Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH PENGANTAR EKONOMI MAKRO

PERAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL

Dosen Pengampu: Dr. Ir. Syahrial Shaddiq, M.Eng, M.M


(Disusun Untuk Memenuhi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro)

Disusun Oleh :

M. Fikri Perdana 2210313110014

Muhammad Ferry Gunawan 2210313210003

Muhammad Miftah Farid 2210313210010

Muhammad Rifki 2210313210053

Muhammad Fikri Mubarak 2210313310043

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

2024
KATA PENGANTAR

Tiada kalimat yang pantas kami ucapkan kecuali rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha
Esa atas selesainya makalah yang berjudul “Peran Perdagangan Internasional” sehingga kami
bisa menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Bapa
Dr. Ir. Syahrial Shaddiq, M.Eng, M.M pada Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro. Selain
itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Peran Perdagangan
Internasional bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapa Dr. Ir. Syahrial Shaddiq, M.Eng, M.M
selaku dosen pengampu Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro yang telah memberikan tugas
ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami
tekuni.

Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang turut berkontribusi
dalam penyusunan makalah ini. Tentunya makalah ini tidak akan bisa maksimal jika tidak
mendapat dukungan dari berbagai pihak.

Kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan baik dari penyusunan hingga tata
bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Kami berharap semoga makalah yang kami susun memberikan manfaat untuk pembaca.

Banjarmasin, 24 Maret 2024

Kelompok 4

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................ii


DAFTAR ISI ............................................................................................................... iii
BAB I ......................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................... 2
BAB II ........................................................................................................................ 3
PEMBAHASAN .......................................................................................................... 3
2.1 Perdagangan Internasional ............................................................................ 3
2.1.1 Teori Klasik dalam Perdagangan Internasional ........................................ 3
2.1.2 Teori Neo-Klasik dalam Perdagangan Internasional................................. 4
2.1.3 Teori Keunggulan Komparatif dalam Perdagangan Internasional ............ 4
2.2 Kegiatan Impor ............................................................................................. 4
2.3 Kegiatan Ekspor ............................................................................................ 7
2.4 Peranan Perdagangan Internasional bagi Perekonomian Indonesia ................ 9
2.4.1 Meningkatkan Cadangan Valuta Asing (Devisa Negara) ........................... 9
2.4.2 Pertumbuhan Output di Dalam Negeri dan Peningkatan Pendapatan
Nasional ............................................................................................................. 10
2.4.3 Realokasi Sumber Daya Produksi, Diversifikasi Output, dan Internal
Returns To Scale dari Perusahaan yang Mengekspor .......................................... 11
2.4.4 Dapat Mencukupi Kebutuhan Akan Barang-Barang dan Jasa yang Tidak
Diproduksi di Dalam Negeri ............................................................................... 12
2.4.5 Pertumbuhan Ekonomi Negara ............................................................. 13
2.4.6 Menambah Relasi Mitra Kerja bagi Indonesia ....................................... 13
2.5 Perkembangan Ekspor Impor Indonesia Februari 2024 ................................ 14
2.5.1 Perkembangan Ekspor .......................................................................... 14
2.5.2 Perkembangan Impor ............................................................................ 15
BAB III ..................................................................................................................... 16
PENUTUP ................................................................................................................ 16
3.1 Kesimpulan.................................................................................................. 16

iii
3.2 Saran ........................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 17

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Saat ini perekonomian dunia mengacu pada perekonomian yang bersifat terbuka, dimana
dalam kondisi ini setiap negara akan melakukan perdagangan internasional. Tujuan setiap
negara melakukan perdagangan internasional tentunya untuk meningkatkan kesejahteraan
negaranya.

Dalam konteks perekonomian suatu negara, salah satu penggerak perekonomian suatu
negara yaitu perdagangan internasional. Aktivitas dalam perdagangan internasional yaitu
kegiatan ekspor dan impor, salah satu atau dari kedua komponen tersebut menjadi motor
penggerak perekonomian.

Dalam perdagangan internasional, perpindahan modal antar negara menjadi bagian


penting untuk dipelajari. Dalam hal tersebut, perpindahan modal terjadi akibat adanya
perdagangan internasional. Di sisi lain, dalam perdagangan internasional yang memungkinkan
terjadinya ekspor dan impor, akan memunculkan kemungkinan lagi dengan adanya
perpindahan tempat produksi. Bukan hanya beberapa hal tersebut, namun perdagangan
internasional juga menyebabkan munculnya perubahan variable dalam sektor ekonomi yang
akan mendorong laju pertumbuhan ekonomi.

Bentuk perdagangan internasional terdiri dari perdagangan antar dua negara, ekspor,
impor, organisasi perdagangan internasional, dan lainnya. Perdagangan internasional memiliki
peranan penting bagi perekonomian suatu negara dalam meningkatkan kesejahteraan negara
tersebut, terutama negara berkembang seperti Indonesia. Kegiatan perdagangan internasional
memungkinkan ekonomi nasional menjadi lebih baik lagi untuk mengembangkan
perekonomian menjadi lebih baik lagi dalam perspektif ekonomi makro maupun mikro. Sektor
ekonomi suatu negara dapat dikatakan seimbang dan baik jika terdapat kemampuan dan
kekuatan industri maju, dimana hal tersebut didukung dengan kemampuan ekonomi negara
yang kokoh dan keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara yang diukur dan
digambarkan secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan perekonomian negara tersebut.

Perdagangan bebas bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan semua pihak yang


terlibat di dalamnya. Cara yang paling signifikan agar perdagangan menghasilkan kondisi

1
tersebut adalah dengan mengizinkan produksi yang bersifat khusus (memiliki spesialisasi) dan
memberikan insentif untuk itu. Selain itu, dibutuhkan juga upaya untuk menggiatkan
mekanisasi dan inovasi. Ketika spesialisasi semakin spesifik, dan ketika mekanisasi dan
inovasi semakin canggih, produksi barang dan jasa yang dihasilkan setiap orang juga akan
meningkat.

Perkembangan perekonomian suatu negara saat ini tidak terlepas dari kondisi
perekonomian global. Hubungan ekonomi antarnegara menjadi faktor yang penting yang
berpengaruh terhadap perkembangan ekonomi masing-masing negara. Kondisi ini
menyebabkan daya saing sebagai salah satu faktor yang menentukan dalam kompetisi
antarnegara agar memperoleh manfaat dari semakin terbukanya perekonomian dunia.
keuntungan dari terbukanya perekonomian dunia dapat dilihat dari keadaan neraca pembayaran
negara tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

Berikut merupakan rumusan masalah dari makalah ini.

1. Apa yang dimaksud dengan perdagangan internasional?


2. Apa yang dimaksud dengan kegiatan impor?
3. Apa yang dimaksud dengan kegiatan ekspor?
4. Apa saja peranan perdagangan internasional bagi perekonomian indonesia?
5. Bagaimana perkembangan ekspor impor indonesia februari 2024?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Dapat memahami pengertian perdagangan internasional.


2. Dapat mengetahui pengertian kegiatan impor.
3. Dapat mengetahui pengertian kegiatan ekspor.
4. Dapat mengetahui apa saja peranan perdagangan internasional bagi perekonomian
indonesia.
5. Dapat mengetahui bagaimana perkembangan ekspor impor Indonesia Februari
2024

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Perdagangan Internasional

Perdagangan adalah suatu kegiatan jual beli yang dilakukan oleh manusia dalam
mengikuti perkembangan ekonomi dan teknologi dalam bidang perekonomian untuk
memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Namun, seiring berjalannya waktu dan globalisasi,
perdagangan mulai berkembang dengan adanya kegiatan jual beli antar wilayah atau antar
negara. Kegiatan jual beli antar negara tersebut biasa dikenal dengan ekspor impor atau
perdagangan internasional. Lebih lanjutnya, perdagangan internasional adalah perdagangan
yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar keputusan
bersama. Dalam pengertian tersebut, yang dimaksud penduduk yaitu antar individu, antar
individu dengan pemerintah suatu negara, atau pemerintah dengan pemerintah negara lain.

Kegiatan perdagangan internasional biasanya berupa pengiriman ataupun pembelian


barang dengan melibatkan negara lain. Di era globalisasi yang diirngi perkembangan teknologi
yang pesat, membantu terjadinya kegiatan perdagangan antarnegara menjadi lebih mudah.

Dalam perdagangan internasional, dikenal beberapa teori sebagai berikut:

2.1.1 Teori Klasik dalam Perdagangan Internasional

Teori klasik merupakan teori keunggulan absolut dari Adam smith yang sering
disebut sebagai teori murni perdagangan internasional. Teori klasik berkembang sejak
abad ke-18, dimana pemikir utama dari teori klasik ini adalah Adam Smith dalam
karyanya yaitu The Wealth of Nations pada tahun 1776. Dalam teori ini menekankan pada
penerapan harga yang fleksibel dari segih upah dan barang. Dalam karyanya, Adam Smith
berpendapat bahwa pertumbuhan ekonomi bertumpu pada adanya pertumbuhan
penduduk, yang mana memunculkan pertambahan output dan hasil. Adam Smith juga
berpendapat bahwa dengan perdagangan internasional suatu negara akan mensesialisasi
produksi suatu output yang memiliki keunggulan absolut, dan tidak akan melakukan
produksi atau impor barang yang tidak memiliki keunggulan absolut terhadap negara lain
yang memproduksi barang yang sejenis.

Menurut Adam Smith, perdagangan internasional didasarkan pada keunggulan


absolut. Jika satu negara memiliki keunggulan absolut dalam memproduksi satu

3
komoditas lebih efisien atas yang lain, tetapi memiliki kelemahan absolut dalam
memproduksi komoditas kedua dengan negara lain, maka dua negara dapat
memanfaatkan hal tersebut dengan bertukar hasil produksi dengan negara lain yang
mempunyai kelemahan absolut terhadap komoditas yang diproduksi oleh negara yang
memiliki keunggulan absolut dalam memproduksi komoditas tersebut. Dengan proses
ini, hasil kedua komoditas akan meningkat karena sumber daya digunakan dengan
efisien. Meningkatnya hasil kedua komoditas karena keuntungan dari spesialisasi
produksi yang ada untuk dibagi antar negara dalam perdagangan internasional.

2.1.2 Teori Neo-Klasik dalam Perdagangan Internasional

Teori Neo-Klasik dikembangkan oleh Robert M. Solow dan rekannya Trevor W.


Swan. Dalam teori Neo Klasik akumulasi modal, bertambahnya penawaran tenaga kerja,
dan peningkatan teknologi menjadi sumber tingkat pertumbuhan. Dalam teori ini
dijelaskan bahwa pemerataan distribusi pendapatan dalam negara maupun antar negara
yaitu dari perdagangan internasional maupun aliran modal internasional. Dalam asumsi
klasik, tingkat produksi mencapai tingkat “Full Employment” yaitu tidak ada lagi
kemungkinan kelebihan atau kekurangan faktor produksi karena dalam asumsi klasik
faktor alam bersifat konstan. Sehingga, pemanfaatan sumber daya alam modal dan tenaga
kerja akan maksimum, dan suatu saat jumlah output tidak bisa ditingkatkan lagi.
Akibatnya biaya hidup penduduk bergantung pada upah, karena tingkat upah tetap.

2.1.3 Teori Keunggulan Komparatif dalam Perdagangan Internasional

Teori keunggulan komparatif dikenalkan oleh David Ricardo. Dia berpendapat


bahwa jika suatu negara kurang efisien dalam memproduksi suatu dengan negara lain,
maka masih ada landasan untuk melakukan perdagangan antarnegara yang saling
menguntungkan. Dalam hal ini, negara yang kurang efisien dalam memproduksi suatu
barang harus mengkhususkan dalam memproduksi dan mengekspor komoditas yang
mempunyai kelemahan absolut lebih kecil, dan melakukan impor suatu komoditas
yang memiliki kerugian absolut yang lebih besar. Teori inilah yang menjadi dasar
melakukan ekspor dan imor komoditi suatu negara.

2.2 Kegiatan Impor

Impor adalah kegiatan yang menjual barang dari luar ke dalam negeri untuk memenuhi
kebutuhan dalam negeri. Contohnya, negara Indonesia meminta bantuan negara lain untuk
mendatangkan bahan bakar minyak ke Indonesia untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
4
Indonesia, hal ini dikarena Indonesia tidak memiliki sumber daya alam berupa bahan bakar
minyak yang lebih. Hal tersebut dikenal sebagai kegiatan impor, dan yang melakukan kegiatan
impor adalah Indonesia, berupa impor bahan bakar minyak. Setiap negara memiliki
karakteristik yang berbeda, tidak satupun negara yang benar-benar bisa memenuhi
kebutuhannya sendiri atau memenuhi kebutuhan negara secara mandiri tanpa bantuan negara
lain. Hal tersebut karena setiap negara memiliki karakteristik berbeda baik sumber daya alam,
geografis, iklim, demografi, struktur ekonomi dan struktur sosial. Perbedaan karakteristik
setiap negara berdampak pada perbedaan komoditas yang dihasilkan, komposisi biaya yang
diperlukan, kualitas dan kuantitas produk. Kurangnya sumber daya bahan bakar minyak untuk
masyarakat Indonesia, mengharuskan Indonesia menjadi salah satu negara yang mengimpor
bahan bakar minyak dari luar negeri. Contoh lain, perusahaan atau indutri memiliki kebutuhan
untuk menunjang produksi, namun harus dipenuhi dari negara lain. Industri atau perusahaan
harus melakukan impor bahan baku atau mesin dari negara lain, karena tidak semua bahan baku
atau mesin untuk menunjang kegiatan produksi tersedia dalam satu tempat.

Kemajuan dalam bidang teknologi modern juga bisa berasal dengan diadakannya
kegiatan impor. Hasil produksi suatu barang dapat berbeda antar negara karena setiap negara
juga memiliki teknologi yang bebeda. beberapa perbedaan tersebut menjadi alat untuk
mendorong adanya kegiatan pertukaran barang antarnegara. Dengan adanya perbedaan
teknologi, secara otomatis suatu negara akan mengimpor mesin atau alat yang lebih modern
dan canggih, kemudian negara tersebut akan mempelajari teknik produksi yang lebih modern
dengan mesin dan alat-alat yang diimpor untuk mewujudkan teknik dan cara produksi barang
yang lebih baik lagi. Posisi neraca pembayaran negara juga diperkuat dengan adanya kegiatan
atau aktivitas impor di negara tersebut. Sebagaimana diketahui bahwa perubahan kurs devisa,
perubahan harga, perubahan tingkat pendapatan dan perubahan tingkat bunga tercatat dalam
neraca pembayaran, karena beberapa perubahan tersebut merupakan dampak dari neraca
pembayaran, disebabkan neraca pembayaran suatu negara mencatat transaksi negara tersebut
dengan negara lain. Ketidakstabilan perekonomian dalam negeri bisa menyebabkan timbul
ketidakseimbangan neraca pembayaran internasional yang ditandai dengan menurunnya
kegiatan ekspor dan meningkatnya kegiatan impor.

Suatu negara dalam memenuhi kebutuhan memang sangat membutuhkan adanya


kegiatan impor dalam negara tersebut, namun di sisi lain kegiatan impor yang berlebihan bisa
menimbulkan kerugian terhadap perkembangan industri dalam negeri. Untuk memproteksi

5
produk dalam negeri, dibtuhkan kebijakan-kebijakan impor agar tidak merugikan hasil produk
dalam negeri, yaitu dengan beberapa kebijakan sebagai berikut:

1. Pengenaan Bea Masuk Barang

Untuk melndungi produk dalam negeri, barang impor yang masuk ke dalam negeri
akan dikenakan bea masuk. Bea masuk yang ditetapkan pun tinggi, ini akan
menyebabkan harga dari barang impor tersebut mahal jika dijual di dalam negeri.
Sehingga, produk dalam negeri akan lebih murah harganya dibandingkan dengan barang
impor. Dengan di tetapkan kebijakan tersebut, diharapkan akan mengurangi hasrat
masyarakat untuk mengkonsumsi barang-barang impor, dan lebih memilik produk dalam
negeri. Hal ini akan mencegah kerugian industri dalam negeri.

2. Kuota Impor

Kuota impor adalah kebijakan impor suatu barang ke dalam negeri untuk
membatasi kuantitas barang impor yang masuk ke dalam negeri. Kebijakan dengan
membatasi kuantitas produk impor akan mengakibatkan kelangkaan produk impor
tersebut di dalam negeri sehingga harga yang berlaku di dalam negeri akan mahal.
Dampak positifnya, produk dalam negeri dapat bersaing dengan produk impor dari
negara lain di pasar lokal.

3. Pengendalian Devisa

Kebijakan pengendalian devisa dimaksudkan agar importir bisa membatasi jumlah


barang impor yang akan dibeli. Karena dengan dilakukan pengendalian devisa, jumlah
devisa yang disediakan untuk membayar barang impor dibatasi dan dijatah.

4. Subtitusi Impor

Untuk memberikan dorongan kepada produsen dalam negeri memproduksi suatu


barang, diterapkanlah kebijakan subtitusi impor. Kebijakan ini bertujuan untuk
mengurangi ketergantungan negara terhadap negara lain. Dorongan kepada produsen
yaitu agar produsen dalam negeri memproduksi sendiri barang-barang yang seharusnya
diimpor dari luar negeri.

5. Devaluasi Kebijakan

Untuk memproteksi produk dalam negeri, pemerintah menerapkan kebijakan


devaluasi. Kebijakan devaluasi adalah kebijakan pemerintah dalam menurunkan nilai

6
mata uang dalam negeri terhadap mata uang asing. Harga barang-barang impor akan
menjadi lebih mahal akibat diterapkan kebijakan devaluasi, sehingga akan mengurangi
pembelian barang impor.

2.3 Kegiatan Ekspor

Kegiatan ekspor adalah kegiatan dimana negara menjual hasil-hasil produksi dalam
negeri kepada negara lain. Kegiatan ekspor barang ke negara lain bisa terjadi ketika negara lain
memerlukan barang tersebut dan negara itu tidak dapat memproduksi barang tersebut atau
produksi dalam negara itu tidak bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri. Contohnya, beberapa
negara Asia tenggara melakukan ekspor beberapa komoditi seperti karet, kelapa sawit, dan
petroleum, karena ada negara-negara yang tidak dapat memproduksi beberapa komoditi
tersebut sehingga ingin membeli di beberapa negara Asia Tenggara yang memiliki hasil
produksi beberpa komoditi tersebut. Namun itu bukan faktor terpenting dalam menentukan
ekspor suatu negara. Faktor yang lebih penting lagi adalah kemampuan dari negara tersebut
untuk mengeluarkan barang-barang yang dapat bersaing dalam pasaran luar negeri. Yang
dimaksud dari hal tersebut adalah mutu dan harga barang yang diekspor haruslah paling sedikit
sama baiknya dengan yang diperjualbelikan dalam pasaran luar negeri. Penentu ekspor barang
ke luar negeri, cita rasa masyarakat di negara tersebut terhadap barang yang diekspor juga
sangat penting peranannya dalam kegiatan ekspor barang. Semakin banyak ekspor, hal ini
dikarenakan semakin banyak jenis barang yang mempunyai keistimewaan barang yang
diproduksi negara tersebut. Ekspor akan secara langsung mempengaruhi pendapatan nasional.
Akan tetapi, hubungan yang sebaliknya tidak selalu berlaku, yaitu kenaikan pendapatan
nasional belum tentu menaikkan ekspor oleh karena pendapatan nasional dapat mengalami
kenaikan sebagai akibat dari kenaikan pengeluaran rumah tangga, investasi perusahaan,
pengeluaran pemerintah dan penggantian barang impor dengan barang buatan dalam negeri.

Ekspor merupakan kegiatan perdagangan antarnegara, dimana aktivitas tersebut bisa


memberikan dorongan kepada negara-negara berkembang seperti Indonesia dalam dinamika
pertumbuhan perdagangan internasional, hal ini memungkinkan bagi negara-negara
berkembang mecapai kemajuan ekonomi. Dan diharapkan perekonomian negara-negara
berkembang dapat setara dengan negara-negara maju. Untuk melindungi produk-produk dalam
negeri, terutama melindungi sumber daya alam yang ada di dalam negara agar tidak di lakukan
ekspor ilegal oleh orang-orang tak bertanggung jawab, maka diterapkanlah beberapa kebijakan
ekpor suatu barang seebagai berikut:

7
1. Diskriminasi Harga

Diskriminasi harga adalah penetapan harga barang yang berbeda pada setiap negara
walaupun barang yang diekspor sama persis. Hal ini bisa dikarenakan memang sudah ada
perjanjian sebelumnya antar negara yang terlibat perdagangan internasional.

2. Pemberian Premi

Untuk memajukan ekspor suatu negara, pemerintah mengeluarkan kebijakan


pemberian premi. Pemberian premi bertujuan agar produk yang diekspor memiliki daya
saing di luar negeri. Pemberian premi bisa berbentuk bantuan biaya produksi dan faslitas
lainnya.

3. Dumping

Dumping adalah penetapan harga barang ekspor lebih murah dibandingkan harga
barang tersebut di dalam negeri. Kebijakan ini biasanya jika pasar dibawah kendali
pemerintah. Namun kebijakan ini sudah tidak digunakan lagi, karena kebijakan ini bisa
mematikan persaingan penjual lain dalam pasar.

4. Politik Dagang Bebas

Politik dagang bebas adalah kebijakan dari pemerintah dimana pemerintah


memberi kebebasan untuk melakukan ekspor maupun impor. Keuntungan dengan adanya
kebijakan ini akan mendapatkan mutu barang yang tinggi dan harga yang relatif murah.

Secara umum komoditas ekspor Indonesia dapat dikelompokkan dalam empat kelompok
komoditas anatara lainnya adalah:

a. Komoditas ekspor Indonesia dengan kandungan komponen dari hasil impor yang
rendah dengan kekuatan modal untuk memproduksinya dikuasai sepenuhnya oleh
pemodal nasional,
b. Komoditas ekspor Indonesia dengan kandungan komponen dari hasil impor
rendah, tetapi modal untuk memproduksinya dikuasai sepenuhnya atau sebagian
oleh pemodal asing,
c. Komoditas ekspor nasional dengan kandungan komponen hasil impor tinggi,
dengan modal untuk memproduksinya dikuasai sepenuhnya oleh pemodal
nasional, dan

8
d. Komoditas ekspor nasional dengan kandungan komponen dari hasil impor yang
tinggi, tetapi modal untuk memproduksinya dikuasai sepenuhnya atau sebagian
oleh pemodal asing. Dalam hubungannya dengan PDB di samping penguasaan
devisa yang rendah, komoditas yang keempat tersebut juga menimbulkan
“retrained value” yang dapat dinikmati ekonomi domestik yang rendah pula.
Seperti biasa, peningkatan ekspor yang utama di Indonesia masih bersumber dari
peningkatan ekspor non migas, terutama komoditi-komoditi dari sektor industri
seperti tekstil dan produk tekstil (TPT), crude palm oil (CPO), dan hasil tambang
seperti batubara dan tembaga.

2.4 Peranan Perdagangan Internasional bagi Perekonomian Indonesia

Perdagangan internasional memiliki peranan yang sangat penting dalam berbagai bidang
dalam suatu negara, terutama dalam bidang perekonomian. Salah satunya bagi negara
Indonesia, sebagai negara berkembang perdagangan internasional sangat penting bagi
Indonesia, karena perdagangan internasional menjadi salah satu motor penggerak
perekonomian nasional. Indonesia telah melakukan kegiatan perdagangan internasional sejak
lama, yaitu sejak sebelum adanya penjajahan. Tentu peran perdagangan internasional sangat
terasa bagi perkonomian Indonesia. Dengan melakukan perdagangan internasional maka akan
diperoleh hal-hal berikut.

2.4.1 Meningkatkan Cadangan Valuta Asing (Devisa Negara)

Perdagangan internasional sangat berhubungan erat dengan kegiatan ekspor impor


suatu barang atau komoditas antarnegara. Begitupun dengan Indonesia. Perdagangan
ekspor dan impor dilakukan dengan menggunakan mata uang asing, biasanya dalam
bentuk US$ dan Euro.

Dalam ekspor dan impor, kedua hal tersebut memberi peranan bagi perekonomian
Indonesia dengan meningkatkan cadangan valuta asing bagi Indonesia dan menambah
devisa negara. Ketika suatu perusahaan menjual hasil produksinya, perusahaan tersebut
akan mendapatkan pemasukan atau pendapatan. Begitupun dengan kegiatan ekspor suatu
komiditas, dimana mengekspor barang atau komoditas akan menghasilkan pemasukan
berupa valuta asing. Pemasukan tersebut tentu akan diputar kembali yang dapat
digunakan untuk membayar biaya impor komoditas dari negara lain.

Perdagangan internasional sangat berhubungan erat dengan perbedaan mata uang


antarnegara. Contohnya saja, di Indonesia mata uang yang berlaku yaitu rupiah,

9
sedangkan mata uang yang berlaku di Korea Selatan yaitu Won. Karena perbedaan
tersebut, dibutuhkanlah konversi antara mata uang negara A jika ditukar atau dinyatakan
dalam mata uang negara lain. Konversi ini biasa disebut dengan nilai tukar atau kurs.

Nilai tukar atau kurs bergantung pada sistem kurs yang dipakai antara negara
tersebut dengan negara yang lain, seperti sistem kurs tetap, sistem kurs bebas atau sistem
kurs mengambang terkendali. Perbedaan antara ketiga sistem kurs tersebut yaitu dalam
penentunya. Dalam sistem kurs tetap, nilai tukarnya ditentukan oleh pemerintah pusat.
Dalam sistem kurs bebas, nilai tukar ditentukan pada interaksi permintaan dan penawaran
mata uang di pasar. Sedangkan sistem kurs mengambang terkendali, pemerintah tidak
campur tangan dalam kegiatan jual/beli mata uang, karena nilai tukar berfluktuasi dalam
batasan yang ditentukan.

2.4.2 Pertumbuhan Output di Dalam Negeri dan Peningkatan Pendapatan


Nasional

Perdagangan internasional berkaitan erat dengan ekspor-impor, Badan Pusat


Statistik (BPS) melaporkan bahwa Nilai ekspor Indonesia Januari 2024 mencapai
US$20,52 miliar atau turun 8,34 persen dibanding ekspor Desember 2023. Dibanding
Januari 2023 nilai ekspor turun sebesar 8,06 persen. Penurunan nilai ekspor tersebut
disebabkan karena adanya penurunan ekspor komoditas nonmigas sebesar 8,54 persen.
Meningkatnya ekspor pada komoditas tersebut berarti pula menurunnya produksi.

Menurunnya produksi suatu komoditas juga membawa dampak negatif, karena


dengan menurunnya produksi maka ada penurunan pada pendapatan pula. Seperti dalam
ekspor komoditas non migas diatas, ekspor Januari 2024 mencapai US$19,13 miliar,
turun 8,54 persen dibandingkan ekspor pada bulan sebelumnya. Perdagangan luar negeri
mempunyai pengaruh yang kompleks terhadap sektor produksi di dalam negeri. Secara
umum kita bisa menyebutkan tiga macam pengaruh yang bekerja melalui adanya:

1. Speasialisasi Produksi

Perdagangan internasional memberikan dorongan kepada negara untuk


melakukan spesialisasi dalam memproduksi suatu komoditas dimana negara
tersebut memiliki keunggulan komperatifnya. Spesialisasi perdagangan dalam hal
ini bisa meningkatkan pendataan riil masyarakat, namun jika ada spesialisasi

10
namun tanpa ada perdagangan mungkin hal tersebut bisa menurunkan
kesejahteraan masyarakatnya.

2. Investible Surplus Meningkat

Meningkatkan pendapatan riil masyarakat, bisa dilakukan dengan


perdagangan. Ketika masyarakat memiliki pendapatan riil yang tinggi, maka
negara akan mampu menyisihkan dana sumber ekonomi yang lebih besar dan
tinggi untuk investasi. Laju pertumbuhan ekonomi akan lebih tinggi jika investasi
juga tinggi. Dari beberapa hal tersebut, perdagangan bisa mendorong laju
pertumbuhan ekonomi.

3. Vent For Surplus

Terbukanya daerah pasar baru akan merangsang pertumbuhan ekonomi


dalam negara tersebut. Contohnya, suatu daerah di negara A memiliki lahan
pertanian subur yang luas, namun penduduk di daerah tersebut relatif sedikit. Hasil
panen masyarakatnya hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Negara A
tentu tidak akan membiarkan lahan tersebut tak terpakai. Melalui perdagangan
internasional, negara A bisa memulai dengan menanam atau memproduksi
komoditas hasil pertanian dalam perdagangan internasional seperti lada, kopi,
karet, teh, gula dan sebagainya dengan memanfaatkan lahan yang kosong. Dengan
demikian, perdagangan internasional bisa mendorong pertumbuhan ekonomi agar
meningkat lebih tinggi.

2.4.3 Realokasi Sumber Daya Produksi, Diversifikasi Output, dan Internal Returns
To Scale dari Perusahaan yang Mengekspor

Perusahaan yang mengekspor suatu komoditi akan menyerap tenaga kerja lebih
banyak karena peningkatan produksi, hal ini memberi dampak positif pada penggunaan
sumber daya produksi menjadi optimal. Contohnya, dalam perusahaan konveksi,
penggunaan mesin dapat optimal jika manajemen sistem kerjanya 3 shif. Karena
peningkatan produksi, dibutuhkan lebih banyak tenaga kerja agar mencapai efisiensi
kerja yang tinggi, seperti efisiensi listrik; karena listrik baik digunakan maupun tidak
akan dikenai biaya tarif dasar listrik. Tak hanya itu, perusahaan ekspor akan memiliki
waktu penyelesaian produksi lebih cepat.

11
Dengan adanya kegiatan ekspor maka akan terjadi realokasi sumber daya produksi,
dimana dalam perusahaan ekspor akan menggunakan sumber daya alam dan tenaga kerja
secara optimal.

Diversifikasi produk tercipta karena adanya peningkatan ekspor, sehingga industri


atau perusahaan akan terus mengembangkan usahanya dengan memproduksi jenis-jenis
barang lainnya.

Ketika perusahaan atau industri, mencapai tingkat produktivitas atau efisiensi kerja
yang tinggi atau mencapai titik optimal, maka biaya produksi per unit akan mencapai
titik terendah (internal returns to scale).

2.4.4 Dapat Mencukupi Kebutuhan Akan Barang-Barang dan Jasa yang Tidak
Diproduksi di Dalam Negeri

Perbedaan hasil produksi di masing-masing negara memiliki beberapa faktor yang


memengaruhinya. Beberapa faktor tersebut diantaranya: Iklim di negara tersebut, kondisi
geografis, tingkat penguasaan iptek, teknologi yang ada, dan lain sebagainya. Namun,
setiap negara mampu memenuhi kebutuhan yang tidak bisa diproduksi di dalam
negaranya karena adanya perdagangan internasional. Contohnya Indonesia tidak mampu
memproduksi ikan salmon karena iklim tropis Indonesia tidak cocok untuk ikan salmon,
sehingga Indonesia harus melakukan impor ikan salmon dari Jepang.

Namun bagaimana dengan permasalahan impor beras di Indonesia, padahal


Indonesia meruakan negara agraris. Setiap tahunnya, kebutuhan akan pangan di
Indonesia terus meningkat, akan tetapi hasil produksi pangan di Indonesia tidak bisa
memenuhi kebutuhan yang terus meningkat setiap tahunnya. Ada beberapa faktor yang
menyebabkan kebutuhan pangan Indonesia harus dipenuhi via impor. Faktor pertama
yaitu pada ancaman alam terhadap tanaman pertanian di Indonesia, seperti serangan
hama, perubahan iklim, dan serangan organisme penyakit tanaman. Faktor kedua yaitu
lahan pertanian yang semakin hari semakin berkurang, hal ini akibat alih fungsi lahan
yang berubah menjadi pemukiman, lahan industri, pabrik, dan sektor bisnis lainnya.
Faktor ketiga yaitu kebijakan pemerintah yang kurang berpihak pada pengembangan
sektor pertanian terutama dalam hal penerapan teknologi baru di sektor pertanian seperti
rekayasa genetik bibit pangan, ini membuat indonesia semakin sulit memenuhi
kebutuhan pangan dalam negeri.

12
2.4.5 Pertumbuhan Ekonomi Negara

Salah satu indikator penting melihat keberhasilan pembangunan ekonomi suatu


negara adalah pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi yang stabil dan cepat akan
memberikan akibat positif baik secara langsung maupun tidak langsung bagi variabel
ekonomi lain.

Pemerintah setiap negara memiliki komponen kebijakan masing-masing dalam


mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang ingin dicapai. Salah satu mesin bagi
pertumbuhan ekonomi negara yaitu dengan perdagangan internasional. Pembangunan
ekonomi di negara juga dapat dipercepat dengan didorong aktivitas perdagangan
internasional. Di negara-negara berkembang yang berada pada tahapan membangun
ekonominya, perdagangan internasional memegang peranan penting dalam mendorong
pembangunan ekonomi, begitupun Negara Indonesia. Keberhasilan pembangunan
ekonomi dapat diukur dengan indikator pertumbuhan ekonomi, dimana pertumbuhan
ekonomi dapat diukur dengan laju pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB).

Peran ekspor dalam menggerakkan pertumbuhan ekonomi dapat memperlihatkan


laju pertumbuhan PDB Indonesia dari tahun ke tahun. Sejak tahun 1980-an, Indonesia
sebagai negara berkembang mendorong pertumbuhan ekonomi dengan melakukan
ekspor. Sehingga, kegiatan ekspor menjadi hal untuk memacu pertumbuhan ekonomi di
Indonesia.

Pertumbuhan ekonomi sangat dipengaruhi beberapa hal salah satunya perdagangan


internasional. Ketika negara lebih banyak melakukan aktivitas ekspor daripada impor
akan berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi karena pendapatan nasional
negara naik akibat aktivitas ekspor lebih dari impor.

2.4.6 Menambah Relasi Mitra Kerja bagi Indonesia

Berdasarkan keunggulan komparatif dan daya saing, kebijakan perdagangan


internasional yang bebas bukan cara untuk meningkatkan efisiensi penggunaan sumber
daya yang langka dan bukan cara efektif dalam meningkatkan kesejahteraan dunia.
Sistem perdagangan bebas dalam perdagangan internasional akan menimbulkan
persaingan tidak sehat, dimana persaingan tersebut hanya akan menguntungkan negara
yang memiliki perekonomian yang kuat dan kokoh. Dengan dasar tersebut, jalan keluar
untuk meningkatkan kesejahteraan bangsa dan negara, setiap negara yang ada di duni
terutama negara-negara berkembang seperti Indonesia harus meningkatkan dan

13
mengembangkan kerjasama perdagangan antarnegara dengan dasar saling membutuhkan
satu sama lain. Contohnya negara Singapura, negara yang memiliki wilayah geografis
yang sangat kecil, namun berhasil meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui
kerjasama perdagangan dengan berbagai negara di dunia.

Indonesia yang merupakan negara berkembang, dalam hal ini sangat membutuhkan
adanya kerjasama dengan negara lain. Dengan mengadakan kerjasama dengan negara
lain, maka Indonesia akan mendapatkan mitra bisnis dalam perekonomiannya. Saat ini
ada beberapa mitra dagang Indonesia dengan negara-negara lain. Contohnya Ekspor
nonmigas Januari 2024 terbesar adalah ke Tiongkok yaitu US$4,57 miliar, disusul
Amerika Serikat US$1,99 miliar dan India US$1,79 miliar, dengan kontribusi ketiganya
mencapai 43,64 persen. Sementara ekspor ke ASEAN dan Uni Eropa (27 negara) masing-
masing sebesar US$3,26 miliar dan US$1,48 miliar.

2.5 Perkembangan Ekspor Impor Indonesia Februari 2024

Databoks (2020), ada lima negara mitra dagang Indonesia yaitu :

1. Tiongkok
2. Jepang
3. Singapura
4. Amerika Serikat
5. India

2.5.1 Perkembangan Ekspor

Nilai ekspor Indonesia Januari 2024 mencapai US$20,52 miliar atau turun 8,34
persen dibanding ekspor Desember 2023. Dibanding Januari 2023 nilai ekspor turun
sebesar 8,06 persen. Ekspor nonmigas Januari 2024 mencapai US$19,13 miliar, turun
8,54 persen dibanding Desember 2023, dan turun 8,20 persen jika dibanding ekspor
nonmigas Januari 2023. Dari sepuluh komoditas dengan nilai ekspor nonmigas terbesar
Januari 2024, komoditas dengan penurunan terbesar dibanding Desember 2023 adalah
bahan bakar mineral sebesar US$805,9 juta (20,81 persen), sedangkan peningkatan
terbesar terjadi pada lemak dan minyak hewan/nabati sebesar US$208,0 juta (10,36
persen).

Menurut sektor, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan Januari 2024 turun 3,69
persen dibanding bulan yang sama tahun 2023, demikian juga ekspor hasil pertambangan

14
dan lainnya turun 23,54 persen, sedangkan ekspor hasil pertanian, kehutanan, dan
perikanan naik 0,11 persen. Ekspor nonmigas Januari 2024 terbesar adalah ke Tiongkok
yaitu US$4,57 miliar, disusul Amerika Serikat US$1,99 miliar dan India US$1,79 miliar,
dengan kontribusi ketiganya mencapai 43,64 persen. Sementara ekspor ke ASEAN dan
Uni Eropa (27 negara) masing-masing sebesar US$3,26 miliar dan US$1,48 miliar.
Menurut provinsi asal barang, ekspor Indonesia terbesar pada Januari 2024 berasal dari
Jawa Barat dengan nilai US$2,95 miliar (14,35 persen), diikuti Kalimantan Timur
US$2,17 miliar (10,58 persen) dan Jawa Timur US$1,99 miliar (9,68 persen).

2.5.2 Perkembangan Impor

Nilai impor Indonesia Januari 2024 mencapai US$18,51 miliar, turun 3,13 persen
dibandingkan Desember 2023 atau naik 0,36 persen dibandingkan Januari 2023. Impor
migas Januari 2024 senilai US$2,70 miliar, turun 19,99 persen dibandingkan Desember
2023 atau turun 7,15 persen dibandingkan Januari 2023. Impor nonmigas Januari 2024
senilai US$15,81 miliar, naik 0,48 persen dibandingkan Desember 2023 atau naik 1,76
persen dibandingkan Januari 2023. Penurunan impor golongan barang nonmigas terbesar
Januari 2024 dibandingkan Desember 2023 adalah bahan bakar mineral US$184,9 juta
(35,24 persen). Sedangkan peningkatan terbesar adalah mesin/perlengkapan elektrik dan
bagiannya US$349,9 juta (17,89 persen).

Tiga negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Januari 2024 adalah
Tiongkok US$5,95 miliar (37,64 persen), Jepang US$1,08 miliar (6,81 persen), dan
Thailand US$0,88 miliar (5,53 persen). Impor nonmigas dari ASEAN US$2,64 miliar
(16,70 persen) dan Uni Eropa US$1,07 miliar (6,78 persen). Menurut golongan
penggunaan barang, nilai impor Januari 2024 terhadap bulan yang sama tahun
sebelumnya terjadi peningkatan pada golongan barang modal US$300,8 juta (10,16
persen) dan barang konsumsi US$176,2 juta (11,03 persen). Sementara golongan bahan
baku/penolong turun US$410,9 juta (2,96 persen). Neraca perdagangan Indonesia
Januari 2024 mengalami surplus US$2,02 miliar terutama berasal dari sektor nonmigas
US$3,32 miliar, namun tereduksi oleh defisit sektor migas senilai US$1,30 miliar.

15
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Perdagangan adalah suatu kegiatan jual beli yang dilakukan oleh manusia dalam
mengikuti perkembangan ekonomi dan teknologi dalam bidang perekonomian untuk
memenuhi kebutuhan dan keinginannya.

Keuntungan perdagangan internasional adalah memungkinkan suatu negara untuk


berspesialisasi dalam menghasilkan barang dan jasa yang murah, sehingga dapat mengekspor
ke luar negeri. Manfaat dari perdagangan internasional dapat berupa kenaikan pendapatan
negara, cadangan devisa, transaksi modal dan bertambahnya kesempatan kerja.

Perdagangan Internasional menjadi salah satu motor penggerak perekonomian negara.


Hal ini dapat dilihat dari beberapa peranan perdagangan internasional bagi perekonomian
Indonesia.

3.2 Saran

Dalam melaksanakan perdagangan internasional, hendaknya dilakukan dengan


persaingan yang sehat. Persaingan sehat dapat terwujud dengan mengikuti kebijakan-kebijakan
yang berlaku dan ditetapkan. Namun sebagai pelaku usaha yang terlibat dalam perdagangan
internasional atau kegiatan ekspor impor diharapkan mengikuti kebijakan yang sesuai dengan
dasar-dasar negara.

Indonesia diharapkan bisa meningkatkan nilai ekspor negara tidak hanya dalam hasil
produksi pertanian ataupun perkebunan atau migas, namun Indonesia juga bisa melakukan
ekspor hasil komoditas industri.

16
DAFTAR PUSTAKA

Astuti, I. P., & Ayuningtyas, F. J. (2018). Pengaruh Ekspor dan Impor Terhadap Pertumbuhan
Ekonomi di Indonesia. Jurnal Ekonomi & Pembangunan Ekonomi, 19, 1-10.

Badan Pusat Statistik. (2024, Maret 24). Dipetik Maret 24, 2024, dari Pusat Statistik:

https://www.bps.go.id/id/pressrelease/2024/03/15/2336/ekspor-februari-2024-mencapai-
us-19-31-miliar--turun-5-79-persen-dibanding-januari-2024-dan-impor-februari-2024-
senilai-us-18-44-miliar--turun-0-29-persen-dibanding-januari-2024.html

Hasoloan, J. (2013). Peranan Perdagangan Internasional dalam Produktivitas dan


Perekonomian. Edunomic Jurnal Pendidikan Ekonomi, 1.

Library Binus. (t.thn.). Dipetik Maret 24, 2024, dari library.binus.ac.id:


http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2016_1_1361_Bab 2.pdf

Sukirno, S. (2015). Makroekonomi Teori Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers.

Syofya, H. (2017). Analisis Dampak Perdagangan Internasional Terhadap Pembangunan


Ekonomi. Jurnal Akuntansi & Ekonomika, 7.

17

Anda mungkin juga menyukai