing maka pertumbuhan perekonomian negara akan semakin
rendah dan bertambahnya pengangguran dalam negeri.
Penetapan tarif pungutan impor yang lazim dikenal dengan istilah tariff
barriers (hambatan tarif).
Pembatasan barang melalui peraturan-peraturan khusus yang dikenal dengan non – tariff
barriers (NTBs).
4. Prinsip-prinsip hukum perdagangan international
Negara yang Maju dan berkembang dapat dilihat dari seberapa gencarnya perdagangan
internasional yang dilakukan Negara tsb, tentunya tidak terlepas dari prinsip hukum
perdagangan internasional yang mengatur dan menggerakkan semua aktivitas perdagangan
tsb. Berikut 4 prinsip hukum perdagangan Indonesia:
Di Indonesia suatu perjanjian dinyatakan sah apabila (Pasal 1320 KUH Perdata):
Dalam perdagangan internasional tentu saja terdapat konflik-konlik yang terjadi. Adapun
konflik tersebut dapat terjadi antara negara yang menganut keluarga civil law dengan negara
yang menganut keluarga common law. Lalu bagaimana penyelesaiannya? Berikut akan
dijelaskan melalui gambar di bawah ini. Siapa pihak (subjek) yang dimaksud?
(Negara, Organisasi Perdagangan Internasional, Individu, Perusahaan Internasional dan
Bank).
Jika kedua pihak negara tersebut mengalai konflik di bidang hukum maka ada tiga
kemungkinan yang akan diambil untuk menyelesaikan konflik tersebut:
Tiap pihak tidak memakai hukum nasionalnya, tetapi memakai Hukum Perdagangan
Internasional.
Membuat klausula pilihan hukum (choice of law) pada atas salah satu hukum nasional
tersebut.
Menggunakan aturan yang telah diunifikasi atau diharmonisasi.
Unifikasi
Unifikasi ialah penyeragaman yang mencakup penghapusan dan penggantian suatu system
dengan system hukum yang baru.
Aturan sama sekali tidak mengacu pada kehendak salah satu pihak, tetapi berdasar pada
Perjanjian Internasional. Tiap negara wajib menyesuaikan aturan hukum nasionalnya dengan
isi perjanjian internasional itu. Contoh Unifikasi:
Hak Kekayaan Intelektual (Intellectual Property Rights). Ada suatu organisasi dunia yang
tugasnya melindungi Patents (Hak Paten), Copyrights (Hak Cipta), dan Trade Secret,
organisasi tersebut ialah TRIPS/WTO (Trade Related aspects of Intellectual Propertie Rights/
World Trade Organization).
Harmonisasi
Harmonisasi yakni upaya mencari keseragaman atau titik temu dari prinsip-prinsip yang
bersifat fundamental dari berbagai sistem hukum yang ada dan akan diharmonisasikan.
Mencari prinsip-prinsip yang sama (titik temu) dari hukum tiap negara lalu gunakan sebagai
aturan bersama. Contoh: asas “pacta sun servanda”.
Metode Komparatif Schimtthoff untuk melakukan unifikasi/ harmonisasi:
1. Dalam era perdagangan bebas dan era globalisasi, setiap pembuat kebijakan dibidang
perdagangan internasional, demikian juga para pelaksana dilapangan, dituntut untuk
memiliki wawasan internasional.
2. Dari kecenderungan-kecenderungan yang telah berlangsung diarena internasional,
haruslah disadari bahwa kepentingan nasiaonal perlu diperjuangkan dengan lebih baik
dan aman dalam konteks saling ketergantungan semua bangsa, bukan dengan cara saling
melemparkan masalah kepada negara lain.
3. Dalam era globalisasi, konsep kedaulatan harus dipergunakan dengan kearifan yang
tinggi mengingat konsep ini telah mengalami perubahan yang substansial. internasional.
4. Keanggotaan Indonesia daslam WTO merupakan suatu kenyataan hukum yang
membawa konsekuensi dalam hak dan kewajiban. Untuk mengamankan hak-hak yang
diperoleh dari keanggotaan ini dalam jangka panjang adalah dengan cara memperkuat
sistem perdagangan multilateral yang telah disepakati mayoritas bangsa-bangsa ini.
5. Sebagai negara berkembang, Indonesia sangat berkepentingan agar hukum yang
mengatur lalu lintas perdagangan internasional benar-benar ditegakkan.
6. Salah satu cara penegakan norma-norma hukum internasional adalah dengan
mengoprasionalkan mekanisme penyelesaian sengketa serta menerapkan putusan-putusan
yang dicapai secara efektif.
7. Setelah pemerintah peratifikasi perjanjian WTO sikap yang diambil oleh para pembuat
kebijakan sebaiknya diarahkan pada suatu situasi persamaan hak dan kewajiban sebagai
anggota WTO, mengingat Indonesia sebagai negara berkembang yang terbiasa menerima
perlakuan khusus akan segera berakhir sebagai akibat keberhasilan program ekonomi
bangsa.
8. Usaha untuk menciptakan hubungan perdagangan yang saling menguntungkan dan tertib
menuntut pula penyesuaian-penyesuaian pada hukum dan peraturan perundang-undangan
nasioanal setiap negara yang terkait dengannya.
6. Komitmen dan Langkah-langkah Pemerintah Indonesia Mendukung
Liberalisasi Perdagangan
1. Bea Cukai
2. Pajak
3. Tarif
4. Quota
5. Penunjukan Importir
6. Subtitusi Impor
Alasan diadakannya perdagangan International atau perdagangan Bebas yaitu:
1. Teori Klasik yang membahas tentang suatu keungulan Absolut yang dikemukakan oleh
adam smith serta tentang efisiensi,ongkos produksi yang dikemukakan oleh david ricardo
2. Teori Moderen yang menyatakan faktor produksi pada modal dan jumlah tenaga kerja
yang banyak.
Dalam perdangan international atau perdagangan bebas dalam kegiatan expor harus
mengambil suatu tindakan ataupun suatu kebijakan dalam mengatur laju masuk keluarnya
barang barang yang datang dari luar negara, beberapa kebijakan dalam mengatur laju expor
yaitu dengan cara :
Diversifikasi
Memperluas Pangsa pasar
Perbaikan Mutu
Menambah jenis barang
Devaluasi yaitu kebijakan dalam hal menurunkan nilai mata uang
Subsidi + Premi Expor
Kestabilan harga harga didalam negeri
Beberapa bentuk upaya antisipasi yang belum maupun sudah ditempuh Indonesia antara lain:
1. Memberikan pendidikan kepada masyarakat untuk lebih mencintai produk dalam negeri
dengan terus meningkatkan mutu produk-produk dalam negeri agar lebih berkualitas.
Misalnya dengan menggiatkan program Aku Cinta Produk Indonesia (ACI ).
2. Melakukan negosiasi ulang kesepakatan perdagangan bebas itu atau minimal
menundanya, terutama untuk sektor-sektor yang belum siap.
3. Melakukan seleksi produk untuk melindungi industri nasional.
4. Mencabut pungutan retribusi yang memberatkan dunia usaha di daerah, agar industri
lokal menjadi lebih kompetitif.
5. Pengetatan pemeriksaan barang masuk di pelabuhan harus dilakukan juga, karena negara
lain juga melakukan hal yang sama.
6. Memberikan kemudahan dalam bentuk pendanaan, dengan cara kredit usaha dengan
bunga yang rendah.
7. Mengaktifkan rambu-rambu nontarif, seperti pemberlakuan Standar Nasional Indonesia
(SNI), ketentuan label, dan sejumlah peraturan lainnya terkait dengan pengamanan pasar
dalam negeri.
8. Memperbaiki berbagai kebijakan ekonomi untuk menghadapi perdagangan bebas.
7. Campur tangan Pemerintah Dalam Pasar Bebas
Beberapa kegagalan dari pasar bebas yang seperti dijelaskan diatas,menuntut para ahli
ekonomi berfikir tentang campur tangan pemerintah dalam pasar untuk pengaturan kegiatan
ekonomi. Campur tangan pemerintah dimaksudkan dengan tujuan
1. Mengawasi agar akibat ekstern kegiatan ekonomi yang merugikan dapat dihindari
2. Menyediakan barang public yang cukup hingga masyarakat dapat membelinya dengan
mudah dan murah
3. Mengawasi kegiatan-kegiatan perusahaan, terutama perusahaan yang besar yang dapat
mempengaruhi pasar
4. Menjamin agar kegiatan ekonomi yang dilakukan tidak menimbulkan ketidaksetaraan
dalam masyarakat
5. Memastikan pertumbuhan ekonomi dapat diwujudkan secara efisien
Campur tangan pemerintah dalam ekonomi dapat dilakukan dalam tiga bentuk yaitu:
1. Membuat undang-undang. Undang-undang diperlukan untuk mempertinggi efisiensi
mekanisme pasar, menciptakan dasaran social ekonomi dan menciptakan pertandingan
bebas sehingga tidak ada kekuatan monopoli.
2. Secara langsung melakukan kegiatan ekonomi (mendirikan perusahaan) dengan produksi
barang publik
3. Melakkukan kebijakkan fiskal dan moneter. Kebijakkan fiscal diperlukan masyarakat
bahwa pemerintah dapat menetapkan anggran belanja dan penerimaan Negara secara
seimbang. Kebijakkan moneter diperlukan untuk mengendalikan tingkat harga-harga agar
tetap stabil. Akan tetapi pada akhirnya kebijakkan moneter adalah peranan uang dalam
kegiatan ekonomi. Kebijakkan fiskal dan moneter dapat digunakan oleh pemerintah
dengan tujuan :
Mempertinggi efisiensi penggunaan faktor produksi.
Meratakan Disribusi Pendapatan
Mengatasi masalah-masalah makroekonomi yang selalu timbul yaitu,
pengangguran,inflasi dan lain-lain.
1. Pengertian
Organisasi internasional adalah sebuah organisasi yang dibentuk masyarakat dunia yang
terdiri dari beberapa negara dengan tujuan untuk menciptakan tata hubungan internasional
yang lebih baik dalam aspek ekonomi, sosial budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi,
keamanan, dan lainnya.
Setiap organisasi memiliki fungsi khusus yang berbeda, tetapi secara umum, organisasi
internasional memiliki delapan fungsi di bawah ini.
Organisasi internasional bisa menjadi forum diskusi dan negosiasi sehingga setiap anggota
bisa menjalankan proses artikulasi dan agregasi kepentingan negaranya dalam konteks
hubungan internasional.
2. Fungsi Norma
Organisasi internasional dapat menetapkan nilai dan prinsip-prinsip kemanusiaan yang wajib
dipatuhi tidak saja oleh para anggotanya, tetapi juga seluruh dunia.
3. Fungsi Rekrutmen
Organisasi internasional juga memiliki fungsi penting dalam merekrut partisipan dalam
sistem perpolitikan internasional.
4. Fungsi Sosialisasi
Fungsi sosialisasi sebuah organisasi internasional dilakukan dengan cara mentransfer nilai-
nilai tertentu kepada seluruh anggotanya yang dijalankan secara sistematis.
7. Fungsi Informasi
Setiap negara anggota organisasi internasional memiliki peran yang sama dalam mencari,
mengumpulkan, mengolah, dan menyebarkan informasi dalam rangka kepentingan umum.
8. Fungsi Operasional
Dalam organisasi PBB, terdapat beberapa organisasi yang menjalankan fungsi operasional,
seperti UNICEF (perlindungan anak) dan UNHCR (mengatasi masalah pengungsi). Selain
itu, ada juga organisasi internasional dengan fungsi pendanaan seperti World Bank.
a. Berdasarkan Bentuk
Organisasi antar-pemerintah (inter-governmental organization/IGO) yang anggotanya
terdiri dari delegasi resmi pemerintah, seperti PBB, ASEAN, dan WTO.
Organisasi non-pemerintah (non-governmental organization/NGO) yang
beranggotakan kelompok-kelompok swasta yang berkonsentrasi pada bidang tertentu,
seperti Palang Merah Internasional dan Greenpeace.
b. Berdasarkan Wilayah
Organisasi internasional global yang wilayah kegiatan dan keanggotaannya mencakup
seluruh dunia, seperti PBB, OKI, dan GNB.
Organisasi internasional regional yang wilayah kegiatan dan anggotanya berada di
suatu kawasan regional yang sama, seperti ASEAN (Asia Tenggara), APEC (Asia
Pasifik), dan EEC (Eropa).
c. Berdasarkan Kegiatan
Bidang ekonomi : International Chamber of Commerce (ICC)
Bidang lingkungan hidup : United Nations Environment Program (UNEP)
Bidang kesehatan : World Health Organization (WHO)
Bidang komoditas : International Wool Textile Organization (IWTO)
Bidang perdagangan : World Trade Organization (WTO)
d. Berdasarkan Pola Kerja Sama
Kerja sama pertahanan (collective security) : NATO, SEATO
Kerja sama fungsional (functional cooperation) : PBB, ASEAN, OKI, OPEC
e. Berdasarkan Fungsi
Organisasi politis : PBB, ASEAN, ANZUS, Liga Arab
Organisasi administratif : OPEC, ICAO, ICRC
Organisasi peradilan : Mahkamah Internasional
Organisasi yang Diikuti Indonesia
Indonesia juga ikut berperan aktif dalam menjaga perdamaian dunia, dan menjaga hubungan
baik dengan Negara-negara lain dengan menjadi anggota organisasi di bawah ini:
Pada awalnya, anggota PBB hanya berjumlah 50 negara dan kini sudah berkembang hingga
193 negara. Indonesia menjadi anggota ke-60 PBB pada tanggal 28 September 1950. Pada
tahun 1965, Indonesia sempat keluar dari PBB karena alasan politik, tetapi kemudian
bergabung kembali pada tahun 1966.
Indonesia berperan aktif dengan mengirimkan kontingen untuk perdamaian dunia, menjadi
pemimpin dan anggota organisasi di PBB (termasuk Dewan Keamanan), menyelenggarakan
Konferensi Asia Afrika, mengirimkan bantuan kemanusiaan, dan membantu penyelesaian
konflik di berbagai negara.
Selain sebagai salah satu negara pelopor berdirinya ASEAN, Indonesia juga menjadi
penyelenggara KTT ASEAN yang pertama. Selain itu, Indonesia juga aktif dalam
menyelesaikan konflik dengan menjadi perantara perundingan damai, membantu para
pengungsi akibat konflik ataupun bencana, dan lainnya.
Sebagai anggota, Indonesia memiliki peran penting dengan memelopori gagasan Tata
Informasi Baru Dunia Islam, menjadi Ketua Committee of Six, menjadi tuan rumah KTT
Tingkat Menteri, KTT OKI, KTT Luar Biasa OKI, dan membantu perdamaian negara-negara
Islam yang bersengketa.
Dengan bergabung menjadi anggota, pemerintah Indonesia bisa bekerja sama dengan
UNICEF dalam berbagai bentuk program dalam meningkatkan kesejahteraan, memajukan
pendidikan, dan menjamin keamanan anak-anak.
Selain kelima organisasi tersebut, Indonesia juga menjadi anggota banyak organisasi
internasional lainnya, di antaranya:
BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
Berdasarkan keterangan dan penjelasan sesuai tema yaitu dampak dan hukum perdagangan
internasional dapat disimpulkan bahwa kaitan keduanya sangatlah erat, dampak perdagangan
internasional bisa menghasilkan hal positif dan negative, hal ini tentunya akan sfesifik untuk
mengungulkan dampak positif nya dan meminimalisir dampak negative dan tentunya dari
dampak yang terjadi terbentuklah Suatu Hukum yang mana berfungsi sebagai pembenteng,
aturan, kebijakan, agar nantinya hukum ini dapat menuntun proses perdagangan internasionla
ini lebih baik dan terkoordinasi demi meraut keuntungan setinggi-tingginya yang nantinya
diharapkan dapat mensejahterakan semua rakyat Indonesia.