Anda di halaman 1dari 28

PROSES PERDAGANGAN INTERNASIONAL, KOMPOSISI

NERACA PEMBAYARAN, KEBIJAKAN EXPORT DAN


IMPORT

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Ekonomi


Makro Islam Pascasarjana IAIN Padangsidimpuan

OLEH

Nama : Ratih Karmilasari Siregar

NIM : 2150200002

DOSEN PENGAMPU

Dr. Darwis Harahap, M.Si

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

PROGRAM PASCASARJANA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PADANGSIDIMPUAN

T.A 2021/2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah,

Puji syukur kehadiran Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga

makalah dengan judul “Proses Perdagangan Internasional, Komposisi Neraca

Pembayaran, Kebijakan Export Dan Import” ini dapat tersusun hingga selesai.

Penulis mengucapkan banyak terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Dr.

Darwis Harahap, M.Si sebagai dosen pengampu mata kuliah Ekonomi Makro

Islam.

Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi nilai tugas dalam

mata kuliah Ekonomi Makro Islam. Pembuatan makalah ini juga bertujuan untuk

menambah pengetahuan dan wawasan bagi para pembaca.

Penulis menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna karena

keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman, maka masih banyak kekurangan

dalam makalah ini. Oleh Karena itu, penulis mengharapkan kritik maupun saran

yang membangun dari pembaca. Akhir kata, semoga makalah ini berguna bagi

para pembaca.

Penulis

Ratih Karmilasari Siregar

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i


DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ....................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 4
A. Perdagangan Internasional ......................................................................... 4
1. Pengertian Perdagangan Internasional .................................................... 4
2. Ciri-Ciri Perdagangan Internasional ....................................................... 4
3. Teori Perdagangan Internasional ............................................................ 5
4. Manfaat Perdagangan Internasional ..................................................... 10
5. Faktor Penyebab Perdagangan Internasional ........................................ 11
6. Faktor Pendorong Perdagangan Internasional ....................................... 12
7. Faktor Penghambat Perdagangan Internasional .................................... 13
B. Neraca Pembayaran ................................................................................. 14
C. Kebijakan Ekspor dan Impor ................................................................... 16
D. Kebijakan Proteksi .................................................................................. 17
E. Perdagangan Internasional dalam pandangan Islam ................................. 20
BAB III KESIMPULAN .................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 24

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut Undang-Undang No.7 Tahun 2014, “ Perdagangan adalah
tatanan kegiatan yang terkait dengan transanksi barang maupun jasa yang
berada dalam negeri dan melampaui batas wilayah negara dengan tujuan
pengalihan hak atas barang dan jasa untuk memperoleh imbalan atau
kompensasi.1 Perdagangan dibagi menjadi dua yaitu Perdagangan dalam negeri
atau dikenal dengan istilah perdagangan domestik dan Perdagangan luar negeri
atau dikenal dengan istilah perdagangan internasional. Perdagangan
internasional yang kemudian juga dikenal dengan istilah International Trade
merupakan aktivitas berdagang yang dilakukan oleh dua negara yang berbeda.
Aktivitas international trade sendiri sudah dikenal dan dilakukan sejak abad
pertengahan, dan masih terus dilakukan sampai sekarang.
Prinsipnya sendiri sama seperti kegiatan perdagangan pada umumnya,
ada proses jual beli. Satu negara berperan sebagai penjual dan negara yang
lainnya berperan sebagai pembeli. Aktivitas perdagangan ini kemudian
disepakati oleh kedua belah pihak. Sehingga tidak ada unsur paksaan, dimana
suatu negara dipaksa negara lain untuk membeli produk yang mereka miliki,
begitu juga sebaliknya. Adanya aktivitas perdagangan seperti ini kemudian
memungkinkan masyarakat untuk membeli produk luar negeri.
Perdagangan internasional suatu negara identik dengan kegiatan ekspor
dan impor antara satu negara dengan negara lain. Adapun data Perkembangan
Ekspor di Indonesia, nilai ekspor pada Desember 2021 mencapai US$22,38
miliar atau turun 2,04 persen dibanding ekspor November 2021. Dibanding
Desember 2020 nilai ekspor naik sebesar 35,30 persen. Ekspor nonmigas
Desember 2021 mencapai US$21,28 miliar, turun 1,06 persen dibanding

1
“Undang-Undang Republik Indonesia Tahun 2014 Tentang Perdagangan,” 11 Maret
2014, https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/38584/uu-no-7-tahun-2014.

1
November 2021, dan naik 37,13 persen dibanding ekspor nonmigas Desember
2020. Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari–Desember 2021
mencapai US$231,54 miliar atau naik 41,88 persen dibanding periode yang
sama tahun 2020. Demikian juga ekspor nonmigas mencapai US$219,27 miliar
atau naik 41,52 persen.2
Sedangkan data perkembangan Impor di Indonesia berdasarkan golongan
penggunaan barang, nilai impor Januari–Desember 2021 terhadap periode yang
sama tahun sebelumnya terjadi peningkatan pada barang konsumsi US$5.529,5
juta (37,73 persen), bahan baku/penolong US$44.174,2 juta (42,80 persen), dan
barang modal US$4.924,1 juta (20,77 persen). Tiga negara pemasok barang
impor nonmigas terbesar selama Januari–Desember 2021 adalah Tiongkok
US$55,74 miliar (32,66 persen), Jepang US$14,61 miliar (8,56 persen), dan
Thailand US$9,08 miliar (5,32 persen). Impor nonmigas dari ASEAN
US$29,31 miliar (17,17 persen) dan Uni Eropa US$10,97 miliar (6,43 persen).
Neraca perdagangan Indonesia Desember 2021 mengalami surplus US$1,02
miliar terutama berasal dari sektor nonmigas US$3,30 miliar. Sementara di
sektor migas terjadi defisit US$2,28 miliar.3Berdasarkan data tersebut, maka
perlu kita bahas perdagangan Internasional.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan di atas, maka rumusan masalah dalam makalah
ini adalah:
1. Apa Pengertian Perdagangan Internasional?
2. Apa Pengertian Neraca Pembayaran?
3. Apa Saja Kebijakan Ekspor dan Impor?
4. Apa Saja Kebijakan Proteksi yang diterapkan?

2
“Badan Pusat Statistik,” https://www.bps.go.id/pressrelease/2022/01/17/1917/ekspor-
desember-2021-mencapai-us-22-38-miliar-dan-impor-desember-2021-senilai-us-21-36-
miliar.html.
3
“Badan Pusat Statistik.”

2
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah yang dipaparkan, maka tujuan penulisan
dalam makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui Pengertian Perdagangan Internasional.
2. Untuk mengetahui Pengertian Neraca Pembayaran.
3. Untuk mengetahui Apa Saja Kebijakan Ekspor dan Impor.
4. Untuk mengetahui Apa Saja Kebijakan Proteksi yang diterapkan.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Perdagangan Internasional

1. Pengertian Perdagangan Internasional


Perdagangan Internasional merupakan perdagangan yang dilakukan
antarnegara atau pemerintah dengan negara lain yang menjalin suatu
hubungan perdagangan yang sesuai dengan kesepakatan antar kedua negara
yang melakukan perdagangan internasional tersebut.
Perdagangan Internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh
penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan
bersama. Penduduk yang dimaksud berupa antar perseorangan (individu
dengan individu), antara individu dengan pemerintah suatu negara ataupun
pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain. 4

2. Ciri-Ciri Perdagangan Internasional


Dalam pelaksanaan perdagangan Internasional memiliki ciri ciri
sebagai berikut:5
a. Menggunakan mata uang asing yang disepakati bersama oleh kedua

belah pihak. Sehingga dalam bertransanksi tidak harus menggunakan


mata uang US dollar tetapi bisa menggunakan mata uang lain.
b. Memiliki ruang lingkup yang luas karena tidak terbatas oleh batasan

suatu negara. Perdagangan Internasional memang dilakukan oleh dua


negara yang berbeda bahkan dari dua benua yang berbeda juga.
c. Dalam kegiatan perdagangan jika ada perselisihan, maka akan
diselesaikan dengan hukum internasional yang berlaku secara umum
sehingga perselisihan bisa diselesaikan secara adil.

4
Heri Setiawan dan Sari Lestari Zainal Ridho, Perdagangan Internasional (Yogyakarta:
Pustaka Nusantara, 2011), hlm.11.
5
“Ciri, Contoh dan Dampak Perdagangan Internasional,” Buku Deepublish (blog), diakses
10 Maret 2022, https://penerbitbukudeepublish.com/materi/dampak-perdagangan-internasional/.

4
d. Produk yang diperdagangankan adalah produk yang memiliki standar

mutu khusus seperti kepemilikan Standar ISO 4000, ISO 9000, dan
lain-lain sesuai kriteria negara tujuan.
e. Barang yang diperdagangkan disesuaikan dengan sejumlah aspek dari

negara tujuan, misalnya keadaaan alam, tujuan, selera, preferensi dan


lain sebagainya.
f. Perdagangan antar dua negara secara umum tidak dilakukan dengan

tatap muka secara langsung.


g. Memiliki sistem distribusi secara tidak langsung.

h. Tingkat persaingan yang ketat sehingga negara yang bertujuan menjual

produk dalam negeri harus mempunyai nilai lebih agar bisa menarik
minat negara tujuan dan mengalahkan produk negara lain yang serupa.
i. Biaya jangkauan yang cenderung lebih mahal yang bisa disebabkan

oleh banyak hal, salah satunya adalah segi jarak dan proses distribusi
yang dilakukan secara tidak langsung.

3. Teori Perdagangan Internasional


Adapaun teori-teori yang terdapat dalam perdagangan Internasional yang
diuraikan yaitu:6
a. Pandangan Kaum Merkantilisme
Teori perdagangan Internasional kaum merkantilisme ini
berkembang pesat sekitar abad ke-16 ke abad ke-18. Merkantilisme
merupakan sekumpulan pemikiran ekonomi yang muncul di Eropa yang
memiliki cita-cita dan ideologi kapitalisme komersial. Kaum
Merkantilisme berpandangan politik kemakmuran suatu negara
melebihi kemakmuran perseorangan.
1) Pemupukan logam mulia, tujuannya adalah pembentukan negara
nasional yang kuat dan pemupukan kemakmuran nasonal untuk
mempertahankan dan mengembangkan kekuatan negara tersebut;

6
Darwis Harahap dan Ferri Alfadri, Pengantar Ekonomi Makro Kajian Integratif (Jakarta:
Kencana, 2020), hlm. 145-150.

5
2) Setiap politik perdagangan ditujukan untuk menunjang kelebihan
ekspor di atas impor (neraca perdagangan yang aktif). Untuk
memperoleh neraca perdagangan yang aktif, maka ekspor harus
didorong dan impor harus dibatasi. Hal ini dikarenakan tujuan utama
perdagangan luar negeri adalah memperoleh tambahan logam mulia.
Dengan demikian dalam perdagangan internasional atau
perdagangan luar negeri, titik berat politik merkantilisme ditujukan untuk
memperbesar ekspor di atas impor, serta kelebihan ekspor dapat dibayar
dengan logam mulia.
Pelopor Teori Merkantilisme antara lain Sir Josiah Child, Thomas
Mun, Jean Bodin, Von Hornich dan Jean Baptiste Colbert.
b. Teori keunggulan Mutlak (Absolut Advange) oleh Adam Smith
Dalam teori keunggulan mutlak, Adam Smith mengemukakan
ide-ide sebagai berikut.
1) Adanya Division of Labour (Pembagian Kerja Internasional). dalam
Menghasilkan Sejenis Barang Dengan adanya pembagian kerja, suatu
negara dapat memproduksi barang dengan biaya yang lebih murah
dibanding negara lain, sehingga dalam mengadakan perdagangan
negara tersebut memperoleh keunggulan mutlak.
2) Spesialisasi Internasional dan Efisiensi Produksi. Dengan spesialisasi,
suatu negara akan mengkhususkan pada produksi barang yang
memiliki keuntungan. Suatu Negara akan mengimpor barang-barang
yang bila diproduksi sendiri (dalam negeri) tidak efisien atau kurang
menguntungkan, sehingga keunggulan mutlak diperoleh bila suatu
Negara mengadakan spesialisasi dalam memproduksi barang.
Keuntungan mutlak diartikan sebagai keuntungan yang
dinyatakan dengan banyaknya jam/hari kerja yang dibutuhkan untuk
membuat barang-barang produksi. Suatu negara akan mengekspor barang
tertentu karena dapat menghasilkan barang tersebut dengan biaya yang
secara mutlak lebih murah daripada negara lain. Dengan kata lain, negara
tersebut memiliki keuntungan mutlak dalam produksi barang.

6
Jadi, keuntungan mutlak terjadi bila suatu negara lebih unggul
terhadap satu macam produk yang dihasilkan, dengan biaya produksi
yang lebih murah jika dibandingkan dengan biaya produksi di negara
lain.
Berdasarkan ulasan di atas dapat diketahui, bahwa Indonesia lebih
unggul untuk memproduksi rempah-rempah dan Jepang lebih unggul
untuk produksi elektronik, sehingga negara Indonesia sebaiknya
berspesialisasi untuk produk rempah-rempah dan negara Jepang
berspesialisasi untuk produk elektronik. Dengan demikian, seandainya
kedua negara tersebut mengadakan perdagangan atau ekspor dan impor,
maka keduanya akan memperoleh keuntungan.
Besarnya keuntungan dapat dihitung sebagai berikut.
1) Untuk negara Indonesia, Dasar Tukar Dalam Negeri (DTD) 1 kg
rempah-rempah akan mendapatkan 1 unit elektronik, sedangkan
Jepang 1 kg rempah-rempah akan mendapatkan 4 unit elektronik.
Dengan demikian, jika Indonesia menukarkan rempah-rempahnya
dengan elektronik Jepang akan memperoleh keuntungan sebesar 3 unit
elektronik, yang diperoleh dari (4 elektronik – 1 elektronik).
2) Untuk negara Jepang Dasar Tukar Dalam Negerinya (DTD) 1 unit
elektronik akan mendapatkan 0,25 rempah-rempah, sedangkan di
Indonesia 1 unit elektronik akan mendapatkan 1 kg rempah-rempah.
Dengan demikian, jika negara Jepang mengadakan perdagangan atau
menukarkan elektroniknya dengan Indonesia akan memperoleh
keuntungan sebesar 0,75 kg rempah-rempah, yang diperoleh dari ( 1
kg rempahrempah – 0,25 elektronik).
c. Teori Keunggulan Komparatif ( Comparative Advantage) oleh David
Ricardo
David Ricardo menyampaikan bahwa teori keunggulan mutlak
yang dikemukakan oleh Adam Smith memiliki kelemahan, di antaranya
sebagai berikut.

7
1) Bagaimana bila suatu negara lebih produktif dalam memproduksi dua
jenis barang dibanding dengan Negara lain? Sebagai gambaran awal,
di satu pihak suatu negara memiliki faktor produksi tenaga kerja dan
alam yang lebih menguntungkan dibanding dengan negara lain,
sehingga negara tersebut lebih unggul dan lebih produktif dalam
menghasilkan barang daripada negara lain. Sebaliknya, di lain pihak
negara lain tertinggal dalam memproduksi barang. Dari uraian di atas
dapat disimpilkan, bahwa jika kondisi suatu negara lebih produktif
atas dua jenis barang, maka negara tersebut tidak dapat mengadakan
hubungan pertukaran atau perdagangan.
2) Apakah negara tersebut juga dapat mengadakan perdagangan
internasional. Pada konsep keunggulan komparatif (perbedaan biaya
yang dapat dibandingkan) yang digunakan sebagai dasar dalam
perdagangan internasional adalah banyaknya tenaga kerja yang
digunakan untuk memproduksi suatu barang. Jadi, motif melakukan
perdagangan bukan sekadar mutlak lebih produktif (lebih
menguntungkan) dalam menghasilkan sejenis barang, tetapi menurut
David Ricardo sekalipun suatu negara itu tertinggal dalam segala rupa,
ia tetap dapat ikut serta dalam perdagangan internasional, asalkan
Negara tersebut menghasilkan barang dengan biaya yang lebih murah
(tenaga kerja) dibanding dengan lainnya.
Jadi, keuntungan komparatif terjadi bila suatu negara lebih unggul
terhadap kedua macam produk yang dihasilkan, dengan biaya tenaga
kerja yang lebih murah jika diban-dingkan dengan biaya tenaga kerja di
negara lain.
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui, bahwa negara Jepang
unggul terhadap kedua jenis produk, baik elektronik maupun rempah-
rempah, akan tetapi keunggulan tertingginya pada produksi elektronik.
Sebaliknya, negara Indonesia lemah terhadap kedua jenis produk, baik
rempah-rempah maupun elektronik, akan tetapi kelemahan terkecilnya
pada produksi rempah-rempah.

8
Jadi, sebaiknya negara Jepang berspesialisasi pada produk
elektronik dan negara Indonesia berspesialisasi pada produk rempah-
rempah. Seandainya kedua negara tersebut mengadakan perdagangan,
maka keduanya akan mendapatkan keuntungan.
Besarnya keuntungan dapat dihitung sebagai berikut.
1) Di Jepang 1 unit elektronik = 0,625 kg rempah-rempah, sedangkan di
Indonesia 1 unit elektronik = 1 kg rempahrempah. Jika negara Jepang
menukarkan elektronik dengan rempah-rempah di Indonesia, maka
akan mendapatkan keuntungan sebesar 0,375, yang diperoleh dari (1
rempahrempah – 0,625 rempah-rempah).
2) Di Indonesia 1 kg rempah-rempah = 1 unit elektronik, sedang di
Jepang 1 kg rempah-rempah = 1,6 unit elektronik. Jika negara
Indonesia menukarkan rempah-rempahnya dengan elektronik, maka
Jepang akan mendapatkan keuntungan sebesar 0,6, yang diperoleh
dari (1,6 elektronik-1 elektronik).
d. Teori Permintaan Timbal Balik (Reciprocal Demand) oleh John Stuart
Mill
Teori yang dikemukakan oleh J.S. Mill sebenarnya melanjutkan
Teori Keunggulan Komparatif dari David Ricardo, yaitu mencari titik
keseimbangan pertukaran antara dua barang oleh dua negara dengan
perbandingan pertukarannya atau dengan menentukan Dasar Tukar
Dalam Negeri (DTD).
Maksud Teori Timbal Balik adalah menyeimbangkan antara
permintaan dengan penawarannya, karena baik permintaan dan
penawaran menentukan besarnya barang yang diekspor dan barang yang
diimpor. Jadi, menurut J.S. Mill selama terdapat perbedaan dalam rasio
produksi konsumsi antara kedua negara, maka manfaat dari perdagangan
selalu dapat dilaksanakan di kedua negara tersebut.
Suatu negara akan memperoleh manfaat apabila jumlah jam kerja
yang dibutuhkan untuk membuat seluruh barangbarang ekspornya lebih

9
kecil daripada jumlah jam kerja yang dibutuhkan seandainya seluruh
barang impor diproduksi sendiri.

4. Manfaat Perdagangan Internasional


Setiap negara yang melakukan aktivitas perdagangan internasional
akan mendapat berbagai manfaat yang sangat besar. Menurut Sadono
Sukirno, manfaat perdagangan Internasional antara lain:7
a. Menjalin persahabatan antar negara
Aktivitas perdagangan Internasional dapat menciptakan hubungan
antar negara yang melakukan perdagangan Internasional. Hubungan
perdagangan yang baik dapat menciptakan hubungan yang baik dengan
negara lain, tidak hanya hubungan perdagangan melainkan dapat
merambat dalam bidang budaya, social, politik dan lain sebagainya.
b. Memenuhi kebutuhan di negara lain
Perdagangan Internasional dapat membuat suatu negara yang tidak
memiliki barang maupun jasa yang diinginkan menjadi terpenuhi.
Terjadinya perdagangan Internasional dilakukan dan disetujui oleh dua
negara yang berkerja sama dalam memenuhi kebutuhan yang ada di
negara lain, ketika negara tersebut tidak dapat memproduksi kebutuhan
yang dimaksud. Faktor tidak dapat memproduksi kebutuhannya bisa
bervariasi misalnya iklim negara yang berbeda, kondisi geografi, dan
penguasa iptek dan lain-lain.
c. Memperoleh keuntungan internal dan eksternal
Perdagangan Internasional tentu memiliki tujuan untuk
mendapatkan keuntungan baik secara internal ataupun eksternal.
Keuntungan Internal yaitu keuntungan yang dapat dimiliki oleh sebuah
perusahaan, misalnya keuntungan yang didapatkan melalui banyak
pesanan permintaan barang atau jasa dari luar negeri. Sedangkan
keuntungan eksternal adalah keuntungan spesialisasi yang diperoleh

7
Sadono Sukirno, Pengantar Teori Ekonomi (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1996),
hlm. 360-362.

10
melalui fungsi dalam yang digunakan untuk memperoleh keefektifan
penggunaan faktor produksi.
d. Memperluas Pasar Industri dalam Negeri.
Perdagangan Internasional memiliki tujuan agar sebuah perusahaan
yang ada dalam negara dalam menjalankan mesin-mesin produksinya
secara maksimal dan dapat menjual stock produknya tanpa perlu
mengkhawatirkan terjadinya kelebihan produksi yang dapat
mengakibatkan turunnya harga produk ataupun jasa yang dijual.
e. Menggunakan teknologi Modern dan meningkatkan produktivitasnya.
Manfaat perdagangan Internasional, salah satunya adalah sebagai transfer
teknologi. Perdagangan Internasional dilakukan demi memperoleh
keuntungan dalam hal teknologi modern yang tidak bisa atau belum
diproduksi atau diperoleh dalam negeri sehingga dibutuhkan kerja sama
dari pihak luar negeri.

5. Faktor Penyebab Perdagangan Internasional


Adapun faktor-faktor penyebab perdagangan Internasional adalah sebagai
berikut:8
a. Revolusi Informasi dan transportasi
Faktor perdagangan internasional banyak berubah ketika kemajuan
teknologi dan informasi tumbuh semakin pesat. Dimana kini sudah
banyak sistem berbasis komputer dan internet super cepat dan
memudahkan dalam pemrosesan data.
b. Interdependensi kebutuhan
Setiap Negara memiliki selling point yang berbeda, nah interdependensi
kebutuhan itu sendiri diperhatikan dari aspek-aspeknya. Misalnya, ada
yang ditinjau dari sumber daya manusianya, teknologi dan sumber daya
manusia yang dimiliki oleh suatu Negara akan memberikan dampak
ketergantungan antar Negara.
c. Liberalisasi ekonomi

8
Setiawan dan Lestari Zainal Ridho, Perdagangan Internasional, hlm.24.

11
Hampir setiap Negara memiliki ketertarikan tersendiri baik dalam
perdagangan maupun dalam bentuk kerjasama. Ketertarikan ini
menimbulkan implikasi bahwa masing-masing negara akan mencari
peluang dengan berinteraksi melalui perdagangan anata negara.
d. Asas keunggulan komparatif
Setiap Negara pasti memiliki keunggulannya masing-masing. Dikatakan
unggul apabila Negara tersebut memiliki sesuatu yang tidak dimiliki oleh
Negara lain. Konteks keunggulan yang dimaksud adalah sumber yang
berkaitan dengan pendapatan bagi Negara tersebut.
e. Kebutuhan devisa negara
Faktor terakhir dari perdagangan internasional adalah memenuhi
kebutuhan devisa. Kebutuhan devisa sebuah Negara yang baik harus
memiliki cadangan devisa. Tujuan cadangan devisa tersebut dapat
digunakan untuk melakukan pengembangan dan pembangunan.

6. Faktor Pendorong Perdagangan Internasional


Suatu negara terdorong melakukan perdagangan internasional
dikarenakan banyak faktor, di antaranya:9
a. Faktor Alam/ Potensi Alam,
b. Untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa dalam negeri,
c. Keinginan memperoleh keuntungan dan meningkatkan pendapatan
negara,
d. Adanya perbedaan kemampuan penguasaan ilmu, pengetahuan dan
teknologi dalam mengolah sumber daya ekonomi,
e. Adanya kelebihan produk dalam negeri sehingga perlu pasar baru untuk
menjual produk tersebut,
f. Adanya perbedaan keadaan seperti sumber daya alam, iklim, tenaga
kerja, budaya, dan jumlah penduduk yang menyebabkan adanya
perbedaan hasil produksi dan adanya keterbatasan produksi,

9
Revita Yuni, “Dampak Perdagangan Internasional Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Indonesia Pada Tahun 2009-2019,” NIAGAWAN 10, no. 1 (18 Maret 2021): hlm. 65,
https://doi.org/10.24114/niaga.v10i1.19193.

12
g. Adanya kesamaan selera terhadap suatu barang.
h. Keinginan membuka kerja sama, hubungan politik dan dukungan dari
negara lain,
i) Terjadinya era globalisasi sehingga tidak satu negara pun di dunia dapat
hidup sendiri.

7. Faktor Penghambat Perdagangan Internasional


Ada beberapa faktor yang dapat menjadi hambatan dalam
melakukan perdagangan internasional. Faktor – faktor tersebut antara lain :
a. Tidak Amannya Suatu Negara
Jika suatu negara tidak aman, maka para pedagang akan beralih ke
negara lain yang lebih lama. Faktor keamanan akan mempengaruhi untuk
melakukan perdagangan internasional.
b. Kebijakan Ekonomi Internasional oleh Pemerintah
Ada beberapa kebijakan suatu negara yang menghambat kelancaran
perdagangan internasional. Misalnya, perizinan yang rumit, pembatasan
jumlah impor dan ekspor, dan lain-lain.
c. Tidak Stabilnya Kurs Mata Uang Asing
Tidak stabil-nya kurs mata uang asing, membuat para eksportir maupun
importir mengalami kesulitan untuk menentukan harga valuta asing. Ini
akan berdampak terhadap penawaran dan permintaan dalam
perdagangan.
d. Perbedaan Mata Uang Antarnegara
Mata uang yang berlaku di setiap negara berbeda. Pembayarannya
tentunya akan berkaitan dengan nilai uang itu sendiri. Negara yang
melakukan kegiatan ekspor, biasanya meminta kepada negara pengimpor
untuk membayar dengan menggunakan mata uang negara
pengekspor. Dengan demikian, agar kedua negara diuntungkan dan lebih
mudah proses perdagangannya perlu adanya penetapan mata uang
sebagai standar internasional.
e. Kualitas Sumber Daya yang Rendah

13
Rendahnya kualitas tenaga kerja dapat menghambat perdagangan
internasional karena jika sumber daya manusianya rendah, maka kualitas
dari hasil produksi (produk) akan rendah. Suatu negara yang memiliki
kualitas produk rendah akan sulit bersaing dengan barang yang
dihasilkan oleh negara lain yang kualitasnya lebih baik. Dan ini akan
menjadi hambatan bagi negara yang bersangkutan untuk
melakukan perdagangan internasional.

B. Neraca Pembayaran
Untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, negara-negara di dunia
melakukan perdagangan internasional. Hasil transaksi dalam perdagangan akan
dimasukkan dalam neraca pembayaran internasional. Neraca pembayaran
internasional (balance of payments) adalah catatan tentang transaksi ekonomi
internasional antara seorang warga negara dengan negara lain. Neraca
pembayaran internasional hanya mencatat segala jenis transaksi ekonomi
internasional.
Adapun susunan dalam neraca pembayaran internasional, yaitu:10
1. Neraca transaksi berjalan
Neraca transaksi berjalan merupakan total saldo dari neraca perdagangan,
neraca jasa, dan transaksi sepihak. Neraca perdagangan berfungsi mencatat
transaksi ekspor dan impor barang yang biasanya ditulis dalam dollar AS.
2. Neraca lalu lintas modal
Neraca lalu lintas modal berfungsi mencatat segala arus modal jangka
panjang dan jangka yang terbagi atas modal pemerintah neto dan lalu lintas
modal swasta neto.
3. Selisih yang belum diperhitungkan (error and omission)
4. Neraca lalu lintas moneter

10
Wulansari Fitri, “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Neraca Transaksi
Berjalan : Studi Kasus Indonesia Tahun 1990-2011,” Economics Development Analysis Journal 3,
no. 4 (2014): hlm. 55-60, https://doi.org/10.15294/edaj.v3i4.3223.

14
Neraca lalu lintas moneter merupakan perubahan cadangan devisa
berdasarkan pada transaksi devisa yang masuk dan keluar pada suatu negara
dalam waktu tertentu yang dicatat oleh bank sentral.
Untuk mencatat segala jenis transaksi dalam neraca pembayaran,
Indonesia menggunakan sistem double entry. Cara kerja sistem ini adalah
dengan mencatat segala jenis transaksi pada dua sisi yang berbeda dengan nilai
yang sama. Dua sisi tersebut ditulis sebagai transaksi debit dan kredit sesuai
dengan metode pembukuan pada umumnya.
Apabila menggunakan sistem double entry untuk mencatat segala
jenis transaksi, maka jumlah total sisi dalam neraca pembayaran internasional
akan sama dengan nol. Namun, kenyataan yang terjadi di lapangan saldo nol
tidak mungkin terjadi. Sebab terjadi perbedaan sumber data yang digunakan
untuk mencatat dua sisi (kredit dan debit) dari sebuah transaksi. Sebagian
transaksi mungkin tidak dicatat secara rinci sehingga berdampak pada
kesalahan pencatatan (error). Sementara sebagian transaksi lain bisa saja tidak
tercatat sama sekali sehingga berdampak pada kurangnya pencatatan.
Salah satu permasalahan dalam neraca pembayaran internasional
adalah ketidakseimbangan neraca pembayaran. Ketidakseimbangan dalam
neraca pembayaran disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain faktor alam,
kegiatan ekonomi pemerintah, dan kegiatan ekonomi swasta. Neraca
pembayaran internasional dikatakan tidak seimbang apabila neraca
pembayaran mengalami surplus atau defisit. Kondisi defisit menunjukkan
bahwa nilai impor yang lebih besar dibandingkan ekspor. Apabila suatu negara
terus melakukan impor tanpa mengimbanginya dengan kegiatan ekspor dapat
membahayakan saldo neraca transaksi berjalan serta keseimbangan neraca
pembayaran perlu diwujudkan. Sebab neraca pembayaran merupakan salah
satu tujuan dari ekonomi makro selain pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
Negara yang memiliki aktivitas ekonomi baik, dapat digambarkan melalui
keseimbangan antara kegiatan ekspor dan impor. Negara yang memiliki
ekonomi stabil dan baik dapat menarik para investor untuk melakukan investasi
di negara tersebut.

15
Neraca pembayaran internasional mempunyai manfaat yaitu:
1. Untuk mencatat seluruh transaksi ekonomi internasional yang terjadi antara
penduduk sebuah negara dengan penduduk negara lain.
2. Untuk mengetahui informasi struktur dan komposisi transaksi ekonomi
internasional suatu negara.
3. Untuk mengetahui kondisi keuangan internasional suatu negara.
4. Untuk indikator yang digunakan oleh IMF untuk memberikan bantuan
keuangan. Sebagai indikator penting ekonomi suatu negara.

C. Kebijakan Ekspor dan Impor


Perdagangan Internasional di dalamnya tidak terlepas dengan kegiatan
ekspor dan impor. Ekspor adalah barang dan jasa yang diproduksi dalam negeri
untuk dijual ke luar negeri, sedangkan impor adalah barang dan jasa yang
11
diproduksi di luar negeri untuk dijual di dalam negeri. Kegiatan ekspor dan
impor merupakan salah satu sumber devisi yang mampu memberikan dana
besar bafi suatu negara. Sebelum melakuan kegiatan ekspor maka perusahaan
harus memerhatikan kualitas dan standar pergudangan dan pengepakan barang,
agar sesuai dengan standar mutu barang yang akan di ekspor.
Dalam meningkatkan hasil ekspor Indonesia, strategi kebijakan yang
digunakan yaitu:12
1. Melalui Diversifikasi Produk Industri
2. Peningkatan Produksi Pertanian
3. Perkebunan
4. Eksplorasi Sumber Daya Emas
5. Teknologi Tepat Guna
6. Modernisasi Manejemen
7. Memberikan Bantuan Promosi Dan Keringanan Pajak Bagi Eksportir
8. Meningkatkan Daya Saing Produk.

11
IAIN Salatiga dkk., “Pengaruh Perdagangan Internasional Terhadap Pertumbuhan
Ekonomi Indonesia Tahun 2007-2017,” Jurnal REP (Riset Ekonomi Pembangunan) 4, no. 2 (1
Oktober 2019): 1–189, https://doi.org/10.31002/rep.v4i2.781. hlm. 121.
12
Efi Fitriani, “Analisis Pengaruh Perdagangan Internasional Terhadap Pertumbuhan
Ekonomi Indonesia,” JURISMA: Jurnal Riset Bisnis & Manajemen 9, no. 1 (2019): 17–26.

16
D. Kebijakan Proteksi
Setiap negara punya kebijakan perdagangan internasional tersendiri.
Kebijakan perdagangan internasional adalah semua tindakan ataupun peraturan
pemerintah suatu negara, yang secara langsung maupun tidak memengaruhi
struktur, arah, komposisi, hingga bentuk perdagangan luar negeri. Tindakan itu
dilaksanakan untuk melindungi kepentingan nasional dan mengatasi masalah
yang terkait perdagangan luar negeri. Kebijakan perdagangan internasional
diperlukan karena transaksi jual-beli antarnegara tidak selalu berdampak positif
bagi kepentingan dalam negara.
Berdasarkan konsep strategi ekonomi yang dianut suatu negara,
kebijakan perdagangan internasional selama ini dapat dibedakan menjadi 2
jenis yaitu:
1. Kebijakan perdagangan bebas.
Ketika kebijakan perdagangan bebas diterapkan suatu negara, pemerintah
memberi izin pada kegiatan ekspor-impor tanpa dihalangi oleh berbagai
peraturan. Perdagangan bebas dapat memicu persaingan penuh antarnegara.
Akibatnya, setiap negara akan berusaha semaksimal mungkin dengan tujuan
meningkat efisiensi produksi barang/jasa agar memenangkan persaingan
dalam perdagangan internasional. Semakin efisien satu barang/jasa
diproduksi maka peluangnya terserap pasar juga akan bertambah besar.
2. Kebijakan perdagangan proteksi.
Proteksi adalah tindakan pemerintah suatu negara untuk campur tangan di
dalam kegiatan ekspor-impor dengan tujuan melindungi sektor ekonomi
atau industri nasional tertentu agar tidak kalah dalam persaingan
internasional. Kebijakan proteksi juga bisa saja dilakukan karena suatu
sektor industri sedang berkembang serta butuh sokongan pemerintah agar
mampu lekas bersaing di pasar global. Kebijakan proteksi ini untuk
menghindari dampak negatif perdagangan internasional. Proteksi itu juga
bisa dapat melindungi produk-produk dalam negeri dari ancaman serbuan
barang impor.

17
Adapun alasan, tujuan, dan macam-macam bentuk kebijakan
perdagangan internasional yang terkait dengan tindakan proteksi.
1. Alasan kebijakan proteksi perdagangan internasional.
a. Perdagangan bebas dianggap hanya menguntungkan negara-negara maju
saja.
b. Untuk melindungi industri dalam negeri.
c. Melindungi kesempatan kerja di dalam negeri.
2. Tujuan kebijakan proteksi perdagangan internasional
a. Memaksimalkan produksi dalam negeri
b. Memperluas lapangan kerja
c. Memelihana tradisi nasional
d. Menghindari risiko yang timbul jika bergantung pada satu komoditi
andalan Menjaga stabilitas nasional, yang bisa terganggu jika bergantung
ke negara lain.
3. Macam-macam kebijakan perdagangan internasional untuk proteksi.
a. Pengenaan Tarif Bea masuk
Pengenaan tarif adalah pembebanan biaya atas barang-barang yang
melintasi daerah pabean. Hal ini membuat barang-barang yang masuk ke
wilayah suatu negara dikenakan bea masuk. Pengenaan bea masuk yang
besar untuk barang-barang dari luar negeri (impor) bertujuan untuk
melindungi (proteksi) industri dalam negeri dan memperoleh pendapatan
negara. Bentuk umum kebijakan tarif adalah penetapan pajak impor
dengan persentase tertentu dari harga barang yang diimpor tersebut.
Selama ini dikenal 3 jenis pengenaan tarif atau bea masuk, yakni Bea
Ekspor (export duties), Bea Transit, dan Bea Impor. Akibat pengenaan
tarif itu harga barang impor akan naik sehingga produksi industri dalam
negeri bisa meningkat karena produknya mampu bersaing di pasar
nasional. Dampak yang lain: jumlah barang di pasar bisa menurun,
terutama yang berasal dari luar negeri.
b. Pelarangan impor

18
Pelarangan impor merupakan langkah pemerintah untuk melarang
masuknya barang-barang dari negara lain untuk melindungi produksi
dalam negeri dan mengembangkannya. Dampak kebijakan pelarangan
impor adalah harga barang dari luar negeri naik, sehingga produksi dalam
negeri bisa meningkat, dan jumlah barang di pasar menurun.
c. Penerapan Kuota impor
Kebijakan pemerintah membatasi jumlah barang-barang yang masuk dari
luar negeri biasa disebut dengan penerapan kuota impor. Tujuannya
supaya harga barang impor naik sehingga produksi barang dari dalam
negeri meningkat karena harganya lebih murah dan mudah laku,
menurunkan peredaran barang di pasar, membuat harga barang lebih
menguntungkan bagi produsen lokal, serta melindungi industri nasional.
d. Pemberian Subsidi
Kebijakan subsidi merupakan tindakan pemerintah membantu menutupi
sebagian biaya produksi barang yang dihasilkan produsen dalam negeri.
Tujuan pemberian subsidi agar produsen nasional dapat menjual
barangnya dengan harga lebih murah dan bisa bersaing dengan produk
impor. Dampak kebijakan subsidi adalah: harga barang di pasar tetap,
produksi dalam negeri meningkat, jumlah barang di pasar tetap, serta
angka impor barang menurun.
e. Aksi Dumping
Dumping merupakan istilah untuk kebijakan pemerintah yang
menerapkan diskriminasi atas harga suatu barang tertentu. Aksi dumping
membuat harga barang dapat menjadi lebih murah di pasar luar negeri
daripada dalam negeri, dan bahkan lebih rendah dari biaya produksinya..
Kebijakan antidumping itu dilakukan untuk melindungi sektor industri
nasional. Kebijakan dumping diterapkan dengan tujuan untuk
memenangkan persaingan dalam perdagangan internasional. Jika suatu
negara sudah menang, kerugian akibat penerapan dumping bakal ditutup
dengan menaikkan harga barang di pasar asing. Selama ini, kebijakan

19
dumping dianggap sebagai startegi perdagangan yang tidak fair karena
bisa merugikan negara lain.
f. Devaluasi
Devaluasi adalah kebijakan pemerintah suatu negara yang menurunkan
nilai mata uangnya (kurs) terhadap mata uang asing. Tujuan penerapan
devaluasi untuk meningkatkan ekspor, menurunkan harga produksi
dalam negeri di pasar internasional, dan menambah devisa negara. Akibat
penerapan devaluasi, maka harga barang impor menjadi mahal, dan
sebaliknya harga barang produksi dalam negeri lebih murah di pasar
internasional.
g. Premi
Kebijakan premi adalah tindakan pemerintah suatu negara yang
memberikan dana tambahan buat para produsen nasional yang bisa
mencapai target produksi barang/jasa tertentu. Target tersebut sesuai
dengan yang ditetapkan oleh pemerintah suatu negara.

E. Perdagangan Internasional dalam pandangan Islam


Kata dagang dalam bahasa arab adalah at-tijarah yang bermakna
bergadagang, berniaga, perdagangan perniagaan. Selain itu, At-Tijarah
memiliki makana pengelolaan harata benda untuk mencari keuntungan. Di
dalam Al-Qur’an at-tijarah ditemui sebanyak delapan kali, yaitu pada surah
Al-Baqarah ayat 282, surah An-Nisa ayat 29, surah at-Taubah ayat 24, Surah
An-Nur ayat 37, Surah Fathir ayat 29, Surah Ash-shaf ayat 10, Surah Al-
Jumu’ah ayat 11 (disebut dua kali).
Perdagangan internasional menurut pandangan Islam adalah proses
jual beli yang terjadi antar orang dan negara, bukan antar individu dari satu
negara. Perdagangan Internasional bertujuan agar terjadinya proses
pertukaran barang dan jasa serta elemen prosuk lainnya ke berbegai negara
guna mencapai keuntungan bagi berbagai pihak yang melakukan pertukaran.
Ketentuan perdagangan dalam Islam berkaitan dengan pelaku dagang,
bukan dengan uang yang dimiliki. Dalam islam ada beberapa hukum yang

20
berkaitan dengan individu, hak-hak setiap individu, dan harta yang dimiliki.
Hukum harta dalam islam tergantung pada pemilik harta maksudnya apapun
keputusan daru putusna tentang pemilik berlaku juga untuk harta yang
dimilikinya. 13
Perdagangan yang Islami pasti berbeda dengan praktek-praktek
perdagangan yang tidak islami karena tujuannya adalah falah (keuntungan
dunia akhitrat), maka wataknya harus bersumber dari nilai samawi. Karakter
harus sesuai dengan Islam yang mengutamakan kejujuran sehingga
didalamnya tidak mengenal istilah zaro zum game yang artinya keuntungan
diperoleh atas kerugian orang lain.
Ada beberapa peraturan dalam islam yang penting yang berkaitan
dengan perdagangan internasional baik yang berkaitan dengan ekspor, impor
barang maupun jasa yaitu: 14
1. Ekpor
Dalam islam telah ditetapkan dan diatur peraturan-peraturan secara umum
dalam hal ekspor barang dan jasa guna menghindari berbagai macam
bahaya yang membahayakan masyarkat khususnya masyarakat muslim
yaitu:
a. Dilarang melakukan ekspor barang ataupun jasa yang dapat membantu
musuh untuk membahayakan dan membunuh masyarakat muslim.
b. Jenis barang yang diekspor adalah barang yang diperbolehkan secara
syariah Islam.
c. Mengadakan perjanjian dalam kegiatan ekspor barang dan jasa harus
sesuai dengan ketenturan aturan dalam islam.
d. Barang atau jasa yang diekspor bukanlah merupakan barang yang
menjadi kebutuhan pokok masyarakat.
2. Impor

13
Agilistya Rahayu Agil, “Perdagangan Internasional Dalam Pandangan Islam (Studi
Kritik Terhadap Sistem Perdagangan Internasional Pada Organisasi WTO),” El-Kahfi | Journal of
Islamic Economics 1, no. 02 (10 September 2020): hlm. 5.
14
Agil, hlm. 6.

21
Dalam ekspor juga memiliki peraturan-peraturan yang tidak berbeda jauh
dengan peraturan-peraturan yang ada diekspor, antara lain:
a. Tidak diperbolehkan barang maupun jasa yang diimpor memiliki unsur-
unsur yang diharamkan dalam islam.
b. Perjanjian yang dilakukan dalam kegaitan impor harus sesuai dengan
syariat islam.
c. Tidak dibenarkan mengimpor barang atau jasa yang dapat
membahayakan masyarakat khusunya masyarakat muslim.
Semua peraturan di atas bukanlah sebagai penghalang dan pembatas
dalam melakukan kegiatan perdagangan antar negara, melainkan untuk
menjaga perdamaian khususnya masyarakat muslim, dan menjamin
keselamtan dan keamanan setiap individu.

22
BAB III

KESIMPULAN

Perdaganan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh


penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan
bersama. Penduduk yang dimaksud dapat berupa antar perseorangan (individu
dengan individu), antara individu dengan pemerintah suatu negara atau
pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain

Neraca pembayaran internasional (balance of payments) adalah


catatan tentang transaksi ekonomi internasional antara seorang warga negara
dengan negara lain. Neraca pembayaran internasional hanya mencatat segala
jenis transaksi ekonomi internasional.

23
DAFTAR PUSTAKA

Agil, Agilistya Rahayu. “Perdagangan Internasional Dalam Pandangan Islam


(Studi Kritik Terhadap Sistem Perdagangan Internasional Pada Organisasi
WTO).” El-Kahfi | Journal of Islamic Economics 1, no. 02 (10 September
2020): 34–43.
“Badan Pusat Statistik,” t.t. Diakses 17 Maret 2022.
Buku Deepublish. “Ciri, Contoh dan Dampak Perdagangan Internasional.”
Diakses 10 Maret 2022.
https://penerbitbukudeepublish.com/materi/dampak-perdagangan-
internasional/.
Fitri, Wulansari. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Neraca Transaksi
Berjalan : Studi Kasus Indonesia Tahun 1990-2011.” Economics
Development Analysis Journal 3, no. 4 (2014).
https://doi.org/10.15294/edaj.v3i4.3223.
Fitriani, Efi. “Analisis pengaruh perdagangan internasional terhadap pertumbuhan
ekonomi indonesia.” JURISMA: Jurnal Riset Bisnis & Manajemen 9, no. 1
(2019): 17–26.
Harahap, Darwis, dan Ferri Alfadri. Pengantar Ekonomi Makro Kajian Integratif.
Jakarta: Kencana, 2020.
IAIN Salatiga, Laili Wulandari, Saifudin Zuhri, dan IAIN Salatiga. “Pengaruh
Perdagangan Internasional Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Tahun 2007-2017.” Jurnal REP (Riset Ekonomi Pembangunan) 4, no. 2 (1
Oktober 2019): 1–189. https://doi.org/10.31002/rep.v4i2.781.
Setiawan, Heri, dan Sari Lestari Zainal Ridho. Perdagangan Internasional.
Yogyakarta: Pustaka Nusantara, 2011.
Sukirno, Sadono. Pengantar teori ekonomi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,
1996.
“Undang-Undang Republik Indonesia Tahun 2014 Tentang Perdagangan,” t.t.
Yuni, Revita. “Dampak Perdagangan Internasional Terhadap Pertumbuhan
Ekonomi Indonesia Pada Tahun 2009-2019.” NIAGAWAN 10, no. 1 (18
Maret 2021): 62. https://doi.org/10.24114/niaga.v10i1.19193.

24

Anda mungkin juga menyukai