EKONOMI INTERNASIONAL
Disusun Oleh :
Nama : Fitri Noviyanti
NIM : 21321023
2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karunia-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Saya mengucapkan terima kasih yang
tak terhingga kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan, motivasi, dan bimbingan
dalam proses penyusunan makalah ini.
Terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah memberikan arahan dan masukan
yang sangat berharga selama penyusunan makalah ini. Dukungan mereka telah menjadi pilar
kuat dalam mengembangkan gagasan dan merumuskan konsep yang tertuang dalam tulisan ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan kontribusi kecil dalam memperkaya wawasan
dan pengetahuan mengenai ekonomi internasional. Harapan saya, semoga makalah ini dapat
menjadi referensi yang bermanfaat bagi pembaca yang ingin lebih memahami mengenai
perekonomian Internasional.
Akhir kata, segala bentuk kritik dan saran yang membangun sangat kami hargai untuk
perbaikan di masa yang akan datang. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan
menjadi sumbangan kecil dalam memahami kompleksitas ekonomi internasional.
Fitri Noviyanti
iii
DAFTAR ISI
3.1.Kesimpulan ......................................................................................................12
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
perdagangan internasional, pembayaran internasional, neraca pembayaran, dan
kerjasama ekonomi internasional
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
barang modal dari Amerika untuk keperluan pembangunan industri. Fluktuasi ekspor
dan impor dalam perdagangan internasional tergantung pada faktor-faktor
pendorongnya berikut ini.
Kebijakan ekonomi internasional dalam arti sempit yaitu hanya meliputi
kebijakan yang langsung mempengaruhi ekspor dan impor. Kebijakan internasional
dalam arti sempit ini berkaitan dengan ekspor barang dan jasa, oleh karena itu
cakupannya sangat luas mengingat banyaknya barang atau jasa yang diekspor maupun
diimpor, mulai dari barang konsumsi, produksi sampai pada tenaga kerja.
Faktor-faktor yang mendorong terjadinya perdagangan antarnegara, diantaranya :
a) Keanekaragaman Kondisi Produksi
Keanekaragaman kondisi produksi merujuk kepada potensi faktor-faktor produksi
yang dimiliki suatu negara. Contohnya Indonesia, memiliki potensi besar dalam
memproduksi barang-barang hasil pertanian. Dengan kata lain, melalui
perdagangan, suatu negara dapat memperoleh barang yang tidak dapat
dihasilkannya di dalam negeri.
b) Penghematan Biaya Produksi/Spesialisasi
Perdagangan internasional memungkinkan suatu negara memproduksi barang
dalam jumlah besar, sehingga menghasilkan increasing returns to scale atau biaya
produksi rata-rata yang semakin menurun ketika jumlah barang yang diproduksi
semakin besar. Jadi, apabila suatu negara berspesialisasi memproduksi barang
tertentu dan mengekspornya, biaya produksi rata-ratanya akan turun.
c) Perbedaan Selera
Sekalipun kondisi produksi di semua negara adalah sama, namun setiap negara
mungkin akan melakukan perdagangan jika selera mereka berbeda. Contohnya,
Norwegia mengekspor daging dan Swedia mengekspor ikan. Kedua negara akan
memperoleh keunggulan dari perdagangan ini dan jumlah orang yang berbahagia
meningkat.
Kebijakan perdagangan internasional setiap negara berbeda dengan negara lain.
Ada negara yang memilih menjalankan kebijakan perdagangan bebas (free trade), ada
yang memilih menjalankan kebijakan perdagangan proteksionis, dan ada pula yang
memilih gabungan keduanya.
a) Perdagangan Bebas
4
Perdagangan bebas adalah keadaan ketika pertukaran barang/jasa antarnegara
berlangsung dengan sedikit ataupun tanpa rintangan. Menurut aliran fisiokratis dan
aliran liberal (klasik), liberalisasi perdagangan dapat memacu kinerja ekspor dan
pertumbuhan ekonomi karena beberapa alasan berikut.
Perdagangan Bebas cenderung memacu persaingan,
sehingga menyempurnakan skala ekonomis dan alokasi sumber daya.
Perdagangan bebas mendorong peningkatan efisiensi, perbaikan mutu produk,
dan perbaikan kemajuan teknologi sehingga memacu produktivitas faktor
produksi.
Perdagangan bebas merangsang pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan
serta memupuk tingkat laba, tabungan, dan investasi.
Perdagangan bebas akan lebih mudah menarik modal asing dan tenaga ahli,
laba, tabungan, dan investasi.
Perdagangan bebas memungkinkan konsumen menghadapi ruang lingkup
pilihan yang lebih luas atas barang-barang yang tersedia.
b) Perdagangan Proteksionis
Salah satu tujuan kebijakan perdagangan proteksionis adalah untuk meningkatkan
daya saing produk diluar negeri. Menurut pengatur kebijakan proteksionis, nilai
tukar (terms of trade) barang manufaktur, yaitu ekspor utama negara-negara maju,
sering dinilai lebih tinggi dari nilai tukar barang primer, yaitu ekspor utama negara-
negara berkembang. Itulah yang menjadi alasan utama timbulnya kebijakan
perdagangan proteksionis.
Dalam kenyataannya, terdapat beberapa alat kebijakan perdagangan
proteksionis yang digunakan oleh hampir semua negara. Beberapa diantaranya
adalah tarif atau bea masuk, kuota, subsidi, dan larangan impor.
1) Tarif atau Bea Masuk
Tarif atau bea masuk adalah pajak yang dikenakan terhadap barang yang
diperdagangkan baik barang impor maupun ekspor.
2) Kuota
Kuota adalah batas maksimum jumlah barang tertentu yang bisa diimpor dalam
periode tertentu, biasanya satu tahun.
3) Subsidi
5
Subsidi terhadap biaya produksi barang domestik akan menurunkan harga, sehingga
produksi domestik dapat bersaing dengan barang impor dan akan mendorong
konsumen membelinya.
4) Larangan Impor
Karena alasan-alasan tertentu, baik yang bersifat ekonomi maupun politik, suatu
negara tidak menghendaki impor barang tertentu.
6
2.4 Kebijakan Ekspor dan Impor
Kebijakan Ekspor dalam perdagangan Internasional diantaranya:
1) Diskriminasi harga, adalah suatu tindakan dalam penetapan harga barang yang
berbeda untuk suatu negara dengan negara lainnya. Untuk barang yang sama, harga
untuk negara yang satu lebih mahal atau lebih murah daripada negara lainnya. Hal
ini dilakukan atas dasar perjanjian atau dalam rangka perang aktif.
2) Pemberian premi (subsidi). Kebijakan pemerintah untuk memajukan ekspor adalah
dengan memberi premi kepada badan usaha yang melakukan ekspor. Pemberian
premi (subsidi) itu antara lain berupa bantuan biaya produksi serta pembebasan
pajak dan fasilitas lain, dengan tujuan agar barang ekspor memiliki daya saing di
luar negeri.
3) Dumping adalah kebijakan yang diambil oleh pemerintah dengan menetapkan
barang ekspor (harga barang diluar negeri) lebih murah daripada harga di dalam
negeri. Cara ini hanya dapat dilakukan bila pasar dalam negeri dikendalikan atau
dikontrol oleh pemerintah.
4) Politik dagang bebas merupakan suatu kebijakan dimana masing-masing
pemerintah memberi kebebasan dalam ekspor dan impor.
5) Larangan ekspor merupakan kebijakan atas suatu negara untuk melarang ekspor
barang-barang tertentu ke luar negeri. Penyebabnya bisa karena alasan ekonomi,
politik, sosial dan budaya.
7
4) Kebijakan subsitusi impor, kebijakan mengadakan subsitusi impor ditujukan untuk
mengurangi ketergantungan terhadap luar negeri dengan mendorong produsen luar
negeri agar dapat membuat sendiri barang-barang yang di impor dalam negeri.
5) Devaluasi, kebijakan berupa devaluasi merupakan kebijakan pemerintah untuk
menurunkan mata uang dalam negeri terhadap mata uang asing dengan sengaja.
Dengan devaluasi menyebabkan harga barang impor menjadi lebih mahal, sehingga
akan mengurangi pembelian barang impor.
8
2. Perserikatan Pabean (Custom Unions)
Pada perserikatan pabean, antar sesama negara anggota memberlakukan
ketentuan perdagangan bebas dan tarif bea masuk serta kuota yang seragam
terhadap impor dari negara-negara bukan anggota.
10
1. Perusahaan harus memiliki dan mengembangkan sistem informasi pemasaran yang
kuat dan efektif untuk memantau kegiatan lingkungan pasar agar dapat
mengelompokkan dan menargetkan pasar secara tepat atau dengan perkataan lain
memiliki perspektif global.
2. Perusahaan harus fleksibel dalam mengantisipasi pasar global. Peralihan atau
perubahan skala ekonomi mengharuskan perubahan investasi dan teknologi agar
dapat menciptakan gagasan-gagasan ekonomi. Fleksibilitas itu bisa dicapai melalui
kemampuan tingkat teknologi perusahaan, penyesuaian secara cepat dan tepat baik
kualitas, kemasan, maupun kuantitas produk untuk dapat diterima secara global.
Peluang pasar global kini tidak hanya bisa diraih oleh bisnis berskala besar, tetapi
juga oleh bisnis berskala kecil. Dalam kondisi demikian dunia usaha nasional yang
berorientasi global bisa ikut menikmati peluang pasar secara tepat bagi produk yang
ditawarkannya
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Suatu kebijakan sangat berperan dalam sebuah kegiatan ekonomi, baik secara
nasional maupun Internasional. Kebijakan berarti mengatur. Dalam skala global,
perdagangan Internasional tidak lepas dari kebijakan yang meliputi ekspansi pasar, baik
secara ekspor maupun bagaimana kebijakan ekonomi ketika memutuskan untuk impor.
Dalam makalah ini telah dijelaskan pengertian instrumen kebijakan dan tujuan
kebijakan ekonomi Internasional. Diantara tujuan kebijakan ekonomi Internasional itu
adalah autarki, proteksi, kesejahteraan dan keseimbangan neraca pembayaran. Dalam
makah ini juga telah dijelaskan bagaimana kebijakan ekspor-impor dan mengapa
kebijakan tersebut perlu diterapkan. Menjelaskan kebijakan tariff dan non-tariff dan
kebijakan ekonomi lainnya.
12
DAFTAR PUSTAKA
Keegan, Warren J. 1989. Global Marketing Management. New Jersey: Prentice Hall.
Bank Indonesia. 2004. Modul Kebanksentralan. Semarang: Kantor Bank Indonesia Semarang.
Krugman, R. Paul dan Maurice Obstfeld. 2004. Ekonomi Internasional Teori dan Kebijakan
jilid 5. Jakarta: PT. INDEKS Anonim. “Kebijakan Expor dan Impor Perdagangan
13