TEORI KONSUMSI
Disusun Oleh:
SEMESTER IV
1443 H / 2022 M
KATA PENGANTAR
Dalam penulisan dan penyelesaian makalah ini penulis tidak terlepas dari
bantuan dan dorongan dari berbagai pihak terutama dosen pembimbing. Oleh karena itu,
penulis mengucapkan terima kasih kepada beliau dan terima kasih juga penulis ucapkan
kepada teman - teman yang terlibat dalam penyelesaian makalah ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
COVER.................................................................................................................................. 1
KATA PENGANTAR...........................................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang….……...................................................................................................... 4
B. Batasan Masalah…………................................................................................................5
C. Rumusan Masalah….….................................................................................................... 5
D. Tujuan……........................................................................................................................ 5
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Teori Konsumsi................................................................................................6
B. Pendekatan Teori Konsumsi.............................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................29
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengeluaran konsumsi masyarakat adalah salah satu variabel makro ekonomi
yang dilambangkan “C”. Konsep konsumsi yang merupakan konsep yang di
Indonesiakan dalam bahasa Inggris “Consumption”, merupakan pembelanjaan yang
dilakukan oleh rumah tangga ke atas barang-barang akhir dan jasa-jasa dengan tujuan
untuk memenuhi kebutuhan dari orang-orang yang melakukan pembelanjaan tersebut
atau juga pendapatan yang dibelanjakan. Bagian pendapatan yang tidak dibelanjakan
disebut tabungan, dilambangkan dengan huruf “S” inisial dari kata saving. Apabila
pengeluaran-pengeluaran konsumsi semua orang dalam suatu negara dijumlahkan, maka
hasilnya adalah pengeluaran konsumsi masyarakat negara yang bersangkutan.1
Pembelanjaan masyarakat atas makanan, pakaian, dan barang-barang kebutuhan
mereka yang lain digolongkan pembelanjaan atau konsumsi. Barang-barang yang di
produksi untuk digunakan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya dinamakan
barang konsumsi. Kegiatan produksi ada karena ada yang mengkonsumsi, kegiatan
konsumsi ada karena ada yang memproduksi, dan kegiatan produksi muncul karena ada
gap atau jarak antara konsumsi dan produksi. Prinsip dasar konsumsi adalah “saya akan
mengkonsumsi apa saja dan jumlah beberapapun sepanjang: anggaran saya memadai dan
saya memperoleh kepuasan maksimum“.
Banyak alasan yang menyebabkan analisis makro ekonomi perlu memperhatikan
tentang konsumsi rumah tangga secara mendalam. Alasan pertama, konsumsi rumah
tangga memberikan pemasukan kepada pendapatan nasional. Di kebanyakaan negara
pengeluaran konsumsi sekitar 60-75 persen dari pendapatan nasional. Alasan yang kedua,
konsumsi rumah tangga mempunyai dampak dalam menentukan fluktuasi kegiataan
ekonomi dari satu waktu ke waktu lainnya. Konsumsi seseorang berbanding lurus dengan
pendapatannya.2 Semakin besar pendapatan seseorang maka akan semakin besar pula
pengeluaran konsumsi. Perbandingan besarnya pengeluaran konsumsi terhadap tambahan
pendapatan adalah hasrat marjinal untuk berkonsumsi (Marginal Propensity to Consume,
1
Dumairy. (1996), hal.114
2
Sukirno. (2003), hal.338
4
MPC). Sedangkan besarnya tambahan pendapatan dinamakan hasrat marjinal untuk
menabung (Marginal to Save, MPS). Pada pengeluaran konsumsi rumah tangga terdapat
konsumsi minimum bagi rumah tangga tersebut, yaitu besarnya pengeluaran konsumsi
yang harus dilakukan, walaupun tidak ada pendapatan. Pengeluaran konsumsi rumah
tangga ini disebut pengeluaran konsumsi otonom (outonomous consumtion).
B. Batasan Masalah
Adapun batasan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu mengenai
konsep teoritis tentang MPC, MPS, APC, APS, dan Teori - Teori Konsumsi.
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan
a. Mengetahui apa yang dimaksud dengan teori konsumsi.
b. Mengetahui apa saja yang menjadi teori konsumsi.
5
BAB II
PEMBAHASAN
1. Konsumsi
hidupnya. Barang dan jasa yang digunakan dalam proses produksi tidak
termasuk konsumsi, karena barang dan jasa itu tidak digunakan untuk
3
Michael James, Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga, (Jakarta: Ghalia, 2001), 49.
4
Ibid.,51.
6
barang dan jasa yang secara langsung akan memenuhi kebutuhan manusia.5
konsumsinya.
material yang luar biasa sekarang ini, untuk mengurangi energi manusia
a. Prinsip Keadilan
rezeki secara halal dan tidak dilarang hukum. Dalam soal makanan
dan minuman, yang terlarang adalah darah, daging binatnag yang telah
5
Todaro, Ekonomi dalam Pandangan Modern. Terj. (Jakarta: Bina Aksara, 2002), 213.
6
Eko Suprayitno, Ekonomi Islam, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2005), 92-95.
7
mati sendiri, daging babi, dan daging binatang yang ketika disembelih
b. Prinsip Kebersihan
tentang makanan. Harus baik atau cocok untuk dimakan, tidak kotor
c. Prinsip Kesederhanaan
tuntunan- Nya, dan perbuatan adil sesuai dengan itu, yang menjamin
e. Prinsip Moralitas
8
tujuan terakhirnya, yakni untuk peningkatan atau kemajuan nilai-nilai
3. Perilaku Konsumen7
antara.
a. Variabel Stimulus
7
Ismail Nawawi, Isu-Isu Ekonomi Islam: Kompilasi Pemikiran Filsafat dan Teori Menuju Praktik di
Tengah Arus Ekonomi Global, (Jakarta: VIV Press, 2013), 229-233.
9
Contohnya: merk dan jenis barang, iklan, pramuniaga, penataan barang,
dan ruangan.
b. Variabel Respons.
produk.
c. Variabel Intervening.
barang.
4. Fungsi Konsumsi836
C = a + bY
Dimana :
8
Berbagi Ilmu (Pend. Ekonomi) dalam http://wawanhariskurnia.blogspot/2012/12/teori-
konsumsi.html diakses pada 23 Juni 2014.
10
C = Tingkat konsumsi
9
Kadariah, Analisis Pendapatan Nasional. (Jakarta: Bina Aksara, 2002), 233.
11
yang dapat diartikan sebagai perbandingan di antara pertambahan
formula :
MPC = Yd . C∆
APC =Yd . C
MPS = Yd . S∆
12
tabungan dengan pendapatan disposabel. Nilai APS dapat dihitung
APS = Yd . S
5. Jenis-jenis Konsumsi
10
Todaro, Ekonomi dalam Pandangan …, 115.
11
Ibid.,116.
13
Konsumsi pokok dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan primer,
minimal yang harus dipenuhi untuk dapat hidup. Konsumsi yang harus
untuk dipenuhi. Tanpa terpenuhi kebutuhan ini, manusia masih dapat hidup,
Oleh karena itu, kebutuhan ini sering disebut kebutuhan kedua atau
kebutuhan sampingan.
di lingkungannya.12
12
Ibid.
14
seseorang memiliki pendapatan lebih barulah kebutuhan sekunder atau
pendapatan disposabel.
C = Co + b Yd
Dimana :
C = konsumsi
Co = konsumsi otonomus
13
Prathama Rahardja & Mandala Manurung, Teori Ekonomi Makro Suatu pengantar, (Jakarta:Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2008) 41-47.
15
Yd = pendapatan disposabel
0 ≤ b ≥1
diharapkan).
pendapatan permanen.
Consume).
MPC =
16
Jumlah tambahan konsumsi tidak akan lebih besar daripada
lebih besar dari satu. Angka MPC juga tidak mungkin negatif,
MPC < 1.
konsumsi.14
Consume).
14
Gregory N Mankiw, Teori Makro Ekonomi. Terj. (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2003), 425-426
17
APC =
ditabung.
Yd = C + S
Dimana :
S = tabungan (saving).
15
Ibid.,
18
antara tingkat tabungan dengan pendapatan disposabel disebut
disingkat APS).
matematika sederhana:
19
Yd = C + S
1 = APC + APS
Consumption).16
Hanya saja, model siklus hidup ini mencoba menggali lebih dalam
periode:
hingga dua puluh tahun. Pada periode ini umumnya manusia belum
16
Prathama Rahardja & Mandala Manurung, Teori Ekonomi Makro.... , 48-49.
20
menghasilkan pendapatan. Untuk memenuhi kebutuhan konsumsi,
berpenghasilan.
2) Periode Produktif
penghasilan lagi.
banyaknya dan akhirnya ada pula saat dia harus hidup dengan
adalah :
17
Prathama Rahardja & Mandala Manurung, Teori Ekonomi Makro... , 48-49.
21
C = aWR + cYL
Dimana:
WR = kekayaan riil
tenaga kerja
mereka, dan tidak hanya orang yang sudah pensiun saja. Apabila
18
Gregory N Mankiw, Teori Makro Ekonomi. Terj …., 425-426
22
c. Teori Pendapatan Permanen ( Permanent Income Hypothesis )19
PIH) yang diajukan oleh Milton Friedman. Sama seperti teori-teori lain,
income).
C = Yp
Dimana:
C = Konsumsi
Yp = pendapatan permanen
= faktor proporsi, ( 0)
income) dan non upah/non gaji (human wealth) makin baik, mampu
19
Prathama Rahardja & Mandala Manurung, Teori Ekonomi Makro , 50-51.
23
diperkirakan juga meningkat.
(transitory income).
Yd = Yp + Yt
Dimana:
Yp = pendapatan permanen
Yt = pendapatan transitori 20
ada sebuah teori yang lebih awal dari pada kedua teori tersebut dalam
pendek dan jangka panjang. Teori ini adalah teori pendapatan relatif
20
Prathama Rahardja & Mandala Manurung, Teori Ekonomi Makro, 50-51.
21
Ibid., 51.
24
pendapatan terhadap konsumsi, teori ini lebih memerhatikan aspek
22
Wadah Curahan Problem Ekonomi dan Sosial dalam http://rifdoisme.wordpress.com/2012/09/19/teori-
konsumsi/ diakses pada 05 Mei 2014.
25
bila pendapatan turun seseorang tidak mudah terjebak dengan kondisi
pada konsumsi penduduk desa. Dengan kata lain bagian pendapatan yang
26
cenderung untuk meningkatkan konsumsi walaupun tidak ada
peningkatan pendapatan
Misalnya ada sabun cuci baru, maka dapat diharapkan orang membeli
27
BAB III
(PENUTUP)
A. Kesimpulan
Dalam hasil karya Keynes, Modiglani, Duessenberry, dan Friedman, kita melihat
kemajuan pandangan tentang perilaku konsumen. Keynes menyatakan bahwa konsumsi
sangat bergantung pada pendapatan sekarang. Karena itu, para ekonom menyatakan
bahwa konsumen memahami kalau mereka menghadapi keputusan antar-waktu.
Konsumen menatap sumber daya dan kebutuuhan masa depan mereka, yang
menunjukkan fungsi konsumsi yang lebih kompleks disbanding fungsi konsumsi yang
Keynes berikan.
Keynes menyarankan bentuk fungsi konsumsi yaitu :
Konsumsi = f (Pendapatan Sekarang)
Sedangkan studi terbaru menyarankan
Konsumsi = f (Pendapatan Sekarang, Kekayaan, Pendapatan Masa Depan yang
Diharapkan, Tingkat Bunga).
Dengan kata lain, pendapatan sekarang hanya merupakan satu determinan dari konsumsi
agregat.
Para ekonom terus memperdebatkan kepentingan relative dari determinan
konsumsi ini. Para ekonom kadang-kadang tidak sepakat tentang kebijakan ekonomi
karena meraka mengasumsikan fungsi konsumsi yang berbeda.
B. Saran
Demikianlah makalah ini kami selesaikan. Saya menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang konstruktif sangat
saya harapkan demi kesempurnaan makalah - makalah selanjutnya. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi kita semua.
28
DAFTAR PUSTAKA
2001), 49.
29