Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PENGANTAR BISNIS

“ Bisnis Internasional”

Disusun Guna untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hukum Bisnis


Dosen Pengampu : Anny Widiasmara,SE.,M.Si

Disusun Oleh :
Anggota kelompok 1

1) Selly Endah Tri P ( 2103101074)


2) Mayang Yekti U ( 2103101075)
3) Rahma Zaujatul H ( 2103101084)
4) Vadilla Rahmadani (2003101063)

UNIVERSITAS PGRI MADIUN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
AKUNTANSI
2021/2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur yang dalam kami sampaikan ke hadirat Allah SWT Yang Maha
Pemurah, karena berkat kemurahanNya Makalah ini dapat kami selesaikan sesuai
yang diharapkan.
Makalah ini merupakan Pengantar Bisnis yang membahas materi tentang “Bisnis
Internasional”. Secara khusus pembahasan dalam makalah ini diatur sedemikian
rupa sehingga materi yang disampaikan dapat dimengerti dan di pahami oleh para
pembacanya.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Hukum Bisnis
sekaligus dapat memperdalam materi tentang “Bisnis Internasional”.dengan di
bimbing oleh dosen Pengantar Bisnis Ibu Anny Widiasmara,SE.,M.Si
Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi. Terima
kasih atas semuanya. Kami sadar, sebagai seorang mahasiswa yang masih dalam
proses pembelajaran. dalam penyusunan makalah masih banyak kekurangannya.
Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat
positif. semoga makalah yang sederhana ini, dapat memberi pengetahuan serta
ilmu sebagai pembelajaran bagi para pembacanya.

Madiun, 24 April 2022

Penyusun

2
DAFTAR ISI
COVER..................................................................................................................................1
KATAPENGANTAR............................................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................................3
BAB I
PENDAHULUAN.................................................................................................................4
A.LatarBelakangMasalah......................................................................................................4
B.RumusanMasalah...............................................................................................................4
C.TujuanPenulisan.................................................................................................................5
BABII
PEMBAHASAN....................................................................................................................6

A. Pengertian Ekonomis Bisnis Internasional……………………………..6


B. Masalah-Masalah Yang Muncul Dalam Ekonomi Internasional……….9
C. Keuntungan Perdangangan Ekonomis Bisnis Internasional………..….11
D. Pola Perdagangan Ekonomis Bisnis Internasional……………………..11
E. Tahap-Tahap Dalam Memasuki Bisnis Internasional………………….14
BAB III. PENUTUP

A. Kesimpulan……………………………………………………………15
B. Saran…………………………………………………………………..15
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bisnis internasional merupakan salah satu bentuk Hubungan Internasional
.Bisnis Internasional merupakan kinerja aktivitas bisnis yang melintasi batas
nasional. Seperti yang kita ketahui , tidak ada satu Negara pun yang dapat
menghasilkan sendiri semua barang atau jasa yang dibutuhkan oleh Negara tersebut
. Karena tak semua Negara memiliki sumber alam untuk keperluam industri serta
tidak semua iklim cocok untuk hasil bumi. Dan masih banyak lagi faktor yang
melatar belakangi dilakukannya Bisnis Internasional.

Bisnis internasional yang digerakkan suatu Negara memiliki macam aktivitas


di dalamnya dan memiliki tahapan memasuki kegiatan bisnis. Selain itu
diadakannya bisnis internasional memiliki spesialisasi keunggulan atau kekuatan
beserta kelemahannya maka suatu Negara haruslah menentukan pilihan yang
strategis. Pertimbangan pengembangan bisnis yang mendorong mengapa suatu
perusahaan terjun ke bisnis internasional. Serta hambatan – hambatan dalam
memasuki bisnis internasional. Bisnis internasional merupakan salah satu kompenen
penting penggerak kehidupan perekonomian suatu bangsa maka dari itu salah satu
kompenen ini haruslah berjalan dalam rangka keberlangsungan kehidupan bangsa.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimanakah Pengertian Ekonomis Bisnis Internasional?

4
2. Bagaimanakah Masalah Yang Muncul Dalam Ekonomi Internasional?

3.Bagaimanakah Keuntungan Perdangangan Ekonomis Bisnis Internasional

C. TUJUAN
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini antara lain:

1. Untuk mengetahui Pengertian Ekonomis Bisnis Internasional


2. Untuk mengetahui Masalah-Masalah Yang Muncul Dalam Ekonomi
Internasional
3. Untuk mengetahui Keuntungan Perdangangan Ekonomis Bisnis Internasional
4. Untuk mengetahui Pola Perdagangan Ekonomis Bisnis Internasional

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN EKONOMIS BISNIS INTERNASIONAL

Ekonomi internasional mempelajari masalah-masalah yang berkaitan dengan


“hubungan ekonomi” antara satu negara dengan negara lain. Perkataan “hubungan
ekonomi” di sini mencakup paling tidak tiga bentuk hubungan yang berbeda,
meskipun antara satu dengan yang lain saling berkaitan.

Pertama, “hubungan ekonomi” bisa berupa pertukaran hasil atau output negara
satu dengan negara lain. Sebagai contoh, Indonesia mengekspor minyak, kayu, karet,
hasil kerajinan, menjual jasa angkutan penerbangan Garuda dan jasa turisme kepada
orang asing, dan mengimpor beras, gandum, bijih besi, bahan plastik, benang tenun,
jasa angkutan laut dan angkutan udara dan jasa turisme (misalnya, package tour bagi
orang Indonesia ke Singapura, Hongkong dan sebagainya). Hubungan semacam
dikenal sebagai hubungan perdagangan. Perhatikan bahwa yang dimaksud dengan
“output” termasuk di dalamnya output “barang” dan output “jasa”.

Kedua, hubungan ekonomi bisa berbentuk pertukaran atau aliran sarana produksi
(atau faktor produksi). Termasuk dalam kelompok sarana produksi adalah tenaga
kerja, modal, teknoogi dan kewiraswastaan. Sarana produksi bisa “mengalir” dari
satu negara ke negara lain karena berbagai sebab, misalnya karena imbalan yang
lebih tinggi, karena lewat program bantuan luar negeri, dan karena adanya faktor
“ketakutan” (misalnya* ancaman perang, takut dinasionalisasi, takut adanya
devaluasi atau karena menghindari inflasi yang terlalu tinggi di suatu negara). Sarana
produksi “tanah” merupakan satu-satunya sarana produksi yang tidak bisa mengalir
ke negara lain, karena sifatnya yang terikat pada lokasinya. Tetapi bahkan” “tanah”

6
pun tidak mutlak terikat pada lokasinya, bila kita ingat bahwa definisi dari sarana
produksi “tanah” mencakup kekayaan alam yang terkandung di dalamnya.

Kita mengekspor bijih nikel, bijih tembaga dan barang-barang tambang lainnya.
Di sini kita bisa mempertanyakan apakah barang ekspor ini lebih bersifat “faktor
produksi” ataukah “output”. Tetapi ini memang sesuatu yang masih bisa
diperdebatkan: dari satu segi bijih nikel atau bijih tembaga bisa dipandang sebagai
output, tetapi dari segi lain bisa dianggap sebagai faktor produksi. Sebaliknya,
tenaga kerja atau “manusia” yang pada hakekatnya lebih bersifat mobil dan tak
terikat lokasi, seringkali justru menjadi suatu faktor produksi yang tidak bisa (atau
tidak selalu bisa) mengalir dari satu negara ke negara lain.

Peraturan-peraturan pembatasan imigrasi antar negara seringkali begitu


ketatnya sehingga tidak memungkinkan bagi manusia untuk secara bebas pindah ke
negara lain. Namun masih ada contoh-contoh yang menggambarkan aliran faktor
produksi ini, misalnya pengiriman tenaga kerja Indonesia ke Saudi Arabia, Malaysia
untuk bekerja di proyek-proyek pembangunan atau di tempat-tempat lain di sana.

Saat ini, yang paling mobil atau mudah berpindah melampaui perbatasan negara
adalah faktor produksi modal (beserta teknologi dan kewiraswastaan yang
mengikutinya). Modal, berupa penanaman modal asing atau bantuan/pinjaman luar
negeri, mengalir dalam jumlah yang besar dari satu negara ke negara lain, baik antara
negara maju sendiri atau antara negara maju dengan negara sedang berkembang.

Yang tidak kalah pentingnya adalah aliran dana antar negara yang tidak
bermotif atau bertujuan untuk investasi dalam bentuk pendirian pabrik-pabrik, tetapi
yang bertujuan spekulatif dan bersifat jangka pendek. Jadi, misalnya pada awal
tahun 1970-an dana dalam jumlah yang cukup besar telah mengalir dari Singapura

7
dan tempat-tempat lain di luar negeri ke Indonesia untuk kemudian disimpan pada
bank-bank dalam bentuk deposito berjangka yang pada waktu itu memberikan bunga
yang sangat tinggi. Karena sifatnya yang spekulatif dan jangka pendek, kita bisa
memperdebatkan apakah aliran dana semacam ini adalah aliran faktor produksi atau
bukan.

Tetapi meskipun kasus-kasus yang kabur seperti ini memang ada, secara garis
besar masih penting dan berguna bags kita untuk membedakan antara aliran faktor
produksi dan aliran-aliran lain, misalnya aliran output, karena masing-masing aliran
mempunyai konsekuensi yang berbeda bagi suatu negara.

Ketiga, seperti halnya dengan hubungan ekonomi antara perorangan, hubungan


ekonomi antara negara bisa dilihat dari segi konsekuensinya terhadap posisi hutang-
piutangnya, atau singkat-nya dari segi hubungan kreditnya. Seperti halnya dengan
hubungan antar perorangan, suatu negara bisa mempunyai hutang atau piutang
dengan negara lain. Biasanya hubungan hutang-piutang ini timbul sebagai
konsekuensi dari adanya dua bentuk hubungan ekonomi yang lain, yaitu “hubungan
perdagangan” dan “hubungan faktor produksi” yang diuraikan di atas. Sebagai
misal, Indonesia mengimpor kapal dari Jepang dengan kredit dari penjualnya. Di sini
hubungan perdagangan (impor kapal) adalah penyebab timbulnya hutang Indonesia
kepada pengusaha kapal di Jepang. Contoh lain adalah pembelian gandum dari
Amerika Serikat atas dasar penjan-jian bantuan pangan (sering disebut dengan nama
bantuan PL-480). Juga di sini, hubungan perdagangan (impor gandum)
menimbulkan hutang Indonesia kepada pemerintah Amerika Serikat.

Pembelian pesawat jumbo-jet oleh PN Garuda yang dibiayai dengan kredit


komersial dari bank-bank di luar negeri adalah contoh lain lagi di mana impor
(pembelian pesawat) menimbulkan hutang. Pada asasnya, semua pinjaman luar

8
negeri (baik ymig berupa “bantuan” luar negeri maupun pinjaman komersial)
mempunyai konsekuensi terhadap “posisi kredit” suatu negara*). Namun Ada satu
bentuk bantuan luar negeri yang tidak mempunyai konsekuensi terhadap posisi
kredit suatu negara, yaitu bantuan berupa grants atau hibah. Hibah adalah pemberian
dari negara lain yang tidak perlu dikembalikan. Tetapi jumlah hibah biasanya kecil.
Sebagian besar dari bantuan luar negeri yang diterima Indonesia adalah pinjaman
yang harus dikembalikan. Makna kata “bantuan” terletak pada syarat-syarat
pinjaman yang lunak (misalnya, bunga yang rendah dan jangka pengembalian yang
panjang).

B. MASALAH-MASALAH YANG MUNCUL DALAM EKONOMI


INTERNASIONAL

Aspek dan permasalahan apakah yang dipelajari oleh bidang ilmu ekonomi
internasional mengenai ketiga bentuk hubungan ekonomi tersebut? Banyak aspek
dan permasalahan yang dikaji oleh bidang ilmu ini, tetapi berikut ini kita sebutkan
beberapa contoh aspek dan permasalahan utama yang dipelajari oleh bidang ilmu
ini:

a. Pola perdagangan. Mengapa suatu negara mempunyai pola ekspor dan pola
impor tertentu? Faktor apa yang mempengaruhinya? Misalnya, mengapa justru
Indonesia mengekspor minyak bumi, kayu, tekstil, barang kerajinan, dan
mengimpor beras, mesin, bijih besi dan sebagainya? Apa yang menentukan pola
perdagangan seperti ini?
b. Harga ekspor dan impor. Bagaimanakah harga barang ekspor dan harga barang
impor ditentukan? Faktor-faktor apa yang menentukannya? Misalnya, mengapa
harga minyak bumi dan barang-barang hasil industri meningkat lebih cepat dari
pada harga hasil-hasil pertanian seperti karet, teh, lada?

9
Manfaat perdagangan. Apakah manfaat dari adanya hubungan ekonomi luar
negeri bagi suatu negara? Apakah pengaruh hubungan ekonomi tersebut

c. terhadap kesejahteraan nasional? Apakah untung dan rugi dari adanya hubungan
ekonomi luar negeri dari segi konsumsi, produksi, distribusi pendapatan dan
pembangunan ekonomi pada umumnya?
d. Pengaruh makro. Apakah pengaruh hubungan perdagangan terhadap keadaan
makro dan moneter di dalam negeri? Misalnya, apabila ekspor meningkat, apakah
akibat dari itu .terhadap tingkat harga dalam negeri, GDP, jumlah uang yang
beredar dan sebagainya?
e. Mekanisme neraca pembayaran. Bagaimanakah proses penyesuaian neraca
pembayaran suatu negara apabila terjadi perubahan situasi ekonomi (misalnya,
kenaikan harga ekspor) atau apabila dilaksanakan suatu kebijaksanaan tertentu
(misalnya, devaluasi)?
f. Politik perdagangan luar negeri. Apakah untung-rugi dari kebijaksanaan
pengenaan tarif bea masuk, pelarangan impor, kuota, subsidi, pajak ekspor dan
sebagainya bagi perekonomian nasional dan bagi perekonomian dunia?
g. Persekutuan perdagangan. Apakah akibat dari diadakannya persekutuan
perdagangan, seperti Pasaran Bersama Eropah dan (secara lebih terbatas)
ASEAN? Apakah keuntungan dan kerugiannya bagi masing-masing negara
anggota?
h. Modal luar negeri. Apakah untung-rugi dari penanaman modal asing dan bantuan
luar negeri? Bentuk penanaman modal dan bantuan yang bagaimana yang
menguntungkan dan yang bagaimana merugikan negara penerima? Adakah
tindakan-tindakan yang bisa diambil pemerintah untuk menghindari atau
mengurangi akibat-akibat negatifnya?

10
i. Pengalihan teknologi. Bagaimanakah proses pengalihan teknologi dari suatu
negara ke negara lain? Adakah kerugian-kerugian yang perlu dihindari dalam
proses ini? Kebijaksanaan apa-kah yang bisa memperlancar proses pengalihan
teknologi tersebut?

C. KEUNTUNGAN PERDANGANGAN
Pengertian terpenting dalam ekonomi internasional secara keseluruhan adalah
gagasan tentang adanya keuntungan perdagangan (gains from trade) yaitu, jika suatu
negara menjual barang dan jasa kepada negara lain maka manfaatnya hampir pasti
diperoleh kedua belah pihak. Kemungkinan-kemungkinan di mana perdagang
internasional menguntungkan kedua belah pihak lebih luas dari yang bayangkan
kebanyakan orang.

Misalnya, banyak pengusaha Amerika kwatir bahwa kalau produktivitas masyarakat


Jepang mengungguli masyarakat Amerika, maka berdagang dengan Jepang akan
merugikan perekonomian Amerika Serikat karena tidak ada industri Amerika yang
akan mampu bersaing. Pemimpim-pemimpin serikat pekerja Amerika mendakwa
bahwa Amerika dirugikan dalam perdagangan dengan negara-negara yang belum
maju, yang industri-industrinya kurang efisien dibandingkan Amerika tetapi mereka
kadang kala bisa menjual lebih murah karena mereka menggaji pekerja lebih rendah.

D. POLA PERDAGANGAN

Para Ekonom tak dapat membahas dampak perdagangan internasional atau


menyarankan perubahan kebijakan pemerintah mengenai perdagangan dengan
meyakinkan kecuali kalau mereka mengetahui bahwa teori mereka cukup memadai
untuk menjelaskan perdagangan internasional yang diamati dari kondisi nyata.

11
karenanya, upaya-upaya dalam menjelaskan pola perdagangan internasional- siapa
menjual apa kepada siapa — telah merupakan sesuatu yang menarik perhatian di
kalangan ahli ekonomi internasional.

Dalam perdagangan internasional mempunyai banyak aturan yang diterapkan


sebelum mengunyah di perdagngan internasional, maka kita harus tahu apa :

a. Motif dari perdagangan internasional.


b. Fungsi perdagangan internasional.
c. Timbulnya perdagangan internasional.
d. Faktor-faktor yang mendorong terjadinya perdagangan internasional.
e. Manfaat perdagangan internasional.
f. Macam-macam perdagangan internasional.
g. Teori perdagangan internasional.

Pertukaran

Suatu negara sebenranya tidak melakukan perdangan dengan Negara lain.


Tetapi yang melakukan perdagangan atau pertukaran adalah penduduk suatu negara
dengan penduduk negara lain. Penduduk ini bisa seorang warga biasa, bisa sebuah
perusahaan ekspor, bisa sebuah perusahaan impor, bisa sebuah perusahaan industri,
bisa sebuah perusahaan negara, dan bisa pula sebuah departemen pemerintah.
Kecuali di negara-negara yang direncanakan secara pusat (centrally planned
economies) seperti Soviet Rusia, RRC, jarang dijumpam suatu negara bertindak
sebagai satu kesatuan dalam kegiatan kiar negerinya.Perdagangan luar negeri
hanyalah istilah kependekan bagi kegiatan pertukarari antar penduduk suatu negara
dengan penduduk di negara lain.

12
E. TAHAP-TAHAP DALAM MEMASUKI BISNIS INTERNASIONAL
Tahap-tahap dalam memasuki bisnis internasional (Afwan Hariri, 2009:189) yaitu
sebagai berikut :

a. Ekspor Insidentil (Incident At Export)


b. Untuk masuk ke bisnis internasional pada umumnya perusahaan melakukan
ekspor insidentil terlebih dahulu. Tahap ini terjadi pada saat adanya
kedatangan orang asing di negeri kita untuk membeli barang-barang,
kemudian kita harus mengirimkannya ke negeri orang asing tersebut.
c. Ekspor Aktif (Aktiv Export)
d. Tahap diatas berkembang menjadi bisnis dan transaksinya semakin aktif.
Ditandai dengan berkembangnya jumlah maupun jenis komoditi perdagangan
Internasional tersebut. Tahap aktif yaitu perusahaan dalam negeri mulai aktif
untuk melakukan manajemen atas transaksi itu. Pada tahap awal pengusaha
bertindak pasif. Maka, dalam tahap ini disebut sebagai tahap “ekspor aktif”,
sedangkan tahap diatas disebut tahap pembelian atau “Purchasing”.
e. Penjualan Lisensi (Licensing)
f. Suatu perusahaan menjual lisensi atau merek dari produknya ke negara
penerima, yang dijual hanya merek sehingga negara penerima dapat
melakukan manajemen yang luas. Negara penerima harus membayar fee atas
lisensi itu kepada perusahaan asing tersebut.
g. Franchising
h. Suatu perusahaan asing memberikan hak kepada suatu perusahaan di negara
lain untuk untuk menggunakan merek, logo dan teknik operasi. Contoh KFC
(Kentucky Fried Chiken), Mc Donalds, California Fried Chiken dan
sebagainya. Franchise saat ini berkembang tidak saja antarnegara akan tetapi
banyak terjadi di dalam suatu negara itu sendiri. Contoh untuk Indonesia

13
adaIah Es Teler 77, Ayam Goreng NY. Suharti, Hero Supermarket dan lain
sebagainya.
i. Pemasaran di Luar Negeri
j. Pemasaran di Luar negeri adalah bentuk yang akan memerlukan intensitas
manajemen serta keterlibatan yang lebih tinggi karena perusahaan pendatang
(Host Country) harus aktif dan mandiri untuk melakukan manajemen
pemasaran bagi produknya itu di negeri asing (Home Country). Pengusaha
pendatang yang merupakan orang asing harus mampu untuk mengetahui
perilaku (segmentasi) di negeri penerima itu sehingga dapat dilakukan
program yang efektif.
k. Produksi dan Pemasaran di Luar Negeri (Total International Business)
l. Tahap yang paling intensif dalam melibatkan diri pada bisnis internasional
yaitu tahap “Produksi dan Pemasaran di Luar Negeri” atau “Total
International Business”. Tahap inilah yang menimbulkan MNC (Multy
National Corporation) yaitu Perusahaan Multi Nasional. Dalam tahap ini
perusahaan asing datang dan mendirikan perusahaan di negeri asing dengan
segala modalnya, kemudian memproduksi di negeri itu, lalu menjuaI hasil
produksinya itu di negeri itu juga. Bentuk ini memiliki unsur positif bagi
negara yang sedang berkembang karena dalam bentuk ini negara penerima
tidak perlu menyediakan modal yang sangat banyak untuk mendirikan pabrik
tersebut.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Ekonomi internasional mempelajari masalah-masalah yang berkaitan dengan


“hubungan ekonomi” antara satu negara dengan negara lain. Perkataan “hubungan
ekonomi” di sini mencakup paling tidak tiga bentuk hubungan yang berbeda,
meskipun antara satu dengan yang lain saling berkaitan.

Bisnis internasional terjadi karena tidak semua negara dapat atau mampu
memenuhi kebutuhannya sendiri dan pengadaan kebutuhan negara terbatas.
Tahap-Tahap Perdagangan Internasional

a. Ekspor Insidentil (Incident At Export)


b. Ekspor Aktif (Aktif Export)

c. Penjualan Lisensi (Licensing)


d. Franchising

e. Pemasaran di Luar Negeri

f. Produksi dan Pemasaran di Luar Negeri (Total International Business)

A. Saran
Sebaiknya bisinis internasional diterapkan di seluruh negara maju maupun
berkembang. Dengan memperhatikan syarat dan tahap-tahap memasuki pasar
internasional, pereusahaan akan mampu mengenalkan barang yang mereka produksi
dan mampu bersaing di kalangan internasional.

15
DAFTAR PUSTAKA

Gitosudarmo,Indrio.1996.Pengantar Bisnis Edisi 2.Yogyakarta:BPFE-Yogyakarta

Hariri, Afwan.2009.Pengantar Bisnis. Malang: Jurusan Manajemen FE UM.

Hartono, Ahmad. 2008. Bisnis Internasional, (Online), (http://ahmadhartono.


blogspot.com/2008/07/bisnis-internasional.html), diakses 21 November
2012.

16

Anda mungkin juga menyukai