Anda di halaman 1dari 21

Makalah

“Konsumsi”

Dosen Pengampu : Nuraisyah S.Pd M.Pd

Disusun Oleh :

1. Mubarika Ramdan NIM : 230901501077


2. Jumriah NIM : 230901500049
3. Ainun Fadillah S. NIM : 230901502064
4. Nur Rifka Amalia NIM : 230901502058
5. Muh. Imam Afriansyah NIM : 230901501067

PROGRAM STUDI AKUNTANSI S1

FAKULTAS EKONOMI & BISNIS

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjat kan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat
karunia-nyalah penulis bisa menyelesaikan Makalah yang berjudul “ Konsumsi”

Karya tulis ini di susun dan diiajukan untuk memenuhi salah satu tugas dari Mata Kuliah
Pengantar Ilmu Ekonomi kelas F program studi Akuntansi S1, Universitas Negeri Makassar.
Selain itu bertujuan pula untuk menambah wawasan dan informasi kepada pembaca.

Penulis menyadari masih banyak kelemahan dan kekurangan dari makalah ini sehingga
dalam menyelesaikan makalah ini memperoleh bantuan dari berbagai pihak.Tak lupa penulis
mengucapkan terima kasih kepada Bapak/Ibu dosen pengampuh, ibu Nuraisyah S.Pd M.Pd.
yang telah membimbing penulis dalam mengerjakan karya tulis ilmiah ini. Dan juga kepada
teman dekat penulis yang selalu memberikan pendapat, saran, dan kritik serta selalu
mendorong penulis untuk menyelesaikan makalah ini.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini. Makalah ini berisi tentang bagaimana konsumsi beserta sub bab nya
masing masing. Karya ini juga di harapkan dapat meningkatkan kesadaran mengenai
pentingnya mempejari Ekonomi.

Penulis menyadari ada kekurangan pada karya ini. Oleh sebab itu, saran dan kritik senantiasa
diharapkan demi perbaikan karya penulis. Penulis juga berharap semoga makalah ini mampu
memberikan pengetahuan tentang Konsumsi.

Makassar, 9 September 2023

Kelompok I

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................2

DAFTAR ISI..............................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................4

1.1 Deskripsi Singkat..............................................................................................................4

1.2 Relevansi..........................................................................................................................4

1.3 Indikator...........................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................5

2.1 Arti dan Tujuan Konsumsi...............................................................................................5

1. Pengertian Konsumsi...................................................................................................5

2. Tujuan Konsumsi.........................................................................................................9

2.2 Guna dan Nilai Barang.................................................................................................11

2.3 Teori Konsumsi..............................................................................................................13

1. Hukum Gossen..............................................................................................................14

2. Hubungan Konsumsi, Tabungan, dan Pendapatan.......................................................16

BAB III PENUTUP..................................................................................................................17

3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................17

3.2 Soal Latihan....................................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................17

3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Deskripsi Singkat

Pada Bab ini dibahas mengenai bagaimana itu konsumsi. Dengan bagian bagiannya mulai
dari arti dan tujuan, guna dan nilai barang hingga teori konsumsi. Konsumsi ialah
mengenai bagaimana penggunaan barang dan jasa, selalu berkaitan dengan barang jasa
serta transaksi.

1.2 Relevansi

Pada bagian ini dibahas tentang konsumsi, dengan dasar pemahaman ini akan menjadi
landasan bagi siswa untuk memahami gambaran dari segi teori mengenai bahasan
konsumsi mulai dari pengertian hingga teori-teorinya

1.3 Indikator

Mahasiswa mampu menjelaskan tentang konsumsi serta sub subnya. Dimulai dari
pengertian dan tujuan konsumsi, guna serta nilai barang dan yang terakhir juga mengenai
teori teori nya.

4
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Arti dan Tujuan Konsumsi

1. Pengertian Konsumsi

Di dalam kegiatan ekonomi, konsumsi diartikan sebagai kegiatan memakai atau


menggunakan barang/jasa untuk memenuhi kebutuhan. Mengonsumsi barang dapat berarti
menghabiskan sekaligus kegunaan barang yang bersangkutan sehingga barang itu habis
kegunaannya atau nilainya. Konsumsi juga mempunyai arti sebagai pemkek belanjaan atas
barang-barang dan jasa-jasa yang dilakukan oleh rumah tangga atau seseorang dengan tujuan
untuk memenuhi segala kebutuhan dari orang yang melakukan pembelanjaan tersebut.
Pembelanjaan masyarakat atas makanan, pakaian, dan barang-barang kebutuhan mereka yang
lain digolongkan pembelanjaan atau konsumsi. Sedangkan barang-barang yang diproduksi
untuk digunakan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya dinamakan barang
konsumsi.

Konsumsi juga dapat diartikan sebagai kegiatan untuk memenuhi kebutuhan atau
keinginan saat ini guna meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Konsumsi yaitu salah satu
variabel makroekonomi yang dilambangkan dengan huruf “C” dan berasal dari bahasa
Inggris yaitu consumption..

Agar lebih memahami apa arti konsumsi, berikut ini pengertian konsumsi menurut pendapat
para ahli:

1.Menurut T. Gilarso (2003)

5
Pengertian Konsumsi adalah titik pangkal dan tujuan akhir dari seluruh kegiatan
ekonomi masyarakat.

2.Menurut Gregory Mankiw (2007)

Pengertian konsumsi adalah pembelanjaan barang dan jasa oleh rumah tangga. Yang
dimaksud dengan barang adalah barang rumah tangga yang sifatnya tahan lama
meliputi, perlengkapan, kendaraan, dan barang yang tidak tahan lama, contohnya
makanan dan pakaian. Pembelanjaan jasa yang dimaksud adalah barang yang tidak
berwujud konkret, contohnya pendidikan.

3.Menurut Samuelson dan Nordhaus (2001)

Konsumsi adalah pengeluaran yang dilakukan guna memenuhi pembelian barang dan
jasa untuk mendapatkan kepuasan maupun untuk memenuhi kebutuhannya. Konsumsi
digolongkan menjadi dua yakni konsumsi rutin dan konsumsi yang sifatnya
sementara. Konsumsi yang sifatnya rutin memiliki arti sebagai pengeluaran yang
dilakukan untuk pembelian barang maupun jasa secara berulang ulang selama
bertahun – tahun. Sedangkan arti konsumsi sifatnya sementara adalah setiap tambahan
yang sifatnya tidak terduga dalam konsumsi rutin.

4.Kamus Besar Ekonomi (KBBI)

Menurut Kamus Besar Ekonomi (KBBI), arti kata konsumsi adalah tindakan manusia
untuk menghabiskan atau mengurangi kegunaan (utility) suatu benda baik secara
langsung atau tidak langsung – pada pemuasan terakhir dari kebutuhannya.

5.Menurut Muhamad Abdul Halim

Konsumsi adalah pengeluaran konsumsi rumah tangga mencakup pengeluaran yang


dilakukan oleh rumah tangga untuk mendapatkan barang dan jasa sebagai kebutuhan
hidup sehari-hari dalam suatu periode tertentu.

Pada masyarakat yang masih tradisional, umumnya kegiatan konsumsi adalah untuk
pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari. Sedangkan pada masyarakat modern, kegiatan
konsumsi mereka bukan hanya untuk mempertahankan hidup, tapi juga untuk kesenangan
dan harga diri.

6
Konsumsi adalah tindakan atau proses penggunaan barang dan jasa oleh individu,
rumah tangga, atau masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan mereka.
Aktivitas konsumsi melibatkan pembelian, penggunaan, dan pemakaian berbagai barang dan
jasa untuk memenuhi berbagai kebutuhan manusia, seperti makanan, pakaian, tempat tinggal,
transportasi, pendidikan, hiburan, dan banyak lagi.

Ada dua aspek utama dari konsumsi:

1. Konsumsi Pribadi : Ini mengacu pada penggunaan barang dan jasa oleh individu atau
rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka. Contohnya termasuk
membeli makanan, pakaian, perumahan, kendaraan pribadi, perawatan kesehatan, dan
hiburan. Konsumsi pribadi adalah bagian penting dari ekonomi karena menciptakan
permintaan untuk barang dan jasa yang diproduksi oleh produsen dan berkontribusi pada
pertumbuhan ekonomi.

2. Konsumsi Publik : Ini mengacu pada penggunaan barang dan jasa yang dibiayai dan
dikelola oleh pemerintah untuk manfaat masyarakat secara umum. Ini mencakup layanan
publik seperti pendidikan, kesehatan, infrastruktur jalan raya, dan keamanan. Konsumsi
publik didanai melalui pajak yang diterima oleh pemerintah dan digunakan untuk
memberikan layanan dan manfaat kepada masyarakat.

Konsumsi memiliki peran penting dalam ekonomi karena merupakan salah satu
komponen pengeluaran agregat dalam pengukuran produk domestik bruto (PDB) suatu
negara. PDB mengukur total nilai semua barang dan jasa yang dihasilkan dalam ekonomi,
dan konsumsi adalah salah satu komponen terbesar dari PDB. Konsumsi juga dapat
memengaruhi permintaan terhadap barang dan jasa tertentu, yang pada gilirannya dapat
memengaruhi produksi, investasi, dan lapangan kerja.

Tingkat dan pola konsumsi dapat berbeda antara individu, kelompok sosial, dan
negara-negara, tergantung pada faktor-faktor seperti pendapatan, budaya, preferensi, dan

7
kondisi ekonomi. Konsumsi yang berkelanjutan dan bijaksana juga menjadi perhatian penting
dalam konteks lingkungan dan keberlanjutan, karena dapat memengaruhi konsumsi sumber
daya alam dan dampak lingkungan.

Besarnya konsumsi seseorang akan di pengaruhi oleh faktor-faktor seperti berikut:

1. Kemampuan dan kesediaan masyarakat dalam menyediakan barang konsumsi

2. Besarnya penghasilan orang, khususnya yang tersedia untuk berbelanja

3. Tingkat harga barang konsumsi yang bersangkutan.

Selain ketiga faktor diatas, ada dua faktor yang terdapat dalam dasar ilmu ekonomi yang di
mana, faktor tersebut dapat mempengaruhi terjadinya kegiatan ekonomi konsumsi. Faktor-
faktor tersebut, dapat muncul dari lingkup internal dan eksternal perilaku konsumsi.

1. Faktor Internal

Faktor Internal adalah berbagai keadaan yang berasal dari dalam kegiatan konsumsi dan
memiliki potensi untuk meningkatkan atau mengurangi kegiatan ekonomi tersebut. Beberapa
faktor internal yang dapat mempengaruhi perilaku konsumsi dalam kegiatan ekonomi sebagai
berikut:

a) Pendapatan, Pendapatan merupakan penghasilan yang dimiliki oleh konsumen


setelah melakukan aktivitas entitas normal. Pendapatan setiap orang beragam
bergantung kepada pekerjaan atau usaha yang dilakukan.

b) Kebiasaan Konsumen, Kebiasaan konsumen merupakan perilaku yang berulang


dalam memilih serta menggunakan suatu barang atau jasa yang telah memberikan
kepuasan sebelumnya. Hal ini termasuk salah satu faktor internal yang memengaruhi
tingkat konsumsi, karena mencerminkan sikap atau afeksi terhadap suatu objek

c) Selera, Selera merupakan preferensi atau kesukaan seseorang terhadap suatu barang
atau jasa yang akan dikonsumsi. Selera termasuk salah satu faktor internal yang
memengaruhi tingkat konsumsi, selain pendapatan, motivasi, dan sikap. Sebab selera
dapat bersifat berubah-ubah sesuai dengan kondisi dan kebutuhan seseorang.

8
2. Faktor Eksternal

Faktor eksternal dapat dipahami dengan segala kondisi yang berasal dari luar kegiatan
konsumsi dan mempunyai imbas sebagai pendorong ataupun pengganggu proses kegiatan
ekonomi terkait. Beberapa faktor eksternal yang dapat mempengaruhi perilaku konsumsi
dalam kegiatan ekonomi sebagai berikut:

a) Adat Istiadat, Adat istiadat merupakan kumpulan norma dan aturan yang mengatur
perilaku masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan. Adat istiadat termasuk salah
satu faktor eksternal yang memengaruhi tingkat konsumsi, karena dapat menimbulkan
kebutuhan atau keinginan akan barang atau jasa tertentu yang sesuai dengan acara
adat. Tingkat konsumsi dalam hal ini dapat berbeda-beda di setiap daerah, sehingga
pola konsumsi juga dapat beragam.

b) Harga Barang dan Jasa, Harga barang dan jasa merupakan nilai tukar suatu barang
atau jasa yang ditentukan oleh pasar. Harga barang dan jasa termasuk salah satu faktor
eksternal yang memengaruhi tingkat konsumsi, karena dapat mempengaruhi
permintaan dan penawaran barang atau jasa. Harga barang dan jasa berbanding
terbalik dengan jumlah dan macam barang yang dikonsumsi. Artinya, jika harga
barang dan jasa naik, maka konsumsi akan turun, dan sebaliknya.

c) Barang Substitusi, Barang substitusi merupakan barang yang bisa menggantikan


fungsi dari barang lainnya yang memiliki kegunaan dan nilai yang hampir sama.
Barang substitusi termasuk salah satu faktor eksternal yang memengaruhi tingkat
konsumsi, karena dapat menjadi alternatif bagi konsumen jika barang yang diinginkan
tidak tersedia, mahal, atau langka

d) Keadaan Alam, Keadaan alam merupakan kondisi lingkungan yang berasal dari
alam, seperti cuaca, iklim, musim, bencana alam, dan sumber daya alam. Keadaan
alam termasuk salah satu faktor eksternal yang memengaruhi tingkat konsumsi,
karena dapat mempengaruhi kebutuhan, ketersediaan, dan harga barang atau jasa.

2. Tujuan Konsumsi

Pengertian Konsumsi merupakan sebuah aktivitas pada manusia yang mengurangi dan
menggunakan dalam kegunaan barang dan jasa untuk secara bertahap dan simultan
memenuhi kebutuhan hidup dan kepuasan orang. Tujuan konsumsi merujuk pada alasan
9
mengapa individu, rumah tangga, atau masyarakat secara umum melakukan pembelian dan
penggunaan barang dan jasa. Tujuan konsumsi dapat sangat bervariasi antara individu dan
kelompok, dan mereka sering kali mencerminkan kebutuhan, keinginan, nilai-nilai, dan
preferensi individu.

Tujuan konsumsi lainnya diantaranya:

1.. Mengurangi Nilai Guna Suatu Barang dan Jasa Secara Bertahap

Hal-hal yang termasuk ke dalam klasifikasi mengurangi nilai guna suatu


barang dan jasa secara bertahap adalah misalnya penggunaan barang yang tidak habis
dalam jangka waktu singkat. Yaitu seperti mobil, motor, pakaian, furniture rumah
tangga seperti meja, kursi, lemari, dan sebagainya. Untuk mengurangi nilai guna
barang-barang tersebut memerlukan waktu yang cukup lama dan bertahap

2.. Sebagai Titik Awal dan Akhir Kegiatan Ekonomi

Perilaku konsumsi masyarakat juga menempati posisi penting dalam kegiatan


ekonomi karena berperan sebagai titik awal sekaligus titik akhir kegiatan tersebut.
Seseorang yang menginginkan ponsel baru, misalnya, akan membeli ponsel tersebut
dan memulai suatu transaksi dalam kegiatan ekonomi. Setelah ponsel dimiliki dan
keinginannya terpenuhi, kegiatan ekonomi pun otomatis berakhir pada titik itu.

3. Memenuhi Kebutuhan Dasar


Salah satu tujuan utama konsumsi adalah memenuhi kebutuhan dasar manusia,
seperti makanan, pakaian, tempat tinggal, dan perawatan kesehatan. Kebutuhan ini
adalah hal-hal yang diperlukan untuk kelangsungan hidup dan kesejahteraan.
4. Meningkatkan Kualitas Hidup
Konsumsi dapat bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup individu atau
keluarga. Ini dapat mencakup pembelian barang dan jasa yang tidak hanya memenuhi
kebutuhan dasar, tetapi juga memberikan kenyamanan, kesenangan, dan kemudahan.
5. Ekspresi Pribadi
Beberapa orang menggunakan konsumsi sebagai cara untuk mengekspresikan
identitas dan nilai-nilai pribadi mereka. Mereka mungkin memilih produk atau merek
tertentu yang mencerminkan gaya hidup atau preferensi mereka.
6. Investasi dalam Kesejahteraan Masa Depan

10
Konsumsi juga dapat dipandang sebagai bentuk investasi dalam kesejahteraan
masa depan. Contohnya adalah investasi dalam pendidikan atau perumahan yang
diharapkan memberikan manfaat jangka panjang.
7. Kepuasan dan Hiburan
Beberapa konsumsi bertujuan untuk memberikan hiburan, kesenangan, atau
pengalaman yang menyenangkan. Ini bisa mencakup perjalanan, hobi, hiburan, dan
rekreasi

Penting untuk diingat bahwa tujuan konsumsi dapat sangat bervariasi tergantung pada situasi
individu dan keadaan ekonomi mereka. Selain itu, perubahan dalam tujuan konsumsi juga
dapat terjadi seiring waktu seiring dengan perubahan dalam kehidupan dan prioritas individu.
Bagi pemerintah dan perusahaan, memahami tujuan konsumsi konsumen adalah penting
dalam merancang produk, layanan, dan strategi pemasaran yang sesuai dengan kebutuhan dan
keinginan pelanggan.

2.2 Guna dan Nilai Barang

Guna dan nilai barang adalah dua konsep penting dalam ekonomi yang membantu
dalam pemahaman tentang bagaimana barang dan jasa digunakan dan dinilai dalam
masyarakat. Berikut adalah penjelasan singkat tentang kedua konsep ini:

1. Guna Barang (Utility of Goods)

- Guna Total (Total Utility) : Guna total suatu barang adalah manfaat total yang diberikan
oleh barang tersebut kepada konsumen ketika digunakan atau dikonsumsi. Guna total
mencakup semua manfaat yang diterima oleh konsumen dari penggunaan barang, termasuk
manfaat fisik dan emosional. Misalnya, ketika seseorang membeli sebotol air minum, guna
totalnya mencakup rasa dahaga yang terpuaskan dan rasa segar yang dirasakan setelah minum
air tersebut.

- Guna Marginal (Marginal Utility) : Guna marginal adalah manfaat tambahan yang
diperoleh dari konsumsi satu unit tambahan dari suatu barang atau jasa. Guna marginal dapat
berkurang seiring dengan konsumsi bertambah, yang dikenal sebagai hukum guna marginal
berkurang. Ini berarti bahwa manfaat tambahan dari setiap unit tambahan cenderung
berkurang seiring waktu.
11
2. Nilai Barang (Value of Goods)

- Nilai Moneter (Monetary Value) : Nilai moneter suatu barang adalah harga atau biaya
yang harus dibayar oleh konsumen untuk memperoleh barang tersebut. Nilai ini dapat
berfluktuasi tergantung pada penawaran dan permintaan di pasar.

- Nilai Subjektif (Subjective Value) : Nilai subjektif adalah pandangan individu atau
persepsi konsumen tentang nilai suatu barang. Nilai ini didasarkan pada preferensi,
kebutuhan, dan keinginan individu. Setiap orang dapat memiliki penilaian yang berbeda
terhadap nilai suatu barang, tergantung pada keadaan dan konteksnya.

Pentingnya konsep guna dan nilai barang adalah bahwa mereka membantu
menjelaskan mengapa orang memilih untuk membeli atau menggunakan barang tertentu.
Ketika guna total suatu barang melebihi biaya atau harga yang harus dibayar untuk
memperolehnya, konsumen cenderung membeli barang tersebut karena mereka merasa
mendapatkan manfaat yang lebih besar daripada apa yang mereka keluarkan. Selain itu, nilai
subjektif juga memainkan peran penting dalam keputusan konsumsi, karena preferensi
individu dan nilai-nilai mereka akan mempengaruhi bagaimana mereka menilai dan memilih
barang.

Dalam ekonomi, perusahaan dan pemerintah juga mempertimbangkan konsep guna


dan nilai barang dalam merancang produk, menentukan harga, dan merencanakan kebijakan
ekonomi. Dengan memahami bagaimana konsumen menilai dan menggunakan barang,
mereka dapat mengoptimalkan strategi mereka untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan
konsumen serta mencapai tujuan mereka dalam konteks ekonomi yang lebih luas.

Barang-barang yang ada di bumi ini dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan
manusia, dan ada juga yang tidak dapat. Jika barang itu tidak dapat digunakan untuk
memenuhi kebutuhan manusia, maka dikatakan bahwa barang itu tidak mempunyai guna atau
manfaat bagi kehidupan manusia. Tetapi jika barang itu mampu memenuhi kebutuhan
manusia maka dapat dikatakan bahwa barang itu memiliki guna atau manfaat bagi manusia.
Barang yang memiliki manfaat bagi manusia berarti bahwa barang itu memiliki nilai bagi

12
manusia. Dengan kata lain, barang yang memiliki nilai berarti barang itu mempunyai
kemampuan untuk memenuhi kebutuhan manusia oleh karena itu nilai barang diartikan
sebagai kemampuan barang untuk dapat memenuhi kebutuhan manusia.

Secara langsung maka barang itu dikatakan memiliki nilai pakai sedangkan jika
barang itu dapat ditukarkan dengan barang lain maka barang itu dikatakan memiliki nilai
tukar dengan demikian nilai pakai dapat diartikan sebagai kemampuan barang untuk
memenuhi kebutuhan manusia secara langsung. Sedangkan nilai tukar diartikan sebagai
kemampuan barang untuk dapat ditukar dengan barang lain.

Nilai suatu barang adalah barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia. Jenis-jenis
nilai suatu barang dapat dibedakan menjadi dua yaitu:

1. Nilai pakai

Nilai pakai adalah nilai yang diberikan oleh seseorang terhadap suatu barang karena barang
tersebut dapat dipakai untuk memenuhi kebutuhannya. contohnya: baju bernilai pakai karena
bermanfaat untuk dikenakan manusia saat beraktivitas. Nilai pakai waktu berhubungan
dengan akses dari suatu benda atau produk pada saat dibutuhkan manusia. Contohnya, baju
tebal akan dipasarkan dan digunakan pada saat musim hujan dan musim dingin. Nilai pakai
dapat dogolongkan menjadi dua yaitu:

a. Nilai pakai objektif

Nilai pakai objektif yaitu jika kegunaan barang dikaitkan dengan kebutuhan banyak orang
dan setiap orang menggunakan barang itu untuk memenuhi jenis kebutuhan yang sama ini
berarti barang itu merupakan kegunaan yang berlaku secara umum.

Contohnya: pakaian, krndaraan, perhiasan, dan pakaian.

b. Nilai pakai subjektif

Nilai pakai subjektif yaitu jika kegunaan barang dikaitkan dengan kebutuhan orang secara
individu, besar kemungkinannya setiap orang akan memperoleh kegunaan yang berbeda-
beda dan barang yang sama.

Contohnya: komputer bagi para pegawai dan pelajar, buku pelajaran bagi pelajar dan
mahasiswa, kamera untuk wartawan atau fotografer.

13
2. Nilai tukar

Nilai tukar adalah sebagai kemampuan dari barang untuk dilakukan pertukaran dengan
barang lainnya di pasar. Nilai tukar dalam manajemen keuangan didefinisikan enagai suuatu
tingkatan dari mata uang yang akan dilakukan pertukaran dengan mata uang lainnya.
Contohnya: nilai tukar IDR/USD saat ini 14.000. USD adalah mata uang dasar atau base
currency (mata uang asing) dan IDR adalah mata uang harga atau price currency (mata uang
lokal). Nilai pakai dapat dogolongkan menjadi dua yaitu:

a. Nilai tukar objektif

Nilai tukar objektif yaitu menunjukkan kemampuan barang untuk dapat dibutuhkan
dengan barang lain sesuai dengan kebiasaan umum yang berlaku.

Contohnya: emas, berlian, komputer, kursi, dan meja

b. Nilai tukar subjektif

Nilai tukar subjektif merupakan nilai tukar yang diberikan oleh seseorang terhadap suatu
barang yang dinilai ini tidak sesuai dengan kebiasaan umum yang berlaku.

Contohnya: Andra dapat menukarkan komputer, laptop, dengan telepon genggam.


Sedangkan laptop dengan sejumlah Disc berisi lagu. Ini artinya, nilai tukar barang sangat
tergantung pada kemampuan orang yang menukarkan barang tersebut.

2.3 Teori Konsumsi

Di dalam melaksanakan konsumsi ada dua kecenderungan yang mungkin dilakukan


manusia. Kecenderungan yang pertama, orang melakukan konsumsi dengan menitikberatkan
pada pemenuhan satu kebutuhan tertentu hingga mencapai kepuasan yang tinggi, sementara
kebutuhan yang lain kurang diperhatikan sehingga kepuasannya cenderung rendah.
Kecenderungan konsumsi yang demikian ini biasa disebut dengan cara pemenuhan atau
konsumsi yang bersifat vertikal.

Kecenderungan yang kedua, orang melakukan konsumsi dengan memerhatikan


berbagai macam kebutuhannya, dan berusaha mencapai kepuasan yang mendekati sama dari

14
berbagai macam pemenuhan kebutuhan tersebut. Kecenderungan berkonsumsi yang kedua ini
biasa disebut dengan cara pemenuhan atau konsumsi yang bersifat horizontal.

Untuk memperjelas perbedaan kedua kecenderungan konsumsi tersebut dapat dilihat contoh
sebagai berikut ini.

Erma seorang karyawati yang mempunyai sejumlah penghasilan, menghadapi berbagai


kebutuhan hidup sebagai berikut.

1. kebutuhan makan (pangan),

2. kebutuhan akan pakaian (sandang),

3. kebutuhan akan alat-alat kecantikan (kosmetik),

4. kebutuhan jajan atau rekreasi/hiburan,

5. kebutuhan menabung,

6. kebutuhan transportasi, dan

7. kebutuhan akan sarana kesehatan.

la termasuk orang yang sangat hobi makan. Untuk memenuhi kebutuhan makan ia
selalu menggunakan jenis makanan yang serba enak, mewah dan banyak, sehingga menyerap
bagian terbesar dari penghasilannya. Kepuasan dari pemenuhan kebutuhan makan ini
cenderung tinggi, jika dinilai misalnya 9. Sementara itu, pemenuhan kebutuhan yang lainnya
cenderung asal terpenuhi saja, bahkan ada yang mungkin tidak sempat terpenuhi dengan
wajar. Oleh Karena itu, kepuasan dari pemenuhan kebutuhan yang lain ihni cenderung
rendah, jika dinilai misalnya ada yang 6,5 : 5,5 ; bahkan mungkin 3.

1. Hukum Gossen

Berdasarkan kecenderungan konsumsi yang dilakukan manusia seperti diuraikan di


atas, Gosen mengambil kesimpulan yang kemudian kesimpulan itu dikenal dengan Hukum
Gossen. Dari pola konsumsi yang bersifat vertikal lahirlah Hukum Gossen I. Pada intinya
Hukum Gossen I menyatakan "jika pemenuhan suatu kebutuhan dilakukan secara terus
menerus maka kenikmatan atas pemenuhan itu makin lama akan makin berkurang hingga
akhirnya dicapai titik kepuasan.

15
Contoh:

Seseorang yang kehausan disediakan 5 gelas air untuk diminum.

Gelas ke-1 akan terasa tinggi kenikmatannya (misalnya dinilai 10). Selanjutnya gelas ke-2
akan berkurang nilai kenikmatannya (misalnya dinilai 8). Kemudian gelas ke-3 berkurang
lagi kenikmatannya (misalnya dinilai 5), dan gelas ke-4 mungkin nilai kenikmatannya tinggal
1. Pada akhirnya gelas ke-5 sudah tidak ada kenikmatannya (nilainya 0). Pada saat orang
tersebut menilai O atas pemenuhan kebutuhannya, maka dikatakan orang tersebut telah
mencapai titik kepuasan.

Contoh di atas menunjukkan bahwa puncak kepuasan dari suatu pemenuhan


Kebutuhan seseorang akan dapat dicapai jika ia memenuhi kebutuhannya tersebut secara
terus-menerus tapa selang, dan puncak kepuasan itu akan dicapai pada saat alat pemuasnya
sudah tidak lagi memberikan kenikmatan (nilai kenikmatannya 0) bagi orang tersebut. Pola
pemenuhan kebutuhan atau pola konsumsi yang bersifat vertikal hingga mencapai kepuasan
in tidak banyak dilakukan orang.

Biasanya dalam berkonsumsi, orang cenderung membatasi sampai pada tingkat


kepuasan yang tertentu saja, kemudian a akan mengalihkan pada pemenuhan kabutuhan yang
lain yang dirasakannya. Hal ini disebabkan setiap orang selalu merasakan berbagai macam
kebutuhan yang sama-sama memerlukan pemenuhan, meskipun berbeda tingkat intensitasnya
atau prioritasnya. Dengan kata lain, pada umumnya dalam berkonsumsi orang cenderung
melakukan pola konsumsi yang bersifat horizontal.

Berdasarkan kecenderungan pola konsumsi yang bersifat horizontal ini kemudian


lahirlah Hukum Gossen II. Inti dari Hukum Gossen II ini menyatakan bahwa "Pada dasarnya
manusia cenderung memenuhi berbagai macam keoutuhannya hingga sampai pada tingkat
intensitas (tingkat kepuasan) yang mendekati sama dari masing-masing pemenuhan
kebutuhannya". Contoh pola konsumsi yang sesuai dengan Hukum Gossen II ini adalah pola
konsumsi seperti yang dilakukan oleh Novi pada contoh di muka.

Namun demikian untuk lebih memperjelas pemahaman kita terhadap Hukum Gossen II dapat
juga dilihat contoh berikut.

Contoh:

16
` Anton seorang mahasiswa yang setiap bulannya menerima uang kiriman untuk biaya
hidup sebesar R750.000,00. Di luar membayar uang kuliah dan sewa kamar, sebagai
mahasiswa ia menghadapi kebutuhan sebagai berikut.

1. kebutuhan makan dan minum

2. kebutuhan akan alat-alat kuliah (alat belajar)

3. kebutuhan sehari-hari (peralatan mandi, cuci, dan kosmetika)

4. kebutuhan komunikasi

5. kebutuhan transportasi

6. kebutuhan jajan dan hiburan

7. kebutuhan menabung

Dengan uang saku sebesar Rp750.000,00 itu ia akan berusaha memenuhi seluruh
kebutuhannya hingga dicapai kepuasan yang seimbang (mendekati sama) di antara masing-
masing kebutuhannya. Misalnya untuk makan dan minum Rp300.000,00 dengan nilai
kepuasan 7; alat-alat kuliah (alat belajar), Rp150.000,00; untuk sehari-hari Rp75.000,00
dengan nilai kepuasan 6,5; untuk kebutuhan komunikasi Rp50.000,00 dengan nilai kepuasan
7; untuk transportasi Rp50.000,00 dengan nilai kepuasan 6; untuk jajan dan hiburan
Rp100.000,00 dengan nilai kepuasan 6; sisanya untuk menabung Rp50.000,00 dengan nilai
kepuasan 6.5.

Contoh di atas menunjukkan bahwa Anton mengalokasikan uangnya secara rasional dan
wajar, hingga masing-masing kebutuhan dapat dipenuhi dengan nilai kepuasan yang
mendekati sama yaitu antara 6 s/d 7.

2. Hubungan Konsumsi, Tabungan, dan Pendapatan

Besarnya konsumsi orang dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain jumlah
pendapatanya, selera konsumsinya, hasrat menabungnya, ketersediaan barangnya, dan harga
barangnya. Salah satu faktor yang kuat pengaruhnya terhadap konsumsi adalah jumlah
pendapatan orang yang bersangkutan. Semakin tinggi jumlah pendapatan orang tentu akan
semakin besar jumlah konsumsinya.

17
Pada umumnya pendapatan orang akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan
konsumsinya, dan apabila terjadi sisa pendapatan akan digunakan untuk tabungan. Apabila
pendapatan diberi simbol Y (Income), konsumsi: C (Consumption), dan tabungan: S (saving),
maka hubungan ketiganya dapat diformulasikan sebagai berikut.

Y = C+S

Dalam kaitannya antara pendapatan, konsumsi, dan tabungan Engel mengatakan


"semakin tinggi pendapatan orang (Y), maka akan semakin kecil bagian pendapatannya
digunakan untuk konsumsi (C), dan semakin besar bagian pendapatannya digunakan untuk
tabungan (S)". Dalam Ilmu Ekonomi hasrat untuk menambah konsumsi dengan adanya
tambahan pendapatan disebut MPC (Marginal Propensity to Consume), sedangkan hasrat
untuk menambah tabungan dengan adanya tambahan pendapatan disebut MPS (Marginal
Propensity to Save).

18
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Di dalam kegiatan ekonomi, konsumsi diartikan sebagai kegiatan memakai atau


menggunakan barang/jasa untuk memenuhi kebutuhan. Mengonsumsi barang dapat berarti
menghabiskan sekaligus kegunaan barang yang bersangkutan sehingga barang itu habis
kegunaannya atau nilainya. Konsumsi juga mempunyai arti sebagai pemkek belanjaan atas
barang-barang dan jasa-jasa yang dilakukan oleh rumah tangga atau seseorang dengan tujuan
untuk memenuhi segala kebutuhan dari orang yang melakukan pembelanjaan tersebut.
Pembelanjaan masyarakat atas makanan, pakaian, dan barang-barang kebutuhan mereka yang
lain digolongkan pembelanjaan atau konsumsi. Sedangkan barang-barang yang diproduksi
untuk digunakan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya dinamakan barang
konsumsi.

Tujuan konsumsi merujuk pada alasan mengapa individu, rumah tangga, atau
masyarakat secara umum melakukan pembelian dan penggunaan barang dan jasa. Tujuan
konsumsi dapat sangat bervariasi antara individu dan kelompok, dan mereka sering kali
mencerminkan kebutuhan, keinginan, nilai-nilai, dan preferensi individu.

Pentingnya konsep guna dan nilai barang adalah bahwa mereka membantu
menjelaskan mengapa orang memilih untuk membeli atau menggunakan barang tertentu.
Ketika guna total suatu barang melebihi biaya atau harga yang harus dibayar untuk
memperolehnya, konsumen cenderung membeli barang tersebut karena mereka merasa
mendapatkan manfaat yang lebih besar daripada apa yang mereka keluarkan. Selain itu, nilai
subjektif juga memainkan peran penting dalam keputusan konsumsi, karena preferensi
individu dan nilai-nilai mereka akan mempengaruhi bagaimana mereka menilai dan memilih
barang.

Di dalam melaksanakan konsumsi ada dua kecenderungan yang mungkin dilakukan


manusia. Kecenderungan yang pertama, orang melakukan konsumsi dengan menitikberatkan
pada pemenuhan satu kebutuhan tertentu hingga mencapai kepuasan yang tinggi, sementara
kebutuhan yang lain kurang diperhatikan sehingga kepuasannya cenderung rendah.

19
Kecenderungan konsumsi yang demikian ini biasa disebut dengan cara pemenuhan atau
konsumsi yang bersifat vertikal.

Kecenderungan yang kedua, orang melakukan konsumsi dengan memerhatikan


berbagai macam kebutuhannya, dan berusaha mencapai kepuasan yang mendekati sama dari
berbagai macam pemenuhan kebutuhan tersebut. Kecenderungan berkonsumsi yang kedua ini
biasa disebut dengan cara pemenuhan atau konsumsi yang bersifat horizontal.

3.2 Soal Latihan

1. Sebutkan pengertian menurut pendapat pribadi !


2. Apakah tujuan dari konsumsi yang kami sebutkan menurut kalian telah tercapai dan di
rasakan diri kalian masing-masing?
3. Bagaimana nilai dan guna barang saling keterkaitan?
4. Jelaskan hukum Gossen!
5. Jelaskan hubungan konsumsi dan tabungan !

20
DAFTAR PUSTAKA

Maarif, S. D. (2021, oktober 5). Pendidikan Ekonomi. Konsumsi Sebagai Kegiatan Ekonomi:
Pengertian, Tujuan dan Faktornya.

Rofiyandi, Y. M. (2022, Mei 31). Apa Pengertian Konsumsi, Fungsi, Ciri, dan Dampak
Positif-Negatifnya? Retrieved from katadata.co.id:
https://katadata.co.id/redaksi/ekonopedia/6294a733f3e55/apa-pengertian-konsumsi-fungsi-
ciri-dan-dampak-positif-negatifnya

Septiana, A. (2015). Analisis Perilaku Konsumsi Dalam Islam. Dinar: Jurnal Ekonomi dan
Keuangan Islam, 2(1).

Bakti, I., Husen, M., & Ketaren, A. (2022). Konsumerisme, Etika Romantis, dan Kultus Diri:
Telaah Ringkas Pemikiran Colin Campbell. Jurnal Sosiologi Agama Indonesia (JSAI).
https://doi.org/10.22373/jsai.v3i3.1870.

Aji Matto.2022.osf preprints.jurnal pengabdian.

21

Anda mungkin juga menyukai