Tujuan Pembelajaran
Sesudah menyelesaikan bab ini, Anda akan mampu untuk:
TP1 Menjelaskan sifat dasar dari urutan preferensi konsumen dan cabang-
cabangnya untuk kurva indeferens konsumen
TP2 Menjelaskan prinsip dan tingkatan konsumsi dalam islam
TP3 Membedakan konsep utility, marginal utility dan maslahah
TP4 Menjelaskan konsep kurva indeferens dan budget line
TP5 Mengilustrasikan pilihan ekuilibrium konsumen dan bagaimana
perubahannya dalam merespons perubahan harga dan pendapatan
38
M. Ridwan dkk, Pengantar Mikro dan Makro Islam, Bandung: Cita Pustaka media,
2013, h. 16.
sempurna. Selain itu, juga terdapat prioritas-prioritas dalam pemenuhannya
berdasarkan tingkat kemaslahatan yang dibutuhkan untuk menunjang kehidupan
yang islami. Preferensi konsumsi dan pemenuhannya memiliki pola sebagai
berikut:39
1. Mengutamakan akhirat dari pada dunia
2. Konsisten dalam prioritas pemenuhannya
3. Memperhatikan etika dan norma
42
M. Ridwan dkk, Pengantar Mikro dan Makro Islam, Bandung: Cita Pustaka media, h.
21.
43
M. Ridwan dkk, Pengantar Mikro dan Makro Islam, Bandung: Cita Pustaka media,
2013, h. 26
44
Hendrie Anto, Pengantar Ekonomika Mikro Islam, Yogyakarta: Ekonosia, 2003, h.
126.
1. Maslahah relatif lebih obyektif karena bertolak dari pemenuhan
keinginan. Sementara utilitas orang mendasarkan pada kriteria yang
bersifat subyektif, karenanya dapat berbeda di antara satu orang dengan
orang lain.
2. Maslahah individual akan relatif konsisten dengan maslahah sosial,
sementara utilitas individu sangat mungkin berseberangan dengan utilitas
sosial.
3. Jika maslahah dijadikan tujuan dari seluruh pelaku ekonomi (produsen,
konsumen, distributor), maka arah pembangunan ekonomi akan menuju
pada titik yang sama, tetapi berbeda dengan utilitas, dimana konsumen
mengukurnya dari pemenuhan kebutuhannya sementara produsen dan
distributor dari tingkat keuntungan yang dapat diperolehnya, sehingga
berbeda tujuan dan arah yang ingin dicapainya.
4. Maslahah merupakan konsep yang lebih terukur dan dapat
diperbandingkan sehingga lebih mudah disusun prioritas dan pentahapan
dalam pemenuhannya. Sebaliknya, tidaklah mudah untuk mengkur
tingkat utilitas dan membandingkannya antara satu orang dengan orang
lain, meskipun dalam mengkonsumsi benda ekonomi yang sama dalam
kualitas maupun kuantitasnya.
F C Utilitas
Pilihan
Makanan Pakaian U (F,C) = F.C
A 8 3 8 x 3 = 24
B 6 4 6 x 4 = 24
C 4 4 4 x 4 = 16
Pada tabel di atas misalnya ada dua barang yaitu makanan (F) dan pakaian
(C), maka utilitas atau kepuasan yang diperoleh oleh konsumen seperti terlihat
pada tabel adalah : jika konsumen mengkonsumsi makanan sebanyak 8 dan
pakaian 3, maka kepuasan yang diperolehnya adalah 24, begitu seterusnya.
Ukuran kepuasan dengan menggunakan angka definitif seperti ini disebut
utilitas kardinal.
Pengukuran utilitas secara kardinal dianggap ekonom terlalu ketat. Hal ini
terutama dikarenakan bahwa sangat sulit dan tidak seorangpun yang mengetahui
secara pasti bagaimana mengukur util secara kardinal. Malahan terbukti bahwa
cara yang lebih sederhana seperti merangking tingkat utilitas sudah cukup, maka
istilah utilitas ordinal muncul. Istilah ordinal berarti memeringkat atau
merangking. “pertama, kedua, ketiga” adalah angka-angka ordinal yang
menunjukkan peringkat atau urutan. Dalam utilitas ordinal ini kegunaan suatu
barang tak dapat dihitung tetapi hanya dapat dibandingkan.
46
Sukarno Wibowo, Ekonomi Mikro Islam, Bandung : Pustaka Setia, 2013,
7 225 -25
8 100 -125
Marginal utility pada dasarnya merupakan perubahan dari jumlah kegunaan
(MU = ∆U) ataui dapat diperoleh dengan :
MU = U1 – Ut-1
Keterangan :
MU = MarginalUtility
∆U = PerubahanUtility
Ut = JumlahUtility pada t
Ut-1 = Jumlah kegunaan sebelum t
Berdasarkan pengertian kepuasan secara kardinal dapat diukur secara
kuantitatif. Misalkan : ada 2 orang A+B.
A = besar kepuasan setelah olahraga
B = besar kepuasan setelah bangun tidur
Jika A setelah berolahraga minum pada gelas pertama akan memberikan
kepuasan 200 dan minum gelas kedua jumlah kepuasan 350. Jika B setelah
bangun tidur minum pada gelas pertama, kepuasannya 100 dan minum gelas
kedua jumlah kepuasannya 75.Contoh tersebut menjelaskan bahwa setiap orang
akan mendapatkan kepuasan yang berbeda dalam mengkonsumsikan dari
sejumlah barang yang sama. Sedangkan Utilitas Marginal (Marginal
Utility) adalah kepuasan konsumen yang dapat diukur dengan satuan lain.
Dalam membangun teori function utility, digunakan 4 prinsip pilihan rasional
yaitu47 :
1. Completeness, prinsip ini mengatakan bahwa setiap individu selalu dapat
menentukan keadaan yang lebih disukainya diantara dua keadaan yang
berbeda. Misalnya A dan B adalah dua keadaan yangt berbeda. Maka
individu selalu dapat menentukan secara tepat satu diantara tiga
kemungkinan, yaitu :
A lebih disukai daripada B
B lebih disukai dari A
A dan B sama menariknya
2. Transitif, prinsip ini menjelaskan bahwa jika seseorang individu
mengatakan “A lebih disukai daripada B” dan “B lebih disukai daripada
C”. Aksioma ini untuk memastikan adanya konsistensi internal didalam
diri individu dalam mengambil keputusan.
3. Continuity, prinsip ini menjelaskan jika seseorang individu mengatakan
“A lebih disukai daripada B”, keadaan yang mendekati “A pasti lebih
disukai daripada B”.
47
Adiwarman Karim, Ekonomi Mikro Islami, Jakarta : Rajawali Press, 2010, h. 64-65.
76
4. Lebih banyak lebih baik (more is the better), prinsip ini menjelaskan
bahwa jumlah kepuasan akan meningkat, jika individu mengkonsumsi
lebih banyak barang atau produk. Maka konsumen akan cenderung selalu
menambah konsumsinya demi kepuasan yang didapat. Hal ini dapat
dijelaskan dengan kurva indeferen.48
Pakaian (Y)
6 A
M RS = -
4 B ∆�/∆�
3
C
1 D
I
Makanan (X)
48
Liza, h.111
49
Ridwan dkk, Pengantar Ekonomi Mikro dan Makro Islam, Bandung : Citapustaka
Media, 2013, h. 29.
50
Liza, h.1129
77
0 1 2 3
Barang y
Barang x
51
Eko Suprayitno, Ekonomi Mikro Perspektif Islam, Malang : UIN Malang Press, 2008,
h. 106.
78
4. Tidak saling berpotongan .
Barang y
Barang x
52
Ibid, h.107
79
dengan penurunan harga barang maka akan menyebabkan pergeseran garis
anggaran ke kiri, sejajar dengan garis anggaran sebelumnya.53 Selain karena
pendapatan, garis Budget Line juga bisa bergeser ketika harga barang
mengalami perubahan.
Y
M/Py
P.X +P.Y = M
80
0 M/Px X
Keterangan :
M = Pendapatan Konsumen
P1 = Harga Barang 1 perunit
X1 = Jumlah Barang 1 yang dikonsumsi
M = P x . X + Py .Y
Contoh soal 1.
Jawaban:
M = P x . X + Py . Y
M/Py100 M = P x . X + Py . Y
100.000 = 500X + 1.000Y
81
50 (100, 500)
X
0 100 200 M/Px
Contoh soal 2.
Jawaban:
Awalnya, jika konsumen menghabiskan seluruh pendapatannya pada barang X,
ia dapat membeli M/Px = 100/1 = 100 unit X. Ini merupakan perpotongan
horizontal dari garis anggaran awal dengan dalam figur 5.1. Jika konsumen
menghabiskan seluruh pendapatannya pada barang Y, ia dapat membeli M/Py =
100/5 = 20 unit Y. Ini merupakan perpotongan vertikal dari garis anggaran awal.
Kemiringan dari dari garis anggaran awal adalah –Px/Py = -1/5.
82
FIGUR 5.1 Kenaikan Harga Barang X
X
0 20 100
83
G. Pilihan Konsumen
Pilihan konsumen untuk mengkonsumsi dua jenis barang yang berbeda akan
dilakukan selama masih dalam batas anggaran dan memberikan kepuasan yang
sama. Konsumen akan memilih konsumsi pada titik dalam budget line yang
terletak pada kurva indeferent tertinggi. Pada tingkat ini konsumen mengalami
“titik optimum” tingkat substitusi marginalnya sama dengan perbandingan harga
dua barang yang bersangkutan.54
54
Ridwan, dkk, Ekonomi : Pengantar Ekonomi Mikro dan Makro Islam, Bandung :
Citapustaka Media, 2013, h. 36
84
Secara matematis, kepuasan maksimum yang diperoleh dengan mengkonsumsi
barang X1 (Pakaian) dan X2 (Makanan) dapat diturunkan sebagai berikut:
85