Anda di halaman 1dari 21

PORTOFOLIO PENGEMBANGAN BISNIS INTERNASIONAL

RIZKYA ABADYA

“STRATEGI BISNIS DAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL”

Dosen Pengajar : Estu Mahanani ., SP.,M.M

Oleh :

Adinda Rizka 1714290043

Saskia Lumintang 1714290016

Universitas Persada Indonesia YAI


Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Manajemen S-1
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala


rahmatNYA sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai .
Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan
dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah


pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya
dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar
menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami,


Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh
karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, 09 April 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar……………………………………………………......i
Daftar Isi……………………………………………………………...ii

BAB 1 PENDAHULUAN…………………………………….. 4
1.1 Latar Belakang…………………………………….. 4
1.2 Rumusan Masalah………………………………..... 4
1.3 Tujuan Penulisan………………………………….. 4

BAB 2 PEMBAHASAN………………………………………..5
2.1 Strategi Bisnis…...………………………………….5
2.2 Organisasi Internasional………………………........16

BAB 3 PENUTUP………………………………………………22
3.1 Kesimpulan………………………………………….22
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


kegiatan ekonomi antar bangsa yang bergerak menuju kesaling tergantungan ekonomi.
Suatu ekonomi global jangan dianggap hanya sekedar perdagangan yang semakin besar
diantara negara-negara di dunia, karena yang tengah terjadi adalah suatu ekonomi dunia yang
bergerak ke arah ekonomi tunggal, suatu satu ekonomi dan satu pasar. Dengan demikian kini
tidak ada lagi yang namanya ekonomi nasional murni. Bagian dunia yang lain terlalu besar
untuk diabaikan, baik sebagai pasar maupun sebagai pesaing. Oleh karena itu kita wajib
mengajarkan kepada siswa tentang cara berpikir internasional supaya dapat memahami
perkembangan ekonomi internasional.Terlepas dari masih adanya kontroversi tentang
perdagangan bebas dan ekonomi internasioanl, dari sudut hukum bahwa ratifikasi yang
dilakukan pemerintah indonesia terhadap WTO merupakan suatu fakta hukum yang
terbemtukl atas dasar kemauan politik pemerintah untuk mendorong sistem perdagangan
bebas yang tidak dapat di hindari. Perubahan ini terutama disebabkan oleh perkembangan
ilmu pengetahuan dan treknologi yang semakin cepat meluas sejalan dengan perubahan
dalam sikap dan fikiran manusia yang semakin maju. Sebagain akibat dari proses perubahan
tersebut, bangsa bangsa harus bekerjasama baik dalam tataran global maupun regional.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dampak dan hukum perdagangan internasional ?
2. Bagaimana pengaruh dampak positf dan negative dari perdagangan internasional?
3. Bagaimana pemerintah dapat menentukan kebijakan perdagangan internasional?
4. Apa saja prinsip-prinsip dari Hukum perdagangan internasional ?
5. Mengetahui apa itu organisasi internaisonal?
6. Mengetahui apa saja jenis organisasi internasional ?

1.3 Tujuan penulisan


1. Sebagai memenuhi tugas (UTS) Matakuliah strategi Bisnis Internasional
2. Sebagai penambahan pengetahuan mengenai Bisnis internasional khususnya strategis
bisnis dan organisasi internasional.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Strategi Bisnis

1. Pengertian Perdagangan Internasional


Untuk memenuhi kebutuhan manusia, pedagang mempunyai peranan yang sangat penting.
Barang hasil produksi dapat tersalurkan ke konsumen melalui para pedagang tersebut.
Mereka membeli barang untuk dijual kembali tanpa mengubah jenis/bentuknya dengan tujuan
memperoleh laba disebut perdagangan. Sekarang, kegiatan perdagangan sangat luas.
Perdagangan sudah merambah wilayah antarnegara ( internasional ). Proses tukar-menukar
barang atau jasa yang terjadi antara satu negara dengan negara yang lain inilah yang disebut
perdagangan internasional. Dalam perdagangan antarnegara tersebut melibatkan eksportir dan
importir.

Contohnya Jepang, sebagai negara yang ekonominya kuat dan maju, masih mengimpor gas
alam cair (liquid natural gas) dari Indonesia. Sedang Indonesia mengimpor barang-barang
modal dari Amerika untuk keperluan pembangunan industri. Fluktuasi ekspor dan impor
dalam perdagangan internasional tergantung pada faktor-faktor pendorongnya berikut ini.
Faktor Pendorong Terjadinya Perdagangan Internasional

Faktor-faktor yang mendorong terjadinya perdagangan antarnegara yaitu ada beberapa tokoh
yang mengemukakan teori tentang terjadinya perdagangan internasional. Tokoh tersebut di
antaranya adalah Adam Smith dan David Ricardo. Adam Smith mengemukakan teori yang
disebut Theory of Absolute Advantage (teori keunggulan mutlak). Menurut teori ini suatu
negara disebut memiliki keunggulan mutlak dibandingkan negara lain apabila negara tersebut
dapat memproduksi barang atau jasa yang tidak dapat diproduksi negara lain. Misalnya
Indonesia memproduksi gas alam cair. Jepang tidak mempunyai sumber gas alam, tetapi
mampu memproduksi mobil. Dengan demikian, terjadilah perdagangan barang antara
Indonesia dan Jepang. Sedangkan David Ricardo mengajukan teori tentang perdagangan
internasional yang disebut Theory of Comparative Advantage (Teori Keunggulan
Komparatif). Menurut David Ricardo keunggulan komparatif suatu negara apabila negara
tersebut dapat memproduksi suatu barang atau jasa dengan efisien dan lebih murah
dibandingkan negara lain. Sebagai contoh, Indonesia dan Korea Selatan negara produsen
komputer. Korea Selatan mampu memproduksi komputer dengan harga lebih murah daripada
Indonesia. Korea Selatan memiliki keunggulan komparatif dibandingkan Indonesia dalam
memproduksi komputer. Indonesia akan lebih untung apabila mengimpor komputer dari
Korea Selatan. Lebih jelasnya Perdagangan internasional terjadi karena adanya hal – hal
berikut diantaranya :

 Keanekaragaman Kondisi Produksi,Keanekaragaman kondisi produksi merujuk kepada


potensi faktor-faktor produksi yang dimiliki suatu negara. Contohnya Indonesia,
memiliki potensi besar dalam memproduksi barang – barang hasil pertanian. Dengan kata
lain, melalui perdagangan, suatu negara dapat memperoleh barang yang tidak dapat
dihasilkannya di dalam negeri.
 Penghematan Biaya Produksi, Perdagangan internasional memungkinkan suatu negara
memproduksi barang dalam jumlah besar, sehingga menghasilkanincreasing returns to
scale atau biaya produksi rata – rata yang semakin menurun ketika jumlah barang yang
diproduksi semakin besar
 Perbedaan Selera, Sekalipun kondisi produksi di semua negara adalah sama, namun
setiap negara mungkin akan melakukan perdagangan jika selera mereka berbeda.
Contohnya, Norwegia mengekspor daging dan Swedia mengekspor ikan. Kedua negara
akan memperoleh keunggulan dari perdagangan ini dan jumlah orang yang berbahagia
meningkat.
 Memperluas Pasar, Jika seluruh permintaan dari dalam suatu barang telah dipenuhi,
makan untuk mengatasi kelebihan produksi dan memperoleh keuntungan lebih, satu –
satunya cara adalah memanfaatkan pasar luar negeri.
 Memperoleh Manfaat Dari Spesialisasi, masing – masing negara memiliki keunggulan
tersendiri ( baik absolut ataupun komparatif ) dalam memproduksi suatu jenis barang
atau jasa tertentu, sehingga bila spesialisasi dilakukan, akan diperoleh keuntungan yang
lebih besar.
2. Pengertian dampak dan Hukum perdagangan internasional
Sebelum membahas tema lebih jauh, telebih dahulu mengetahui apa itu perdagangan
Internasional berdasarkan pendapat para ahli/pakar seperti Hendra (2002), “perdagangan
internasional bisa terjadi apabila kedua belah pihak memperoleh manfaat atau keuntungan
dari dalam perdagangan tersebut (gains from trade)”. Sedangkan menurut Basri dan
Munandar (2010), “Perdagangan internasional terjadi karena dua alasan utama. Pertama,
negara-negara yang berdagang karena memiliki sumber daya yang berbeda satu sama lain.
Kedua, negara-negara melakukan perdagangan dengan tujuan skala ekonomi economies of
scale) dalam produksi.

”Dampak Perdagangan Internasional Menurut Ahli Ekonomi,Perdagangan internasional


tersebut memiliki dampak pada negara-negara yang terlibat. Dampak ini ada yang positif dan
juga ada yang negatif.

Definisi Hukum juga di paparkan menurut Schmithoff, Hukum perdagangan internasional


adalah sekumpulan aturan yang mengatur hungungan-hubungna komersil yang sifatnya
hukum perdata atau hukum yang mengatur transaksi transaksi yang berbeda Negara Definisi
di atas menunjukan dengan jelas bahwa aturan bersifat dokumentasi,artinya chmitfhoff
dengan tegas membedakan antara hukum perdata dan hukum republic.

3. Dampak Perdagangan Internasional Terhadap Perekonomian di Indonesia


Perdagangan Internasional adalah kegiatan tukar menukar atau trasaksi jual beli
barang atau jasa antara suatu negara dengan negara lain yang tujuannya untuk memenuhi
kebutuhan negaranya danmencari keuntungan. Terjadinya perdagangan interbasional
dikarenakan adanya perbedaan sumber daya yang ada pada setiap daerah, sperti sumber daya
alam, sumber daya manusia, sosial budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi, upah dan biaya
produksi, dan harga barang. Dalam perdagangan internasional yang dilakukan adalah
kegiatan ekspor dan impor. Barang-barang impor itu akan dibayar dengan devisa. Devisa itu
merupakan alat pembayaran luar negeri. Tujuan kegunaan devisa antara lain untuk
membiayai kegiatan perdagangan luar negeri, membayar barang-barang impor, membayar
cicilan dan bunga pinjaman luar negeri, membiayai perjalanan dinas pejabat ke luar negeri,
membiayai pemuda atau pelajar dan mahasiswa yang belajar diluar negeri atas nama negara,
membayar jasa dari luar negeri (tenaga ahli), dan menyumbang dalam rangka kemanusiaan.

Setiap negara dalam melakukan perdagangan internasional akan mengalami dampak


positif dan dampak negative secara umum terhadap perekonomian negara itu sendiri. Sejauh
mana pengaruh perekonomian Negara terhadap tiap negara berbeda – beda. Yaitu,
 Dampak positif dari perdagangan internasional antara lain :

1. Kegiatan produksi dalam negeri menjadi meningkat secara kuantitas dan kualitas.
2. Mendorong pertumbuhan ekonomi negara, pemerataan pendapatan masyarakat, seperti
PDB dan PNB dan stabilitas ekonomi nasional.
3. Menambahkan devisa negara melalui bea masuk dan biaya lain atas ekspor dan impor.
4. Mendorong kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam negeri, terutamadalam
bidang sektor industri dengan munculnya teknologi baru dapat membantu dalam
memproduksi barang lebih banyak dengan waktu yang singkat.
5. Melalui impor, kebutuhan dalam negara dapat terpenuhi.
6. Memperluas lapangan kerja dan kesempatan masyarakat untuk berkeja.
7. Mempererat hubungan persaudaraan dan kerjasama antar negara.
 Dampak negatif dari perdagangan internasional antara lain :

1. Barang-barang produksi dalam negeri terganggu akibat masuknya barang impor yang
dijual lebih murah dalam negeri yang menyebabkan industri dalam negeri mengalami
kerugian besar.
2. Munculnya ketergantungan dengan negara maju.
3. Terjadinya persaingan yang tidak sehat, karena pengaruh perdagangan bebas.
4. Bila tidak mampu bersaing maka pertumbuhan perekonomian negara akan semakin
rendah dan bertambahnya pengangguran dalam negeri.

 Cara Menangani Dampak Perdagangan Internasional


Dengan Hambatan – Hambatan Perdagangan ( Trade Barriers )
Ada dua cara umum dilakukan suatu negara untuk membatasi produk asing:

 Penetapan tarif pungutan impor yang lazim dikenal dengan istilah tariff
barriers (hambatan tarif).
 Pembatasan barang melalui peraturan-peraturan khusus yang dikenal dengan non – tariff
barriers (NTBs).
4. Prinsip-prinsip hukum perdagangan international
Negara yang Maju dan berkembang dapat dilihat dari seberapa gencarnya perdagangan
internasional yang dilakukan Negara tsb, tentunya tidak terlepas dari prinsip hukum
perdagangan internasional yang mengatur dan menggerakkan semua aktivitas perdagangan
tsb. Berikut 4 prinsip hukum perdagangan Indonesia:

1. Prinsip Dasar Kebebasan Berkontrak


Prinsip yang pertama ialah kebebasan berkontrak. Prinsip ini sering disebut dengan
PARTIJ AUTONOMIE. Prinsip ini berlaku di semua Negara. Inti dari prinsip ini ialah jika
ingin terikat dalam perdagangan, harus diberikan kebebasan untuk berkehendak atau
“Meeting of Minds” (dalam literatur Inggris).

Di Indonesia suatu perjanjian dinyatakan sah apabila (Pasal 1320 KUH Perdata):

 Adanya kata sepakat dari kedua belah pihak


 Kecakapan untuk melakukan perbuatan hukum (contoh: usia seseorang)
 Adanya sebab (kausa) yang halal/ legal.
Kata sepakat dan kecakapan bersifat subjektif dan jika dilanggar maka perjanjian
tersebut menjadi “Voidable” (dapat dibatalkan). Sedangkan obyek/ hal tertentu dan sebab
(kausa) bersifat objektif dan jika dilangggar maka perjanjian tersebut menjadi “Null & Void”
(batal demi hukum).

2. Prinsip Dasar Pacta Sunt Servanda


Prinsip kedua, pacta sunt servanda, adalah prinsip yang mensyaratkan bahwa
kesepakatan atas kontrak yang telah ditandatangani harus dilaksanakan dengan sebaik-
baiknya (dengan itikad baik). Prinsip inipun bersifat universal. Setiap system hukum didunia
menghormati prinsip ini.

3. Prinsip Dasar Penyelesaian Sengketa Melalui Arbitrase


Penyelesaian sengketa dapat ditempuh dengan dua jalur, yakni melalui pengadilan dan
diluar pengadilan. Penyelesaian sengketa dengan menggunakan arbitrase merupakan
penyelesaian sengketa di luar pengadilan. Di Indonesia terdapat suatu lembaga arbitrase yang
terkenal, yakni BANI (Badan Arbitrase Nasional Indonesia).
4. Prinsip Dasar Kebebasan Komunikasi (Navigasi)
Inti dari prinsip ini ialah semua pihak mempunyai akses yang sama dalam komunikasi.
Komunikasi atau navigasi adalah kebebasan para pihak untuk berkomunikasi untuk keperluan
dagang dengan siapapun juga dengan melalui berbagai sarana navigasi atau komunikasi, baik
darat, laut, udara, atau melalui sarana elektronik. Kebebasan ini sangat esensial bagi
terlaksananya perdagangan internasional. Dalam berkomunikasi untuk maksud berdagang
ini, kebebasan para pihak tidak boleh dibatasi oleh system ekonomi, system politik, atau
system hukum.

Dalam perdagangan internasional tentu saja terdapat konflik-konlik yang terjadi. Adapun
konflik tersebut dapat terjadi antara negara yang menganut keluarga civil law dengan negara
yang menganut keluarga common law. Lalu bagaimana penyelesaiannya? Berikut akan
dijelaskan melalui gambar di bawah ini. Siapa pihak (subjek) yang dimaksud?
(Negara, Organisasi Perdagangan Internasional, Individu, Perusahaan Internasional dan
Bank).

Jika kedua pihak negara tersebut mengalai konflik di bidang hukum maka ada tiga
kemungkinan yang akan diambil untuk menyelesaikan konflik tersebut:

 Tiap pihak tidak memakai hukum nasionalnya, tetapi memakai Hukum Perdagangan
Internasional.
 Membuat klausula pilihan hukum (choice of law) pada atas salah satu hukum nasional
tersebut.
 Menggunakan aturan yang telah diunifikasi atau diharmonisasi.

 Unifikasi
Unifikasi ialah penyeragaman yang mencakup penghapusan dan penggantian suatu system
dengan system hukum yang baru.

Aturan sama sekali tidak mengacu pada kehendak salah satu pihak, tetapi berdasar pada
Perjanjian Internasional. Tiap negara wajib menyesuaikan aturan hukum nasionalnya dengan
isi perjanjian internasional itu. Contoh Unifikasi:
Hak Kekayaan Intelektual (Intellectual Property Rights). Ada suatu organisasi dunia yang
tugasnya melindungi Patents (Hak Paten), Copyrights (Hak Cipta), dan Trade Secret,
organisasi tersebut ialah TRIPS/WTO (Trade Related aspects of Intellectual Propertie Rights/
World Trade Organization).

 Harmonisasi

Harmonisasi yakni upaya mencari keseragaman atau titik temu dari prinsip-prinsip yang
bersifat fundamental dari berbagai sistem hukum yang ada dan akan diharmonisasikan.

Mencari prinsip-prinsip yang sama (titik temu) dari hukum tiap negara lalu gunakan sebagai
aturan bersama. Contoh: asas “pacta sun servanda”.
Metode Komparatif Schimtthoff untuk melakukan unifikasi/ harmonisasi:

 Perjanjian atau Konvensi Internasional [International Convention]


Paling banyak digunakan dengan jalan memperkenalkan hukum perdagangan
internasional ke hukum nasional. Misalnya, perjanjian TRIPS/WTO.
 Hukum Seragam [Uniform Laws]
Misalnya : UNCITRAL 1985 [Model Law on International Commercial Arbitration]
dengan keleluasaan negara menerapkannya.
 Aturan Seragam [Uniform Rules]Misalnya : The Uniform Customs and Practice for
Documentary Credits [1974] yang dikeluarkan oleh para subyek hukum perdagangan
internasional.
5. Langkah-Langkah Yang Harus Diambil Pemerintah Dalam Mengantisipasi
Pasar Bebas
Langkah-langkah yang harus diambil pemerintah dalam mengantisipasi pasar bebas adalah
sebagai berikut:

1. Dalam era perdagangan bebas dan era globalisasi, setiap pembuat kebijakan dibidang
perdagangan internasional, demikian juga para pelaksana dilapangan, dituntut untuk
memiliki wawasan internasional.
2. Dari kecenderungan-kecenderungan yang telah berlangsung diarena internasional,
haruslah disadari bahwa kepentingan nasiaonal perlu diperjuangkan dengan lebih baik
dan aman dalam konteks saling ketergantungan semua bangsa, bukan dengan cara saling
melemparkan masalah kepada negara lain.
3. Dalam era globalisasi, konsep kedaulatan harus dipergunakan dengan kearifan yang
tinggi mengingat konsep ini telah mengalami perubahan yang substansial. internasional.
4. Keanggotaan Indonesia daslam WTO merupakan suatu kenyataan hukum yang
membawa konsekuensi dalam hak dan kewajiban. Untuk mengamankan hak-hak yang
diperoleh dari keanggotaan ini dalam jangka panjang adalah dengan cara memperkuat
sistem perdagangan multilateral yang telah disepakati mayoritas bangsa-bangsa ini.
5. Sebagai negara berkembang, Indonesia sangat berkepentingan agar hukum yang
mengatur lalu lintas perdagangan internasional benar-benar ditegakkan.
6. Salah satu cara penegakan norma-norma hukum internasional adalah dengan
mengoprasionalkan mekanisme penyelesaian sengketa serta menerapkan putusan-putusan
yang dicapai secara efektif.
7. Setelah pemerintah peratifikasi perjanjian WTO sikap yang diambil oleh para pembuat
kebijakan sebaiknya diarahkan pada suatu situasi persamaan hak dan kewajiban sebagai
anggota WTO, mengingat Indonesia sebagai negara berkembang yang terbiasa menerima
perlakuan khusus akan segera berakhir sebagai akibat keberhasilan program ekonomi
bangsa.
8. Usaha untuk menciptakan hubungan perdagangan yang saling menguntungkan dan tertib
menuntut pula penyesuaian-penyesuaian pada hukum dan peraturan perundang-undangan
nasioanal setiap negara yang terkait dengannya.
6. Komitmen dan Langkah-langkah Pemerintah Indonesia Mendukung
Liberalisasi Perdagangan

1. Kerja sama internasional dan prospek indonesia ke depan


Dalam ketetapan MPR RI No.IV/MPR/1999 tentang GBHN 1999-2004, khususnya mengenai
”hubungan luar negeri” antara lain dijelaskan bahwa arah politik luar negeri yang bebas aktif
dan berorientasi berkepentingan, menitik beratkan pada solidaritas antar negara berkembang,
mendukung perjuangan kemerdekaan bangsa-bangsa, menolak penjajahan dalam segala
bentuk, serta meningkatkan kemandirian bangsa dan kerja sama internasional bagi
kesejahteraan rakyat.
Dalam perdagangan internasional atau perdagangan bebas, suatu kebijakan dari pihak
pemerintah perlu diberlakukan untuk tercapainya suatu pertumbuhan ekonomi dan stabilitas
yang selalu berarah positif, disini ada beberapa kebijakan dari pemerintah dalam perdagangan
international atau perdagangan bebas.

1. Bea Cukai
2. Pajak
3. Tarif
4. Quota
5. Penunjukan Importir
6. Subtitusi Impor
Alasan diadakannya perdagangan International atau perdagangan Bebas yaitu:

1. Teori Klasik yang membahas tentang suatu keungulan Absolut yang dikemukakan oleh
adam smith serta tentang efisiensi,ongkos produksi yang dikemukakan oleh david ricardo
2. Teori Moderen yang menyatakan faktor produksi pada modal dan jumlah tenaga kerja
yang banyak.
Dalam perdangan international atau perdagangan bebas dalam kegiatan expor harus
mengambil suatu tindakan ataupun suatu kebijakan dalam mengatur laju masuk keluarnya
barang barang yang datang dari luar negara, beberapa kebijakan dalam mengatur laju expor
yaitu dengan cara :

 Diversifikasi
 Memperluas Pangsa pasar
 Perbaikan Mutu
 Menambah jenis barang
 Devaluasi yaitu kebijakan dalam hal menurunkan nilai mata uang
 Subsidi + Premi Expor
 Kestabilan harga harga didalam negeri
Beberapa bentuk upaya antisipasi yang belum maupun sudah ditempuh Indonesia antara lain:
1. Memberikan pendidikan kepada masyarakat untuk lebih mencintai produk dalam negeri
dengan terus meningkatkan mutu produk-produk dalam negeri agar lebih berkualitas.
Misalnya dengan menggiatkan program Aku Cinta Produk Indonesia (ACI ).
2. Melakukan negosiasi ulang kesepakatan perdagangan bebas itu atau minimal
menundanya, terutama untuk sektor-sektor yang belum siap.
3. Melakukan seleksi produk untuk melindungi industri nasional.
4. Mencabut pungutan retribusi yang memberatkan dunia usaha di daerah, agar industri
lokal menjadi lebih kompetitif.
5. Pengetatan pemeriksaan barang masuk di pelabuhan harus dilakukan juga, karena negara
lain juga melakukan hal yang sama.
6. Memberikan kemudahan dalam bentuk pendanaan, dengan cara kredit usaha dengan
bunga yang rendah.
7. Mengaktifkan rambu-rambu nontarif, seperti pemberlakuan Standar Nasional Indonesia
(SNI), ketentuan label, dan sejumlah peraturan lainnya terkait dengan pengamanan pasar
dalam negeri.
8. Memperbaiki berbagai kebijakan ekonomi untuk menghadapi perdagangan bebas.
7. Campur tangan Pemerintah Dalam Pasar Bebas
Beberapa kegagalan dari pasar bebas yang seperti dijelaskan diatas,menuntut para ahli
ekonomi berfikir tentang campur tangan pemerintah dalam pasar untuk pengaturan kegiatan
ekonomi. Campur tangan pemerintah dimaksudkan dengan tujuan

1. Mengawasi agar akibat ekstern kegiatan ekonomi yang merugikan dapat dihindari
2. Menyediakan barang public yang cukup hingga masyarakat dapat membelinya dengan
mudah dan murah
3. Mengawasi kegiatan-kegiatan perusahaan, terutama perusahaan yang besar yang dapat
mempengaruhi pasar
4. Menjamin agar kegiatan ekonomi yang dilakukan tidak menimbulkan ketidaksetaraan
dalam masyarakat
5. Memastikan pertumbuhan ekonomi dapat diwujudkan secara efisien
Campur tangan pemerintah dalam ekonomi dapat dilakukan dalam tiga bentuk yaitu:
1. Membuat undang-undang. Undang-undang diperlukan untuk mempertinggi efisiensi
mekanisme pasar, menciptakan dasaran social ekonomi dan menciptakan pertandingan
bebas sehingga tidak ada kekuatan monopoli.
2. Secara langsung melakukan kegiatan ekonomi (mendirikan perusahaan) dengan produksi
barang publik
3. Melakkukan kebijakkan fiskal dan moneter. Kebijakkan fiscal diperlukan masyarakat
bahwa pemerintah dapat menetapkan anggran belanja dan penerimaan Negara secara
seimbang. Kebijakkan moneter diperlukan untuk mengendalikan tingkat harga-harga agar
tetap stabil. Akan tetapi pada akhirnya kebijakkan moneter adalah peranan uang dalam
kegiatan ekonomi. Kebijakkan fiskal dan moneter dapat digunakan oleh pemerintah
dengan tujuan :
 Mempertinggi efisiensi penggunaan faktor produksi.
 Meratakan Disribusi Pendapatan
 Mengatasi masalah-masalah makroekonomi yang selalu timbul yaitu,
pengangguran,inflasi dan lain-lain.

2.2 ORGANISASI INTERNASIONAL

1. Pengertian

Organisasi internasional adalah sebuah organisasi yang dibentuk masyarakat dunia yang
terdiri dari beberapa negara dengan tujuan untuk menciptakan tata hubungan internasional
yang lebih baik dalam aspek ekonomi, sosial budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi,
keamanan, dan lainnya.

Pengertian Organisasi Internasional Menurut Para Ahli:

 Menurut N.A. Maryam Green Organisasi Internasional adalah Organisasi yang


dibentuk berdasarkan sebuah perjanjian di antara tiga atau lebih negara.
 Menurut D.W. Bowett Organisasi permanen yang dibentuk berdasarkan traktat yang
lebih bersifat multilateral daripada bilateral dan memiliki kriteria tujuan tertentu.
 Menurut Boer Mauna Perhimpunan negara-negara merdeka dan berdaulat yang
memiliki tujuan meraih kepentingan bersama melalui organ-organ yang ada dalam
perhimpunan tersebut.

2. Fungsi Organisasi Internasional

Setiap organisasi memiliki fungsi khusus yang berbeda, tetapi secara umum, organisasi
internasional memiliki delapan fungsi di bawah ini.

1. Fungsi Artikulasi dan Agregasi

Organisasi internasional bisa menjadi forum diskusi dan negosiasi sehingga setiap anggota
bisa menjalankan proses artikulasi dan agregasi kepentingan negaranya dalam konteks
hubungan internasional.

2. Fungsi Norma

Organisasi internasional dapat menetapkan nilai dan prinsip-prinsip kemanusiaan yang wajib
dipatuhi tidak saja oleh para anggotanya, tetapi juga seluruh dunia.

3. Fungsi Rekrutmen

Organisasi internasional juga memiliki fungsi penting dalam merekrut partisipan dalam
sistem perpolitikan internasional.

4. Fungsi Sosialisasi

Fungsi sosialisasi sebuah organisasi internasional dilakukan dengan cara mentransfer nilai-
nilai tertentu kepada seluruh anggotanya yang dijalankan secara sistematis.

5. Fungsi Pembuatan Keputusan

Keputusan yang dibuat organisasi internasional biasanya ditetapkan dengan


mempertimbangkan dan merujuk pada tindakan di masa lalu, perjanjian ad hoc, dan
sebagainya.

6. Fungsi Pengesahan Peraturan


Organisasi internasional juga berfungsi mengesahkan berbagai macam aturan yang akan
diberlakukan dalam sistem internasional, berkaitan dengan lembaga kehakiman yang
memiliki fungsi yudikatif.

7. Fungsi Informasi

Setiap negara anggota organisasi internasional memiliki peran yang sama dalam mencari,
mengumpulkan, mengolah, dan menyebarkan informasi dalam rangka kepentingan umum.

8. Fungsi Operasional

Dalam organisasi PBB, terdapat beberapa organisasi yang menjalankan fungsi operasional,
seperti UNICEF (perlindungan anak) dan UNHCR (mengatasi masalah pengungsi). Selain
itu, ada juga organisasi internasional dengan fungsi pendanaan seperti World Bank.

3. Tujuan Organisasi Internasional


Tujuan organisasi internasional terdiri atas tujuan khusus dan tujuan umum. Tujuan khusus
dirumuskan secara spesifik sesuai dengan karakteristik organisasi, sedangkan tujuan umum
organisasi internasional adalah untuk mewujudkan dan memelihara perdamaian dunia serta
menjaga keamanan internasional melalui berbagai cara yang ditentukan sendiri oleh masing-
masing organisasi dan dimungkinkan oleh hukum internasional; Berperan aktif dalam upaya
meningkatkan kesejahteraan dunia maupun negara-negara anggotanya melalui cara yang
sejalan dengan organisasi.

4. Macam Macam Organisasi Internasional


Hingga saat ini, terdapat bermacam-macam organisasi internasional yang bisa dibedakan
berdasarkan jenis keanggotaan, ruang lingkup (wilayah), bidang kegiatan, pola kerja sama,
dan fungsinya. Penjelasan dan contoh masing-masing jenis organisasi tersebut dapat Anda
simak di bawah ini.

a. Berdasarkan Bentuk
 Organisasi antar-pemerintah (inter-governmental organization/IGO) yang anggotanya
terdiri dari delegasi resmi pemerintah, seperti PBB, ASEAN, dan WTO.
 Organisasi non-pemerintah (non-governmental organization/NGO) yang
beranggotakan kelompok-kelompok swasta yang berkonsentrasi pada bidang tertentu,
seperti Palang Merah Internasional dan Greenpeace.
b. Berdasarkan Wilayah
 Organisasi internasional global yang wilayah kegiatan dan keanggotaannya mencakup
seluruh dunia, seperti PBB, OKI, dan GNB.
 Organisasi internasional regional yang wilayah kegiatan dan anggotanya berada di
suatu kawasan regional yang sama, seperti ASEAN (Asia Tenggara), APEC (Asia
Pasifik), dan EEC (Eropa).
c. Berdasarkan Kegiatan
 Bidang ekonomi : International Chamber of Commerce (ICC)
 Bidang lingkungan hidup : United Nations Environment Program (UNEP)
 Bidang kesehatan : World Health Organization (WHO)
 Bidang komoditas : International Wool Textile Organization (IWTO)
 Bidang perdagangan : World Trade Organization (WTO)
d. Berdasarkan Pola Kerja Sama
 Kerja sama pertahanan (collective security) : NATO, SEATO
 Kerja sama fungsional (functional cooperation) : PBB, ASEAN, OKI, OPEC
e. Berdasarkan Fungsi
 Organisasi politis : PBB, ASEAN, ANZUS, Liga Arab
 Organisasi administratif : OPEC, ICAO, ICRC
 Organisasi peradilan : Mahkamah Internasional
 Organisasi yang Diikuti Indonesia

Indonesia juga ikut berperan aktif dalam menjaga perdamaian dunia, dan menjaga hubungan
baik dengan Negara-negara lain dengan menjadi anggota organisasi di bawah ini:

1. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)


Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) atau United Nations (UN) adalah organisasi internasional
yang merupakan perkumpulan sebagian besar negara yang ada di dunia. Organisasi ini
didirikan pada tanggal 24 Oktober 1945 di San Fransisco, California, dan memiliki markas
besar di New York, Amerika Serikat.

Tujuan dibentuknya PBB adalah untuk menciptakan perdamaian internasional, menjadi


penghubung antarbangsa, dan membantu mengatasi persoalan masyarakat dunia, seperti
kemiskinan, penyakit, dan buta aksara, serta menghargai hak dan kebebasan manusia.

Pada awalnya, anggota PBB hanya berjumlah 50 negara dan kini sudah berkembang hingga
193 negara. Indonesia menjadi anggota ke-60 PBB pada tanggal 28 September 1950. Pada
tahun 1965, Indonesia sempat keluar dari PBB karena alasan politik, tetapi kemudian
bergabung kembali pada tahun 1966.

Indonesia berperan aktif dengan mengirimkan kontingen untuk perdamaian dunia, menjadi
pemimpin dan anggota organisasi di PBB (termasuk Dewan Keamanan), menyelenggarakan
Konferensi Asia Afrika, mengirimkan bantuan kemanusiaan, dan membantu penyelesaian
konflik di berbagai negara.

2. Association of South East Asia Nations (ASEAN)


Organisasi ini merupakan wadah kerja sama negara-negara di kawasan Asia Tenggara yang
didirikan pada tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok, Thailand, dan kini beranggotakan 10
negara. Tujuan ASEAN adalah untuk menciptakan kawasan Asia Tenggara yang aman,
damai, stabil, dan sejahtera.

Selain sebagai salah satu negara pelopor berdirinya ASEAN, Indonesia juga menjadi
penyelenggara KTT ASEAN yang pertama. Selain itu, Indonesia juga aktif dalam
menyelesaikan konflik dengan menjadi perantara perundingan damai, membantu para
pengungsi akibat konflik ataupun bencana, dan lainnya.

3. Asia Pacific Economic Cooperation (APEC)


Indonesia menjadi anggota APEC sejak organisasi tersebut didirikan, yaitu pada tahun 1989.
Organisasi ini merupakan organisasi kerja sama ekonomi di kawasan Asia Pasifik yang saat
ini beranggotakan 21 negara.
Peran aktif Indonesia dalam APEC di antaranya adalah pernah menjadi Ketua APEC,
menjadi tuan rumah KTT APEC, dan menjadi perumus Bogor Declaration dan Bogor Goals,
mendorong terbentuknya ECOTECH (Economic and Technical Cooperation), dan menjadi
anggota G-20.

4. Organization of Islamic Cooperation (OIC)


Indonesia merupakan salah satu negara yang menghadiri konferensi di Rabat, Maroko, pada
tahun 1989, yang melahirkan OIC atau Organisasi Kerja Sama Islam (OKI). Organisasi ini
bertujuan meningkatkan solidaritas Islam, mendukung perdamaian dunia, dan membantu
perjuangan kemerdekaan Palestina.

Sebagai anggota, Indonesia memiliki peran penting dengan memelopori gagasan Tata
Informasi Baru Dunia Islam, menjadi Ketua Committee of Six, menjadi tuan rumah KTT
Tingkat Menteri, KTT OKI, KTT Luar Biasa OKI, dan membantu perdamaian negara-negara
Islam yang bersengketa.

5. United Nations Children’s Fund (UNICEF)


Organisasi ini berada di bawah naungan PBB dan didirikan pada tanggal 11 September 1946
di New York, Amerika Serikat. Tujuan didirikannya UNICEF adalah mengatasi persoalan
kemiskinan, kekerasan, penyebaran penyakit, dan diskriminasi dalam dunia anak, terutama di
negara berkembang.

Dengan bergabung menjadi anggota, pemerintah Indonesia bisa bekerja sama dengan
UNICEF dalam berbagai bentuk program dalam meningkatkan kesejahteraan, memajukan
pendidikan, dan menjamin keamanan anak-anak.

Selain kelima organisasi tersebut, Indonesia juga menjadi anggota banyak organisasi
internasional lainnya, di antaranya:

 Organisasi-organisasi di bawah naungan PBB, seperti UNDP, WHO, UNESCO, FAO,


UNIFEM, UN-Habitat, dan ILO.
 Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC)
 World Trade Organization (WTO)
 ASEAN Free Trade Area (AFTA)
 Group of 20 (G-20)
 International Committee of the Red Cross (ICRC)
 International Criminal Police Organization (ICPO-Interpol)
 International Association of Anti-Corruption Authorities (IAACA)

BAB III

PENUTUP

a. Kesimpulan
Berdasarkan keterangan dan penjelasan sesuai tema yaitu dampak dan hukum perdagangan
internasional dapat disimpulkan bahwa kaitan keduanya sangatlah erat, dampak perdagangan
internasional bisa menghasilkan hal positif dan negative, hal ini tentunya akan sfesifik untuk
mengungulkan dampak positif nya dan meminimalisir dampak negative dan tentunya dari
dampak yang terjadi terbentuklah Suatu Hukum yang mana berfungsi sebagai pembenteng,
aturan, kebijakan, agar nantinya hukum ini dapat menuntun proses perdagangan internasionla
ini lebih baik dan terkoordinasi demi meraut keuntungan setinggi-tingginya yang nantinya
diharapkan dapat mensejahterakan semua rakyat Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai