Anda di halaman 1dari 13

AD-DEENAR JURNAL EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

ETIKA KONSUMSI DALAM ISLAM


Oleh: Eka Sakti Habibullah*

Abstraksi
Kajian Islam tentang konsumsi sangat penting, agar seseorang berhati-hati dalam
menggunakan kekayaan atau berbelanja. Suatu negara mungkin memiliki kekayaan
melimpah, tetapi apabila kekayaan tersebut tidak diatur pemanfaatannya dengan baik dan
terukur maslahahnya, maka kesejahtera-an (welfare) akan mengalami kegagalan. Jadi yang
terpenting dalam hal ini adalah cara penggunaan yang harus diarahkan pada pilihan-pilihan
(preferensi) yang mengandung maslahah (baik dan bermanfaat), agar kekayaan tersebut
dimanfaatkan pada jalan yang sebaik-baiknya untuk kemakmuran dan kemaslahatan
individu,masyarakat dan rakyat secara menyeluruh.
Keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidup merupakan naluri manusia. Sejak kecil,
bahkan ketika baru lahir, manusia sudah menyatakan keinginan untuk memenuhi kebutuh-
annya dengan berbagai cara, misalnya dengan menangis untuk menunjukkan bahwa seorang
bayi lapar dan ingin minum susu dari ibunya. Semakin besar dan akhirnya dewasa,
keinginan dan kebutuhan seorang manusia akan terus meningkat dan mencapai puncaknya
pada usia tertentu untuk seterusnya menurun hingga seseorang meninggal dunia.

Kata Kunci: Etika, Konsumsi, Islam

A. Pendahuluan apabila kekayaan tersebut tidak diatur


Al Quran adalah kalam Allah pemanfaatannya dengan baik dan
yang diturunkan kepada Nabi Muhammad terukur maslahahnya, maka kesejahteraan
untuk dijadikan sebagai pedoman dalam (welfare) akan mengalami kegagalan. Jadi
kehidupan manusia, baik aqidah, akhlak, yang terpenting dalam hal ini adalah cara
ibadah maupun muamalah. Oleh penggunaan yang harus diarahkan pada
karenanya berbagai tema telah dibicarakan pilihan-pilihan (preferensi) yang
oleh al-Quran, termasuk persoalan mengandung maslahah (baik dan ber-
ekonomi. Seperti dimaklumi, bahwa salah manfaat), agar kekayaan tersebut
satu persoalan penting dalam kajian dimanfaatkan pada jalan yang sebaik-
ekonomi Islam ialah masalah konsumsi. baiknya untuk kemakmuran dan
Konsumsi berperan vital menjadi pilar kemaslahatan individu, masyarakat dan
dalam kegiatan ekonomi seseorang rakyat secara menyeluruh.
(individu), perusahaan maupun negara. Keinginan untuk memenuhi kebutuh-
Konsumsi adalah bagian akhir dari an hidup merupakan naluri manusia. Sejak
kegiatan ekonomi, setelah produksi dan kecil, bahkan ketika baru lahir, manusia
distribusi, karena pada akhirnya semua sudah menyatakan keinginan untuk
jenis barang dan jasa yang diproduksi memenuhi kebutuh-annya dengan berbagai
hanya untuk dikonsumsi. cara, misalnya dengan menangis untuk
Kajian Islam tentang konsumsi menunjukkan bahwa seorang bayi lapar
sangat penting, agar seseorang berhati-hati dan ingin minum susu dari ibunya.
dalam menggunakan kekayaan atau Semakin besar dan akhirnya dewasa,
berbelanja. Suatu negara mungkin keinginan dan kebutuhan seorang manusia
memiliki kekayaan melimpah, tetapi akan terus meningkat dan mencapai

90 Etika Konsumsi dalam...


AD-DEENAR JURNAL EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

puncaknya pada usia tertentu untuk akibat sikap yang individualistik untuk
seterusnya menurun hingga seseorang mencapai kepuasan( utility).
meninggal dunia. Ada tiga nilai dasar yang menjadi
Teori perilaku konsumen rasional pondasi bagi perilaku konsumsi seorang
dalam paradigma ekonomi konvensional dan atau masyarakat muslim:2
didasari pada prinsip-prinsip dasar 1. Keyakinan akan adanya hari kiamat
economic rationalism dan utilitarianism dan kehidupan akhirat, prinsip ini
yang kedunya lebih mementingkan kepada mengarahkan seorang konsumen
kepentingan individu (self interest) dengan untuk mengutamakan konsumsi untuk
mengorbankan pihak lain. Konsumen akan akhirat daripada dunia. Mengutama-
memilih mengkonsumsi barang A atau B kan konsumsi untuk ibadah daripada
tergantung daripada tingkat kepuasan yang konsumsi duniawi. Konsumsi untuk
diberikan oleh barang tersebut. Ia akan ibadah merupakan future consumption
memilih barang A jika tingkat kepuasan (karena terdapat balasan surga di
yang diberikan lebih tinggi dibandingkan akherat), sedangkan konsumsi
B, demikian juga sebaliknya.1 Selanjutnya duniawi adalah present consumption.
setiap konsumen tentunya akan berusaha 2. Konsep sukses dalam kehidupan
memaksimalkan konsumsinya dengan seorang muslim diukur dengan moral
melihat kemampuan anggaran yang agama Islam, dan bukan dengan
dimiliki (budget constrain). Hal tersebut jumlah kekayaan yang dimiliki.
jelas bebas nilai dan akan berimplikasi
Semakin tinggi moralitas semakin
kepada kebebasan dalam prilaku konsumsi tinggi pula kesuksesan yang dicapai.
selama barang dan jasa tersebut dapat Kebajikan, kebenaran dan ketaqwaan
memberikan kepuasan (utility) kepada kepada Allah merupakan kunci
konsumen. Maka mengkonsumsi khamr, moralitas Islam. Kebajikan dan
babi, keuntungan judi, spekulasi dan lain kebenaran dapat dicapai dengan
sebagainya yang dilarang tidak menjadi prilaku yang baik dan bermanfaat
masalah dalam ekonomi konvensional. bagi kehidupan dan menjauhkan diri
Tidak adanya nilai-nilai moral yang dari kejahatan.
mengatur masalah konsumsi dalam
pandangan ekonomi konvensional ini, 3. Kedudukan harta merupakan anugrah
menyebabkan banyak terjadi prilaku Allah dan bukan sesuatu yang dengan
menyimpang yang menyebabkan sendirinya bersifat buruk (sehingga
kehancuran bagi ad din, jiwa, akal, harta harus dijauhi secara berlebihan).
bahkan keturunan (ad dhoruriyat al Harta merupakan alat untuk mencapai
khomsah) yang seharusnya dijaga betul dan tujuan hidup, jika diusahakan dan
Islam sangat konsen membetengi dan dimanfaatkan dengan benar karena
menjaga hal-hal tersebut. Pada akhirnya mengharap ridho Allah akan
perilaku komsumsi tersebut mengabaikan digantikan berlipat-lipat. Allah
keharmonisan dan keseimbangan sosial berfirman:

* Dosen STAI Al-Hidayah Bogor 2


Nurul Huda, Perilaku Komsumsi Islami ,Jurnal
1
P3EI. Ekonomi Islam. Jakarta: Rajawali pers, diskusi bulanan Fak.Ekonomi Univ.Yarsi 26 N0v
2009. 2006

Etika Konsumsi dalam... 91


AD-DEENAR JURNAL EKONOMI DAN BISNIS ISLAM


dikonsumsi oleh umat Islam. Dalam
membandingkan konsep kepuasan

dengan pemenuhan kebutuhan

(yang terkandung di dalamnya

maslahah), kita perlu membanding-


kan tingkatan-tingkatan tujuan
hukum syara yakni antara
Dan perumpamaan orang-orang daruriyyah, tahsiniyyah dan
4
yang membelanjakan hartanya hajiyyah .
Karena mencari keridhaan Allah
dan untuk keteguhan jiwa mereka, B. Pembahasan
seperti sebuah kebun yang terletak 1. Batasan dalam konsumsi menurut
di dataran Tinggi yang disiram oleh
Islam
hujan lebat, Maka kebun itu
menghasilkan buahnya dua kali Secara bijaksana al-Qur'an telah
lipat. jika hujan lebat tidak menginformasikan suatu larangan
menyiraminya, Maka hujan gerimis berdimensi sosial untuk kesejahteraan
(pun memadai). dan Allah Maha manusia agar harta tidak hanya dimiliki
melihat apa yang kamu perbuat. oleh segelintir orang saja. Larangan dalam
(QS. Al-Baqoroh: 265) pembelanjaan harta melingkupi dua
macam, antara lain:
Ibnu Katsir mengatakan: Ayat
Pertama, larangan bersikap
tersebut menggambarkan kondisi kebun
kikir/bakhil dan menumpuk harta.
yang senantiasa subur dan tidak pernah
Kesadaran untuk membantu penderitaan
tandus/gersang, walaupun tidak turun hujan
yang dialami orang-orang yang kekurangan
besar maka hujan rintik sudah cukup
sangat mendapatkan porsi yang besar di
menyuburkannya, demikian pula amal
dalam Islam. Keseimbangan yang
seorang mukmin akan selalu di lipat
diciptakan Allah dalam bentuk aturan-
gandakan ganjarannya. 3
aturan yang bersifat komprehensif dan
Pertimbangan kemaslahatan dari
universal yaitu al-Qur'an dalam konteks
proses komsumsi juga menjadi dasar yang
hubungan sosial, apabila diimplementasi-
perlu di pertimbangkan menurut Nurul
kan dengan mengambil suri teladan para
Huda:
Nabi dan Rasul dan orang-orang beriman
Pada tingkat pendapatan tertentu,
masa lalu(As salaf sholeh) membawa
seorang muslim, karena memiliki
alokasi untuk hal-hal yang dampak terhadap distribusi pemerataan
menyangkut akhirat, akan tingkat kesejahteraan. Sikap kikir sebagai
mengkonsumsi barang lebih sedikit salah satu sifat buruk manusia harus dikikis
daripada non-muslim. Hal yang dengan menumbuhkan kesadaran bahwa
mem-batasinya adalah konsep harta adalah amanah Allah swt yang harus
maslahah tersebut di atas. Tidak
dibelanjakan sebahagian dari harta tersebut
semua barang atau jasa yang
memberikan kepuasan (utility) kepada orang-orang yang berhak
mengandung maslahah di mendapatkannya. sebagaimana firman
dalamnya, sehingga tidak semua Allah :
barang/jasa dapat dan layak
4
3
Nurul Huda, Perilaku Komsumsi Islami ,Jurnal
Lihat Ibnu Katsir,Tafsir al Quran al Adhim,surat diskusi bulanan Fak.Ekonomi Univ.Yarsi 26 N0v
albaqoroh ayat 265. 2006

92 Etika Konsumsi dalam...


AD-DEENAR JURNAL EKONOMI DAN BISNIS ISLAM



saling memberi nasehat agar jangan
menginfaqkan harta, karena takut
Sesungguhnya manusia diciptakan akan fakir, dan jangan terburu-buru
bersifat keluh kesah lagi kikir. dalam mengeluarkan harta, karena
( QS. Al-Maarij:19) tidak tau apa yang akan
terjadi.Label sombong yang
Larangan kikir terhadap harta diberikan oleh Allah kepada
membuktikan dalam sifat ini menunjukkan orang-orang yang kikir, kalau
kurangnya nilai kepekaan sosial, padahal ditelaah lebih jauh lagi membawa
manusia sebagai makhluk sosial (homo paradigma baru (pelaksanaan nilai-
nilai Islami) menuju pemerataan
homini lupus) tidak hanya hidup sendiri
kesejahteraan dengan meninggalkan
tetapi membutuhkan pertolongan orang lain paradigma lama (sikap kikir)5.
walaupun tidak secara langsung terjadi
interaksi. Sikap kikir akan mengarahkan Sikap kikir tumbuh dari perilaku
manusia pada kategori orang-orang yang menumpuk-numpuk harta dan
sombong dan membanggakan diri, dengan menghitung-hitung harta tersebut serta
menganggap harta yang dimiliki hasil dari mempunyai anggapan bahwa harta
tersebut dapat mengekalkan hidupnya.
jerih payah sendiri tanpa sedikitpun
Allah memperingatkan dalam al-
bantuan pihak lain, padahal Allah
Qur'an yang berbunyi:
) 1 (
sebagai Pemilik semesta alam beserta
isinya termasuk harta yang dimiliki
manusia. Allah berfirman: )3 ( ) 2 (





"Kecelakaan bagi setiap pengumpat


lagi pencela, yang mengumpulkan
harta dan menghitung-hitungnya.
(yaitu) orang-orang yang kikir, Dia mengira hartanya itu dapat
dan menyuruh orang lain berbuat mengekalkannya. Sekali-kali tidak!
kikir, dan menyembunyikan karunia Sesungguhnya dia benar-benar akan
Allah yang Telah diberikan-Nya dilemparkan ke dalam huthanah."
kepada mereka. dan kami telah (QS. Al-Humazah: 1 - 4)
menyediakan untuk orang-orang
kafir siksa yang menghinakan. (QS. Rasulullah selalu berdoa kepada
An-Nisaa: 37) Allah agar dilindungi dari sifat sifat buruk
termasuk sifat kikir :
Asbab an nuzul Diriwayatkan oleh
Ibnu Abi Hatim dari Said bin Jabir

berkata:
Dulu ulama dari kalangan bani
Israil kikir terhadap ilmu yang
mereka miliki. Ibnu Abbas berkata:
Sekelompok orang (diantaranya:
Kaab bin Asyraf, Usamah bin
Habib, dan Nafi bin Abi Nafi)
mendatangi seorang pemuda 5
anshar. Sekelompok orang tersebut Lihat Qs. 4:36-37, 3:180, 9:34-35, 70:15-18, 92:8-
11, dan 47:36-38).

Etika Konsumsi dalam... 93


AD-DEENAR JURNAL EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

menghidupkan orang lain dengan


cara merusak diri sendiri.8
) (
Diriwayatkan dari Saad bin Abi Kedua, larangan berlebih-lebihan dan
waqas bahwa ia selalu meminta bermewah-mewahan. Islam membenarkan
orang untuk berlindung dari lima pengikutnya menikmati kebaikan dunia.
hal dan menyampaikan hadits dari Prinsip ini bertolak belakang dengan sistem
Nabi Muhammad : Ya Allah, aku
sesungguhnya berlindung dengan kerahiban, manuisme parsi, sufuisme
engkau dari kekikiran, aku brahma dan sistem lainnya yang
berlindung dengan engkau dari memandang dunia secara sinis. 9 Hidup
kegilaan, aku berlindung dengan sederhana adalah tradisi Islam yang mulia,
Engkau bahwa aku disampaikan ke baik dalam membeli makanan, minuman,
usia tua bangka, aku berlindung pakaian, rumah dan segala apapun, bahkan
dengan Engkau dari cobaan dunia,
Rasulullah melarang boros berwudhu
aku berlindung dengan Engkau dari
siksa kubur. (HR. Bukhari)6 dengan air walaupun berada di sungai yang
mengalir.10
) 1 ( :
( ( .
) . ) (
Tiga faktor yang membinasakan:
kekikiran yang di patuhi,hawa nafsu ) )(
yang diikuti dan membanggakan Rasulullah bertemu Saad ibn
diri sendiri termasuk kesombong- Abi waqqos saat berwudhu,dan
an.(HR. Thobroni)7 bersabda :Kenapa engkau berlebih
lebihan?, Saad bertanya:Apakah
Sifat kikir yang kelewat batas dalam berwudhu ada sikap
(syuhun mutho) sampai kebakhilan berlebihan?, beliau bersabda ;Ya
ada, walaupun engkau berwudhu di
terhadap diri sendiri juga merupakan sikap disungai yang mengalir. (HR Ibnu
yang tercela padahal Allah sangat Majah)
menyukai bukti kenikmatan-Nya terlihat
pada hamba-Nya. Maka barang siapa kikir Dan Allah berfirman :
terhadap dirinya dan keluarganya pasti

lebih kikir terhadap kaum kerabat, orang
miskin, anak yatim serta yang lainnya.



Imam at Thobari berkata:
Nafkah dimulai dari keluarga "Hai anak Adam, pakailah
termasuk didalamnya dirimu pakaianmu yang indah setiap
sendiri. Memberi nafkah kepada (memasuki) mesjid, makan, minum-
pribadi termasuk kewajiban yang lah, dan jangan berlebih-lebihan.
besar dibanding menafkahi Sesungguhnya Allah tidak menyukai
keluarga. Tidak seharusnya seorang

8
Lihat, Fathu al Bari, jld 11 hlm 427.
6 9
Al Bukhori, shohih al Bukhori, hadist no. 6365 Lihat Yusuf Qardhawi, norma dan etika
7
At Thobroni, al mujam al ausath li at Thobroni, ekonomi Islam, hlm 148.
10
hadist no. 5610 Hadist riwayat Ibnu Majah, hadist no. 425.

94 Etika Konsumsi dalam...


AD-DEENAR JURNAL EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

orang-orang yang berlebih- orang kaya bertambah kaya dan orang


lebihan." (Qs. Al-Araf: 31) miskin akan semakin miskin, alur dari
Beberapa ulama salaf mengatakan problematika tersebut akan mendorong
bahwa Allah menjelaskan rahasia terganggunya keutuhan masyarakat. Islam
kesehatan pada pertengahan ayat ini mencegah terjadinya penumpukan harta
(makanlah dan minumlah dan jangan pada seseorang atau kelompok tertentu,
berlebih-lebihan) 11. Penulis memahami agar di putar sehingga manfaat dan
kesehatan dalam dua dimensi fisik maupun kebaikan dirasakan masyarakat secara luas
financial. dan menghimbau setiap orang untuk
)2() 1( membelanjakannya dalam hal-hal yang
maruf. Ketiga ayat tentang berlebihan di
"Bermegah-megahan telah melalai- atas secara tegas memberikan arahan untuk
kan kamu sampai kamu masuk ke menghindari sikap berlebih-lebihan dan
dalam kubur." (QS. At-Takatsur: bermegah-megahan dalam hidup. Selain
1-2) merusak individu, sikap bermewah



mewahan juga merusak masyarakat.
Merusak individu karena yang dikejar

didunia, tidak lebih daripada kepuasan


nafsu birahi dan kepuasan perut. Mereka
melalaikan norma dan etika. Nafsu mereka
"Dan jika Kami hendaki membunuh semangat juang, membunuh
membinasa-kan suatu negeri, Kami
kesungguhan usaha, membunuh kerelaan
perintahkan kepada orang-orang
yang hidup mewah di negeri itu hidup bersusah payah dan menjadikannya
(supaya mentaati Allah) tetapi hamba bagi kemegahan. Kemewahan juga
mereka melakukan kedurhakaan merusak masyarakat karena golongan yang
dalam negeri itu, maka sudah hidup mewah menindas hak golongan
sepantasnya berlaku terhadap-nya lainnya dengan kemewahannya 12.
perkataan (ketentuan Kami), Sebagaimana firman Allah :


kemudian Kami hancurkan negeri
itu sehancur-hancurnya." (Qs. Al



Isro: 16)


Firman Allah di atas merupakan
hukum Allah terhadap orang-orang yang

)116 )
bermewah-mewahan tanpa memberikan
kewajiban kepada yang berhak
Maka mengapa tidak ada diantara
menerimanya. Pola hidup yang dijalankan umat umat sebelum kamu orang
atas dasar bermewah-mewahan sehingga yang mempunyai keutamaan yang
tidak segan-segan menindas golongan melarang (berbuat) kerusakan di
miskin dan lemah untuk keuntungan bumi. kecuali sebagian kecil di
individual bahkan tidak peduli terjadinya antara orang yang telah kami
penderitaan pada orang lain, oleh karena itu selamatkan. Dan orang orang zalim
hanya mementingkan kenikmatan
11
Lihat: Tafsir Al quran Al Azhim,surat al araf
12
ayat31, Ibnu Katsir, Riyadh: Darus salam, jld3 Yusf qardhawi,Norma dan etika dalam ekonomi
hlm 406. Islam, hlm 152.

Etika Konsumsi dalam... 95


AD-DEENAR JURNAL EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

dan kemewahan. dan mereka adalah Pemahaman seorang dalam Islam


orang orang yang berdosa. (QS terlihat dari kesederhanaannya
Hud: 116) dalam hidup. (HR. Ahmad)15
Diantara dua kutub (kikir dan
Didalam fikih ekonomi Umar
bermewah mewahan) tersebut ada sikap telah mengisyaratkan dengan jelas tentang
pertengahan (wasathiyah) dalam
tujuan konsumsi seorang muslim, yaitu
menyikapi harta, sikap Ibadurrahman
sebagai sarana penolong dalam beribadah
sebagaimana firman Allah :
kepada Allah Taala. Dalam hal ini Umar

berkata,
Hendaklah kamu sederhana dalam
makanan kamu; karena sesungguh-
Dan mereka orang-orang yang nya kesederhanaan lebih dekat
ketika membelanjakan hartanya kepada perbaikan, lebih jauh
(berinfaq), mereka tidak berlebih- daripada pemborosan, dan lebih
lebihan, dan tidak pula kikir, dan menguatkan dalam beribadah
dalah pembelanjaan itu ditengah- kepada Allah Taala. Sebagaimana
tengah antara yang demikian. (Q.S Umar juga memberikan petunjuk
Al Furqon: 67) kepada sebagian sahabat agar
An Nuhas mengatakan tentang ayat memperlonggar terhadap dirinya
dalam mengkonsumsi hal-hal yang
tersebut: Barang siapa yang membelanja-
baik, dan berpendapat bahwa
kan hartanya selain dalam ketaatan kepada demikian itu akan lebih menguatkan
Allah maka ia telah berlebihan,dan barang dalam melaksanakan kewajiban-
siapa yang menahan hartanya dari ketaatan kewajibannya dalam kehidupan.
kepada Allah maka ia telah kikir 13. Dalam hal ini Umar mengatakan,
Hudzaifah berkata: Jika kamu mengkonsumsi makanan
yang baik-baik, maka akan lebih
" menguatkan bagimu terhadap
" kebenaran; dan seseorang tidak
akan binasa, melainkan jika dia
: mengutamakan selera nafsunya atas
) ( agamanya16.
Kebaikan itu ada dalam sikap
pertengahan di dalam kondisi kaya, Harta karunia Allah untuk manusia
miskin dan dalam beribadah.(HR. yang harus disyukuri. Bentuk sikap syukur
Al Bazzar) 14. kita terlihat dari sejauh mana penyikapan
Rasulullah bersabda : kita terhadap amanah tersebut. Sebagai
": amanah maka dipastikan Allah akan
meminta pertanggungjawaban atas
.) "( penyikapan kita dalam pembelanjaannya
(Tsumma latussalunna anin naiim).

15
Lihat Musnad Ahmad,hadist 21742.
13 16
Lihat Al Qurthubi,Al Jami Li Ahkamil Jaribah bin Ahmad Al-Haritsi, Fikih Ekonomi
Quran,jld 13 hlm 72 Umar bin Al-Khathab, Jakarta: Khalifa, 2006,
14
Lihat Musnad Al Bazzar,Jamiatul Azhar,jld1 hlm.139.
hlm 448.

96 Etika Konsumsi dalam...


AD-DEENAR JURNAL EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

Bahkan dalam masalah harta secara b. Prinsip kuantitas bahwa kesederhana-


khusus Rasulullah menjelaskan bahwa an dalam segala hal merupakan
sese-orang akan ditanya dari mana dia kebaikan dengan memperhatikan
mendapatkannya (min aina iktasaba) dan kemampuan dan pendapatan dalam
untuk apa dibelanjakan (fii maa anfaqa). mengkomsumsi barang dan jasa serta
Seorang muslim yang rasional yaitu yang berupaya untuk menabung dan
beriman semestinya anggaran konsumsi menginvestasikan hartanya.
ibadahnya harus lebih banyak c. Prinsip prioritas bahwa pertimbangan
dibandingkan anggaran konsumsi duniawi- komsumsi perlu mendahulukan
nya. Karena dengan maksimumkan kebutuhan primer kemudian sekunder
pencapaian kemenangan (falah) adalah kemudian tertier.
tujuannya. Sebaliknya dengan semakin d. Prinsip sosial bahwa semangat saling
tidak rasional, maka semakin kufur taawun dan memberi contoh
sehingga semakin besar anggaran keteladanan perilaku komsumsi serta
konsumsinya untuk duniawi, yang pada memperhatikan maslahat umum
akhirnya menjauhkan dari menuju target dengan tidak membahayakan,
falah. Sehingga membeli mobil merugikan yang lain serta
lambhorgini meskipun lalu lintas padat, mengganggu ketertiban umum.
banjir dan macet, membeli tas hermes yang e. Kaidah lingkungan bahwa perhatian
bandrolnya hingga 1 milyar demi kepada sumber daya alam yang ada
mematutkan gaya hidup, belanja baju di dengan tidak mengexploitasi tanpa
Paris demi prestise dan lain sebagainya, batas dan merusaknya.
bukan merupakan akhlaq konsumen islami.
Islam mengatur pola konsumsi umatnya Menurut Abdul Mannan, ada 5
dengan mengedepankan akhlaq, sehingga prinsip konsumsi dalam islam 18:
terjadi keseimbangan konsumsi yang a. Prinsip Keadilan, prinsip ini
komprehensif antara individu dengan mengandung arti ganda mengenai
masyarakat luas dan antara dunia dengan mencari rizki yang halal dan tidak
akhirat. dilarang hukum. Allah berfirman :


2. Prinsip Konsumsi Dalam Islam
Menurut Al Haritsi17 mengutip



kebijakan Umar ibn Khottob radhiyallahu
anhu tentang prinsip komsumsi dalam
Sesungguhnya Allah Hanya
Islam adalah :
mengharamkan bagimu bangkai,
a. Prinsip syariah bahwa komsumsi darah, daging babi, dan binatang
merupakan sarana untuk membangun yang (ketika disembelih) disebut
(nama) selain Allah. tetapi
ketaatan pada Allah dan harus
barangsiapa dalam keadaan
mengetahui betul apa yang terpaksa (memakannya) sedang dia
dikomsumsinya baik dari sisi zat, tidak menginginkannya dan tidak
proses pembuatan (halal dan haram). (pula) melampaui batas, Maka tidak

17 18
Jaribah bin Ahmad Al-Haritsi, Fikih Ekonomi Abdul Mannan,Teori dan Praktek dasar dasar
Umar bin Al-Khathab, Jakarta: Khalifa, 2006 Ekonomi Islam.

Etika Konsumsi dalam... 97


AD-DEENAR JURNAL EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

ada dosa baginya. Sesungguhnya yang diberikan Allah. Firman Allah


Allah Maha Pengampun lagi Maha al Quran :
Penyayang. (QS.Al-Baqarah : 173)
Haram menurut ayat ini termasuk

juga daging yang berasal dari

sembelihan yang menyebut nama
Allah tetapi disebut pula nama selain
Allah.Pelarangan dilakukan karena Dihalalkan bagimu binatang
berkaitan dengan hewan yang buruan lautdan makanan (yang
dimaksud berbahaya bagi tubuh dan berasal) dari lautsebagai makanan
yang lezat bagimu, dan bagi orang-
tentunya berbahaya bagi jiwa , terkait
orang yang dalam perjalanan; dan
dengan moral dan spritual (memper- diharamkan atasmu (menangkap)
sekutukan tuhan) binatang buruan darat, selama
b. Prinsip Kebersihan, makanan harus kamu dalam ihram. dan
baik dan cocok untuk dimakan, tidak bertakwalah kepada Allah yang
kotor ataupun menjijikkan sehingga kepada-Nyalah kamu akan
dikumpulkan. (QS : Al-Maidah :
merusak selera.
96)
c. Prinsip Kesederhanaan, prinsip ini
mengatur perilaku manusia mengenai e. Prinsip moralitas, seorang muslim
makan dan minuman yang tidak diajarkan untuk menyebut nama
berlebihan , Allah berfirman : Allah sebelum makan dan


menyatakan kesyukurannya kepada-
Nya setelah makan.



3. Kebutuhan Dan Keinginan

Sebagaimana kita pahami dalam
Hai anak Adam, pakailah
pakaianmu yang indah di setiap pengertian ilmu ekonomi konvensional,
(memasuki) mesjid, makan dan bahwa ilmu ekonomi pada dasarnya
minumlah, dan janganlah berlebih- mempelajari upaya manusia baik sebagai
lebihan. Sesungguhnya Allah tidak individu maupun masyarakat dalam rangka
menyukai orang-orang yang melakukan pilihan penggunaan sumber
berlebih-lebihan. (QS. Al-Araaf daya yang terbatas guna memenuhi
31)
kebutuhan (yang pada dasarnya tidak
Maksudnya: tiap-tiap akan mengerja-
terbatas) akan barang dan jasa. Kelangkaan
kan sembahyang atau thawaf keliling
akan barang dan jasa timbul bila kebutuhan
ka'bah atau ibadat-ibadat yang lain.
(keinginan) seseorang atau masyarakat
Dengan tidak melampaui batas yang
ternyata lebih besar daripada tersedianya
dibutuhkan oleh tubuh dan jangan
barang dan jasa tersebut. Jadi kelangkaan
pula melampaui batas-batas makanan
ini muncul apabila tidak cukup barang dan
yang dihalalkan.
d. Prinsip kemurahan hati, dengan jasa untuk memenuhi kebutuhan dan
mentaati perintah Islam tidak ada keinginan tersebut.
Ilmu ekonomi konvensional tampak-
bahaya maupun dosa ketika kita
nya tidak membedakan antara kebutuhan
memakan dan meminum makanan
dan keinginan. Karena keduanya

98 Etika Konsumsi dalam...


AD-DEENAR JURNAL EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

memberikan efek yang sama bila tidak dengan binatang ternak yang makan karena
terpenuhi, yakni kelangkaan. Dalam kaitan lapar saja.
ini, Imam al-Ghazali tampaknya telah Tabel. 1
membedakan dengan jelas antara keinginan Karakteristik Kebutuhan dan Keinginan
(raghbah dan syahwat) dan kebutuhan Karakteristik Keinginan Kebutuhan
Sumber Hasrat (nafsu) Fitrah
(hajat), sesuatu yang tampaknya agak
manusia manusia
sepele tetapi memiliki konsekuensi yang Hasil Kepuasan Manfaat &
amat besar dalam ilmu ekonomi. Dari Berkah
pemilahan antara keinginan (wants) dan Ukuran Preferensi atau selera Fungsi
Sifat Subjektif Objektif
kebutuhan (needs), akan sangat terlihat Tuntunan Islam Dibatasi/dikendalikan Dipenuhi
betapa bedanya ilmu ekonomi Islam Sumber: P3EI
dengan ilmu ekonomi konvensional.
Pembahasan tentang tingkatan-
Menurut Imam al-Ghazali kebutuhan tingkatan pemenuhan kebutuhan manusia
(hajat) adalah keinginan manusia untuk (hajaat) telah menarik perhatian para
mendapatkan sesuatu yang diperlukan ulama di sepanjang zaman. Di antara
dalam rangka mempertahankan mereka ada yang lebih menonjol dari yang
kelangsungan hidupnya dan menjalankan lain dan secara khusus membahasanya
fungsinya. Kita melihat misalnya dalam hal dalam karya-karya ilmiahnya seperti Imam
kebutuhan akan makanan dan pakaian. al-Juwaini (w. 478 H) dalam kitabnya al-
Kebutuhan makanan adalah untuk menolak Burhan fi Usul al-Fiqh, Imam al-Ghozali
kelaparan dan melangsungkan kehidupan, dalam al-Mustasfa dan Ihya, al-Izz ibn
kebutuhan pakaian untuk menolak panas Abdus Salam (w. 660 H) dalam Qowaid al-
dan dingin. Pada tahapan ini mungkin tidak Ahkam fi Masolih al-Anam, Imam as-
bisa dibedakan antara keinginan (syahwat) Syatibi (w. 790 H) dalam al-Muwafaqot
dan kebutuhan (hajat) dan terjadi dan Ibnu Khaldun (w. 808 H) dalam
persamaan umum antara homo economicus Muqoddimah. Penyusunan tingkatan
dan homo Islamicus. Namun manusia harus konsumsi ini menjadi menarik karena
mengetahui bahwa tujuan utama Islam memberikan norma-norma dan
diciptakannya nafsu ingin makan adalah batasan-batasan (constraints) pada individu
untuk menggerakkannya mencari makanan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup
dalam rangka menutup kelaparan, sehingga mereka. Norma dan batasan ini pada
fisik manusia tetap sehat dan mampu gilirannya akan membentuk gaya hidup
menjalankan fungsinya secara optimal (life style) dan pola perilaku konsumsi
sebagai hamba Allah yang beribadah (patterns of consumption behaviour)
kepadaNya. Di sinilah letak perbedaan tertentu yang secara lahiriah akan
mendasar antara filosofi yang melandasi membedakannya dari gaya hidup yang
teori permintaan Islami dan konvensional. tidak diilhami oleh ruh ajaran Islami.
Islam selalu mengaitkan kegiatan Dalam bukunya yang berjudul Ihya
memenuhi kebutuhan dengan tujuan utama Ulumiddin Imam al-Ghazali membagi tiga
manusia diciptakan. Manakala manusia tingkatan konsumsi yaitu sadd ar-Ramq
lupa pada tujuan penciptaannya, maka dan ini disebut juga had ad-dhorurah, had
esensinya pada saat itu tidak berbeda al-hajah dan yang tertinggi adalah had at-
tanaum.

Etika Konsumsi dalam... 99


AD-DEENAR JURNAL EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

Yang dimaksud dengan had ar- berdekatan dengan perbatasan dharurah


19
ramq atau batasan darurat adalah dan ini dinilainya tidak mungkin
tingkatan konsumsi yang paling rendah dan dipertahankan karena akan menimbulkan
bila manusia berada dalam kondisi ini, ia kelemahan dan kesengsaraan dan ujung
hanya mampu bertahan hidup dengan yang lain berbatasan dengan tanaum di
penuh kelemahan dan kesusahan. Imam al- mana individu yang berada di sini
Ghazali sendiri menolak gaya hidup seperti dianjurkan untuk ekstra waspada. Hal ini
ini karena individu tidak akan mampu disebabkan karena ujung perbatasan ini
melaksanakan kewajiban agama dengan dapat menjerumuskannya ke dalam hal-hal
baik dan akan meruntuhkan sendi-sendi yang membuatnya terlena secara tidak
keduniaan yang pada gilirannya juga akan sadar dan akhirnya melalaikan tugasnya
meruntuhkan agama karena dunia adalah dalam beribadah kepada Allah. Beliau
ladang akhirat (ad-Dunya Mazroah al- menasihati kita agar sedapat mungkin
akhirah). menetap di had al-hajah dengan sedekat
Tingkatan tanaum20 digambarkan mungkin mendekati had ad-dharurah
bahwa individu pada tahapan ini dalam rangka meneladani para Nabi dan
melakukan konsumsi tidak hanya didorong Wali.
oleh usaha memenuhi kebutuhannya an Kajian al-Ghazali tentang tingkatan
sich, tetapi juga bertujuan untuk bersenang- konsumsi 21 ini banyak bersentuhan dengan
senang dan bernikma-nikmat. Menurut apa yang telah dikemukakan oleh Imam al-
Imam al-Ghazali gaya hidup bersenang- Juwaini dan itu adalah wajar karena Imam
senang ini tidak cocok bagi seorang al-Haromain adalah salah satu gurunya dan
mukmin yang tujuan hidupnya untuk al-Ghazali banyak belajar dan mengambil
mencapai derajat tertinggi dalam ibadah ilmu dari padanya.
dan ketaatan. Kendatipun begitu, gaya
hidup demikian tidak seluruhnya haram.
Sebagian dihalalkan, yaitu ketika individu
menikmatinya dalam kerangka menghadapi
nasib di akhirat, walaupun untuk itu, ia
tetap akan diminta pertanggungjawabannya
kelak. Barangkali keadaan ini dapat lebih
ditegaskan bahwa meninggalkan had
tanaum tidak diwajibkan secara
keseluruhan begitu juga menikmatinya
21
tidak dilarang semuanya. Di samping itu kategorisasinya juga banyak
persamaannya dengan para ulama sesudahnya
Antara had ad-dhorurah dengan seperti al-Izz bin Abdus Salam, as-Syatibi dan
tanaum terdapat area yang sangat luas Ibnu Khaldun. Umumnya mereka membagi tiga
kategori pemenuhan kebutuhan, hanya ada
disebut had al-hajah di mana sedikit perbedaan dalam penggunaan bahasa.
keseluruhannya halal dan mubah. Menurut Para ekonom Muslim lebih menyukai istilah dan
al-Ghazali area ini memiliki dua ujung kategorisasi yang dikembangkan oleh Imam as-
Syatibi dalam al-Muwafaqot yaitu dhoruriyah,
batasan yang berbeda yaitu ujung yang hajiyah dan tahsiniyah (kamaliyyah). Sekalipun
demikian, belakangan Imam Suyuthi ( w.911 H )
dalam al-Asybah wan Nazhoir menulis lima
19
Al gozali,ihya ulum ad din, jld 1 hlm 455 tingkatan yaitu dhorurah, hajah, manfaah,
20
Ibid.,hlm. 455 ziinah, dan fudhul.

100 Etika Konsumsi dalam...


AD-DEENAR JURNAL EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

4. Aplikasi Teori komsumsi Islami. pentingnya kesadaran masyarakat untuk


a. Korelasi Positif Antara Hidup menghindari produk-produk yang haram
Sederhana dan Tingkat Kesejahteraan dapat meningkatkan kesejahteraan
Didalam ekonomi mikro, kita kesehatan masyarakat yang jangka
mengenal istilah budget constrain (batas panjangnya dapat melahirkan generasi-
anggaran). Dimana seseorang mempunyai generasi yang sehat secara jasmani maupun
batas anggaran minimal dalam rohani. Begitu juga dengan supply produk
membelanjakan hartanya. Segala keinginan halal yang akan terus meningkat,
pasti ada konstrain yang membatasinya, disebabkan oleh kesadaran masyarakat
tentu batasan ini akan sangat dipengaruhi akan konsumsi produk halal dan thoyyib
oleh kemampuan dan usaha yang sehingga permintaan akan produk tersebut
dikeluarkan untuk mendapatkan konstrain pun meningkat.
yang tinggi.
Semangat hidup sederhana akan c. Kedermawanan Akan Melahirkan
sangat membantu seorang konsumen Produktivitas Ekonomi
muslim untuk mencukupkan diri kepada Islam sangat memuliakan orang yang
hal-hal yang tidak berlebihan. Dengan gaya dermawan dan melaknat sikap kikir.
hidup seperti itu maka seseorang akan Prilaku dermawan adalah prilaku mulia
merasa puas dengan apa yang ada bahkan yang sangat didorong oleh Islam. Banyak
dapat menyisihkan sisa anggarannya untuk dalil Al-Quran dan Hadits yang
di tabung (reserve). Sehingga pola hidup memotivasi manusia untuk menyuburkan
yang konsumtif dapat diganti dengan pola prilaku kedermawanan dalam kehidupan.
investasi yang dapat meningkatkan Kedermawanan juga dapat menggairahkan
kesejahteraan dalam hal materi. aktivitas ekonomi, dikarenakan orang yang
mempunyai daya beli (Purchasing Power)
b. Konsumsi Halal dan Thoyyib dengan akan mensuply orang-orang yang tidak
Tingkat Kesehatan Masyarakat mempunyai daya beli, dengan itu
Lazim dipahami dalam teori ekonomipun akan bergerak kearah yang
ekonomi, bahwa peningkatan permintaan positif.
suatu produk akan berpengaruh terhadap
C. Kesimpulan
peningkatan usaha penyedia (Supply Side) Setelah pembahasan tentang
produk tersebut. Dalam Islam bahwa halal
komsumsi diatas maka bisa disimpulkan
itu jelas begitu juga dengan haram. Setiap beberapa poin penting :
yang diharamkan oleh Allah pasti a. Sikap pertengahan (wasathiyah)
mengandung mudharat/kerusakan bagi adalah sikap yang terpuji dan mulia
manusia itu sendiri begitu juga sebaliknya. termasuk didalam masalah
Contoh, sebagian besar ulama komsumsi.Rasulullah saw dalam
mengharamkan rokok disebabkan oleh hadistnya menjelaskan bahkan sebaik
banyaknya mudharat yang timbul akibat baiknya perkara dalam segala urusan
merokok, minuman keras yang dapat adalah yang pertengahan sehingga
merusak otak dan jaringan-jaringan fital dalam mengkomsumsi seorang
manusia, berjudi yang dapat menyebabkan muslim akan jauh dari sifat kikir dan
penzoliman/merugikan salah satu pihak, boros.
atau lain sebagainya. Oleh sebab itu

Etika Konsumsi dalam... 101


AD-DEENAR JURNAL EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

" :

D. Daftar Pustaka
Abdul Mannan, Teori dan Praktek dasar

dasar Ekonomi Islam, Intermasa,
)( ..... 1992.
Ad Dimasyqi, Imaduddin Abi Al Fida
"Ilmu itu lebih baik dari amal,dan
Ismail ibnu Katsir al Qurasy. Tafsir
sebaik baiknya amal adalah yang
al Quran al adzim. Daarul Bayan al
pertengahan. (HR. al Baihaqi)22
Hadits. 2004.
b. Konsep komsumsi dalam ekonomi
Al Bashory, Al Bazzar Abu Ahmad ibn
konvensional tidak membedakan
Amru, Musnad Al Bazzar, 1412 H,
antara keinginan dan kebutuhan
Kairo,J amiatul Azhar.
sehingga ketika salah satu atau
Al Baihaqi, Abu Bakar Ahmad Ibn Husain,
keduanya tidak dipenuhi maka akan
Syuab al Iman, Riyadh, Maktabah
memiliki dampak negatif. Para ulama
al Haromaini.
membedakan antara keinginan
Al Asqolani, Ibn Hajar, Fathu al Bari
(raghbah) yang pemenuhannya harus
Syarhu Shohih Al-Bukhori , Kairo :
di batasi sesuai pertimbangan
Maktabah al Fayyadh al Manshuroh,
prioritas, kemaslahatan dan nilai
1419 H.
manfaatnya. Sementara kebutuhan
Al Qurthubi, Abi Abdillah Muhammad bin
(hajah) pemenuhannya dalam rangka
Ahmad bin Abi Bakr. Al jamiul Li
mempertahankan kelangsungan
Ahkamil Quran wal Mubayyin lima
hidup yang sifat pemenuhannya dan
Tadhammanahu min As-sunnah wa
perwujudannya sangat mendasar.
Aayi Al-furqan, Beirut-Libanon: Ar
c. Komsumsi Islami akan mendidik
Risalah. 2006.
seorang muslim hidup sederhana
Al-Haritsi, Jaribah bin Ahmad. Fikih
sehingga dia akan gunakan kelebihan
Ekonomi Umar bin Al-Khathab.
pendapatan yang dimiliki untuk
Jakarta: Khalifa. 2006.
investasi yang positif. Komsumsi
At Thobroni,Abu al Qosim ibn Sulaiman
Islami juga dapat menjaga kesehatan
ibn Ahmad, al Mujam al Ausath li at
seseorang karena dia tidak akan
Thobroni, Kairo, Dar al Haromaini
mengkomsumsi kecuali makanan
Ibn Hambal, Ahmad, Al Musnad Li Imam
yang halal baik secara zatnya dan
Ahmad ibn Hambal,1415 H, Kairo,
proses pembuatannya dengan tidak
Dar Hadits.
meninggalkan sisi kebersihan.
Nurul Huda, Perilaku Komsumsi Islami,
Keimanan seseorang ketika
Jurnal diskusi bulanan Fak.Ekonomi
menggunakan anggaran dalam
Univ. Yarsi 26 N0v 2006
komsusmsi mengantarkan kepada
P3EI. Ekonomi Islam. Jakarta: Rajawali
kesadaran bahwa dalam hartanya ada
Press. 2009.
hak orang lain yang harus
Qardhawi,Yusuf, Norma dan Etika
didermakan sehingga daya beli
Ekonomi Islam, penerjemah Zaenal
masyarakat menjadi merata yang
Arifin Lc, Jakarta, 1995, GIP.
berdampak kepada geliat ekonomi.

22
Lihat al Baihaqi, Syuab al Iman, bab al qoshdu
fi al ibadah.

102 Etika Konsumsi dalam...

Anda mungkin juga menyukai