Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH TEORI EKONOMI MIKRO

TEORI PRODUKSI

DOSEN PENGAMPU:

Dr. PUSPA DEWI, S.E., M.M.

DISUSUN OLEH:

FIRDA AULIA (22.10.089.530.172)

MONA RAHMAWATI (22.10.089.530.247)

WINDI ANGGRAINI (22.10.089.530.038)

SEMESTER III B2

INSTITUT TEKNOLOGI DAN BISNIS INDRAGIRI

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN

TAHUN AJARAN 2023-2024


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan

makalah yang berjudul teori produksi ini tepat pada waktunya

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen

pada mata kuliah teori ekonomi mikro. Selain itu, makalah ini juga bertujuan

untuk menambah wawasan tentang teori ekonomi mikro.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr.Puspa Dewi,S.E,. M.M,.

selaku dosen pengampu mata kuliah teori ekonomi mikro yang telah memberikan

tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan

bidang studi yang ditekuni.

Kami sudah berusaha maksimal namun terkadang adanya kekurangan tata

bahasa dan penulisan dalam makalah ini. Sehingga kami mengharapkan kritik dan

saran yang membangun dari semua pihak sebagai koreksi untuk penyempurnaan

penulisan pada masa yang akan datang.

Rengat, 26 Oktober 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................II

DAFTAR ISI................................................................................................III

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................4

1.1 LATAR BELAKANG.......................................................................4


1.2 RUMUSAN MASALAH...................................................................4
1.3 TUJUAN PENULIS...........................................................................5

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................6

2.1 PENGERTIAN TEORI PRODUKSI.................................................6


2.2 PENGGOLONGAN FAKTOR PRODUKSI.....................................7
2.3 MACAM-MACAM POLA PRODUKSI...........................................9
2.4 TUJUAN DAN FUNGSI PRODUKSI............................................10
2.5 TAHAP-TAHAP PRODUKSI.........................................................12
2.6 JANGKA WAKTU PRODUKSI.....................................................12
2.7 GARIS PERLUASAN PRODUKSI................................................23

BAB III PENUTUP.....................................................................................25

3.1 KESIMPULAN................................................................................25
3.2 SARAN............................................................................................26

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................27
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Makalah ini dilatarbelakangi oleh memproduksi suatu barang harus


mempunyai hubungan dengan kebutuhan manusia. Berati barang itu harus
diproduksi untuk memenuhi kebutuhan manusia, bukan untuk memproduksi
barang mewah secara berlebihan yang tidak sesuai dengan kebutuhan manusia,
karenanya tenaga kerja yang dikeluarkan untuk memproduksi barang tersebut
dianggap tidak produktif.

Perlu memperhatikan, memahami, dan mempelajarai kegiatan perusahaan


dalam menawarkan dan memproduksi barang yang diproduksinya. Salah satu
faktor yang mempengaruhi penawaran adalah biaya produksi. Dalam ekonomi
yang sudah modern, dimana peranan uang sangat penting, maka ukuran efesiensi
yang paling baik adalah uang. Akhirnya bila konsumen berupaya mencapai
kepuasan maksimum, maka produsen berupaya mencapai tingkat produksi
maksimum.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apakah pengertian dari Teori Produksi?

2. Bagaimana Penggolongan Faktor Produksi?

3. Bagaimana Macam-Macam Pola Produksi?

4. Apakah Tujuan Dan Fungsi Produksi yang harus diterapkan?

5. Bagaimana Tahap-Tahap Produksi?

6. Bagaimana Jangka Waktu Produksi yang ditetapkan?


7. Bagaimana Jenis-Jenis Proses Produksi?

8. Apakah Garis Perluasan Produksi?

1.3 TUJUAN PENULIS

1. Untuk mengetahui tentang Teori Produksi.

2. Untuk mengetahui Faktor Produksi.

3. Untuk mengetahui Macam-Macam Pola Produksi.

4. Untuk mengetahui Tujuan Dan Fungsi Produksi.

5. Untuk mengetahui Tahap-Tahap Produksi.

6.Untuk mengetahui Jangka Waktu Produksi yang akan ditetapkan.

7. Untuk mengetahui Jenis-Jenis Proses Produksi.

8. Untuk mengetahui Garis Perluasan Produksi.

.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN TEORI PRODUKSI

Teori produksi adalah "Hukum Tambahan Hasil yang Semakin Berkurang"


atau Law of Diminishing Return. Teori produksi ini dikemukakan David Ricardo
yang tertulis dalam bukunya yang berjudul "Principle of Political Economic and
Taxation". Di dalam Hukum Tambahan Hasil yang Semakin Berkurang tersebut,
dijelaskan mengenai sifat pokok dari hubungan antara tingkat produksi dan tenaga
kerja yang digunakan untuk mewujudkan produksi tersebut.

Produksi adalah usaha menciptakan dan meningkatkan kegunaan suatu


barang untuk memenuhi kebutuhan. Produksi adalah rangkaian proses yang
meliputi semua kegiatan yang dapat menambah atau menciptakan nilai guna dari
barang dan jasa. Pelaku produksi adalah produsen yaitu, individu atau perusahaan
yang memproduksikan hasil pertanian yang menggunakan input sumber daya
yang ada antara lain; tanah, tenaga kerja, modal, dan management.

Adapun pengertian produksi dari beberapa para ahli adalah sebagai berikut:

1. Menurut Sofyan Assauri, Produksi adalah segala kegiatan dalam


menciptakan dan menambah kegunaan (utility) sesuatu barang atau jasa,
untuk kegiatan mana dibutuhkan faktor-faktor produksi dalam ilmu
ekonomi berupa tanah, tenaga kerja, dan skill (organization, managerial,
dan skills).
2. Menurut Murti Sumarti dan Jhon Soeprihanto, Produksi adalah semua
kegiatan dalam menciptakan atau menambah kegunaan barang atau jasa,
dimana untuk kegiatan tersebut diperlukan faktor faktor produksi.
3. Dari pengertian diatas, maka dapat diartikan bahwa produksi merupakan
suatu kegiatan untuk mentransformasikan faktor-faktor produksi, sehingga
dapat meningkatkan atau menambah kaidah bentuk, waktu dan tempat
suatu barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia yang diperoleh
melalui pertukaran..

2.2 PENGGOLONGAN FAKTOR PRODUKSI

Faktor produksi yang bisa digunakan dalam proses produksi terdiri atas
sumber daya alam, tenaga kerja manusia, modal, dan kewirausahaan.

1. Sumber Daya Alam

Sumber daya alam adalah segala sesuatu yang disediakan oleh alam yang
dapat dimanfaatkan manusia untuk memenuhi kebutuannya. Sumber daya
alam meliputi segala sesuatu yang ada di dalam bumi, seperti:

a. Tanah, yaitu semua sumber yang kita peroleh dari udara, laut, gunung,
dan sebagainya, sampai keadaan geografi, angin, , dan iklim yang
terkandung dalam tanah. Termasuk dalam faktor produksi tanah adalah:
 Bumi (tanah) merupakan permukaan tanah yang di atasnya kita
dapat berjalan, mendirikan bengunan, rumah, perusahaan.
 Mineral, seperti logam, bebatuan dan sebagainya yang terkandung
di dalam tanah yang juga dapat dimanfaatkan oleh manusia
 Gunung, merupakan suatu sumber lain yang menjadi sumber
tenaga asli yang membantu dalam mengeluarkan harta kekayaan.

b. Hutan, merupakan sumber kekayaan alam yang penting. Hutan


memberikan bahan apı, bahan-bahan mentah untuk industri kertas,
damar, perkapalan, perabotan rumah tangga, dan sebagainya.
c. Hewan, mempunyai kegunaan memberikan daging, susu, dan lemak
untuk tujuan ekonomi, industri dan perhiasan. Sebagian lagi digunakan
untuk kerja dan pengangkutan

Faktor produksi sumber daya alam merupakan faktor produksi asli karena
telah tersedia di alam langsung.
2. Sumber daya manusia

Tenaga kerja manusia adalah segala kegiatan manusia baik jasmani


maupun rohani yang dicurahkan dalam proses produksi untuk menghasilkan
barang dan jasa maupun faedah suatu barang.

Tenaga kerja atau buruh merupakan faktor produksi yang diakui di setiap
sistem ekonomi terlepas dari kecenderungan ideologi mereka. Kekhususan
perburuhan seperti

kemusnahan, keadaan yang tidak terpisahkan dari buruh itu sendiri,


ketidakpekaan jangka pendek terhadap permintaan buruh, dan yang
mempunyai sikap dalam penentuan upah, merupakan hal yang sama pada
semua sistem.

Tenaga kerja terdidik (skilled labour), adalah tenaga kerja yang


memperoleh pendidikan baik formal maupun non formal. Contoh: guru,
dokter, pengacara, akuntan, psikologi, dan peneliti.

3. Sumber daya modal

Modal merupakan asset yang digunakan untuk distribusi asset yang


berikutnya. Modal dapat memberikan kepuasan pribadi dan membantu untuk
menghasilkan kekayaan yang lebih banyak.

Modal menurut pengertian ekonomi adalah barang atau hasil produksi


yang digunakan untuk menghasilkan produk lebih lanjut.

Modal dapat dibedakan menurut:

a. Kegunaan dalam proses produksi


 Modal tetap adalah barang-barang modal yang dapat digunakan
berkali-kali dalam proses produksi. Contoh: Gedung, mesin-mesin
pabrik.
 Modal lancar adalah barang-barang modal yang habis sekali pakai
dalam proses produksi. Contoh: Bahan baku, bahan pembantu.
b. Bentuk Modal
 Modal konkret (nyata) adalah modal yang dapat dilihat secara nyata
dalam proses produksi. Contoh: Mesin, bahan baku, gedung pabrik.
 Modal abstrak (tidak nyata) adalah modal yang tidak dapat dilihat
tetapi mempunyai nilai dalam perusahaan. Contoh: Nama baik
perusahaan dan merek produksi
4. Sumber Pengusaha

Sumberdaya ini disebut juga kewirausahaan. Pengusaha berperan


mengatur dan mengkombinasikan faktor-faktor produksi dalam rangka
meningkatkan kegunaan barang atau jasa secara efektif dan efesien.

Pengusaha berkaitan dengan managemen. Sebagai pemicu proses


produksi, pengusaha perli memiliki kemapuan yang dapat diandalkan. Untuk
mengatur dan mengkombinasikan faktor-faktor produksi, pengusaha harus
mempunyai kemampuan merencanakan, mengkorganisasikan, mengarahkan
dan mengendalikan usaha.

2.3 MACAM-MACAM POLA PRODUKSI

Adapun macam-macam pola produksi adalah sebagai berikut:

1. Flow Process: (Proses Produksi Mengalir), cocok untuk produksi yang


menggunakan tipe yang sama dan berurutan.
2. Job Shop Process: Proses produksi yang cocok digunakan untuk produk
yang beragam dengan proses yang berbeda.
3. Cellular Process: Gabungan antara flow process dan job shop process.
4. Project Process: Pola produksi yang menyeluruh mulai dari perencanaan,
pengadaan input hingga produksi.

Pemilihan Pola Produksi (hal yang perlu diperhatikan):


1. Kapasitas: Kemampuan maksimum yang bisa digunakan
2. Efisiensi: Ukuran untuk mengetahui penggunaan sumber daya
3. Efektivitas: Ukuran untuk mengetahui derajat pencapaian output
4. Fleksibilitas: Untuk mengukur karakteristik perubahan proses.

2.4 TUJUAN DAN FUNGSI PRODUKSI

 Tujuan dari kegiatan produksi mencapai dua hal pokok yaitu:


1. Memenuhi kebutuhan setiap individu.
2. Merealisasikan kemandirian

Dalam upaya merealisasikan pemenuhan kebutuhan ada beberapa hal


yang perlu dilakukan, yaitu:

1. Melakukan perencanaan. Perencanaannya mencakup produksi,


penyimpanan, pengeluaran dan distribusi.
2. Mempersiapkan sumberdaya manusia dan pembagian tugas yang baik.
3. Memperlakukan sumber daya alam dengan baik.
4. Keragaman produksi dalam rangka memenuhi kebutuhan konsumen
5. Mengoptimalkan fungsi kekayaan berupa mata uang.
 Fungsi Produksi

Kegiatan produksi melibatkan dua variabel yang mempunyai hubungan


fungsional atau saling memengaruhi, yaitu:

1. Berapa output yang harus diproduksi; dan

2. Berapa input yang akan dipergunakan.

Dengan demikian, yang disebut fungsi produksi adalah hubungan


fungsional atau sebab akibat antara input dan output. Dalam hal ini input
sebagai sebab, dan output sebagai akibat. Atau input sebagai variabel bebas
dan output sebagai variabel tak bebas. Input produksi dikenal juga dengan
factor-faktor produksi, dan ouput produksi dikenal juga dengan jumlah
produksi.

Fungsi produksi dapat diartikan juga sebagai suatu fungsi atau persamaan
yang menunjukkan hubungan antara tingkat output dengan tingkat
(kombinasi) penggunaan input-input. Secara matematis fungsi produksi dapat
dirumuskan sebagai berikut.

Q-f(KLRT)

Dimana:

Q : Quantity (jumlah barang yang dihasilkan)

f : Function (simbol persamaan fungsional)

K : Capital (modal atau sarana yang digunakan)

L : Labour (tenaga kerja)

R : Resources (sumber daya alam)

T : Technology (teknologi dan kewirausahaan)

Q adalah output, sedangkan K, L, R, dan T merupakan input. Besarnya


jumlah output yang dihasilkan tergantung dari penggunaan input-input
tersebut. Jumlah output dapat ditingkatkan dengan cara meningkatkan
penggunaan jumlah input C (modal), L (tenaga kerja) dan R (sumber daya
alam) ataupun meningkatkan T (teknologi). Untuk memperoleh hasil yang
efisien, produsen dapat melakukan penggunaan input yang lebih efisien.

Dalam penerapannya, hubungan input dan output dapat pisahkan secara


lebih khusus. Misalnya, untuk menghasilkan hasil-hasil pertanian akan
digunakan input tanah, bibit, pupuk, pestisida, tenaga kerja, dan alat-alat
pertanian lainnya (tidak termasuk teknologi).
Untuk meningkatkan hasil-hasil pertanian tersebut maka harus
ditingkatkan penggunaan input seperti tanah yang luas, menambah tenaga
kerja, menambah jumlah pupuk, menambah penggunaan pestisida, dan lain
sebagainya. Atau cara lain yaitu dengan meningkatkan teknologi pertanian.
Untuk menghasilkan barang atau output dapat dilakukan dengan
menggunakan hanya satu input saja, dua atau lebih input.

2.5 TAHAP-TAHAP PRODUKSI

Pada hakekatnya the law of demishing return menyatakan bahwa hubungan


antara tingkat produksi dan jumlah input tenaga kerja yang digunakan dapat
dibedakan menjadi tiga tahap yaitu:

1. Tahap Pertama

Pada tahap pertama ini terjadi produksi total yang mengalami


pertambahan yang semakin cepat. Tahap ini dimulai dari titik origin semakin
kesatu titik pada kurva total product dimana AP (produksi rata-rata)
maksimum, dan pada titik ini AP-MP (marginal product).

2. Tahap Kedua

Pada tahap pertama ini terjadi produksi total yang mengalami


pertambahan semakin lama semakin kecil. Tahap II ini dimulai dari titik AP
maksimum sampai titik dimana MP=0, atau TP maksimum.

3. Tahap Ketiga

Pada tahap ini terjadi produksi total yang mengalami pertambahan


semakin lama semakin menurun. Tahap III ini meliputi daerah dimana MP
negatif.
2.6 JANGKA WAKTU PRODUKSI

Untuk menghasilkan jumlah output tertentu, perusahaan menentukan


kombinasi pemakaian input yang sesuai. Jangka waktu analisis terhadap
perusahaan yang melakukan kegiatan produksi dapat dibedakan menjadi jangka
pendek dan jangka panjang. Analisis terhadap kegiatan produksi perusahaan
dikatakan berada dalam jangka pendek apabila sebagian dari faktor produksi
dianggap tetap jumlahnya (fixed input).

Dalam jangka pendek tersebut perusahaaan tidak dapat menambah jumlah


faktor produksi yang dianggap tetap. Faktor produksi yang dianggap tetap
misalnya modal seperti mesin dan peralatannya, bangunan perusahaan dan lain-
lain. Sedangkan dalam jangka penjang semua faktor produksi dapat mengalami
perubahan. Berarti dalam jangka panjang setiap faktor produksi dapat ditambah
jumlahnya kalau memang diperlukan. Dalam jangka panjang perusahaan dapat
melakukan penyesuaian terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di pasar.

Dalam ekonomi, konsep jangka pendek mengacu pada kondisi dimana


minimal terdapat satu input yang bersifat tetap jumlahnya. Jangka panjang adalah
periode waktu dimana seluruh input bersifat variabel. Jangka waktu ini tidak ada
hubungannya dengan periode waktu yang biasa kita kenal (tahun, bulan, hari)
namun berkaitan dengan perusahaan dan sumber daya yang dibicarakan. Dalam
suatu industri mungkin jangka pendek berarti satu bulan namun industri lain
mungkin satu tahun.

Jangka Waktu Produksi dapat dibedakan menjadi 2, yaitu :

Jangka Pendek (short run). yaitu jangka waktu ketika input variabel dapat
disesuaikan, namun input tetap tidak dapat disesuaikan; dan

Jangka Panjang (long run) merupakan satu waktu dimana seluruh input
variabel maupun tetap yang digunakan perusahaan dapat diubah. Adapun tujuan
dari pembedaan jangka waktu atau periodisasi dalam produksi adalah untuk
meminimumkannya Biaya Produksi.

1. Produksi Dalam Jangka Pendek

Periode jangka pendek adalah periode produksi dimana perusahaan tidak


mampu dengan segera melakukan penyesuaian jumlah penggunaan salah satu atau
beberapa faktor produksi. Dalam jangka pendek perusahaan memiliki input tetap
dan menentukan berapa banyaknya input variabel yang harus dipergunakan.
Untuk membuat keputusan, pengusaha akan memperhitungkan seberapa besar
dampak penambahan input variabel terhadap produksi total. Misalnya input
variabelnya adalah tenaga kerja dan input tetapnya adalah modal. Apabila tenaga
kerja yang dipergunakan sebanyak 0, produksi juga nol. Ini berarti proses
produksi tidak akan menghasilkan output apabila hanya mempergunakan satu
macam input. Apabila jumlah tenaga kerja yang dipergunakan semakin banyak,
maka output meningkat.

Jika hanya satu input faktor produksi yang dapat diubah secara terus
menerus, maka akan berlaku suatu kondisi di mana pertambahan outputnya akan
semakin berkurang secara terus menerus. Kondisi ini disebut dengan hukum hasil
lebih yang semakin berkurang atau the law of diminishing return.

The law of diminishing return menyatakan bahwa jika salah satu factor
produksi ditambah terus menerus, maka produksi total akan bertambah terus
(dengan pertambahan semakin mengecil) sampai total produksi mencapai tingkat
maksimum dan bila ditambah lagi, maka produksi total akan semakin berkurang.

a. Teori Produksi Dengan Satu Input Variabel

1. Total Pruduct (TP)

Produk total (TP) adalah jumlah produk yang dihasilkan dengan


menggunakan seluruh input faktor produksi tenaga kerja (L). Hubungan output
dengan tenaga kerja dapat dibagi menjadi tiga tahap.
Tahap pertama, tambahan tenaga kerja akan meningkatkan produk total secara
cepat.

Tahap kedua terjadi peningkatan total produksi secara lambat, dan


tahap ketiga penambahan tenaga kerja akan menurunkan total produksi. Setelah
mencapai titik maksimumnya, penambahan tenaga kerja justru akan
mengakibatkan turunnya jumlah produk total.

Rumus Produk Total Produksi

TP= Q = f(L)

TP= produk total

2. Average Product (AP)

Produk rata rata (AP) adalah rata rata produk yang dihasilkan oleh setiap
input tenaga kerja. Produk rata rata merupakan hasil bagi antara total produk
dengan jumlah tenaga kerja. produk rata rata akan meningkat dengan
bertambahnya dengan tambahan tenaga kerja. setelah mencapai titik
maksimumnya, penambahan tenaga kerja akan menyebabkan turunnya produk
rata rata.

Rumus Average Product (AP)

AP = TP/L

AP = produk rata rata

TP = produk total

L = jumlah tenaga kerja

3. Marginal Product (MP)


Produk marjinal (MP) adalah tambahan jumlah produk yang diakibatkan
oleh tambahan satu unit input (tenaga kerja) yang digunakan. Produk marginal
merupakan perbandingan antara perubahan produk total dengan perubahan jumlah
tenaga kerja.

Rumus Marginal Product (MP)

MP ATP/AL

Keterangan:

MP = produk marjinal

ATP = perubahan / tambahan produk total

AL = perubahan / tambahan tenaga kerja

Setelah mencapai titik maksimum, tambahan tenaga kerja akan menurunkan


produk marjinal. Produk marginal akan menjadi negative jika tambahan tenaga
kerja terus dilakukan.

 Tabel Perhitungan Fungsi Produksi Satu Input Variabel Tenaga Kerja

Table berikut menunjukkan hasil perhitungan seluruh hubungan antara Produk


Total (TP), Produk Rata Rata (AP), dan Produk Marginal MP.

(MASUKAN TABEL)

Dari table dapat diketahui bahwa total produki TP mencapai nilai maksimumnya
yaitu 45 ketika nilai marginal product MP nilai nol dengan tenaga kerja sebanyak
7 tenaga kerja.

Sedangkan average product AP mencapai nilai maksimumnya yaitu 9 ketika


nilai marginal product MP sama dengan 9 juga dengan jumlah tenaga kerja 4
tenaga kerja.
 Kurva Fungsi Produksi Satu Input Faktor Produksi Tenaga Kerja

Gambar berikut menunjukkan kurva atau grafik fungsi produksi satu input
variabel tenaga kerja L yang terdiri dari kurva Produk total TP, Produk rata rata
AP, dan Kurva Produk marjinal MP.

(MASUK KURVA)

Kurva kurva tersebut menunjukkan bagaimana pengaruh tenaga kerja terhadap


parameter Produk total, Produk rata rata dan marjinal produk.

Produk total TP mencapai maksimum ketika nilai produk marjinal MP = 0


mencapai nilai nol.

TP maksimum ketika MP = 0

Dari kurva dapat diketahui bahwa MP = O pada saat tenaga kerja L adalah 7
tenaga kerja dan total produk TP maksimumnya adalah 45 unit. Produk rata rata
AP mencapai nilai maksimumnya ketika nilainya sama dengan nilai produk
marjinal MP.

AP maksimum = MP

Dari kurva dapat diketahui bahwa AP maksimum merupakan titik perpotongan


antara kurva AP dengan kurva MP. Nilai maksimum AP adalah 9 ketika jumlah
tenaga kerja sama dengan 4 tenaga kerja.

Tahap Kegiatan Berproduksi berdasarkan contoh diatas:

1. Tahap 1 dimulai dari awal yaitu titik nol sampai produk rata rata AP
maksimum. Pada tahap 1 AP meningkat dan MP bernilai positif. Produk
rata rata AP mencapai nilai maksimumnya ketika nilainya sama dengan
nilai produk marjinal MP. Penambahan tenaga kerja selanjutnya tidak lagi
dapat meningkatkan produk rata rata. Pada tahap 1 AP meningkat dan MP
bernilai positif. MP bernilai positif artinya penambahan tenaga kerja akan
meningkatkan produk total TP.
2. Tahap 2 dimulai dari AP maksimum sampai Marginal product MP = 0.
Produk total TP mencapai maksimum ketika nilai produk marjinal
mencapai nilai nol atau MP = 0. Ini artinnya penambahan jumlah tenaga
kerja tidak lagi dapat meningkatkan produk total. Bahkan penambahan
tenaga kerja selanjutnya hanya akan menurunkan produk total.
3. Tahap 3 dimulai setelah MP = 0. Nilai AP terus menurun dengan nilai MP
adalah negatif. Nilai MP negatif artinya penambahan tenaga kerja hanya
menurunkan produk total.

Dari tiga tahapan ini, diketahui bahwa tahap yang paling ideal untuk berproduksi
adalah pada tahap 2. Pada tahap 2 nilai TP lebih tinggi dari tahap 1 dan masih bisa
meningkat dengan penambahan tenaga kerja.

faktor produksi yang dapat berubah dan mempengaruhi tingkat produksi


hanya jumlah tenaga kerja. Jika perusahaan berkeinginan untuk menambah
Tingkat produksi, maka perusahaan hanya dapat menambah jumlah tenaga kerja.

Hubungan produksi dimana terdapat satu variabel, dan lainnya tetap.


biasanya berlaku hukum pertambahan hasil yang semakin berkurang, yaitu apabila
faktor variabel itu ditambah terus, maka output semakin lama akan semakin
menurun secara rata-rata, dikarenakan semakin besarnya faktor pembagi
sementara faktor yang dibagi tetap. Dan bila hal ini dilakukan terus, maka
produksi totalpun akan semakin menurun, dikarenakan faktor produksi tetap
semakin jenuh atau kehabisan nilainya, misalnya tanah yang kehabisan unsur
haranya sehingga mengurangi kesuburannya bila ditanami dan digarap secara
terus menerus.

2. Produksi Dalam Jangka Panjang


Dalam jangka panjang (long run) dan sangat panjang (very long run) semua
faktor. produksi sifatnya variabel. Jangka panjang suatu proses produksi tidak bisa
diukur dengan waktu tertentu. Periode jangka panjang adalah periode produksi
dimana semua faktor produksi menjadi faktor produksi variabel. Dengan kata lain,
dalam jangka panjang tidak ada input tetap.

a. Teori Fungsi Produksi Dengan Dua Input Variabel.

Jika factor produksi yang dapat berubah adalah jumlah tenaga kerja dan
jumlah modal atau sarana yang digunakan, maka fungsi produksi dapat
dinyatakan sebagai berikut:

Q = f(L, K)

Pada fungsi produksi ini diketahui, bahwa tingkat produksi dapat berubah dengan
merubah faktor tenaga kerja dan atau jumlah modal. Karena menggunakan dua
factor produksi yang dapat diubah ubah, maka disebut fungsi produksi dua input
variabel.

 Pengaruh Faktor Produksi Terhadap Tingkat Output Produksi.

Perusahaan mempunyai dua alternative jika berkeinginan untuk menamba tingkat


produksinya. Perusahaan dapat meningkatkan produksi dengan menambah tenaga
kerja, atau menambah modal atau menambah tenaga kerja dan modal.

1. Konsep Isoquant.

Kurva isokuan adalah garis atau grafi yang menggambarkan atau


menjelaskan barbagai kombinasi penggunaan dua input variabel factor produksi
untuk mendapatkan tingkat output yang sama. Konsep isoquant ditunjukkan
dalam bentuk table dan kurva atau grafik yang menggambarkan hubungan
berbagai titik kombinasi dua input factor produksi yang digunakan dalam proses
produksi untu menghasilkan jumlah output yang sama.

 Asumsi Kurva Isoquant


Kurva isokuan mempunyai asumsi bahwa kedua input factor prduksi antara tenaga
kerja dan modal K dapat saling dipertukarkan penggunaannya. Misar sejumlah
tenaga kerja L dapat diganti oleh sejumlah modal K, demikian sebaliknya, K
dapat diganti oleh L.

 Marginal Rate of Technical Substitution (MRTS)

Marginal Rate of Technical Substitution (MRTS) merupakan perbandingan antara


MPL dengan MPK. MRTS adalah suatu kondisi di mana perusahaan dapat
mengganti satu unit tenaga kerja dengan sejumah unit input lainnya untuk
mendapat tingkat output yang sama. Penurunan ouput akibat penurunan
penggunaan jumlah modal dapat dihitung dengan menggunakan persamaan rumus
berikut

MPK=∆TP/∆K atau

ATP=∆k x MPk

Peningkatan ouput akibat penambaha penggunaan jumlah tenaga kerja dapat


dihitung dengan menggunaka persamaan rumus berikut

MPL=∆TP/∆L atau

ATP =∆L x MPL

Supaya output selalu sama ketika ada penambahan tenaga kerja dan
pengurangan jumlah modal, maka penurunan output akibat berkurangnya input
modal ∆K, harus sama dengan peningkatan output akibat penambahan tenaga
kerja ∆L. Penurunan ouput (modal) = kenaikan output (tenaga kerja).

Marginal Rate of Technical Substitutic (MRTS) dapat dinyatakan dengan


menggunakan persamaan rumus berikut

MRTSLk = -∆K/∆L
MRTSLK = MPL/MPK

2. Tabel isoquant

(MASUKAN TABEL ISOQUANT)

 Kurva Grafik Isokuan

Gambar berikut menunjukkan kurva grafik isokuant yang merepresentasika table


di atas. Kurva grafik isokuat dibangun oleh sumbu horizontal sebagai tenaga kerja
L dan oleh sumbu vertical sebagai modal K.

(MASUKAN KURVA ISOQUANT)

Dengan demikian, untuk mendapatkan output Q yang sama, perusahaan dapat


menambah penggunaan tenaga kerja dengan mengurangi jumlah modal yang
digunakan. Garis yang menghubungkan titik titik kombinasi A, B, C, D, E dan
F disebut kurva atau grafik Isoquant atau Isokuan.

 Konsep Isocost

Kurva Isocost atau garis batas biaya adalah suatu garis atau kurva yang
menggambarkan atau menjelaska gabungan atau kombinasi penggunaa input
faktor produksi dengan biaya yang dikeluarkan sama. Biaya yang dikeluarkan
oleh perusahaan adalah harga input dikalikan dengan unit input yang digunakan.
Harga input terdiri dari harga tenaga kerja PL dan harga modal PK. Besarnya
biaya input pada fungsi isocost dapat dinyatakan dengan menggunakan persamaan
rumus berikut:

C = PL XL + PK X K

keterangan :

C = biaya untuk mendapatkan input

PL = upah tenaga kerja


L = jumlah tenaga kerja

PK = harga modal

K = jumlah modal

Jumlah tenaga kerja yang digunakan dapat dinyatakan dengan rumus berikut:

L = C/PL-(PK/PL) X K

Jumlah modal K yang digunakan dapat dinyatakan dengan rumus berikut:

K = C/PK - (PL/PK) X L

 Kurva isocost

( MASUKAN KURVA ISOCOST)

Sepanjang kurva isocost yaitu dari titik A sampai titik E merupakan titik titik
kemungkinan kombinasi antara tenaga kerja L dan modal K

 Pergeseran isocost

(MASUKAN KURVA)

jika biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja dan modal dinaikan, maka kurva
grafik fungsi isocost bergesar ke arah kanan, menjauh da titik nol. Dengan
bergesernya kurva fungsi isocost maka produsen memiliki kombinasi tenaga kerja
dan modal yang baru yaitu titik titik pada kurva isocost.

b. Keseimbangan Produsen

Keseimbangan produsen adalah suatu kondisi dimana produsen atau perusahaan


dapat melakukan kegiatan produksinya secara efisien. Kondisi efisien dilakukan
dengan mengoptimalkan jumlah produk pada biaya tertentu atau meminimalkan
biaya produksi pada jumlah produksi tertentu. Keseimbangan produsen dapat
terjadi apabila produsen mampu mengkombinasikan penggunaan factor factor
produksi yang menghasilkan produk maksimum pada biaya tertent atau produksi
pada biaya minimum untuk menghasilkan produk pada jumla tertentu dan kondisi
ini disebut Least Co Combination (LCC).

 Kurva Grafik Keseimbangan Produsen

Secara grafis, keseimbangan produse atau least cost combination LLC tercap
ketika kuva fungsi produksi isocost bersinggungan dengan kurva fungsi produksi
isoquant. Ini artinya kurva fungsi isokos dan kurva fungsi isokuan mempunyai
slope atau kemiringan yang sama.

 Perhitungan Keseimbangan Produsen, Keseimbangan Fungsi Produksi


Isocost - Isoquant

(Masukan tabel)

 Kurva keseimbangan Produsen Fungsi Produksi Isoquant dan Isocost

Fungsi isocost dan fungsi isoquant dapat dibuat kurvanya seperti pada gambar
berikut.

(MASUKAN KURVA)

Titik singgung antara kurva isocost (biru) dengan kurva isoquant (merah)
mencerminkan suatu kombinasi penggunaan factor produksi (input) yang paling
tepat. Dengan demikia perusahaan dapat meminimumkan biaya produksi maupun
memaksimumka jumlah produksi.

Titik keseimbangan kurva isokuant dengan isokost terjadi pada titik E. Titik
Keseimbangan E merupakan kondisi Least Cost Combination LLC. Pada kondisi
keseimbangan titik E produksi menjadi efisien ketika perusahaan menggunakan
20 tenaga kerja L dan 10 modal K.
Pada titik keseimbangan E, nilai biaya produksinya dapat dihitung dengan
persamaan berikut

C = (PL XL) + (PK x K)

2.7 GARIS PERLUASAN PRODUKSI

Tujuan akhir dari setiap produsen adalah memaksimalkan keuntungan.


Untuk itu, ia harus mengorganisir produksinya seefisien mungkin. Tingkat
efisiensi tertinggi terjadi pada tingkat kombinasi faktor produksi di mana tingkat
batas penggantian secara teknis. Perluasan Garis adalah isocline yang
menunjukkan tingkat output yang akan dihasilkan bila harga produksi tetap tidak
berubah. Jadi, garis perluasan produksi menunjukkan bagaimana proporsi faktor
produksi seharusnya berubah bila output atau besarnya biaya produksi berubah,
sedang harga dari faktor produksi itu sendiri tetap.

Hal ini terjadi bila suatu perusahaan memperkenalkan barang baru dalam
suatu kategori produk tertentu dengan merek yang sama. Barang baru itu bisa
dalam rasanya, dalam bentuknya, warnanya, bahan-bahannya (ingredients), atau
ukuran pembungkusnya. Contoh Danone, misalnya akhir-akhir ini
memperkenalkan beberapa perluasan garis, termasuk tujuh rasa yoghurt baru,
yoghurt bebas lemak dan yoghurt besar ukuran ekonomi.
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Setiap kegiatan produksi hendaknya ditujukan untuk meningkatkan manfaat


dari suatu materi. Produksi harus memerhatikan tata cara dan prosedur agar proses
produksi dapat berjalan lancar dan menguntungkan. Dan ada target-target tertentu
yang harus dicapai Penggunaan faktor-faktor produksi secara efisien terutama
yang berasal dari sumberdaya bertujuan untuk menjaga keseimbangan alam.
Penentuan upah harus didasarkan pada beberapa kriteria seperti kebutuhan hidup,
produktivitas dan kemampuan perusahaan.

Teori produksi merupakan teori pemilihan atas berbagai alternatif, terutama


menyangkut keputusan yang diambil oleh seorang produsen dalam menentukan
pilihan atas alternatif- alternatif yang ada. Produsen berusaha dalam
memaksimalkan produksi yang dapat dicapainya dengan suatu kendala biaya
tertentu agar dapat dihasilkan keuntungan yang maksimal.

Produksi adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk menambah nilai guna
suatu barang dan dapat pula diartikan sebagai upaya untuk mengubah input
menjadi output. Produsen adalah mereka yang melakukan produksi.

Tujuan dari produksi tersebut salah satunya untuk memenuhi kebutuhan


manusia dan menghasilkan barang dan jasa. Untuk itu sebelum mencapai tujuan
yang diharapkan perlu di rencanakan dulu cara pengelolaan faktor produksi
tersebut. Fungsi produksi menggambarkan berapa jumlah produksi maksimum
yang mampu diproduksi oleh produsen pada setiap kombinasi input atau faktor
produksi yang ada.

3.2 SARAN

Untuk dapat mencapai titik maksimum dalam suatu produksi dan bisa
berekspansi ke arah yang lebih luas maka perlu adanya pengetahuan dan teori
tentang produksi semoga pula makalah ini dapat membantu pihak-pihak yang
membutuhkan pencerahan dan informasi untuk pengembangan perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA

Salvatore, Dominick.(2007).Mikroekonomi edisi keempat. Jakarta: Erlangga

Gilarso, T. (2003). Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro. Yogyakarta: Kanisius.

Halim, M. A. (2018). Teori Ekonomi Mikro: Edisi 3. Bogor: Mitra Media


Wacana.

Sukirno, S. (2013). Mikroekonomi Teori Pengantar. Jakarta: Rajagrafindo


Persada.

Anda mungkin juga menyukai