Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

EKONOMI MAKRO

'PERDAGANGAN INTERNASIONAL, KEUNTUNGAN KOMPARATIF DAN


PROTEKSIONISME'

Dosen pengampu:

Romi Susanto S.E,MM

Disusun oleh:

RISKA AFRINIDA

(20220082)

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI

AKBP.STIE”KBP”

“KEUANGAN PERBANKAN DAN PEMBANGUNAN”

PROVINSI SUMATRA BARAT

2021/2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...................................................................................................
KATA PENGANTAR.......................................................................................
BAB 1...........................................................................................................
PENDAHULUAN............................................................................................
A. Latar Belakang......................................................................................................
B. Rumusan Masalah................................................................................................
C. Tujuan Masalah....................................................................................................
BAB 2................................................................................................................................
PEMBAHASAN..................................................................................................................
A. Perdagangan internasional..................................................................................
B. Keuntungan komparatif.......................................................................................
C. Keuntungan proteksionisme................................................................................
BAB 3...............................................................................................................................
PENUTUP.........................................................................................................................
A. Kesimpulan..........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas izin dan
kehendak-Nya.Makalah ini dapat kami selesaikan pada waktunya.Penulisan dan pembuatan
makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Manajemen. Adapun
yang saya bahas dalam makalah ini mengenai Perdagangan internasional, keuntungan
komparatif dan proteksionisme. Dalam penulisan makalah ini saya menemui berbagai
hambatan yang dikarenakan terbatasnya ilmu pengetahuan saya mengenai hal yang
berkenaan dengan penulisan makalah ini. Oleh karena itu, saya berterima kasih kepada
dosen pengampu yakni Romi Susanto S.E ,MM yang telah memberikan ilmu yang berguna
kepada saya.
Saya menyadari akan kemampuan saya yang masih amatir. Dalam makalah ini saya
sudah berusaha untuk dapat menyusunnya dengan baik. Tapi saya yakin makalah ini masih
banyak kekurangan. Oleh karena itu, saya mengharapkan saran dan juga kritik untuk
menyempurnakan makalah ini.Kami berharap makalah ini dapat menjadi referensi dan
berguna bagi saya dan siapapun yang membacanya.

Pesisir Selatan,04 Juli 2021

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu cara suatu negara melakukan perdagangan internasional adalah dengan cara
melakukan kegiatan ekspor (Apridar, 2012). Suatu negara yang melakukan ekspor akan
memiliki keunggulan komparatif, kompetitif, dan kemandirian mengelola sumber daya
alam, kemajuan spesialisasi pada industrialisasi serta tenaga kerja (Perdana, 2010).
Keuntungan yang dapat dilihat dari nilai ekspor impor negara terlihat dalam neraca
pembayaran. Jika nilai ekspor yang lebih tinggi dibandingkan nilai impor menunjukkan
majunya perekonomian suatu negara dari segi kegiatan-kegiatan perdagangan
Internasional, demikian sebaliknya jika nilai ekspor lebih rendah menunjukkan
rendahnya perekonomian negara yang berasal dari kegiatan perdagangan Internasional

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang sedang berusaha untuk
membangun pembangunan ekonomi di segala sektor. Salah satu sector unggulan
Indonesia dalam bidang ekspor adalah sector pertanian. Sebagai negara agraris sector
pertanian memegang peranan penting dalam perekonomian negara yaitu sebagai
sumber devisa negara, penyedia lapangan kerja dan penambah nilai tambah dan daya
saing. Sub sector pertanian yang berorientasi pada ekspor adalah perkebunan

Perdagangan internasional atau perdagangan antar negara saat ini sudah berkembang
pesat, dimana banyak perusahaan yang melakukan transaksi bisnis antara pihak-pihak
yang berasal dari berbagai negara. Terjadinya perdagangan internasional biasanya
karena berbagai faktor, misalnya faktor kebutuhan barang dan jasa dalam negeri, faktor
meningkatkan pendapatan negara dan faktor memperoleh keuntungan

A. Rumusan masalah
1. Pengertian perdagangan internasional?
2. Manfaat perdagangan internasional?
3. Dampak perdagangan internasional?
4. Teori keunggulan komparatif?
5. Kelemahan teori keunggulan komparatif?
6. Implikasi teori keunggulan komparatif?
7. Pengertian Teori proteksionisme?
B. Tujuan
1. Mengetahui Pengertian perdagangan internasional
2. Mengetahui manfaat perdagangan internasional
3. Dapat mengetahui Dampak perdagangan internasional
4. Mengetahui apa Teori keunggulan komparatif
5. Untuk mengetahui kelemahan teori keunggulan komparatif
6. Untuk mengetahui implikasi teori keunggulan komparatif
7. Untuk mengetahui pengertian teori proteksionisme

BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL

Secara umum, perdagangan internasional dapat diartikan sebagai sebuah kegiatan


jual beli yang dilakukan dua pihak yang berbeda negara. Sistem ini melibatkan antar
negara, pihak individu, dan perusahaan yang melakukan perdagangan dengan pihak
dari negara lain. Setiap negara, badan, perusahaan swasta, maupun perorangan yang
terlibat dalam perdagangan internasional harus benar-benar mengerti dan paham
dengan manajemen pemasaran internasional dan target pasarnya .
Tujuan yang paling utamanya adalah untuk memenuhi kebutuhan di suatu negara
yang tidak tersedia di negara tersebut, namun kebutuhannya terdapat di negara lain.
Sebagai contoh, negara Indonesia membutuhkan produk mesin, namun produk
tersebut hanya tersedia di Jepang. Maka, Indonesia dan Jepang bisa melakukan
perdagangan internasional.
Hal ini terjadi atas dasar kebutuhan oleh kedua belah pihak yang melakukan
perdagangan yang akan sama-sama mendapatkan keuntungan. Negara yang menjadi
penyedia barang akan mendapat untung dari barang yang dijual, sedangkan negara
yang membeli akan terpenuhi kebutuhannya.

B. MANFAAT PERDAGANGAN INTERNASIONAL

Aktivitas perdagangan internasional sebenarnya telah berjalan sejak ribuan tahun


sebelum Masehi. Seiring berkembangnya teknologi komunikasi dan transportasi,
kegiatan perdagangan antarnegara menjadi semakin lancar. Maka itu, saat ini
perdagangan internasional menjadi aspek penting dalam pertumbuhan ekonomi
setiap negara. Banyak negara memanfaatkan perdagangan internasional guna
meningkatkan Gross Domestic Product (GDP). Istilah terakhir merujuk pada total
nilai produksi barang dan jasa suatu negara. Peningkatan nilai GDP merupakan salah
satu indikator pertumbuhan ekonomi suatu negara. Dikutip dari buku Ekonomi
Internasional (2017) oleh Nazzarudin Malik, berikut manfaat yang bisa didapatkan
setiap negara yang melakukan kerja sama dalam perdagangan internasional.
1. Terbentuknya hubungan persahabatan antar-negara Perdagangan antar-negara
pun bermanfaat untuk membentuk relasi persahabatan dengan negara-negara
lainnya. Apabila hubungan antar-negara berjalan dengan baik, besar kemungkinan
kerja sama keduanya akan berkembang ke banyak sektor dan tidak terbatas dalam
perdagangan. Kerja sama itu bisa pula merambah bidang lainnya seperti budaya,
politik, pendidikan, militer, maupun teknologi.

2. Menciptakan efisiensi dan spesialisasi Berlangsungnya perdagangan internasional


akan membuat satu negara memiliki spesialisasi dalam satu sektor ekonomi. Dalam
artian, negara maupun penduduk nya akan memiliki keahlian khusus yang berbeda
dengan negara lainnya dalam menghasilkan produk barang dan jasa.

3. Meningkatkan kemakmuran negara Indikator kemakmuran sebuah negara bisa


dilihat dari aktivitas pelaku ekonomi meliputi produsen, konsumen, dan pemerintah.
Dengan adanya aktivitas perdagangan internasional, akan membawa kemakmuran
bagi setiap pelaku ekonomi tersebut. Para produsen akan mengalami kemakmuran
jika bisa meningkatkan profit yang dimiliki dengan mengerek angka penjualan barang
atau jasa ke berbagai negara dengan sedikit hambatan tarif ataupun non-tarif.
Sedangkan bagi konsumen, akan mengalami kemakmuran bila telah mampu
meningkatkan utility dengan meningkatkan konsumsi tanpa terhalang kesulitan
memperoleh barang atau jasa yang tidak diproduksi dalam negaranya. Pemerintah
juga mendapat keuntungan jika melakukan perdagangan internasional karena
sumber pemasukan devisa negara akan semakin meningkat apabila nilai ekspor
semakin tinggi.

4. Berkurangnya pengangguran Apabila pasar perdagangan luar negeri semakin


meluas maka kegiatan produksi barang ataupun jasa di suatu negara juga akan
semakin meningkat. Karena hal ini, kebutuhan akan tenaga kerja juga ikut meningkat
di berbagai sektor. Jika hal itu terjadi, dengan sendirinya angka pengangguran juga
semakin berkurang.

5. Transfer ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) Perdagangan internasional juga


berperan sebagai alat mobilisasi IPTEK, terutama dari negara maju ke negara
berkembang. Perdagangan internasional akan memungkinkan suatu negara
mengekspor barang yang berbasis kecanggihan teknologi seperti mesin dan alat-alat
modern pada negara yang lebih membutuhkan. Maka dengan demikian, akan
semakin cepat mobilisasi teknologi pada negara pengimpor tersebut.

6. Menstabilkan harga Perdagangan internasional secara tidak langsung juga bisa


mengendalikan harga yang terdapat di pasar domestik suatu negara. Dengan adanya
perdagangan internasional, kelangkaan barang yang mengakibatkan harga mahal
bisa diatasi melalu impor untuk menambah stok di pasar domestik. Sebaliknya
apabila negara memiliki stok berlebih yang menyebabkan harga barang menjadi
murah maka kegiatan ekspor bisa dilakukan untuk mengurangi barang.

C. DAMPAK NEGATIF PERDAGANGAN INTERNASIONAL

Walaupun kerja sama perdagangan internasional mendatangkan banyak manfaat


bagi negara yang terlibat, tetapi aktivitas ekonomi ini juga dapat membawa dampak
negatif. Kembali mengutip buku Ekonomi Internasional (2017), sejumlah dampak
negatif dari perdagangan internasional adalah sebagai berikut.

1. Produk dalam negeri semakin menurun Adanya perdagangan internasional ini


akan turut menimbulkan persaingan industri antar-negara. Apabila industri di suatu
negara memiliki kualitas produksi barang yang rendah dan harga yang relatif mahal
dibandingkan dengan negara lainnya, maka negara tersebut akan mengalami
penurunan jumlah permintaan. Ini karena konsumen cenderung mencari barang
dengan kualitas bagus dan harga yang terjangkau.

2. Ketergantungan terhadap negara-negara maju Dari sisi produksi barang, negara


berkembang dan miskin memiliki ketergantungan yang cukup tinggi terhadap negara
maju dalam faktor produksi, khususnya yang berkaitan dengan teknologi. Sedangkan
dari sisi konsumsi barang, pengembangan barang elektronik serta otomotif sampai
saat ini makin dikuasai oleh negara-negara maju. Akibatnya, negara miskin dan
berkembang mayoritas masih sebagai konsumen saja.

3. Industri kecil kesulitan untuk bersaing Keterbatasan modal sering kali jadi
hambatan bagi industri-industri kecil untuk mengembangkan diri. Aktivitas
perdagangan internasional berpotensi semakin membatasi ruang gerak industri kecil
karena harus bersaing dengan industri nasional maupun multinasional yang memiliki
modal lebih besar.

4. Persaingan tidak sehat Langkah pemerintah suatu negara untuk memenangkan


persaingan di perdagangan internasional, dengan membuat sejumlah kebijakan
seperti dumping dan praktik tarif impor, adalah tidak tepat. Strategi itu merusak
esensi dari perdagangan internasional yang seharusnya didasarkan kepada prinsip
persaingan usaha yang sehat.
D. TEORI KEUNGGULAN KOMPARATIF (COMPARATIVE ADVANTAGE THEORY)
Teori ini mengemukakan oleh David Ricardo untuk melengkapi teori Adam Smith
yang tidak mempersoalkan kemungkinan adanya negara-negara yang sama sekali
tidak mempunyai keuntungan mutlak dalam memproduksi suatu barang terhadap
negara lain, misalnya negara yang sedang berkembang terhadap negara yang sudah
maju. Keunggulan komparatif adalah keuntungan atau keunggulan yang diperoleh
suatu negara dari melakukan spesialisasi produk terhadap suatu barang yang
memiliki harga relatif yang lebih rendah dari produksi negara lain. Atau dengan kata
lain, suatu negara hanya akan mengekspor barang yang mempunyai keunggulan
komparatif tinggi dan mengimpor barang yang mempunyai keunggulan komparatif
rendah. Menurutnya, perdagangan internasional terjadi bila ada perbedaan
keunggulan komparatif antar negara. Ia berpendapat bahwa keunggulan komparatif
akan tercapai jika suatu negara mampu memproduksi barang dan jasa lebih banyak
dengan biaya yang lebih murah dari pada negara lainnya. Untuk melengkapi
kelemahan-kelemahan dari teori Adam Smith, Ricardo membedakan perdagangan
Menjadi dua keadaan yaitu:
1.Perdaganggan dalam negeri
2. Perdagangan luar negeri
 Teori keunggulan komparatif ini berlandaskan pada asumsi:
1. Labor theory of value, yaitu bahwa nilai suatu barang ditentukan oleh
jumlah negara kerja di pergunakan untuk menghasilkan barang tersebut,
dimana nilai barang yang di tukar seimbang dengan jumlah tenaga kerja
yang dipergunakan untuk memproduksinya.
2. Perdagangan internasional dilihat sebagai pertukaran barang dengan
barang.
3. Tidak diperhitungkannya biaya dari pengangkutan dan lain-lain dalam hal
pemasaran.
4. Produksi dijalankan dengan biaya tetap, hal ini berarti skala tidak
berpengaruh.
5. Fakto produksi sama sekali tidak mobile antara negara.

Menurut hukum keunggulan komparatif, meskipun sebuah negara kurang efisien dibanding
(atau memiliki kerugian absolut terhadap) negara lain dalam memproduksi kedua jenis
komoditi, namun masih tetap terdapat dasar untuk melakukan perdagangan yang
menguntungkan kedua belah pihak. Negara pertama harus melakukan spesialisasi dalam
memproduksi dan mengekspor barang yang memiliki kerugian absolut lebih kecil ini
merupakan komoditi dengan keunggulan komparatif dan mengimpor komoditi yang
memiliki kerugian absolut lebih besar (komoditi ini memiliki kerugian komparatif).

#. Untuk mempertegas teorinya, David Ricardo memberlakukan Beberapa asumsi yaitu:


1. Hanya ada 2 negara yang melakukan perdagangan internasional.
2. Hanya ada 2 barang (komoditi) yang di perdagangkan.
3. Masing-masing negara hanya mempunyai 1 faktor produksi (tenaga kerja).
4. Skala produksi bersifat “constant return to scale” artinya hanya relatif barang-barang
tersebut adalah sama pada berbagai kondisi produksi.
5. Berlaku Labor theory of value (teori nilai tenaga kerja) yang menyatakan bahwa nilai
atau harga dari suatu barang (komoditi) dapat dihitung dari jumlah waktu (jam kerja)
tenaga kerja yang dipakai dalam memproduksi barang tersebut.
6. Tidak memperhitungkan biaya pengangkatan dan lain-lain dalam pemasaran.

E. KELEMAHAN DARI TEORI KEUNGGULAN KOMPARATIF


Terdapat beberapa kelemahan teori keunggulan komparatif, antara lain:
1. Perbedaan fungsi faktor produksi (tenaga kerja) menimbulkan terjadinya perbedaan
produktivitas ataupun perbedaan efisiensi, akibatnya terjadi perbedaan harga
barang sejenis diantara dua negara.
2. Jika fungsi faktor produksi (tenaga kerja) atau produktivitas dan efisiensi di dua
negara sama, maka tentu tidak akan terjadi perdagangan internasional karena harga
barang sejenis akan menjadi sama di dua negara.
3. Tidak dapat dijelaskan mengapa terjadi perbedaan harga untuk barang atau produk
sejenis walaupun fungsi faktor produksi (produktivitas dan efisiensi) di kedua negara
sama.
4. Adanya perbedaan jumlah faktor produksi yang dimiliki oleh masing-masing negara.

F. IMPLIKASI TEORI KEUNGGULAN KOMPARATIF


Dasar pemikiran Ricardo mengenai penyebab terjadinya perdagangan antara negara
pada prinsipnya sama dengan dasar pemikiran dari Adam Smith (teori keunggulan
mutlak), namun berbeda pada cara pengukuran keunggulan suatu negara yakni
dilihat komparatif biayanya bukan perbedaan absolutnya.

Kelemahan-kelemahan dari teori keunggulan komparatif antara lain timbulnya


ketergantungan dari dunia ketiga terhadap negara-negara maju karena
keterbelakangan teknik. Faktor lain saat ini negara-negara maju pun bisa membuat
sendiri apa yang menjadi spesialisasi negara berkembang (misalnya pertanian) dan
melakukan proteksionisme.

Alih teknologi-produksi yang terjadi misalnya barang-barang spesialisasi dari


Indonesia yang dijual ke Jepang akan dijual lagi ke Indonesia dengan harga dan
bentuk yang lebih bagus, seperti karet Menjadi ban dan juga membuat negara-
negara berkembang sulit bersaing keuntungan. Perusahaan seperti Honda membuat
bahan motor di negara-negara spesialisasi. Dengan adanya kelemahan-kelemahan
tersebut, teori ini sebenarnya hanya cocok untuk perdagangan internasional antar
negara negara maju. Sebenarnya melalui konteks sejarah kita bisa mengetahui hal
tersebut karena Ricardo hanya melihat inggris dan negara-negara maju plus Amerika
latin dalam penyusunan teorinya tersebut. Pada masa Ricardo belum ada
pengamatan serius dan mendalam yang mengarah pada negara-negara di dunia
ketiga. Wajar jika ketika negara-negara di dunia ketiga mulai masuk dalam struktur
ekonomi-politik internasional, ada beberapa hal dari teori perbandingan komparatif
Ricardo yang menimbulkan berbagai kerugian di pihak negara-negara dunia ketiga.

G. PENGERTIAN TEORI PROTEKSIONISME

Proteksionisme adalah musuh perdagangan bebas. Pengkritik mengatakan kebijakan


semacam itu hanya akan menghasilkan alokasi sumber daya yang tidak efisien pada
tingkat global. Itu mungkin memberi manfaat bagi satu pihak, tapi merugikan pihak
lainnya. Alih-alih mendukung perkembangan perekonomian domestik, proteksi
menghasilkan industri yang kurang kompetitif dalam perdagangan
internasional karena terlalu menggantungkan pada kekuatan pemerintah. Meski
banyak yang menentang, negara-negara di dunia masih mempraktikkannya. Motif
mereka bervariasi, mulai dari melindungi perekonomian domestik hingga sebagai
pembalasan atas praktik serupa di negara lain. 
Berikutnya, saya akan mencoba merinci alasan mengapa sebuah negara
memberlakukan proteksi perdagangan.
1.Mencegah Kompetisi Yang Tidak Adil
Proteksi perdagangan bisa jadi merupakan bentuk pembalasan kepada negara mitra.
Produsen di negara mitra mungkin menerapkan praktek anti persaingan seperti
dumping. Dumping adalah praktik di mana produsen mereka mengekspor pada
harga lebih murah dibandingkan dengan harga pasar dalam negeri mereka. Karena
lebih murah dari yang seharusnya, perusahaan domestik harus menghadapi
persaingan yang tidak wajar dari barang impor. Untuk mencegah efek buruknya,
pemerintah menerapkan proteksi dengan memberlakukan tarif antidumping. Dalam
kasus ini, proteksi merupakan bentuk pertahanan diri alih-alih menyerang negara
mitra.
2.Menyelamatkan Lapangan Kerja Domestik
Peningkatan impor mengurangi peluang penciptaan lapangan kerja domestik.
Lonjakan impor meningkatkan pasokan di pasar domestik. Itu menciptakan tekanan
terhadap produsen domestik. Pembeli domestik mungkin lebih menyukai produk
impor daripada produk lokal. Produk impor berharga lebih murah karena skala
ekonomi produsennya. Selain itu, mereka mungkin menawarkan fitur yang lebih
menarik. 
Sebagai hasilnya, produsen domestik kalah bersaing dan posisi mereka terancam.
Beberapa mungkin tutup, sementara yang lain masih beroperasi tapi di bawah
tekanan. Itu pada akhirnya mengurangi penyerapan tenaga kerja. Sebaliknya, impor
yang rendah seharusnya menciptakan lebih banyak pekerjaan bagi pekerja domestik.
Ketika impor rendah, produsen domestik meningkatkan outputnya untuk memenuhi
kenaikan permintaan dari konsumen. Mereka berinvestasi di barang modal dan
merekrut tenaga kerja baru. 
3.Menyelamatkan Lingkungan Dan Konsumen
Produk impor mungkin gagal memenuhi persyaratan keamanan produk. Itu
mengakibatkan bahaya serius, baik terhadap lingkungan maupun kesehatan
konsumen. Dalam hal ini, proteksi membantu untuk membatasi kerusakan yang
ditimbulkan akibat tingginya impor. 
Produsen domestik mungkin menuntut perlakuan yang adil antara produk domestik
dengan produk impor. Jika mereka harus mengikuti standar tersebut, maka
produsen asing juga harus memenuhinya. Mereka kemudian melobi pemerintah
untuk menerapkan standar yang sama. 
4. Melindungi Industri Yang Baru Tumbuh
Ini sering kita sebut sebagai argumen industri bayi (infant industry
argument). Industri bayi (infant industry) adalah industri yang baru tumbuh dan
membutuhkan lingkungan yang ramah untuk berkembang. 
Pemerintah melindungi industri tersebut karena beberapa alasan. Mereka strategis
bagi kepentingan nasional karena menciptakan banyak lapangan kerja. Atau, mereka
berkontribusi besar terhadap keamanan nasional seperti industri teknologi. Atau,
mereka memiliki rantai produksi yang panjang, sehingga menumbuhkannya akan
menumbuhkan industri lainnya. Infant industry rentan terhadap tekanan persaingan
produk impor. Untuk itu, pemerintah berusaha melindunginya melalui proteksi.
Pemerintah mungkin akan mengurangi proteksi ketika industri menjadi kompetitif
secara global.
BAB III
KESIMPULAN

Perdagangan internasional merupakan salah satu cara yang diperlukan bagi suatu
negara untuk mencapai tujuan pembangunan nasionalnya. Dengan didukung
kemajuan teknologi dan aksebilitas transportasi yang semakin maju dewasa ini,
membuat perpindahan barang atau jasa oleh setiap negara di dunia menjadi lebih
cepat dan efisien. Arus informasi telah memungkinkan setiap negara lebih mengenal
dan memahami negara lain. Dalam bidang ekonomi, setiap bangsa akan lebih mudah
mengetahui dari mana barang-barang dapat diperoleh untuk memenuhi berbagai
kebutuhannya dan sebaliknya ke mana memasarkan produk-produk unggulannya.
perdagangan internasional dapat diartikan sebagai sebuah kegiatan jual beli yang
dilakukan dua pihak yang berbeda negara. Sistem ini melibatkan antar negara, pihak
individu, dan perusahaan yang melakukan perdagangan dengan pihak dari negara
lain. Dapat diketahui bahwa dengan adanya keunggulan komparatif, keuntungan
yang diperoleh suatu daerah atau negara karena mengadakan spesialisasi dalam
menghasilkan barang-barang yang mempunyai nilai relatif yang lebih rendah
dibandingkan dengan daerah maupun negara lain akan meningkatkan.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.harmony.co.id/blog/pengertian-perdagangan-internasional-tujuan-dan-
manfaatnya
http://www.kompas.com/skala/read/2020/11/11/143138869/teori-keunggulan-
komparatif
http://www.slideserve.com/tamas/perdagangan-internasional-keunggulan-
komparatif-dan-proteksionisme

Anda mungkin juga menyukai