Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH EKONOMI MAKRO

“ PERDAGANGAN ITERNASIONAL”
( Makalah Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Ekonomi Makro )

Dosen Pengampu : Dr. Nardi Sunardi S.E. , S.T. , M.M.

Disusun Oleh :
Muhammad Ramadhan ( 221010502221 )
Rizky Surya Pangestu ( 221010502210 )
Irdam Ahmad Fahrozi ( 221010503499 )
Yusuf Handoko ( 221010502235 )
Haryo Budi Saputro ( 221010502210 )

Kelas 03SMJP022
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI MANAJEMEN S-1
UNIVERSITAS PAMULANG
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami bisa menyelesaikan karya ilmiah tentang "Perdagangan Internasional".

Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut
memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya, tidak akan bisa maksimal jika
tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.

Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari penyusunan
maupun tata bahasa penyampaian dalam karya ilmiah ini. Oleh karena itu, kami dengan rendah
hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki karya ilmiah ini.

Kami berharap semoga makalah yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga inspirasi
untuk pembaca.

Tangerang Selatan, Oktober 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................3
BAB 1.........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................................4
A. Latar Belakang..............................................................................................................................4
Perdagangan internasional dimulai sejak perkembangan bisnis dalam lingkup................................4
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................................5
BAB 2.........................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................6
C. Pengertian Perdagangan Internasional........................................................................................6
D. Teori Perdagangan Internasional.................................................................................................6
E. Manfaat Perdagangan Internasional..........................................................................................11
A. Memperoleh Keuntungan Finansial...........................................................................................11
B. Memperoleh Produk yang Tidak Tersedia.................................................................................11
C. Terciptanya Hubungan Bilateral dan Multilateral......................................................................12
D. Memperluas Pasar......................................................................................................................12
E. Meningkatkan Kesempatan Kerja..............................................................................................12
F. Hambatan bagi Perdagangan Internasional.................................................................................13
BAB 3.......................................................................................................................................................15
PENUTUP................................................................................................................................................15
G. Kesimpulan..............................................................................................................................15
DAFTAR PUSAKA.................................................................................................................................16

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perdagangan internasional dimulai sejak perkembangan bisnis dalam lingkup
internasional yang berkembang pesat dan mempengaruhi kehidupan suatu negara secara
menyeluruh. Hal tersebut membuka pasar internasional antar subyek-subyek negara.
Kebijakan-kebijakan dalam hal pasar internasional sangat diperlukan, agar kekacauan
ataupun perselisihan antar negara tidak terjadi namun, terjadih sesuai dengan kebutuhan
untuk mengembangkan pasar negara tersebut.

Perdagangan internasional ini memberikan stimulus pada kemajuan transportasi, berkembangnya


industrialisasi, hingga terjadinya globalisasi. Beberapa abad belakangan, perdagangan
internasional dirasakan memberikan dampak pada ekonomi, sosial, dan politik dunia. Melalui
perdagangan, konsumen di berbagai belahan dunia diuntungkan. Sebagai contoh, tanpa adanya
perdagangan, warga Norwegia tidak dapat menikmati kopi Brasil dan warga Brasil tidak dapat
mencicipi salmon Norwegia. Contoh lain, perdagangan negara Greenland terjadi karena alasan
yang sederhana, yaitu Greenland tidak memiliki lahan pertanian sehingga kesulitan
memproduksi produk pertanian, oleh karena itu harus mengimpornya dari tempat lain. Namun di
berbagai negara alasan yang menyebabkan terjadinya perdagangan seringkali lebih rumit.
Misalnya, ketika ada dua negara yang sama-sama dapat memproduksi jeruk dan susu, namun
satu negara memilih mengekspor jeruk sedangkan negara lainnya mengekspor susu.

Perdagangan internasional merupakan elemen penting dari proses globalisasi. Membuka


perdagangan dengan berbagai negara di dunia akan memberikan keuntungan dan membawa
pertumbuhan ekonomi dalam negeri, baik secara langsung berupa pengaruh yang ditimbulkan
terhadap alokasi sumber daya dan efesiensi, maupun secara tidak lansung berupa naiknya tingkat
investasi. Setiap bentuk hambatan dan proteksi merupakan sumber distorsi pada perdagangan
internasional yang harus dihindari dan dihapuskan.

1
B. Rumusan Masalah
a) Pengertian Perdagangan Internasional ?
b) Apa manfaat Perdagangan Internasional ?
c) Apa saja Teori-Teori Perdagangan Internasional ?
d) Apa saja penghambat bagi Perdagangan Internasional ?

2
BAB 2

PEMBAHASAN

C. Pengertian Perdagangan Internasional


Perdagangan internasional merupakan suatu aktivitas berdagang yang dilakukan oleh dua
negara yang berbeda. Perdagangan internasional dapat disebut pula sebagai international trade.
Lebih jelasnya, perdagangan internasional ini dapat terjadi ketika ada kegiatan perdagangan yang
dilakukan oleh dua negara berbeda dan tentu saja kegiatan tersebut telah disetujui oleh keduanya.
Contohnya seperti ketika Grameds berbelanja barang impor-impor dari marketplace tertentu.

Selain pengertian secara umum, menurut ahli yaitu Wahono Diphayana mengemukakan
pengertian perdagangan internasional. Menurut Wahono, perdagangan internasional merupakan
transaksi bisnis antara beberapa pihak yang melibatkan lebih dari satu negara, perdagangan
internasional dapat dilakukan oleh perseorangan maupun kelompok.

Dari aktivitas perdagangan internasional tersebut, kemudian terbentuklah hubungan ekonomi


antar negara yang menjalin kerja sama. Ada tiga bentuk hubungan ekonomi di antaranya adalah
sebagai berikut.

a) Terjadinya pertukaran output atau hasil yang diperoleh suatu negara dengan negara lain
yang telah menjalin kerja sama.
b) Terbentuknya hubungan ekonomi dalam bentuk hutang piutang yang terjadi antar negara.
c) Terjadinya pertukaran aliran produksi maupun pertukaran sarana produksi.

D. Teori Perdagangan Internasional


A. Teori Keunggulan Absolut
Konsep keunggulan absolut diperkenalkan oleh Adam Smith. Menurutnya, perdagangan antara
dua negara terjadi akibat adanya keunggulan absolut. Apabila satu negara lebih efisien dalam
memproduksi komoditas A dibandingkan negara lain dan kurang efisien dalam memproduksi
komoditas B dibandingkan negara lain, maka masing-masing negara bisa mendapatkan

3
keuntungan dengan berspesialisasi menghasilkan komoditas yang dapat diproduksi secara lebih
efisien.
Jika dimisalkan terdapat dua negara yaitu Amerika Serikat dan Australia, yang menghasilkan
gandum dan wol. Untuk menghasilkan 1 meter wol di Amerika Serikat dan Australia tenaga
kerja yang diperlukan masing-masing 4 dan 2 unit. Dalam memproduksi 1 ton gandum di
Amerika Serikat dan Australia tenaga kerja yang dibutuhkan masingmasing 2 dan 4 unit. Ketika
kedua negara membagi tenaga kerja mereka antara produksi gandum dan wol, jumlah tenaga
kerja yang diperlukan untuk memproduksi total output kedua komoditas tersebut adalah 6 unit
baik di Amerika Serikat maupun Australia.
Menurut Adam Smith, karena kebutuhan tenaga kerja Amerika Serikat untuk memproduksi
gandum lebih sedikit daripada Australia, maka Amerika Serikat memiliki keunggulan absolut
dalam menghasilkan gandum. Di sisi lain, keunggulan absolut Australia adalah memproduksi
wol, karena unit tenaga kerja yang dibutuhkan dalam menghasilkan wol lebih rendah daripada
Amerika Serikat. Hal ini memberikan indikasi bahwa Amerika Serikat sebaiknya berspesialisasi
dalam memproduksi gandum, sedangkan Australia perlu berspesialisasi dalam memproduksi
wol.
Hal ini dilakukan agar kedua negara dapat memaksimalkan output total dari kedua produk ini.
Dengan demikian, Amerika Serikat harus berdagang dengan Australia, dengan mengekspor
gandum ke Australia dan mengimpor wol dari Australia. Sebaliknya, Australia mengekspor
wolnya ke Amerika Serikat dan mengimpor gandum dari Amerika Serikat.
B. Teori Keunggulan Komparatif
Untuk menyempurnakan prinsip keunggulan absolut, David Ricardo kemudian mencetuskan
prinsip keunggulan komparatif. Menurut Ricardo perdagangan seharusnya bukan pada
keunggulan absolut, melainkan pada keunggulan komparatif yang menekankan pertimbangan
untuk keputusan produksi pada biaya peluang bukan biaya per unit absolut. Prinsip ini
merupakan salah satu teori perdagangan yang banyak digunakan dalam menganalisis pola
perdagangan.
Menurutnya, negara yang tidak memiliki keunggulan absolut tetap dapat berkontribusi dalam
perdagangan internasional dengan cara melakukan spesialisasi pada produk-produk yang
dihasilkan di negara tersebut. Selain itu, keunggulan komparatif akan muncul ketika negara dapat

4
memproduksi barang atau jasa dengan mengeluarkan biaya tenaga kerja yang lebih murah
dibandingkan dengan negara lain.

C. Teori Heckescher – Ohlin


Heckscher – Ohlin (1995) dalam teorinya mengenai timbulnya perdagangan, menganggap
bahwa negara dicirikan oleh bawaan faktor yang berbeda sedangkan fungsi produksi di semua
negara adalah sama. Menggunakan asumsi tersebut diperoleh kesimpulan bahwa dengan fungsi
produksi yang sama dan faktor bawan yang berbeda, suatu negara akan cenderung untuk
mengekspor komoditi yang secara relatif intensif dalam menggunakan faktor produksi yang
relatif banyak dimiliki karena faktor produksi melimpah dan murah. Suatu negara juga akan
mengimpor komoditi yang faktor produksi nya relatif langka didapat dan biaya yang mahal .
Dalam teori H-O keunggulan komparatif dijelaskan oleh perbedaan kondisi penawaran dalam
negeri antar negara .
Dasar dari pemikiran teori ini adalah sebagai berikut. Negara – negara mempunyai cita rasa
dan preferensi yang sama, menggunakan teknologi yang sama, kualitas dari faktor – faktor
produksi sama, menghadapi skala tambahan hasil yang konstan tetapi sangat berbeda dalam
kekayaan alam atau ketersediaan faktor – faktor produksi. Perbedaan ini akan mengakibatkan
perbedaan dalam hargarelatif dari faktor produksi . Perbedaan ini akan mengakibatkan perbedaan
dalam harag relatif dari faktor – faktor produksi antar negara. selanjutnya perbedaan tersebut
membuat perbedaan dalam biaya alternatif dari barang yang dibuat antar negara yang menjadi
alasan terjadinya perdagangan antarnegara. Menurut teori H-O tiap negara akan berspesialisasi
pada jenis barang tertentu dan mengekspornya yang bahan baku atau faktor produksi utamanya
berlimpah atau harganya murah di negara tersebut dan mengimpor barang - barang yang bahan
baku atau faktor produksi utamanya langka atau mahal.
D. Teori Siklus Balik
Teori siklus produk dari Vernon (1966) yang dikembangkan antara lain oleh Williamson
(1983) dapat juga digunakan untuk menjelaskan dinamika keunggulan komparatif dari suatu
produk atau industri. Vernon berpendapat bahwa banyak barang manufaktur yang melalui suatu
siklus produk yang prosesnya bisa pendek atau panjang, yang terdiri dari 4 tahap yakni
pengembangan atau penciptaan (inovasi) atau introduksi, pertumbahan, kedewasaan, dan
penurunan. Siklus ini akan terjadi selama kondisi – kondisi yang mempengaruhi proses produksi

5
dan persyaratan – persyaratan lokasi berubah terus secara sistematis. Jadi menurut vernon
keunggulan komparatif dari barang tersebut berubah mengikuti perubahan waktu dan dari satu
negara ke negara lain. Hipotesis siklus produk ini didasarkan pada asumsi bahwa rangsangan
pada inovasi biasanya dipicu oleh ancaman dari pesaing atau peluang pasar. Dalam kata lain
perusahaan cenderung diransang oleh kebutuhan dan kesempatan yang ada di pasar dalam
negeri. Selain sebagai sumber perangsang inovasi, pasar domestik juga berperan sebagai tempat
lokasi pelaksanaan produksi (atau sebagai tempat trial and error). Dekat dengan pasar membuat
manajemen dapat bereaksi cepat terhadap umpan balik pembeli.
Tahap pertama adalah tahap inovasi atau awal mula suatu produk baru
ditemukan/dikembangkan. Tahap ini mempunyai beberapa ciri antara lain modal investasi yang
diperlukan sangat besar yang terutama sangat diperlukan untuk pembiayaan laboratorium dan
tenaga ahli, desain serta metode produksinya mengalami perubahan-perubahan terus menerus .
Karena tahap ini tidak hanya memerlukan modal yang tidak sedikit tetapi juga SDM dengan
keahlian teknologi, desain dan lain-lain maka pada umumnya hanya industri-industri di negara
maju yang dapat melakukan nya karena selain memiliki modal yang besar, juga SDM berkualitas
tinggi dan menguasai teknologi. Selain itu tingkat pendapatan rata – rata dan selera masyarakat
di negara pencipta lebih tinggi dibandingkan di NSB, dan ini merupakan salah satu faktor
perangsang bagi perusahaan – perusahaan di dalam negeri untuk melakukan inovasi karena yakin
ada pasarnya, paling tidak pada awalnya di dalam negeri.
Tahap kedua disebut tahap perluasan (pertumbuhan) produksi. Pada tahap ini permintaan baik
dari dalam negeri maupun internasional (pasar ekspor) meningkat, dan oleh karena itu produk
baru tersebut juga diekspor. Pada awalnya diekspor ke negara maju lainnya yang memiliki
kebutuhan dan kemampuan (karena pendapatan dan selera tidak terlalu berbeda dengan negara
pencipta) untuk membeli produk baru tersebut. Volume ekspor tumbuh dan menjadi cukup besar
untuk mendukung produksi lokal. Tahap ini juga merupakan tahap awal dari standarisasi produk
dan proses pembuatan nya. Pola dari proses produksi nya juga berubah dengan mulai
menerapkan sistem perakitan, dan ini berarti ekonomi eksternal menjadi sangat penting. Apabila
perusahaan inovator adalah perusahaan multinasional, produksi akan juga dilakukan di cabang –
cabang nya di luar negeri. kalau tidak punya cabang di luar negeri, perusahaan-perusahaan di
negara-negara lain akan memperoleh lisensi untuk memproduksinya. Jadi tahap ini mulai muncul
pemasok – pemasok baru yang dapat berproduksi dengan skala ekonomis sehingga biaya

6
produksi dan harga jual menjadi lebih murah daripada dinegara inovator dan persaingan dalam
inovasi produk, dan kualitas berubah menjadi persaingan dalam harga. Disini NSB mulai bisa
bergabung di dalam proses produksi dari produk tersebut, terutama karena upah tenaga kerjanya
murah.
E. Teori Skala Ekonomis
Teori skala ekonomis bertolak belakang dengan teori heckscher – ohlin (ho). Teori h-o
mengasumsikan skala penambahan hasil yang konstan sedangkan di dalam teori skala ekonomis,
skala penambahan hasil tidak tetap, melainkan meningkat terus, misalnya penambahan pertama
input sebesar 10 % membuat 20% penambahan output, penambahan kedua input sebesar 10 %
menghasilkan penambahan output 30% dan seterusnya. Jadi skala ekonomis adalah suatu skala
produksi dimana pada titik optimalnya, produksi bisa menghasilkan biaya per satu unit output
terendah. keberadaan skala ekonomis dapat menjelaskan beberapa pola perdagangan yang tidak
dijelaskan di dalam model h-o. Jika terdapat skala ekonomis, suatu perusahaan di suatu negara
dapat berspesialisasi dalam produksi suatu jangkauan produksi yang terbatas dan mengekspornya
dengan harga yang lebih murah dari produk yang sama dari perusahaan di negara lain yang tidak
memiliki skala ekonomis, karena misalnya modal terbatas hingga tidak bisa membangun
kapasitas produksi yang besar atau keterbatasan teknologi sehingga tidak memungkinkan proses
produksinya mencapai skala ekonomis. Karena itu dalam era perdagangan bebas, skala ekonomis
menjadi salah satu faktor penentu tingkat daya saing global atau keunggulan suatu perusahaan
atau industri.
Dengan skala ekonomis yang berkorelasi positif dengan luas kapasitas produksi dan tingkat
intensitas dalam pemakaian faktor produksi khusus nya modal, maka ketersediaan faktor
produksi dari teori H-O sebagai sumber keunggulan komparatif (dalam harga) menjadi tidak
terlalu (selalu) relevan. Dalam kata lain suatu negara yang miskin SDA misalnya jepang tetap
dapat menghasilkan barang – barang yang memakai bahan – bahan baku impor dengan harga
output yang lebig murah daripada barang – barang yang sama buatan negara pengekspor bahan –
bahan baku tersebut, karena di jepang produksi - produksi dapat dilakukan dalam suatu skala
ekonomis yang besar sehingga menghasilkan biaya produksi per satu unit output lebih rendah
daripada di negara yang kaya SDA.

7
Ball dan McCulloch (2000) menyatakan bahwa perdagangan internasional muncul karena adanya
perbedaan harga relatif antar negara . Perbedaan ini berasal dari perbedaan biaya produksi, yang
diakibatkan oleh :
1. Perbedaan atas karunia Tuhan pada faktor produksi .
2. Perbedaan dalam teknologi yang digunakan yang dapat menentukan intensitas faktor
produksi yang diperlukan .
3. Perbedaan dalam efisiensi permintaan faktor produksi.
4. Nilai tukar mata uang suatu negara terhadap negara lain.

E. Manfaat Perdagangan Internasional

A. Memperoleh Keuntungan Finansial

Sama halnya dengan prinsip perdagangan pada umumnya, mendapatkan keuntungan adalah
tujuan dari kegiatan jual beli. Apabila suatu negara menjual produknya ke luar negeri, dengan
demikian mereka akan mendapatkan keuntungan materiil.

Pasar internasional dengan jangkauan sangat luas memungkinkan produsen memperoleh


banyak pelanggan dalam skala global. Sementara pihak konsumen juga diuntungkan berkat
banyaknya pilihan produk yang sesuai dengan kebutuhan serta keinginan mereka.

B. Memperoleh Produk yang Tidak Tersedia

Manfaat perdagangan internasional berikutnya yaitu masyarakat bisa mendapatkan barang


maupun jasa yang tidak tersedia di dalam negeri. Setiap negara pastinya memiliki beragam
kebutuhan baik untuk kepentingan pemerintah maupun masyarakatnya.

Hal ini dipengaruhi oleh banyak hal, seperti kondisi alam dan geografis yang berbeda,
ketersediaan sumber daya alam maupun manusia, kemajuan teknologi, dan lain sebagainya.
Inilah yang menyebabkan perlunya mengimpor barang dari luar negeri.

8
C. Terciptanya Hubungan Bilateral dan Multilateral

Dengan adanya aktivitas niaga antara dua negara atau lebih, maka terjadilah hubungan antara
pihak-pihak yang terlibat. Dalam dunia internasional, hubungan tersebut dikenal dengan istilah
bilateral dan multilateral.

Bilateral adalah hubungan kerjasama internasional antara dua negara. Sedangkan multilateral
adalah hubungan kerjasama internasional yang melibatkan 3 negara atau lebih. Kerjasama ini
tentunya memberikan keuntungan dan kemanfaatan bagi pihak-pihak terlibat.

Hubungan baik yang terjalin tanpa mengenal batas wilayah, bangsa atau ras tersebut bisa
berkembang lebih erat. Bukan hanya dalam hal perekonomian akan tetapi juga dapat meluas ke
aspek lainnya.

D. Memperluas Pasar

Dampak terjadinya hubungan niaga yang melibatkan banyak negeri yaitu dapat memperluas
pasar bagi produsen barang maupun jasa. Ketersediaan barang yang melimpah namun tidak ada
permintaan tentu saja berisiko jatuhnya harga.

Namun dengan adanya pasar global, produsen dapat menjangkau pasar lebih luas untuk
memasarkan produk mereka. Manfaat perdagangan antar negara ini dengan demikian dapat
menjaga stabilitas harga produk.

Di sisi lain, jangkauan pasar yang luas juga memungkinkan peningkatan jumlah produksi.
Artinya perolehan keuntungan perusahaan berpotensi semakin meningkat. Hadirnya kemajuan
teknologi dan inovasi digital marketing kian memudahkan kegiatan pemasaran.

E. Meningkatkan Kesempatan Kerja

Manfaat perdagangan antar negara selanjutnya yaitu terciptanya kesempatan kerja secara luas.
Pasar global memungkinkan siapa saja menjual produk ke mana saja tanpa batasan wilayah. Ini
menyebabkan peningkatan produksi.

9
Sejalan dengan peningkatan kegiatan produksi, perusahaan memerlukan lebih banyak pekerja.
Sehingga terciptalah lapangan kerja lebih luas. Perdagangan luar negeri juga mendorong lahirnya
perusahaan-perusahaan baru yang dapat membukan kesempatan kerja.

F. Hambatan bagi Perdagangan Internasional

A. Kebijakan ekonomi dan politik internasional

Kebijakan ekonomi dan politik internasional menjadi salah satu hambatan perdagangan
internasional. Secara umum, setiap negara pasti melindungi komoditas produknya agar
tidak didominasi oleh produk luar atau negara lain. Tidak jarang negara memberlakukan
kebijakan pembatasan impor atau memberlakukan tarif impor.
Pemberlakuan tarif impor secara tidak langsung akan menghambat para pengusaha yang
berbisnis barang impor untuk dijual di dalam negeri. Sementara di sisi lain, tarif impor
menguntungkan pelaku usaha kecil di dalam negeri karena harga barang lebih murah dari
barang impor (politic dumping).

B. Perbedaan nilai mata uang

Setiap negara memiliki mata uang berbeda dengan nilai yang berbeda pula. Sering kali negara
pengekspor hanya ingin produknya dibayar menggunakan mata uang negaranya.
Misalnya, Indonesia mengekspor produk kelapa dan turunannya ke Belanda, maka Indonesia
hanya ingin produknya dibayar dalam rupiah. Dalam hal ini, umumnya kedua negara
menggunakan mata uang asing lain yang biasa digunakan sebagai pembayaran internasional
seperti dolar atau euro.

C. Proses birokrasi yang panjang

10
Menjadi sebuah proses yang melelahkan apabila dalam kegiatan ekspor dan impor harus
menghadapi birokrasi pemerintaan yang panjang dan banyak pungutan liar. Persoalan sistem
birokrasi yang pelik tersebut bila tidak diantisipasi dengan baik oleh kedua belah pihak maka
tingkat kepercayaan sebagai penjual dan pembeli akan menurun. Imbas dari birokrasi yang
berbelit ini adalah high cost atau biaya yang tinggi dalam melakukan transaksi perdagangan.

D. Konflik besar di negara tujuan

Konflik besar yang terjadi di negara tujuan menjadi salah satu pemicu dan penghambat
perdagangan internasional. Misalnya demontrasi besar-besaran, peperangan, kerusuhan etnis,
kudeta dan sebagainya. Situasi ini akan mempengaruhi keamanan proses transaksi jual beli, dan
dapat pula mempengaruhi kuota produksi barang yang didagangkan.

E. Organisasi Ekonomi

Dalam proses menjalankan perdagangan lintas batas negara, terdapat berbagai aturan yang
perlu diikuti agar proses dagang berjalan dengan baik. Namun tidak hanya dari aturan kedua
belah pihak saja, tetapi juga kebijakan perdagangan dari organisasi yang diikuti negara yang
bersangkutan. Ini dapat menjadi hambatan yang pelik, misalnya negara luar yang memiliki
kualitas produk yang bagus akan sulit menjualnya ke negara anggota organisasi tertentu.

11
BAB 3
PENUTUP

G. Kesimpulan

5. Dari penjelasan diatas


dapat di tarik kesimpulan
bawah perdagangan
6. internasional sangat
penting bagi pertumbuhan
perekonomian, terutama di
negara
7. Indonesia. Negara tidak
bisa memenuhi semua
kebutuhan penduduknya,
12
8. meskipun mampu
memproduksinya. Akan
tetapi, produktivitas yang
dihasilkan
9. tidak mampu untuk
memenuhi semua
kebutuhan masyarakat
selain untuk
10. memenuhi kebutuhan
Negara Indonesia bisa
mengekspor sumber daya
alam yang
11. dimiliki, oleh karena
itu Indonesia

13
membutuhkan kegiatan
perdagangan
12. internasional atau
perdagangan dengan negara
lain. Perdagangan
internasional
13. mendorong percepatan
pertumbuhan ekonomi pada
suatu negara. Dengan adanya
14. perdagangan internasional,
maka permintaan dan
penawaran ekspor produk
untuk
15. negara lain akan
semakin meningkat.
14
Keikutsertaan negara
Indonesia dalam
16. melakukan perdagangan
internasional ini memberikan
berbagai keuntungan dan
17. manfaat seperti
meningkatkan kesejahteraan
negara dan memperluas
kesempatan
18. kerja. Namun tetap
mematuhi pedoman politik
serta ekonomi dari negara
yang
19. menjalin kerja sama

15
20. Dari penjelasan diatas
dapat di tarik kesimpulan
bawah perdagangan
21. internasional sangat
penting bagi pertumbuhan
perekonomian, terutama di
negara
22. Indonesia. Negara tidak
bisa memenuhi semua
kebutuhan penduduknya,
23. meskipun mampu
memproduksinya. Akan
tetapi, produktivitas yang
dihasilkan

16
24. tidak mampu untuk
memenuhi semua
kebutuhan masyarakat
selain untuk
25. memenuhi kebutuhan
Negara Indonesia bisa
mengekspor sumber daya
alam yang
26. dimiliki, oleh karena
itu Indonesia
membutuhkan kegiatan
perdagangan
27. internasional atau
perdagangan dengan negara

17
lain. Perdagangan
internasional
28. mendorong percepatan
pertumbuhan ekonomi pada
suatu negara. Dengan adanya
29. perdagangan internasional,
maka permintaan dan
penawaran ekspor produk
untuk
30. negara lain akan
semakin meningkat.
Keikutsertaan negara
Indonesia dalam

18
31. melakukan perdagangan
internasional ini memberikan
berbagai keuntungan dan
32. manfaat seperti
meningkatkan kesejahteraan
negara dan memperluas
kesempatan
33. kerja. Namun tetap
mematuhi pedoman politik
serta ekonomi dari negara
yang
34. menjalin kerja sama
35. Dari penjelasan diatas
dapat di tarik kesimpulan
bawah perdagangan
19
36. internasional sangat
penting bagi pertumbuhan
perekonomian, terutama di
negara
37. Indonesia. Negara tidak
bisa memenuhi semua
kebutuhan penduduknya,
38. meskipun mampu
memproduksinya. Akan
tetapi, produktivitas yang
dihasilkan
39. tidak mampu untuk
memenuhi semua
kebutuhan masyarakat
selain untuk
20
40. memenuhi kebutuhan
Negara Indonesia bisa
mengekspor sumber daya
alam yang
41. dimiliki, oleh karena
itu Indonesia
membutuhkan kegiatan
perdagangan
42. internasional atau
perdagangan dengan negara
lain.
Perdagangan internasional adalah kegiatan yang tidak akan lepas dari sebuah negara karena
kebutuhan dan keharusan untuk memenuhi kebutuhan negara tersebut. Maka terciptalah
hubungan kerjasama antar negara. Perdagangan internasional merupakan salah satu bagian dari
kegiatan bisnis yang akhir-akhir ini mengalami perkembangan yang sangat pesat. Perhatian
dunia usaha terhadap kegiatan bisnis internasional juga semakin meningkat, hal ini terlihat dari
semakin berkembangnya arus peredaran barang, jasa, tenaga kerja maupun, modal dari suatu
negara ke negara lain demikian pula sebaliknya. Kegiatan-kegiatan tersebut dapat terjadi baik
melalui kegiatan ekspor impor, investasi, perdagangan jasa, lisensi dan waralaba dan

21
Perdagangan Internasional sangat berguna dalam rangka mencapai kesejahteraan masyarkat
dunia.

DAFTAR PUSAKA

https://scholar.archive.org/work/ed7hqhpipjhcpbadhstzcqwtxe/access/wayback/http://
ejournal.upbatam.ac.id/index.php/cahayakeadilan/article/download/1389/1089

file:///C:/Users/user/Downloads/PerdaganganInternasional-EkonomiPertanian.pdf

https://www.researchgate.net/publication/
336685990_PERDAGANGAN_INTERNASIONAL_Mega_Pertiwi_07011181823183

https://www.researchgate.net/publication/
343628403_Perdagangan_Bisnis_Internasional_teori_dan_analisis_empiris

22
23

Anda mungkin juga menyukai