PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Ekonomi Islam tentang
“Perilaku Konsumen dalam Islam” tepat pada waktunya.
Makalah ini dibuat berdasarkan penilaian dalam studi Ekonomi Islam pada
semester empat sebagai bahan presentasi kelompok juga sebagai pengetahuan bagi
penulis maupun pembaca makalah ini untuk lebih mengetahui Perilaku Konsumen
dalam Islam.
Penulis sangat menyadari akan kekurangan yang dimiliki begitu pula dengan
pembuatan makalah ini. Karena itu, kritik dan saran sangat diharapkan guna
memperbaiki segala kekurangan dalam makalah ini.
Ucapan terimakasih tak lupa penulis haturkan kepada dosen mata kuliah
Ekonomi Islam yang telah membimbing penulis dalam pembuatan makalah. penulis
menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh darisempurna oleh karena itu
kritik dan saran yang sifatnya membangun dari berbagai pihak. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat.
Kelompok 4
BAB II
PEMBAHASAN
barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia. Dalam ekonomi islam
konsumsi juga memiliki pengertian yang sama, tapi memiliki perbedaan dalam
ekonomi konvensional adalah tujuan pencapaian dari konsumsi itu sendiri, cara
Pelaku konsumsi atau orang yang menggunakan barang atau jasa untuk
kepuasannya. Dengan kata lain, perilaku konsumen adalah tingkah laku dari
B. Urgensi Konsumsi
Seorang ulama besar, Imam al-Ghazali yang lahir pada tahun 450/1058,
dalam dunia Islam. Sebuah tema yang menjadi pangkal tolak sepanjang
1. Agama (al-dîn)
Ia menitik beratkan bahwa sesuai tuntunan wahyu, “kebaikan dunia ini dan
kerangka sebuah hierarki utilitas individu dan sosial yang triparit meliputi :
barang psikis).
dalam konsumsi. Seperti yang diisyaratkan dalam Q.S Al-Isra’ [17]: 29: ْ
yang baik
ْ ي الَّ ِذ َ ُوا هَّللا ات َّق َ ا و ً ب ِّ َاالل طَي ُ ح هَّللا ُ َ ُكم ق َ ز َ َّا ر ِ ُكلُوا ِم َ ُ و َون ن ِ م ْ ؤ ُ م ِ ه ِ ب
ُم ت ْ َأن
“Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah
kepada-Nya.”
hawa nafsu, melalaikannya dari hal-hal yang mulia dan akhlak yang
luhur. Disamping itu, membunuh semnagat jihad. Ali Abd ar-Rasul juga
menilai dalam masalah ini bahwa gaya hidup mewah (israf) merupakan
perlu. Dalam QS. Al-A’araf [7]: 31. Allah telah memperingatkan akan
sikap ini:
lebihan.”
C. Konsumsi yang diutamakan dalam Islam.
hanya untuk kebutuhan materi, dia tidak berlaku adil karena ada pos yang
hartanya terlebih dahulu. Dari sini kita mulai melihat muara keunikannya
2.5 % dari uang yang dihasilkan secara halal, kemudian dia penuhi pos-pos
konsumsi sosial, dan aspek – aspek normatif lainnya. Kita melihat batasan
“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang
karena setan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu. Sesungguhnya setan
hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan terhadap
1. Objek atau barang-barang yang diharamkan secara tegas di dalam al- Quran dan
Hadits, baik dengan illat yang jelas maupun dengan illat yang diperselisihkan.
2. Objek atau barang-barang najis atau barang yang mengandung najis, sebagaimana
karena Allah SWT, patung-patung, atau sesuatu yang dijadikan sesembahan untuk
7. Haram karena zatnya, maksudnya adalah makanan ini berasal dari makanan
sejenisnya.
dengan cara yang tidak halal. Misalnya makanan dari hasil mencuri, korupsi,
dan sejenisnya
Konsumsi yang dilarang dalam Islam perlu kita ketahui. Biasanya makanan dan
minuman yang haram ini akan memberikan pengaruh yang buruk terhadap
tanpa alasan. Makanan dan minuman haram dalam Islam disebutkan dalam Al-
“Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah
1. Babi
Pada sural Al-Maidah ayat 3, Babi termasuk ke dalam salah satu makanan
haram. Tidak hanya dagingnya saja yang diharamkan, akan tetapi seluruh
bagian dari tubuh babi yang diolah baik dalam bentuk makanan maupun
2. Bangkai
Telah dijelaskan pada Al- Qur’an Surat Al- Maidah ayat 3, yang artinya:
yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang
jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu
Di Dalam Al-Qur’an Surat Al- Maidah ayat 3 Allah SWT telah menjelaskan
bahwa disebut dengan bangkai dan diharamkan untuk dimakan apabila ada
hewan yang mati secara tidak wajar atau tanpa melalui proses penyembelihan
bisa halal dan juga bisa haram. Dikatakan haram apabila hewan tersebut
Akan tetapi Islam memberikan pengecualian terhadap 2 bangkai, yaitu ikan dan
belalang, dimana bangkai dari kedua hewan tersebut adalah halal hukumnya.
Artinya “Kami dihalalkan dua bangkai dan darah. Adapun dua bangkai tersebut
adalah ikan dan belalang. Sedangkan dua darah tersebut adalah hati dan limpa.”
Dalam beberapa ayat Al-Qur’an seperti Surat Al- Maidah ayat 3 dan Surat Al-
Secara logika telah jelas bahwa hewan merupakan salah satu makhluk ciptaan
kawannya agar mereka membantah kamu; dan jika kamu menuruti mereka,
Yang dimaksud dengan al-jalalah adalah semua jenis hewan baik yang berkaki
dua maupun berkaki empat yang makanannya adalah kotoran, baik itu kotoran
Adapun alasan mengapa Al- jallah diharamkan adalah karena adanya pengaruh
dari kotoran yang dimakan hewan-hewan tersebut pada perubahan bau dan rasa
dari
daging dan susu yang dihasilkan dari hewan-hewan tersebut. Akan tetapi jika
pengaruh dari kotoran tersebut telah hilang, maka hukum memakan hewan-
Makanan dan minuman haram selanjutnya adalah darah yang mengalir. Dalam
Al- Qur’an Surat Al- An’am ayat 145 dijelaskan bahwa selain bangkai dan
acid (asam urat) dengan kadar yang cukup tinggi, sehingga apabila dikonsumsi
orang-orang jahiliyyah dahulu, dimana darah dari hewan yang terkumpul ketika
mereka sembelih seperti unta maupun hewan lainnya nantinya akan mereka
Dalam Al- Qur’an surat Al- An’am telah disebutkan bahwa yang diharamkan
itu adalah darah yang mengalir, jadi dengan demikian darah-darah sisa yang
masih menempal pada daging maupun tulang hewan yang disembelih tidaklah
diharamkan.
benar, bahwa darah yang diharamkan oleh Allah adalah darah yang mengalir.
Adapun sisa darah yang menempel pada daging, maka tidak ada satupun dari
Fiqhi)
6. Minuman Keras/Khamar
Minuman keras atau khamar juga termasuk ke dalam makanan dan minuman
haram. Minuman keras yang dimaksud dalam jenis minuman ini adalah
“Semua yang memabukkan adalah khamar dan semua khamar adalah haram.”
(HR. Muslim)
Umat islam dilarang meminum minuman yang diletakkan dalam bejana emas
karena ini adalah satu bentuk hal yang berlebih-lebihan dan perilaku orang
jangan pula kalian makan dengan piring yang terbuat dari keduanya. Karena
bersabda:
Artinya “Lima hewan fasik yang hendaknya dibunuh, baik di tanah halal
maupun haram yaitu ular, tikus, anjing hitam.” (HR. Muslim dan Bukhari)
Makanan dan minuman haram selanjutnya adalah hewan yang dilarang agama
untuk dibunuh. Imam Syafi’i dan para sahabat beliau pernah mengatakan
bahwa “Setiap hewan yang dilarang dibunuh berarti tidak boleh dimakan,
semut, tawon, burung hud-hud dan burung surad.” [HR. Ahmad, Abu Daud,
Di dalam hadist yang lain, Rosulullah Sholallahu Alaihi Wassalam juga pernah
bersabda :
10. Hewan Bertaring
Hewan yang bertaring juga termasuk dalam makanan dan minuman haram.
“Rasulullah SAW telah melarang memakan setiap binatang bertaring dari jenis
binatang buas dan setiap jenis burung yang berkuku tajam (untuk
dari jenis binatang buas seperti beruang, anjing, serigala, harimau, dan lain
Meskipun tidak tergolong sebagai hewan buas, akan tetapi tikus tergolong ke
sedangkan hewan bertaring lain yang tidak termasuk dalam kategori binatang
salah satu list makanan yang haram untuk di konsumsi. Biawak yang menjadi
hewan langka dan di lindungi ini adalah hewan buas meski tidak menunjukan
taringnya.
Selain hewan yang bertaring, dalam hadis Nabi Muhammad SAW di atas juga
tajam seperti burung elang, burung garuda, dan lain sebagainya. Burung-
Sikap atau perilaku seorang muslim jika menjadi produsen, maka wajib
tertipu oleh produsen. Produsen yang memiliki perilaku ekonomi islam tidak
akan pernah memikirkan berapa banyak lama yang mereka dapatkan, mereka
atau sikap tidak berlebihan dalam mengkonsumsi barang atau pun jasa.
yang sangat harus dihindari dalam ekonomi islam, tidak perlu dalam
sehari- hari, berusahalah merasa cukup dengan apa yang kita miliki dan
bersyukur.
islam.
tidak akan membelanjakannya untuk hal yang haram. Beberapa sikap lain
- Menjauhi berhutang
perilaku konsumtif.