Anda di halaman 1dari 6

E KO N O M I S YA R I A H

(Fil Isnaeni S.Pd.I, M.Pdi)


T E O R I KO N S U M S I DA N P E R I L A KU KO N S U M E N I S L A M
P E R B E DA A N N YA D E N G A N KO N V E N S I O N A L

Disusun oleh
Kelompok 2 (R.458) :
Moydy Khotamah
Yeni Shara Hutabarat
Juang Karlos Fau
PENGERTIAN KONSUMSI

Manusia memiliki kebutuhan yang


Islam melihat aktivitas ekonomi
beragam jenisnya baik yang bersifat
adalah salah satu cara untuk
fisik maupun rohani. Dalam pengertian
menumpuk dan meningkatkan
ilmu ekonomi, konsumsi ialah suatu
pahala menuju falah
kegiatan yang bertujuan mengurangi
(kebahagiaan dunia dan
atau menghabiskan faedah suatu benda
akhirat). Motif berkonsumsi
(barang dan jasa) dalam rangka
dalam islam pada dasarnya
pemenuhan kebutuhan.
adalah mashlahah, kebutuhan
dan kewajiban. Pada konsep ini
Bagaimana seorang konsumen
islam dan konvensional sepakat
memenuhi kebutuhannya dengan
bahwa kebutuhan untuk
pendapatan yang di milikinya? Kita akan
mempertahankan hidup adalah
melihat bagaimana konsumen
motif umum ekonomi.
membelanjakan uang yang di milikinya
untuk memperoleh barang/jasa dan
bagaimana teori konsumsi dalam islam.
T E O R I K O N S U M S I

Teori Konsumsi Islam Teori Konsumsi Konvensional

Konsumsi dalam prespektif Islam, adalah Konsumsi adalah kegiatan manusia


pemenuhan kebutuhan barang dan jasa yang menggunakan atau memakai barang atau
memberikan maslahah/ kebaikan dunia dan jasa untuk memenuhi kebutuhan. Mutu dan
akhirat bagi konsumen itu sendri. Pola konsumsi jumlah barang atau jasa dapat mencerminkan
dalam islam yaitu: mengutamakan akhirat dari kemakmuran konsumen tersebut, semakin
pada dunia, konsisten dalam prioritas dan tinggi mutu dan jumlahnya berarti semakin
pemenuhannya, serta memperhatikan etika dan tinggi pula tingkat kemakmurannya, dan
norma. sebaliknya. Tujuan konsumsi adalah untuk
Prinsip-prinsip konsumsi dalam Islam yaitu: mencapai kepuasan maksimum dari
1)      Prinsip Keadilan kombinasi barang dan jasa yang digunakan.
2)      Prinsip Kebersihan
3)      Prinsip Kesederhanaan
4)      Prinsip Kemurahan Hati
5)      Prinsip Moralitas
Dalam berkonsumsi, Islam mengajarkan untuk
memastikan barang atau jasa tersebut dijamin
kehalalannya, toyyib yakni bermanfaat lebih
dan terhindar dari kemudharatan, serta
larangan berlebih-lebihan (israf) yang
PENGERTIAN PERILAKU KONSUMEN

 Perilaku konsumen adalah kecenderungan Perilaku konsumen dapat di bagi menjadi 3 tahapan:
konsumen dalam melakukan konsumsi,
1. Preferensi Konsumen. ini adalah suatu langkah awal yang
untuk memaksimalkan kepuasanya. menjelaskan alasan bagaimana seseorang memilih suatu
Asumsi teori perilaku konsumen: barang tertentu daripada jenis barang yang lain.
2. Garis Anggaran. Di sini konsumen akan
1. Konsumen (individual) adalah rasional mempertimbangkan faktor harga dan akan memutuskan
dalam memutuskan pilihan konsumsinya. sesuai dengan pendapatan yang di milikinya.
Penggabungan preferensi konsumen dengan garis
2. Konsumen mempunyai banyak anggaran akan menentukan apa yang akan di lakukan oleh
pilihan/alternative konsumsi konsumen tersebut.
3. Pilihan-pilihan konsumen. Setelah mengetahui preferensi
3.  Konsumen mempunyai pilihan konsumen dan pendapatan yang di miliki, konsumen
(preferensi) sendiri atau free choice. memilih kombinasi barang-barang yang dapat
memaksimalkan kebutuhan mereka.
TEORI PERILAKU KONSUMEN

Teori perilaku konsumen dalam system kapitalis memiliki dua tahap. Yaitu :
1. Teori pertama berkaitan dengan teori marginalis, yang berdasarkan teori tersebut
pemanfaatan konsumen secara tegas dapat diukur dalam satuan-satuan pokok.
Konsumen mencapai keseimbanganya ketika dia memaksimalkan pemanfaatanya
sesuai dengan keterbatasan penghasilan, yakni: ketika rasio-rasio pemanfaatan-
pemanfaatan marginal dari berbagai komoditas sama dengan rasio-rasio harga-harga
uangnya masing-masing.
2. Tahap kedua yang lebih modern mengatur kemungkinan diukurnya dan koordinalitas
pemanfaatan itu. Namun berbagai kondisi yang sekarang menjadi kesamaan antara
tarif marginal substitusinya, yakni  garis miring dari kurva tetap dan rasio-rasio harga
uang, yakni garis miring dari keterbatasan penghasilan itu.
PERBEDA AN PERIL AKU KONSUMEN MUSLIM
DENGAN PERIL AKU KONSUMEN KONVENSIONAL

Konsumen Muslim memiliki keunggulan bahwa mereka dalam


memenuhi kebutuhannya tidak sekadar memenuhi kebutuhan Teori perilaku
individual (materi), tetapi juga memenuhi kebutuhan sosial konsumen yang
(spiritual). Konsumen Muslim ketika mendapatkan penghasilan dibangun
rutinnya, baik mingguan, bulanan, atau tahunan, ia tidak berpikir berdasarkan
pendapatan yang sudah diraihnya itu harus dihabiskan untuk syariah Islam,
dirinya sendiri, tetapi karena kesadarannya bahwa ia hidup untuk memiliki perbedaan
mencari ridha Allah, sebagian pendapatannya dibelanjakan di jalan yang mendasar
Allah (fi sabilillah). Dalam Islam, perilaku seorang konsumen dengan teori
Muslim harus mencerminkan hubungan dirinya dengan Allah (hablu konvensional.
mina Allah) dan manusia (hablu mina an-nas). Perbedaan ini
menyangkut nilai
Konsep inilah yang tidak kita dapati dalam ilmu perilaku dasar yang menjadi
konsumen konvensional. Selain itu, yang tidak kita dapati pada fondasi teori, motif
kajian perilaku konsumsi dalam perspektif ilmu ekonomi dan tujuan
konvensional adalah adanya saluran penyeimbang dari saluran konsumsi, hingga
kebutuhan individual yang disebut dengan saluran konsumsi sosial. teknik pilihan dan
Alquran mengajarkan umat Islam agar menyalurkan sebagian alokasi anggaran
hartanya dalam bentuk zakat, sedekah, dan infaq. Hal ini untuk berkonsumsi.

Anda mungkin juga menyukai