Oleh Kelompok 6 :
Dosen Pengampu :
Muammar Rinaldi, S.Pd.,M.Si
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Pengantar Ekonomi
Makro dengan judul Uang & Bank dengan baik meskipun banyak kekurangan di dalamnya.
Adapun makalah ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan
bantuan dari berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada Bapak Muammar Rinaldi , selaku dosen mata
kuliah Pengantar Ekonomi Makro yang telah membimbing kami dalam menyelesaikan makalah
ini.
Namun kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah yang kami buat masih banyak
kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa, pembahasan, maupun segi lainnya. Oleh karena
itu kami menerima saran dan kritik kepada kami demi perbaikan makalah ini.
Kami berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan mengenai Uang & Bank. Semoga makalah ini dapat memberikan informasi dan
dipahami oleh siapapun yang membacanya.
Kelompok 6
2
Daftar Isi
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
BAB I...........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................4
1.1 LATAR BELAKANG................................................................................................................4
1.2 RUMUSAN MASALAH............................................................................................................4
1.3 TUJUAN PENULISAN..............................................................................................................5
BAB II.........................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................6
2.1 PENGERTIAN UANG.....................................................................................................................6
2.2 SEJARAH UANG.............................................................................................................................7
2.3 FUNGSI DAN JENIS UANG...........................................................................................................8
2.4 TEORI UANG..........................................................................................................................10
2.5 PENGERTIAN BANK.............................................................................................................15
2.6 JENIS DAN PRODUK BANK................................................................................................15
2.7 LEMBAGA KEUANGAN LAIN............................................................................................17
2.8 KEBIJAKAN MONETER.......................................................................................................17
2.8 ANALISA KREDIT.................................................................................................................18
BAB III......................................................................................................................................................19
PENUTUP.................................................................................................................................................19
3.1 KESIMPULAN.........................................................................................................................19
3.2 SARAN......................................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................................20
3
BAB I
PENDAHULUAN
Uang memegang peranan yang sangat penting dalam kegiatan perekonomian. Uang
sebagai alat pembayaran digunakan untuk transaksi jual beli, baik secara langsung maupun
tidak langsung. Namun, tidak cukup hanya mengenal uang sebagai alat pembayaran, kita
juga perlu mengetahui pengertian uang, sejarah terbentuknya uang, syarat – syarat
terbentuknya uang,jenis maupun fungsi uang dalam kehidupan sehari – hari.
Bank sangat erat kaitannya dengan uang. Bank berperan dalam lalu lintas uang dan surat
berharga dalam perekonomian. Bank juga dikenal sebagai tempat meminjam uang bagi
masyarakat yang membutuhkan. Namun perlu diketahui bank juga menerima segala bentuk
pembayaran, seperti listrik, air, dan telepon.
4
5. Untuk mengetahui bagaimana teori uang
6. Untuk mengetahui pengertian bank
7. Untuk mengetahui jenis dan produk bank
8. Agar dapar mengetahui bagaimana lembaga keuangan lain
9. Agar dapat memahami kebijakan moneter
5
BAB II
PEMBAHASAN
Suatu barang dapat berfungsi sebagai uang barang apabila memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut :
6
Tahan lama
Uang yang kita kenal sekarang ini mengalami proses perkembangan yang panjang. Pada
mulanya, masyarakat belum mengenal pertukaran karena setiap orang berusaha memenuhi
kebutuhannnya dengan usaha sendiri. Manusia berburu jika ia lapar, membuat pakaian sendiri
dari bahan-bahan yang sederhana, mencari buah-buahan untuk konsumsi sendiri; singkatnya, apa
yang diperolehnya itulah yang dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhannya. Perkembangan
selanjutnya mengahadapkan manusia kepada kenyataan bahwa apa yang diproduksi sendiri
ternyata tidak cukup untuk memenuhui seluruh kebutuhannya. Untuk memperoleh barang-barang
yang tidak dapat dihasilkan sendiri mereka mencari orang yang mau menukarkan barang yang
dimilikinya dengan barang lain yang dibutuhkannya. Akibatnya timbul “barter”, yaitu barang
yang ditukar dengan barang.Namun pada akhirnya, banyak kesulitan-kesulitan yang dirasakan
dengan sistem ini, di antaranya adalah kesulitan untuk menemukan orang yang mempunyai
barang yang diinginkan dan juga mau menukarkan barang yang dimilikinya; dan kesulitan untuk
memperoleh barang yang dapat dipertukarkan satu sama lainnya dengan nilai pertukaran yang
seimbang atau hampir sama nilainya. Untuk mengatasinya, mulailah timbul pikiran-pikiran untuk
menggunakan benda-benda tertentu untuk digunakan sebagai alat tukar.
Kesulitan dalam sistem barter mendorong manusia untuk menciptakan kemudahan dalam
hal pertukaran, dengan menetapkan benda-benda tertentu sebagai alat tukar. Benda-benda yang
7
ditetapkan sebagai alat pertukaran adalah benda-benda yang diterima oleh umum (generaly
accpeted). Benda-benda yang dipilih bernilai tinggi (sukar diperoleh atau memiliki nilai magis
dan mistik), atau benda-benda yang merupakan kebutuhan primer sehari-hari. Misalnya, garam
oleh orang Romawi digunakan sebagai alat tukar, maupun sebagai alat pembayaran upah.
Pengaruh orang Romawi tersebut masih terlihat sampai sekarang; orang Inggris menyebut upah
sebagai salary yang berasal dari bahasa Latin salarium yang berarti garam. Meskipun alat tukar
sudah ada, kesulitan dalam pertukaran tetap ada.
Kesulitan-kesulitan itu antara lain karena benda-benda yang dijadikan alat tukar belum
mempunyai pecahan, sehingga sulit menentukan nilai uang, penyimpanan (storage) dan
pengangkutan (transportation) menjadi sulit dilakukan; serta timbulnya kesulitan akibat
kurangnya daya tahan benda-benda tersebut sehingga mudah hancur atau tidak tahan lama.
Kemudian muncul apa yang dinamakan dengan uang logam. Logam dipilih sebagai alat
tukar karena memiliki nilai yang tinggi sehingga digemari umum, tahan lama dan tidak mudah
rusak, mudah dipecah tanpa mengurangi nilai, dan mudah dipindah-pindahkan Logam yang
dijadikan alat tukar karena memenuhi syarat-syarat tersebut adalah emas dan perak. Uang logam
emas dan perak juga disebut sebagai uang penuh (full bodied money), artinya nilai intrinsik (nilai
bahan uang) sama dengan nilai nominalnya (nilai yang tercantum pada mata uang tersebut). Pada
saat itu, setiap orang menempa uang, melebur, menjual, dan memakainya dan setiap orang
mempunyai hak tidak terbatas dalam menyimpan uang logam. Sejalan dengan perkembangan
perekonomian, timbul kesulitan ketika perkembangan tukar-menukar yang harus dilayani dengan
uang logam bertambah, sedangkan jumlah logam mulia (emas dan perak) terbatas. Penggunaan
uang logam juga sulit dilakukan untuk transaksi dalam jumlah besar (sulit dalam pengangkutan
dan penyimpanan). Sehingga lahirlah uang kertas
Mula-mula uang kertas yang beredar merupakan bukti-bukti pemilikan emas dan perak
sebagai alat/perantara untuk melakukan transaksi. Dengan kata lain, uang kertas yang beredar
pada saat itu merupakan uang yang dijamin 100% dengan emas atau perak yang disimpan di
pandai emas atau perak dan sewaktu-waktu dapat ditukarkan penuh dengan jaminannya.
Selanjutnya, masyarakat tidak lagi menggunakan emas (secara langsung) sebagai alat pertukaran.
Sebagai gantinya, mereka menjadikan ‘kertas-bukti’ tersebut sebagai alat tukar.
1. Fungsi Asli
8
Seorang nelayan yang menginginkan pakaian, tidak perlu menukarkan ikannya
dengan pakaian secara langsung. Nelayan tersebut dapat menjual ikannya terlebih dahulu
kemudian uang hasil penjualan ika itu digunakan untuk membeli pakaian. Apabila belum ada
uang, Nelayan akan kesulitan menemukan orang yang bersedia menukarkan pakaiannya
dengan ikan.
2. Fungsi Turunan
1. Uang kartal
Uang kartal terdiri dari uang kertas dan uang logam. Uang kartal adalah alat bayar
yang sah dan wajib diterima oleh masyarakat dalam melakukan transaksi jual beli sehari-
hari.
2. Uang giral
Uang giral tercipta akibat semakin mendesaknya kebutuhan masyarakat akan
adanya sebuah alat tukar yang lebih mudah, praktis dan aman. Di Indonesia, bank yang
berhak menciptakan uang giral adalah bank umum selain Bank Indonesia. Menurut UU
9
No. 7 tentang Perbankan tahun 1992, definisi uang giral adalah tagihan yang ada di bank
umum, yang dapat digunakan sewaktu-waktu sebagai alat pembayaran. Bentuk uang giral
dapat berupa cek, giro, atau telegrafic transfer.
3. Uang kuasi
Uang kuasi adalah surat-surat berharga yang dapat dijadikan sebagai alat
pembayaran. Biasanya uang kuasi ini terdiri atas deposito berjangka dan tabungan serta
rekening valuta asing milik swasta domestik. Uang menurut bahan pembuatannya Uang
menurut bahan pembuatannya terbagi menjadi dua, yaitu uang logam dan uang kertas.
Uang menurut nilainya
Menurut nilainya, uang dibedakan menjadi uang penuh (full bodied money) dan uang
tanda (token money)
1. Uang Penuh (full bodied money)
Nilai uang dikatakan sebagai uang penuh apabila nilai yang tertera di atas uang
tersebut sama nilainya dengan bahan yang digunakan. Dengan kata lain, nilai nominal yang
tercantum sama dengan nilai intrinsik yang terkandung dalam uang tersebut. Jika uang itu
terbuat dari emas, maka nilai uang itu sama dengan nilai emas yang dikandungnya.
1. Uang logam
Uang logam adalah uang yang terbuat dari logam; biasanya dari emas atau perak
karena kedua logam itu memiliki nilai yang cenderung tinggi dan stabil, bentuknya mudah
dikenali, sifatnya yang tidak mudah hancur, tahan lama, dan dapat dibagi menjadi satuan
yang lebih kecil tanpa mengurangi nilai. Uang logam memiliki tiga macam nilai: Nilai
intrinsik, yaitu nilai bahan untuk membuat mata uang, misalnya berapa nilai emas dan perak
yang digunakan untuk mata uang.
2. Uang kertas
Sementara itu, yang dimaksud dengan uang kertas adalah uang yang terbuat dari
kertas dengan gambar dan cap tertentu dan merupakan alat pembayaran yang sah. Menurut
penjelasan UU No. 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia, yang dimaksud dengan uang
kertas adalah uang dalam bentuk lembaran yang terbuat dari bahan kertas atau bahan lainnya
(yang menyerupai kertas).
2.4 TEORI UANG
Menurut J.M Keynes
10
Meskipun bisa dikatakan bahwa teori uang Keynes adalah teori yang bersumber
dari teori Cambridge, tetapi Keynes mengemukakan sesuatu yang berbeda dengan
teori moneter tradisi klasik. Pada hakekatnya perbedaan ini terletak pada
penekanan pada fungsi uang yang lain, yaitu sebagai store of value dan bukan
hanya sebagai means of exchange. Teori ini kemudian dikenal dengan nama teori
Liquidity Preference.
2. Motif Spekulasi
Sesuai dengan namanya , motif dari memegang uang ini adalah terutama untuk
tujuan memperoleh keuntungan yang bisa diperoleh dari seandainya si pemegang
uang tersebut meramal apa yang akan terjadi dengan benar. Pada teori Cambridge
faktor ketidaktentuan masa depan (uncertainly) dan faktor harapan (expectations)
11
dari pemilik kekayaan bisa mempengaruhi permintaan akan uang dari pemilik
kekayaan tersebut. Namun sayangnya teori ini tidak pernah membakukan faktor-
faktor ini ke dalam perumusan teori moneter mereka. (Kita lihat bahwa bentuk
permintaan dari teori Cambridge tidak berbeda dengan Fisher, dan faktor-faktor
ini hanya masuk analisa secara kualitatif). Perumusan permintaan uang untuk
motif spekulasi dari Keynes merupakan langkah “formalisasi” dari faktor-faktor
ini ke dalam teori moneter.
Keynes tidak membicarakan faktor “uncertainly” dan “expectations” hanya secara
umum, seperti teori Cambridge. Tetapi ia membatasi “uncertainly” dan
“expectations” mengenai satu variable yaitu tingkat bunga. Pada garis besarnya
teori Keynes membatasi pada keadaan dimana pemilik kekayaan bisa memilih
memegang kekayaannya dalam bentuk uang tunai atau obligasi (bond). Uang
tunai dianggap tidak memberikan penghasilan sedangkan obligasi dianggap
memberikan berupa sejumlah uang tertentu setiap periode. Dalam teori Keynes
dibicarakan khusus obligasi yang memberikan suatu penghasilan berupa sejumlah
uang tertentu setiap periode selama waktu yang tak terbatas (perpetuity).
Secara umum bisa ditulis dengan persamaan sebagai berikut :
K = RP………………………………………(1)
Dimana K adalah hasil per tahun yang diterima, R adalah tingkat bunga, dan P
adalah harga pasar atau nilai sekarang dalam obligasi “perpetuity” tersebut.
Persamaan tersebut bisa juga ditulis sebagai berikut :
P = K/R………………………………………..(2)
yang menunjukkan bahwa (karena K adalah konstan) harga pasar obligasi (P)
berbanding terbalik dengan tingkat bunga R bila tingkat bunga turun, maka berarti
harga pasar obligasi naik, dan sebaliknya bila tingkat bunga naik maka harga
pasar obligasi turun, atau dengan kata lain semakin tinggi tingkat suku bunga
semakin rendah permintaan uang tunai oleh seseorang atau masyarakat.
Karena, semakin tinggi tingkat suku bunga, maka semakin besar ongkos
memegang uang tunai sehingga seseorang atau masyarakat lebih baik membeli
obligasi. Sebaliknya apabila tingkat suku bunga semakin rendah maka semakin
12
rendah pula ongkos memegang uang tunai dan semakin besar seseorang atau
masyarakat untuk menyimpan uang tunai.
Permintaan total akan uang :
Bentuk yang sederhana dari fungsi permintaan (total) akan uang dari teori Keynes
adalah:
13
MVt = PT…………………………………….(1)
Dalam setiap transaksi selalu ada pembeli dan penjual. Jumlah uang yang
dibayarkan oleh pembeli harus sama dengan uang yang diterima oleh penjual. Hal
ini berlaku juga untuk seluruh perekonomian: didalam suatu periode tertentu nilai
dari barang-barang atau jasa-jasa yang dibeli harus sama dengan nilai dari barang
yang dijual. Nilai dari barang yang dijual sama dengan volume transaksi (T)
dikalikan harga rata-rata dari barang tersebut (P). Dilain pihak nilai dari barang
yang ditransaksikan ini harus sama dengan volume uang yang ada dimasyarakat
(M) dikalikan berapa kali rata-rata uang bertukar dari tangan satu ke tangan yang
lain, atau rata “perputaran uang”, dalam periode tersebut (Vt). MVt = PT adalah
suatu identitas, dan pada dirinnya bukan merupakan suatu teori moneter. Identitas
ini bisa dikembangkan, seperti oleh Fisher, menjadi teori moneter sebagai berikut:
Vt, atau “transaction velocity of circulation” adalah suatu variable yang ditentukan
oleh faktor-faktor kelembagaan yang ada didalam suatu masyarakat, dan dalam
jangka pendek bisa dianggap konstan. T, atau volume transaksi, dalam periode
tertentu ditentukan oleh tingkat output masyarakat (pendapatan nasional). Identitas
tersebut diberi “nyawa” dengan mentransformasikannya dalam bentuk:
Md = 1/Vt PT…………………………………….(2)
Permintaan atau kebutuhan akan uang dari masyarakat adalah suatu proporsi
tertentu 1/Vt dari nilai transaksi (PT). Persamaan 2, bersama dengan persamaan
yang menunjukkan posisi equilibrium di sektor moneter
Md = Ms………………………………………….(3)
Dimana Ms = supply uang beredar (yang dianggap ditentukan oleh pemerintah)
menghasilkan
Ms = 1/Vt PT……………………………………..(4)
Persamaan (4) berbunyi: dalam jangka pendek tingkat harga umum (P) berubah
secara proporsional dengan perubahan uang yang diedarkan oleh pemerintah.
Dalam teori ini T ditentukan oleh tingkat output equilibrium masyarakat, yang
untuk Fisher dan para ahli ekonomi Klasik, adalah selalu pada posisi “full
employment” (Hukum Say atau Say’s Law). Vt atau transaction velocity of
circulation, Fisher mengatakan bahwa permintaan akan uang timbul dari
14
penggunaan uang dalam proses transaksi. Besar-kecilnya Vt ditentukan oleh sifat
proses transaksi yang berlaku di masyarakat dalam suatu periode (Boediono,2005 :
18)
15
mempertahankan konversi uang dimaksud terhadap emas atau perak atau
keduanya.
2. Bank Umum, yaitu bank yang bukan saja dapat meminjamkan atau
menginvestasikan berbagai jenis tabungan yang diperolehnya, tetapi juga dapat
memberikan pinjaman dari menciptakan sendiri uang giral.
3. Bank Perkreditan Rakyat (BPR), yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usaha
secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya
tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
4. Bank Syariah, yaitu bank yang beroperasi berdasarkan prinsip bagi hasil (sesuai
kaidah ajaran islam tentang hukum riba).
o PRODUK BANK
1. GIRO
Rekening Giro adalah rekening yang uangnya bisa diambil setiap hari, di
mana rekening ini dilengkapi fasilitas pembayaran dengan cek dan giro bilyet.
Bila Anda bertransaksi dengan pihak lain, maka Anda bisa membayarnya
dengan menggunakan cek atau giro bilyet. Cek adalah surat berharga di mana
orang yang Anda beri cek ini bisa langsung menguangkannya di bank.
Sedangkan giro bilyet adalah surat berharga di mana orang yang Anda beri
giro tersebut tidak bisa menguangkan giro itu di bank, tapi harus disetorkan
lebih dulu ke rekeningnya. Barulah setelah itu uang akan cair di dalam
rekeningnya.
2. TABUNGAN
Tabungan adalah produk simpanan di bank yang penyetoran maupun
penarikannya dapat dilakukan kapan saja. Hampir setiap orang merasa wajib
memiliki tabungan di Bank. Tidak hanya di satu bank, tetapi juga di dua atau
tiga bank sekaligus. Kenapa bisa begitu? Jawabannya adalah karena saat ini
tabungan tidak saja digunakan sebagai sarana menyimpan uang saja, tetapi
juga ditambah dengan fasilitas lain yang sebetulnya sudah agak diluar dari
16
maksud menabung itu sendiri. Contohnya seperti fasilitas debet, fasilitas
ATM, transfer, dan lain sebagainya.
3. DEPOSITO
Deposito adalah produk simpanan di bank yang penyetoran maupun
penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu saja. Sebagai
contoh, kalau Anda menaruh uang Rp 1 juta pada deposito yang berjangka
waktu 3 bulan, maka uang Rp 1 juta tersebut baru bisa Anda ambil setelah 3
bulan berlalu. Tentunya, Anda juga dijanjikan pemberian bunga tertentu yang
bisa Anda nikmati pada saat deposito itu jatuh tempo.
17
2. Kebijakan moneter kontraktif / Monetary Contractive Policy adalah suatu
kebijakan dalam rangka mengurangi jumlah uang yang beredar. Disebut juga
dengan kebijakan uang ketat (tight money policu).
18
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Uang memegang peranan yang sangat penting dalam kegiatan perekonomian.
Uang merupakan alat pembayaran yang sah. Dengan fungsi sebagai alat tukar, alat satuan
hitung, alat penimbun dan pemindah kekayaan serta pembayaran yang ditangguhkan.
Uang juga memiliki jenis yaitu uang kartal dan uang giral. Dan telah tersedia lembaga
keuangan yang menyediakan jasa untuk menyimpan uang.
Penciptaan uang merupakan proses memproduksi / menghasilkan uang baru. Uang
tercipta saat bank memberikan kredit. Pencetakkan uang dilakukan oleh PERUM
PERURI.
Bank merupakan lembaga yang menyediakan jasa menyangkut penyimpanan nilai
dan perluasan kredit. Jenis Bank yaitu Bank Sentral dan Bank Umum. Bank Sentral
bertugas mengatur peredaran uang dan sebagainya. Sedangkan Bank Umum bertugas
melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Kebijakan moneter yaitu upaya mengendalikan atau mengarahkan perekonomian
makro ke kondisi yang lebih baik dengan mengatur jumlah uang yang beredar.
3.2 SARAN
Di zaman yang sudah modern, telah ada lembaga yang disediakan untuk tempat
dimana kita bisa menyimpan uang. Kita bisa menggunakan Bank sebagai tempat
kepercayaan kita menyimpan uang yang dimiliki. Dan kita juga harus waspada terhadap
peredaran uang palsu yang terjadi belakangan ini. Maka, berhati-hatilah dalam melakukan
transaksi uang.
19
DAFTAR PUSTAKA
http://jausaja.wordpress.com/2011/04/12/uang-bank-dan-penciptaan-uang/
http://dickysyuhada.blogspot.com/2011/05/uang-bank-dan-penciptaan-uang.html
http://wasnudin.blogdetik.com/2011/04/14/uang-bank-dan-penciptaan-uang/
http://forum.kompas.com/ekonomi-umum/13032-mekanika-penciptaan-uang-semua-uang-
adalah-hutang-2.html
https://belogbelog-an-aja.blogspot.com/2014/05/makalah-uang-dan-perbankan_31.html?m=1
http://qory-qorycahyapuspita.blogspot.com/2010/05/uang-dan-bank-serta-peran-sertanya.html
20