Anda di halaman 1dari 15

Perilaku Ekonomi

Dalam Perspektif Islam


Oleh:
Kelompok 9

Hasiati Lampitama Rediah (23PMM070)


Putri Rahmadani Nasution (7212141001)
Sabilah Hidayati (7211141004)
Ulfah Nabilah Azizah Manurung (7211141003)
Perilaku ekonomi merupakan kegiatan yang dilakukan
oleh manusia berkaitan dengan pemanfaatan, baik secara
langsung maupun tidak langsung, sumber sumber
produktif untuk menghasilkan barang dan jasa serta
mendistribusikannya untuk dikonsumsi.

Dalam Islam, perilaku ekonomi berkaitan dengan akhlak


sebagai fondasi dalam menentukan boleh tidaknya
melakukan sesuatu.
Hubungan Manusia dengan Ekonomi
Manusia & Ekonomi  Hal yang tidak dapat
dipisahkan

Dalam perekonomian modern, ada


4 sektor pelaku ekonomi
Dalam ekonomi konvensional,
• Rumah tangga kelangkaan tidak mungkin
• Perusahaan dielakkan karena sifat manusia
• Pemerintah yang tidak pernah merasa puas
• Masyarakat Luar Negeri
Dalam konteks ekonomi Islam, manusia merupakan khalifah Allah SWT. di muka bumi
yang ditugaskan untuk mengatur segala urusan dunia dengan baik dan teratur.

Dalam ekonomi Islam, manusia tetap dipandang sebagai faktor utama dalam produksi walau
mesin sudah bisa menggantikantenaga manusia karena pada dasarnya mesin itu sendiri
diciptakan oleh manusia.

Ekonomi Islam memandang fitrah manusia sebagai faktor utama yang menggerakkan
perekonomian.
Dari Homo Economicus ke Homo Ethicus
Konsep homo economicus dalam ekonomi konvensional merupakan simplikasi model
perilaku ekonomi manusia yang mengasumsikan dan mengeneralisasi semua orang sebagai
individu ekonomi yang memiliki sifat-sifat: perfect self-interest, perfect rationality, dan
perfect information.

Model perilaku homo economicus dianggap tidak dapat mengakomodir realitas yang ada
sehingga melahirkan model ekonomi yang berbasis perilaku (behavioral models) yang sering
diistilahkan dengan homo ethicus

Dalam konteks ekonomi Islam permodelan perilaku manusia dikenal sebagai homo islamicus
yang merupakan model yang lebih sempurna dari homo ethicus, karena pemodelan perilaku
ini diturunkan dari sumber-sumber utama hukum Islam, yaitu Alquran dan hadis.

5
Sifat Manusia dalam
Islam
Sifat Positif Manusia dalam Al-Qur’an
No Sifat Rujukan No Sifat Rujukan

1 Beriman Al-Hujurat [49]: 14 9 Kaffah Al-Baqarah [2]: 208

2 Beramal saleh At-Tiin [95]: 6 10 Suka At-Taubah [9]: 71


menolong Al-Maidah [5]: 2
3 Berilmu Al-Isra [17]: 85 11 Pemaaf At-Taghabun [64]: 14
Al-Mujadalah [58]: 11 Ali Imran [3]: 134
Fatir [35]: 28
4 Berakhlak Al-Mulk [67]: 10 12 Adil Al-Hujurat [49]: 9
Asy-Syu’ara [26]: 15
5 Berjiwa tenang Al-Fajr [89]: 27-28 13 Taat Hud [11]: 23

6 Berhati tentram Ar-Ra’d [13]: 28 14 Tepat janji Al-Maidah [5]: 1

7 Ikhlas Al-Bayyinah [98]: 5 15 Taqwa Al-Baqarah [2]: 183

8 Berakal Al-Mulk [89]: 10


Sifat Negatif Manusia dalam Al-Qur’an
No Sifat Rujukan No Sifat Rujukan

1 Lemah An-Nisa [4]: 28 9 Tergesa-gesa Al-Isra [17]: 11


Al-Anbiya [21]: 37
2 Lalai Al-’Araf [7]: 146 10 Putus asa Al-Fussilat [41]: 49

3 Bodoh Al-Ahzab [33]: 72 11 Berprasangka Yunus [10]: 36

4 Zalim Ibrahim [14]: 34 12 Tidak puas Al-Waqiah [56]: 55

5 Pelupa Al-Isra [17]: 83 13 Curang Hud [11]: 85

6 Ingkar Al-Adiyat [100]: 6 14 Melampaui batas Al-’Alaq [96]: 6


Az-Zukhruf [43]: 15
7 Kikir An-Nisa [4]: 128 15 Pamer At-takatsur [102]: 1
Al-Isra [17]: 100
8 Serakah Al-Baqarah [2]: 96 16 Takut Al-Baqarah [2]: 155
Karakteristik Kebutuhan & Keinginan
Konsumsi & Produksi
dalam Perspektif Islam
Maximum
Konsumsi Utility

Want

Nafsu +
- Subyektif
Rasionalitas
- Ambivalen
- Amru bissu’
- Tidak terukur
- Lawwamah
- Tidak terbatas
- Muthmainnah

Pola Konsumsi
Ekonomi
Konvensional
Maximm
Konsumsi Maslahah

Need

- Objektif
- Nafsu yang
- Positif
terkendali
- Terukur
- Rasionalitas
- Terbatas

Pola Konsumsi
Ekonomi Islam
PRODUKSI

Ekonomi Konvensional Perspektif Islam

Tidak mengenal batas-batas halal dan haram Produksi dalam perspektif Islam tidak hanya
karena tujuannya adalah untuk memenuhi berorientasi pada maksimalisasi keuntungan,
permintaan akan sumber daya yang telah meskipun juga tidak dilarang, tetapi lebih
diubah menjadi bernilai guna tersebut kepada menyeimbangkan antara manfaat
individu dan masyarakat.
Konsep Maslahah dalam Konsumsi & Produksi
Menurut Jalal al-Din Abd al-Rahman maṣlahah dengan makna luas
adalah segala sesuatu yang bermanfaat bagi manusia, yang dapat
diraih oleh manusia dengan cara memperolehnya maupun dengan
cara menghindarinya.

Sifat-Sifat Maslahah

Maslahah individu akan Maslahah mendasari semua


Maslahah besifat subjektif konsisten dengan maslahah aktivitas ekonomi dalam
komunitas masyarakat
Terima
Kasih
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, and includes
icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai