TEORI KONSUMSI
2021/2022
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan nikmat serta hidayah
salam kita sampaikan kepada nabi besar kita Muhammad SAW ysng telah
makalah ini, makadari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
II
DAFTAR ISI
COVER .........................................................................................................................
A. Kesimpulan ....................................................................................................... 11
B. Saran ................................................................................................................. 11
III
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Konsumsi adalah suatu bentuk perilaku ekonomi yang asasi dalam kehidupan.
Manusia yang sering disebut sebagai makhluk sosial yang memang tidak dapat
dipungkiri akan selalu membutuhkan orang lain dalam kehidupannya. Selain itu,
manusia juga disebut sebagai makhluk materi yang membutuhkan hal-hal diluar
daripada tubuhnya untuk menunjang kehidupannya. Maka dari itu, manusia sering
Konsumsi akan dilakukan selama seumur hidup kita, dari dalam rahim sampai liang
lahat.
kebahagiaan dan kesejahteraan didunia dan diakhirat (Falah), maka tata cara dalam
1
Islam. Sehingga, dengan berlandaskan syariat Islam akan terjadi kemaslahatan
akhirat karena menjadi ibadah kepada Allah SWT dengan tidak mengabaikan
kemaslahatan dunia.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
PEMBAHASAN
A. Teori Konsumsi
Teori konsumsi lahir karena adanya teori permintaan akan barang dan jasa.
Sedangkan permintaan akan barang dan jasa timbul karena adanya keinginan dan
kebutuhan oleh konsumen. Secara garis besar ada empat teori konsumsi, yaitu:
yaitu:
3
(bonus dan menang lotre) ataupun bentuk pengurangan, misalnya biaya
Behavior. Menurut teori ini pola konsumsi seseorang ditentukan terutama oleh
dalam jangka pendek konsumsi berubah dalam proporsi yang lebih kecil dari
konsumen.
konsumsi seorang berdasarkan pada umur dalam siklus hidupnya. Secara umum
4
b) Usia 16 – 60 tahun : usia produktif
dua kandungan, yaitu manfaat dan berkah. Maslahah hanya bisa didapatkan
oleh konsumen saat mengonsumsi barang yang halal saja. Halal adalah
tindakan yang dibenarkan untuk dilakukan oleh syara. Halal dibagi menjadi
tiga yaitu halal menurut sifat zat, cara memperolehnya, dan cara
daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain
Dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, Maka tidak ada
dikonsumsi agar terhindar dari hal-hal yang diharamkan oleh Allah serta tidak
5
berlebihan. Keimanan seorang Muslim dapat diukur dengan bagaimana
diantaranya:
1. Prinsip Keadilan
rezeki secara halal dan tidak dilarang hukum. Dalam soal makanan dan
minuman, yang terlarang adalah darh, daging binatang yang telah mati
ayat 173
darah, daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama)
Maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi
6
2. Prinsip Kebersihan
maupun Sunnah tentang makanan. Harus baik atau cocok untuk dimakan,
tidak kotor ataupun menjijikkan sehingga merusak selera. Karena itu, tidak
keadaan. Dari semua yang diperbolehkan makan dan minumlah yang bersih
dan bermanfaat
3. Prinsip kesederhanaan
secara berlebih.
apa yang baik yang telah Allah halalkan bagi kamu, dan janganlah kamu
Arti penting ayat ini adalah kenyataan bahwa kurang makan dapat
mempengaruhi pembangunan jiwa dan tubuh, demikian pula bila perut diisi
Islam.
7
Dengan menaati perintah Islam tidak ada bahaya maupun dosa
ketika kita memakan dan meminum makanan halal yang disediakan Tuhan
hidup dan kesehatan yang lebih baik dengan tujuan menunaikan perintah
Tuhan dengan keimanan yang kuat dalam tuntutan-Nya, dan perbuatan adil
ْٓ الَّذ
ِي اِلَ ْي ِه تُحْ ش َُر ْون
berasal) dari laut sebagai makanan yang lezat bagimu, dan bagi orang-orang
buruan darat, selama kamu dalam ihram. dan bertakwalah kepada Allah
5. Prinsip Moralitas.
nilai moral dan spiritual. Seseorang muslim diajarkan untuk menyebut nama
berbahagia.
8
مِن نَّ ْف ِع ِه َم ۗا
ْ اس َواِثْ ُم ُه َما ٓ اَ ْكبَ ُر ِ ۗ ع ِن ْالخ َْم ِر َو ْال َمي
ِۖ ِ َّْسِر قُلْ فِ ْي ِه َما ٓ اِثْ ٌم َكبِي ٌْر َّو َمنَافِ ُع لِلن َ َ۞ يَسْـَٔلُ ْونَك
manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya".
dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: "
C. Tujuan Konsumsi
sangat jelas kepada umat Islam. Dengan berdasar pada petunjuk-petunjuk tersebut,
maka kegiatan ekonomi dalam Islam mempunyai tujuan agar manusia mencapai
kejayaan (falah) didunia dan akhirat. Segala sesuatu sumber daya yang ada di bumi
َض ُم ْختَ ِلفًا أَ ْل َوانُهُ ۗ إِنَّ فِي ٰذَلِكَ ََليَةً ِلقَ ْو ٍم يَذَّ َّك ُرون
ِ َْو َما ذَ َرأَ لَكُ ْم فِي ْاْلَر
Artinya : “Dan Dia (menundukkan pula) apa yang Dia ciptakan untuk kamu di bumi
ini dengan berlain-lainan macamnya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-
benar terdapat tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang mengambil pelajaran. (Q.S
An-Nahl:13)
9
Tujuan konsumsi seorang muslim adalah sebagai sarana penolong untuk ibadah
kepada Allah swt. Dalam hal ini konsumsi bagi seorang muslim hanya sekedar
perantara untuk menambah kekuatan dalam menaati Allah swt, yang ini memiliki
indikasi positif dalam kehidupannya. Seorang muslim tidak akan merugikan dirinya
tinggi. Sementara dalam ekonomi Islam, konsumsi yang Islami selalu berpedoman
pada ajaran Islam. Seorang muslim akan memperhatikan maslahah dalam kegiatan
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Teori konsumsi lahir karena adanya teori permintaan akan barang dan jasa.
Sedangkan permintaan akan barang dan jasa timbul karena adanya keinginan dan
kebutuhan oleh konsumen. Secara garis besar ada empat teori konsumsi, yaitu:
Teori konsumsi dalam Islam adalah untuk memenuhi kebutuhan baik jasmani
hamba Allah swt. Untuk mendapatkan kesejahteraan atau kebahagiaan di dunia dan
bertujuan untuk memperoleh kepuasan (utility). Pada dasarnya teori konsumsi dari
B. Saran
Sebagai makhluk Tuhan manusia diwajibkan untuk bekerja dan berusaha dalam
11
usahanya dalam memenuhi konsumsi sesuai dengan apa yang diajarkan di dalam
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, karena
keterbatasan ilmu pengetahuan dan teori yang dikuasai. Namun demikian, Kami
jadikan semua itu sebagai pemicu untuk meningkatkan pada taraf yang lebih baik.
12
Daftar Pustaka
Azziz, Abdul, Etika Bisnis Perspektif Islam: Implementasi Etika Islam Untuk Dunia
Departemen Agama RI, Al-Qur’an Dan Terjemahnya (Bandung: Syaamil Cipta Media,
2005)
Furqon, Imahda Khoiri, “Teori Konsumsi Dalam Islam”, Dalam Jurnal Hukum dan
Ekonomi Syariah, Vol.2 No.1
Idri, Hadis Ekonomi; Ekonomi Dalam Perspektif Hadis Nabi (Jakarta: Kencana, 2015)
Marthon, Said As’ad, Ekonomi Islam (Ditengah Krisis Global) (Jakarta: Zikrul Hakim,
2007)
Salwa, Dina Kurnia, “Teori Konsumsi Dalam Ekonomi Islam dan Implementasinya”,
13