Konsep konsumsi dalam ekonomi islam merupakan sesuatu yang perlu kita terapkan
dalam kehidupan sehari-hari, terutama bagi masyarakat yang beragama Islam. Dalam
mengonsumsi sesuatu kita wajib mementingkan halal dan haram nya terutama dalam suatu
produk yang akan masuk ke dalam tubuh kita. Dalam ilmu ekonomi, konsumsi yaitu
membelikan sebagian dari harta kita untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti makanan,
pakaian, kesehatan, dan kebutuhan penting lainnya.
Seiring dengan proses produksi dan distribusi, konsumsi adalah salah satu dari tiga
ekonomi dasar. Konsumsi biasanya diartikan sebagai tindakan mengurangi atau
mengkonsumsi manfaat ekonomi dari suatu objek, misalnya makanan, pakaian, dan barang
lainnya. Dalam konsumsi, seseorang atau rumah tangga berusaha memaksimalkan utilitas
atau kegunaan agar dapat mencapai tujuannya. Oleh karena itu konsumsi merupakan suatu
hal yang sangat penting dan tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia.
Konsumsi biasanya didefinisikan sebagai penggunaan barang dan jasa untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat. Dalam ekonomi Islam konsumsi memiliki arti yang sama, tetapi ada
perbedaan dalam segala hal di sekitarnya. Perbedaan utama dari konsumsi
ekonomi konvensional dengan konsumsi dalam ekonomi islam terletak pada tujuan
pencapaian konsumsi itu sendiri, sarana untuk mencapainya harus sesuai dengan pedoman
Syariah Islam.
Berdasarkan ayat Al-Qur'an dan Hadits di atas dapat dijelaskan bahwa barang atau jasa
yang halal, bermanfaat, baik, ekonomis dan tidak berlebihan dikonsumsi. Tujuan konsumsi
dalam Islam adalah untuk memaksimalkan maslahah (kebaikan) dan bukan untuk
memaksimalkan kepuasan seperti dalam ekonomi konvensional. Utility adalah kepuasan
seseorang yang mungkin bertentangan dengan kepentingan lainya.
3. Prinsip Kesederhanaan
Allah membenci perilaku berlebihan (Israf) dan itu adalah penyebab berbagai
kerusakan di muka bumi. Sikap berlebihan ini menyiratkan lebih dari kebutuhan rasional
dan cenderung mengikuti nafsu atau sebaliknya, terlalu pelit untuk benar-benar menyiksa
diri sendiri. Islam mensyaratkan konsumsi kuantitas dan kualitas yang memadai untuk
kebutuhan umatnya agar tercipta model konsumsi yang konsisten efektif secara
individual dan sosial. Sebagaimana Allah berfirman dalam Al-Qur'an surat al-A'raaf:
Jika seseorang mengikuti ajaran Islam, tidak ada bahaya atau dosa dalam
mengkonsumsi barang halal yang telah disediakan Allah atas rahmat-Nya. Karena Islam
adalah agama yang sangat mendukung nilai-nilai sosial, selama konsumsi ini merupakan
upaya untuk memenuhi kebutuhan yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, dan peran
manusia adalah untuk meningkatkan takwa kepada Allah SWT, Allah akan memberikan
rahmat-Nya kepada manusia. Sebagaimana Allah berfirman dalam al-Qur’an surat al-
Maidah:
5. Prinsip Moralitas
Pada akhirnya, semua konsumsi muslim harus menyesuaikan dengan moralitas
Islam sehingga tidak sekedar memenuhi kebutuhan setiap orang. Aspek moralitas sangat
penting untuk penunjang kehidupan kita sebagai muslim yang baik dan harus tetap patuh
pada norma yang berlaku saat ini.