NAMA KELOMPOK:
1. I Gede Agus Bayu Mahendra Putra (202132121636)
2. Komang Gede Adi Putra Jnana (202132121637)
3. I Made Lanang Partawan (202132121635)
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan
rahmat kami mampu menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul Teori
Perdagangan Internasional. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah
“Ekonomi Internasional”, makalah ini yang diharapkan bisa menambah wawasan dan
dapat bermanfaat dalam dunia pendidikan, khususnya di Ekonomi Internasional.
Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, serta masih
banyak kekurangan dan kesalahannya. Oleh karena itu kritik dan saran dari semua
pihak bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Dan mudah-mudahan makalah ini dapat mendorong kita untuk lebih giat dalam proses
menimba ilmu dengan sebaik-baiknya. Terimakasih kepada pembimbing kami Gede
Wisna, SE, MM. M. Pd atas kesempatan untuk mempelajari materi yang diberikan
dengan ini kami dapat menumbuhkan rasa persatuan dan kesatuan dalam
mengerjakannya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................... i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................... ii
BAB I .............................................................................................................................1
PENDAHULUAN ......................................................................................................... 2
1.1 Latar Belakang .........................................................................................................2
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................2
1.3 Tujuan dan Manfaat Makalah .................................................................................. 2
1.4 Sistematika Makalah ................................................................................................2
BAB II ............................................................................................................................4
PEMBAHASAN ............................................................................................................4
2.1 Pengertian Teori Perdagangan Internasional ........................................................... 4
2.2 Faktor pendorong dan faktor penghambat Perdagangan Internasional .................. 4
2.3 Teori Perdagangan Internasional..............................................................................6
2.4 Kebijakan perdagangan Internasional....................................... .............................10
BAB III ........................................................................................................................ 13
PENUTUP ................................................................................................................... 13
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................ 13
3.2 Saran.......................................................................................................................13
DARTAR PUSTAKA ..................................................................................................14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
Seperti yang telah diuraikan pada latar belakang, maka penulis mengambil
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian perdagangan Internasional?
2. Apa saja faktor pendorong dan faktor penghambat Perdagangan Internasional?
3. Apa saja teori perdagangan Internasional?
4. Apa itu kebijakan perdagangan Internasional?
2
BAB 2 Pembahasan membahas tentang pengertian perdagangan internasional,
faktor pendorong dan faktor penghambat Perdagangan Internasional, teori
perdagangan Internasional, dan kebijakan perdagangan Internasional
BAB 3 Simpulan dan Saran, membahas tentang simpulan dan Saran .
3
BAB II
PEMBAHASAN
Pastinya banyak dari kita untuk apa memahami teori dan apa manfaatnya mengetahui
perdagangan internasional. Secara teoritis dengan memahami konsep dan definisi
teori perdagangan internasional adalah untuk mengetahui arah dan pergerakan
struktur perekonomian yang terjadi dalam waktu tertentu dan dapat menjelaskan arah
perdagangan suatu negara. Dan yang pasti dengan memahami teori dan pemahaman
tekstual perdagangan internasional bahwa dapat menentukan dan menunjukkan point
keuntungan yang akan di dapatkan dari gains from trade atau perdagangan
internasional. Dan tentunya dengan memahami tekstual dan kontekstual perdagangan
internasional dapat dijadikan dalih untuk mengatasi problem yang terjadi nya defisit
pada neraca pembayaran .
Karena berbagai hal sumber daya alam mempunyai setiap negara berbeda-beda yang
jarang suatu negara mempunyai sumber daya alam yang lengkap dalam memenuhi
kebutuhannya, maka dari itu perdagangan internasional digunakan untuk pertukaran
pemenuhan kebutuhan.
4
Amerika Serikat mengimpor mobil ke indonesia sebab amerika serikat dapat
memproduksi mobil dengan harga murah.
B) Selera
Beberapa negara yang mempunyai teknologi maju yang sebagian besar pula negara
belum mampu menerapkan teknologi maju. Negara dengan teknologi maju mampu
menjual barang dengan harga murah kepada negara yang mempunyai teknologi
sederhana. Contohnya indonesia mengimpor mobil dari jepang sebab jepang
mempunyai teknologi pembuatan mobil yang maju.
Jika digali lebih detil, faktor pendorong peradagangan internasional dapat
dikategorikan atas 9 faktor.
E) Usaha untuk Memenuhi kebutuhan
Faktor pendorong kebutuhan nasional yang utama adalah adanya harapan untuk
mendapat barang atau jasa yang tidak dapat diproduksi di dalam negeri sendiri. Hal
ini dikarenakan pada dasarnya tidak semua Negara dapat menghasilkan semua barang
atau jasa.
5
Contohnya adalah Negara-negara Industri tidak dapat memproduksi bahan baku
seperti kain, karet, dan lain sebagainya, sehingga mereka wajib mengimpor dari
Negara lain penghasil bahan baku industri, seperti Indonesia.
Kurs mata uang asing yang tidak stabil membuat para eksportir atau importir
mengalami kesulitan dalam menentukan harga valuta asing. Kesulitan dari hal itu
berakibat pula pada harga penawaran atau permintaan dalam perdagangan.
6
emas dan perak yang dimiliki oleh suatu negara, maka semakin kaya dan kuat negara
tersebut. Untuk itu pemerintah harus mendorong ekspor dan mengurangi impor (Stern
dan Wennerlind, 2014).
Namun hal tersebut tidak bertahan lama karena selain mendatangkan keuntungan bagi
suatu negara, merkantilisme juga mengakibatkan kerugian dan penderitaan bagi
negara tersebut. Negara penganut merkantilisme memperoleh kekayaan dengan cara
memeras dan menguras sumber daya yang murah, serta membayar upah buruh dengan
sangat minim. Buruh, petani, dan rakyat biasa diperlakukan secara paksa untuk
bekerja sekera-kerasnya dengan upah serendah mungkin. Kaum merkantilisme
percaya bahwa perdagangan adalah a zero-sum game dimana sebuah negara hanya
dapat memperoleh keuntungan perdagangan dengan cara mengorbankan negara lain
(Salvatore, 2006).
Merupakan teori yang dikemukakan oleh Adam Smith yang menjelaskan tentang
keunggulan suatu negara terhadap negara lain secara mutlak dalam hal produksi.
Konsep mengenai teori keunggulan mutlak dikemukakan secara lengkap oleh Adam
Smith pada tahun 1776 dalam karyanya yang berjudul An Inquiry Into the Nature and
Causes on the Wealth of Nations. Dalam teori keunggulan mutlak, Adam Smith
mengemukakan manfaat perdagangan internasional melalui keunggulan dalam
pembagian kerja. Teori keunggulan absolut dikembangkan berdasarkan doktrin
pembagian kerja.
7
memproduksi barang yang sesuai dengan sumber daya yang ada di wilayahnya.
Sebaliknya, keuntungan mutlak juga terjadi jika negara hanya melakukan impor
barang atas barang dengan biaya produksi yang tinggi jika diproduksi di dalam negeri.
Suatu negara akan memperoleh keunggulan mutlak jika mampu memproduksi barang
yang sama dengan negara lain, tetapi dengan biaya yang lebih murah.
Teori keunggulan komparatif adalah teori yang menyatakan bahwa barang yang
memiliki nilai kegunaan pasti juga memiliki nilai penukaran. Pencetus teori ini adalah
David Richardo. Melalui teori ini, penukaran barang berlaku selama barang yang
ditukar masih dapat digunakan. Perpaduan antara teori keunggulan komparatif dan
teori kuantitas ruang kemudian dimanfaatkan untuk mengembangkan teori
perdagangan internasional. Teori ini menyatakan bahwa keunggulan komparatif dapat
diciptakan oleh suatu negara melalui kerja keras dalam melakukan penguasaan
teknologi. Melalui perdagangan bebas, maka negara yang memanfaatkan teknologi
akan lebih diuntungkan dalam persaingan mancanegara dibandingkan dengan negara
yang hanya mengandalkan sumber daya alam saja. Selain itu, penerapan teori
keunggulan komparatif yang dilakukan melalui perdagangan internasional akan
meningkatkan kesejahteraan ekonomi suatu negara.
Teori keunggulan komparatif telah menjadi dasar bagi teori perdagangan internasional.
Penekanan utamanya adalah pada keunggulan komparatif absolut dan relatif dalam
produksi komoditas dibandingkan dengan negara lain. Proses ekspor dilakukan oleh
negara terhadap komoditas dengan keunggulan komparatif yang tinggi. Komoditas
dengan keunggulan komparatif yang rendah diperoleh melalui impor. Perdagangan
internasional dengan model perdagangan bebas akan membuat sumber daya yang
langka dapat dimanfaatkan secara tepat guna. Setiap negara juga dapat melakukan
perdagangan sesuai dengan keunggulan komparatif yang dimilikinya pada bagian
spesifikasi produksi. Keunggullan komparatif akan memberikan peluang dalam
meraih keuntungan untuk perusahaan yang menjadi spesialis jika biaya yang
ditetapkan berbeda. Keuntungan diperoleh ketika efisiensi produksi ditingkatkan.
Spesialisasi membuat keuntungan tetap ada meski tidak terjadi peningkatan
produktivitas pekerja secara individu.
8
D) Teori Ketersediaan Faktor Produksi
Teorema Heckscher–Ohlin: ekspor negara yang memiliki sumber daya modal yang
berlimpah akan berasal dari industri yang menggunakan sumber daya modal secara
intensif, dan negara yang memiliki sumber daya buruh yang berlimpah akan
mengimpor barang tersebut dan mengekspor barang yang menggunakan tenaga buruh
secara intensif sebagai gantinya.
Teorema Rybczynski: ketika jumlah satu faktor produksi meningkat, produksi barang
yang menggunakan faktor produksi tersebut secara intensif akan meningkat relatif
kepada peningkatan faktor produksi (karena model H-O mengasumsikan persaingan
sempurna, yang di dalamnya harga sama dengan biaya faktor produksi). Teorema ini
mampu menjelaskan efek imigrasi, emigrasi, dan investasi modal asing.
Teorema Stolper–Samuelson: liberalisasi perdagangan mengakibatkan faktor yang
berlimpah, yang digunakan secara intensif dalam industri ekspor, memperoleh
keuntungan sementara faktor yang langka, yang digunakan secara intensif dalam
industri yang harus berkompetisi dengan barang impor, mengalami kerugian.
9
Penyetaraan harga faktor: perdagangan bebas dan kompetitif akan mengakibatkan
penyetaraan harga faktor bersamaan dengan harga barang yang didagangkan.
Namun, pada tahun 1954, Professor Wassily W. Leontief menemukan bahwa
Amerika Serikat, negara yang sumber daya modalnya berlimpah, mengekspor
komoditas yang menggunakan buruh secara intensif dan mengimpor komoditas yang
menggunakan modal secara intesif, sehingga bertentangan dengan model ini.
Permasalahan ini dijuluki sebagai paradoks Leontief.
A. Penetapan tarif
Tarif adalah sebuah pembebanan atas barang-barang yang melintasi daerah pabean
(costum area). Sementara itu, barang-barang yang masuk ke wilayah negara
dikenakan bea masuk.
Dengan penerapan bea masuk yang besar atas barang-barang dari luar negeri,
memiliki tujuan untuk memproteksi industri dalam negeri sehingga diperoleh
pendapatan negara. Bentuk umum kebijakan tarif adalah penetapan pajak impor
dengan prosentase tertentu dari harga barang yang diimpor. Akibat dan pengenaan
tarif dan bea masuk barang impor adalah : Harga barang impor naik, Sehingga
produksi dalam negeri menjadi lebih bisa bersaing (karena lebih murah), Kemudian
karena produksi dalam negeri mampu menyaingi barang impor maka diharap impor
barang menjadi turun.
B. Kuota impor
Kuota adalah kebijakan pemerintah untuk membatasi barang-barang yang masuk dari
luar negeri. Akibat dari kebijakan kuota dan pembatasan impor biasanya akan terjadi :
10
Jumlah barang di pasar turun, harga barang naik, produksi dalam negeri meningkat,
dan impor barang turun.
D. Subsidi
Subsidi merupakan kebijakan pemerintah untuk membantu mengurangi sebagian
biaya produksi per unit barang produksi dalam negeri. Sehingga produsen dalam
negeri bisa memasarkan barangnya lebih murah dan dapat bersaing dengan barang
impor. Subsidi yang diberikan dapat berupa tenaga ahli, mesin-mesin, peralatan,
fasilitas kredit, keringanan pajak, dll.
E. Premi
Adalah suatu kebijkan yang diambil oleh pemerintah dengan memberikan tambahan
dana pada produsen dalam negeri yang berhasil mencapai target produksi tertentu
yang telah ditetapkan.
F. Dumping
Dumping merupakan kebijakan pemerintah untuk mengadakan diskriminasi harga,
yakni produsen menjual barang di luar negeri dengan harga yang lebih murah dari
dalam negeri atau bahkan di bawah biaya produksi. Kebijakan dumping dapat
meningkatkan volume perdagangan dan menguntungkan negara pengimpor, terutama
menguntungkan konsumen mereka. Namun, negara pengimpor kadang mempunyai
industri yang sejenis sehingga persaingan dari luar negeri ini dapat mendorong
pemerintah negara pengimpor memberlakukan kebijakan anti dumping (dengan tarif
impor yang lebih tinggi), atau sering disebut counterveiling duties hal tersebut
dilakukan untuk melindungi industri yang sejenis di negara pengimpor.
Kebijakan dumping sendiri biasanya hanya berlaku sementara, harga produk akan
dinaikkan sesuai dengan harga pasar setelah berhasil merebut dan menguasai pasar
11
internasional. Biasanya kebijakan dumping dilakukan dengan tujuan untuk mematikan
persaingan di luar negeri. Setelah persaingan di luar negeri mati maka harga di luar
negeri akan dinaikkan untuk menutup kerugian sewaktu melakukan kebijakan
dumping. Namun, pelaksanaan politik dumping dalam praktik perdagangan
internasional dianggap sebagai tindakan yang tidak terpuji (unfair trade) karena dapat
merugikan negara lain.
G. Devaluasi
Adalah tindakan pemerintah untuk menurunkan nilai mata uang sendiri dengan
sengaja terhadap uang asing.
Akibat devaluasi:
- harga barang-barang impor menjadi mahal
- harga barang-barang dalam negeri menjadi lebih murah di pasaran luar negeri.
Tujuan devaluasi:
- Memperbesar exspor
- Memperkecil impor
- Menambah devisa negara
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Perdagangan internasional merupakan media dan akses untuk dapat menjalani
kerjasama dalam memenuhi kebutuhan bangsa dan negara.
2. Perdagangan internasional dapat terjadi sebab beberapa faktor antara lain
perbedaan sumber daya alam, selera, penghematan biaya produksi, dan perbedaan
teknologi.
3. ekonomi perdagangan antar negara juga salah satu bentuk dari ilmu ekonomi makro
yang memfokuskan diri membahas tentang hubungan antar negara dengan negara lain.
Dari hubungan antar negara tersebut dalam kaitannya dengan alokasi sumber daya
dan faktor produksi yang tersedia di masing-masing negara.
4. Tidak hanya itu, juga mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dunia,
menciptakan secara efektif sumber daya ekonomi antar negara, sekaligus
meningkatkan permintaan dan penawaran.
3.2 Saran
Organisasi perdagangan internasional dan organisasi dunia lainnya diharapkan
mampu menjadi pemersatu negara-negara di dunia dalam menjalankan visi dan misi
negara dalam meningkatkan kerjasama khususnya dalam perdagangan internasional.
Sekaligus menjadi tempat untuk menyelesaikan sengketa yang terjadi dalam
perdagangan internasional yang mana untuk menghindari adanya konflik
berkelanjutan yang akan menimbulkan perang.
13
DARTAR PUSTAKA
Pena. Sterno. 2021. Faktor Pendorong dan Pengahambat Perdagangan Internasional.
Diakses pada 13 Oktober 2022, dari https://www.belajarsosial.com/2015/11/faktor-
pendorong-dan-penghambat.html
14