Anda di halaman 1dari 13

AD-DEENAR JURNAL EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

ETIKA KONSUMSI DALAM ISLAM


Oleh: Eka Sakti Habibullah*

Abstraksi
Kajian Islam tentang konsumsi sangat penting, agar seseorang berhati-hati dalam
menggunakan kekayaan atau berbelanja. Suatu negara mungkin memiliki kekayaan
melimpah, tetapi apabila kekayaan tersebut tidak diatur pemanfaatannya dengan baik dan
terukur maslahahnya, maka kesejahtera-an (welfare) akan mengalami kegagalan. Jadi yang
terpenting dalam hal ini adalah cara penggunaan yang harus diarahkan pada pilihan-pilihan
(preferensi) yang mengandung maslahah (baik dan bermanfaat), agar kekayaan tersebut
dimanfaatkan pada jalan yang sebaik-baiknya untuk kemakmuran dan kemaslahatan
individu,masyarakat dan rakyat secara menyeluruh.
Keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidup merupakan naluri manusia. Sejak kecil,
bahkan ketika baru lahir, manusia sudah menyatakan keinginan untuk memenuhi kebutuh-
annya dengan berbagai cara, misalnya dengan menangis untuk menunjukkan bahwa seorang
bayi lapar dan ingin minum susu dari ibunya. Semakin besar dan akhirnya dewasa,
keinginan dan kebutuhan seorang manusia akan terus meningkat dan mencapai puncaknya
pada usia tertentu untuk seterusnya menurun hingga seseorang meninggal dunia.

Kata Kunci: Etika, Konsumsi, Islam

A. Pendahuluan apabila kekayaan tersebut tidak diatur


Al Qur’an adalah kalam Allah pemanfaatannya dengan baik dan
yang diturunkan kepada Nabi Muhammad terukur maslahahnya, maka kesejahteraan
untuk dijadikan sebagai pedoman dalam (welfare) akan mengalami kegagalan. Jadi
kehidupan manusia, baik aqidah, akhlak, yang terpenting dalam hal ini adalah cara
ibadah maupun muamalah. Oleh penggunaan yang harus diarahkan pada
karenanya berbagai tema telah dibicarakan pilihan-pilihan (preferensi) yang
oleh al-Qur’an, termasuk persoalan mengandung maslahah (baik dan ber-
ekonomi. Seperti dimaklumi, bahwa salah manfaat), agar kekayaan tersebut
satu persoalan penting dalam kajian dimanfaatkan pada jalan yang sebaik-
ekonomi Islam ialah masalah konsumsi. baiknya untuk kemakmuran dan
Konsumsi berperan vital menjadi pilar kemaslahatan individu, masyarakat dan
dalam kegiatan ekonomi seseorang rakyat secara menyeluruh.
(individu), perusahaan maupun negara. Keinginan untuk memenuhi kebutuh-
Konsumsi adalah bagian akhir dari an hidup merupakan naluri manusia. Sejak
kegiatan ekonomi, setelah produksi dan kecil, bahkan ketika baru lahir, manusia
distribusi, karena pada akhirnya semua sudah menyatakan keinginan untuk
jenis barang dan jasa yang diproduksi memenuhi kebutuh-annya dengan berbagai
hanya untuk dikonsumsi. cara, misalnya dengan menangis untuk
Kajian Islam tentang konsumsi menunjukkan bahwa seorang bayi lapar
sangat penting, agar seseorang berhati-hati dan ingin minum susu dari ibunya.
dalam menggunakan kekayaan atau Semakin besar dan akhirnya dewasa,
berbelanja. Suatu negara mungkin keinginan dan kebutuhan seorang manusia
memiliki kekayaan melimpah, tetapi akan terus meningkat dan mencapai

90 Etika Konsumsi dalam...


AD-DEENAR JURNAL EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

puncaknya pada usia tertentu untuk akibat sikap yang individualistik untuk
seterusnya menurun hingga seseorang mencapai kepuasan( utility).
meninggal dunia. Ada tiga nilai dasar yang menjadi
Teori perilaku konsumen rasional pondasi bagi perilaku konsumsi seorang
dalam paradigma ekonomi konvensional dan atau masyarakat muslim:2
didasari pada prinsip-prinsip dasar 1. Keyakinan akan adanya hari kiamat
economic rationalism dan utilitarianism dan kehidupan akhirat, prinsip ini
yang kedunya lebih mementingkan kepada mengarahkan seorang konsumen
kepentingan individu (self interest) dengan untuk mengutamakan konsumsi untuk
mengorbankan pihak lain. Konsumen akan akhirat daripada dunia. Mengutama-
memilih mengkonsumsi barang A atau B kan konsumsi untuk ibadah daripada
tergantung daripada tingkat kepuasan yang konsumsi duniawi. Konsumsi untuk
diberikan oleh barang tersebut. Ia akan ibadah merupakan future consumption
memilih barang A jika tingkat kepuasan (karena terdapat balasan surga di
yang diberikan lebih tinggi dibandingkan akherat), sedangkan konsumsi
B, demikian juga sebaliknya.1 Selanjutnya duniawi adalah present consumption.
setiap konsumen tentunya akan berusaha
2. Konsep sukses dalam kehidupan
memaksimalkan konsumsinya dengan
seorang muslim diukur dengan moral
melihat kemampuan anggaran yang
agama Islam, dan bukan dengan
dimiliki (budget constrain). Hal tersebut
jumlah kekayaan yang dimiliki.
jelas bebas nilai dan akan berimplikasi
Semakin tinggi moralitas semakin
kepada kebebasan dalam prilaku konsumsi
tinggi pula kesuksesan yang dicapai.
selama barang dan jasa tersebut dapat
Kebajikan, kebenaran dan ketaqwaan
memberikan kepuasan (utility) kepada kepada Allah merupakan kunci
konsumen. Maka mengkonsumsi khamr,
moralitas Islam. Kebajikan dan
babi, keuntungan judi, spekulasi dan lain kebenaran dapat dicapai dengan
sebagainya yang dilarang tidak menjadi prilaku yang baik dan bermanfaat
masalah dalam ekonomi konvensional. bagi kehidupan dan menjauhkan diri
Tidak adanya nilai-nilai moral yang dari kejahatan.
mengatur masalah konsumsi dalam
pandangan ekonomi konvensional ini, 3. Kedudukan harta merupakan anugrah
menyebabkan banyak terjadi prilaku Allah dan bukan sesuatu yang dengan
menyimpang yang menyebabkan sendirinya bersifat buruk (sehingga
kehancuran bagi ad din, jiwa, akal, harta harus dijauhi secara berlebihan).
bahkan keturunan (ad dhoruriyat al Harta merupakan alat untuk mencapai
khomsah) yang seharusnya dijaga betul dan tujuan hidup, jika diusahakan dan
Islam sangat konsen membetengi dan dimanfaatkan dengan benar karena
menjaga hal-hal tersebut. Pada akhirnya mengharap ridho Allah akan
perilaku komsumsi tersebut mengabaikan digantikan berlipat-lipat. Allah
keharmonisan dan keseimbangan sosial berfirman:

* Dosen STAI Al-Hidayah Bogor 2


Nurul Huda, Perilaku Komsumsi Islami ,Jurnal
1
P3EI. Ekonomi Islam. Jakarta: Rajawali pers, diskusi bulanan Fak.Ekonomi Univ.Yarsi 26 N0v
2009. 2006

Etika Konsumsi dalam... 91


AD-DEENAR JURNAL EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

‫ﺎت‬ِ ‫وﻣﺜﻞ اﻟﱠ ِﺬﻳﻦ ﻳـْﻨ ِﻔ ُﻘﻮ َن أَﻣﻮا َﳍﻢ اﺑﺘِﻐَﺎء ﻣﺮﺿ‬ dikonsumsi oleh umat Islam. Dalam
َ ْ َ َ ْ ُُ َ ْ ُ َ ُ ََ َ membandingkan konsep ‘kepuasan’
‫ِ َوﺗَـﺜْﺒِﻴﺘًﺎ ِﻣ ْﻦ أَﻧْـ ُﻔ ِﺴ ِﻬ ْﻢ َﻛ َﻤﺜَ ِﻞ َﺟﻨ ٍﱠﺔ ﺑَِﺮﺑْـ َﻮٍة‬.‫ا‬
‫ﱠ‬ dengan ‘pemenuhan kebutuhan’
(yang terkandung di dalamnya
ْ‫ﲔ ﻓَِﺈ ْن َﱂ‬ ِ ْ ‫ﺖ أُ ُﻛﻠَ َﻬﺎ ِﺿ ْﻌ َﻔ‬
ْ َ‫َﺎ َواﺑِ ٌﻞ ﻓَﺂﺗ‬8‫َﺻ َﺎ‬ َ‫أ‬ maslahah), kita perlu membanding-
‫ﺼ ٌﲑ‬ِ ‫ ِﲟَﺎ ﺗَـﻌﻤﻠُﻮ َن ﺑ‬.‫ا‬ ِ ِ kan tingkatan-tingkatan tujuan
َ َ ْ ُ‫ﻳُﺼْﺒـ َﻬﺎ َواﺑ ٌﻞ ﻓَﻄَﻞﱞ َو ﱠ‬ hukum syara’ yakni antara
”Dan perumpamaan orang-orang daruriyyah, tahsiniyyah dan
yang membelanjakan hartanya 4
hajiyyah .
Karena mencari keridhaan Allah
dan untuk keteguhan jiwa mereka, B. Pembahasan
seperti sebuah kebun yang terletak 1. Batasan dalam konsumsi menurut
di dataran Tinggi yang disiram oleh
Islam
hujan lebat, Maka kebun itu
menghasilkan buahnya dua kali Secara bijaksana al-Qur'an telah
lipat. jika hujan lebat tidak menginformasikan suatu larangan
menyiraminya, Maka hujan gerimis berdimensi sosial untuk kesejahteraan
(pun memadai). dan Allah Maha manusia agar harta tidak hanya dimiliki
melihat apa yang kamu perbuat”. oleh segelintir orang saja. Larangan dalam
(QS. Al-Baqoroh: 265) pembelanjaan harta melingkupi dua
macam, antara lain:
Ibnu Katsir mengatakan: ”Ayat
Pertama, larangan bersikap
tersebut menggambarkan kondisi kebun
kikir/bakhil dan menumpuk harta.
yang senantiasa subur dan tidak pernah
Kesadaran untuk membantu penderitaan
tandus/gersang, walaupun tidak turun hujan
yang dialami orang-orang yang kekurangan
besar maka hujan rintik sudah cukup
sangat mendapatkan porsi yang besar di
menyuburkannya, demikian pula amal
dalam Islam. Keseimbangan yang
seorang mukmin akan selalu di lipat
diciptakan Allah dalam bentuk aturan-
gandakan ganjarannya.3
aturan yang bersifat komprehensif dan
Pertimbangan kemaslahatan dari
universal yaitu al-Qur'an dalam konteks
proses komsumsi juga menjadi dasar yang
hubungan sosial, apabila diimplementasi-
perlu di pertimbangkan menurut Nurul
kan dengan mengambil suri teladan para
Huda:
Nabi dan Rasul dan orang-orang beriman
”Pada tingkat pendapatan tertentu,
seorang muslim, karena memiliki masa lalu(As salaf sholeh) membawa
alokasi untuk hal-hal yang dampak terhadap distribusi pemerataan
menyangkut akhirat, akan tingkat kesejahteraan. Sikap kikir sebagai
mengkonsumsi barang lebih sedikit salah satu sifat buruk manusia harus dikikis
daripada non-muslim. Hal yang dengan menumbuhkan kesadaran bahwa
mem-batasinya adalah konsep harta adalah amanah Allah swt yang harus
maslahah tersebut di atas. Tidak
dibelanjakan sebahagian dari harta tersebut
semua barang atau jasa yang
memberikan kepuasan (utility) kepada orang-orang yang berhak
mengandung maslahah di mendapatkannya. sebagaimana firman
dalamnya, sehingga tidak semua Allah :
barang/jasa dapat dan layak
4
Nurul Huda, Perilaku Komsumsi Islami ,Jurnal
3
Lihat Ibnu Katsir,Tafsir al Quran al Adhim,surat diskusi bulanan Fak.Ekonomi Univ.Yarsi 26 N0v
albaqoroh ayat 265. 2006

92 Etika Konsumsi dalam...


AD-DEENAR JURNAL EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

‫ﻮﻋﺎ‬ ِ ِْ ‫إِ ﱠن‬


ً ُ‫اﻹﻧْ َﺴﺎ َن ُﺧﻠ َﻖ َﻫﻠ‬
saling memberi nasehat agar jangan
menginfaqkan harta, karena takut
“Sesungguhnya manusia diciptakan akan fakir, dan jangan terburu-buru
bersifat keluh kesah lagi kikir”. dalam mengeluarkan harta, karena
( QS. Al-Ma’arij:19) tidak tau apa yang akan
terjadi.Label sombong yang
Larangan kikir terhadap harta diberikan oleh Allah kepada
membuktikan dalam sifat ini menunjukkan orang-orang yang kikir, kalau
kurangnya nilai kepekaan sosial, padahal ditelaah lebih jauh lagi membawa
manusia sebagai makhluk sosial (homo paradigma baru (pelaksanaan nilai-
nilai Islami) menuju pemerataan
homini lupus) tidak hanya hidup sendiri
kesejahteraan dengan meninggalkan
tetapi membutuhkan pertolongan orang lain paradigma lama (sikap kikir)5.
walaupun tidak secara langsung terjadi
interaksi. Sikap kikir akan mengarahkan Sikap kikir tumbuh dari perilaku
manusia pada kategori orang-orang yang menumpuk-numpuk harta dan
sombong dan membanggakan diri, dengan menghitung-hitung harta tersebut serta
menganggap harta yang dimiliki hasil dari mempunyai anggapan bahwa harta
tersebut dapat mengekalkan hidupnya.
jerih payah sendiri tanpa sedikitpun
Allah memperingatkan dalam al-
bantuan pihak lain, padahal Allah
Qur'an yang berbunyi:
sebagai Pemilik semesta alam beserta
isinya termasuk harta yang dimiliki ‫( اﻟﱠ ِﺬي َﲨَ َﻊ َﻣ ًﺎﻻ‬1) ‫َوﻳْ ٌﻞ ﻟِ ُﻜ ِّﻞ ُﳘََﺰةٍ ﻟُ َﻤَﺰٍة‬
manusia. Allah berfirman: ‫( َﻛ ﱠﻼ‬3) ُ‫َﺧﻠَ َﺪﻩ‬
ْ ‫ﺐ أَ ﱠن َﻣﺎﻟَﻪُ أ‬
ُ ‫( َْﳛ َﺴ‬2) ُ‫ﱠدﻩ‬ َ ‫َو َﻋﺪ‬
‫ﻟْﺒُ ْﺨ ِﻞ‬Fِ ‫ﱠﺎس‬ ِ‫ﱠ‬
َ ‫ْ ُﻣ ُﺮو َن اﻟﻨ‬Hَ ‫ﻳﻦ ﻳـَْﺒ َﺨﻠُﻮ َن َو‬ َ ‫اﻟﺬ‬ ‫اﳊُﻄَ َﻤ ِﺔ‬
ْ ‫ﻟَﻴُـْﻨـﺒَ َﺬ ﱠن ِﰲ‬
Iَ ‫ﻀﻠِ ِﻪ َوأ َْﻋﺘَ ْﺪ‬
ْ َ‫ُ ِﻣ ْﻦ ﻓ‬.‫ا‬
‫ ُﻫ ُﻢ ﱠ‬M‫آ‬ َ ‫َوﻳَﻜْﺘُ ُﻤﻮ َن َﻣﺎ‬ "Kecelakaan bagi setiap pengumpat
‫ ُﻣ ِﻬﻴﻨًﺎ‬F‫ﻳﻦ َﻋ َﺬ ًا‬ ِ ِ
َ ‫ﻟ ْﻠ َﻜﺎﻓ ِﺮ‬
lagi pencela, yang mengumpulkan
harta dan menghitung-hitungnya.
“(yaitu) orang-orang yang kikir, Dia mengira hartanya itu dapat
dan menyuruh orang lain berbuat mengekalkannya. Sekali-kali tidak!
kikir, dan menyembunyikan karunia Sesungguhnya dia benar-benar akan
Allah yang Telah diberikan-Nya dilemparkan ke dalam huthanah."
kepada mereka. dan kami telah (QS. Al-Humazah: 1 - 4)
menyediakan untuk orang-orang
kafir siksa yang menghinakan. (QS. Rasulullah selalu berdoa kepada
An-Nisaa: 37) Allah agar dilindungi dari sifat sifat buruk
termasuk sifat kikir :
Asbab an nuzul Diriwayatkan oleh
Ibnu Abi Hatim dari Sa’id bin Jabir
‫ﻋﻦ ﺳﻌﺪ ﺑﻦ أﰊ وﻗﺎص رﺿﻲ ﷲ ﻋﻨﻪ ﻛﺎن‬
berkata: ‫ﺆﻻء اﳋﻤﺲ وﳛﺪﺛﻬﻦ ﻋﻦ اﻟﻨﱯ ﺻﻠﻲ‬8 ‫ﻣﺮ‬H
“Dulu ulama dari kalangan bani ‫ﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ اﻟﻠﻬﻢ إﱐ أﻋﻮذﺑﻚ ﻣﻦ اﻟﺒﺨﻞ‬
Israil kikir terhadap ilmu yang
mereka miliki”. Ibnu Abbas berkata: ‫وأﻋﻮذﺑﻚ ﻣﻦ اﳉﱭ وأﻋﻮذﺑﻚ أن أرد إﱄ‬
“Sekelompok orang (diantaranya:
Ka’ab bin Asyraf, Usamah bin
Habib, dan Nafi’ bin Abi Nafi’)
mendatangi seorang pemuda
5
anshar. Sekelompok orang tersebut Lihat Qs. 4:36-37, 3:180, 9:34-35, 70:15-18, 92:8-
11, dan 47:36-38).

Etika Konsumsi dalam... 93


AD-DEENAR JURNAL EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

‫أرذل اﻟﻌﻤﺮ وأﻋﻮذﺑﻚ ﻣﻦ ﻓﺘﻨﺔ اﻟﺪﻧﻴﺎ‬ menghidupkan orang lain dengan


cara merusak diri sendiri”.8
(‫وأﻋﻮذﺑﻚ ﻣﻦ ﻋﺬاب اﻟﻘﱪ )رواﻩ اﻟﺒﺨﺎري‬
“Diriwayatkan dari Sa’ad bin Abi Kedua, larangan berlebih-lebihan dan
waqas bahwa ia selalu meminta bermewah-mewahan. Islam membenarkan
orang untuk berlindung dari lima pengikutnya menikmati kebaikan dunia.
hal dan menyampaikan hadits dari
Prinsip ini bertolak belakang dengan sistem
Nabi Muhammad : “Ya Allah, aku
sesungguhnya berlindung dengan kerahiban, manuisme parsi, sufuisme
engkau dari kekikiran, aku brahma dan sistem lainnya yang
berlindung dengan engkau dari memandang dunia secara sinis.9 Hidup
kegilaan, aku berlindung dengan sederhana adalah tradisi Islam yang mulia,
Engkau bahwa aku disampaikan ke baik dalam membeli makanan, minuman,
usia tua bangka, aku berlindung pakaian, rumah dan segala apapun, bahkan
dengan Engkau dari cobaan dunia,
Rasulullah melarang boros berwudhu
aku berlindung dengan Engkau dari
siksa kubur.” (HR. Bukhari)6 dengan air walaupun berada di sungai yang
mengalir.10
‫ وﻫﻮى‬، ‫( ﻣﻄﺎع‬1) ‫ ﺷﺢ‬: ‫ﺛﻼث ﻣﻬﻠﻜﺎت‬ ‫أن رﺳﻮل ﷲ ﺻﻠﻰ ﷲ ﻋﻠﻴﻪ و ﺳﻠﻢ ﻣﺮ‬
‫ وإﻋﺠﺎب اﳌﺮء ﺑﻨﻔﺴﻪ ﻣﻦ اﳋﻴﻼء)رواﻩ‬، ‫ﻣﺘﺒﻊ‬ ‫ ﻓﻘﺎل ) ﻣﺎ ﻫﺬا اﻹﺳﺮاف‬. ‫ﺑﺴﻌﺪ وﻫﻮ ﻳﺘﻮﺿﺄ‬
(‫اﻟﻄﱪاﱐ‬ . ‫؟ ( ﻓﻘﺎل أﰲ اﻟﻮﺿﻮء إﺳﺮاف ؟ ﻗﺎل ) ﻧﻌﻢ‬
“Tiga faktor yang membinasakan:
kekikiran yang di patuhi,hawa nafsu (‫ﺮ ﺟﺎر ()رواﻩ اﺑﻦ ﻣﺎﺟﻪ‬ƒ ‫وإن ﻛﻨﺖ ﻋﻠﻰ‬
yang diikuti dan membanggakan “Rasulullah bertemu Sa’ad ibn
diri sendiri termasuk kesombong- Abi waqqos saat berwudhu,dan
an”.(HR. Thobroni)7 bersabda :”Kenapa engkau berlebih
lebihan?”, Sa’ad bertanya:”Apakah
Sifat kikir yang kelewat batas dalam berwudhu ada sikap
(syuhun mutho’) sampai kebakhilan berlebihan?”, beliau bersabda ;”Ya
ada, walaupun engkau berwudhu di
terhadap diri sendiri juga merupakan sikap
disungai yang mengalir”. (HR Ibnu
yang tercela padahal Allah sangat Majah)
menyukai bukti kenikmatan-Nya terlihat
pada hamba-Nya. Maka barang siapa kikir Dan Allah berfirman :
terhadap dirinya dan keluarganya pasti
‫آد َم ُﺧ ُﺬوا ِزﻳﻨَـﺘَ ُﻜ ْﻢ ِﻋْﻨ َﺪ ُﻛ ِّﻞ َﻣ ْﺴ ِﺠ ٍﺪ‬
َ ‫َ‡ ﺑَِﲏ‬
lebih kikir terhadap kaum kerabat, orang
miskin, anak yatim serta yang lainnya. ‫ﺐ‬‫َوُﻛﻠُﻮا َوا ْﺷَﺮﺑُﻮا َوَﻻ ﺗُ ْﺴ ِﺮﻓُﻮا إِﻧﱠﻪُ َﻻ ُِﳛ ﱡ‬
ِ
َ ‫اﻟْ ُﻤ ْﺴ ِﺮﻓ‬
Imam at Thobari berkata:
‫ﲔ‬
”Nafkah dimulai dari keluarga "Hai anak Adam, pakailah
termasuk didalamnya dirimu pakaianmu yang indah setiap
sendiri. Memberi nafkah kepada (memasuki) mesjid, makan, minum-
pribadi termasuk kewajiban yang lah, dan jangan berlebih-lebihan.
besar dibanding menafkahi Sesungguhnya Allah tidak menyukai
keluarga. Tidak seharusnya seorang

8
Lihat, Fathu al Bari, jld 11 hlm 427.
6 9
Al Bukhori, shohih al Bukhori, hadist no. 6365 Lihat Yusuf Qardhawi, norma dan etika
7 ekonomi Islam, hlm 148.
At Thobroni, al mu’jam al ausath li at Thobroni,
10
hadist no. 5610 Hadist riwayat Ibnu Majah, hadist no. 425.

94 Etika Konsumsi dalam...


AD-DEENAR JURNAL EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

orang-orang yang berlebih- problematika tersebut akan mendorong


lebihan." (Qs. Al-A’raf: 31) terganggunya keutuhan masyarakat. Islam
Beberapa ulama salaf mengatakan mencegah terjadinya penumpukan harta
bahwa Allah menjelaskan rahasia pada seseorang atau kelompok tertentu,
kesehatan pada pertengahan ayat ini agar di putar sehingga manfaat dan
(makanlah dan minumlah dan jangan kebaikan dirasakan masyarakat secara luas
berlebih-lebihan)11. Penulis memahami dan menghimbau setiap orang untuk
kesehatan dalam dua dimensi fisik maupun membelanjakannya dalam hal-hal yang
financial. ma’ruf. Ketiga ayat tentang berlebihan di
(2)‫(ﺣ ﱠﱴ ُزْرُﰎُ اﻟْ َﻤ َﻘﺎﺑَِﺮ‬
َ 1)‫أَ ْﳍَﺎ ُﻛ ُﻢ اﻟﺘﱠ َﻜﺎﺛـُُﺮ‬
atas secara tegas memberikan arahan untuk
menghindari sikap berlebih-lebihan dan
"Bermegah-megahan telah melalai- bermegah-megahan dalam hidup. Selain
kan kamu sampai kamu masuk ke merusak individu, sikap bermewah
dalam kubur." (QS. At-Takatsur: mewahan juga merusak masyarakat.
1-2) Merusak individu karena yang dikejar

‫ ُﻣ ْ َﱰﻓِ َﻴﻬﺎ ﻓَـ َﻔ َﺴ ُﻘﻮا‬Iَ‫ﻚ ﻗَـ ْﺮﻳَﺔً أ ََﻣ ْﺮ‬ ِ


َ ‫ْﻠ‬ƒُ ‫ أَ ْن‬Iَ ‫َوإِذَا أ ََرْد‬
didunia, tidak lebih daripada kepuasan
nafsu birahi dan kepuasan perut. Mereka
‫ َﻫﺎ ﺗَ ْﺪ ِﻣ ًﲑا‬Iَ‫ﻓِ َﻴﻬﺎ ﻓَ َﺤ ﱠﻖ َﻋﻠَْﻴـ َﻬﺎ اﻟْ َﻘ ْﻮ ُل ﻓَ َﺪ ﱠﻣ ْﺮ‬ melalaikan norma dan etika. Nafsu mereka
"Dan jika Kami hendaki membunuh semangat juang, membunuh
membinasa-kan suatu negeri, Kami kesungguhan usaha, membunuh kerelaan
perintahkan kepada orang-orang hidup bersusah payah dan menjadikannya
yang hidup mewah di negeri itu hamba bagi kemegahan. Kemewahan juga
(supaya mentaati Allah) tetapi merusak masyarakat karena golongan yang
mereka melakukan kedurhakaan
hidup mewah menindas hak golongan
dalam negeri itu, maka sudah
sepantasnya berlaku terhadap-nya lainnya dengan kemewahannya12.
perkataan (ketentuan Kami), Sebagaimana firman Allah :
kemudian Kami hancurkan negeri ‫ون ِﻣ ْﻦ ﻗَـْﺒﻠِ ُﻜ ْﻢ أُوﻟُﻮ ﺑَِﻘﻴﱠ ٍﺔ‬
ِ ‫ﻓَـﻠَﻮَﻻ َﻛﺎ َن ِﻣﻦ اﻟْ ُﻘﺮ‬
ُ َ ْ
itu sehancur-hancurnya." (Qs. Al
Isro: 16) ِ ِ
‫ض إِﱠﻻ ﻗَﻠ ًﻴﻼ ﳑ ْﱠﻦ‬ ِ
ِ ‫ﻳـَْﻨـ َﻬ ْﻮ َن َﻋ ِﻦ اﻟْ َﻔ َﺴﺎد ِﰲ ْاﻷ َْر‬
Firman Allah di atas merupakan ‫ﻳﻦ ﻇَﻠَ ُﻤﻮا َﻣﺎ أُﺗْ ِﺮﻓُﻮا ﻓِ ِﻴﻪ‬ ِ‫ﱠ‬ ِ
َ ‫أ َْﳒَْﻴـﻨَﺎ ﻣْﻨـ ُﻬ ْﻢ َواﺗـﱠﺒَ َﻊ اﻟﺬ‬
hukum Allah terhadap orang-orang yang
ِ
bermewah-mewahan tanpa memberikan (116 ‫ﲔ)ﻫﻮد‬ َ ‫َوَﻛﺎﻧُﻮا ُْﳎ ِﺮﻣ‬
kewajiban kepada yang berhak “Maka mengapa tidak ada diantara
menerimanya. Pola hidup yang dijalankan umat umat sebelum kamu orang
atas dasar bermewah-mewahan sehingga yang mempunyai keutamaan yang
melarang (berbuat) kerusakan di
tidak segan-segan menindas golongan
bumi. kecuali sebagian kecil di
miskin dan lemah untuk keuntungan antara orang yang telah kami
individual bahkan tidak peduli terjadinya selamatkan. Dan orang orang zalim
penderitaan pada orang lain, oleh karena itu hanya mementingkan kenikmatan
orang kaya bertambah kaya dan orang dan kemewahan. dan mereka adalah
miskin akan semakin miskin, alur dari orang orang yang berdosa. (QS
Hud: 116)
11
Lihat: Tafsir Al quran Al A’zhim,surat al a’raf
12
ayat31, Ibnu Katsir, Riyadh: Darus salam, jld3 Yusf qardhawi,Norma dan etika dalam ekonomi
hlm 406. Islam, hlm 152.

Etika Konsumsi dalam... 95


AD-DEENAR JURNAL EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

Diantara dua kutub (kikir dan Didalam fikih ekonomi Umar


bermewah mewahan) tersebut ada sikap telah mengisyaratkan dengan jelas tentang
pertengahan (wasathiyah) dalam tujuan konsumsi seorang muslim, yaitu
menyikapi harta, sikap I’badurrahman sebagai sarana penolong dalam beribadah
sebagaimana firman Allah : kepada Allah Ta’ala. Dalam hal ini Umar
‫ﻳﻦ إِ َذا أَﻧْـ َﻔ ُﻘﻮا َﱂْ ﻳُ ْﺴ ِﺮﻓُﻮا َوَﱂْ ﻳـَ ْﻘ ُﱰُوا َوَﻛﺎ َن‬ ِ‫ﱠ‬
َ ‫َواﻟﺬ‬
berkata,
“Hendaklah kamu sederhana dalam
‫ﻚ ﻗَـ َﻮ ًاﻣﺎ‬ ِ ‫ﺑ‬
َ ‫ﲔ َذﻟ‬َ َْ makanan kamu; karena sesungguh-
”Dan mereka orang-orang yang nya kesederhanaan lebih dekat
ketika membelanjakan hartanya kepada perbaikan, lebih jauh
(berinfaq), mereka tidak berlebih- daripada pemborosan, dan lebih
lebihan, dan tidak pula kikir, dan menguatkan dalam beribadah
dalah pembelanjaan itu ditengah- kepada Allah Ta’ala. Sebagaimana
tengah antara yang demikian”. (Q.S Umar juga memberikan petunjuk
Al Furqon: 67) kepada sebagian sahabat agar
memperlonggar terhadap dirinya
An Nuhas mengatakan tentang ayat dalam mengkonsumsi hal-hal yang
tersebut: Barang siapa yang membelanja- baik, dan berpendapat bahwa
kan hartanya selain dalam ketaatan kepada demikian itu akan lebih menguatkan
Allah maka ia telah berlebihan,dan barang dalam melaksanakan kewajiban-
siapa yang menahan hartanya dari ketaatan kewajibannya dalam kehidupan.
Dalam hal ini Umar mengatakan,
kepada Allah maka ia telah kikir13.
“Jika kamu mengkonsumsi makanan
Hudzaifah berkata: yang baik-baik, maka akan lebih
‫ وأﺣﺴﻦ اﻟﻘﺼﺪ‬،‫"ﻣﺎ أﺣﺴﻦ اﻟﻘﺼﺪ ﰲ اﻟﻐﲎ‬ menguatkan bagimu terhadap
kebenaran; dan seseorang tidak
‫ وأﺣﺴﻦ اﻟﻘﺼﺪ ﰲ اﻟﻌﺒﺎدة" ﰒ‬،‫ﰲ اﻟﻔﻘﺮ‬ akan binasa, melainkan jika dia
‫ ﻻ ﻧﻌﺮﻓﻪ ﻳﺮوى إﻻ ﻣﻦ ﺣﺪﻳﺚ ﺣﺬﻳﻔﺔ‬:‫ﻗﺎل‬ mengutamakan selera nafsunya atas
agamanya”16.
(‫رﺿﻲ ﷲ ﻋﻨﻪ )رواﻩ اﻟﺒﺰار‬
“Kebaikan itu ada dalam sikap Harta karunia Allah untuk manusia
pertengahan di dalam kondisi kaya,
yang harus disyukuri. Bentuk sikap syukur
miskin dan dalam beribadah”.(HR.
Al Bazzar)14. kita terlihat dari sejauh mana penyikapan
kita terhadap amanah tersebut. Sebagai
Rasulullah bersabda :
amanah maka dipastikan Allah akan
‫ "ﻣﻦ ﻓﻘﻪ‬:‫ﻋﻦ اﻟﻨﱯ ﺻﻠﻰ ﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ ﻗﺎل‬ meminta pertanggungjawaban atas
.(‫اﻟﺮﺟﻞ رﻓﻘﻪ ﰲ ﻣﻌﻴﺸﺘﻪ")رواﻩ أﲪﺪ‬ penyikapan kita dalam pembelanjaannya
(Tsumma latussalunna ‘anin na’iim).
“Pemahaman seorang dalam Islam
Bahkan dalam masalah harta secara
terlihat dari kesederhanaannya
khusus Rasulullah menjelaskan bahwa
dalam hidup”. (HR. Ahmad)15
sese-orang akan ditanya dari mana dia
mendapatkannya (min aina iktasaba) dan
untuk apa dibelanjakan (fii maa anfaqa).
13
Lihat Al Qurthubi,Al Jami’ Li Ahkamil
16
Quran,jld 13 hlm 72 Jaribah bin Ahmad Al-Haritsi, Fikih Ekonomi
14 Umar bin Al-Khathab, Jakarta: Khalifa, 2006,
Lihat Musnad Al Bazzar,Jami’atul Azhar,jld1
hlm 448. hlm.139.
15
Lihat Musnad Ahmad,hadist 21742.

96 Etika Konsumsi dalam...


AD-DEENAR JURNAL EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

Seorang muslim yang rasional yaitu yang berupaya untuk menabung dan
beriman semestinya anggaran konsumsi menginvestasikan hartanya.
ibadahnya harus lebih banyak c. Prinsip prioritas bahwa pertimbangan
dibandingkan anggaran konsumsi duniawi- komsumsi perlu mendahulukan
nya. Karena dengan maksimumkan kebutuhan primer kemudian sekunder
pencapaian kemenangan (falah) adalah kemudian tertier.
tujuannya. Sebaliknya dengan semakin d. Prinsip sosial bahwa semangat saling
tidak rasional, maka semakin kufur ta’awun dan memberi contoh
sehingga semakin besar anggaran keteladanan perilaku komsumsi serta
konsumsinya untuk duniawi, yang pada memperhatikan maslahat umum
akhirnya menjauhkan dari menuju target dengan tidak membahayakan,
falah. Sehingga membeli mobil merugikan yang lain serta
lambhorgini meskipun lalu lintas padat, mengganggu ketertiban umum.
banjir dan macet, membeli tas hermes yang e. Kaidah lingkungan bahwa perhatian
bandrolnya hingga 1 milyar demi kepada sumber daya alam yang ada
mematutkan gaya hidup, belanja baju di dengan tidak mengexploitasi tanpa
Paris demi prestise dan lain sebagainya, batas dan merusaknya.
bukan merupakan akhlaq konsumen islami.
Islam mengatur pola konsumsi umatnya Menurut Abdul Mannan, ada 5
dengan mengedepankan akhlaq, sehingga prinsip konsumsi dalam islam 18:
terjadi keseimbangan konsumsi yang a. Prinsip Keadilan, prinsip ini
komprehensif antara individu dengan mengandung arti ganda mengenai
masyarakat luas dan antara dunia dengan mencari rizki yang halal dan tidak
akhirat. dilarang hukum. Allah berfirman :
‫اﳋِْﻨ ِﺰﻳ ِﺮ َوَﻣﺎ‬ َ ‫إِﱠﳕَﺎ َﺣﱠﺮَم َﻋﻠَْﻴ ُﻜ ُﻢ اﻟْ َﻤْﻴـﺘَﺔَ َواﻟﺪ‬
ْ ‫ﱠم َو َﳊْ َﻢ‬
2. Prinsip Konsumsi Dalam Islam
‫ ٍغ َوَﻻ‬Fَ ‫اﺿﻄُﱠﺮ َﻏ ْ َﲑ‬ ْ ‫ ﻓَ َﻤ ِﻦ‬.‫ا‬ ِ‫أ ُِﻫ ﱠﻞ ﺑِِﻪ ﻟِﻐ ِﲑ ﱠ‬
Menurut Al Haritsi17 mengutip َْ
ِ ‫ َﻏ ُﻔ‬.‫ا‬ ِِ ِ ٍ
‫ﻴﻢ‬
ٌ ‫ﻮر َرﺣ‬ ٌ َ‫َﻋﺎد ﻓَ َﻼ إ ْﰒَ َﻋﻠَْﻴﻪ إ ﱠن ﱠ‬
kebijakan Umar ibn Khottob radhiyallahu
anhu tentang prinsip komsumsi dalam
“Sesungguhnya Allah Hanya
Islam adalah :
mengharamkan bagimu bangkai,
a. Prinsip syari’ah bahwa komsumsi darah, daging babi, dan binatang
merupakan sarana untuk membangun yang (ketika disembelih) disebut
(nama) selain Allah. tetapi
keta’atan pada Allah dan harus
barangsiapa dalam keadaan
mengetahui betul apa yang terpaksa (memakannya) sedang dia
dikomsumsinya baik dari sisi zat, tidak menginginkannya dan tidak
proses pembuatan (halal dan haram). (pula) melampaui batas, Maka tidak
b. Prinsip kuantitas bahwa kesederhana- ada dosa baginya. Sesungguhnya
an dalam segala hal merupakan Allah Maha Pengampun lagi Maha
kebaikan dengan memperhatikan Penyayang.” (QS.Al-Baqarah : 173)
kemampuan dan pendapatan dalam Haram menurut ayat ini termasuk
mengkomsumsi barang dan jasa serta juga daging yang berasal dari

17 18
Jaribah bin Ahmad Al-Haritsi, Fikih Ekonomi Abdul Mannan,Teori dan Praktek dasar dasar
Umar bin Al-Khathab, Jakarta: Khalifa, 2006 Ekonomi Islam.

Etika Konsumsi dalam... 97


AD-DEENAR JURNAL EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

ِ
ً َ‫أُﺣ ﱠﻞ ﻟَ ُﻜ ْﻢ َﺻْﻴ ُﺪ اﻟْﺒَ ْﺤ ِﺮ َوﻃَ َﻌ ُﺎﻣﻪُ َﻣﺘ‬
‫ﺎﻋﺎ ﻟَ ُﻜ ْﻢ‬
sembelihan yang menyebut nama
Allah tetapi disebut pula nama selain
Allah.Pelarangan dilakukan karena ‫َوﻟِﻠ ﱠﺴﻴﱠ َﺎرةِ َو ُﺣِّﺮَم َﻋﻠَْﻴ ُﻜ ْﻢ َﺻْﻴ ُﺪ اﻟَِّْﱪ َﻣﺎ ُد ْﻣﺘُ ْﻢ‬
berkaitan dengan hewan yang ‫َ اﻟﱠ ِﺬي إِﻟَْﻴ ِﻪ ُْﲢ َﺸ ُﺮو َن‬.‫ا‬
‫ُﺣ ُﺮًﻣﺎ َواﺗﱠـ ُﻘﻮا ﱠ‬
dimaksud berbahaya bagi tubuh dan
tentunya berbahaya bagi jiwa , terkait “Dihalalkan bagimu binatang
dengan moral dan spritual (memper- buruan lautdan makanan (yang
sekutukan tuhan) berasal) dari lautsebagai makanan
yang lezat bagimu, dan bagi orang-
b. Prinsip Kebersihan, makanan harus
orang yang dalam perjalanan; dan
baik dan cocok untuk dimakan, tidak diharamkan atasmu (menangkap)
kotor ataupun menjijikkan sehingga binatang buruan darat, selama
merusak selera. kamu dalam ihram. dan
c. Prinsip Kesederhanaan, prinsip ini bertakwalah kepada Allah yang
mengatur perilaku manusia mengenai kepada-Nyalah kamu akan
dikumpulkan.” (QS : Al-Maidah :
makan dan minuman yang tidak
96)
berlebihan , Allah berfirman :
‫آد َم ُﺧ ُﺬوا ِزﻳﻨَـﺘَ ُﻜ ْﻢ ِﻋْﻨ َﺪ ُﻛ ِّﻞ َﻣ ْﺴ ِﺠ ٍﺪ‬
e. Prinsip moralitas, seorang muslim
َ ‫َ‡ ﺑَِﲏ‬ diajarkan untuk menyebut nama
‫ﺐ‬‫َوُﻛﻠُﻮا َوا ْﺷَﺮﺑُﻮا َوَﻻ ﺗُ ْﺴ ِﺮﻓُﻮا إِﻧﱠﻪُ َﻻ ُِﳛ ﱡ‬ Allah sebelum makan dan
ِ menyatakan kesyukurannya kepada-
َ ‫اﻟْ ُﻤ ْﺴ ِﺮﻓ‬
‫ﲔ‬ Nya setelah makan.
“Hai anak Adam, pakailah
pakaianmu yang indah di setiap 3. Kebutuhan Dan Keinginan
(memasuki) mesjid, makan dan
minumlah, dan janganlah berlebih- Sebagaimana kita pahami dalam
lebihan. Sesungguhnya Allah tidak pengertian ilmu ekonomi konvensional,
menyukai orang-orang yang bahwa ilmu ekonomi pada dasarnya
berlebih-lebihan.” (QS. Al-A’raaf mempelajari upaya manusia baik sebagai
31)
individu maupun masyarakat dalam rangka
Maksudnya: tiap-tiap akan mengerja-
melakukan pilihan penggunaan sumber
kan sembahyang atau thawaf keliling
daya yang terbatas guna memenuhi
ka'bah atau ibadat-ibadat yang lain.
kebutuhan (yang pada dasarnya tidak
Dengan tidak melampaui batas yang
terbatas) akan barang dan jasa. Kelangkaan
dibutuhkan oleh tubuh dan jangan
akan barang dan jasa timbul bila kebutuhan
pula melampaui batas-batas makanan
(keinginan) seseorang atau masyarakat
yang dihalalkan.
ternyata lebih besar daripada tersedianya
d. Prinsip kemurahan hati, dengan
barang dan jasa tersebut. Jadi kelangkaan
mentaati perintah Islam tidak ada
ini muncul apabila tidak cukup barang dan
bahaya maupun dosa ketika kita
jasa untuk memenuhi kebutuhan dan
memakan dan meminum makanan
keinginan tersebut.
yang diberikan Allah. Firman Allah
Ilmu ekonomi konvensional tampak-
al Quran :
nya tidak membedakan antara kebutuhan
dan keinginan. Karena keduanya
memberikan efek yang sama bila tidak
terpenuhi, yakni kelangkaan. Dalam kaitan

98 Etika Konsumsi dalam...


AD-DEENAR JURNAL EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

ini, Imam al-Ghazali tampaknya telah Karakteristik Keinginan Kebutuhan


Sumber Hasrat (nafsu) Fitrah
membedakan dengan jelas antara keinginan
manusia manusia
(raghbah dan syahwat) dan kebutuhan Hasil Kepuasan Manfaat &
(hajat), sesuatu yang tampaknya agak Berkah
Ukuran Preferensi atau selera Fungsi
sepele tetapi memiliki konsekuensi yang
Sifat Subjektif Objektif
amat besar dalam ilmu ekonomi. Dari Tuntunan Islam Dibatasi/dikendalikan Dipenuhi
pemilahan antara keinginan (wants) dan Sumber: P3EI
kebutuhan (needs), akan sangat terlihat
Pembahasan tentang tingkatan-
betapa bedanya ilmu ekonomi Islam
tingkatan pemenuhan kebutuhan manusia
dengan ilmu ekonomi konvensional.
(hajaat) telah menarik perhatian para
Menurut Imam al-Ghazali kebutuhan ulama di sepanjang zaman. Di antara
(hajat) adalah keinginan manusia untuk mereka ada yang lebih menonjol dari yang
mendapatkan sesuatu yang diperlukan lain dan secara khusus membahasanya
dalam rangka mempertahankan dalam karya-karya ilmiahnya seperti Imam
kelangsungan hidupnya dan menjalankan al-Juwaini (w. 478 H) dalam kitabnya al-
fungsinya. Kita melihat misalnya dalam hal Burhan fi Usul al-Fiqh, Imam al-Ghozali
kebutuhan akan makanan dan pakaian. dalam al-Mustasfa dan Ihya, al-Izz ibn
Kebutuhan makanan adalah untuk menolak Abdus Salam (w. 660 H) dalam Qowaid al-
kelaparan dan melangsungkan kehidupan, Ahkam fi Masolih al-Anam, Imam as-
kebutuhan pakaian untuk menolak panas Syatibi (w. 790 H) dalam al-Muwafaqot
dan dingin. Pada tahapan ini mungkin tidak dan Ibnu Khaldun (w. 808 H) dalam
bisa dibedakan antara keinginan (syahwat) Muqoddimah. Penyusunan tingkatan
dan kebutuhan (hajat) dan terjadi konsumsi ini menjadi menarik karena
persamaan umum antara homo economicus Islam memberikan norma-norma dan
dan homo Islamicus. Namun manusia harus batasan-batasan (constraints) pada individu
mengetahui bahwa tujuan utama dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup
diciptakannya nafsu ingin makan adalah mereka. Norma dan batasan ini pada
untuk menggerakkannya mencari makanan gilirannya akan membentuk gaya hidup
dalam rangka menutup kelaparan, sehingga (life style) dan pola perilaku konsumsi
fisik manusia tetap sehat dan mampu (patterns of consumption behaviour)
menjalankan fungsinya secara optimal tertentu yang secara lahiriah akan
sebagai hamba Allah yang beribadah membedakannya dari gaya hidup yang
kepadaNya. Di sinilah letak perbedaan tidak diilhami oleh ruh ajaran Islami.
mendasar antara filosofi yang melandasi Dalam bukunya yang berjudul Ihya
teori permintaan Islami dan konvensional. Ulumiddin Imam al-Ghazali membagi tiga
Islam selalu mengaitkan kegiatan tingkatan konsumsi yaitu sadd ar-Ramq
memenuhi kebutuhan dengan tujuan utama dan ini disebut juga had ad-dhorurah, had
manusia diciptakan. Manakala manusia al-hajah dan yang tertinggi adalah had at-
lupa pada tujuan penciptaannya, maka tana’um.
esensinya pada saat itu tidak berbeda Yang dimaksud dengan had ar-
dengan binatang ternak yang makan karena 19
ramq atau batasan darurat adalah
lapar saja. tingkatan konsumsi yang paling rendah dan
Tabel. 1
Karakteristik Kebutuhan dan Keinginan 19
Al gozali,ihya ulum ad din, jld 1 hlm 455

Etika Konsumsi dalam... 99


AD-DEENAR JURNAL EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

bila manusia berada dalam kondisi ini, ia yang lain berbatasan dengan tana’um di
hanya mampu bertahan hidup dengan mana individu yang berada di sini
penuh kelemahan dan kesusahan. Imam al- dianjurkan untuk ekstra waspada. Hal ini
Ghazali sendiri menolak gaya hidup seperti disebabkan karena ujung perbatasan ini
ini karena individu tidak akan mampu dapat menjerumuskannya ke dalam hal-hal
melaksanakan kewajiban agama dengan yang membuatnya terlena secara tidak
baik dan akan meruntuhkan sendi-sendi sadar dan akhirnya melalaikan tugasnya
keduniaan yang pada gilirannya juga akan dalam beribadah kepada Allah. Beliau
meruntuhkan agama karena dunia adalah menasihati kita agar sedapat mungkin
ladang akhirat (ad-Dunya Mazro’ah al- menetap di had al-hajah dengan sedekat
akhirah). mungkin mendekati had ad-dharurah
Tingkatan tana’um20 digambarkan dalam rangka meneladani para Nabi dan
bahwa individu pada tahapan ini Wali.
melakukan konsumsi tidak hanya didorong Kajian al-Ghazali tentang tingkatan
oleh usaha memenuhi kebutuhannya an konsumsi 21 ini banyak bersentuhan dengan
sich, tetapi juga bertujuan untuk bersenang- apa yang telah dikemukakan oleh Imam al-
senang dan bernikma-nikmat. Menurut Juwaini dan itu adalah wajar karena Imam
Imam al-Ghazali gaya hidup bersenang- al-Haromain adalah salah satu gurunya dan
senang ini tidak cocok bagi seorang al-Ghazali banyak belajar dan mengambil
mukmin yang tujuan hidupnya untuk ilmu dari padanya.
mencapai derajat tertinggi dalam ibadah
dan ketaatan. Kendatipun begitu, gaya
hidup demikian tidak seluruhnya haram.
Sebagian dihalalkan, yaitu ketika individu
menikmatinya dalam kerangka menghadapi
nasib di akhirat, walaupun untuk itu, ia
tetap akan diminta pertanggungjawabannya
kelak. Barangkali keadaan ini dapat lebih
ditegaskan bahwa meninggalkan had
tana’um tidak diwajibkan secara
keseluruhan begitu juga menikmatinya
tidak dilarang semuanya.
Antara had ad-dhorurah dengan
tana’um terdapat area yang sangat luas
21
disebut had al-hajah di mana Di samping itu kategorisasinya juga banyak
persamaannya dengan para ulama sesudahnya
keseluruhannya halal dan mubah. Menurut seperti al-Izz bin Abdus Salam, as-Syatibi dan
al-Ghazali area ini memiliki dua ujung Ibnu Khaldun. Umumnya mereka membagi tiga
kategori pemenuhan kebutuhan, hanya ada
batasan yang berbeda yaitu ujung yang sedikit perbedaan dalam penggunaan bahasa.
berdekatan dengan perbatasan dharurah Para ekonom Muslim lebih menyukai istilah dan
dan ini dinilainya tidak mungkin kategorisasi yang dikembangkan oleh Imam as-
Syatibi dalam al-Muwafaqot yaitu dhoruriyah,
dipertahankan karena akan menimbulkan hajiyah dan tahsiniyah (kamaliyyah). Sekalipun
kelemahan dan kesengsaraan dan ujung demikian, belakangan Imam Suyuthi ( w.911 H )
dalam al-Asybah wan Nazhoir menulis lima
tingkatan yaitu dhorurah, hajah, manfa’ah,
20
Ibid.,hlm. 455 ziinah, dan fudhul.

100 Etika Konsumsi dalam...


AD-DEENAR JURNAL EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

4. Aplikasi Teori komsumsi Islami. pentingnya kesadaran masyarakat untuk


a. Korelasi Positif Antara Hidup menghindari produk-produk yang haram
Sederhana dan Tingkat Kesejahteraan dapat meningkatkan kesejahteraan
Didalam ekonomi mikro, kita kesehatan masyarakat yang jangka
mengenal istilah budget constrain (batas panjangnya dapat melahirkan generasi-
anggaran). Dimana seseorang mempunyai generasi yang sehat secara jasmani maupun
batas anggaran minimal dalam rohani. Begitu juga dengan supply produk
membelanjakan hartanya. Segala keinginan halal yang akan terus meningkat,
pasti ada konstrain yang membatasinya, disebabkan oleh kesadaran masyarakat
tentu batasan ini akan sangat dipengaruhi akan konsumsi produk halal dan thoyyib
oleh kemampuan dan usaha yang sehingga permintaan akan produk tersebut
dikeluarkan untuk mendapatkan konstrain pun meningkat.
yang tinggi.
Semangat hidup sederhana akan c. Kedermawanan Akan Melahirkan
sangat membantu seorang konsumen Produktivitas Ekonomi
muslim untuk mencukupkan diri kepada Islam sangat memuliakan orang yang
hal-hal yang tidak berlebihan. Dengan gaya dermawan dan melaknat sikap kikir.
hidup seperti itu maka seseorang akan Prilaku dermawan adalah prilaku mulia
merasa puas dengan apa yang ada bahkan yang sangat didorong oleh Islam. Banyak
dapat menyisihkan sisa anggarannya untuk dalil Al-Qur’an dan Hadits yang
di tabung (reserve). Sehingga pola hidup memotivasi manusia untuk menyuburkan
yang konsumtif dapat diganti dengan pola prilaku kedermawanan dalam kehidupan.
investasi yang dapat meningkatkan Kedermawanan juga dapat menggairahkan
kesejahteraan dalam hal materi. aktivitas ekonomi, dikarenakan orang yang
mempunyai daya beli (Purchasing Power)
b. Konsumsi Halal dan Thoyyib dengan akan mensuply orang-orang yang tidak
Tingkat Kesehatan Masyarakat mempunyai daya beli, dengan itu
Lazim dipahami dalam teori ekonomipun akan bergerak kearah yang
ekonomi, bahwa peningkatan permintaan positif.
suatu produk akan berpengaruh terhadap
C. Kesimpulan
peningkatan usaha penyedia (Supply Side)
Setelah pembahasan tentang
produk tersebut. Dalam Islam bahwa halal
komsumsi diatas maka bisa disimpulkan
itu jelas begitu juga dengan haram. Setiap
beberapa poin penting :
yang diharamkan oleh Allah pasti a. Sikap pertengahan (wasathiyah)
mengandung mudharat/kerusakan bagi adalah sikap yang terpuji dan mulia
manusia itu sendiri begitu juga sebaliknya. termasuk didalam masalah
Contoh, sebagian besar ulama komsumsi.Rasulullah saw dalam
mengharamkan rokok disebabkan oleh hadistnya menjelaskan bahkan sebaik
banyaknya mudharat yang timbul akibat baiknya perkara dalam segala urusan
merokok, minuman keras yang dapat adalah yang pertengahan sehingga
merusak otak dan jaringan-jaringan fital dalam mengkomsumsi seorang
manusia, berjudi yang dapat menyebabkan muslim akan jauh dari sifat kikir dan
penzoliman/merugikan salah satu pihak, boros.
atau lain sebagainya. Oleh sebab itu

Etika Konsumsi dalam... 101


AD-DEENAR JURNAL EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

‫ "اﻟْﻌِْﻠ ُﻢ‬:‫ُ َﻋﻠَْﻴ ِﻪ َو َﺳﻠﱠ َﻢ‬.‫ا‬


‫َﺻﻠﱠﻰ ﱠ‬ ِ‫ﻮل ﷲ‬ ُ ‫ﺎل َر ُﺳ‬
َ َ‫ﻗ‬ D. Daftar Pustaka
Abdul Mannan, Teori dan Praktek dasar
‫َﻋ َﻤ ِﺎل‬ْ ‫ َو َﺧ ْﲑُ ْاﻷ‬،‫اﻟْ َﻌ َﻤ ِﻞ‬ ‫ﻀ ُﻞ ِﻣ َﻦ‬ َ ْ‫أَﻓ‬ dasar Ekonomi Islam, Intermasa,
(‫)رواﻩ اﻟﺒﻴﻬﻘﻲ‬.....‫أ َْو َﺳﻄُ َﻬﺎ‬ 1992.
Ad Dimasyqi, Imaduddin Abi Al Fida’
"Ilmu itu lebih baik dari amal,dan
Ismail ibnu Katsir al Qurasy. Tafsir
sebaik baiknya amal adalah yang
al Quran al adzim. Daarul Bayan al
pertengahan”. (HR. al Baihaqi)22
Hadits. 2004.
b. Konsep komsumsi dalam ekonomi
Al Bashory, Al Bazzar Abu Ahmad ibn
konvensional tidak membedakan
Amru, Musnad Al Bazzar, 1412 H,
antara keinginan dan kebutuhan
Kairo,J amiatul Azhar.
sehingga ketika salah satu atau
Al Baihaqi, Abu Bakar Ahmad Ibn Husain,
keduanya tidak dipenuhi maka akan
Syu’ab al Iman, Riyadh, Maktabah
memiliki dampak negatif. Para ulama
al Haromaini.
membedakan antara keinginan
Al Asqolani, Ibn Hajar, ”Fathu al Bari
(raghbah) yang pemenuhannya harus
Syarhu Shohih Al-Bukhori “, Kairo :
di batasi sesuai pertimbangan
Maktabah al Fayyadh al Manshuroh,
prioritas, kemaslahatan dan nilai
1419 H.
manfaatnya. Sementara kebutuhan
Al Qurthubi, Abi Abdillah Muhammad bin
(hajah) pemenuhannya dalam rangka
Ahmad bin Abi Bakr. Al jami’ul Li
mempertahankan kelangsungan
Ahkamil Qur’an wal Mubayyin lima
hidup yang sifat pemenuhannya dan
Tadhammanahu min As-sunnah wa
perwujudannya sangat mendasar.
Aayi Al-furqan, Beirut-Libanon: Ar
c. Komsumsi Islami akan mendidik
Risalah. 2006.
seorang muslim hidup sederhana
Al-Haritsi, Jaribah bin Ahmad. Fikih
sehingga dia akan gunakan kelebihan
Ekonomi Umar bin Al-Khathab.
pendapatan yang dimiliki untuk
Jakarta: Khalifa. 2006.
investasi yang positif. Komsumsi
At Thobroni,Abu al Qosim ibn Sulaiman
Islami juga dapat menjaga kesehatan
ibn Ahmad, al Mu’jam al Ausath li at
seseorang karena dia tidak akan
Thobroni, Kairo, Dar al Haromaini
mengkomsumsi kecuali makanan
Ibn Hambal, Ahmad, Al Musnad Li Imam
yang halal baik secara zatnya dan
Ahmad ibn Hambal,1415 H, Kairo,
proses pembuatannya dengan tidak
Dar Hadits.
meninggalkan sisi kebersihan.
Nurul Huda, Perilaku Komsumsi Islami,
Keimanan seseorang ketika
Jurnal diskusi bulanan Fak.Ekonomi
menggunakan anggaran dalam
Univ. Yarsi 26 N0v 2006
komsusmsi mengantarkan kepada
P3EI. Ekonomi Islam. Jakarta: Rajawali
kesadaran bahwa dalam hartanya ada
Press. 2009.
hak orang lain yang harus
Qardhawi,Yusuf, Norma dan Etika
didermakan sehingga daya beli
Ekonomi Islam, penerjemah Zaenal
masyarakat menjadi merata yang
Arifin Lc, Jakarta, 1995, GIP.
berdampak kepada geliat ekonomi.

22
Lihat al Baihaqi, Syua’b al Iman, bab al qoshdu
fi al i’badah.

102 Etika Konsumsi dalam...

Anda mungkin juga menyukai