Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH MINI

PERDAGANGAN INTERNASIONAL DAN PENDAPATAN


NASIONAL KESEIMBANGAN

DISUSUN OLEH:
MITA ROSALINA SITUMORANG (7203144025)
NURSITI MASYITAH A JUPRI (7203144033)
RIBKA PUTRI MARISA BR TAMBUNAN (7203144033)

DOSEN PENGAMPU:
MUAMMAR RINALDI, S.Pd., M.Si.

PRODI PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
APRIL, 2021

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga
tugas kelompok kami yang berjudul “Perdagangan Internasional dan Pendapatan Nasional
Keseimbangan"dapat tersusun hingga selesai. Dan kami sangat berterima kasih kepada bapak
Muammar Rinaldi, S.Pd., M.Si. yang sudah memberikan bimbingannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca. Dan untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih


banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini dan makalah
selanjutnya.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.................................................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah..........................................................................................................2

1.3. Tujuan Penulisan............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................3

BAB III PENUTUP................................................................................................................14

3.1 Kesimpulan....................................................................................................................14

3.2 Saran...............................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dengan adanya sistem ekonomi terbuka, perekonomian tidak hanya berada di dalam
lingkup nasional saja. Perekonomian kini merambah pada perekonomian empat sektor yang
melibatkan luar negeri dalam suatu negara yang bergerak menuju kesalingtergantungan
ekonomi antarbangsa. Hubungan aktivitas ekonomi suatu negara dengan negara lain ini akan
membentuk sistem ekonomi yang lebih besar, yaitu sistem ekonomi internasional.

Berlakunya sistem ekonomi internasional dalam setiap negara, suatu negara tentu
ingin memiliki keuangan yang tinggi di tengah semakin ketatnya persaingan di dalam dunia
bisnis dan perdagangan tingkat internasional. Hal ini terjadi karena dengan adanya persaingan
bisnis dan perdagangan tingkat internasional dapat mengakibatkan persaingan antara
penduduk negara satu dengan negara lain untuk menciptakan kelancaran aliran dana masuk
dari negara lain agar lebih tinggi jika dibandingkan dengan aliran dana keluar dari negaranya.

Untuk meningkatkan keuangan yang tinggi, pemerintah pasti membutuhkan


informasi-informasi yang dapat menunjang hal itu. Informasi-informasi tersebut seperti
tentang posisi keuangan negara tersebut sampai kegiatan-kegiatan ekonomi yang
menghubungkan antarnegara. Oleh karena sangat diperlukan informasi-informasi tersebut,
maka pemerintah di suatu negara membuat suatu ikhtisar yang memuat banyak informasi
keuangan yang disebut dengan Neraca Pembayaran.

Neraca pembayaran dapat dijadikan ukuran untuk mengukur seberapa besar arus dana
internasional yang masuk dan keluar ke dan dari suatu negara. Hal tersebut menjadikan
semakin pentingnya neraca pembayaran bagi suatu negara, dimana dana yang masuk dan
keluar dapat dihitung dengan seimbang karena sifatnya yang sebagai monitor keuangan atau
kinerja keuangan yang dapat menggamarkan transaksi ekonomi penduduk suatu negara
dengan penduduk negara lain pada periode tertentu.

Makalah ini akan membahas tentang perdagangan internasional dan pendapatan


nasional keseimbangan sebagai instrumen sistem perekonomian internasional dan kondisinya
di Indonesia.

1
1.2. Rumusan Masalah
1) Bagaimana sistem perdagangan internasional, nilai tukar, dan neraca pembayaran
internasional?
2) Bagaimana penentuan pendapatan nasional keseimbangan dalam perekonomian
terbuka?
3) Bagaimana multiplier perekonomian terbuka?
4) Bagaimana kebijakan ekonomi internasional?

1.3. Tujuan Penulisan


Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:

1) Pembaca dapat mengetahui perngertian perdagangan internasional dan neraca


pembayaran.
2) Pembaca dapat mengetahui faktor-faktor pendorong perdagangan internasional.
3) Pembaca dapat mengetahui komponen-komponen yang ada di dalam neraca
pembayaran
4) Pembaca dapat mengetahui transaksi apa saja yang ada di dalam neraca
pembayangyaran.
5) Pembaca dapat mengetahui bagaimana tahapan dalam neraca pembayaran.
6) Pembaca dapat mengetahui permasalahan yang dihadapi dalam menganalisis neraca
pembayaran.
7) Pembaca dapat mengetahui manfaat perdagangan internasional dan neraca
pembayaran.
8) Pembaca dapat mengetahui bagaimana kondisi neraca pembayaran Indonesia pada
triwulan pertama tahun 2014.

2
BAB II
PEMBAHASAN

1.1. Perdagangan Internasional

Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu


negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama. Penduduk yang
dimaksud dapat berupa antarperorangan (individu dengan individu), antara individu dengan
pemerintah suatu negara atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain. Di
banyak negara, perdagangan internasional menjadi salah satu faktor utama untuk
meningkatkan GDP. Meskipun perdagangan internasional telah terjadi selama ribuan tahun
(lihat Jalur Sutra, Amber Road ), dampaknya terhadap kepentingan ekonomi, sosial, dan
politik baru dirasakan beberapa abad belakangan. Perdagangan internasional pun turut
mendorong Industrialisasi, kemajuan transportasi, globalisasi, dan kehadiran perusahaan
multinasional.

Dengan demikian perdagangan antarnegara memungkinkan terjadinya: a. tukar-


menukar barang-barang dan jasa-jasa, b. pergerakan sumberdaya melalui batas negara, baik
sumber daya alam, sumber daya manusia, maupun sumber daya modal, c. pertukaran dan
perluasan penggunaan teknologi, sehingga dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi negara-
negara yang terlibat di dalamnya, d. memengaruhi perkembangan ekspor dan impor serta
Neraca Pembayaran Internasional (NPI) atau Balance of Payment, e. kerja sama ekonomi
antarnegara di dunia.

Faktor-Faktor Pendorong Perdagangan Internasional

Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya perdagangan internasional dapat


diuraikan sebagai berikut.

a) Perbedaan Sumber Alam


Suatu negara mempunyai kekayaan alam yang berbeda, sehingga hasil pengolahan
alam yang dinikmati juga berbeda. Oleh karena sumber kekayaan alam yang dimiliki
suatu negara sangat terbatas, sehingga diperlukan tukar-menukar atau perdagangan.
b) Perbedaan Faktor Produksi

3
Selain faktor produksi alam, suatu negara mempunyai perbedaan kemampuan tenaga
kerja, besarnya modal yang dimiliki, dan keterampilan seorang pengusaha. Oleh
karena itu, produk yang dihasilkan oleh suatu negara juga mengalami perbedaan,
sehingga dibutuhkan adanya perdagangan.
c) Kondisi Ekonomis yang Berbeda
Karena adanya perbedaan faktor produksi yang mengakibatkan perbedaan biaya
produksi yang dikeluarkan untuk membuat barang, maka bisa jadi dalam suatu Negara
memerlukan biaya tinggi untuk memproduksi barang tertentu. Sehingga negara
tersebut bermaksud mengimpor barang dari luar negeri karena biayanya dianggap
lebih murah.
d) Tidak Semua Negara Dapat Memproduksi Sendiri Suatu Barang
Karena keterbatasan kemampuan suatu negara, baik kekayaan alam maupun yang
lainnya, maka tidak semua barang yang dibutuhkan oleh suatu negara mampu untuk
diproduksi sendiri, untuk itulah diperlukan tukar-menukar antarbangsa.
e) Adanya Motif Keuntungan dalam Perdagangan
Biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi suatu barang selalu terdapat perbedaan.
Adakalanya suatu negara lebih untung melakukan impor daripada memproduksi
sendiri. Namun, adakalanya lebih menguntungkan kalau dapat memproduksi sendiri
barang tersebut, karena biaya produksinya lebih mudah. Oleh karena itu, negara-
negara tersebut akan mencari keuntungan dalam memperdagangkan barang hasil
produksinya.
f) Adanya Persaingan Antarpengusaha dan Antarbangsa
Persaingan ini akan berakibat suatu negara meningkatkan kualitas barang hasil
produksi dengan biaya yang ringan, sehingga dapat bersaing dalam dunia
perdagangan.

Teori Perdagangan Internasional

Menurut Amir M.S., bila dibandingkan dengan pelaksanaan perdagangan di dalam


negeri, perdagangan internasional sangatlah rumit dan kompleks. Kerumitan tersebut antara
lain disebabkan karena adanya batas-batas politik dan kenegaraan yang dapat menghambat
perdagangan, misalnya dengan adanya bea, tarif, atau quota barang impor. Selain itu,
kesulitan lainnya timbul karena adanya perbedaan budaya, bahasa, mata uang, taksiran dan
timbangan, dan hukum dalam perdagangan. Ada beberapa model perdagangan internasional
diantaranya:

4
A. Model Ricardian
Model Ricardian memfokuskan pada kelebihan komparatif dan mungkin merupakan
konsep paling penting dalam teori pedagangan internasional. Dalam Sebuah model
Ricardian, negara mengkhususkan dalam memproduksi apa yang mereka paling baik
produksi. Tidak seperti model lainnya, rangka kerja model ini memprediksi dimana
negara-negara akan menjadi spesialis secara penuh dibandingkan memproduksi
bermacam barang komoditas. Juga, model Ricardian tidak secara langsung
memasukan faktor pendukung, seperti jumlah relatif dari buruh dan modal dalam
negara.
B. Model Heckscher-Ohlin
Model Heckscgher-Ohlin dibuat sebagai alternatif dari model Ricardian dan dasar
kelebihan komparatif. Mengesampingkan kompleksitasnya yang jauh lebih rumit
model ini tidak membuktikan prediksi yang lebih akurat. Bagaimanapun, dari sebuah
titik pandangan teoritis model tersebut tidak memberikan solusi yang elegan dengan
memakai mekanisme harga neoklasikal kedalam teori perdagangan internasional.
Teori ini berpendapat bahwa pola dari perdagangan internasional ditentukan oleh
perbedaan dalam faktor pendukung. Model ini memperkirakan kalau negara-negara
akan mengekspor barang yang membuat penggunaan intensif dari faktor pemenuh
kebutuhan dan akan mengimpor barang yang akan menggunakan faktor lokal yang
langka secara intensif. Masalah empiris dengan model H-o, dikenal sebagai Pradoks
Leotief, yang dibuka dalam uji empiris oleh Wassily Leontief yang menemukan
bahwa Amerika Serikat lebih cenderung untuk mengekspor barang buruh intensif
dibanding memiliki kecukupan modal.
C. Faktor Spesifik
Dalam model ini, mobilitas buruh antara industri satu dan yang lain sangatlah
mungkin ketika modal tidak bergerak antar industri pada satu masa pendek. Faktor
spesifik merujuk ke pemberian yaitu dalam faktor spesifik jangka pendek dari
produksi, seperti modal fisik, tidak secara mudah dipindahkan antar industri. Teori
mensugestikan jika ada peningkatan dalam harga sebuah barang, pemilik dari faktor
produksi spesifik ke barang tersebut akan untuk pada term sebenarnya. Sebagai
tambahan, pemilik dari faktor produksi spesifik berlawanan (seperti buruh dan modal)
cenderung memiliki agenda bertolak belakang ketika melobi untuk pengednalian atas
imigrasi buruh. Hubungan sebaliknya, kedua pemilik keuntungan bagi pemodal dan
buruh dalam kenyataan membentuk sebuah peningkatan dalam pemenuhan modal.
5
Model ini ideal untuk industri tertentu. Model ini cocok untuk memahami distribusi
pendapatan tetapi tidak untuk menentukan pola pedagangan. Jangan dipercaya,bohong
tu.
D. Model Gravitasi
Model gravitasi perdagangan menyajikan sebuah analisa yang lebih empiris dari pola
perdagangan dibanding model yang lebih teoritis diatas. Model gravitasi, pada bentuk
dasarnya, menerka perdagangan berdasarkan jarak antar negara dan interaksi antar
negara dalam ukuran ekonominya. Model ini meniru hukum gravitasi Newton yang
juga memperhitungkan jarak dan ukuran fisik di antara dua benda. Model ini telah
terbukti menjadi kuat secara empiris oleh analisa ekonometri. Faktor lain seperti
tingkat pendapatan, hubungan diplomatik, dan kebijakan perdagangan juga
dimasukkan dalam versi lebih besar dari model ini.

Peraturan/Regulasi Perdagangan Internasional

Umumnya perdagangan diregulasikan melalui perjanjian bilatera antara dua negara.


Selama berabad-abad dibawah kepercayaan dalam Merkantilisme kebanyakan negara
memiliki tarif tinggi dan banyak pembatasan dalam perdagangan internasional. pada abad ke
19, terutama di Britania, ada kepercayaan akan perdagangan bebas menjadi yang terpenting
dan pandangan ini mendominasi pemikiran di antaranegara barat untuk beberapa waktu sejak
itu dimana hal tersebut membawa mereka ke kemunduran besar Britania. Pada tahun-tahun
sejak Perang Dunia II, perjanjian multilateral kontroversial seperti GATT dab WTO
memberikan usaha untuk membuat regulasi lobal dalam perdagangan internasional.
Kesepakatan perdagangan tersebut kadang-kadang berujung pada protes dan ketidakpuasan
dengan klaim dari perdagangan yang tidak adil yang tidak menguntungkan secara mutual

Perdagangan bebas biasanya didukung dengan kuat oleh sebagian besar negara yang
berekonomi kuat, walaupun mereka kadang-kadang melakukan proteksi selektif untuk
industri-industri yang penting secara strategis seperti proteksi tarif untuk agrikultur oleh
Amerika Serikat dan Eropa. Belanda dan Inggris Raya keduanya mendukung penuh
perdagangan bebas dimana mereka secara ekonomis dominan, sekarang Amerika Serikat,
Inggris, Australia dan Jepang merupakan pendukung terbesarnya. Bagaimanapun, banyak
negara lain (seperti India, Rusia, dan Tiongkok) menjadi pendukung perdagangan bebas
karena telah menjadi kuat secara ekonomi. Karena tingkat tarif turun ada juga keinginan
untuk menegosiasikan usaha non tarif, termasuk investasi luar negri langsung, pembelian, dan

6
fasilitasi perdagangan. Wujud lain dari biaya transaksi dihubungkan dnegan perdagangan
pertemuan dan prosedur cukai.

Umumnya kepentingan agrikultur biasanya dalam koridor dari perdagangan bebas dan
sektor manufaktur seringnya didukung oleh proteksi. Ini telah berubah pada beberapa tahun
terakhir, bagaimanapun. Faktanya, lobi agrikultur, khususnya di Amerika Serikat, Eropa dan
Jepang, merupakan penanggung jawab utama untuk peraturan tertentu pada perjanjian
internasional besar yang memungkinkan proteksi lebih dalam agrikultur dibandingkan
kebanyakan barang dan jasa lainnya.

Selama reses ada seringkali tekanan domestik untuk meningkatkan tarif dalam rangka
memproteksi industri dalam negri. Ini terjadi di seluruh dunia selama Depresi Besar membuat
kolapsnya perdagangan dunia yang dipercaya memperdalam depresi tersebut.

Regulasi dari perdagangan internasional diselesaikan melalui World Trade


Organization pada level global, dan melalui beberapa kesepakatan regional seperti
MerCOSUR di Amerika Selatan, NAFTA antara Amerika Serikat, Kanada dan Meksiko, dan
Uni Eropa anatara 27 negara mandiri. Pertemuan Buenos Aires tahun 2005 membicarakan
pembuatan dari Free Trade Area of America (FTAA) gagal total karena penolakan dari
populasi negara-negara Amerika Latin. Kesepakatan serupa seperti MAI (Multilateral
Agreement on Invesment) juga gagal pada tahun-tahun belakangan ini.

1.2. Nilai Tukar

Dalam konsep perdagangan internasional setiap negara yang tergabung di dalamnya


harus menyamakan dulu sistem moneternya yaitu alat pembayarannya, dalam melakukan
transaksi perdagangan digunakanlah kurs valuta asing. Nilai tukar atau kurs menunjukkan
seberapa besar rupiah yang dibutuhkan untuk memperoleh uang asing. Menurut Nazir
(1988:38): Kurs adalah harga satu satuan mata uang asing dalam uang dalam negeri. Dengan
kata lain kurs adalah harga suatu mata uang jika ditukarkan dengan mata uang lainnya. Nilai
tukar yang sering digunakan adalah nilai tukar rupiah terhadap dollar. Karena dollar adalah
mata uang yang relatif stabil dalam perekonomian. Kurs (Exchange Rate) suatu mata uang
adalah harga mata uang dalam negeri terhadap mata uang luar negeri. Sistem kurs valuta
asing akan sangat tergantung dari sifat pasar. Dalam pasar bebas, kurs akan berubah sesuai
dengan perubahan permintaan dan penawaran.

7
Para ekonom membagi kurs atas dua macam (Mankiw, 1999:192) yaitu : a. Kurs
nominal, yaitu harga relatif dari mata uang dua negara. b. Kurs rill, yaitu harga relatif dari
barang-barang kedua negara, yaitu kurs rill yang dinyatakan tingkat dimana kita bisa
memperdagangkan barang-barang dari suatu negara untuk barang-barang dari negara lain.

Sejalan dengan tujuan kebijakan nilai tukar, maka dikenal berbagai jenis sistem nilai
tukar yang digunakan oleh suatu negara Nellis (2000:217)

a) Nilai tukar mengambang (floating exchange rate system)


Dalam sistem nilai tukar mengambang, nilai tukar mata uang suatu negara semata-
mata ditentukan dari adanya permintaan dan penawaran mata uangnya dalam bursa
pertukaran mata uang internasional. Sistem nilai tukar mengambang didefenisikan
sebagai hasil keseimbangan yang terus menerus berubah sesuai dengan berubahnya
permintaan dan penawaran dipasar valuta asing.
b) Nilai tukar tetap (fixed exchange rate system)
Pemerintah dapat mempertahankan suatu kebijakan yang menjaga agar nilai mata
uangnya tetap pada tingkat yang stabil dengan menginterfensi dipasar devisa. Pada
sistem nilai tukar tetap ini mata uang suatu negara ditetapkan secara tetap dengan
mata uang asing tertentu.
c) Nilai tukar terkendali (managed floating exchange rate system)
Sistem ini berlaku pada situasi dimana nilai tukar ditentukan berdasarkan permintaan
dan penawaran, tetapi Bank Central dari waktu ke waktu ikut campur tangan guna
menstabilkan nilainya.

Secara garis besar, ada dua sistim kurs yang digunakan oleh suatu negara yaitu:

1) Sistem Kurs Fleksibel


Didalam pasar bebas perubahan kurs dipengaruhi oleh faktor-faktor yang
mempengaruhi permintaan dan penawaran valuta asing. Permintaan dan penawaran
valuta asing berasal dari adanya transaksi ekspor dan impor yang dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu, harga, pendapatan dan tingkat bunga. Selain itu ada pula faktor
non ekonomis yang mempengaruhi perubahan kurs yaitu, faktor politis psikologis
seperti kepanikan didalam negeri yang mengakibatkan larinya dana ke luar negeri.
Sistem kurs fleksibel ini memiliki dampak positif dan dampak negatif. Dampak
positifnya meliputi: meningkatnya efisiensi alokasi faktor-faktor produksi,
mengurangi beban pemerintah dalam mengatasi ketidakseimbangan neraca

8
pembayaran internasional, nilai kurs lebih stabil, karena pasar valuta asing adalah
sangat kompetitif serta penawaran dan permintaan sangat elastis terhadap harga.
Selain dampak positif, sistem kurs fleksibel juga ada dampak negatifnya yaitu:
timbulnya kegiatan spekulasi, adanya ketidakstabilan didalam lalu lintas pembayaran
internasional sehingga dapat mengurangi volume perdagangan.
2) Sistem Kurs Yang Stabil
Sistem kurs berubah-ubah sering menimbulkan tindakan spekulatif sebagai akibat
ketidaktentuan didalam kurs valuta asing. Karenanya banyak negara yang menerapkan
kebijaksanaan untuk menstabilkan kurs. Pada dasarnya, kurs yang stabil dapat timbul
secara: aktif dan pasif. Sistem kurs stabil yang timbul secara aktif ini, pemerintah
harus menyediakan dana untuk tujuan stabilisasi kurs (stabilization fund). Sedangkan
sistem kurs stabil yang timbul secara pasif, digunakan pada negara yang
menggunakan standar emas. Sama halnya dengan sistem kurs fleksibel, sistem kurs
stabil juga memiliki dampak positif dan dampak negatif. Dampak positifnya meliputi:
nilai kurs lebih stabil sehingga dapat menjaga kestabilan lalulintas pembayaran
internasional, sehingga dapat mencegah penurunan volume perdagangan, dapat
mencegah tindakan spekulasi yang dilakukan para pedagang valuta asing. Dampak
negatifnya yaitu: pemerintah harus menyediakan dana yang sangat besar untuk
melakukan stabilisasi kurs, terutama untuk mencegah kenaikan kurs valuta asing.
Pada sistem kurs stabil ini, biasanya pemerintah menghadapi keterbatasan penyediaan
cadangan devisa valuta asing. Kurs yang berlaku di Indonesia saat ini adalah sitem
kurs mengambang terkendali dimana dalam hal ini kurs valuta asing ditentukan oleh
kekuatan pasar sampai pada tingkat tertentu dan jika telah melewati batas akan segera
distabilkan oleh intervensi pemerintah. Kurs akan selalu mengalami perubahan,
apabila terjadi kenaikan harga valuta asing dalam satuan mata uang domestik disebut
depresiasi dan apabila terjadi penurunan harga valuta asing dalam satuan mata uang
domestik akan disebut apresiasi.

Menurut Sukirno (2003:362) terdapat lima faktor-faktor yang mempengaruhi kurs yaitu:

a) Perubahan dalam cita rasa masyarakat


b) Perubahan harga dari barang-barang ekspor
c) Kenaikan harga-harga umum (inflasi)
d) Perubahan dalam tingkat bunga dan tingkat pengembalian investasi
e) Perkembangan ekonomi

9
1.3. Neraca Pembayaran

Neraca pembayaran internasional adalah suatu catatan yang disusun secara sistematis
tentang seluruh transaksi ekonomi yang meliputi perdagangan barang/jasa, transfer keuangan
dan moneter antara penduduk (resident) suatu negara dan penduduk luar negeri (rest of the
world) untuk suatu periode waktu tertentu, biasanya satu tahun.

Dari definisi di atas dapat dikemukakan bahwa neraca pembayaran internasional


merupakan suatau catatan sistematis yang disusun berdasarkan suatu sistem akuntansi yang
dikenal sebagai “ double entry bookkeeping” sehinga setiap transaksi internasional yang
terjadi akan tercatat dua kali, yaitu sebagai transaksi kredit dan sebagai transaksi debet.

Dengan sistem double entry bookkeeping, maka neraca pembayaran internasional


secara ove all akan selalu dalam posisi balance, tetapi dapat memiliki cadangan devisa positif
atau negatif.

Kegunaan Neraca Pemabayaran Internasional

Secara umum sebagai suatu neraca, Neraca pembayaran internasional berguna sebagai
berikut:

1) Untuk membukukan seluruh transaksi ekonomi internasional yang terjadi antara


penduduk dalam negeri dan penduduk luar negeri.
2) Untuk mengetahui struktur dan komposisi transaksi ekonomi internsional suatu
negara.
3) Untuk mengetahui mitra utama suatu negara dalam hubungan ekonomi internasional.
4) Mengetahui posisi keuangan internasional suatu negara.
5) Mengatahui salah satu indikator yang akan dipertimbangkan oleh IMF atau negara
donor untuk memberikan bantuan keuangan, terutama negara yang mengalami
kesulitan neraca pembayaran internasional.
6) Sebagai salah satu indikator fondamental ekonomi suatu negara selain tingkat inflasi,
pertumbuhan GDP

Konsep Neraca Pembayaran Intenasional

A.Konsep Penyajian Neraca Pembayaran

Ada 2 (dua) bentuk penyajian neraca pembayaran yaitu penyajian standar (standard
presentation) dan penyajian analitis (analytical presentation).

10
1) Penyajian Standar
Komponen-komponen neraca pembayaran dalam penyajian standar disusun menurut
panduan bagaimana dimuat dalam BOP manual. Penentuan komponen standar neraca
pembayaran didasarkan atas beberapa pertimbangan dan tujuan tertentu.
2) Penyajian Analitis
Disusun menurut keperluan analisis bagi perumus kebijakan di masing-masing
negara. Namun, komponen utama yang disajikan tetap mengacu pada komponen
standar dengan menonjolkan rincian komponen yang dirasakan sangat diperlukan.

B.Konsep Keseimbangan Neraca Pembayaran

Secara umum dikenal empat konsep keseimbangan neraca pembayaran, yaitu:

 Konsep Keseimbangan Perdagangan (Trade Balance)


 Konsep Keseimbangan Transaksi Berjalan (Current Account Balance)
 Konsep Overall Balance

1.4 Keseimbangan Perekonomian Terbuka


Dalam perekonomian terbuka barang dan jasa yang diperjualbelikan di dalam negeri
terdiri dari dua golongan barang; (i) yang diproduksi di dalam negeri dan meliputi
pendapatan nasional (Y), dan (ii) yang diimpor dari luar negeri. Dengan demikian dalam
perekonomian terbuka penawaran agregat atau AS terdiri dari pendapatan nasional (Y) dan
impor (M). Dalam formula :
Uraian sebelum ini mengenai sirkulasi aliran pendapatan dalam perekonomian
terbuka telah menunjukkan bahwa pengeluaran agregat ( AE) meliputi lima komponen
berikut : pengeluaran rumah tangga ke atas barang produksi dalam negeri (Cdn), investasi
swasta (I), pengeluaran pemerintah (G), ekspor (X) dan pengeluaran ke atas impor (M).
Dalam persamaan:
AE = Cdn + I +G + X + M
Pengeluaran rumah tangga terdiri dari pengeluaran ke atas barang dalam negeri dan
pengeluaran ke atas barang impor. Maka dalam perekonomian terbuka berlaku persamaan
berikut :
C = Cdn + M
Berdasarkan persamaan diatas, persamaan AE boleh disederhanakan menjadi :
AE = C + I + G + X

11
Di mana nilai C meliputi pengeluaran ke atas produksi dalam negeri dan barang yang
diimpor.
Dalam setiap perekonomian (apakah ia terdiri dari dua sektor, tiga sektor atau empat
sektor) keseimbangan pendapatan nasional dicapai apabila penawaran agregat (AS) sama
dengan penggeluaran agregat (AE). Dengan demikian, dalam perekonomian terbuka
keseimbangan pendapatan nasional akan tercapai apabila :
Y+M=C+I+G+X
Atau :
Y=C+I+G+(X–M)

1.5 Multiplier Dalam Perekonomian Terbuka


Multiplier didefinisikan sebagai angka yng menunjukkan perbandingan di antara
pertambahan pendapatan nasional dengan pertambahan pengeluaran agregat. Multiplier
dalam perekonomian terbuka adalah multiplier dalam perekonomian terbuka ( dan dalam
ekonomi yang sebenarnya ) sama atau berbeda dengan multiplier dalam ekonomi tertutup.
Nilai multiplier dalam perekonomian terbuka akan menjadi kecil tersebut disebabkan dari
multiplier 3 sektor. Multiplier yang semakin kecil tersebut disebabkan oleh pemisalan bahwa
impor adalah proporsional nilainya dengan pendapatan nasional, sedangkan ekspor adalah
bersifat pengeluaran otonomi.

1.6 Kebijakan Ekonomi Internasional

Dalam arti yang luas, kebijakan ekonomi internasional adalah tindakan pemerintah,
yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi komposisi, arah serta bentuk
dari perdagangan dan pembayaran internasional. Kebijakan ini tidak hanya berupa tarif, kuota
dan sebagainya, tetapi juga meliputi kebijakan pemerintah di dalam negeri yang secara tidak
langsung mempengaruhi perdagangan serta pembayaran internasional seperti misalnya politik
moneter dan fiskal. Sedangkan definisi yang lebih sempit, politik ekonomi internasional
adalah tindakan atau kebijakan ekonomi pemerintah yang secara langsung mempengaruhi
perdagangan dan pembayaran internasional.

TUJUAN KEBIJAKAN EKONOMI INTERNASIONAL

12
Secara umum tujuan dari kebijakan ekonomi internasional itu dapat dikelompokkan sebagai
berikut :

1.Autarki

Tujuan sebenarnya bertentangan dengan prinsip perdagangan internasional. Karena kebijakan


autarki bermaksud untuk menghindarkan diri dari pengaruh negara lain, baik itu pengaruh
ekonomi, politik maupun militer. Jadi negara yang melakukan kebijakan autarki tidak akan
melakukan perdagangan dengan negara lain atau perekonomiannya merupakan perekonomian
yang tertutup.

2.Economic Welfare

Tujuannya bertentangan dengan tujuan autarki. Kebijakan ini mendorong adanya


perdagangan antar negara karena dengan mengadakan perdagangan internasional maka akan
memperolah keuntungan dari spesialisasinya. Oleh karena itu untuk mendorong adanya
perdagangan internasional maka halangan dalam perdagangan internasional (tarif, kuota, dll)
dihilangkan atau paling tidak dikurangi. Hal ini berarti bahwa perdagangan dilakukan secara
bebas tanpa campur tangan pemerintah.

3.Proteksi

Kebijakan ini dilakukan untuk melindungi industri dalam negeri dari persaingan barang
impor. Misalnya dapat dijalankan dengan tarif, quota dan sebagainya. Negara melindungi
industri dalam negeri terutama industri yang baru tumbuh. Biasanya industri yang baru
tumbuh belum mampu bersaing dengan produksi dari negara lain, karena jumlah yang
diproduksi relatif belum banyak, dan skala produksinya masih kecil sehingga ongkos
produksinya masih tinggi. Akibatnya harga jualnya per unit juga tinggi. Di samping itu
mungkin juga kualitasnya belum sebaik kualitas barang sejenis yang dihasilkan oleh negara
lain.

4.Keseimbangan neraca pembayaran internasional

Apabila suatu negara mempunyai kelebihan cadangan valuta asing maka kebijakan
pemerintah melakukan stabilisasi ekonomi dalam negeri tidak akan banyak menimbulkan
masalah pada neraca pembayaran internasionalnya. Tetapi sangat sedikit negara yang
mempunyai posisi yang demikian.Terutama negara yang sedang berkembang posisi cadangan
valuta asing biasanya lemah. Pemerintah negara tersebut biasanya mengambil kebijakan

13
ekonomi internasional guna menyeimbangkan neraca pembayaran internasionalnya.
Kebijakan ini umumnya berbentuk pengawasan devisa. Pengawasan ini biasanya tidak hanya
mengatur atau mengawasi lalu lintas barang saja tetapi juga modal.

5.Pembangunan ekonomi

14
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat penulis simpulkan bahwa perdagangan internasional
adalah pertukaran barang dan jasa antara dua atau lebih negara di pasar dunia. Sedangkan,
neraca pembayaran adalah suatu ikhtisar yang meringkas transaksi-transaksi antara penduduk
suatu negara dengan penduduk negara lain selama jangka waktu tertentu. Jadi, perdagangan
internasional merupakan bagian yang tercatat di dalam neraca pembayaran.

Neraca pembayaran digunakan oleh pemerintah untuk melihat kondisi perekonomian


di Indonesia terutama eksistensi-nya dalam sistem perekonomian internasional serta dijadikan
sebagai bahan pertimbangan untuk hal-hal terkait praktek hubungan ekonomi dengan negara
lain. Neraca pembayaran juga dapat membantu dalam pengambilan keputusan bidang
moneter, fisikal, perdagangan dan pembayaran internasional, terutama dalam kegiatan
ekspor-impor.

3.2 Saran
Upaya yang perlu dilakukan oleh pemerintah untuk memperbaiki catatan dalam
neraca pembayaran adalah terkait dengan ekspor-impor, yakni dengan membatasi impor dan
memperbaiki produk lokal yang diekspor agar tetap dapat bersaing di perdagangan
internasional maupun harganya menjadi lebih mahal. Selain itu, masyarakat perlu
memperbaiki mindset-nya tentang mutu produk luar negeri yang lebih unggul dibandingkan
dengan produk dalam negeri agar impor terkurangi demi tercapainya keseimbangan neraca
pembayaran mengingat masalah neraca pembayaran di Indonesia sering tidak seimbang
akibat defisit dari nilai impor yang terlalu tinggi.

DAFTAR PUSTAKA

http://makalah-telo.blogspot.com/2016/05/makalah-perdagangan-internasional-dan.html?m=1

15
https://id.scribd.com/document/372661389/Perdagangan-Internasional-Dan-Pendapatan-
Nasional-Keseimbangan

16

Anda mungkin juga menyukai