Anda di halaman 1dari 33

PERTEMUAN 3,4,5

EKONOMI MIKRO SYARIAH

DOSEN :SEPTRIA SUSANTI, S.PD.,M.E


TEORI KONSUMSI PERSPEKTIF SYARIAH

Pertemuan 3
1. Definisi konsumsi perpektif syariah
2. Kebutuhan dalam perspektif syariah
3. Tujuan konsumsi perspektif syariah
Pertemuan 4
4. Prinsip-prinsip konsumsi perspektif syariah
5. Ayat-ayat konsumsi
6. Rasionalitas konsumen muslim
Pertemuan 5
7. Teori konsumsi perspektif syariah
a. Pendekatan kardinal
b. Pendekatan ordinal
1. DEFINISI KONSUMSI PERSPEKTIF
SYARIAH
• Konsumsi merupakan bagian dari pendapatan yang digunakan
untuk membeli barang dan jasa guna memenuhi kebutuhan hidup
• Konsumsi merupakan perilaku manusia untuk menggunakan dan
memanfaatkan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan hidup
• Konsumsi Islami merupakan penggunaan terhadap komoditas yang
baik dan jauh dari yang diharamkan
• kesimpulan :
Konsumsi Islami merupakan perilaku manusia dalam menggunakan
pendapatan untuk membeli barang dan jasa yang baik dan tidak
haram yang dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup.
2. KEBUTUHAN PERSPEKTIF
SYARIAH
• Prilaku konsumsi syariah dibangun
atas dasar kebutuhan dan manfaat
atas barang dan jasa.
• Kebutuhan diartikan sebagai sesuatu
yang sifatnya mendesak untuk
dipenuhi.
• Dalam perspektif syariah kebutuhan
ditentukan oleh konsep maslahah, yaitu
tercapainya kesejahteraan (kepuasan)
umat manusia dunia dan akhirat.
• Dalam perspektif syariah kebutuhan
manusia diwakili dari setiap barang dan
jasa yang memiliki maslahah, yaitu
barang dan jasa yang dapat memberikan
manfaat dan berkah.
Arti penting maslahah dalam berbagai
aktivitas ekonomi mikro syariah
1. Konsep maslahah berkaitan dengan
kepuasan dunia akhirat
2. Konsep maslahah menaungi seluruh
aktivitas ekonomi mikro syariah
3. Konsep maslahah bagi individu
konsisten dengan masalah sosial
• Jenis kebutuhan dari perspektif syariah terbagi atas

1. Kebutuhan daruriyah
 Sesuatu yang wajib adanya guna menegakan kemaslahatan
manusia
 Lingkup : agama, jiwa, akal, kehormatan, harta, keturunan.
 Contoh :
 Menghukum mati orang-orang yang
 mengajarkan ajaran sesat (agama), sehingga dengan adanya
hukum qisas akan memelihara jiwa manusia.
 Mewajibkan hukuman atas pemabuk (kehormatan)
 mewajibkan hukuman atas zina (memelihara keturunan)
 mewajibkan hukuman untuk pencuri (menjaga harta)
2. Kebutuhan hajiyah
 Sesuatu yang diperlukan manusia untuk membuat
ringan, lapang, nyaman dalam menanggulangi
kesulitan dan beban hidup sehingga memudahkan
mereka dalam merealisasikan tata cara pergaulan,
perubahan zaman dan menempuh kehidupan.
 Contoh :
 keringanan tidak puasa saat sakit atau dalam
perjalanan
 hukuman denda untuk pembunuhan tidak
sengaja (mengganti qisas)
3. Tahsiniyah
 Sesuatu yang diperlukan oleh norma atau
tatanan hidup serta berprilaku menurut
jalan yang lurus (untuk keindahan)
 Contoh :
 berpakaian yang bersih dan rapi,
seperti berhias saat ke mesjid
 menganjurkan banyak melakukan
ibadah sunnah
3. TUJUAN KONSUMSI PERSPEKTIF
SYARIAH

• Tujuan konsumsi perspektif syriah


adalah untuk mendapatkan maslahah
terbesar sehingga dapat memperoleh
kemenangan dunia dan akhirat
(manfaat dan keberkahan)
4. Prinsip Konsumsi Perspektif Syariah

A. Prinsip keadilan
Mengkonsumsi makanan halal serta mencari rezeki dengan cara yang halal
B. Prinsip kebersihan
Mengkonsumsi makanan yang baik dan cocok untuk dimakan , tidak
mengkonsumsi makanan kotor dan menjijikan sehingga merusak selera
C. Prinsip kesederhanaan
Jangan mengkonsumsi komoditi secara berlebihan
D. Prinsip Moralitas
Tidak mengkonsumsi makanan dan minuman yang menimbulkan lebih
banyak bahaya daripada kebaikan.
E. Prinsip Kemurahan hati
Mengkonsumsi makanan dan minuman yang halal. Makanan dan minuman
yang diharamkan akan halal dikonsumsi jika bertujuan untuk
mempertahankan kelangsungan hidup.

.
5. AYAT-AYAT KONSUMSI
Al Qur’an :
• Memakan makanan halal
Qs . Al Baqarah (2) : 168
Qs. Al Nahl (16) : 114
• Kehalalan binatang ternak :
Qs. Al Maidah (5) : 1
• Binatang diharamkan :
Qs. Al Baqarah (2) : 173
Qs. Al Maidah (5) : 3
Qs. Al An’am (6) : 143
Qs. Al Nahl (16) : 115
Hadist Rasul
Abu Said Al Chodry r.a. berkata : Ketika kami dalam
bepergian bersama Nabi Muhammad SAW, mendadak datang
seseorang berkendaraan, sambil menoleh ke kanan-ke kiri
seolah olah mengharapkan bantuan makanan, maka bersabda
Nabi Muhammad SAW, “ Siapa yang mempunyai kelebihan
kendaraan harus dibantukan pada yang tidak mempunyai
kendaraan. Dan siap yang mempunyai kelebihan bekal harus
dibantukan pada orang yang tidak berbekal.” Kemudian
Rasullullah menyebut berbagai macam jenis kekayaan hingga
kita merasa seseorang tidak berhak memiliki sesuatu yang
lebih dari kebutuhan hajatnya.
6. RASIONALITAS KONSUMEN

Rasionalitas konsumen konvensional


1. Setiap orang yang rasional akan
memilih komoditi yang disenangi
karena komoditi tersebut
memberikan kepuasan yang lebih
besar daripada komoditi yang tidak
disenangi.
2. Menguasai barang lebih banyak
akan lebih baik daripada barang
lebih sedikit
3. Seseorang akan memperoleh
kepuasan maksimum jika seluruh
pendapatan habis dibelanjakan
Rasionalitas konsumen muslim
1. Mengkonsumsi komoditas yang
halal ,baik, sehat dari apa yang
terdapat dibumi sesuai kebutuhan
2. Membeli komoditas yang
memberikan manfaat dunia akhirat
3. Menggunakan pendapatan tidak
hanya untuk konsumsi namun juga
untuk berinvestasi dan bersedekah,
infaq, zakat.
Konsep Maslahah vs Utilitas
1. Konsep maslahah adalah
mementingkan kesejahteraan dunia
dan akhirat
Konsep utilitas hanya mementingkan
kesejahteraan dunia
2. Maslahah individu berkaitan dengan
maslahah sosial
Utilitas individu cendrung memicu
konflik sosial
3. Konsep maslahah ditekankan pada
semua aktivitas ekonomi seperti
konsumsi, produksi, barter,
pemasaran dll
Konsep utilitas hanya berkaitan
dengan masalah konsumsi
7. TEORI KONSUMSI PERSPEKTIF SYARIAH

 Teori konsumsi perspektif syariah menjelaskan


bagaimana perilaku konsumen muslim dalam
mencapai maslahah
 Perilaku konsumen dijelaskan melalui 2 teori ,
yaitu :
A. Pendekatan Kardinal (Teori nilai guna atau
Teori Utiliti)
B. Pendekatan ordinal (Teori Analisis kurva
kepuasan sama)
 Perilaku konsumen dijelaskan
melalui 2 teori , yaitu :
A. Pendekatan Kardinal (Teori
nilai guna atau Teori Utiliti)
B. Pendekatan ordinal (Teori
Analisis kurva kepuasan
sama)
A. Teori Nilai Guna ((Utility Teory)
Teori Nilai Guna (Utiliti) Perspektif
Ekonomi Mikro Konvensional
Teori Utilitas menganalisis kepuasan
konsumen atas satu komoditas.
Semakin tinggi utilitas maka akan
semakin tinggi tingkat kepuasan.
Dalam teori utilitas tingkat kepuasan
konsumen dinyatakan dalam angka.
 Teori Utilitas dibedakan atas dua yaitu :
(1) Total Utility (TU)
jumlah keseluruhan kepuasan konsumen yang
diperoleh dari mengkonsumsi sejumlah barang dan jasa.
(2) Marginal Utiliy (MU)
penambahan atau pengurangan kepuasan sebagai akibat
dari penambahan dan pengurangan satu unit barang dan
jasa tertentu.
 Hukum Marginal utiliti yang semakin
menurun :
Tambahan utilitas yang akan diperoleh
seseorang dari mengkonsumsi suatu
barang akan semakin sedikit apabila
orang tersebut secara terus menerus
menambah konsumsinya atas barang
tersebut.
 Kurva Total Utiliy (TU)

Nilai maksimum Utilitas satu konsumsi


komoditi akan tercapai saat : TU = Angka
Maksimum, dan MU=Nol
 Kurva Marginal Utiliy (MU)

Nilai maksimum marginal Utilitas satu


konsumsi komoditi akan tercapai saat :
MU=Nol
Teori Nilai Guna (Utiliti) Perspektif
Ekonomi Mikro syariah

Kurva kepuasan konsumen muslim


(maslahah) dapat dijelaskan dengan
mengadopsi teori Utilitas, yaitu :
KURVA MASLAHAH BERDASARKAN
TEORI NILAI GUNA
Keterangan Kurva :
I : daerah halal : berhenti sebelum
kenyang
II : daerah mubah : harus berhenti
makan krn sudah mencapai
kepuasan maksimum
III: daerah haram : makan berlebihan
yang menjadikan halal
berganti jadi haram
B. Teori Analisis Kurva Kepuasan Sama
Teori analisis kurva kepuasan sama
Perspektif Ekonomi Mikro Konvensional
 Teori analisis kurva kepuasan sama
menganalisis kepuasan konsumen atas dua
jenis komoditas
 Untuk menganalisis kepuasan konsumen
diperlukan kurva garis anggaran (budget
line ) dan kurva kepuasan sama /indiferen
(Indiference curve).
 Kurva kepuasan sama merupakan kurva
yang menggambarkan gabungan komoditi
yang akan memberikan kepuasan yang
sama besarnya pada setiap titik.
• Garis anggaran pengeluaran (budget line),
merupakan Gabungan dari komoditi yang
dibeli berdasarkan sejumlah pendapatan.
 Ciri garis anggaran :
1) Berslope negatif,
(2) Berbentuk linear sepanjang harga
konstan,
(3) Nilai garis anggaran semakin ke
kanan semakin besar,
(4) Garis anggaran akan bergeser jika
terjadi perubahan harga
 Teori analisis kepuasan sama
menjelaskan bahwa tingkat kepuasan
maksimum konsumen tercapai pada
saat terjadi persinggungan antara
kurva kepuasan sama dengan garis
anggaran pengeluaran.
Teori Analisis Kurva Kepuasan Sama
Perspektif Ekonomi Mikro Syariah
Kurva kepuasan konsumen muslim
dapat dijelaskan dengan mengadopsi
teori analisis kurva kepuasan sama

Anda mungkin juga menyukai