OFFERING DD
2024
DAFTAR ISI
BAB 1...............................................................................................................................................................
PENDAHULUAN..............................................................................................................................................
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................................................
1.3 Tujuan...................................................................................................................................................
BAB 2...............................................................................................................................................................
PEMBAHASAN................................................................................................................................................
2.1 Mobilitas Tenaga Kerja Internasional...................................................................................................
2.1.1 Dampak Mobilitas Tenaga Kerja Internasional..................................................................................
2.1.2 Contoh Kasus aktivitas Mobilitas Tenaga Kerja Internasional..........................................................
2.2 Arus Modal Internasional......................................................................................................................
2.2.1 Dampak Arus Modal Internasional....................................................................................................
2.2.2 Contoh Kasus aktivitas Arus Modal Internasional.............................................................................
2.3.2 Contoh Kasus aktivitas Perusahaan Multinasional...........................................................................
BAB 3...............................................................................................................................................................
KESIMPULAN..................................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................................
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan karunianya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul "Lembaga Perdagangan
Internasional". Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi
Internasional yang diampu oleh Bapak Magistyo Purboyo Priambodo, S.E., M.E.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Magistyo Purboyo Priambodo, S.E.,
M.E. atas bimbingan dan arahannya selama proses penyelesaian makalah ini. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian
makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca untuk dapat
menyempurnakan makalah ini.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca dan dapat menambah wawasan
tentang Lembaga Perdagangan Internasional.
2
BAB 1
PENDAHULUAN
Mobilitas tenaga kerja internasional adalah pergerakan tenaga kerja antar negara yang
terjadi di negara-negara dengan kedekatan sejarah, budaya, atau ikatan ekonomi. Dalam
hubungan ini, beberapa negara berperan sebagai penerima dan pengirim tenaga kerja.
Mobilitas tenaga kerja ini dapat berdampak positif maupun negatif terhadap ekonomi suatu
negara. Dampak positif mobilitas tenaga kerja internasional antara lain adalah peningkatan
pendapatan rumah tangga, peningkatan produktivitas, peningkatan lapangan kerja,
peningkatan kualitas produk, peningkatan kemakmuran, dan peningkatan kebijakan publik
yang baik. Di sisi lain, mobilitas tenaga kerja internasional juga memiliki dampak negatif
seperti peningkatan pengangguran, pengurangan kualitas produk, peningkatan kebijakan
publik yang tidak efektif, peningkatan kebutuhan tenaga kerja, dan peningkatan
ketergantungan ekonomi suatu negara terhadap negara lain. Maka dari itu, penting untuk
mengelola mobilitas tenaga kerja internasional dengan baik agar dapat memaksimalkan
dampak positifnya dan meminimalkan dampak negatifnya terhadap ekonomi suatu negara.
Arus modal internasional merupakan pergerakan modal keuangan antar negara yang
melibatkan investasi portofolio dan investasi langsung. Investasi portofolio mencakup
saham, obligasi, dan surat berharga lainnya, sementara investasi langsung melibatkan
pendirian perusahaan, pembangunan fasilitas produksi, dan lainnya. Arus modal
internasional memiliki motif seperti mencari return yang tinggi, diversifikasi risiko, dan
mempertahankan keunggulan kompetitif. Dampak positif arus modal internasional meliputi
peningkatan investasi, pertumbuhan ekonomi, pendapatan nasional, transfer teknologi,
efisiensi alokasi sumber daya, dan peningkatan akses terhadap layanan publik. Namun, arus
modal internasional juga dapat menimbulkan dampak negatif seperti pengangguran dan
ketimpangan distribusi pendapatan. Pentingnya mengelola arus modal internasional dengan
bijak untuk meminimalkan dampak negatifnya dan memaksimalkan manfaatnya bagi
pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
Perusahaan Multinasional (MNC) adalah perusahaan yang berasal dari satu atau lebih
negara dan memiliki operasi produksi di berbagai negara. MNC ini didirikan untuk
memanfaatkan perbedaan biaya produksi di berbagai negara, sehingga dapat memperoleh
3
keuntungan dari efisiensi tersebut. MNC bertujuan untuk mengoptimalkan produksi di
dalam negeri dan mengekspornya ke luar negeri. Peran penting MNC dalam pembangunan
ekonomi terlihat dari transfer strategi dan teknologi ke negara berkembang. MNC mengubah
negara berkembang dengan meningkatkan persaingan dalam produksi, inovasi, dan tenaga
kerja. Karyawan pun diuntungkan karena kondisi perusahaan yang stabil dan sistem kerja
yang terstandarisasi. Dampak positif dari keberadaan MNC antara lain meningkatnya
aktivitas perdagangan, peningkatan teknologi, pertumbuhan GDP, dan munculnya banyak
perusahaan baru. Namun, terdapat juga dampak negatif seperti ketergantungan pada modal
asing, eksploitasi tenaga kerja, dan praktik kolusi antara pemerintah dan perusahaan asing.
Pentingnya mengelola keberadaan MNC dengan bijak agar dapat memaksimalkan manfaat
positifnya sambil meminimalkan dampak negatifnya terhadap pembangunan ekonomi dan
kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
1.3 Tujuan
4
BAB 2
PEMBAHASAN
Mobilitas tenaga kerja internasional merupakan pergerakan tenaga kerja dari satu
negara ke negara lain. Mobilitas tenaga kerja internasional terjadi biasanya di antara negara-
negara yang mempunyai kedekatan sejarah, kebudayaan atau ikatan ekonomi, serta
perjanjian kerja sama. Di antara hubungan negara-negara di dunia yang terus bertambah,
beberapa negara dikategorikan sebagai penerima dan pengirim para tenaga kerja. Di dalam
hubungan untuk hidup bersama-sama tanpa konflik dari perpindahan dan keluar para
tenaga kerja dari satu negara ke negara lain, yang mempunyai keterampilan tinggi dengan
pekerja yang mempunyai keterampilan rendah. Mobilitas tenaga kerja dari negara
berkembang ke negara maju dapat terjalin hubungan baik, ketika negara-negara maju
dengan upah yang tinggi dan kondisi kesejahteraan yang lebih baik biasanya menerima
tenaga kerja tersebut. Mereka bertempat tinggal permanen dan non permanen guna
memperoleh kesejahteraan yang lebih baik.
5
seperti adanya migrasi musiman di samping migrasi permanen. Keempat, tidak seperti di
masa lalu yang hanya melibatkan laki-laki, di era sekarang, migrasi juga dilakukan oleh
kaum perempuan. Kelima, akibat-akibat yang ditimbulkan migrasi internasional menjadi
isu politik banyak negara. Mobilitas penduduk selama ini lebih banyak melihat dari sisi
ekonomi, artinya faktor-faktor yang mendorong penduduk melakukan mobilitas sebagian
besar karena motif ekonomi dan perbaikan hidup. Mobilitas tenaga kerja memiliki kaitan
yang erat dengan pembangunan, oleh mobilitas tenaga kerja merupakan bagian yang
integral dari proses pembangunan secara keseluruhan. Tinggi rendahnya mobilitas tenaga
kerja di suatu daerah akan berpengaruh terhadap strategi pembangunan yang dipilih dan
pembangunan yang dilaksanakan betul-betul dapat meningkatkan kesejahteraan seluruh
masyarakat.
Bhagwati dalam bukunya “In Defense of Globalitation” tahun 2004, meyakini arus
migrasi tersebut bisa dikelompokkan menjadi tiga tipe, sehingga bisa membantu untuk
mengenali masalah migrasi dan metode untuk mengatasinya antara lain: pertama, arus
imigrasi dari negara miskin ke negara kaya dengan perbedaan implikasinya apabila arus
tersebut berjalan sebaliknya; kedua arus imigrasi pekerja ahli dan pekerja non-ahli, pada
awalnya dianggap menyebabkan problema brain-drain di negara yang ditinggalkan
biasanya terjadi di negara berkembang (miskin) atau opportunity bagi para migran sendiri;
ketiga, arus imigrasi secara ilegal dan legal, di mana dipicu oleh kondisi dan situasi.
Misalnya, akibat perselisihan dan tekanan, sehingga migrasinya bisa voluntary migration
(keinginan sendiri) atau involuntary migration. (paksaan) seperti arus pengungsi. Saat
sekarang, persoalan imigrasi tidak hanya terkait pada satu dimensi saja (cost benefit dan
economic opportunity), akan tetapi lebih bervariasi sehingga akan berimplikasi pun
semakin banyak dan mengarah pada kecenderungan adanya asimilasi budaya atau
pengakuan perbedaan budaya dalam satu komunitas. Sanchez (1999) mencetuskan gagasan
adanya pengakuan terhadap warga negara ganda dalam kebijakan imigrasi suatu negara.
Strategi lain yang diungkapkan Globerman (2001) dalam tulisannya “Globalization and
Immigration” mencoba mengaitkan fenomena imigrasi dengan perdagangan internasional
atau arus investasi asing (FDI, Foreign Direct Invesment). Ia menguraikan bahwa untuk
melihat dan mengatasi fenomena imigrasi, maka ada variabel yang penting untuk
diikutsertakan adalah melihat hubungan migrasi dan perdagangan internasional dan arus
FDI terkait dengan berapa besar perdagangan internasional dan arus FDI menyumbang
masuknya imigrasi dari suatu negara.
6
2.1.1 Dampak Mobilitas Tenaga Kerja Internasional
Mobilitas tenaga kerja internasional memiliki dampak positif terhadap ekonomi suatu
negara sebagai berikut:
a. Peningkatan Pendapatan
b. Meningkatkan Produktivitas
Tenaga kerja internasional dapat membawa kemampuan dan teknologi baru, yang
dapat digunakan untuk meningkatkan produktivitas di industri lokal.
Peningkatan aktivitas ekonomi dan jumlah produk yang diekspor dalam kegiatan
perdagangan internasional dapat memerlukan tenaga kerja tambahan, yang akan
membuka lapangan kerja lebih luas.
e. Peningkatan Kemakmuran
Kebijakan publik yang baik dapat mengelola dampak positif dan negatif dari
mobilitas tenaga kerja internasional.
Selain itu mobilitas tenaga kerja internasional juga mempunyai dampak negatif terhadap
ekonomi suatu negara, seperti:
7
a. Peningkatan Pengangguran
Tenaga kerja internasional dapat membawa persaingan dalam dunia perekonomian, yang
dapat menarik investor dari luar negeri dan mempercepat pertumbuhan ekonomi, tetapi juga
dapat menurunkan kualitas produk dan meningkatkan ketergantungan ekonomi suatu negara
terhadap negara lain.
Kebijakan publik yang tidak efektif dapat mengurangi dampak positif dari mobilitas tenaga
kerja internasional, seperti peningkatan kemakmuran dan produktivitas, dan dapat
meningkatkan dampak negatif, seperti pengangguran dan pengurangan kualitas produk.
Peningkatan aktivitas ekonomi dan jumlah produk yang diekspor dalam kegiatan
perdagangan internasional dapat memerlukan tenaga kerja tambahan, tetapi juga dapat
meningkatkan pengangguran jika tenaga kerja internasional menggantikan tenaga kerja
lokal.
Desa pojok merupakan salah satu desa di kabupaten Kediri, banyak angkatan
kerjanya mencari kerja keluar negeri (TKI) di negara-negara Asian (Malaysia dan
Singapura) dan Timur Tengah. Fenomena ini sudah berlangsung sejak lebih dari 3 dekade
yang lalu sampai saat ini. Pada dasarnya mobilitas penduduk terjadi karena perbedaan
potensi antara daerah asal dan daerah tujuan, terutama dalam hal kesempatan kerja.
Dengan demikian mobilitas penduduk merupakan strategi rumah tangga pedesaan dalam
pemenuhan kebutuhan hidup dan tidak lepas dari perubahan sosial 3 dekade terakhir.
Dalam hal ini dengan keterbatasan kesempatan kerja dan peluang berusaha di daerah asal
sedangkan di daerah tujuan terdapat kesempatan kerja sesuai dengan yang dibutuhkan
8
sehingga tidak mengherankan apabila derasnya mobilitas penduduk yang menjadi TKI.
Mobilitas angkatan kerja keluar negeri (TKI) dari desa pojok sudah berlangsung sejak lama
atau lebih dari 3 dekade yang lalu. Seiring tidak seimbangnya antara kesempatan kerja yang
tersedia dengan jumlah pencari kerja. Hal ini sudah merupakan permasalahan klasik yang
terjadi di Pulau Jawa, kesempatan kerja dan peluang berusaha yang langka di sektor
pertanian mampu non pertanian. Kondisi ini tidak lepas dari kebijakan yang keliru di sektor
pertanian dan industri, sehingga berimplikasi pada tingginya angka pengangguran di
pedesaan. Kondisi tersebut diperburuk karena konversi lahan pertanian yang tidak
terkendali, sehingga pada sensus pertanian 2013 yang lalu jumlah petani gurem di Jawa
Timur meningkat menjadi 74,9%. Kendatipun Provinsi ini menjadi kawasan pengembangan
ekonomi di wilayah timur Pulau Jawa, tetapi kesempatan kerja disektor formal sangat
terbatas dan sulit dimasuki pencari kerja dari pedesaan. Pada banyak penelitian mengenai
mobilitas International disebutkan mobilitas tersebut terjadi karena faktor ekonomi
terutama karena ketimpangan pembangunan ekonomi di kawasan Negara asal dan Negara
tujuan. Dengan demikian, motivasi migran melakukan mobilitas keluar negeri tidak lain
karena dorongan kesulitan ekonomi dan harapan untuk mendapatkan pekerjaan serta
pendapatan yang lebih baik. Derasnya arus mobilitas TKI keluar negeri melalui jasa
perusahaan pengerah TKJ dan jalur ilegal pada gilirannya besar pula remitan yang masuk
ke daerah asal. Dengan demikian, dapat dikatakan mobilitas penduduk dapat diibaratkan
dua sisi dari sekeping mata uang yang tidak terpisahkan.
9
keuangan seperti New York, London, Paris, Frankfurt, Tokyo, Hong Kong, dan
Singapura.
2. Investasi langsung, yang meliputi investasi dalam bentuk pendirian perusahaan,
pembangunan fasilitas produksi, pembelian barang modal, tanah, bahan baku, dan
persediaan. Dalam investasi langsung ini, investor terlibat langsung dalam
manajemen perusahaan dan memiliki kendali atas investasi tersebut. Biasanya,
investasi langsung ini dilakukan oleh perusahaan multinasional (MNC) yang
beroperasi di berbagai sektor seperti manufaktur, industri pengolahan, ekstraksi
sumber daya alam, layanan industri, dan lainnya.
Motif Arus Modal Internasional dalam Portfolio Investment meliputi:
A. High Return: Investor berusaha mencapai hasil yang tinggi dengan berinvestasi di
saham, obligasi, dan perusahaan di negara lain yang menawarkan return lebih tinggi
sesuai dengan teori Hecksher-Ohlin.
B. Risk Diversification: Investor melakukan diversifikasi risiko dengan berinvestasi di
berbagai surat berharga asing untuk mengurangi risiko dan potensial memperoleh
return yang lebih tinggi dengan risiko yang terukur.
Dalam konteks ini, return dan investasi dalam foreign securities sangat dipengaruhi
oleh kondisi ekonomi luar negeri, yang seringkali berbanding terbalik dengan return dan
investasi dalam domestic securities. Karena itu, investor melakukan diversifikasi antara
foreign dan domestic securities untuk mencapai return yang lebih tinggi dengan risiko yang
lebih terkendali dibandingkan hanya berinvestasi dalam negeri.
C. Foreign Direct Investment (FDI)
1) Memiliki tujuan yang sama dengan portfolio investment, yaitu untuk mencapai
"return yang lebih tinggi" melalui: a) pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi, b)
keuntungan pajak yang lebih baik, dan c) infrastruktur yang lebih berkembang.
2) Untuk mengurangi risiko dengan melakukan diversifikasi (risk diversification).
3) Untuk mempertahankan keunggulan kompetitif melalui kontrol langsung dengan
mengimplementasikan strategi berikut:
a. Horizontal integration, sering diterapkan oleh perusahaan besar atau
multinasional (MNC) yang sering berada dalam posisi monopoli atau
oligopoli, bertujuan untuk mengendalikan secara langsung, terutama dalam
aspek penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, dan keterampilan manajerial
tertentu, untuk mempertahankan keunggulan kompetitif di berbagai pasar
internasional yang mereka masuki.
10
b. Integrasi vertikal juga dapat memberikan keunggulan kompetitif melalui
kontrol langsung, baik melalui integrasi "backward" maupun "forward".
Integrasi "backward" melibatkan investasi langsung asing dalam sektor
pertambangan, pertanian, atau perkebunan untuk menjamin pasokan bahan
baku dengan biaya yang lebih rendah, sementara integrasi "forward"
melibatkan pembangunan jaringan distribusi, seperti untuk produk otomotif
dan elektronik.
4) Untuk mengelak dari tarif dan hambatan non-tarif yang dikenakan pada impor, serta
untuk memanfaatkan insentif seperti subsidi yang diberikan oleh pemerintah
setempat untuk mendorong investasi langsung asing.
Arus modal internasional memiliki dampak terhadap ekonomi suatu negara melalui
berbagai aspek, berikut ini merupakan aspek positif dari arus modla internasional:
1. Arus modal internasional membantu mengurangi kesenjangan antara tabungan dan
investasi dengan menyediakan tambahan sumber daya finansial melalui investasi
asing. Investasi ini mendukung proyek-produk produktif di dalam negeri yang tidak
bisa didanai hanya dengan tabungan domestik, yang pada akhirnya berpotensi
meningkatkan pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
2. Keberadaan arus modal internasional juga berkontribusi pada peningkatan
pertumbuhan ekonomi suatu negara. Ini terjadi melalui investasi baru, transfer
teknologi, dan peningkatan produktivitas yang dihasilkan. Dampaknya mencakup
penciptaan lapangan kerja baru, peningkatan output produksi, dan stimulasi sektor-
sektor ekonomi lainnya.
3. Arus modal internasional berperan penting dalam meningkatkan pendapatan nasional
suatu negara. Investasi asing membawa modal baru yang dapat digunakan untuk
memperluas kapasitas produksi, meningkatkan ekspor, dan menghasilkan
pendapatan dari ekspor barang dan jasa.
4. Investasi asing, terutama dalam bentuk Foreign Direct Investment (FDI), tidak hanya
membawa modal baru, tetapi juga teknologi, manajemen yang efisien, dan praktik
terbaik. Ini berkontribusi pada pengembangan infrastruktur dan layanan publik,
termasuk pendidikan, kesehatan, dan sektor publik lainnya. Dampaknya adalah
11
mengurangi kesenjangan sosial dan ekonomi dengan meningkatkan akses
masyarakat terhadap layanan penting.
5. Arus modal internasional dapat meningkatkan efisiensi alokasi sumber daya secara
global dengan mengalirkan investasi ke sektor-sektor yang paling produktif dan
efisien, sehingga penggunaan sumber daya ekonomi dapat dioptimalkan secara
keseluruhan.
6. Investasi asing membawa sumber daya finansial dari negara-negara dengan tabungan
berlebih ke negara-negara yang membutuhkan investasi untuk pertumbuhan
ekonomi. Hal ini membantu memperbaiki alokasi dana secara global dan
mendukung proyek-proyek yang berpotensi memberikan return yang tinggi.
7. Arus modal internasional juga memfasilitasi penyelesaian permasalahan investasi
bagi negara-negara yang menghadapi keterbatasan dalam pendanaan proyek-proyek
strategis. Dengan akses ke modal tambahan, negara-negara tersebut dapat mengatasi
hambatan investasi yang sulit diatasi hanya dengan menggunakan sumber daya
domestik.
Selain membawa dampak positif, arus modal internasional juga berpotensi menimbulkan
dampak negatif terhadap ekonomi suatu negara, termasuk beberapa hal berikut:
1. Dampak negatif dari arus modal internasional dapat mencakup masalah
pengangguran, terutama ketika tidak dikelola dengan baik. Hal ini bisa terjadi karena
perpindahan tenaga kerja dari sektor-sektor tradisional ke sektor-sektor modern yang
lebih efisien, yang pada akhirnya dapat meningkatkan tingkat pengangguran dalam
jangka waktu yang singkat.
2. Arus modal internasional juga memiliki potensi untuk mengubah distribusi
pendapatan dalam negeri. Investasi yang masuk cenderung mengalir ke sektor-sektor
atau perusahaan-perusahaan besar tertentu, yang mungkin memperburuk
kesenjangan distribusi pendapatan antara berbagai kelompok masyarakat.
Karena itu, perlu mengelola dengan bijak arus modal internasional dengan
memperhatikan dampaknya secara menyeluruh. Kebijakan yang mendukung investasi
berkelanjutan, inklusif, dan berorientasi pada peningkatan kesejahteraan seluruh lapisan
masyarakat dapat membantu mengurangi dampak negatif dan memaksimalkan keuntungan
positif dari arus modal internasional.
12
2.2.2 Contoh Kasus aktivitas Arus Modal Internasional
BI Catat Aliran Masuk Modal Asing ke Indonesia Tembus Rp 21,72 Triliun pada Pekan
Kedua Maret
JAKARTA – Bank Indonesia (BI) mencatat inflow atau aliran masuk modal asing ke
pasar keuangan domestik mencapai Rp 21,72 triliun pada pekan kedua Maret 2024.
“Berdasarkan data transaksi 13–14 Maret 2024, non residen di pasar keuangan domestik
tercatat beli neto Rp 21,72 triliun,” kata Asisten Gubernur BI Erwin Haryono melalui
keterangan resmi, dikutip Minggu (17/3/2024). Erwin menjelaskan, jumlah tersebut terdiri
dari beli neto Rp12,44 triliun di pasar Surat Berharga Negara (SBN), beli neto Rp8,91
triliun di pasar saham, dan beli neto Rp 0,37 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia
(SRBI). Adapun sepanjang 2024, atau berdasarkan data setelmen hingga 14 Maret 2024,
tercatat non residen jual neto Rp23,34 triliun di pasar SBN.
Sementara itu, tercatat non residen beli neto Rp 19,68 triliun di pasar saham dan beli
neto Rp23,84 triliun di SRBI. Sejalan dengan perkembangan tersebut, tercatat premi credit
default swap (CDS) Indonesia 5 tahun sebesar 67,06 bps per 14 Maret 2024, turun
dibandingkan 8 Maret 2024 sebesar 68,32 bps.
Di sisi lain, tingkat imbal hasil SBN 10 tahun naik ke 6,67% pada Jumat pagi (15/3),
dări level 6,63% pada Kamis (14/3). Nilai tukar rupiah pada Jumat pagi (15/3) pun dibuka
melemah pada level (bid) Rp15.620 per dolar AS, dari Kamis (14/3) pada level (bid)
Rp15.575 per dolar AS. Erwin mengatakan, BI dalam hal ini akan terus memperkuat
koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait, serta mengoptimalkan strategi bauran
kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung
pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
13
berlebihan, sehingga perusahaan Multinasional tersebut bisa untuk mengekspornya ke luar
negeri.
Perusahaan Multinasional berperan penting dalam pembangunan yaitu mentransfer
strategi dan teknologi di negara yang berkembang (Lall,1980). Perusahaan multinasional ini
mengubah negara berkembang seperti perusahaan telah bersaing pada segi produksinya,
inovasi dan juga tenaga kerja.Perusahaan multinasional ini sangat menguntungkan bagi
karyawan dikarenakan kondisi perusahaan sudah stabil dan sistem kerja sudah
terstandarisasi,
Perusahaan multinasional ini berawal dari Amerika Serikat dan meluas ke negara
Jepang, belahan negara Eropa, Australia, dan Selandia Baru, pada tahun 1960 perusahaan ini
sudah tidak didominasi oleh amerika saja melainkan perusahaan yang berada di benua Asia,
Afrika dan Amerika latin sudah mengikuti membuat banyak perusahaan multinasional.
b. Peningkatan Teknologi
14
2. Dampak Negatif dari adanya perusahaan multinasional
a. Ketergantungan Perkembangan
Salah satu masalah yang diperdebatkan tentang dampak FDI atau MNC
terhadap LDC adalah peningkatan kesempatan kerja dan upah. Pihak yang
mendukung MNC percaya bahwa perusahaan multinasional ini akan menciptakan
lebih banyak kesempatan kerja dan mengurangi pengangguran. Yang
mengejutkan lainnya adalah bahwa MNC semakin dipandang sebagai ancaman
dan saingan bagi karyawan yang terorganisir. Dalam kebanyakan kasus, karyawan
tidak terorganisir dan tidak memiliki posisi yang menarik untuk bernegosiasi
dengan perusahaan multinasional. Karena itu, karyawan menjadi korban
eksploitasi manusia. Diduga ada beberapa perusahaan asing besar yang beroperasi
di Indonesia yang melakukan praktik eksploitasi.
15
2.3.2 Contoh Kasus aktivitas Perusahaan Multinasional
Layanan transportasi berbasis aplikasi Uber merugi sebesar Rp 13,5 triliun dalam
setahun di Cina, akibat 'persaingan sengit'. Kerugian itu diungkapkan CEO Uber, Travis
Kalanick, dalam sebuah acara tertutup di Vancouver, seperti dilaporkan situs berita
teknologi Kanada Betakit. Dan Uber China sudah memastikan nilai kerugian Rp 13,5 triliun
kepada kantor berita Reuters. Perusahaan yang berkantor pusat di AS ini diluncurkan di
China pada 2014 dan bersaing dengan taksi berbasis aplikasi lokal, Didi Kuaidi.
Uber dapat digunakan di lebih dari 40 kota di Cina, dan tahun lalu mengumumkan
akan memperluas jangkauan ke 100 kota di Cina dalam waktu 12 bulan. "Kami
mendapatkan keuntungan di AS, tetapi kami kehilangan Rp13,5 triliun (US$1 miliar) dalam
setahun di Cina," kata Kalanick seperti dikutip Betakit.
Dia menggambarkan Cina sebagai pasar internasional terbesar bagi perusahaan itu
namun pangsa pasar Uber di negara itu sangat kecil jika dibandingkan dengan Didi Kuaidi.
"Kami memiliki pesaing yang sengit sehingga tidak menguntungkan di setiap kota
yang ada mereka dan mereka memberikan harga yang rendah dari pasar," kata dia.
Sebelumnya, Kalanick mengatakan pasar perusahaannya di Cina meningkat dari 1% pada
awal 2015 lalu menjadi 30% sampai 35%.
Didi Kuaidi -yang didukung oleh perusahaan teknologi raksasa di China Tencent dan
Alibaba- juga bermitra dengan pesaing Uber AS yaitu Lyft. Kalanick mengatakan baru-baru
ini dia meningkatkan modal Rp2,7 triliun untuk membantu perusahaannya bersaing di pasar
yang masih longgar.
16
BAB 3
KESIMPULAN
Mobilitas tenaga kerja internasional, arus modal internasional, dan perusahaan multinasional
memiliki dampak yang kompleks terhadap ekonomi suatu negara. Dampak positifnya meliputi
peningkatan pendapatan, produktivitas, lapangan kerja, kualitas produk, dan kemakmuran, serta
memberikan kesempatan bagi negara untuk mengelola kebijakan publik yang baik. Namun, ada pula
dampak negatif seperti peningkatan pengangguran, pengurangan kualitas produk, dan
ketergantungan ekonomi yang berlebihan. Arus modal internasional membawa investasi yang
membantu mengurangi kesenjangan, meningkatkan pertumbuhan ekonomi, dan memberikan akses
terhadap teknologi dan manajemen yang efisien, tetapi juga dapat mengubah distribusi pendapatan
dan menyebabkan ketergantungan terhadap modal asing. Perusahaan multinasional, meskipun
membawa teknologi dan investasi, juga dapat menimbulkan ketergantungan perkembangan,
eksploitasi tenaga kerja, dan praktik kolusi yang merugikan lingkungan dan masyarakat. Oleh karena
itu, pengelolaan yang bijak dari semua aspek ini sangat penting untuk memaksimalkan manfaat
positifnya sambil meminimalkan dampak negatifnya bagi pembangunan ekonomi yang
berkelanjutan dan inklusif.
DAFTAR PUSTAKA
17
BBC News Indonesia. (2016, Februari 19). Uber rugi Rp13,5 trilliun di Cina. BBC News
Indonesia. https://www.bbc.com/indonesia/majalah/2016/02/160219_majalah_bisnis_uber
Cahyono, Y., Nuryani, A., Simangungsong, R. R., & Andhani, D. (2021). Ekonomi
Internasional. Insan Cendekia Mandiri.
https://www.researchgate.net/profile/Hadion-Wijoyo/publication/350105154_Ekono
mi_Internasional/links/6051755c92851cd8ce485185/Ekonomi-Internasional.pdf
Dewa Putu Suamba1, Edi Nurdiantoro2. (2014). Proses Mobilitas dan Dampaknya Terhadap
Wilayah Pinggiran Kota Denpasar. Hermeneutika: Jurnal Hermeneutika, 13(2), 70-
77. https://undiksha.ac.id/akademik/fakultas/fakultas-hukum-dan-ilmu-sosial/
geografi/
Elena, M. (2024, March 17). BI Catat Aliran Masuk Modal Asing ke Indonesia Tembus
Rp21,72 Triliun pada Pekan Kedua Maret. Finansial Bisnis. Retrieved March 25,
2024, from https://finansial.bisnis.com/read/20240317/11/1749977/bi-catat-aliran-
masuk-modal-asing-ke-indonesia-tembus-rp2172-triliun-pada-pekan-kedua-maret
Haryono. (2017). Globalisasi dan Migrasi Tenaga Kerja Indonesia (Studi Deskriptif
Sosiologi Kependudukan). Hermeneutika: Jurnal Hermeneutika, 3(2), 1-13.
https://jurnal.untirta.ac.id/index.php/Hermeneutika/article/view/1593
Iqbal, M., Savitri, D., Nur, L., Andini, R. D., & Silalahi, P. R.. (2023). PERAN
PERUSAHAAN NASIONAL DALAM MENINGKATKAN SEKTOR
PEREKONOMIAN DI INDONESIA. Jurnal Manajemen dan Ekonomi Bisnis, 67-
76.
Robert Gilpin, The State And The Multinational, In Global Political Economiy,
Understanding The International Economic Order, Princenton: Princenton University
press, hal 278-279.
18