Anda di halaman 1dari 30

PERDAGANGAN LUAR NEGERI, PROTEKSI DAN GLOBALISASI

MAKALAH

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pengantar Ekonomi
Makro

Dosen Pengampu : Dr. Nanang Rusliana, S.E., M.Si.

Oleh :

Uga Sugantina 20230103056


Syamsi Aji 20230103057
Diky Gustiana 20230103058
Muhammad Fahad Futuhul A 20230103059
Giwangkara Dwi Fanny 20230103060
Fida Alifah 20230103061

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA


INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN UNIVERSITAS GALUH CIAMIS
2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Berkat rahmat dan hidayah-Nya
lah, kami diberikan kesehatan dan kesempatan sehingga dapat menyusun makalah ini.
Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas matrikulasi mata kuliah Pengantar
Ekonomi makro yang diampu oleh bapak Dr. Nanang Rusliana, S.E., M.Si. dengan judul
“Perdagangan Luar Negeri, Proteksi dan Globalisasi”.
Tersusunnya makalah ini tidak lepas dari bantuan semua pihak, maka selayaknya kami
mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan
dan motivasinya dalam penyusunan makalah ini.
Namun sebagai manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan, kami menyadari
sepenuhnaya bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekeliruan dan kekurangan.
Oleh karena itu, kami sebagai penulis makalah ini mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi perbaikan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita
semua.

i
Daftar Isi

KATA PENGANTAR................................................................................................................i

BAB I PENDAHUALUAN.......................................................................................................1

1.1 Latar belakang.............................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................2

1.3 Tujuan dan Manfaat.....................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................3

1.1 Perdagangan Internasional...........................................................................................3

2.1 keuntungan dari perdagangan internasional............................................................4

2.2 Faktor-faktor pendorong perdagangan internasional...............................................5

2.3 Faktor-faktor penghambat perdagangan internasional............................................7

2.4 Dampak positif perdagangan internasional..............................................................7

2.5 Dampak negatif perdagangan internasional...........................................................10

2.6 Kebijakanperdagangan internasional.....................................................................11

2.7 Jenis-Jenis Perdagangan Luar Negeri....................................................................14

1.2 Poteksi dan globalisasi..............................................................................................15

2.1 Pengertian proteksi................................................................................................15

2.2 Pengertian globalisasi dalam bidang ekonomi.......................................................17

BAB III PENUUP....................................................................................................................23

Kesimpulan..............................................................................................................................23

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................25

ii
BAB I PENDAHUALUAN
1.1 Latar belakang

Berdasarkan pengertian ilmu ekonomi, ilmu ekonomi internasional yang mempelajari


alokasi sumber daya yang langka guna memenuhi kebutuhan manusia. Masalah alokasi
dianalisa dalam hubungan antara pelaku ekonomi satu Negara dengan Negara lain.
Hubungan ekonomi internasional ini dapat berupa perdagangan, investasi, pinjaman,
bantuan serta kerja sama internasional.
Ekonomi internasional mencakup baik aspek mikro maupun makro. Aspek mikro
misalnya menyangkut masalah jual beli secara internasional yang saling disebut dengan
ekspor-impor. Kegiatan perdagangan internasional ini tergantung pada keadaan pasar hasil
produksi maupun pasar faktor produksi yang merupakan salah satu topik dalam analisis
ekonomi mikro. Masing-masing pasar saling berhubungan satu dengan lain yang dapat
mempengaruhi pendapatan ataupun kesempatan kerja masalah ini merupakan topik makro.
Dapat ditarik kesimpulan dari uraian diatas adalah pada prinsifnya ada dua faktor yang
menyebabkan timbulnya perdagangan internasional, yakni faktor-faktor yang mempengaruhi
permintaan dan penawaran.
Perdagangan internasional merupakan salah satu aspek penting dalam perekonomian
setiap negara di dunia. Dengan perdagangan internasional, perekonomian akan saling terjalin
dan tercipta suatu hubungan ekonomi yang saling mempengaruhi suatu negara dengan negara
lain serta lalu lintas barang dan jasa akan membentuk perdagangan antar bangsa.
Perdagangan internasional merupakan kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat suatu negara.
Terjadinya perekonomian dalam negeri dan luar negeri akan menciptakan suatu
hubungan yang saling mempengaruhi antara satu negara dengan negara lainnya, salah satunya
adalah berupa pertukaran barang dan jasa antarnegara. Perdagangan internasional dapat
diartikan sebagai transaksi dagang antara subyek ekonomi negara yang satu dengan subyek
ekonomi negara yang lain. Adapun subyek ekonomi yang dimaksud adalah penduduk yang
terdiri dari warga Negara biasa, perusahaan swasta dan perusahaan negara maupun

1
pemerintah yang dapat dilihat dari neraca perdagangan.
Secara umum perdagangan internasional dapat dibedakan menjadi dua yaitu ekspor dan
impor. Ekspor adalah penjualan barang dan Jasa yang dihasilkan suatu negara ke negara
lainnya. Sementara impor adalah arus kebalikan dari ekspor, yaitu barang dan jasa dari luar
suatu negara yang mengalir masuk ke negara tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa keuntungan perdagangan luar negeri?


2. Apa faktor-faktor pendorong perdagangan luar negeri?
3. Apa pengertian proteksi dan globalisasi?
1.3 Tujuan dan Manfaat
1. Mengetahui keuntungan dari perdagangan luar negeri
2. Mengetahui faktor-faktor pendorong perdagangan luar negeri
3. Mengetahui pengertian proteksi dan globalisasi

2
BAB II PEMBAHASAN

1.1 Perdagangan Internasional

Perdagangan didefinisikan sebagai perukaran barang dan jasa atau uang yang saling
menguntungkan atau memberikan manfaat dan didasarkan atas kehendak sukarela masing-
masing pihak. Sedangkan perdagangan internasional dapat didefinisikan sebagai transaksi
bisnis antara pihak-pihak dari lebih daripada satu negara. Transaksi bisnis ini contohnya
adalah ekspor produk dari suatu negara ke negara lain, investasi pembangunan pabrik di
negara asing, pembelian bahan baku dari luar negeri, memproduksi salah satu bagian produk
diluar negeri dan merakitnya didalam negeri, dan peminjaman dana dari bank disuatu negara
untuk membiayai operasi bisnis di ngara lain. Negara sebetulnya tidak berdagang atau
berbisnis dengan negara lain. Yang melakukan perdagangan atau bisnis adalah penduduk
suatu negara dengan penduduk negara negara lain. Penduduk bisa seorangwarga negara biasa,
sebuah perusahaan, sebuah lembaga pemerintah, atau sebuah organisasi nirlaba.
Secara etimologis, perdagangan adalah segala bentuk kegiatan menjual dan membeli
barang atau jasa di suatu tempat, yang di sana terjadi keseimbangan antara kurva permintaan
dengan penawaran pada satu titik yang biasa dikenal dengan nama titik ekuilibrium.
Sedangkan internasional berarti dunia yang luas dan global, bukan parsial ataupun satu
kawasan tertentu. Maka, perdagangan internasional dapat diartikan, sejumlah transaksi
perdagangan/jual beli di antara pembeli dan penjual (yang dalam hal ini satu negara dengan
negara lain yang berbentuk ekspor dan impor) pada suatu pasar, demi mencapai keuntungan
yang maksimal bagi kedua belah pihak. Beberapa ratus tahun yang lalu, aliran Merkantilis
mengira bahwa perdagangan internasional merupakan transaksi untung-rugi atau win-lose
deal. Menurut aliran ini, ekspor adalah sesuatu yang menguntungkan (win) sedangkan impor
adalah sebuah hal yang merugikan (lose) sehingga negara harus mengejar ekspor dan
menghindari impor. Namun, sejak permulaan abad ke-19. Para ekonom pasar berpendapat
sebaliknya, Mereka mengatakan bahwa perdagangan iternasional merupakan transaksi yang
saling menguntungkan aau win-win deal.

3
2.1 keuntungan dari perdagangan internasional

1. Dapat Memperoleh Barang yang Tidak Dapat Diproduksi oleh Negara Sendiri
Melalui kegiatan impor barang, masyarakat dari suatu negara bisa mendapatkan suatu
produk tertentu yang tidak dapat diproduksi oleh negaranya sendiri. Banyak faktor yang
menyebabkan negara tersebut tidak dapat memproduksi produk tertentu, misalnya
kondisi geografi, iklim, hingga tingkat penguasaan IPTEK. Misalnya negara kita ini
banyak mengimpor produk dari Jepang berupa mesin dan suku cadang karena
penguasaan IPTEK dari Jepang lebih unggul. Hal tersebut berlaku sebaliknya, negara
Jepang akan mengimpor produk tekstil, kopi, hingga kerajinan tangan.

2. Memperluas Keuntungan Dari Spesialisasi


Manfaat dari perdagangan internasional yang kedua adalah memperluas keuntungan dari
spesialisasi. Maksudnya adalah, meskipun suatu negara sudah dapat atau mampu
memproduksi suatu barang yang jenisnya sama dengan yang diproduksi oleh negara lain,
tetapi ada kalanya juga produk yang diproduksi oleh negara lain justru lebih baik
kualitasnya, sehingga negara tersebut akan mengimpor produk yang sama.

3. Memperluas Pasar dan Menambah Keuntungan


hal ini, biasanya manfaatnya banyak dirasakan oleh pengusaha. Terkadang, beberapa
pengusaha tidak menjalankan mesin alat produksinya dengan maksimal sebab mereka
khawatir apabila akan terjadi kelebihan produksi sehingga menyebabkan turunnya harga
produknya.

4. Transfer Teknologi Modern

4
Melalui kegiatan perdagangan internasional ini, nantinya suatu negara dapat memperoleh
kesempatan untuk mempelajari teknik produksi dan manajemen yang lebih modern dari
negara lain.

5. Meningkatkan Hubungan Persahabatan Antar Negara


Kegiatan perdagangan internasional itu merupakan transaksi dan kesepakatan antar
negara, sehingga tentu saja secara tidak langsung dapat mewujudkan hubungan
persahabatan antar negara

6. Mendorong Kegiatan Produksi Barang Secara Maksimal


Perlu diketahui bahwa salah satu tujuan dari kegiatan perdagangan internasional adalah
memperluas pasar di luar negeri. Nah, apabila pasar di luar negeri luas, maka produksi
barang dalam suatu negara juga akan semakin meningkat. Hal tersebut tentu saja
bermanfaat bagi para pengusaha, baik yang sudah lama maupun yang baru.

2.2 Faktor-faktor pendorong perdagangan internasional

1. Sumber Daya Alam


Pertama, salah satu faktor pendorong perdagangan internasional adalah sumber daya alam.
Setiap negara memiliki sumber daya alam yang berbeda tergantung dari letak geografis.
Oleh sebab itu, suatu negara akan melakukan perdagangan internasional untuk memenuhi
kebutuhan barang dan mengekspor apabila kelebihan jumlah produksi.

2. Permintaan Konsumen
Permintaan konsumen juga termasuk salah satu faktor pendorong perdagangan internasional.
Ketika konsumen di suatu negara menginginkan barang atau jasa yang tidak tersedia di
daerahnya, maka mereka akan mencari pasokan dari negara-negara lain.

3. Pendapatan Negara
Apabila pendapatan nasional tinggi, maka negara dapat memaksimalkan kegiatan ekspor dan
impor sehingga menyukseskan perdagangan internasional yang dilakukan. Oleh karena itu,

5
pendapatan negara termasuk salah satu faktor pendorong perdagangan internasional yang
sangat penting.

4. Perjanjian Perdagangan Bebas


Adapun salah satu faktor pendorong perdagangan internasional adalah perjanjian yang dibuat
antar negara untuk mengurangi hambatan saat jual-beli, seperti tarif dan kuota. Contoh
perjanjian perdagangan bebas adalah NAFTA (North American Free Trade Agreement) dan
TPP (Trans-Pacific Partnership).

5. Kebijakan Pemerintah
Kebijakan pemerintah yang baik dapat mendorong kesuksesan perdagangan internasional.
Kebijakan tersebut terdiri dari peraturan perdagangan luar negeri, tarif bea masuk, kuota
impor, subsidi, dan lain-lain.

6. Perbedaan Sosial dan Budaya


Faktor-faktor seperti bahasa, kepercayaan, dan norma dapat memengaruhi preferensi
konsumen saat kegiatan jual-beli. Oleh karena itu, negara harus bisa menyesuaikan produk
dengan aspek budaya supaya bisa menarik konsumen lokal dan memperluas jangkauan pasar
di luar negeri.

7. Kerja Sama Politik


Salah satu faktor pendorong perdagangan internasional adalah kerja sama politik antar
negara. Dengan menjalin hubungan politik yang positif antar negara, maka dapat membangun
kepercayaan dalam pasar global sekaligus memperlancar perdagangan internasional.

8. Biaya Produksi
Biaya produksi termasuk faktor pendorong perdagangan internasional. Biaya produksi sendiri
dipengaruhi oleh sumber daya, teknologi, tenaga kerja, dan kebijakan ekonomi. Apabila salah
satu faktor tersebut memiliki kualitas rendah, maka biaya produksi akan terkendala sehingga
negara lebih memilih kegiatan ekspor untuk menghindari kerugian.

9. Jangkauan Target Pasar

6
Untuk mendorong kesuksesan perdagangan internasional, maka negara harus bisa
menjangkau target pasar yang lebih luas. Jadi, sumber pendapatan negara akan bertambah
pesat sehingga mampu memproduksi barang dan jasa dengan kualitas yang lebih tinggi.

10. Investasi Asing


Terakhir, faktor pendorong perdagangan internasional adalah investasi langsung asing atau
FDI (Foreign Direct Investment).

2.3 Faktor-faktor penghambat perdagangan internasional

Berikut adalah faktor penghambat perdagangan internasional, yaitu:


 Nilai tukar yang berbeda dapat mempersulit transaksi dan pembayaran.
 Adanya beberapa negara yang menerapkan kebijakan pembatasan impor.
 Konflik antar negara, seperti kekacauan politik dan peperangan.
 Waktu yang lama untuk melakukan kegiatan ekspor dan impor.
 Kualitas sumber daya yang rendah sehingga memengaruhi hasil produksi.
 Akses terbatas bagi negara yang tidak termasuk organisasi ekonomi regional.

2.4 Dampak positif perdagangan internasional

1. Mendorong pertumbuhan ekonomi Pertama dampak positif dari perdagangan


internasional adalah mendorong percepatan pertumbuhan perekonomian di suatu
negara. Dengan adanya perdagangan internasional, permintaan dan penawaran ekspor
produk untuk negara lain akan semakin meningkat, ini akan meningkatkan
perekonomian negara juga. Contohnya berkembangnya industri tekstil, kerajinan,
udang, kopi, karet dan lain-lain

2. Menjadi sumber devisa negara Berikutnya, dampak positif dari perdagangan


internasional adalah menambah sumber devisa negara. Devisa adalah sumber valuta
asing sebagai alat pembayaran dari perdagangan internasional antar negara. Tidak
semua mata uang negara lain dinyatakan devisa, tetapi hanya jika mata uang tersebut
dijadikan sebagai alat tukar barang atau jasa antar negara. Karena dengan

7
meningkatnya pertumbuhan ekonomi karena perdagangan internasional, devisa negara
pun akan bertambah dengan adanya perdagangan internasional.
3. Meningkatkan kemakmuran negara Ketiga, dampak positif dari perdagangan
internasional adalah membuat aktivitas ekonomi meningkat. Hal tersebut dapat
menjadi indikator bahwa kemakmuran di sebuah negara juga meningkat. Adanya
perdagangan internasional ini membuat kemakmuran bagi setiap pelaku ekonomi di
suatu negara. Para produsen akan makmur dengan jika profitnya meningkat dengan
cara menjual barang dan jasanya ke berbagai negara dengan sedikit hambatan tarif
maupun non tarif

4. Menambah lapangan kerja Selain itu, dampak positif dari perdagangan internasional
adalah mendorong peningkatan lapangan kerja. Jika aktivitas ekonomi dan jumlah
produk yang diekspor dalam kegiatan perdagangan internasional meningkat, maka
industri-industri semakin padat kerjanya. Karena itu diperlukan tenaga kerja tambahan
untuk membantu aktivitas industri agar lebih cepat bergerak. Untuk menambah tenaga
kerja maka dibukalah lapangan pekerjaan untuk masyarakat di negara tersebut

5. Mempererat hubungan antarnegara Selanjutnya, dampak positif dari perdagangan


internasional adalah membuat hubungan antarnegara semakin erat. Hal ini dapat
menambah relasi dari satu negara dengan negara lain. Adanya hubungan baik ini tidak
hanya sektor perdagangan yang diuntungkan. Tetapi ini akan merambah ke sektor lain
juga untuk menumbuhkan perekonomian negara.

6. Menarik investor asing Kemudian, dampak positif dari perdagangan internasional


adalah dapat menarik investor dari luar negeri untuk menambah modal usaha agar
industri dapat tumbuh lebih besar lagi. Dengan adanya tambahan modal dari investor
asing ini, maka pertumbuhan ekonomi di suatu negara akan semakin meningkat.
Lapangan pekerjaan semakin terbuka dan akan memberi dampak besar pada
perekonomian.

7. Kualitas produksi semakin baik Lalu, dampak positif dari perdagangan internasional
adalah akan mendorong para industri untuk memberikan hasil yang terbaik untuk

8
produknya. Hal ini karena banyaknya persaingan dalam dunia perekonomian,
khususnya perdagangan internasional. Dengan kualitas produk yang baik, maka
kuantitas ekspor barang akan semakin meningkat karena produk laku di pasar
internasional.

8. Transfer teknologi Kedelapan, dampak positif dari perdagangan internasional adalah


mendorong transfer teknologi, terutama dari negara maju ke negara berkembang.
Negara yang telah membuat teknologi baru seperti mesin untuk industri, ataupun
teknologi pribadi seperti gawai akan diekspor kepada negara yang butuh teknologi
baru tersebut. Dengan demikian semua negara akan merasakan perkembangan
teknologi terbaru dari aktivitas perdagangan internasional ini. Negara berkembang
dapat mengimpor teknologi dari negara maju agar negaranya juga semakin bertumbuh
dengan adanya teknologi canggih.

9. Menstabilkan harga Berikutnya, dampak positif dari perdagangan internasional adalah


secara tidak langsung mengendalikan harga barang di pasar domestik. Adanya
perdagangan internasional tidak akan terjadi kelangkaan barang karena dapat diatasi
dengan impor untuk menambah stok barang di pasar domestik. Sebaliknya, jika suatu
negara memiliki barang yang lebih agar harga tidak turun bisa dilakukan kegiatan
ekspor untuk mengurangi barang di pasar domestik. Dengan hal ini harga akan tetap
stabil, dan masyarakat tidak kesulitan untuk mendapatkannya.

10. Memajukan lembaga keuangan Selain itu, dampak positif dari perdagangan
internasional adalah memajukan lembaga keuangan baik bank maupun non bank.
Perdagangan internasional akan terus melibatkan lembaga keuangan untuk
mempermudah transaksi. Semakin sering perdagangan internasional ini berjalan,
semakin maju juga lembaga keuangan dalam negara.

11. Tercipta spesialisasi negara Selanjutnya, dampak positif dari perdagangan


internasional adalah terciptanya spesialisasi negara. Artinya suatu negara memiliki
produk yang jadi andalan untuk diekspor ke luar negeri. Negara lain yang melakukan
impor juga sudah percaya bahwa produk yang dibeli memiliki kualitas yang baik.

9
Misalnya Indonesia memiliki produk andalan karet untuk diekspor ke berbagai
negara, dan sebagian besar karet di dunia merupakan hasil dari Indonesia. Hal ini akan
membuat negara lain memiliki pelanggan setia dari produk yang dijual oleh suatu
negara.

12. Memenuhi kebutuhan negara Dampak positif dari perdagangan internasional adalah
untuk memenuhi kebutuhan negara. Setiap negara akan selalu membutuhkan negara
lain dalam memenuhi kebutuhannya. Karena tidak semua negara memiliki produk
atau teknologi yang sama dengan negara lain. Dengan adanya perdagangan
internasional, berbagai negara yang melakukan transaksi dengan negara yang
bersangkutan akan memiliki produk yang sama

2.5 Dampak negatif perdagangan internasional

1. Produk lokal asli buatan dalam negeri mengalami penurunan penjualan Dengan
adanya produk dari luar negeri karena aktivitas perdagangan internasional, tentunya
akan berdampak dan berpengaruh terhadap produk dalam negeri sendiri. Perdagangan
internasional menciptakan pasar persaingan baru yang jangkauan dan lingkupnya
lebih luas karena mencakup mancanegara.

2. Cenderung ketergantungan pada negara-negara maju Dampak negatif perdagangan


internasional berikutnya yang disebabkan karena adanya perdagangan internasional
adalah munculnya ketergantungan negara miskin atau negara berkembang pada
negara maju. Hal ini karena faktor produksi terutama teknologi, dimana negara maju
jauh lebih canggih di bidang teknologi sehingga memiliki produk yang lebih
berkualitas. Akibatnya warga negara lokal dibanding berupaya berinovasi
menciptakan produk serupa lebih memilih impor dari negara maju tersebut.

3. Industri kecil kalah bersaing Modal adalah instrumen penting dalam membangun
usaha. Karenanya keterbatasan modal akan membuat industri dengan pasar kecil
mengalami banyak hambatan untuk melakukan pengembangan diri terhadap
usahanya. Dengan adanya aktivitas perdagangan internasional, hal ini semakin
menghimpit industri kecil dan membatasi ruang gerak dari industri tersebut.

10
4. Adanya persaingan tidak sehat Pemerintah dalam memenangkan perdagangan
internasional seringkali menciptakan persaingan yang tidak sehat antar industri.
Pemerintah menerapkan banyak sekali kebijakan seperti dumping, kemudian juga
praktik tarif impor yang memicu munculnya pungutan liar jelas sangat tidak sehat.
5. Munculnya penjajahan ekonomi dari negara lain Dampak negatif lainnya yang hadir
secara tidak disadari adalah negeri sendiri akan dijajah secara ekonomi oleh negara
lain. Ketika produk dalam negeri tidak mampu mengimbangi pasar dan penjualan
barang impor dari luar negeri, pada akhirnya produk buatan Indonesia sendiri akan
tersisih dan tidak laku di pasaran.

6. Munculnya eksploitasi SDA dan SDM SDA adalah sumber daya alam sedangkan
SDM adalah sumber daya manusia. Karena adanya perdagangan internasional,
industri nasional akan berusaha untuk bersaing dengan industri dari negara luar
dengan berbagai macam cara. Persaingan ini menciptakan ambisi dan pada akhirnya
berakibat dan berefek pada bangsa sendiri. Para pemilik usaha di Indonesia akan
melakukan eksploitasi terhadap sumber daya alam dan sumber daya manusia tanpa
memikirkan dampaknya bagi Indonesia dan kerugian yang akan dihasilkan nantinya.

7. Industri lokal akan kesulitan mendapatkan bahan baku yang diekspor Perdagangan
internasional membuat bahan mentah dalam negeri terjual di luar negeri. Masifnya
ekspor bahan mentah menyebabkan pasokan bahan mentah di Indonesia akan menipis.
Hal ini memberikan kesulitan lainnya bagi industri lokal untuk melakukan produksi
karena bahn baku yang menipis atau bahkan tidak ada.

8. Menyebabkan turunnya nilai mata uang rupiah Dengan banyaknya kegiatan impor
yang dilakukan oleh negara tersebut, hal ini berdampak pada pertukaran nilai mata
uang rupiah dengan nilai mata uang luar negeri. Dampak negaif dari pertukaran mata
uang tersebut menyebabkan turunnya nilai mata uang rupiah. Terlepas dari semua itu,
tujuan diadakannya perdagangan internasional adalah untuk memperoleh keuntungan
dari kegiatan tersebut.

11
2.6 Kebijakanperdagangan internasional

Kebijakan-Kebijakan Perdagangan Internasional, meliputi:


1. Tarif

Tarif adalah sejenis pajak yang dikenakan atas barang-barang yang diimpor. Tarif
spesifik (Specific Tariffs) dikenakan sebagai beban tetap atas unit barang yang diimpor.
Misalnya $6 untuk setiap barel minyak). Tarifold Valorem (od Valorem Tariffs) adalah
pajak yang dikenakan berdasarkan persentase tertentu dari nilai barang-barang yang
diimpor (Misalnya, tariff 25 persen atas mobil yang diimpor). Dalam kedua kasus
dampak tarif akan meningkatkan biaya pengiriman barang ke suatu negara.

2. Subsidi Ekspor

Subsidi ekspor adalah pembayaran sejumlah tertentu kepada perusahaan atau


perseorangan yang menjual barang ke luar negeri, seperti tariff, subsidi ekspor dapat
berbentuk spesifik (nilai tertentu per unit barang) atau Od Valorem (presentase dari
nilai yang diekspor). Jika pemerintah memberikan subsidi ekspor, pengirim akan
mengekspor, pengirim akan mengekspor barang sampai batas dimana selisih harga
domestic dan harga luar negeri sama dengan nilai subsidi. Dampak dari subsidi ekspor
adalah meningkatkan harga dinegara pengekspor sedangkan di negara pengimpor
harganya turun.

3. Pembatasan Impor

Pembatasan impor (Import Quota) merupakan pembatasan langsung atas jumlah barang
yang boleh diimpor. Pembatasan ini biasanya diberlakukan dengan memberikan lisensi
kepada beberapa kelompok individu atau perusahaan. Misalnya, Amerika Serikat
membatasi impor keju. Hanya perusahaan-perusahaan dagang tertentu yang diizinkan
mengimpor keju, masing-masing yang diberikan jatah untuk mengimpor sejumlah
tertentu setiap tahun, tak boleh melebihi jumlah maksimal yang telah ditetapkan.
Besarnya kuota untuk setiap perusahaan didasarkan pada jumlah keju yang diimpor

12
tahun-tahun sebelumnya.

4. Pengekangan Ekspor Sukarela

Bentuk lain dari pembatasan impor adalah pengekangan sukarela (Voluntary Export
Restraint), yang juga dikenal dengan kesepakatan pengendalian sukarela (Voluntary
Restraint Agreement=ERA). VER adalah suatu pembatasan (Kuota0 atas perdagangan
yang dikenakan oleh pihak negara pengekspor dan bukan pengimpor. VER mempunyai
keuntungan-keuntungan politis dan legal yang membuatnya menjadi perangkat
kebijakan perdagangan yang lebih disukai dalam beberapa tahun belakangan. Namun
dari sudut pandang ekonomi, pengendalian ekspor sukarela persis sama dengan kuota
impor dimana lisensi diberikan kepada pemerintah asing dan karena itu sangat mahal
bagi negara pengimpor. VER selalu lebih mahal bagi negara pengimpor dibandingan
dengan tariff yang membatasi impor dengan jumlah yang sama. Bedanya apa yang
menjadi pendapatan pemerintah dalam tariff menjadi (rent) yang diperoleh pihak asing
dalam VER, sehingga VER nyata-nyata mengakibatkan kerugian.

5. Persyaratan Kandungan Lokal

Persyaratan kandungan lokal (local content requirement) merupakan pengaturan yang


mensyaratkan bahwa bagian-bagian tertentu dari unit-unit fisik, seperti kuota impor
minyak AS ditahun 1960-an. Dalam kasus lain, persyaratan ditetapkan dalam nilai,
yang mensyaratkan pangsa minimum tertentu dalam harga barang berawal dari nilali
tambah domestic. Ketentuan kandungan local telah digunakan secara luas oleh negara
berkembang yang beriktiar mengalihkan basis manufakturanya dari perakitan kepada
pengolahan bahan-bahan antara (intermediate goods). Di amerika serikat rancangan
undang-undang kandungan local untuk kendaraan bermotor diajukan tahun 1982 tetapi
hingga kini berlum diberlakukan.

6. Subsidi Kredit Ekspor

Subsidi kredit ekspor ini semacam subsidi ekspor, hanya saja wujudnya dalam
pinjaman yang di subsidi kepada pembeli. Amerika Serikat seperti juga kebanyakan
negara, memilki suatu lembaga pemerintah, export-import bank (bank Ekspor-impor)

13
yang diarahkan untuk paling tidak memberikan pinjaman-pinjaman yang disubsidi
untuk membantu ekspor.

7. Pengendalian Pemerintah (National Procurement)

Pembelian-pembelian oleh pemerintah atau perusahaan-perusahaan yang diatur secara


ketat dapat diarahkan pada barang-barang yang diproduksi di dalam negeri meskipun
barang-barang tersebut lebih mahal daripada yang diimpor. Contoh yang klasik adalah
industri telekomunikasi Eropa. Negara-negara mensyaratkan eropa pada dasarnya bebas
berdagang satu sama lain. Namun pembeli-pembeli utama dari peralatan
telekomunikasi adalah perusahaan-perusahaan telepon dan di Eropa perusahaan-
perusahaan ini hingga kini dimiliki pemerintah, pemasok domestic meskipun jika para
pemasok tersebut mengenakan harga yang lebih tinggi dibandingkan dengan pemasok-
pemasok lain. Akibatnya adalah hanya sedikit perdagangan peralatan komunikasi di
Eropa.

8. Hambatan-Hambatan Birokrasi (Red Tape Barriers)

Terkadang pemerintah ingin membatasi impor tanpa melakukannya secara formal.


Untungnya atau sayangnya, begitu mudah untuk membelitkan standar kesehatan,
keamanan, dan prosedur pabean sedemikian rupa sehingga merupakan perintang dalam
perdagangan. Contoh klasiknya adalah Surat Keputusan Pemerintah Perancis 1982
yang mengharuskan seluruh alat perekam kaset video melalui jawatan pabean yang
kecil di Poltiers yang secara efektif membatasi realiasi sampai jumlah yang relatif amat
sedikit.

2.7 Jenis-Jenis Perdagangan Luar Negeri

13. Ekspor dan impor Ekspor dan impor menjadi kegiatan perdagangan jenis tersebut yang
sering dilakukan semua negara. Terdapat dua cara ekspor, yaitu ekspor biasa melalui
ketentuan yang berlaku dan ekspor tanpa L/C di mana barang dikirim melalui izin
departemen perdagangan.

14
14. Barter Barter atau tukar menukar barang masih sering dilakukan di beberapa negara.
Biasanya barter yang dilakukan adalah direct barter, switch barter, counter purchase
dan bay back barter.

15. Konsinyasi Penjualan dengan cara pengiriman barang ke luar negeri di mana belum
terdapat pembeli tertentu di luar negeri. Penjualannya bisa dilaksanakan melalui pasar
bebas atau bursa dagang dengan kegiatan lelang.

16. Border crossing Muncul dari dua negara yang berdekatan dengan tujuan untuk
memudahkan penduduknya saling melakukan transaksi jual-beli.

1.2 Poteksi dan globalisasi

2.1 Pengertian proteksi

Proteksi merupakan perlindungan dalam perdagangan atau industri. Tujuannya untuk


melindungi industri dalam negeri dari persaingan barang impor. Hal ini, misalnya dapat
dijalankan dengan tariff. Quota dan sebagainya. Pengertian tarif adalah pembebanan
pajak atau custom duties terhadap barang-barang yang melewati batas suatu Negara.
Tarif digolongkan menjadi:
a. Bea ekspor adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap barang yang diangkut
manusia ke Negara lain.
b. Bea transito adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap barang-barang yang
melalui wilayah suatu Negara dengan ketentuan bahwa barang tersebut
sebagai tujuan akhirnya adalah Negara lain.
c. Bea impor adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap barang-barang yang
masuk dalam custom area suatu Negara dengan ketentuan bahwa Negara
tersebut sebagai tujuan akhir.

Proteksi bisa berbentuk:


a. Pengenaan tariff

15
Pengertian tarif adalah pembebanan pajak atau custom duties terhadap
barang-barang yang melewati batas suatu negara.
b. Quota
Pengertian Quota adalah pembatasan jumlah pisik terhadap barang yang
masuk (Quota impor) dan keluar (Quota ekspor).
c. Pelarangan impor
Seandainya suatu Negara melarang impor barang A, maka industri dalam
negeri yang memproduksikan atau merakit barang A akan memperoleh
proteksi. Dalam hal ini proteksi bersifat mutlak bagi indiustri barang A dalam
negeri.
d. Subsidi
Dengan adanya subsidi, produsen dalam negeri bisa menjual barangnya lebih
murah, sehingga bisa bersaing dengan barang impor. Subsidi yang diberikan
bisa dalam berbagai bentuk, misalnya:
1) Subsidi langsung berupa sejumlah uang tertentu
2) Subsidi per unit produksi

1. Faktor-faktor yang mendorong proteksi


Dalam perdagangan luar negeri konsep proteksi berarti usaha-usaha pemerintah
yang mematasi atau mengurangi jumlah barang yang diimpor dari Negara-negara
lain denga tujuan untuk mencapai beberapa tujuan tertentu yang penting artinya
dalam pembangunan Negara dan kemakmuran perekonomian Negara.

Ada beberapa tujuan penting dari proteksi:


a. Mengatasi masalah deflasi dan pengangguran.
b. Mendorong perkembangan industri baru
c. Mendiversifikasikan perekonomian
d. Menghindari kemerosotan industri-industri tertentu
e. Memperbaiki neraca pembayaran
f. Menghindari neraca pembayaran
g. Menghindari dumping
h. Menambah pendapatan pemerintah
2. Alat pembatasan perdagangan

16
Proteksi dan pembatasan perdagangan adalah kebijakan. Kebijakan pemerintah
dalam membatasi atau mengurangi barang-barang yang di impor. Halangan
perdagangan dapat dibedakan kepada empat jenis: tarif dan pajak impor, kuota
pembatasan impor. Hambatan perdagangan bukan tarif dan pembatasan
penggunaan valauta asing.

2.2 Pengertian globalisasi dalam bidang ekonomi

Pada zaman sekarang ini orang sering menyebut dengan era atau zaman globalisasi.
Globalisasi berasal dari kata global yabg artinya meliputi seluruh dunia atau secara
keseluruhan. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia globalisasi adalah proses
masuknya keruang lingkup dunia. Dalam globalisasi, peristiwa di satu negara akan
mempengaruhi seluruh penjuru dunia. Globalisasi ditandai dengan munculnya
perusahaan asing yg beroperasi di dalam negeri. Perusahaan tersebut dikenal dengan
perusahaan Multinasional. Contoh perusahaan Multinasional adalah Freeport dari
Amerika serikat dan British Petroleum dari Inggris, yakni perusahaan asing yang
bergerak di bidang perminyakan. Ada pula Mc. Donald dan Pizza Hut yang bergerak di
bidang makanan cepat saji. Jadi globalisasi ekonomi yaitu perkembangan perdagangan
yang lainnya yang semakin tahun semakin meningkat sehingga jarak antara setiap
Negara terasa amat dekat karena adanya faktor kerjasama yang terjalin antara setiap
Negara sehingga dalam hubungan tersebut mendatangkan akibat negatif dan positif
dalam globalisasi ekonomi.

a. Faktor yang mewujudkan globalisasi ekonomi


Ada beberapa faktor yang mewujudkan globalisasi ekonomi, antara lain:
1) Perkembangan politik dunia
2) Peningkatan praktek perdagangan bebas
3) Perkembangan perusahaan multi nasional
4) Perkembangan investasi portofolio di pasaran luar negeri
5) Kemajuan teknologi dalam bidang informasi dan pengangkutan

b. Peran Indonesia dalam globalisasi ekonomi

17
Dalam Globalisasi ekonomi, Indonesia berperan aktif dalam berbagai lembaga
ekonomi Internasional, diantaranya adalah Bank Dunia, APEC, dan WTO. Indonesia
juga anggota organisasi Negara-negara pengekspor minyak yang disebut OPEC
(Organization of Petroleum Exporting Countries).

c. Dampak globalisasi ekonomi


1) Dampak positif globalisasi ekonomi
a) Produksi global dapat ditingkatkan
Pandangan ini sesuai dengan teori Keuntungan Komparatif dari David Ricardo.
Melalui spesialisasi dan perdagangan faktor-faktor produksi dunia dapat
digunakan dengan efisien, output dunia bertambah dan masyarakat akan
memperoleh keuntungan dari spesialisasi dan perdagangan dalam bentuk
pendapatan yang meningkat,selanjutnya dapat meningkatkan pembelanjaan dan
tabungan.
b) Meningkatkan kemakmuran masyarakat dalam suatu Negara
Perdagangan yang lebih bebas memungkinkan masyarakat dari berbagai negara
mengimpor lebih banyak barang dari luar negeri. Hal ini menyebabkan konsumen
mempunyai pilihan barang yang lebih banyak. Selain itu, konsumen juga dapat
menikmati barang yang lebih baik dengan harga yang lebih rendah.
c) Meluaskan pasar untuk produk dalam negeri
Perdagangan luar negeri yang lebih bebas memungkinkan setiap negara
memperoleh pasar yang jauh lebih luas dari pasar dalam negeri. Semakin
terbukanya pasar untuk produk-produk ekspor, dengan catatan produk ekspor
Indonesia mampu bersaing di pasar internasional. Hal ini membuka kesempatan
bagi pengusaha di Indonesia untuk melahirkan produk-produk berkualitas, kreatif,
dan dibutuhkan oleh pasar dunia.
d) Dapat memperoleh lebih banyak modal dan teknologi yang lebih baik
Modal dapat diperoleh dari investasi asing dan terutama dinikmati oleh negara-
negara berkembang karena masalah kekurangan modal dan tenaga ahli serta
tenaga terdidik yang berpengalaman kebanyakan dihadapi oleh negara-negara
berkembang. Semakin mudah mengakses modal investasi dari luar negeri.
Apabila investasinya bersif langsung, misalnya dengan pendirian pabrik di
Indonesia maka akan membuka lapangan kerja. Hal ini bisa mengatasi
kelangkaan modal di Indonesia.

18
e) Menyediakan dana tambahan
Untuk pembangunan ekonomi Pembangunan sektor industri dan berbagai sektor
lainnya bukan saja dikembangkan oleh perusahaan asing, tetapi terutamanya
melalui investasi yang dilakukan perusahaan swasta domestik. Perusahaan
domestik ini seringkali memerlukan modal dari bank atau pasar saham, dan dari
luar negeri terutama dari negara-negara maju yang memasuki pasar uang dan
pasar modal di dalam negeri dapat membantu menyediakan modal yang
dibutuhkan tersebut.
f) Semakin mudah memperoleh barang-barang yang dibutuhkan masyarakat dan
belum bisa diproduksi di Indonesia.
g) Liberalisasi
Perdagangan barang, jasa layanan, dan komodit lain memberi peluang kepada
Indonesia untuk ikut bersaing merebut pasar perdagangan luar negeri, terutama
hasil pertanian, hasil laut, tekstil, dan bahan tambang. Di bidang jasa kita
mempunyai peluang menarik wisatawan mancanegara untuk menikmati
keindahan alam dan budaya tradisional yang beraneka ragam.

2) Dampak negatif globalisasi ekonomi


a) Kemungkinan hilangnya pasar produk ekspor Indonesia karena kalah bersaing
dengan produksi negara lain yang lebih murah dan berkualitas. Misalnya produk
pertanian kita kalah jauh dari Thailand.
b) Membanjirnya produk impor di pasaran Indonesia sehingga mematikan usaha-
usaha di Indonesia. Misalnya, ancaman produk batik Cina yang lebih murah bagi
industri batik di tanah air.
c) Ancaman dari sektor keuangan dunia yang semakin bebas dan menjadi ajang
spekulasi. Investasi yang sudah ditanam di Indonesia bisa dengan mudah ditarik
atau dicabut jika dirasa tidak lagi menguntungkan. Hal ini bisa memengaruhi
kestabilan ekonomi.
d) Ancaman masuknya tenaga kerja asing (ekspatriat) di Indonesia yang lebih
profesional SDMnya. Lapangan kerja di Indonesia yang sudah sempit jadi
semakin sempit
e) Perusahaan dalam negeri lebih tertarik bermitra dengan perusahaan dari luar.
Akibatnya kondisi industry dalam negeri sulit berkembang.
f) Terjadi kerusakan lingkungan dan polusi limbah industri.

19
g) Suatu perusahaan asing memindahkan usahanya keluar negeri mengakibatkan
PHK tenaga kerja dalam negeri.
h) Arus masuk perdagangan luar negeri menyebakan defisit perdagangan nasional
i) Maraknya penyelundupan barang ke Indonesia.
Masuknya wisatawan ke Indonesia melunturkan nilai luhur bangsa

d. Pertumbuhan Ekonomi
a. Pengertian
Pertumbuhan ekonomi adalah proses peningkatan pendapatan (PDB)
tanpa mengaitkannya dengan tingkat pertambahan penduduk. Pertumbuhan
penduduk biasanya dikaitkan dengan tingkat pembangunan ekonomi, atau
bahkan tidak jarang dianggap hal yang sama.

b. Faktor-Faktor yang mempengaruhi perekonomian


Faktor-faktor yang mempengaruhi perekonmian Indonesia tidak
terlepas dari permasalahan kesenjangan dalam pengelolaan perekonomian,
dimana para pemilik modal besar selalu mendapatkan kesempatan yang lebih
luas dibandingkan dengan para pengusaha kecil dan menengah yang kekurangan
modal.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di
Indonesia secara umum yaitu:
1)Faktor produksi, yaitu harus mampu memanfaatkan tenaga kerja yang ada dan
penggunaan bahan baku industri dalam negeri semaksimal mungkin.

2)Faktor investasi, yaitu dengan membuat kebijakan investasi yang tidak rumit dan
berpihak pada pasar.

3)Faktor perdagangan luar negeri dan neraca pembayaran, harus surplus sehingga
mampu meningkatkan cadangan devisa dan menstabilkan nilai rupiah.

4)Faktor kebijakan moneter dan inflasi, yaitu kebijakan terhadap nilai tukar rupiah
dan tingkat suku bunga ini juga harus di antisipatif dan diterima pasar.

20
5)Faktor keuangan negara, yaitu berupa kebijakan fiskal yang konstruktif dan
mampu membiayai pengeluaran pemerintah.

c. Teori mengenai hubungan antara faktor produksi dengan pertumbuhan ekonomi


Beberapa teori telah dikemukakan yang merangkan mengenai hubungan
diantara berbagai faktor produksi dengan pertumbuhan ekonomi. Pandangan
teori tersebut adalah:
1)Teori klasik
Menekankan tentang pentingnya faktor fator produksi dalam menaikkan
pendapatan nasional dan mewujudkan pertumbuhan. Akan tetapi yang terutama
diperhatikan ahli ekonomi klasik adalah peranan tenaga kerja. Menurut mereka
tenaga kerja yang berlebihan akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi

2)Teori Schumpeteer
Menekankan tentang peranan usahawan yang akan melakukan inovasi dan
investasi untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi.

3)Teori Harrod-Domar
Menekankan peranan investasi sebagai faktor yang menimbulkan pertambahan
pengeluaran agregat. Teori ini pada dasarnya menekankan peranan segi
permintaan dakam mewujudkan pertumbuhan.

4)Teori neo klasik


Melalui kajian empirikal teori ini menunjukkan bahwa perkembangan teknologi
dan peningkatan kemahiran masyarakat merupakan faktor yang terpenting
dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi

d. Kebijakan pemerintah untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi


1)Kebijakan diversivikasi kegiatan ekonomi, langkah pertama yang perlu dilakukan
adalah memodernkan kegiatan ekonomi yang ada. Sedankan langkah penting
yang harus dilakukan adalah mengembangkan kegiatan ekonomi yang baru
yang dapat mempercepat informasi kegiatan ekonomi yang bersifat tradisional
kepada kegiatan ekonomi yang modern.

21
2)Mengembangkan infrastruktur, modernisasi pertumbuhan ekonomi memerlukan
infrasturuktur yang modern pula. Berbagai kegiatan ekonomi memerlukan
infrastruktur yang berkembang, seperti jalan, jembatan, lapangan terbang,
pelabuhan, kawasan perindustrian, irigasi dan penyediaan air, listrik dan
jaringan telepon.

3)Meningkatkan tabungan dan investasi, pendapatan masyarakat yang rendah


menyebabkan tabungan masyarakat rendah. Sedangakan pembangunan
memerlukan tabungan yang besar untuk membiayai investasi yang dilakukan.
Kekurangan invesatsi selalu dinyatakan sebagai salah satu sumber yang dapat
menghambat pembangunan ekonomi. Oleh sebab itu syarat penting yang perlu
dilakukan untuk mempercepat pertumbuhan dan pembangunan ekonomi adalah
meningkatkan tabungan masyaraka

4)Meningkatkan taraf pendidikan masyarakat, dari segi pandangan individu


maupun dari segi secara keseluruhan, pendidikan merupakan satu investasi yang
sangat berguna dalam pembangunan ekonomi. Individu yang memperoleh
pendidikan tinggi cenderung akan memperoleh pendapatan yang lebih tinggi,
jadi semakin tinggi pendidikan maka semakin tinggi pula pendapatan yang
diperoleh

5)Merumuskan dan melaksanakan perencanaan ekonomi, kebijakan pemerintah


yang konvensional yaitu kebijakan fiskal dan moneter tidak dapat mewujudkan
pertumbuhan ekonomi yang diharapkan. Untuk mengatasinya pada tahap mula
dari pembangunan ekonomi perencanaan pembanguna perlu dilakukan. Melalui
perencanaan pembangunan dapat pula ditentukan sejauh mana investasi swasta
dan pemerintah perku dilakukan untuk mencapai suatu tujuan pertumbuhan
yang telah ditentukan

22
BAB III PENUUP

perdagangan luar negeri, proteksi, dan globalisasi merupakan elemen-elemen yang saling
terkait dalam dinamika ekonomi global. Meskipun proteksiisme dapat melindungi industri
domestik, globalisasi membawa manfaat akses pasar yang luas. Penting untuk mencari
keseimbangan yang bijaksana antara perlindungan dan integrasi global guna memastikan
keberlanjutan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan global. Perubahan cepat dalam
dinamika perdagangan menuntut kebijakan yang adaptif dan kolaboratif di tingkat
internasional. Sebagai penutup, pemahaman mendalam tentang interaksi kompleks ini akan
membantu negara-negara untuk menghadapi tantangan dan peluang yang muncul dalam era
perdagangan global.

Kesimpulan

Perdagangan internasional telah menjadi pilar utama dalam menghubungkan ekonomi


global dan memberikan kontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi dunia. Dalam era
globalisasi, perdagangan internasional tidak hanya menciptakan peluang ekonomi, tetapi juga
menghadirkan berbagai tantangan dan perdebatan terkait dengan perlunya proteksi terhadap
efek negatifnya.

Salah satu manfaat utama perdagangan internasional adalah penciptaan peluang bisnis baru
dan peningkatan produktivitas melalui spesialisasi ekonomi. Negara-negara dapat fokus pada
produksi barang dan jasa yang mereka hasilkan secara efisien, meningkatkan efisiensi dan
daya saing global. Hal ini memberikan kesempatan bagi pertumbuhan ekonomi yang
berkelanjutan.

Namun, terdapat keprihatinan terkait dampak negatif globalisasi, seperti ketidaksetaraan

23
ekonomi, kehilangan lapangan kerja, dan eksploitasi sumber daya alam. Oleh karena itu,
beberapa pihak mendukung perlunya proteksi terhadap aspek-aspek tertentu dari globalisasi.
Proteksi ini dapat mencakup kebijakan perdagangan yang lebih adil, regulasi
ketenagakerjaan, dan perlindungan lingkungan.

Dalam menyimpulkan, perdagangan internasional dan globalisasi memiliki potensi besar


untuk memberikan manfaat ekonomi, tetapi juga memerlukan keseimbangan melalui
perlindungan yang tepat terhadap dampak negatifnya. Kesadaran akan kebutuhan untuk
mengatasi ketidaksetaraan dan konsekuensi sosial dari globalisasi adalah langkah penting
dalam mencapai sistem perdagangan yang berkelanjutan dan adil.

Perdagangan luar negeri merupakan kegiatan yang penting bagi suatu negara. Perdagangan
luar negeri dapat meningkatkan kemakmuran, memperluas pasar, meningkatkan daya saing,
dan mendapatkan barang dan jasa yang tidak dapat diproduksi sendiri.

Proteksi dan globalisasi, meskipun tampaknya bertentangan, sebenarnya merupakan dua


sisi mata uang yang saling berkaitan dalam ekonomi global. Untuk mencapai pertumbuhan
ekonomi yang berkelanjutan dan adil, penting bagi negara-negara untuk menemukan
keseimbangan yang tepat antara kebijakan proteksi dan integrasi global. Dengan pendekatan
yang bijaksana dan terkoordinasi, kita dapat menciptakan dunia yang lebih adil, inklusif, dan
berkelanjutan bagi semua pemangku kepentingan.

24
Saran

1. Transparansi dalam Kesepakatan Perdagangan: Pemerintah dan pelaku bisnis


seharusnya memastikan bahwa kesepakatan perdagangan dilakukan dengan
transparan. Informasi yang jujur dan mudah diakses tentang kondisi perdagangan,
aturan, dan regulasi akan memudahkan pelaku usaha untuk mengambil keputusan
yang tepat.

2. Penerapan Etika Bisnis: Seluruh pihak yang terlibat dalam perdagangan internasional
seharusnya mengikuti standar etika bisnis yang tinggi. Tindakan yang jujur, adil, dan
sesuai dengan norma-norma internasional akan membangun kepercayaan dan
menjaga reputasi baik dalam komunitas global.

3. Kepatuhan terhadap Peraturan Internasional: Negara-negara dan perusahaan harus


mematuhi peraturan perdagangan internasional yang telah disepakati. Hal ini
mencakup kepatuhan terhadap perjanjian perdagangan, hak kekayaan intelektual, dan
aspek-aspek hukum lainnya yang mengatur perdagangan.

4. Peningkatan Keterampilan dan Kualitas Produk: Agar dapat bersaing secara jujur di
pasar global, penting bagi negara-negara untuk terus meningkatkan kualitas produk
dan pelayanan mereka. Investasi dalam peningkatan keterampilan tenaga kerja dan
inovasi produk dapat meningkatkan daya saing secara jangka panjang.

5. Pemberdayaan Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM): Mendorong partisipasi


pelaku usaha kecil dan menengah dalam perdagangan internasional dapat menjadi
sarana untuk mendukung inklusivitas dan mengurangi disparitas ekonomi. Inisiatif

25
untuk memberikan akses informasi, pelatihan, dan dukungan finansial dapat
meningkatkan peran UKM dalam perdagangan global.

6. Kolaborasi Internasional dalam Penanganan Isu Global: Negara-negara seharusnya


bersatu dalam menangani isu-isu global seperti perubahan iklim, ketidaksetaraan, dan
kemiskinan. Dengan bekerja sama, kita dapat mencapai solusi yang jujur dan
berkelanjutan bagi tantangan-tantangan global ini.

Melalui penerapan saran-saran ini, perdagangan internasional dapat menjadi lebih adil,
memberikan manfaat kepada seluruh pihak, dan mendukung pembangunan ekonomi global
yang berkelanjutan.

26
DAFTAR PUSTAKA
Apridar (2009). Ekonomi Internasional: Perdagangan Internasional. Yogyakarta: Pustaka
Baru Press.
Benny, Jimmy (2013). "Ekspor Impor dan Pengaruhnya Terhadap Cadangan Devisa
Indonesia". E-Jurnal Ekonomi Pembangunan Universitas Sam Ratulangi
Manado. Vol. 1 No. 4 : 1406-1415.
Buletin Dirjend Multilateral Kementerian Luar Negeri (2014). Volume III Nomor 2 Tahun
2014.
[https://www.bphn.go.id/data/documents/pk-2012-2.pdf](https://www.bphn.go
.id/data/documents/pk-2012-2.pdf)
Direktorat Perdagangan, Perindustrian, Investasi dan HKI Deplu RI (2010). Sekilas WTO
(World Trade Organization). Direktorat Perdagangan, Perindustrian, Investasi
dan Hak Kekayaan Intelektual Direktorat Multilateral, Kementerian Luar
Negeri Ripublik Indonesia. [https://ditjenppi.kemendag.go.id/organisasi-
perdagangan-dunia](https://ditjenppi.kemendag.go.id/organisasi-perdagangan-
dunia)
Feriyanto, Andi (2015). "Perdagangan Internasional". Mediatera Yogyakarta.
Gunawan, Johanes (2011). Aspek Politik dari perdagangan bebas: Menelaah kesiapan
Indonesia dalam melaksanakan perdagangan bebas. Yogyakarta: Penerbit
Kanisius.
Hata, Perdagangan Internasional dalam Sistem GATT dan WTO, Aspek-Aspek Hukum dan
Non Hukum. Bandung: PT Refika Aditama. 2006.
Ibrahim, Hilmi Rahman & Hamka Halkam (2021). Perdagangan Internasional & Strategi
Pengendalian Impor. Jakarta: Lembaga Penerbitan Universitas Nasional.
Supardi, Edi (2017). Perdagangan Internasional - Masalah-masalah di dalam Ekspor - Impor.
CV. Budi Utama Yogyakarta.
Tambunan, Tulus (2000). Perdagangan International dan Neraca Pembayaran: Teori dan
Temuan Empiris. Jakarta: PT. Pustaka LP3ES.
World Trade Organization (WTO). [https://www.wto.org/](https://www.wto.org/)

27

Anda mungkin juga menyukai