“TEORI KONSUMSI”
TEORI MAKROEKONOMI
UNIVERSITAS JAMBI
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkah dan
rahmat-Nya sehingga saya dapat menyusun Makalah tentang Teori Konsumsi ini dengan baik
dan benar, serta tepat pada waktunya. Dalam Makalah ini yang akan di bahas adalah Pemahaman
tentang bagaimana teori konsumsi dengan membandingkan materi yang sama ke dalam beberapa
bagian dan sumber refrensi dari suatu materi yang sama
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam Makalah ini,
baik dalam isi maupun sistematikanya. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan
wawasan kami. Oleh sebab itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca. Kritik yang membangun inilah yang nantinya digunakan untuk menyempurnakan
Makalah ini. Akhir kata semoga Makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini adalah :
1. Apa itu Konsumsi ?
2. Apa faktor yang mempengaruhi tingkat konsmusi ?
3. Bagaimana teori Keynes menjelaskan mengenai model dari teori konsumsi (consupstion
model) ?
1.3. Tujuan Penulisan
PEMBAHASAN
Konsep konsumsi, yang merupakan konsep yang di Indonesiakan dari bahasa inggris
”Consumtion”. Konsumsi adalah pembelanjaan atas barang-barang dan jasa-jasa yang
dilakukan oleh rumah tangga dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dari orang yang
melakukan pembelanjaan tersebut. Teori Konsumsi adalah teori yang mempelajari bagaimana
manusia / konsumen itu memuaskan kebutuhannya dengan pembelian / penggunaan barang
dan jasa. Sedangkan pelaku konsumen adalah bagaimana ia memutuskan berapa jumlah
barang dan jasa yang akan dibeli dalam berbagai situasi.
Pembelanjaan masyarakat atas makanan, pakaian, dan barang-barang kebutuhan mereka
yang lain digolongkan pembelanjaan atau konsumsi. Barang-barang yang di produksi untuk
digunakan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya dinamakan barang konsumsi.
Fungsi konsumsi adalah suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan di antara
tingkat konsumsi rumah tangga dalam perekonomian dengan pendapatan nasional (pendapatan
disposebel) perekonomian tersebut. Fungsi konsumsi dapat dinyatakan dalam persamaan : i.
Fungsi konsumsi ialah : C = a + By. Dimana a adalah konsumsi rumah tangga ketika
pendapatan nasional adalah 0, b adalah kecondongan konsumsi marginal, C adalah tingkat
konsumsi dan Y adalah tingkat pendapatan nasional.
Ada dua konsep untuk mengetahui sifat hubungan antara pendapatan disposebel dengan
konsumsi dan pendapatan diposebel dengan tabungan yaitu kosep kecondongan mengkonsumsi
dan kecondongan menabung. Kecondongan mengkonsumsi dapat dibedakan menjadi dua yaitu
kecondongan mengkonsumsi marginal dan kecondongan mengkonsumsi rata-rata.
Kencondongan mengkonsumsi marginal dapat dinyatakan sebagai MPC (berasal dari istilah
inggrisnya Marginal Propensity to Consume dapat didefinisikan sebagai perbandingan di
antara pertambahan konsumsi (ΔC) yang dilakukan dengan pertambahan pendapatan
disposebel (ΔYd) yang diperoleh. Nilai MPC dapat dihitung dengan menggunakan formula :
MPC = Yd . C Δ.
Kencondongan mengkonsumsi rata-rata dinyatakan dengan APC (Average Propensity to
Consume), dapat didefinisikan sebagai perbandingan di antara tingkat pengeluaran konsumsi
(C) dengan tingkat pendapatan disposebel pada ketika konsumen tersebut dilakukan (Yd). Nilai
APC dapat dihitung dengan menggunakan formula : APC = Yd.C .
Ada beberapa fungsi dari konsumsi antara lain :
1. Menghabiskan atau Mengurangi nilai Guna Suatu Barang Sekaligus
Hal-hal yang termasuk ke dalam klasifikasi mengurangi nilai guna suatu barang dan
jasa secara sekaligus adalah barang-barang yang habis pakai atau tidak barang-barang
yang tidak dapat bertahan lama. Yaitu seperti makanan dan minuman. Karena jika
tidak dihabiskan dalam waktu sekaligus, maka bahan-bahan tersebut akan rusak, basi,
dan kadaluarsa sehingga tidak memiliki nilai guna lagi.
1. Perencanaan
Satu-satunya hal yang pasti di masa depan dari organisasi apapun termasuk lembaga
pendidikan adalah perubahan, dan perencanaan penting untuk menjembatani masa kini
dan masa depan yang meningkatkan kemungkinan untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Mondy dan Premeaux (1995) menjelaskan bahwa perencanaan merupakan proses
menentukan apa yang seharusnya dicapai dan bagaimana mewujudkannya dalam
kenyataan. Perencanaan amat penting untuk implementasi strategi dan evaluasi strategi
yang berhasil, terutama karena aktivitas pengorganisasian, pemotivasian, penunjukkan
staff, dan pengendalian tergantung pada perencanaan yang baik (Fred R. David, 2004).
Dalam dinamika masyarakat, organisasi beradaptasi kepada tuntunan perubahan
melalui perencanaan. Menurut Johnson (1973) bahwa: “The planning process can be
considered as the vehicle for accomplishment of system change”. Tanpa perencanaan
sistem tersebut tak dapat berubah dan tidak dapat menyesuaikan diri dengan kekuatan-
kekuatan lingkungan yang berbeda. Dalam sistem terbuka, perubahan dalam sistem
terjadi apabila kekuatan lingkungan menghendaki atau menuntut bahwa suatu
keseimbangan baru perlu diciptakan dalam organisasi tergantung pada rasionalitas
pembuat keputusan. Bagi sistem sosial, satu-satunya wahana untuk perubahan inovasi
dan kesanggupan menyesuaikan diri ialah pengambilan keputusan manusia dan proses
perencanaan.
Dalam konteks lembaga pendidikan, untuk menyusun kegiatan lembaga pendidikan,
diperlukan data yang banyak dan valid, pertimbangan dan pemikiran oleh sejumlah orang
yang berkaitan dengan hal yang direncanakan. Oleh karena itu kegiatan perencanaan
sebaiknya melibatkan setiap unsur lembaga pendidikan tersebut dalam rangka
peningkatan mutu pendidikan.
Menurut Rusyan (1992) ada beberapa hal yang penting dilaksanakan terus menerus
dalam manajemen pendidikan sebagai implementasi perencanaan, diantaranya:
Merinci tujuan dan menerangkan kepada setiap pegawai/personil lembaga
pendidikan.
Menerangkan atau menjelaskan mengapa unit organisasi diadakan.
Menentukan tugas dan fungsi, mengadakan pembagian dan pengelompokkan tugas
terhadap masing-masing personil.
Menetapkan kebijaksanaan umum, metode, prosedur dan petunjuk pelaksanaan
lainnya.
Mempersiapkan uraian jabatan dan merumuskan rencana/sekala pengkajian.
Memilih para staf (pelaksana), administrator dan melakukan pengawasan.
Merumuskan jadwal pelaksanaan, pembakuan hasil kerja (kinerja), pola pengisian
staf dan formulir laporan pengajuan.
Menentukan keperluan tenaga kerja, biaya (uang) material dan tempat.
Menyiapkan anggaran dan mengamankan dana.
Menghemat ruangan dan alat-alat perlengkapan.
2. Pengorganisasian
Sutisna (1985) mengemukakan bahwa organisasi yang baik senantiasa mempunyai dan
menggunakan tujuan, kewenangan, dan pengetahuan dalam melakukan pekerjaan-
pekerjaan. Dalam organisasi yang baik semua bagiannya bekerja dalam keselarasan
seakan-akan menjadi sebagian dari keseluruhan yang tak terpisahkan. Semua itu baru
dapat dicapai oleh organisasi pendidikan, manakala dilakukan upaya:
3. Pengarahan
Pengarahan adalah fungsi pengelolaan yang berhubungan dengan usaha memberi
bimbingan, saran, perintah-perintah atau intruksi kepada bawahan dalam melaksanakan
tugas masing-masing, agar tugas dapat dilaksanakan dengan baik dan benar-benar tertuju
pada tujuan yang telah ditetapkan semula.
4. Pengawasan
5. Pengembangan
3. Pendekatan Perilaku
Pendekatan perilaku dalam administrasi adalah menggabungkan antara hubungan
sosial dengan struktur formal dan menambahkannya dengan proposisi yang diambil
dari psikologi, sosiologi, ilmu politik dan ekonomi. Pendekatan ini dipelopori oleh
Chester I. Barnard yang hidup antara tahun 1886 sampai dengan tahun 1961. Bukunya
"Functions of the Executive" (1938). Dalam buku ini Barnard mengulas secara lengkap
teori perilaku yang kooperatif dalam organisasi formal. Barnard menyimpulkan bahwa
kontribusi kerjanya berkenaan dengan konsep struktur dan dinamis. Konsep-konsep
struktur yang dianggap penting adalah individu, sistem kerja sama, organisasi formal,
organisasi formal yang komplek, dan juga organisasi informal. Konsep-konsep dinamis
yang penting, menurut Barnard, adalah kerelaan, kerjasama, komunikasi, otoritas,
proses keputusan, dan keseimbangan dinamik.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Konsep dasar wawasan pengelolaan pendidikan adalah bahwa pengelolaan sama
dengan manajemen serta administrasi. Manajemen merupakan serangkaian kegiatan
merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan, mengendalikan dan
mengembangkan secara inovatif terhadap segala upaya dalam mengatur da
mendayagunakan sumber daya manusia, sarana dan prasarana secara efektif dan
efisien untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
2. prinsip – prinsip manajemen pendidikan sebagai berikut:
memprioritaskan tujuan di atas kepentingan pribadi dan kepentingan mekanisme
kerja
mengkoordinasikan wewenang dan tanggung jawab
memberrikan tanggung jawab pada personel sekolah hendaknya sesuai dengan
sifat – sifat dan kemampuannya.
Mengenal secara baik faktor – faktor psikologis manusia
Relativitas nilai – nilai
3. Adapun Fungsi dari wawasan pengelolaan pendidikan adalah sebagai perencanaan,
Pengorganisasian, Pengarahan, wawasan, dan sebagai pengembangan.
4. Tujuan adanya wawasan pengelolaan pendidikan adalah sebagai Terwujudnya PBM
siswa, siswa harus melakukan pengembangan diri, memiliki kompetensi manajerial,
memiliki tujuan yang efektif dan efisien, teratasinya masalah kependidikan,
5. Ruang Lingkup dari wawasan pengelolaan pendidikan terdiri dari berbagai ruang
seperti tenaga pendidik, peserta didik, kurikulum, fasilitas, lembaga masyarakat, dan
sistem informasi lembaga pendidikan.
6. Pendekatan dari wawasan pengelolaan pendidikan terdiri dari organisasi klasik,
hubungan manusia dan prilaku.
7. Berbagai permasalahan dari wawasan pengelolaan pendidikan antara lain :
Sistem Desentralisasi dalam Pengelolaan Pendidikan
Penerapan Otonomi dalam Pengelolaan Pendidikan Tinggi
Profesionalisasi Jabatan Tenaga Kependidikan
Kendali Mutu Pendidikan Nasional
3.2 Saran
Untuk meningkatkan pengelolaan pendidikan sekolah sebaiknya kunjungan antar sekolah
sering dilakukan untuk melihat kemajuan dan perkembangan yang telah dicapai di sekolah
masing-masing.
DAFTAR PUSTAKA
1. http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._ADMINISTRASI_PENDIDIKAN/197106
092005011-
DEDY_ACHMAD_KURNIADY/Pengelolaan_Pendidikan_Teori/WAWASAN_
DASAR_PENGELOLAAN_PENDIDIKAN.pdf
2. Dema Tesniadi, 2018 Pengelolaan Pendidikan . Yogyakarta : Samudra Biru
3. Adham, I. (2015, Juni). Wawasan Dasar Pengelolaan Pendidikan.
4. Hadari Nawawi, 1996 Administrasi Pendidikan, Jakarta : Gunung Agung