OLEH:
MAR’ATUS SHOLIHAH AMIR
NIM A011171006
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................ 2
DAFTAR ISI............................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................ 4
A. LatarBelakang................................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah……………………………………………….……………………………..……. 5
C. Tujuan penulisan………………………………………………..……………………………….…… 6
A. Kesimpulan ................................................................................................. 19
B. Saran ........................................................................................................... 19
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Benjamin franklin mengatakan “Tidak ada negara yang dihancurkan oleh
perdagangan“. Sebagian besar negara di dunia ini menganut perekenomian terbuka,
mereka mengekspor barang dan jasa ke luar negeri, mereka mengimpor barang dan jasa
dari luar negeri, dan mereka meminjam dan memberi pinjaman pada pasar keuangan
dunia. Dalam perekonomian terbuka selain sektor rumah tangga, sektor perusahaan dan
pemerintah juga ada sektor luar negeri karena penduduk di negara bersangkutan telah
melakukan perdagangan dengan negara lain. Pentingnya interaksi internasional ini
menunjukan ekspor dan impor sebagai persentase dari GDP. Perdagangan bahkan
merupakan sentral untuk menganalisis pembangunan ekonomi dan merumuskan
kebijakan-kebijakan ekonomi.
Perdagangan internasional merupakan salah satu bagian dari kegiatan bisnis yang
akhir-akhir ini mengalami kemajuan yang sangat pesat. Hal ini terlihat dari semakin
berkembangnya arus peredaran barang, jasa, modal dan tenaga kerja antar negara.
Kegiatan ini dapat terjadi melalui hubungan ekspor impor, investasi, perdagangan jasa,
lisensi dan waralaba (license and franchise), hak atas kekayaan intelektual dan alih
teknologi, yang pada akhirnya memberikan pengaruh terhadap kegiatan ekonomi lainnya,
seperti perbankan, asuransi, perpajakan dan sebagainya. Untuk mendukung
terlaksananya kegiatan bisnis antar negara diperlukan suatu instrumen hukum dalam
bentuk regulasi baik nasional maupun internasional seperti pengaturan dalam hukum
perdagangan internasional (international trade law). Oleh karena itu dengan masuknya
Indonesia sebagai anggota perdagangan dunia melalui ratifikasi Undang-Undang Nomor
7 Tahun 1994 tentang Pengesahan Agreement on Establishing The World Trade
Organization (WTO) membawa konsekuensi bagi Indonesia, yaitu harus memetuhi
seluruh hasil kepakatan dalam forum WTO, serta melakukan harmonisasi peraturan
perundang-undangan nasional sesuai dengan hasil kesepakatan WTO (Muhammad Sood,
2005: 7).
4
Keikutsertaan Indonesia dalam perdagangan bebas mendorong produk industri
dalam negeri untuk mampu bersaing dengan produk impor, baik di dalam negeri sendiri
maupun di pasar ekspor. Hal ini merupakan problem besar bagi Indonesia karena
kemampuan produk Indonesia dari segi kualitas maupun kuantitas masih lemah. Salah
satu permasalahan yang dialami oleh Indonesia dalam menghadapi perdagangan bebas
adalah sulitnya membendung terjadinya lonjakan produk impor, sehingga mengakibatkan
barang sejenis kalah bersaing yang pada akhirnya akan mematikan pasar barang sejenis
dalam negeri, dan selanjutnya akan muncul dampak ikutannya seperti pemutusan
hubungan kerja, terjadinya pengangguran serta bangkrutnya industri barang sejenis
dalam negeri. Lebih-lebih Indonesia sedang mengahadapi pasar bebas ASEAN pasca AFTA
sejak tahun 2003 yang kemudian diikuti oleh pasar bebas Cina-ASEAN melalui
kesepakatan CAFTA sejak Tangga 1 Januari tahun 2010, dan selanjutnya APEC yang akan
berlaku untuk negara berkembang pada tahun 2020.
Untuk mengantisipasi permasalahan tersebut diperlukan pengaturan tentang
tindakan pengamanan (Safeguard) dalam upaya melindungi industri dalam negeri.
Tindakan pengamanan atau disebut safeguard merupakan salah satu instrumen kebijakan
perdagangan yang hampir mirip dengan kebijakan anti dumping dan anti subsidi.
Ketiganya sama-sama diatur dalam persetujuan WTO, dan sama-sama dapat dikenakan
tarif bea masuk tambahan apabila menimbukan kerugian (injury) terhadap negara
pengimpor. Maka dari permasalahan tersebut, penulis tertarik untuk membuat makalah
mengenai kebijakan-kebijakan yang ada dalam perdagangan internasional dan
bagaimana dampaknya.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat diuraikan rumusan masalah
antara lain sebagai berikut:
1. Apa pengertian perdagangan internasional?
2. Apakah kebijakan perdagangan internasional dan dampaknya?
5
C. TUJUAN PENULISAN
Berdasarkan tinajuan latar belakang dan rumusan masalah, maka tujuan makalah
yaitu sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian perdagangan internasional
2. Untuk mengetahui kebijakan perdagangan internasional dan dampaknya
6
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL
Perdangangan internasioanal adalah kegiatan ekspor dan impor antar negara.
Ekspor adalah menjual atau mengirim barang keluar negri, sedangkan Impor adalah
membeli atau mendatangkan barang dari luar negri. Perdagangan Internasional dapat
diartikan sebagai transaksi dagang antara subyek ekonomi negara yang satu dengan
subyek ekonomi negara yang lain, baik mengenai barang ataupun jasa-jasa. Adapun
subyek ekonomi yang dimaksud adalah penduduk yang terdiri dari warga negara biasa,
perusahaan ekspor, perusahaan impor, perusahaan industri, perusahaan negara ataupun
departemen pemerintah yang dapat dilihat dari neraca perdagangan (Sobri, 2001).
Perdagangan atau pertukaran dapat diartikan sebagai proses tukar menukar yang
didasarkan atas kehendak sukarela dari masing-masing pihak. Masing-masing pihak harus
mempunyai kebebasan untuk menentukan untung rugi dari pertukaran tersebut, dari
sudut kepentingan masing-masing dan kemudian menetukan apakah ia mau melakukan
pertukaran atau tidak (Boediono, 2000).
7
dan berbagai kebijakan lainnya. Secara umum kebijakan perdagangan internasional dapat
diuraikan sebagai berikut:
1. Kebijakan Proteksi
Kebijakan proteksi adalah kebijakan pemerintah untuk melindungi industri
dalam negeri yang sedang tumbuh (infant industry) dan persaingan-persaingan
barang-barang impor. Tujuan kebijakan proteksi adalah:
memaksimalkan produksi dalam negeri;
memperluas lapangan kerja;
memelihara tradisi nasional;
menghindari risiko yang mungkin timbul jika hanya menggantungkan diri
pada satu komoditi andalan;
menjaga stabilitas nasional, yang dikhawatirkan akan terganggu jika
bergantung pada negara lain.
Kebijakan proteksi meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. Tarif.
Tarif adalah pajak yang dikenakan terhadap barang-barang
dagangan yang melintasi daerah pabean (cutom area). Sementara itu,
barang-barang yang masuk ke wilayah negara dikenakan beamasuk. Efek
kebijakan ini terlihat langsung pada kenaikan harga barang. Dengan
pengenaan beamasuk yang besar, mempunyai maksud memproteksi
industri dalam negri sehingga meningkatkan pendapatan negara dan juga
membatasi permintaan konsumen terhadap produk-produk impor dan
mendorong konsumen menggunakan produk domestik. Macam-macam
penentuan tarif atau beamasuk, yaitu:
Bea ekspor (export duties) adalah pajak/bea yang dikenakan
terhadap barang yang diangkut menuju negara lain (di luar costum
area);
8
Bea transito (transit duties) adalah pajak/bea yang dikenakan
terhadap barang-barang yang melalui batas wilayah suatu negara
dengan tujuan akhir barang tersebut negara lain;
Bea impor (import duties) adalah pajak/bea yang dikenakan
terhadap barang-barang yang masuk dalam suatu negara (tom
area).
Dampak Tarif
Tarif, diambil pemerintah dengan menetapkan tarif tinggi untuk
mengimpor suatu jenis barang. Dengan pengenaan tarif ini, harga barang
impor menjadi mahal, sehingga barang sejenis yang diproduksi di dalam
negeri akan memiliki daya saing dan dibeli konsumen. Penganut
perdagangan bebas mengenakan tarif yang rendah atas barang-barang
impor. Sebaliknya, Negara proteksionis akan menetapkan tarif yang tinggi
untuk barang impor.
Efek kebijakan ini terlihat langsung pada kenaikan harga barang.
Tarif yang paling umum adalah tarif atas barang-barang impor atau yang
biasa disebut bea impor. Tujuan dari bea impor adalah membatasi
permintaan konsumen terhadap produk-produk impor dan mendorong
konsumen menggunakan produk domestik. Semakin tinggi tingkat proteksi
suatu negara terhadap produk domestiknya, semakin tinggi pula tarif pajak
yang dikenakan. Perbedaan utama antara tarif dan proteksi lainnya adalah
bahwa tarif memberikan pemasuka kepada pemerintah sedangkan kuota
tidak. Akibat dari pengenaan tarif akan tampak sebagaimana berikut:
9
b. Pelarangan Impor
Pelarangan impor adalah kebijakan pemerintah untuk melarang
masuknya barang-barang dari luar negeri, dengan tujuan untuk
melindungi produksi dalam negeri dan meningkatkan produksi dalam
negeri.
10
c. Kuota.
Kuota adalah kebijakan pemerintah untuk membatasi jumlah
barang yang diperdagangkan. Ada tiga macam kuota, yaitu kuota impor,
kuota produksi, dan kuota ekspor. Kuota impor adalah pembatasan dalam
jumlah barang yang diimpor, kuota produksi adalah pembatasan dalam
jumlah barang yang diproduksi, dan kuota ekspor adalah pembatasan
jumlah barang yang diekspor. Tujuan diberlakukannya kuota impor di
antaranya:
• Mencegah barang-barang yang penting berada di luar negri.
• Menjamin tersedianya barang-barang di dalam negeri dalam
proporsi yang cukup.
• Mengadakan pengawasan produksi serta pengendalian harga
guna mencapai stabilitas harga di dalam negeri.
11
Dampak kuota
Dengan adanya kebijakan ini, produksi dalam negeri meningkat
tetapi persaingan antar rodusen barang ekspor juga meningkat,
mengakibatkan adanya persaingan harga dalam negeri. Namun, barang-
barang impor dalam negeri mencapai harag yang rendah.
d. Subsidi.
Subsidi adalah kebijakan pemerintah yang diberikan untuk
menurunkan biaya produksi barang domestik, sehingga diharapkan harga
jual produk dapat lebih murah dan dapat bersaing dengan barang
impor. Tujuan dari subsidi ekspor adalah untuk mendorong jumlah
ekspor, karena eksportir dapat menawarkan harga yang lebih
rendah. Namun tindakan ini dianggap sebagai persaingan yang tidak jujur
dan dapat menjurus ke arah perang subsidi.
Dampak subsidi
Kebijakan subsidi biasanya diberikan untuk menurunkan biaya
produksi barang domestik, sehingga diharapkan harga jual produk dapat
12
lebih murah dan bersaing di pasar internasional. Dengan adanya subsidi
yang diberikan pemerintah, barang ekspor dalam negeri dapat
meningkat, namun persaingan antar produsen barang ekspor juga akan
bersaing, diikuti juga akibat dari subsidi ini mengakibatkan harga barang
impor dalam negeri menurun.
13
dilakukan untuk menetralisir dampak subsidi ekspor yang diberikan oleh
negara lain. Predatory dumping dilakukan dengan tujuan untuk
mematikan persaingan di luar negeri. Setelah persaingan di luar negeri
mati maka harga di luar negeri akan dinaikkan untuk menutup kerugian
sewaktu melakukan predatory dumping. Syarat yang harus dipenuhi
dalam kebijakan dumping yaitu:
• Kekuatan monopoli di dalam negeri lebih besar daripada luar
negeri, sehingga kurva permintaan di dalam negeri lebih inelastis
dibanding kurva permintaan di luar negeri.
• Terdapat hambatan yang cukup kuat sehingga konsumen dalam
negeri tidak dapat membeli barang dari luar negeri.
Keterangan:
Seperti diketahui bahwa laba maksimum diperoleh pada
saat kurva MC sama dengan kurva MR. MC sama dengan MR di
pasar dalam negeri yang dicapai pada kuantitas produksi OQ1, dan
pasar luar negeri dicapai pada kuantitas produksi OQ2. Oleh karena
kurva permintaan di kedua pasar memiliki kecuraman yang
berbeda, di mana harga pasar dalam negeri adalah OP2 sementara
harga di pasar luar negeri setinggi OP1, sehingga permintaan di
14
pasar dalam negeri relatif lebih inelastis dibandingkan dengan
pasar di luar negeri, karena kurvanya lebih curam.
15
Perdagangan layanan tanpa pajak atau pembatasan perdagangan yang
lain, hal ini pun hampir sama dengan poin pertama, tidak adanya
ketentuan pajak yang khusus yang dikenakan kepada produsen, juga
tidak adanya pembatasan oleh perdagangan yang lain.
Ketiadaan dasar-dasar “pemutar belit perdagangan” (seperti pajak,
subsidi, peraturan atau hukum) yang memberikan kelebihan kepada
sejumlah kecil perusahaan, isirumah, atau faktor-faktor produksi
Akses bebas ke pasar, tidak adanya batasan atau kemudahan akses yang
dapat langsung pada pasarnya, langsung pada konsumen dalam proses
penjualannya.
Akses bebas kepada informasi pasar, konsumen dalam proses membeli
produk dapat meraih informasi secara terbuka dan bebas.
Ketakupayaan firma-firma mengacaukan pasar melalui kekuatan
monopoli atau oligopoli berian pemerintah
Pergerakan bebas tenaga kerja antara luar dan dalam negara
Pergerakan bebas modal antara luar dan dalam Negara
16
menkonsumsi produk buatan luar negeri dengan mudah karena dengan
adanya perdagangan bebas barang impor dapat bebas masuk kedalam
negeri. Selain itu terjalin suatu hubungan internasional yang semakin
terbuka antar Negara. Kemudian produk – produk dalam negeri dapat
dengan memudah meraih popularitas di luar negeri. Dapat pula
meningkatkan reputasi Negara ketika suatu Negara dapat berprestasi
menciptakan produk yang bermanfaat dan diminati oleh konsumen
internasional. Kemudian devisa kuat jika ekspor lebih besar daripada
impor. Setiap individu bebas memiliki kekayaan dan sumber daya
produksi. Setiap individu bebas memiliki kekayaan dan sumber daya
produksi, inisiatif dan kreatifitas masyarakat dapat dikembangkan,
terjadi persaingan antar produsen untuk menghasilkan barang yang
bermutu, efisiensi dan efektifitas tinggi karena tindakannya selalu
didasarkan pada prinsip ekonomi.
Dampak Negatif
Tentunya selain dampak positif, tidak sedikit juga dampak negative
yang ditimbulkan akibat kegiatan perdagangan bebas. Yaitu selain
menjadi orang yang konsumtif terhadap barang – bararang impor,
banyak pula pengangguran, karena kalah bersaing produsen dari luar
negeri, kemudian banyak pabrik yg bangkrut karena tidak kuat dengan
persainan yang begitu ketat, selain itu larinya investor dikarenakan SDM
dan ETOS KERJA dalam negeri lemah dan devisa yang habis karena lebih
banyak produk impor daripada ekspor. Kemudian bagi Negara – Negara
yang belum berkembang maka akan menjadi sebuah kerugian karena
selalu mengandalkan Negara lain untuk terus mengimpor barang –
barang kedalam negeri, yang kemudian membuat Negara yang lemah
ini sulit berkembang karena terus “diserang” oleh barang – banrang
impor. Juga sebaliknya, akan menjadi keuntungan tersendiri bagi
Negara yang telah berkembang untuk terus menjual produknya ini
17
sehingga produknya lebih diminati dan lebih popular di luar negeri.
Adanya eksploitasi terhadap masyarakat ekonomi lemah oleh pihak
yang kuat ekonominya, menimbulkan terjadinya monopoli sehingga
merugikan masyarakat, munculnya kesenjangan ekonomi antara
golongan ekonomi kuat dengan golongan ekonomi lemah,
perekonomian dapat dengan mudah menjadi tidak stabil.
3. Kebijakan Autarki
Politik autarki adalah kebijakan perdagangan dengan tujuan untuk
menghindarkan diri dari pengaruh-pengaruh negara lain, baik pengaruh politik,
ekonomi, maupun militer, sehingga kebijakan ini bertentangan dengan prinsip
perdagangan internasional yang menganjurkan adanya perdagangan bebas. Itu
seorang importir dalam melaksanakan pembayarannya harus membeli uang dollar
terlebih dahulu pada suatu bank devisa dengan kurs yang berlaku, kemudian
ditransfer kepada eksportir di Amerika.
18
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk
suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama. Penduduk
yang dimaksud dapat berupa antarperorangan (individu dengan individu), antara individu
dengan pemerintah suatu negara atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah
negara lain. Di banyak negara, perdagangan internasional menjadi salah satu faktor
utama untuk meningkatkan GDP. Meskipun perdagangan internasional telah terjadi
selama ribuan tahun (lihat Jalur Sutra, Amber Road), dampaknya terhadap kepentingan
ekonomi, sosial, dan politik baru dirasakan beberapa abad belakangan. Perdagangan
internasional pun turut mendorong Industrialisasi, kemajuan transportasi, globalisasi,
dan kehadiran perusahaan multinasional.
Kebijakan perdagangan internasional merupakan salah satu bentuk kebijakan
ekonomi internasional. Kebijakan perdagangan internasional adalah kebijakan yang
mencakup tindakan pemerintah terhadap rekening yang sedang berjalan (current
account) daripada neraca pembayaran internasional, khususnya tentang ekspor dan
impor barang. Dalam Kebijakan ini tentu saja terdapat dampak yang positif dan negatif
bagi kita.
B. SARAN
1. Pemerintah harus menekan pertumbuhan impor, Misalnya dengan cara mengurangi
impor produk-produk bermerek dan mengimpor bahan-bahan baku yang nantinya
akan dipergunakan untuk keperluan ekspor. Oleh karena itu kebijakan yang perlu
diambil untuk mencapai keseimbangan eksternal adalah memperbaiki sektor
perdagangan melalui peningkatan daya saing dengan peningkatan kualitas produk
dalam negeri dan kecintaan terhadap produk dalam negeri.
19
2. Pemerintah dan juga pengusaha lokal seharusnya lebih pandai dalam memanfaatkan
segala sumberdaya yang berasal dari dalam negeri seperti bahan baku atau barang
modal untuk produksi.
3. Kebijakan impor yang dilakukan oleh pemerintah seperti tarif impor sebaiknya
bersifat bisa lebih mendukung sektor usaha dalam negeri agar lebih berkembang,
maka akan mendorong investasi dalam negeri dan lebih memacu pertumbuhan
ekonomi.
4. Kebijakan pengeluaran pemerintah lebih terarah pada sektor yang berpotensi untuk
memacu pertumbuhan ekonomi.
20
DAFTAR PUSTAKA
Bimantara, Dery Budi. 2015. Makalah Dampak Kebijakan terhadap perdagangan internasional.
Diakses pada 30 November 2019 melalui
https://www.academia.edu/28816073/MAKALAH_Dampak_Kebijakan_Terhadap_Perdagan
gan_Internasional_UNIVERSITAS_PANCA_MARGA_PROBOLINGGO
Dwis, Endah. 2017. Makalah Kebijakan Perdagangan Internasional. Diakses pada tanggal 30
November 2019 melalui https://www.slideshare.net/endahdwis/makalah-kebijakan-
perdagangan-internasional-manajemen-pemasaran?from_action=save
Perdana, Muh.Rizti Putra. Makalah Dampak Perdagangan Internasional. Diakses pada 30
November 2019 melalui
https://www.academia.edu/38475098/Makalah_Dampak_Perdagangan_Internasional
Rifda Denita. Makalah Perdagangan Internasional Lengkap. Diakses pada 30 November 2019
melalui https://rifdadenita.blogspot.com/2015/12/makalah-perdagangan-
internasional.html
21