Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PERUSAHAAN MULTINASIONAL
Mata Kuliah : Bisnis Internasional

Dosen Pengampu : Ni Kadek Yuliandari, SE., MM

Disusun oleh :
ARLIN RACHMA SHOLEHA (31196244)

ALDI ALVIAN IKROMI (31196253)

ROY SUBHAN TRI HANDIKA (31196265)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 BANYUWANGI

2020/2021
ii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Salam Sejahtera Bagi Kita Semua
Om Swastyastu
Namo Buddhaya
dan Salam Kebajikan

Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik.
Kami mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan nikmat
sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis
mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah
Bisnis Internasioanl dengan judul “Perusahaan Multinasional”.
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah
ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila
terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami mohon maaf yang sebesar-
besarnya.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada
dosen kami. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Terima kasih.

Banyuwangi, 04 Maret 2021

Kelompok 8
iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1 Latar Belakang .......................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah..................................................................................3
1.2.1 Apa Perbedaan Bisnis Internasional dengan Bisnis Domestik
?...................................................................................................3
1.2.2 Apa Definisi dan Karakteristik Perusahaan Multinasional ? 3
1.2.3 Apa itu MNE’s dan Negara Berkembang ?.............................3
1.2.4 Bagaimana Entrepreneur dalam Menjalankan Perusahaan
Multinasional ?...........................................................................3
1.3 Tujuan......................................................................................................3
1.4 Manfaat....................................................................................................3
1.4.1 Manfaat Teoritis...........................................................................3
1.4.2 Manfaat Praktis............................................................................3

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................4

2.1 Perbedaan Bisnis Internasional dengan Bisnis Domestik...................4


2.2 Definisi dan Karakteristik Perusahaan Multinasional.......................6
2.3 MNE’s dan Negara Berkembang..........................................................9
2.4 Entrepreneur dalam Menjalankan Perusahaan Multinasional.......10

BAB III PENUTUP..............................................................................................13

3.1 Kesimpulan............................................................................................13
3.2 Saran......................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................14
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Era globalisasi ditandai dengan semakin banyak nya perusahaan-
perusahaan asing yang beroperasi di pasar domestik. Demikian pula
sebaliknya, perusahaan domestik akan berusaha memasuki pasar asing untuk
beroperasi. Jenis perusahaan yang digunakan untuk melakukan transaksi
internasional tersebut adalah perusahaan multinasional (multinational
corporation).

Perkembangan ekonomi dari tahun ke tahun semakin berkembang, yang


sebelumnya diawali dengan hanya bertransaksi hanya di satu negara atau
hanya dalam negeri dan hingga saat ini bisa bertransaksi diberbagai macam
negara atau luar negeri. Dapat diartikan sebagai transaksi ekonomi yang
dilakukan penduduk suatu negara dengan negara lain, baik secara perorangan,
maupun pemerintah. Terjadinya perdagangan internasional tidak bisa
dihindari oleh negara manapun, karena tiap wilayah memiliki kelebihan dan
kekurangan pada salah satu sumber daya alamnya.

Arus perdagangan barang internasional secara langsung atau tidak


langsung mempunyai hubungan kausal dengan arus perdagangan jasa
internasional seperti teknologi, tenaga kerja dan khususnya arus modal
internasional. Perkembangan arus modal internasional ini ditandai dengan
pertumbuhan perusahaan-perusahaan multinasional (Multinational
Corporation / MNC).

Definisi bisnis internasional oleh Donald A.Ball (2000) yaitu bisnis


yang kegiatannya melewati batas-batas negara. Definisi ini tidak hanya
termasuk perdagangan internasional dan pemanufakturan di luar negeri,
teetapi juga industri-industri yang berkembang lainnya seperti perikanan,
transportasi, perbankan dan lain-lain.

Meski perusahaan-perusahaan yang berbasis internasional telah ada


sejak sebelum perang dunia I, tetapi pada beberapa tahun terakhir ini
keinginan untuk melakukan perdagangan internasional semakin meningkat.
Ada sedikit 5 pendorong keinginan untuk melakukan perdagangan
internasional tersebut, antara lain :

1
2

1. Politisi
Dengan adanya hubungan baik antara satu negara dengan negara
yang lain, maka akan terjadi pengurangan hambatan-hambatan
terhadap perdagangan dan investasi luar negeri.

2. Teknologi
Kemajuan dibidang teknologi membuat semakin mudahnya
memperoleh informasi dan melakukan transaksi melalui internet.

3. Pasar
Kejenuhan pasar dalam negeri menjadi alasan yang cukup kuat.
Sehingga memiliki keinginan untuk memperluas pasar dalam
perdagangan lintas negara.

4. Biaya
Adanya peluang akan membuka peluang untuk menempatkan
produksinya di negara-negara yang memiliki faktor produksi yang
lebih murah. Dengan begitu untuk biaya per-unit suatu produk akan
menjadi lebih rendah.

5. Persaingan
Ketatnya persaingan membuat perusahaan harus dengan pintar
menyusun strategi. Dengan begitu dapat memasuki pasar di negara
pesaing untuk mengganggunya.

Dengan begitu perusahaan multinasional itu sendiri dapat di artikan


sebagai perusahaan yang kegiatan bisnisnya bersifat internasional dan
lokasinya terletak di beberapa negara. Sejarah lahirnya perusahaan
multinasional dimulai sekitar 300 tahun lalu, yang ditandai dengan
beroperasinya perusahaan-perusahaan dagang (trading companies) dari
Belanda dan Inggris yang kemudian berkembang menjadi perusahaan-
perusahaan Eropa yang melakukan overseas investment, terutama di sektor
pertambangan ekstraktif.

Perusahaan multinasional penyalur utama aneka faktor produksi, mulai


dari modal, tenaga kerja dan teknologi produksi, semuanya dalam skala
besar-besaram, dari satu negara ke negara lainnya. Dalam operasinya ke
berbagai negara-negara di dunia, mereka menjalankan berbagai macam
operasi bisnis yang inovatif dan kompleks sehingga tidak bisa lagi kita
pahami hanya dengan perangkat teori-teori perdagangan yang sederhana,
apalagi mengenai distribusi keuntungannya. Perusahaan –perusahaan raksasa,
seperti IBM, Ford, Exxon, Philips, Hitachi, British Petroleum, Renault,
Volkswagen, dan Coca-Cola, telah sedekimian rupa mendunia dalam
operasinya sehingga kalkulasi atas distribusi keuntungan-keuntungan yang
3

dihasilkan oleh produksi internasional itu kepada penduduk setempat dan


pihak asing menjadi semakin sulit dilakukan.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang kami angkat dalam makalah ini yaitu :

1.2.1 Apa Perbedaan Bisnis Internasional dengan Bisnis Domestik ?


1.2.2 Apa Definisi dan Karakteristik Perusahaan Multinasional ?
1.2.3 Apa itu MNE’s dan Negara Berkembang ?
1.2.4 Bagaimana Entrepreneur dalam Menjalankan Perusahaan
Multinasional ?

1.3 Tujuan
Dapat memahami bagaimana cara perusahaan multinasional itu dengan
baik. Tujuan dari program ini adalah dapat memberikan pengetahuan yang
bermanfaat bagi pembaca tentang perusahaan multinasional itu sendiri.

1.4 Manfaat
1.1.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan


kajian di mata kuliah ilmu ekonomi, khususnya ekonomi
manajemen.

1.1.2 Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipahami oleh perusahaan


yang khususnya telah multinasional atau bisa disebut telat
memasuki pasar internasional.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Perbedaan Bisnis Internasional dengan Bisnis Domestik

Bisnis Internasional merupakan sebuah kesatuan yang terdiri dari segala


bentuk transaksi komersial yang dilakukan oleh dua negara atau lebih (John
D. Daniels, 2013). Bisnis internasional merupakan kegiatan bisnis yang
dilakukan melewati batas – batas suatu Negara. Transaksi bisnis seperti ini
merupakan transaksi bisnis internasional (International Trade). Di lain pihak,
transaksi bisnis itu dilakukan oleh suatu perusahaan dalam satu Negara
dengan perusahaan lain atau individu di Negara lain disebut Pemasaran
Internasional (International Marketing). Pemasaran internasional ini yang
biasanya diartikan sebagai Bisnis Internasional.

Bisnis Domestik adalah aktivitas bisnis yang secara nyata ditujukan


pada aktivitas bisnis dalam negeri. Suatu perusahaan yang berkecimpung
dalam pemasaran domestik mungkin melakukan hal ini secara sadar sebagai
strategi yang dipilih atau mungkin secara tidak sadar memfokuskan pada
pasar domestik dengan maksud menghindari tantangan belajar cara
memasarkan ke luar negeri. Banyak bisnis domestik atau lokal yang tetap
mempertahankan aktivitas bisnisnya hanya di lingkup dalam negeri karena
menghindari tantangan untuk masuk kepasar internasional serta berbagai
resikonya. Seperti, adanya batas perdagangan dan tarif bea cukai, perbedaan
perundang-undangan, perbedaan bahasa dan budaya serta beberapa faktor
lainnya.

Perbedaan penting antara bisnis internasional dan bisnis domestik


adalah perusahaan multinasional mengoperasikan aset-asetnya dan
mengawasi penggunaannya melewati batas-batas negara, sedangkan bisnis
domestik tetap diantara perusahaan tersebut di satu negara. Lebih jauh lagi,
tidak seperti bisnis domestik yang mempunyai banyak pabrik, suatu bisnis
internasional beroperasi dan mengatur perusahaannya melalui divisi- divisi
yang pengurusannya lintas batas nasional suatu negara dan melalui aktivitas
nasional dari beberapa perusahaan yang beroperasi dalam satu group yang
tidak nampak, walaupun identitasnya tetap berlangsung secara formal melalui
persyaratan suatu perusahaan berdasarkan hukum dari negara-negara tempat
bisnis internasional itu beroperasi melalui anak-anak perusahaan atau cabang-
cabangnya.

4
5

Dilihat dari daya beli masyarakat, perbedaan yang ada juga cukup
signifikan. Pasar domestik hanya mengandalkan daya beli dari masyarakat
lokal saja. Seperti yang kita ketahui, Indonesia merupakan negara
berkembang jadi untuk daya belinya masih belum sepesat negara maju.
Walaupun masih ada beberapa perusahaan yang pasarnya merupakan negara
berkembang, tetapi jika dibandingkan dengan kurs mata uang di Indonesia
memang negara-negara tersebut memiliki kurs yang lebih tinggi sehingga
menciptakan daya beli yang lebih tinggi dibandingkan dengan masyarakat
lokal. Seperti Malaysia, Thailand, Brunei dan negara lainnya.

Perbedaan Bisnis Internasional dengan Bisnis Domestik yaitu :

Bisnis Internasional

1. Jangkauan wilayahnya
2. Sistem distribusi
3. Sistem pembayaran yang berlaku
4. Peraturan-peraturan yang berlaku
5. Tingkat persaingan
6. Satuan ukuran seperti berat dan tinggi
7. Biaya yang dikeluarkan lebih mahal, karena jarak yang jauh
sehingga dari sisi transportasi jelas akan lebih mahal.
8. Perusahaan milik perorangan yang tidak hanya melakukan investasi
di negeri sendiri, melainkan menanamkan modalnya di negara lain.
9. Lebih berisiko karena adanya perbedaan lingkungan sehubungan
dengan perbedaan kurs dan tingkat suku bunga.
10. Lebih kompleks karena bisnis internasional berhadapan dengan
perbedaan ideologi, politik, ekonomi, sosial dan budaya antar
negara. Komunikasi juga memicu kenaikan biaya dibanding ketika
menjalankan bisnis domestik.
11. Lebih sulit, karena bisnis internasional berhubungan dengan bahasa
dan budaya serta prosedur bisnis yang berbeda daripada negara
sendiri.

Bisnis Domestik

1. Resiko lebih rendah karena letak perusahaan ada di negara sendiri


yang pasti sudah diketahui sistem perekonomiannya.

2. Meski resiko kegagalan tidak sebesar bisnis internasional, tetapi


kesempatan untuk mendapatkan keuntungannya yang lebih besar
6

3. Lebih mudah dalam hal komunikasi, pengurusan izin investasi dan


transportasi. Perusahaan tidak perlu terlalu banyak menyesuaikan
diri mereka untuk beroperasi di negara sendiri.

Dengan berbagai macam perbedaan yang dilihat di atas tersebut sudah


diketahui mengapa Bisnis Domestik menghindari tantangan untuk masuk
kedalam pasar internasional, dikarenakan berbagai macam resiko yang tidak
ingin dilalui oleh Perusahaan Bisnis Domestik itu sendiri.

2.2 Definisi dan Karakteristik Perusahaan Multinasional

Definisi perusahaan multinasional menurut Ball et al (2011:5)


“perusahaan multinasional sejenis induk perusahaan dengan kegiatan
operasional bisnis di luar negeri, masing-masing diberi wewenang untuk
menyelesaikan produk-produk dan strategi pasar dengan apa yang dianggap
oleh para manager lokal sebagai aspek unik dari masing-masing individual”.

Menurut Dunning (1993) adalah perusahaan yang terlibat dalam


penanaman modal asing secara langsung dan memiki serata mengendalikan
aktivitas-aktivitas yang bernilai tambah di lebih dari satu negara. Shenkar dan
Luor (2004) mendefinisikan Perusahaan Multinasional (Multi National
Entreprises/ MNE) sebagai perusahaan dengan penanaman modal langsung
atau yang memiliki pengendalian efektif terhadap usaha baik di bidang
manufaktur ataupun jasa. Sedangkan perusahaan internasional (international
firm) adalah perusahaan yang terlibat dalam aktivitas perdagangan akan tetapi
tidak memiliki komponen foreign direct investment (FDI) atau bisa kita kenal
dengan istilah penanaman modal asing (PMA).

Adapun definisi dari para ahli lainnya, menurut John H. Dunning


(1993) adalah “an enterprise that engages in foreign direct investment (FDI)
and owns or, in some way, controls value-added activities in more than one
country.” Perusahaan multinasional adalah perusahaan yang melibatkan
penanaman modal asing dan memiliki aktivitas nilai tambah di lebih dari satu
negara.
Menururt M. Faisal (2001), Perusahaan multinasional adalah
perusahaan yang memiliki operasi-operasi yang signifikan di dua atau lebih
negara secara bersamaan, namun keputusan utama dan kontrolnya dilakukan
oleh perusahaan di negara asalnya.

Menurut Robert L. Heilbroner, yang dimaksud dengan perusahaan


multinasional adalah perusahaan yang mempunyai cabang dan anak
perusahaan yang terletak di berbagai negara. Demikian J. Panglaykim,
menyatakan bahwa perusahaan transnasional adalah suatu jenis perusahaan
yang terdiri dari bermacam- macam kelompok perusahaan yang bekerja dan
7

didirikan di berbagai negara, tetapi semuanya diawasi oleh satu pusat


perusahaan.

Rugman menyatakan bahwa perusahaan multinasional merupakan


perusahaan yang beroperasi melintasi batas negara, berproduksi di luar negeri
selain di dalam negeri. Perusahaan multinasional ini sedikitnya berproduksi di
negara asing.

Sedangkan menurut Michael dan Shaked, perusahaan diklasifikasikan


sebagai multinasional berdasarkan dua kondisi. Pertama, perusahaan harus
memiliki foreign sales account minimal 20 % dari pendapatan. Kedua,
investasi modal langsung paling tidak terdapat pada enam negara di luar
negaranya. Menurut Sumantoro, perusahaan transnasional pada dasarnya
mengacu pada sifat melampaui batas-batas negara, baik dalam pemilikan,
maupun dalam kegiatan usahanya.

Helga Hernes, menyatakan dalam salah satu tulisannya tentang


perusahaan transnasional ini sebagai berikut:

“Multinational corporations are powerful organizations by virtue of


their integrated management, their control over large resources, their
influence...the market, their role as employer, their role in the transfer
of technology and their role as agents of development.”

Perusahaan multinasional mengambil keputusan pokoknya dalam suatu


konteks global dengan negara-negara dimana perusahaan tersebut bekerja.
Istilah yang diberikan oleh Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) terhadap
perusahaan multinasional ini adalah perusahaan transnasional. Hal ini dapat
terlihat di dalam draft yang di buat oleh PBB dengan judul Draft United
Nations Code of Conduct on Transnational Corporations, yang dengan jelas
menggunakan istilah transnational corporation atau perusahaan
transnasional.

Transnational Enterprise atau perusahaan transnasional adalah


perusahaan perusahaan yang dimiliki dan dikontrol oleh perusahaan atau
perorangan dari satu negara, tetapi beroperasi melewati batas-batas negara.
Sedangkan istilah multinational corporation atau perusahaan multinasional
adalah perusahaan yang dimiliki atau di awasi oleh perusahaan atau
perorangan dari lebih dari satu negara yang beroperasi di beberapa negara.

Perusahaan multinasional memiliki dana dan melewati dana banyak


negara. Perusahaan dapat memiliki pengaruh kuat dalam hal politik global,
sebab pengaruh ekonomi sangat besar bagi para politisi, dan sebagai sumber
finansial yang berkecupan bagi relasi masyarakat dan melobi politik.
8

Kebutuhan akan barang-barang konsumsi atau untuk kebutuhan sehari-


hari cenderung tidak berbeda antara negara lain. Atas kesamaan ini, membuat
perusahaan mendorong untuk beroperasi secara internasional. Perusahaan
akan mencari tempat untuk memproduksi barang dan memasarkan ke dunia
sehingga lebih ekonomis dan kompetitif. Adanya batasan antara ekspor dan
impor antara negara mendorong perusahaan hanya memproduksi barang di
negara sendiri dan menjual di negara tersebut, meskipun pemiliknya berasal
dari negara asing.

Memiliki jangkauan internasional dan mobilitas, wilayah dalam negara


serta negara sendiri membuat berkompetisi agar perusahaan multinasional
dapat menempatkan fasilitas, seperti pajak pendapatan, lapangan kerja, dan
aktivitas ekonomi lainnya. Agar dapat berkompetisi, negara dan distrik politik
regional menawarkan insentif kepada perusahaan multinasional, seperti
potongan pajak, bantuan pemerintah maupun infrastruktur yang baik, dan
standar pekerja serta lingkungan yang memadai.

KARAKTERISTIK PERUSAHAAN MULTINASIONAL

1. Membentuk afiliasi di luar negeri.


 Afiliasi produk menggunakan blog
 Afiliasi promosi produk melalui forum
 Afiliasi produk dengan iklan
2. Beroperasi dengan visi dan strategi mendunia (global).
3. Kecenderungan untuk memilih jenis-jenis kegiatan binis tertentu.
4. Kecenderungan untuk menempatkan afiliasi di negara-negara maju
di dunia.
5. Menempuh strategi yang bersangkutan dengan staffing.

JENIS PERUSAHAAN MULTINASIONAL (MULTINATIONAL


ENTREPRISES / MNE)

1. Perusahaan multinasional yang terdesentralisasi di negara aslinya,


yaitu perusahaan yang punya struktur organiasasinya sendiri. Jadi
setiap manajer punya keputusan sendiri, seperti menanggapi peluang
yang ada, tanpa harus izin ke kantor pusat.
2. Perusahaan global terpusat, yaitu perusahaan yang kantor dan
manajemennya terpusat. Perusahaan ini mendapatkan keuntungan
dengan cara memanfaatkan sumber daya di negara lain yang lebih
murah.
3. Perusahaan internasional, yaitu perusahaan yang membangun
penelitian dan pengembangan (research and development) untuk
9

meningkatkan kualitas, efisiensi produksi dan menciptakan produk


baru.
4. Perusahaan transnasional adalah jenis perusahaan multinasional yang
menggabungkan metode ke tiga perusahaan di atas.

2.3 MNE’s dan Negara Berkembang

Perusahaan multinasional tidak hanya berasal dari negara-negara maju


saja melainkan juga bisa dari negara-negara yang sedang berkembang. Akan
tetapi perusahaan-perusahaan multinasional dari negara berkembang ini
memiliki beberapa keterbatasan, antara lain sumber daya, pengetahuan dan
lingkungan yang tertutup. Namun demikian, perusahaan multinasional yang
berasal dari negara berkembang memiliki kelebihan dipasar global, yaitu
dukungan pemerintah di negara asalnya, seperti Ajinomoto dari Jepang yang
bergerak utamanya di bidang bumbu penyedap. Dukungan dari pemerintah ini
selain dapat melindungi perusahaan dari pesaing di pasar, ternyata bisa
menjadi bumerang makala intervasi pemerintah mempengaruhi keputusan-
keputusan penting.

Fleksibilitas menjadi keuntungan lain yang dimiliki oleh perusahaan


multinasional dari negara berkembang. Modal dan investasi yang rendah
meningkatkan kemampuan perusahaan multinasional ini dalma beradaptasi
dengan pasar internasional yang kritis dna kompleks. Sebagai contoh,
perusahaan otomotif Korea sebagai pendatang baru saat itu tidak memerlukan
hal-hal yang rumit seperti uji coba produk dan jasa-jasa tertentu yang tidak
terlalu umum dilakukan di negara berkembang.

Setiap ada positif pasti ada negatif yang selalu bersamaan, keberadaan
MNE di suatu negara dapat menimbukkan efek negatif. Jadi tidak hanya
positif yang di dapatkan tetapi efek negatif, seperti :

1. MNE’s dianggap sebagai ancaman bagi kekuasaan negara tuan


rumah.
2. MNE’s dapat memicu persaingan yang tidak sehat dengan
perusahaan lokal.
3. MNE’s terkadang memanfaatkan insentif pajak dari pemerintah
setempat.
4. Membatasi transfer pengetahuan kepada negara-negara berkembang.
5. MNE’s terkadang juga mengeksploitasi kondisi negara dan sumber
daya alam.
6. MNE’s meninggalkan negara tuan rumah begitu saja setelah sumber
daya yang dibutuhkan telah habis.
10

Pada perusahaan multinasional yang bergerak di bidang jasa, terdapat


beberapa pemicu keberhasilannya, antara lain :

1. Transformasi ekonomi, yang mendorong berkembangnya industri


jasa.
2. Globalisasi dan liberalisasi sistem regulasi, misalnya sistem
akuntansi, standar akuntansi.
3. Kemajuan dibidang komunikasi, yang memungkinkan MNE
mengkoordinasikan pengetahuan dan operasional yang intensif
secara lintas batas.

2.4 Entrepreneur Menjalankan Perusahaan Multinasional

Wirausaha (Entrepreneur) ini adalah suatu kegiatan usaha yang


dilakukan dengan mandiri. Entrepreneur secara lebih mendalam adalah
sorang yang kreatif atau inovatif yang membawa ide baru untuk memulai
bisnis disebut. Saat dia memperkenalkan ide-ide baru kepada dunia, dia
menghadapi banyak rintangan dan risiko untuk meluncurkan ide-ide tersebut.
Tapi begitu dia melewati semua rintangan, dia bisa mendominasi pasar karena
idenya unik, jadi dia tidak punya pesaing. Dia memainkan peran penting
dalam meningkatkan ekonomi apa pun karena dia memperkenalkan jalan baru
menuju kesuksesan.

Organization for Economic Co-Operation and Development (OECD)


tahun 2000 menyusun suatu aturan yang dapat dijadikan rambu-rambu bagi
entrepreneur yang ingin mengembangkan usahanya menjadi perusahaan
multinasional dan beroperasi di negara lain pula. Rambu-rambu tersebut
antara lain :

1. Perusahaan harus berkontribusi dalam perekonomian, sosial dan


lingkungan demi mencapai pengembangan yang berkesinambungan.
2. Menghargai hak-hak manusia yang diwujudkan dalam ativitas nyata
sesuai dengan pemerintah setempat.
3. Mendorong peningkatan kapasitas melalui kerja sama dengan
masyarakat setempat.
4. Memberikan kesempatan kerja dan pelatihan bagi karyawan.
5. Memberikan perhatian pada lingkungan, kesehatan, keamanan kerja
pada karyawan.
6. Mendukung kebijakan pemerintah setempat.
7. Mengembangkan praktek dan sistem manajemen sendiri dalam
perusahaan yang sesuai dan membawa keuntungan pada lingkungan
sosial di mana perusahaan tersebut berada.

Dalam keputusannya mendirikan usaha atau di luar negeri, pengusaha


memiliki pilihan dua macam komponen investasi, yakni investasi portofolio
atau investasi langsung negeri. Investasi portofolio merupakan investasi yang
dilakukan melalui pembelian saham dan obligasi untuk memperoleh laba atas
11

dana yang di investasikan, sedangkan investasi langsung merupakan


pembelian saham yang cukup dalam sebuah perusahaan untuk memperoleh
kontrol manajemen yang signifikan.

Investasi langsung di luar negeri atau biasa di sebut foreign Direct


Investment (FDI) memiliki biaya dan risiko yang lebih kecil. Pada awalnya
perusahaan melakukan ekspor dengan jasa domestik. Seiring dengan
meningkatnya ekspor ke negara tertentu, maka perusahaan dapat membentuk
perusahaan baru di negara tujuan ekspor tadi. Cara seperti ini yang seringkali
dilakukan oleh para pengusaha yang baru go international. Risiko kegagalan
sangat kecil karena di negara tujuan, produk perusahaan sudah memiliki
pasar. Selain itu dengan mendirikan perusahaan baru di negara tujuan, akan
mengurangi biaya kirim barang yang seperti sebelumnya dilakukan dengan
ekspor.

Cara berbisnis di luar negeri yang dimulai dari ekspor sudah umum
dilakukan oleh perusahaan. Setidaknya ada tiga macam kegiatan ekspor yang
dapat dilakukan oleh seorang entrepreneur, yaitu :

1. Ekspor tidak langsung, yaitu mengekspor barang-barang melalui


berbagai pihak eksportir yang berbasis di dalam neegeri, misalnya
melalui agen ekspor pabrikan, yang menjual komoditi untuk pabrik,
agen komisi ekspor yang membeli produk tertentu untuk pelanggan
mereka di luar negeri. Cara ini lebih sederhana, akan tetapi sangat
berisiko apabila para agen tersebut mengubah sumber pasokan
mereka. Selain itu perusahaan hanya memperoleh sedikit
pengalaman dari transaksi-transaksi ini, karena umumnya mereka
tidak berhubungan langsung dengan pengguna produk mereka di luar
negeri.

2. Ekspor langsung, yaitu mengekspor barang-barang dan ajsa


langsung oleh perusahaan yang memproduksi produk tersebut. Jika
pada jenis kegiatan ekspor tidak langsung, perusahaan tidak perlu
mengetahui secara mendalam seluk beluk prosedur ekspor karena
tidak melakukannya sendiri, maka dalam ekspor langsung seorang
pengusaha harus memiliki pengetahuan yang baik mengenai tata cara
dan prosedur ekspor, karena perusahaan akan langsung berhubungan
dengan pihak luar negeri dalam hal ini adalah konsumennya. Dengan
cara ini perusahaan akan memiliki keuntungan karena dpaat
mengetahui konsumen mereka dan memiliki komunikasi yang
langsung dengan mereka.

3. Perusahaan penjualan, merupakan perusahaan yang didirikan


dengan tujuan untuk memasarkan barang dan jasa yang tidak
diproduksi sendiri. Jenis yang ketiga biasanya dilakukan dengan cara
mendirikan kantor perwakilan degang atau agen pemasaran diluar
negeri. Bedanya dengan ekspor langsung, barang dari negara asal
tidak langsung di kirim ke alamat konsumen, melainkan ditampung
12

atau dikelola terlebih dahulu di kantor pemasaran di wilayah negera


tersebut.

Selain dengan cara ekspor, keterlibatan dalam perdagangan luar negeri


dapat dilakukan dengan cara pemanufakturan di luar negeri. Ada lima
alternatif dapat tersedia di satu negara tertentu, yaitu :

1. Cabang yang dimiliki secara keseluruhan, artinya perusahaan yang


ingin secara memiliki cabang di luar negeri bisa memulai dari
membeli tanah sampai membangun pabrik baru, mengambil alih
sebuah perusahaan yang sedang berjalan, atau membeli semua
distributornya sehingga memperoleh jaringan distribusinya.

2. Usaha patungan, merupakan usaha kerja sama di antara dua atau


lebih organisasi yang berbagi kepentingan bersama dalam usaha atau
kegiatan bisnis. Misalnya yang dilakukan oleh Ford dan Volkswagen
pada tahun 1987 dengan membentuk perusahaan baru dari
perusahaan-perusahaan mereka yang berada di wilayah Argentina
dan Brazilia dan diberi nama Autolatina.

3. Waralaba atau franchising yaitu suatu pemberian lisensi kepada


perusahaan lain sehingga dapat mengoperasikan jenis usaha tertentu
dibawah nama yang dibentuk sesuai dengan aturan-aturan tertentu.
Contoh waralaba adalah McDonald, KFC dan lain-lain.

4. Pemanufakturan kontrak, yaitu perjanjian yang diadakan antara suatu


perusahaan dengan perusahaan lainnya untuk memproduksi barang
atau jasa sesuai dengan spesifikasi tertentu tetapi menerima
tanggung jawab untuk memasarkannya pula.

5. Lisensi, merupakan perjanjian kontraktual oleh perusahaan yang


memberikan akses kepada perusahaan lain untuk menggunakan hak
paten, rahasia dagang, atau teknologinya dengan mendapatkan
imbalan. Contohnya Texas Instrument yang telah melakukan
perjanjian lisensi dengan Samsung, Fujitsu, Okidata dan Matsushita.

Sekarang menjadi tugas dari menajemen perusahaan ataupun


entrepreneur itu sendiri yang ingin melakukan perdagangan luar negeri untuk
memilih cara go international- nya yang tertentu saja harus disesuaikan
dengan kemampuan perusahaan dan keahlian manajerial yang dimiliki.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Perusahaan multinasional merupakan Perusahaan yang telah


memainkan peranan yang sangat penting dalam menjalankan kebijakan
dan aturan, baik di tingkat nasional maupun internasional. Pada negara-
negara berkembang, hampir setiap aspek dari kehidupan komunitas telah
terkena dampak dari operasi perusahaan multinasional. Hal ini menjadikan
perusahaan-perusahaan bersaing dalam segi produksi, inovasi dan tenaga
kerja. Perusahaan multinasional juga sudah dapat menerima tantangan atau
resiko untuk memasuki pasar internasional, dikarenakan itu mereka bisa
membuka kantor cabang di berbagai negara.

3.2 Saran

Saran untuk pembaca di harapkan untuk memberikan sebuah kritik


agar penulis materi ini mendapatkan suatu informasi mengenai letak
kesalahan yang telah di tulis.

13
DAFTAR PUSTAKA

Alief Syambella Fauzi. (2020). PERUSAHAAN MULTI NASIONAL


(MULTINATIONAL COMPANIES/MNC) DAN MANAJEMEN
KEUANGAN INTERNATIONAL. Palembang. P 1-29.

Brilliand, Diestra Perdana Eryando dan Hidayat, Raden Rustam dan Darmawan,
Ari. (2013). ANALISIS FUNDAMENTAL DALAM PENILAIAN HARGA
SAHAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE DIVIDEND
DISCOUNTED MODEL DAN PRICE EARNING RATIO (Studi Pada
Perusahaan Multinasional Sub Sektor Semen yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Periode 2013-2015). Jurnal Administrasi Bisnis, Vol
37(2), pp. 206–211.

Diphayana, Wahono. (2014). BISNIS INTERNASIONAL BAB I :


KARAKTERISTIK BISNIS INTERNASIONAL.

Handayani, Anita. (2017). STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN


MULTINASIONAL DAN PERUSAHAAN DOMESTIK PADA INDEKS
LQ 45. Jurnal Material. Vol. 3, 13-25. ISSN 2621-5055.

Herlim, G. (2020). PERUSAHAAN MULTINASIONAL. Satya Wacana Christian


University. 1-12

Hestanto. (2019). BISNIS INTERNASIONAL. Hestanto Personal Website.

Kontributor dari proyek Wikimedia. (2005). PERUSAHAAN MULTINASIONAL.

Mahanani, Estu. BISNIS INTERNASIONAL. In: Bisnis Internasional. none, pp. 1-


67.

Markey. (2019). BISNIS INTERNASIONAL DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF.

Muchlas, Zainul. (2017). BISNIS INTERNASIONAL. Dosen STIE Asia Malang.

Nuraini, Novia Suci dan Marsono. (2014) ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG


MEMPENGARUHI THIN CAPITALIZATION PADA PERUSAHAAN
MULTINASIONAL DI INDONESIA. Undergraduate thesis, Fakultas
Ekonomika dan Bisnis.

14
15

Prabowo, Eko Yunianto. (2010). PENERAPAN ANALISIS FUNGSI, ASET DAN


RISIKO UNTUK MENENTUKAN REMUNERASI SESUAI ARM’S
LENGTH PRINCIPLE DI INDONESIA. Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
Universitas Indonesia. 10-42.

Priharto, Sugi. (2020). PENGERTIAN ENTREPRENEUR DAN


PERBEDAANNYA DENGAN PENGUSAHA.

Siregar, Bernardus Wishman. (2020). PERUSAHAAN MULTINASIONAL. Modul


Ppertemuan 8 Ekonomi Internasional. Jakarta. 1-12.

Sukardi, Paulus dan Sari, Evi Thelia. (2007 ). BINIS INTERNASIONAL.


Yogyakarta : Graha Ilmu. pp. 119-129.

Uptown Serviced Office. (2020). PENGERTIAN BISNIS INTERNASIONAL DAN


PERBEDAAN DENGAN BISNIS DOMESTIK.

Anda mungkin juga menyukai