Dosen Pengampu:
KHOIRUL MUTHOLIBIN.
Disusun Oleh:
1
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga
penulis bisa menyelesaikan penulisan makalah ekonomi mikro ini dengan lancar dan tepat pada
tepatnya. Sholawat dan salam tak lupa terhaturkan kepada Nabiyullah Muhammad SAW beserta
keluarga, para sahabat, para tabi’in, dan orang-orang yang mengikuti syari’ah beliau.
Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas kuliah, pada kesempatan ini penulis akan
menjelaskan tentang teori perilaku konsumen .Penulis berharap semoga dengan adanya makalah
ini bisa memberikan manfaat kepada pembaca dan terkhusus pada penulis sendiri.
Bilamana pada penulisan makalah ini terdapat kesalahan dan kejanggalan penulis memohon
maaf yang sebesar-besarnya. Dengan kerendahan hati penulis menerima kritik dan saran dari
pembaca. Semoga dengan adanya kritik dari pembaca penulis bisa lebih baik lagi dalam
pembuatan makalah dikemudian hari.
Senin,17November2021
Penulis
2
DAFTAR ISI
COVER............................................................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang..............................................................................................
B. Rumusan Masalah........................................................................................
C. Tujuan Penulisan..........................................................................................
BAB II ISI
A. Kesimpulan..................................................................................................
B. Saran……………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
3
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan
pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi
memenuhi kebutuhan dan keinginan (Matsaini,2013). Definisi lainnya perilaku konsumen
merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian (Kotler
dan Keller 2008). Sedangkan menurut Schiffman dan Kanuk (2008) mengatakan Perilaku
konsumen menggambarkan cara individu mengambil keputusan untuk memanfaatkan sumber
daya mereka yang tersedia (waktu, uang, Usaha) guna membeli barang-barang yang
berhubungan dengan konsumsi. Produk yang dibeli oleh konsumen adalah suatu proses yang
diawali dengan kesadaran pembeli adanya masalah kebutuhan. Kebutuhan timbul karena
perbedaan antara keadaan yang sesungguhnya dengan keadaan yang diinginkan.
kebutuhan menentukan penilaian, pemikiran, kecenderungan, keinginan untuk berbuat dan
tindakan konsumen. Kebutuhan akan diekspresikan dalam perilaku pembelian dan konsumsi
sehingga dengan mengenali kebutuhan konsumen maka dapat memprediksikan perilaku
(Prasetijo 2005). Manusia memiliki 3 kebutuhan utama berdasarkan jenisnya yaitu kebutuhan
primer, sekunder, dan tersier. Kebutuhan primer manusia terdiri dari sandang, pangan, dan
papan. Produk pangan yang dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia adalah makanan pokok
seperti beras, jagung, gandum, dll. Produk sandang, pangan, dan papan pada umumnya
merupakan produk yang dihasilkan 1 UNIVERSITAS MEDAN AREA menggunakan keterampilan
tenaga kerja. Berbagai perusahaan padat karya di Indonesia pada umumnya memproduksi
produk kebutuhan primer, khususnya produk sandang yaitu baju, celana, sepatu, sandal, tas,
dan lain-lain.
Indonesia memiliki penduduk dengan jumlah 234.693.997 jiwa pada Juli 2007. Sehingga
jumlah permintaan terhadap produk-produk primer juga dalam jumlah yang besar di Indonesia.
Beras, lauk-pauk, sayuran dan buah dikategorikan ke dalam kelompok bahan makanan harian
(Purwanti, 2013). Bahan makanan harian adalah salah satu kebutuhan primer manusia. Banyak
varian makanan harian yang dikonsumsi sesuai dengan lingkungan dan daerah dimana
masyarakat itu tinggal (Sumoprastowo, 2000).
4
B. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud konsep dasar konsumsi?
b. Apa itu preferensi konsumsi ?
c. Apa saja nilai guna konsumsi islam dan knvemsional?
C. Tujuan Penulisan
a. Mengerti konsep dasar konsumsi
b. Memahami preferensi konsumsi
c. Mengetahui nilai guna konvensional.
5
BAB II
ISI
B. Preferensi Konsumen
Preferensi konsumen didefinisikan sebagai selera subjektif (individu), yang diukur
dengan utilitas, dari berbagai barang (Indarto, 2011). Berbagai atribut seperti kualitas,
harga, promosi dan kemasan yang melekat pada produk dapat mempengaruhi preferensi
konsumen terhadap pemilihan produk tersebut. Preferensi konsumen merupakan suatu
sikap konsumen terhadap satu pilihan merek produk yang terbentuk melalui evaluasi atas
berbagai macam merek dalam berbagai pilihan yang tersedia (Kotler dan Keller, 2009).
6
Sedangkan menurut Frank (2011), preferensi adalah proses merengking seluruh hal yang
dapat dikonsumsi dengan tujuan memperoleh preferensi atas suatu produk maupun jasa.
Menurut Kotler dan Keller (2007), ada beberapa tahap yang akan dilalui oleh konsumen
sehingga menggambarkan rasa kepuasannya terhadap suatu produk. Menurut Schiffman
dan Kanuk (2000), sifat stimulus konsumen meliputi banyak variabel yang akan
mempengaruhi persepsi konsumen, seperti keadaan produk, ciri fisiknya, rancangan
kemasan, merk, iklan cetak dan iklan tv. Diskriminasi stimulus adalah kemampuan
konsumen untuk melakukan pembedaan diantara stimuli yang serupa merupakan dasar
bagi strategi pengaturan posisi yang berusaha mengembangkan citra yang khas produk
tertentu kedalam pikiran konsumen. Menurut Schiffman dan Kanuk (2000),
pengkondisian berarti seperti respon terhadap situasi yang terjadi melalui pemaparan
yang berulangulang.
Preferensi konsumen muncul dalam tahap evaluasi alternatif dalam proses keputusan
pembelian, dimana dalam tahap tersebut konsumen dihadapkan dengan berbagai macam
pilihan produk maupun jasa dengan berbagai macam atribut yang berbeda-beda. Oleh
karena itu, dapat disimpulkan bahwa preferensi adalah suatu pilihan yang diambil dan
dipilih konsumen dari berbagai macam pilihan yang tersedia. Di dalam tahap ini dapat
dilihat pada saat kapan tahap preferensi tersebut hadir pada konsumen. Berikut enam
langkah dalam model hierarchy of effect yaitu :
3. Liking/menyukai: tahap ini adalah tahap dimana konsumen mulai menyukai produk
tersebut yang berupa barang atau jasa yang ditawarkan
4. Preference/memilih: tahap ini adalah tahap dimana konsumen mulai lebih melilih
produk tersebut dibandingkan produk-produk lainya.
6. Purchase/membeli: pada tahap ini adalah tahap dimana konsumen dapat dikatakan
sebagai konsumen yang loyal terhadap sebuah produk, sehingga konsumen tersebut
tidak ragu lagi untuk membeli produk tersebut tanpa adanya pertimbangan yang
banyak (Kotler dan Keller, 2007).
7
7. Tahap preferensi yang dimiliki oleh konsumen terhadap sebuah produk, adalah awal
dari tahap loyalitas konsumen terhadap produk tersebut. Sehingga perusahaan harus
mempelajari bagaimana cara menimbulkan rasa preferensi tersebut di dalamdiri.
Tahap preferensi tersebut dapat perilaku konsumen tersebut, dengan mempengaruhi
dan memanipulasi dari konsumen yang mereka lalui. pengusaha untuk mengenali
kebutuhan konsumen agar diperoleh produk dengan orientasi pasar, didasarkan pada
tingkat preferensi konsumen bagi tiap-tiap atribut produk. Preferensi juga dapat
digunakan untuk mengidentifikasi segmen preferensi. Menurut Kotler dan Keller
(2007), ada tiga pola preferensi yang dapat terbentuk:
8
penciptaan manusia, yaitu merealisasikan pengabdian sepenuhnya hanya kepadaNya
sesuai dengan firman Allah yang mengatakan bahwa
Terjemahnya: Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
menghamba kepada-Ku. (Q.S. Adz-Dzariyat: 56)32
Karena itu tidak aneh, bila islam mewajibkan manusia mengonsumsi apa yang dapat
menghindarkan dari kerusakan dirinya, dan mampu melaksanakan kewajiban-kewajiban
yang dibebankan Allah kepadanya. Pada dasarnya konsumsi dibangun atas dua hal, yaitu,
kebutuhan (hajat) dan kegunaan atau kepuasan (manfaat). Secara rasional, seseorang
tidak akan pernah mengonsumsi suatu barang manakala dia tidak membutuhkannya
sekaligus mendapatkan manfaat darinya. Dalam prespektif ekonomi Islam, dua unsur ini
mempunyai kaitan yang sangat erat (interdependensi) dengan konsumsi itu sendiri.
2.Kebutuhan Hajat
Bila masyarakat mengehendaki lebih banyak akan suatu barang atau jasa maka hal
ini akan tercermin pada kenaikan pemanfaatan akan barang dan jasa tersebut. Kehendak
seseorang untuk membeli atau memiliki suatu barang atau jasa bisa muncul karena faktor
kebutuhan ataupun faktor keinginan. Kebutuhan terkait dengan segala sesuatu yang harus
dipenuhi agar suatu barang berfungsi secara sempurna.33 Ungkapan di atas hendaknya
menjadi perhatian kita, bahwa tidak selamanya sesuatu yang kita konsumsi dapat
memenuhi kebutuhan hakiki dari seluruh unsur tubuh. Maksud hakiki di sini adalah
keterkaitan yang positif antara aktifitas konsumsi dengan aktifitas terstruktur dari unsur
tubuh itu sendiri. Apabila konsumsi mengakibatkan terjadinya difungsi bahkan kerusakan
pada salah satu atau beberapa unsur tubuh, tentu itu bukanlah kebutuhan hakiki manusia.
Karena itu, Islam secara tegas mengharamkan minum-minuman keras, memakan anjing,
dan sebagiannya. Selain itu, dalam kapasitasnya sebagai khalifah di muka bumi, manusia
juga dibebani kewajiban membangun dan menjaganya, yaitu, sebuah aktifitas Bila
masyarakat mengehendaki lebih banyak akan suatu barang atau jasa maka hal ini akan
tercermin pada kenaikan pemanfaatan akan barang dan jasa tersebut. Kehendak seseorang
untuk membeli atau memiliki suatu barang atau jasa bisa muncul karena faktor kebutuhan
ataupun faktor keinginan. Kebutuhan terkait dengan segala sesuatu yang harus dipenuhi
agar suatu barang berfungsi secara sempurna.33 Ungkapan di atas hendaknya menjadi
perhatian kita, bahwa tidak selamanya sesuatu yang kita konsumsi dapat memenuhi
kebutuhan hakiki dari seluruh unsur tubuh. Maksud hakiki di sini adalah keterkaitan yang
positif antara aktifitas konsumsi dengan aktifitas terstruktur dari unsur tubuh itu sendiri.
Apabila konsumsi mengakibatkan terjadinya difungsi bahkan kerusakan pada salah satu
atau beberapa unsur tubuh, tentu itu bukanlah kebutuhan hakiki manusia. Karena itu,
Islam secara tegas mengharamkan minum-minuman keras, memakan anjing, dan
9
sebagiannya. Selain itu, dalam kapasitasnya sebagai khalifah di muka bumi, manusia juga
dibebani kewajiban membangun dan menjaganya, yaitu, sebuah aktifitas 33Murokhim
Misanam Dkk, Yogyakarta, Ekonomi Islam, 2014, h. 130. 30 berkelanjutan dan terus
berkembang yang menuntut pengembangan seluruh potensinya disertai keseimbangan
penggunaan sumber daya yang ada. Artinya, Islam memandang penting pengembangan
potensi manusia selama berada dalam batas penggunaan sumber daya secara wajar.
Sehingga, kebutuhan dalam prespektif Islam adalah, keinginan manusia menggunakan
sumber daya yang tersedia, guna mendorong pengembangan potensinya dengan tujuan
membangun dan menjaga bumi dan isinya.berkelanjutan dan terus berkembang yang
menuntut pengembangan seluruh potensinya disertai keseimbangan penggunaan sumber
daya yang ada. Artinya, Islam memandang penting pengembangan potensi manusia
selama berada dalam batas penggunaan sumber daya secara wajar. Sehingga, kebutuhan
dalam prespektif Islam adalah, keinginan manusia menggunakan sumber daya yang
tersedia, guna mendorong pengembangan potensinya dengan tujuan membangun dan
menjaga bumi dan isinya.
2. Konsumen Mampu Membandingkan Biaya dengan Manfaat Jika dua barang memberi
manfaat yang sama, konsumen akan memilih yang lebih kecil biayanya. Disisi lain,
bila untuk memperoleh dua jenis barang yang biayanya sama maka konsumen akan
lebih memilih yang lebih besar manfaatnya
4. .Setiap Barang Dapat Disubstitusi dengan Barang Lain Dengan demikian konsumen
dapat memperoleh kepuasan dengan berbagai cara. Konsumen tunduk pada hukum
Berkurangnya Tambahan Kepuasan (The Law Diminishing Marginal Utility).
Semakin banyak jumlah akan semakin lebih baik.
11
BAB III
PENUTUP
Teori konsumsi menurut ekonomi Islam yaitu mengonsumsi sesuatu sesuai dengan kebutuhan serta niat
untuk meningkatkan stamina dalam ketaatan pengabdian kepada Allah akan menjadikan konsumsi itu
bernilai ibadah yang dengannya manusia mmendapatkan pahala. Konsumsi dalam ekonomi
konvensional yaitu suatu kegiatan menggunakan barang atau mmengurangi nilai guna suatu barang
dengan tingkat kepuasan yang sangat tinggi, dan lebih mendahulukan keinginan atau kesukaannya dari
apa yang ia butuhkan. Demikian makalah yang kami buat semoga dapat bermanfaat .apabila ada salah
dan kekeliruan kami sangat mengharap saran dan kritiknya.
12
DAFTAR PUSTAKA
* Murokhim Misanam Dkk, (Yogyakarta, Ekonomi Islam, Ed I, (Cet VI; Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2014), h
127-128.
*Muhammad Abdul Mannan, Islamic Economics. Theory and Practice, terj. M. Nastangin, Teori dan
Praktek Ekonomi Islam, (Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Wakaf, 1995), h. 44.
*Ilfi Nur Diana, Hadis-hadis Ekonomi, (Cet I; Malang: UIN-Malang Press, 2008), h. 55-
13