Anda di halaman 1dari 36

TUGAS MATA KULIAH

SISTEM EKONOMI INDONESIA


DOSEN : SUSI KRISJUYANI, S. IP., M. IP.

MAKALAH
PERDAGANGAN LUAR NEGERI

OLEH KELOMPOK II :

NAMA : TAUFIKUR RACHMAN


NIM : 2201003359 12

NAMA : WARNEDI
NIM : 2201003356 12

NAMA : ADI
NIM : 2201003350 12

NAMA : DEVI RAHMAWATI


NIM : 2201003373 12

SEMESTER : I (GASAL)

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK


PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS
UNIVERSITAS KAPUAS SINTANG
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala

semuanya yang dilimpahkan kepada kami sehingga makalah ini dapat tersusun

sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari

pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran

maupun materi.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan

pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini

bisa bermanfaat buat saya dan pembaca.

Bagi kami kelompok II sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak

kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan

pengalaman saya. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang

membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Sintang, 04 November 2022

Penulis
Kelompok II
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 5

B. Rumusan Masalah 6

C. Tujuan dan Maksud 6

BAB II PERDAGANGAN LUAR NEGERI DAN DAMPAKNYA

TERHADAP PERKEONOMIAN INDONESIA 7

A. Pengertian Perdagangan Luar Negeri 7

B. Teori-Teori Perdagangan Luar Negeri 8

C. Sebab-Sebab Teimbulnya Perdagangan Luar Negeri 13

D. Devisa (Alat Pembayaran Antar Negara) 14


E. Cara Pembayaran Antar Negara 15

F. Jual Beli Valuta Asing .................................................................................19

G. Dampak Perdagangan Luar Negeri Terhadap Perekonomian

Indonesia ..........................................................................................................

............20

H. Manfaat dan Hambatan Pergdaganan Luar Negeri ......................................21

I. Neraca Perdagangan ................................................................................... 25

J. Kebijakan Perdagangan Luar Negeri ...........................................................27


BAB II PENUTUP 32
A. KESIMPULAN 32

B. SARAN 32

DAFTAR PUSTAKA 35
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam konteks perekonomian suatu negara, salah satu wacana

yang menonjol adalah mengenai pertumbuhan ekonomi. Meskipun ada

juga wacana lain mengenai pengangguran, inflasi atau kenaikan harga

barang-barang secara bersamaan, kemiskinan, pemerataan pendapatan dan

lain sebagainya. Pertumbuhan ekonomi menjadi penting dalam konteks

perekonomian suatu negara karena dapat menjadi salah satu ukuran dari

pertumbuhan atau pencapaian perekonomian bangsa tersebut, meskipun

tidak bisa dinafikan ukuran-ukuran yang lain. Wijono (2005) menyatakan

bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator kemajuan

pembangunan.

Salah satu hal yang dapat dijadikan motor penggerak bagi

pertumbuhan adalah perdagangan internasional. Salvatore menyatakan

bahwa perdagangan dapat menjadi mesin bagi pertumbuhan ( trade as

engine of growth, Salvatore, 2004). Jika aktifitas perdagangan

internasional adalah ekspor dan impor, maka salah satu dari komponen

tersebut atau kedua-duanya dapat menjadi motor penggerak bagi

pertumbuhan. Tambunan (2005) menyatakan pada awal tahun 1980-an


Indonesia menetapkan kebijakan yang berupa export promotion. Dengan

demikian, kebijakan tersebut menjadikan ekspor sebagai motor penggerak

bagi pertumbuhan

B. Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Pergdangan Luar Negeri ?

2. Apakah Teori-Teori Perdagangan Luar Negeri ?

3. Apakah Sebab-Sebab Timbulnya Perdagangan Luar Negeri?

4. Apakah Devisa (Alat Pembayaran Antar Negara)?

5. Bagaimana Cara Pembayaran Antar Negara?

6. Bagaimana Cara Jual Beli Valuta Asing?

7. Bagaiamana Dampak Pergdanagan Luar Negeri Terhadap

Perekonomian Indonesia?

8. Apa Manfaat Dan Hambatan Perdagangan Luar Negeri?

9. Apakah Pengertian Neraca Perdagangan?

10. Apakah Kebijakan Perdaganag Luar Negeri?

C. Tujuan

1. Menjelaskan Pengertian Pergdangan Luar Negeri ?

2. Menjelaskan Teori-Teori Perdagangan Luar Negeri ?

3. Menjelaskan Sebab-Sebab Timbulnya Perdagangan Luar Negeri?

4. Menjelaskan Devisa (Alat Pembayaran Antar Negara)?

5. Menjelaskan Cara Pembayaran Antar Negara?


6. Menjelaskan Cara Jual Beli Valuta Asing?

7. Menjelaskan Dampak Pergdanagan Luar Negeri Terhadap

Perekonomian Indonesia?

8. Menjelaskan manfaat dan hambatan perdagangan luar negeri?

9. Menjelaskan pengertian neraca perdagangan?

10. Menjelaskan kebijakan perdaganag luar negeri?


BAB II

PERDAGANGAN LUAR NEGERI

DAN DAMPAKNYA TERHADAP PERKEONOMIAN

INDONESIA

A. Pengertian Perdagangan Luar Negeri

Perdagangan Luar Negeri adalah perdagangan yang dilakukan

oleh penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar

kesepakatan bersama. Penduduk yang dimaksud dapat berupa

antarperorangan (individu dengan individu), antara individu dengan

pemerintah suatu negara atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah

negara lain. Dibanyak negara, perdagangan Luar Negeri menjadi salah satu

faktor utama untuk meningkatkan GDP. Meskipun perdagangan luar

negeri telah terjadi selama ribuan tahun (lihat Jalur Sutra, Amber Road),

dampaknya terhadap kepentingan ekonomi, sosial, dan politik baru

dirasakan beberapa abad belakangan. Perdagangan Luar Negeri pun turut

mendorong Industrialisasi, kemajuan transportasi, globalisasi, dan

kehadiran perusahaan multinasional.

Sebelum membahas teori perdangan luar negeri perlu kita

mengetahui manfaat perdagangan luar negeri diantaranya adalah sebagai

beriukut :
1. Membantu menjelaskan arah dan komposisi antar negara serta efek

terhadap struktur perkeonomian suatu negara

2. Dapat menunjukkan keuntungan adanya keuntungan yang timbul dari

adanya perdagangan Luar Negeri (gains from trade)

3. Dapat mengatasi permasalahan neraca pembayaran yang defisit.

B. Teori-Teori Perdagangan Luar Negeri

Adapun teori-teori perdagangan luar negeri terdiri dari berbagai teori

sebagai berikut :

1. Teori Ekonomi Merkantilisme

Merkantilisme memandang kekayaan suatu negara diukur dalam

bentuk emas dan perak, dimana semakin banyak emas dan perak yang

dimiliki oleh suatu negara, maka semakin kaya dan kuat negara

tersebut. Untuk itu pemerintah harus mendorong ekspor dan

mengurangi impor (Stern dan Wennerlind, 2014).

2. Teori Keunggulan Mutlak

Merupakan teori kedua yang mendasari perdagangan luar negeri. Teori

ini dicetuskan oleh Adam Smith. Menurut Smith, kemakmuran suatu

negara tidak ditentukan oleh banyaknya logam yang dimiliki.

Kemakmuran suatu negara ditentukan oleh besarnya pendapatan

nasional dalam bentuk Gross Domestic Product (GDP) dan sumbangan

perdagangan luar negeri terhadap pembentukan GDP. Agar GDP dan

perdagangan luar negeri bisa meningkat, maka pemerintah harus


mengurangi campur tangannya sehingga tercipta perdagangan bebas.

Dengan adanya perdagangan bebas, akan memicu persaingan yang

semakin ketat. Dilansir dari buku Perdagangan dan Bisnis Luar negeri

(2020) karya Jongkers Tampubolon, dijelaskan bahwa menurut teori

ini, perdagangan antarnegara berlangsung atas dasar keunggulan

mutlak. Jika sebuah negara lebih efisien daripada negara lain dalam

memproduksi sebuah komoditas, namun kurang efisien dalam

memproduksi komoditas yang lainnya. Maka kedua negara tersebut

bisa memperoleh keuntungan dengan cara masing-masing negara

melakukan spesialisasi dalam memproduksi komoditas yang memiliki

keunggulan mutlak. Kemudian menukarnya dengan komoditas lain

yang mempunyai kerugian absolut.

3. Menurut Amir M.S., bila dibandingkan dengan pelaksanaan

perdagangan di dalam negeri, perdagangan luar negeri sangatlah rumit

dan kompleks. Kerumitan tersebut antara lain disebabkan karena

adanya batas-batas politik dan kenegaraan yang dapat menghambat

perdagangan, misalnya dengan adanya bea, tarif, atau quota barang

impor.

Selain itu, kesulitan lainnya timbul karena adanya perbedaan budaya,

bahasa, mata uang, taksiran dan timbangan, dan hukum dalam

perdagangan.

Ada beberapa model perdagangan Luar Negeri diantaranya adalah

sebagai berikut :
a. Model Ricardian

Model Ricardian memfokuskan pada kelebihan komparatif dan

mungkin merupakan konsep paling penting dalam teori

pedagangan luar negeri. Dalam Sebuah model Ricardian, negara

mengkhususkan dalam memproduksi apa yang mereka paling

baik produksi. Tidak seperti model lainnya, rangka kerja model

ini memprediksi dimana negara-negara akan menjadi spesialis

secara penuh dibandingkan memproduksi bermacam barang

komoditas. Juga, model Ricardian tidak secara langsung

memasukan faktor pendukung, seperti jumlah relatif dari buruh

dan modal dalam negara.

b. Model Heckscher-Ohlin

Model Heckscgher-Ohlin dibuat sebagai alternatif dari model

Ricardian dan dasar kelebihan komparatif. Mengesampingkan

kompleksitasnya yang jauh lebih rumit model ini tidak

membuktikan prediksi yang lebih akurat. Bagaimanapun, dari

sebuah titik pandangan teoritis model tersebut tidak memberikan

solusi yang elegan dengan memakai mekanisme harga neoklasikal

kedalam teori perdagangan luar negeri.

Teori ini berpendapat bahwa pola dari perdagangan luar negeri

ditentukan oleh perbedaan dalam faktor pendukung. Model ini


memperkirakan kalau negara-negara akan mengekspor barang

yang membuat penggunaan intensif dari faktor pemenuh

kebutuhan dan akan mengimpor barang yang akan menggunakan

faktor lokal yang langka secara intensif. Masalah empiris dengan

model H-o, dikenal sebagai Pradoks Leotief, yang dibuka dalam

uji empiris oleh Wassily Leontief yang menemukan bahwa

Amerika Serikat lebih cenderung untuk mengekspor barang buruh

intensif dibanding memiliki kecukupan modal.

c. Faktor Spesifik

Dalam model ini, mobilitas buruh antara industri satu dan yang

lain sangatlah mungkin ketika modal tidak bergerak antar industri

pada satu masa pendek. Faktor spesifik merujuk ke pemberian

yaitu dalam faktor spesifik jangka pendek dari produksi, seperti

modal fisik, tidak secara mudah dipindahkan antar industri. Teori

mensugestikan jika ada peningkatan dalam harga sebuah barang,

pemilik dari faktor produksi spesifik ke barang tersebut akan

untuk pada term sebenarnya. Sebagai tambahan, pemilik dari

faktor produksi spesifik berlawanan (seperti buruh dan modal)

cenderung memiliki agenda bertolak belakang ketika melobi

untuk pengednalian atas imigrasi buruh. Hubungan sebaliknya,

kedua pemilik keuntungan bagi pemodal dan buruh dalam

kenyataan membentuk sebuah peningkatan dalam pemenuhan

modal. Model ini ideal untuk industri tertentu. Model ini cocok
untuk memahami distribusi pendapatan tetapi tidak untuk

menentukan pola pedagangan.

d. Model Gravitasi

Model gravitasi perdagangan menyajikan sebuah analisa yang

lebih empiris dari pola perdagangan dibanding model yang lebih

teoritis diatas. Model gravitasi, pada bentuk dasarnya, menerka

perdagangan berdasarkan jarak antar negara dan interaksi antar

negara dalam ukuran ekonominya. Model ini meniru hukum

gravitasi Newton yang juga memperhitungkan jarak dan ukuran

fisik di antara dua benda. Model ini telah terbukti menjadi kuat

secara empiris oleh analisa ekonometri. Faktor lain seperti tingkat

pendapatan, hubungan diplomatik, dan kebijakan perdagangan

juga dimasukkan dalam versi lebih besar dari model ini.

C. Sebab-Sebab Teimbulnya Perdagangan Luar Negeri

1. Perbedaan iklim dan cuaca

2. Perbedaan biaya dalam memproduksi barang atau jasa

3. Memenuhi kebutuhan nasional Perbedaan teknologi

4. Perbedaan selera masyarakat suatu negara

5. Perbedaaan kekayaan alam yang dimiliki

6. Perbedaan jumlah penduduk dalam perbabandingan luas tanah

7. Perbedaan tingkat kecerdasan dan peradaban bangsa


D. Devisa (Alat Pembayaran Antar Negara)

Secara sederhana, devisa adalah kumpulan valuta asing yang berfungsi

sebagai medium pembiayaan transaksi perdagangan antar-negara atau

perdagangan luar negeri. Pembayaran sumber devisa dapat berupa :

1. Ekspor barang dan jasa

2. Pinjaman / kredir dari luar negeri

3. Bantuan dan hadiah dari laur negeri

4. Pariwisata

5. Krimkan dari orang yang berkerja di luar negeri

Fungsi devisa adalah sebagai berikut :

1. Sebagai alat pembayaran dalam perdagangan luar negeri dalam hal

impor barang dan jasa.

2. Sumber pendapatan negara.

3. Sebagai alat pembiayaan hubungan luar negeri pejalanan dinas

kunjungan pejabat ke luar negeri.

4. Sebagai Alat pembayaran utang luar negeri misi kesenian dan

kontingen olah raga ke luar negeri.


E. Cara Pembayaran Antar Negara

Ketika melakukan perdagangan Luar Negeri dengan negara lain, maka

akan muncul prosedur pembayaran Luar Negeri . Pembayaran Luar

Negeri adalah pembayaran yang dilakukan dengan cara melakukan

pinjaman dari luar negeri sehingga diperlukan beberapa cara untuk

menyelesaikan utang piutang tersebut. Ada beberapa alat pembayaran Luar

Negeri yang digunakan saat melakukan transaksi atau perdagangan

dengan negara lain. Berikut beberapa alat pembayaran Luar Negeri

beserta caranya :

1. Uang Tunai

Pembayaran tunai perlu dilakukan jika eksportir dan importir belum

saling kenal secara baik karena bisa membangun kepercayaan antara

eksportir dan importir. Pembayaran tunai yang dilakukan importir bisa

menggunakan mata uang dari eksportir.

2. Pembayaran Kemudian

Pembayaran kemudian bisa dilakukan atau diterapkan ketika eksportir

dan importir susah saling kenal satu sama lain. Pembayaran kemudian

sangat disenangi oleh importir karena yang menanggung risiko

pengiriman ialah eksportir. Bisa dikatakan bahwa pembayaran

kemudian merupakan metode pembayaran yang dilakukan ketika

barang sudah sampai dan diterima oleh importir.

3. Kompensasi Pribadi
Kompensasi pribadi adalah pembayaran luar negeri yang dilakukan

oleh warga negara pada suatu negara dengan warga negara lainnya.

Bisa dikatakan, kompensasi pribadi adalah pembayaran yang bersifat

praktis karena bisa pembayaran ini bisa diterapkan secara tidak

langsung dan tanpa harus berpindah tempat (negara) atau bisa

dilakukan di negara masing-masing.

4. Letter of Credit (L/C)

Letter of Credit adalah metode pembayaran dalam perdagangan luar

negeri yang memungkinkan seorang eksportir mendapatkan bayaran

tanpa harus menunggu berita dari negara penerima. Jadi, Letter of

Credit ini seperti pembayaran instan yang bisa digunakan oleh

eksportir untuk mendapatkan uang dengan lebih cepat.

Di dalam perdagangan luar negeri importir dapat mengajukan

peminjaman pada bank dan jika bank setuju dengan permohonan yang

dilakukan importir maka akan dikeluarkan Letter of Credit (L/C).

Dengan demikian, Letter of Credit (L/C) bisa dikatakan sebagai alat

pengganti kredit dan jaminan pembayaran bagi eksportir. Adapun

proses yang terjadi ketika melakukan pembayaran luar negeri

menggunakan L/C, yaitu:

 Importir mengajukan permohonan L/C (opener/applicant);

 L/C dikeluarkan oleh pihak bank (issuer);

 Eksportir menerima L/C (beneficiary/accredited);

 Bank meneruskan L/C kepada eksportir (advising bank);


 Bank yang akan menjamin pembayaran L/C atas permintaan

issuer (confirming bank).

5. Konsinyasi

adalah suatu perjanjian di mana salah satu pihak yang memiliki barang

menyerahkan sejumlah barangnya kepada pihak tertentu untuk

dijualkan dengan memberikan komisi tertentu.

Produsen akan menitipkan barang dagangannya dan mendapatkan

bayarannya sesuai dengan banyaknya barang yang laku terjual disebut

dengan konsinyasi. Namun, dalam perdagangan luar negeri, konsinyasi

juga dipilih menjadi alat pembayaran luar negeri. Dalam penerapannya

di perdagangan luar negeri, konsinyasi berupa barang ekspor yang

dititipkan kepada importir dalam negeri dan akan memberikan bayaran

(uang) sesuai dengan barang-barang ekspor laku terjual. Dalam

konsinyasi, eksportir tetap mempunyai hak atas barang-barang

dagangan yang dititipkan.

6. Wesel

Sebenarnya melakukan transaksi pembayaran menggunakan wesel

sudah lama dilakukan. Kemudahan dari penggunaan wesel adalah bisa

melakukan pembayaran di dalam atau luar negeri dengan mudah dan

ketika sudah memilih wesel sebagai alat pembayaran maka penerima

uang atau pengirim uang tidak perlu menggunakan rekening bank. jika

ingin melakukan pembayaran luar negeri dengan wesel maka harus

mengirimkan formulir pengiriman uang pada penyedia jasa wesel. Di


Indonesia, jasa penyedia wesel ada di Pos Indonesia atau bank

konvensional

7. Emas

Salah satu alat pembayaran luar negeri yang punya fungsi sama dengan

uang tunai adalah emas. Hal yang perlu diperhatikan ketika melakukan

pembayaran luar negeri adalah berat emas harus sama dengan nilai

barang yang dijual. Salah satu keuntungan dari pembayaran luar negeri

dengan emas ialah emas tidak mudah untuk dirusak dan tidak akan

diganggu dengan inflasi.

8. Cek

Cek merupakan alat pembayaran luar negeri yang bisa digunakan.

Adapun cara yang perlu diperhatikan ketika melakukan pembayaran

dengan cek, yaitu importir akan memberikan cek kepada eksportir

dengan bank yang sudah dipilih di negara eksportir. Dalam

penggunaan cek, uang akan ditransfer ke rekening penerima cek ketika

cek sudah tervalidasi dengan tanda tangan pemilik cek atau ada cap

resmi dari pihak pemberi kuasa.

9. Paypal

Perkembangan teknologi yang semakin maju khususnya dalam hal

“transfer online” memunculkan rekening virtual yang bisa digunakan

sebagai alat pembayaran luar negeri dan alat pembayaran itu sering

disebut dengan “Paypal”. Kemudahan dari penggunaan “Paypal” ini

adalah bisa melakukan transaksi beda negara secara online. Hingga


saat ini, “Paypal” merupakan alat pembayaran luar negeri dalam

bentuk rekening virtual yang paling banyak digunakan oleh banyak

warga negara. Penggunaan “Paypal” bisa dikatakan aman karena

tingkat keamanannya cukup baik serta jaringan yang ada di “Paypal”

sudah tersebar di berbagai negara.

F. Jual Beli Valuta Asing

Valuta asing dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti mata

uang asing yang digunakan dalam perdagangan luar negeri. Valas juga

termasuk ke dalam salah satu bagian devisa. Secara sederhana, valuta

asing atau biasa disebut dengan valas adalah mata uang asing yang diakui

dan bisa diterima oleh negara lain. Valuta asing dapat digunakan sebagai

alat pembayaran yang sah saat melakukan transaksi ekonomi luar negeri

atau perdagangan luar negeri. Transaksi Valuta Asing adalah layanan

transaksi jual beli valuta asing untuk memenuhi kebutuhan dalam

melakukan pembayaran dalam mata uang asing, maupun lindung nilai

(hedging) terhadap kewajiban atau kekayaan nasabah. Dalam hal transaksi

perdaganag laur negeri di Indonesia sudah diatur dalam Undang-Undang

Nomor 24 tahun 1999 tentang lalu lintas devisa dan sistem nilai tukar.

Tata cara Transaksi di valuta asing dapat dilakukan dengan cara dua arah

dalam mengambil keuntungannya. Seseorang dapat membeli dahulu (open


buy), lalu ditutup dengan menjual (sell) ataupun sebaliknya, melakukan

penjualan dahulu, lalu ditutup dengan membeli.

G. Dampak Perdagangan Luar Negeri Terhadap Perekonomian

Indonesia

Perdangangan luar negeri sangat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi

suatu negara. Salah satu indikator pertumbuhan ekonomi adalah dengan

Produk Domestik Bruto (PDB). PDB merupakan indikator kesejahteraan

perekonomian di suatu negara dan dapat menjadi rujukan untuk mengukur

kesejahteraan masyarakat yang diukur dengan tingkat pendapatan

(income). Maka semakin meningkat ekspor suatu negara, pendapatan

masyarakat akan meningkat pula. Dari perdagangan luar negeri akan

memberikan dampak perekonomian di indoensia baik dampak ekspor atau

pun impor diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Dampak Positif di bidang ekspor

Ekspor adalah kegiatan menjual barang/jasa ke luar negeri, Kegiatan

ekspor  akan memperluas lapangan kerja, menghasilkan devisa negara

dan keuntungan lainnya dibidang politik, pertahanan dan sosial

budaya.

2. Dampak Negatif Ekspor

Menimbulkan kelangkaan barang dalam negeri dan menyebakan

eksploitasi besar-besar sumber daya alam yang ada.

3. Dampak Positif Impor


Memudahkan pemilik bisnis mendapat lebih banyak variasi produk

untuk bisa diolah menjadi barang jadi ataupun langsung dijual dan

didistribusikan ke pasar dalam negeri.

4. Dampak Negatif Impor

Produk-produk dan perindustrian dalam negeri tidak dapat

berkembang dengan baik. Meningkatkan angka pengeluaran negara.

Adanya peningkatan pengangguran. Dapat melahirkan budaya

konsumerisme dan ketergantungan terhadap produk impor

H. Manfaat dan Hambatan Pergdaganan Luar Negeri

a. Manfaat Perdaganag Luar Negeri

Menurut Sadono Sukirno (2010), manfaat perdagangan luar negeri

adalah sebagai berikut:

1. Menjalin persahabatan antar negara

2. Memperoleh barang yang tidak dapat diproduksi di negeri sendiri.

Banyak faktor-faktor yang memengaruhi perbedaan hasil

produksi di setiap negara. Faktor-faktor tersebut di antaranya:

Kondisi geografi, iklim, tingkat penguasaan iptek dan lain-lain.

Dengan adanya perdagangan luar negeri, setiap negara mampu

memenuhi kebutuhan yang tidak diproduksi sendiri.


3. Memperoleh keuntungan dari spesialisasi. Sebab utama kegiatan

perdagangan luar negeri adalah untuk memperoleh keuntungan

yang diwujudkan oleh spesialisasi. Walaupun suatu negara dapat

memproduksi suatu barang yang sama jenisnya dengan yang

diproduksi oleh negara lain, tapi adakalanya lebih baik apabila

negara tersebut mengimpor barang tersebut dari luar negeri.

4. Memperluas pasar dan menambah keuntungan. Terkadang, para

pengusaha tidak menjalankan mesin-mesinnya (alat produksinya)

dengan maksimal karena mereka khawatir akan terjadi kelebihan

produksi, yang mengakibatkan turunnya harga produk mereka.

Dengan adanya perdagangan luar negeri, pengusaha dapat

menjalankan mesin-mesinnya secara maksimal, dan menjual

kelebihan produk tersebut keluar negeri.

5. Transfer teknologi modern. Perdagangan luar negeri

memungkinkan suatu negara untuk mempelajari teknik produksi

yang lebih efesien dan cara-cara manajemen yang lebih modern.

b. Hambatan Perdaganan Luar Negeri

Perdagangan Luar Negeri tak selalu berjalan mulus. Ada beberapa

faktor yang menjadi hambatan perdagangan luar negeri yang perlu

diketahui. Secara pengertian, perdagangan luar negeri merupakan

kegiatan jual beli yang dilakukan oleh dua negara, atau dalam

ekonomi dikenal dengan istilah international trade.


Transaksi bisnis ini melibatkan banyak pihak, mulai individu,

pemerintah, dan perusahaan. Bentuk perdagangan luar negeri pada

umumnya berupa ekspor dan impor. Dengan begitu, perdagangan luar

negeri merupakan salah satu cara bagi negara meningkatkan

perekonomian. Pasalnya, setiap negara mempunyai ketergantungan

komoditas tertentu yang didapatkan dari negara lain.

Namun, ada beberapa faktor yang bisa menjadi kendala bagi

berlangsungnya perdagangan luar negeri. Saat terhambat, tak hanya

merugikan ekonomi negara, tapi juga masyarakat yang bekerja di

sektor terkait.

Perdagangan luar negeri sudah terjadi sejak lama dalam kegiatan

perdagangan. Mengutip berbagai sumber, sejumlah faktor berikut bisa

menghambat berlangsungnya perdagangan adalah :

1. Kebijakan ekonomi dan politik luar negeri

Kebijakan ekonomi dan politik luar negeri menjadi salah satu

hambatan perdagangan luar negeri. Secara umum, setiap negara

pasti melindungi komoditas produknya agar tidak didominasi oleh

produk luar atau negara lain. Tidak jarang negara memberlakukan

kebijakan pembatasan impor atau memberlakukan tarif impor.

Pemberlakuan tarif impor secara tidak langsung akan menghambat

para pengusaha yang berbisnis barang impor untuk dijual di dalam

negeri. Sementara di sisi lain, tarif impor menguntungkan pelaku


usaha kecil di dalam negeri karena harga barang lebih murah dari

barang impor (politic dumping).

2. Perbedaan nilai mata uang

Setiap negara memiliki mata uang berbeda dengan nilai yang

berbeda pula. Sering kali negara pengekspor hanya ingin

produknya dibayar menggunakan mata uang negaranya. Misalnya,

Indonesia mengekspor produk kelapa dan turunannya ke Belanda,

maka Indonesia hanya ingin produknya dibayar dalam rupiah.

Dalam hal ini, umumnya kedua negara menggunakan mata uang

asing lain yang biasa digunakan sebagai pembayaran luar negeri

seperti dolar atau euro.

3. Ada konflik besar di suatu negara

Dalam hal ini, konflik merujuk pada situasi politik dalam negeri

seperti kerusuhan etnis, peperangan, kudeta, dan sebagainya.

Risiko keamanan yang tidak terjamin berpengaruh terhadap proses

transaksi jual beli.

4. Birokrasi yang bertele-tele

Setiap kegiatan ekspor dan impor harus melalui birokrasi

pemerintahan. Semakin pelik sistem birokrasi, maka semakin lama

waktu yang diperlukan untuk melakukan kegiatan ekspor dan

impor. Sebagai imbasnya, kepercayaan penjual dan pembeli akan

menurun hingga menghambat aktivitas perdagangan.

5. Rendahnya kualitas SDM


Tingkat pendidikan berpengaruh terhadap kualitas produksi. Jika

suatu negara kaya akan hasil alam namun tidak memiliki SDM

yang memadai untuk mengolahnya, maka produk yang dihasilkan

juga akan bernilai rendah. Hal itu tentu akan berdampak pada nilai

jual hingga sulit bersaing dengan produk serupa yang diproduksi

negara lain.

6. Organisasi ekonomi pada regional tertentu

Hambatan perdagangan luar negeri lainnya disebabkan karena

perdagangan dikhususkan atau terbatas bagi negara anggota

anggota organisasi. Dengan begitu, negara luar yang memiliki

kualitas produk bagus tidak bisa menjual produknya ke negara

anggota tersebut, begitu pula sebaliknya.

I. Neraca Perdagangan

Neraca perdagangan adalah selisih antara nilai ekspor dan nilai impor

suatu negara dalam suatu periode tertentu. Ketika nilai ekspor lebih besar

dari nilai impor disebut sebagai surplus perdagangan. Ketika nilai impor

lebih besar dari nilai ekspor, maka disebut defisit perdagangan. Salah

satu komponen neraca perdagangan adalah belanja pengangkutan, belanja

turis, ekspor dan impor barang, pinjaman luar negeri dividen saham.

a. Faktor yang Mempengaruhi Neraca Perdagangan


1. Pertumbuhan Ekonomi dan Pendapatan. Perkembangan ekonomi

dan pendapatan masyarakat di dalam suatu negara menjadi faktor

yang cukup mempengaruhi kondisi neraca perdagangan.

2. Nilai Tukar.

3. Daya Saing Produk

b. Pentingnya Neraca Perdagangan

Sebagai alat untuk mengukur kondisi ekonomi yang terkait

dengan perdagangan luar negeri dari suatu negara, dan sebagai alat

untuk melihat gambaran pengaruh transaksi luar negeri terhadap

pendapatan nasional negara yang bersangkutan.

Cara mempertahankan keadaan neraca perdagangan  adalah

dengan cara meningkatkan ekspor karena neraca pembayaran defisit

karena jumlah impor lebih banyak dibandingkan jumlah ekspor

sehingga penerimaan kas negara tidak ada yang mengakibatkan defisit

jadi untuk mengatasi defisit tersebut dengan cara mningkatkan.

Jika neraca pembayaran defisit maka mata uang asing yang masuk

lebih kecil dibandingkan mata uang asing yang keluar, sehingga akan

berdampak pada naiknya nilai mata uang asing. Negara terpaksa

melepas cadangan devisa agar jumlah mata uang asing yang tersedia

kembali normal dan nilai tukarnya terkendali.


Dampak neraca pembayaran terhadap perekonomian adalah Perubahan

Kurs Devisa Jika neraca pembayaran defisit, maka kurs valuta asing

mengalami kenaikan dan kurs rupiah mengalami penurunan. Dan bila

terjadi surplus, maka kurs valuta asing mengalami penurunan dan kurs

rupiah mengalami kenaikan

Jika terlalu banyak mengimpor barang dari luar negeri akan

mengakibatkan terjadinya defisit neraca Neraca perdagangan. Selain

itu berakibat juga pada produsen dalam negeri. Dimana mereka akan

mendapat saingan dari luar negeri

Neraca pembayaran luar negeri memiliki peranan penting sebagai

indikator fundamental  perekonomian  suatu  negara. Hal ini

karena neraca pembayaran berkaitan dengan kemampuan suatu negara

dalam menyerap devisa dan pembayaran luar negeri.

J. Kebijakan Perdagangan Luar Negeri

Kebijakan Perdagangan Luar Negeri adalah segala tindakan

negara/pemerintah, baik langsung ataupun tidak langsung untuk

memengaruhi struktur, arah, komposisi, serta bentuk perdagangan luar

negeri atau kegiatan perdagangan.

Kebijakan-Kebijakan Perdagangan Luar Negeri, meliputi sebagai berikut :

1. Tarif
Tarif adalah sejenis pajak yang dikenakan atas barang-barang yang

diimpor. Tarif spesifik (Specific Tariffs) dikenakan sebagai beban tetap

atas unit barang yang diimpor. Misalnya $6 untuk setiap barel minyak).

Tarifold Valorem (od Valorem Tariffs) adalah pajak yang dikenakan

berdasarkan persentase tertentu dari nilai barang-barang yang diimpor

(Misalnya, tariff 25 persen atas mobil yang diimpor). Dalam kedua

kasus dampak tarif akan meningkatkan biaya pengiriman barang ke

suatu negara.

2. Subsidi Ekspor

Subsidi ekspor adalah pembayaran sejumlah tertentu kepada perusahaan

atau perseorangan yang menjual barang ke luar negeri, seperti tariff,

subsidi ekspor dapat berbentuk spesifik (nilai tertentu per unit barang)

atau Od Valorem (presentase dari nilai yang diekspor). Jika pemerintah

memberikan subsidi ekspor, pengirim akan mengekspor, pengirim akan

mengekspor barang sampai batas dimana selisih harga domestik dan

harga luar negeri sama dengan nilai subsidi. Dampak dari subsidi

ekspor adalah meningkatkan harga di negara pengekspor sedangkan di

negara pengimpor harganya turun.

3. Pembatasan Impor

Pembatasan impor (Import Quota) merupakan pembatasan langsung

atas jumlah barang yang boleh diimpor. Pembatasan ini biasanya

diberlakukan dengan memberikan lisensi kepada beberapa kelompok

individu atau perusahaan. Misalnya, Amerika Serikat membatasi impor


keju. Hanya perusahaan-perusahaan dagang tertentu yang diizinkan

mengimpor keju, masing-masing yang diberikan jatah untuk

mengimpor sejumlah tertentu setiap tahun, tak boleh melebihi jumlah

maksimal yang telah ditetapkan. Besarnya kuota untuk setiap

perusahaan didasarkan pada jumlah keju yang diimpor tahun-tahun

sebelumnya.

4. Pengekangan Ekspor Sukarela

Bentuk lain dari pembatasan impor adalah pengekangan sukarela

(Voluntary Export Restraint), yang juga dikenal dengan kesepakatan

pengendalian sukarela (Voluntary Restraint Agreement=ERA). VER

adalah suatu pembatasan (Kuota atas perdagangan yang dikenakan oleh

pihak negara pengekspor dan bukan pengimpor. VER mempunyai

keuntungan-keuntungan politis dan legal yang membuatnya menjadi

perangkat kebijakan perdagangan yang lebih disukai dalam beberapa

tahun belakangan. Namun dari sudut pandang ekonomi, pengendalian

ekspor sukarela persis sama dengan kuota impor dimana lisensi

diberikan kepada pemerintah asing dan karena itu sangat mahal bagi

negara pengimpor. VER selalu lebih mahal bagi negara pengimpor

dibandingan dengan tarif yang membatasi impor dengan jumlah yang

sama. Bedanya apa yang menjadi pendapatan pemerintah dalam tariff

menjadi (rent) yang diperoleh pihak asing dalam VER, sehingga VER

nyata-nyata mengakibatkan kerugian.

5. Persyaratan Kandungan Lokal


Persyaratan kandungan lokal (local content requirement) merupakan

pengaturan yang mensyaratkan bahwa bagian-bagian tertentu dari unit-

unit fisik, seperti kuota impor minyak AS ditahun 1960-an. Dalam

kasus lain, persyaratan ditetapkan dalam nilai, yang mensyaratkan

pangsa minimum tertentu dalam harga barang berawal dari nilali

tambah domestic. Ketentuan kandungan local telah digunakan secara

luas oleh negara berkembang yang beriktiar mengalihkan basis

manufakturanya dari perakitan kepada pengolahan bahan-bahan antara

(intermediate goods). Di amerika serikat rancangan undang-undang

kandungan local untuk kendaraan bermotor diajukan tahun 1982 tetapi

hingga kini berlum diberlakukan.

6. Subsidi Kredit Ekspor

Subsidi kredit ekspor ini semacam subsidi ekspor, hanya saja wujudnya

dalam pinjaman yang di subsidi kepada pembeli. Amerika Serikat

seperti juga kebanyakan negara, memilki suatu lembaga pemerintah,

export-import bank (bank Ekspor-impor) yang diarahkan untuk paling

tidak memberikan pinjaman-pinjaman yang disubsidi untuk membantu

ekspor.

7. Pengendalian Pemerintah (National Procurement)

Pembelian-pembelian oleh pemerintah atau perusahaan-perusahaan

yang diatur secara ketat dapat diarahkan pada barang-barang yang

diproduksi di dalam negeri meskipun barang-barang tersebut lebih

mahal daripada yang diimpor. Contoh yang klasik adalah industri


telekomunikasi Eropa. Negara-negara mensyaratkan eropa pada

dasarnya bebas berdagang satu sama lain. Namun pembeli-pembeli

utama dari peralatan telekomunikasi adalah perusahaan-perusahaan

telepon dan di Eropa perusahaan-perusahaan ini hingga kini dimiliki

pemerintah, pemasok domestic meskipun jika para pemasok tersebut

mengenakan harga yang lebih tinggi dibandingkan dengan pemasok-

pemasok lain. Akibatnya adalah hanya sedikit perdagangan peralatan

komunikasi di Eropa.

8. Hambatan-Hambatan Birokrasi (Red Tape Barriers)

Terkadang pemerintah ingin membatasi impor tanpa melakukannya

secara formal. Untungnya atau sayangnya, begitu mudah untuk

membelitkan standar kesehatan, keamanan, dan prosedur pabean

sedemikian rupa sehingga merupakan perintang dalam perdagangan.

Contoh klasiknya adalah Surat Keputusan Pemerintah Perancis 1982

yang mengharuskan seluruh alat perekam kaset video melalui jawatan

pabean yang kecil di Poltiers yang secara efektif membatasi realiasi

sampai jumlah yang relatif amat sedikit

9. Politik Dumping

Politik dumping adalah politik dagang yang menetapkan harga jual di

luar negeri lebih rendah dari harga normal. Tujuan dumping adalah

untuk meningkatkan pangsa pasar di luar negeri dengan mematikan

persaingan
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil makalah ini kami Kelompok II mata Kuliah Sistem

Ekonomi Indonesia dengan Judul Perdaganag Luar Negeri, maka dapat

disimpulkan bahwa perdagangan luar negeri dengan kegiatan ekspor

dan impor memiliki pengaruh atau dampak terhadap pertumbuhan

ekonomi. Hal ini juga sejalan dengan teori perdagangan luar negeri

yang dikemukakan oleh Heckscher-Ohlin yang menyebutkan bahwa

Net-Ekspor atau ekspor netto merupakan salah satu faktor terpenting

dari Gross National Product (GNP), sehingga dengan berubahnya nilai

Net-Ekspor maka akan memberikan pengaruh terhadap perubahan dari

pendapatan nasional. Dan dapat dikemukakan lebih lanjut sebagai


simpulan bahwa adanya hubungan atau dampak antara ekspor dan

impor terhadap pertumbuhan ekonomi sebuah negara.

B. SARAN

Berdasarkan kesimpulan tersebut di atas menjadi penting untuk

memberikan saran seabagai berikut :

1. Dengan adanya perdagangan luar negeri diharapkan kepada

Pemerintah Indonesia peningkatan kerjasama antar negara dalam

bidang eknomi dan kerjasama di bidang ekspor dan inpor.

2. Organisasi perdagangan luar negeri dan organisasi dunia lainnya

diharapkan mampu menjadi pemersatu negara-negara di dunia

dalam menjalankan visi dan misi negara dalam meningkatkan

kerjasama khususnya dalam perdagangan luar negeri. Sekaligus

menjadi tempat untuk menyelesaikan sengketa yang terjadi dalam

perdagangan laur negeri yang mana untuk menghindari adanya

konflik berkelanjutan yang akan menimbulkan perang.

3. Diharapakan kepada pemerintah Indoneisa untuk lebih

menekankan pentingnya produk dalam negeri dengan memberikan

peluang dan kesempatan yang sama bisa bersaing lebih luas dalam

perdaganag luar negeri sehingga produk-produk dalam negeri bisa

bersaing dan tidak bergantung terhadap produk luar negari.


DAFTAR PUSTAKA

Agustina dan Reny. 2014. Pengaruh Ekspor, Impor, Nilai Tukar Rupiah dan

Tingkat Inflasi Terhadap Cadangan Devisa Indonesia. Jurnal Wira Ekonomi

Mikroskil, Vol 4, No. 02. Penerbit STIE Mikroskil, Medan.

Badan Pusat Statistik www.bps.go.id/

Ball, Donald A et-al. 2004. International Business:Edisi 9. Jakarta: Salemba

Empat.

Bank Indonesia. 2017. www.bi.go.id.

Benny, Jimmy. 2013. Ekspor Impor dan Pengaruhnya Terhadap Cadangan

Devisa Indonesia. E-Jurnal Ekonomi Pembangunan Universitas Sam Ratulangi

Manado. Vol.1 No.4 : 1406-1415.

Boediono. 2016. Ekonomi Indonesia: dalam lintas sejarah. PT Mizan Pustaka


Febriyenti, Mega, Hasdi Aimon dan Zul Azhar. 2013. Faktor-faktor Yang

Mempengaruhi Cadangan Devisa dan Net Ekspor Di Indonesia. Jurnal

Kajian Ekonomi. Vol. II, No. 03.

Feriyanto, Andri. 2015. Perdagangan Internasional “Kupas Tuntas Prosedur

Ekspor Impor”. Yogyakarta: PT. Pustaka Baru

Gandhi, Dyah Virgoana. 2006. Pengelolaan Cadangan Devisa di Bank

Indonesia. Jakarta: PPSK.

Gujarati, Damodar, N dan Dawn C. Porter, (2010). Dasar-dasar Ekonometrika:

Edisi 5. Jakarta: Salemba Empat. _________, 2012. Dasar-dasar Ekonometrika

Jilid 2. Jakarta: Salemba Empat. Ishak, M. 2016. Pengaruh Utang Luar Negeri

Dan Penanaman Modal Asing

Terhadap pertumbuhan Ekonomi Indonesia Periode Tahun 2009-2014. Jurnal

Berkala Ilmiah Efisiensi, 325-333.

Juniantara, Kusuma dan Sri Budhi, Made Kembar. 2012. Pengaruh Ekspor,

Impor, Dan Kurs Terhadap Cadangan Devisa Nasional Periode 1999-2010.

E-Jurnal Ekonomi Pembangunan Universitas Udayana, Vol.1 No.1 : 1-60

Lipsey, Richard G et al. 1992. Pengantar Makroekonomi. Edisi kedelapan.

Kementerian Keuangan. www.kemenkeu.go.id

Kuncoro, M. 2010. Dasar-Dasar Ekonomi Pembangunan. Upp Stim YKPN.

________, 2015. Mudah Memehami dan Menganalisis Indikator Ekonomi. Upp

Stim YKPN. M.S, Amir. 1999. Ekspor-impor teori dan penerapanya. Jakarta: PT

Pustaka
Binaman presindo. Mankiw, N. Gregory, dkk. 2013. Pengantar Ekonomi Makro.

Edisi Asia-Volume

2. (Terj.) Biro Bahasa Alkemis. Jakarta: Salemba Empat.

Mankiw, N. Gregory. 2008. Makroekonomi. Edisi Keenam. (Terj.) Fitria Liza dan

Imam Nurmawan. Jakarta: Erlangga.

Manurung, Adler. 2016. Cadangan Devisa dan Kurs Valuta Asing. Jakarta: PT.

Kompas Mediatara.

World Bank. http://www.worldbank.org.

Anda mungkin juga menyukai