“Konsumsi”
Disusun Oleh :
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjat kan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat
karunia-nyalah penulis bisa menyelesaikan Makalah yang berjudul “ Konsumsi”
Karya tulis ini di susun dan diiajukan untuk memenuhi salah satu tugas dari Mata Kuliah
Pengantar Ilmu Ekonomi kelas F program studi Akuntansi S1, Universitas Negeri Makassar.
Selain itu bertujuan pula untuk menambah wawasan dan informasi kepada pembaca.
Penulis menyadari masih banyak kelemahan dan kekurangan dari makalah ini sehingga
dalam menyelesaikan makalah ini memperoleh bantuan dari berbagai pihak.Tak lupa penulis
mengucapkan terima kasih kepada Bapak/Ibu dosen pengampuh, ibu Nuraisyah S.Pd M.Pd.
yang telah membimbing penulis dalam mengerjakan karya tulis ilmiah ini. Dan juga kepada
teman dekat penulis yang selalu memberikan pendapat, saran, dan kritik serta selalu
mendorong penulis untuk menyelesaikan makalah ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini. Makalah ini berisi tentang bagaimana konsumsi beserta sub bab nya
masing masing. Karya ini juga di harapkan dapat meningkatkan kesadaran mengenai
pentingnya mempejari Ekonomi.
Penulis menyadari ada kekurangan pada karya ini. Oleh sebab itu, saran dan kritik senantiasa
diharapkan demi perbaikan karya penulis. Penulis juga berharap semoga makalah ini mampu
memberikan pengetahuan tentang Konsumsi.
Kelompok I
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................4
1.2 Relevansi..........................................................................................................................4
1.3 Indikator...........................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................5
1. Pengertian Konsumsi...................................................................................................5
2. Tujuan Konsumsi.........................................................................................................9
1. Hukum Gossen..............................................................................................................14
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................17
3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Deskripsi Singkat
Pada Bab ini dibahas mengenai bagaimana itu konsumsi. Dengan bagian bagiannya mulai
dari arti dan tujuan, guna dan nilai barang hingga teori konsumsi. Konsumsi ialah
mengenai bagaimana penggunaan barang dan jasa, selalu berkaitan dengan barang jasa
serta transaksi.
1.2 Relevansi
Pada bagian ini dibahas tentang konsumsi, dengan dasar pemahaman ini akan menjadi
landasan bagi siswa untuk memahami gambaran dari segi teori mengenai bahasan
konsumsi mulai dari pengertian hingga teori-teorinya
1.3 Indikator
Mahasiswa mampu menjelaskan tentang konsumsi serta sub subnya. Dimulai dari
pengertian dan tujuan konsumsi, guna serta nilai barang dan yang terakhir juga mengenai
teori teori nya.
4
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian Konsumsi
Konsumsi juga dapat diartikan sebagai kegiatan untuk memenuhi kebutuhan atau
keinginan saat ini guna meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Konsumsi yaitu salah satu
variabel makroekonomi yang dilambangkan dengan huruf “C” dan berasal dari bahasa
Inggris yaitu consumption..
Agar lebih memahami apa arti konsumsi, berikut ini pengertian konsumsi menurut pendapat
para ahli:
5
Pengertian Konsumsi adalah titik pangkal dan tujuan akhir dari seluruh kegiatan
ekonomi masyarakat.
Pengertian konsumsi adalah pembelanjaan barang dan jasa oleh rumah tangga. Yang
dimaksud dengan barang adalah barang rumah tangga yang sifatnya tahan lama
meliputi, perlengkapan, kendaraan, dan barang yang tidak tahan lama, contohnya
makanan dan pakaian. Pembelanjaan jasa yang dimaksud adalah barang yang tidak
berwujud konkret, contohnya pendidikan.
Konsumsi adalah pengeluaran yang dilakukan guna memenuhi pembelian barang dan
jasa untuk mendapatkan kepuasan maupun untuk memenuhi kebutuhannya. Konsumsi
digolongkan menjadi dua yakni konsumsi rutin dan konsumsi yang sifatnya
sementara. Konsumsi yang sifatnya rutin memiliki arti sebagai pengeluaran yang
dilakukan untuk pembelian barang maupun jasa secara berulang ulang selama
bertahun – tahun. Sedangkan arti konsumsi sifatnya sementara adalah setiap tambahan
yang sifatnya tidak terduga dalam konsumsi rutin.
Menurut Kamus Besar Ekonomi (KBBI), arti kata konsumsi adalah tindakan manusia
untuk menghabiskan atau mengurangi kegunaan (utility) suatu benda baik secara
langsung atau tidak langsung – pada pemuasan terakhir dari kebutuhannya.
Pada masyarakat yang masih tradisional, umumnya kegiatan konsumsi adalah untuk
pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari. Sedangkan pada masyarakat modern, kegiatan
konsumsi mereka bukan hanya untuk mempertahankan hidup, tapi juga untuk kesenangan
dan harga diri.
6
Konsumsi adalah tindakan atau proses penggunaan barang dan jasa oleh individu,
rumah tangga, atau masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan mereka.
Aktivitas konsumsi melibatkan pembelian, penggunaan, dan pemakaian berbagai barang dan
jasa untuk memenuhi berbagai kebutuhan manusia, seperti makanan, pakaian, tempat tinggal,
transportasi, pendidikan, hiburan, dan banyak lagi.
1. Konsumsi Pribadi : Ini mengacu pada penggunaan barang dan jasa oleh individu atau
rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka. Contohnya termasuk
membeli makanan, pakaian, perumahan, kendaraan pribadi, perawatan kesehatan, dan
hiburan. Konsumsi pribadi adalah bagian penting dari ekonomi karena menciptakan
permintaan untuk barang dan jasa yang diproduksi oleh produsen dan berkontribusi pada
pertumbuhan ekonomi.
2. Konsumsi Publik : Ini mengacu pada penggunaan barang dan jasa yang dibiayai dan
dikelola oleh pemerintah untuk manfaat masyarakat secara umum. Ini mencakup layanan
publik seperti pendidikan, kesehatan, infrastruktur jalan raya, dan keamanan. Konsumsi
publik didanai melalui pajak yang diterima oleh pemerintah dan digunakan untuk
memberikan layanan dan manfaat kepada masyarakat.
Konsumsi memiliki peran penting dalam ekonomi karena merupakan salah satu
komponen pengeluaran agregat dalam pengukuran produk domestik bruto (PDB) suatu
negara. PDB mengukur total nilai semua barang dan jasa yang dihasilkan dalam ekonomi,
dan konsumsi adalah salah satu komponen terbesar dari PDB. Konsumsi juga dapat
memengaruhi permintaan terhadap barang dan jasa tertentu, yang pada gilirannya dapat
memengaruhi produksi, investasi, dan lapangan kerja.
Tingkat dan pola konsumsi dapat berbeda antara individu, kelompok sosial, dan
negara-negara, tergantung pada faktor-faktor seperti pendapatan, budaya, preferensi, dan
7
kondisi ekonomi. Konsumsi yang berkelanjutan dan bijaksana juga menjadi perhatian penting
dalam konteks lingkungan dan keberlanjutan, karena dapat memengaruhi konsumsi sumber
daya alam dan dampak lingkungan.
Selain ketiga faktor diatas, ada dua faktor yang terdapat dalam dasar ilmu ekonomi yang di
mana, faktor tersebut dapat mempengaruhi terjadinya kegiatan ekonomi konsumsi. Faktor-
faktor tersebut, dapat muncul dari lingkup internal dan eksternal perilaku konsumsi.
1. Faktor Internal
Faktor Internal adalah berbagai keadaan yang berasal dari dalam kegiatan konsumsi dan
memiliki potensi untuk meningkatkan atau mengurangi kegiatan ekonomi tersebut. Beberapa
faktor internal yang dapat mempengaruhi perilaku konsumsi dalam kegiatan ekonomi sebagai
berikut:
c) Selera, Selera merupakan preferensi atau kesukaan seseorang terhadap suatu barang
atau jasa yang akan dikonsumsi. Selera termasuk salah satu faktor internal yang
memengaruhi tingkat konsumsi, selain pendapatan, motivasi, dan sikap. Sebab selera
dapat bersifat berubah-ubah sesuai dengan kondisi dan kebutuhan seseorang.
8
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal dapat dipahami dengan segala kondisi yang berasal dari luar kegiatan
konsumsi dan mempunyai imbas sebagai pendorong ataupun pengganggu proses kegiatan
ekonomi terkait. Beberapa faktor eksternal yang dapat mempengaruhi perilaku konsumsi
dalam kegiatan ekonomi sebagai berikut:
a) Adat Istiadat, Adat istiadat merupakan kumpulan norma dan aturan yang mengatur
perilaku masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan. Adat istiadat termasuk salah
satu faktor eksternal yang memengaruhi tingkat konsumsi, karena dapat menimbulkan
kebutuhan atau keinginan akan barang atau jasa tertentu yang sesuai dengan acara
adat. Tingkat konsumsi dalam hal ini dapat berbeda-beda di setiap daerah, sehingga
pola konsumsi juga dapat beragam.
b) Harga Barang dan Jasa, Harga barang dan jasa merupakan nilai tukar suatu barang
atau jasa yang ditentukan oleh pasar. Harga barang dan jasa termasuk salah satu faktor
eksternal yang memengaruhi tingkat konsumsi, karena dapat mempengaruhi
permintaan dan penawaran barang atau jasa. Harga barang dan jasa berbanding
terbalik dengan jumlah dan macam barang yang dikonsumsi. Artinya, jika harga
barang dan jasa naik, maka konsumsi akan turun, dan sebaliknya.
d) Keadaan Alam, Keadaan alam merupakan kondisi lingkungan yang berasal dari
alam, seperti cuaca, iklim, musim, bencana alam, dan sumber daya alam. Keadaan
alam termasuk salah satu faktor eksternal yang memengaruhi tingkat konsumsi,
karena dapat mempengaruhi kebutuhan, ketersediaan, dan harga barang atau jasa.
2. Tujuan Konsumsi
Pengertian Konsumsi merupakan sebuah aktivitas pada manusia yang mengurangi dan
menggunakan dalam kegunaan barang dan jasa untuk secara bertahap dan simultan
memenuhi kebutuhan hidup dan kepuasan orang. Tujuan konsumsi merujuk pada alasan
9
mengapa individu, rumah tangga, atau masyarakat secara umum melakukan pembelian dan
penggunaan barang dan jasa. Tujuan konsumsi dapat sangat bervariasi antara individu dan
kelompok, dan mereka sering kali mencerminkan kebutuhan, keinginan, nilai-nilai, dan
preferensi individu.
1.. Mengurangi Nilai Guna Suatu Barang dan Jasa Secara Bertahap
10
Konsumsi juga dapat dipandang sebagai bentuk investasi dalam kesejahteraan
masa depan. Contohnya adalah investasi dalam pendidikan atau perumahan yang
diharapkan memberikan manfaat jangka panjang.
7. Kepuasan dan Hiburan
Beberapa konsumsi bertujuan untuk memberikan hiburan, kesenangan, atau
pengalaman yang menyenangkan. Ini bisa mencakup perjalanan, hobi, hiburan, dan
rekreasi
Penting untuk diingat bahwa tujuan konsumsi dapat sangat bervariasi tergantung pada situasi
individu dan keadaan ekonomi mereka. Selain itu, perubahan dalam tujuan konsumsi juga
dapat terjadi seiring waktu seiring dengan perubahan dalam kehidupan dan prioritas individu.
Bagi pemerintah dan perusahaan, memahami tujuan konsumsi konsumen adalah penting
dalam merancang produk, layanan, dan strategi pemasaran yang sesuai dengan kebutuhan dan
keinginan pelanggan.
Guna dan nilai barang adalah dua konsep penting dalam ekonomi yang membantu
dalam pemahaman tentang bagaimana barang dan jasa digunakan dan dinilai dalam
masyarakat. Berikut adalah penjelasan singkat tentang kedua konsep ini:
- Guna Total (Total Utility) : Guna total suatu barang adalah manfaat total yang diberikan
oleh barang tersebut kepada konsumen ketika digunakan atau dikonsumsi. Guna total
mencakup semua manfaat yang diterima oleh konsumen dari penggunaan barang, termasuk
manfaat fisik dan emosional. Misalnya, ketika seseorang membeli sebotol air minum, guna
totalnya mencakup rasa dahaga yang terpuaskan dan rasa segar yang dirasakan setelah minum
air tersebut.
- Guna Marginal (Marginal Utility) : Guna marginal adalah manfaat tambahan yang
diperoleh dari konsumsi satu unit tambahan dari suatu barang atau jasa. Guna marginal dapat
berkurang seiring dengan konsumsi bertambah, yang dikenal sebagai hukum guna marginal
berkurang. Ini berarti bahwa manfaat tambahan dari setiap unit tambahan cenderung
berkurang seiring waktu.
11
2. Nilai Barang (Value of Goods)
- Nilai Moneter (Monetary Value) : Nilai moneter suatu barang adalah harga atau biaya
yang harus dibayar oleh konsumen untuk memperoleh barang tersebut. Nilai ini dapat
berfluktuasi tergantung pada penawaran dan permintaan di pasar.
- Nilai Subjektif (Subjective Value) : Nilai subjektif adalah pandangan individu atau
persepsi konsumen tentang nilai suatu barang. Nilai ini didasarkan pada preferensi,
kebutuhan, dan keinginan individu. Setiap orang dapat memiliki penilaian yang berbeda
terhadap nilai suatu barang, tergantung pada keadaan dan konteksnya.
Pentingnya konsep guna dan nilai barang adalah bahwa mereka membantu
menjelaskan mengapa orang memilih untuk membeli atau menggunakan barang tertentu.
Ketika guna total suatu barang melebihi biaya atau harga yang harus dibayar untuk
memperolehnya, konsumen cenderung membeli barang tersebut karena mereka merasa
mendapatkan manfaat yang lebih besar daripada apa yang mereka keluarkan. Selain itu, nilai
subjektif juga memainkan peran penting dalam keputusan konsumsi, karena preferensi
individu dan nilai-nilai mereka akan mempengaruhi bagaimana mereka menilai dan memilih
barang.
Barang-barang yang ada di bumi ini dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan
manusia, dan ada juga yang tidak dapat. Jika barang itu tidak dapat digunakan untuk
memenuhi kebutuhan manusia, maka dikatakan bahwa barang itu tidak mempunyai guna atau
manfaat bagi kehidupan manusia. Tetapi jika barang itu mampu memenuhi kebutuhan
manusia maka dapat dikatakan bahwa barang itu memiliki guna atau manfaat bagi manusia.
Barang yang memiliki manfaat bagi manusia berarti bahwa barang itu memiliki nilai bagi
12
manusia. Dengan kata lain, barang yang memiliki nilai berarti barang itu mempunyai
kemampuan untuk memenuhi kebutuhan manusia oleh karena itu nilai barang diartikan
sebagai kemampuan barang untuk dapat memenuhi kebutuhan manusia.
Secara langsung maka barang itu dikatakan memiliki nilai pakai sedangkan jika
barang itu dapat ditukarkan dengan barang lain maka barang itu dikatakan memiliki nilai
tukar dengan demikian nilai pakai dapat diartikan sebagai kemampuan barang untuk
memenuhi kebutuhan manusia secara langsung. Sedangkan nilai tukar diartikan sebagai
kemampuan barang untuk dapat ditukar dengan barang lain.
Nilai suatu barang adalah barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia. Jenis-jenis
nilai suatu barang dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
1. Nilai pakai
Nilai pakai adalah nilai yang diberikan oleh seseorang terhadap suatu barang karena barang
tersebut dapat dipakai untuk memenuhi kebutuhannya. contohnya: baju bernilai pakai karena
bermanfaat untuk dikenakan manusia saat beraktivitas. Nilai pakai waktu berhubungan
dengan akses dari suatu benda atau produk pada saat dibutuhkan manusia. Contohnya, baju
tebal akan dipasarkan dan digunakan pada saat musim hujan dan musim dingin. Nilai pakai
dapat dogolongkan menjadi dua yaitu:
Nilai pakai objektif yaitu jika kegunaan barang dikaitkan dengan kebutuhan banyak orang
dan setiap orang menggunakan barang itu untuk memenuhi jenis kebutuhan yang sama ini
berarti barang itu merupakan kegunaan yang berlaku secara umum.
Nilai pakai subjektif yaitu jika kegunaan barang dikaitkan dengan kebutuhan orang secara
individu, besar kemungkinannya setiap orang akan memperoleh kegunaan yang berbeda-
beda dan barang yang sama.
Contohnya: komputer bagi para pegawai dan pelajar, buku pelajaran bagi pelajar dan
mahasiswa, kamera untuk wartawan atau fotografer.
13
2. Nilai tukar
Nilai tukar adalah sebagai kemampuan dari barang untuk dilakukan pertukaran dengan
barang lainnya di pasar. Nilai tukar dalam manajemen keuangan didefinisikan enagai suuatu
tingkatan dari mata uang yang akan dilakukan pertukaran dengan mata uang lainnya.
Contohnya: nilai tukar IDR/USD saat ini 14.000. USD adalah mata uang dasar atau base
currency (mata uang asing) dan IDR adalah mata uang harga atau price currency (mata uang
lokal). Nilai pakai dapat dogolongkan menjadi dua yaitu:
Nilai tukar objektif yaitu menunjukkan kemampuan barang untuk dapat dibutuhkan
dengan barang lain sesuai dengan kebiasaan umum yang berlaku.
Nilai tukar subjektif merupakan nilai tukar yang diberikan oleh seseorang terhadap suatu
barang yang dinilai ini tidak sesuai dengan kebiasaan umum yang berlaku.
14
berbagai macam pemenuhan kebutuhan tersebut. Kecenderungan berkonsumsi yang kedua ini
biasa disebut dengan cara pemenuhan atau konsumsi yang bersifat horizontal.
Untuk memperjelas perbedaan kedua kecenderungan konsumsi tersebut dapat dilihat contoh
sebagai berikut ini.
5. kebutuhan menabung,
la termasuk orang yang sangat hobi makan. Untuk memenuhi kebutuhan makan ia
selalu menggunakan jenis makanan yang serba enak, mewah dan banyak, sehingga menyerap
bagian terbesar dari penghasilannya. Kepuasan dari pemenuhan kebutuhan makan ini
cenderung tinggi, jika dinilai misalnya 9. Sementara itu, pemenuhan kebutuhan yang lainnya
cenderung asal terpenuhi saja, bahkan ada yang mungkin tidak sempat terpenuhi dengan
wajar. Oleh Karena itu, kepuasan dari pemenuhan kebutuhan yang lain ihni cenderung
rendah, jika dinilai misalnya ada yang 6,5 : 5,5 ; bahkan mungkin 3.
1. Hukum Gossen
15
Contoh:
Gelas ke-1 akan terasa tinggi kenikmatannya (misalnya dinilai 10). Selanjutnya gelas ke-2
akan berkurang nilai kenikmatannya (misalnya dinilai 8). Kemudian gelas ke-3 berkurang
lagi kenikmatannya (misalnya dinilai 5), dan gelas ke-4 mungkin nilai kenikmatannya tinggal
1. Pada akhirnya gelas ke-5 sudah tidak ada kenikmatannya (nilainya 0). Pada saat orang
tersebut menilai O atas pemenuhan kebutuhannya, maka dikatakan orang tersebut telah
mencapai titik kepuasan.
Namun demikian untuk lebih memperjelas pemahaman kita terhadap Hukum Gossen II dapat
juga dilihat contoh berikut.
Contoh:
16
` Anton seorang mahasiswa yang setiap bulannya menerima uang kiriman untuk biaya
hidup sebesar R750.000,00. Di luar membayar uang kuliah dan sewa kamar, sebagai
mahasiswa ia menghadapi kebutuhan sebagai berikut.
4. kebutuhan komunikasi
5. kebutuhan transportasi
7. kebutuhan menabung
Dengan uang saku sebesar Rp750.000,00 itu ia akan berusaha memenuhi seluruh
kebutuhannya hingga dicapai kepuasan yang seimbang (mendekati sama) di antara masing-
masing kebutuhannya. Misalnya untuk makan dan minum Rp300.000,00 dengan nilai
kepuasan 7; alat-alat kuliah (alat belajar), Rp150.000,00; untuk sehari-hari Rp75.000,00
dengan nilai kepuasan 6,5; untuk kebutuhan komunikasi Rp50.000,00 dengan nilai kepuasan
7; untuk transportasi Rp50.000,00 dengan nilai kepuasan 6; untuk jajan dan hiburan
Rp100.000,00 dengan nilai kepuasan 6; sisanya untuk menabung Rp50.000,00 dengan nilai
kepuasan 6.5.
Contoh di atas menunjukkan bahwa Anton mengalokasikan uangnya secara rasional dan
wajar, hingga masing-masing kebutuhan dapat dipenuhi dengan nilai kepuasan yang
mendekati sama yaitu antara 6 s/d 7.
Besarnya konsumsi orang dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain jumlah
pendapatanya, selera konsumsinya, hasrat menabungnya, ketersediaan barangnya, dan harga
barangnya. Salah satu faktor yang kuat pengaruhnya terhadap konsumsi adalah jumlah
pendapatan orang yang bersangkutan. Semakin tinggi jumlah pendapatan orang tentu akan
semakin besar jumlah konsumsinya.
17
Pada umumnya pendapatan orang akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan
konsumsinya, dan apabila terjadi sisa pendapatan akan digunakan untuk tabungan. Apabila
pendapatan diberi simbol Y (Income), konsumsi: C (Consumption), dan tabungan: S (saving),
maka hubungan ketiganya dapat diformulasikan sebagai berikut.
Y = C+S
18
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tujuan konsumsi merujuk pada alasan mengapa individu, rumah tangga, atau
masyarakat secara umum melakukan pembelian dan penggunaan barang dan jasa. Tujuan
konsumsi dapat sangat bervariasi antara individu dan kelompok, dan mereka sering kali
mencerminkan kebutuhan, keinginan, nilai-nilai, dan preferensi individu.
Pentingnya konsep guna dan nilai barang adalah bahwa mereka membantu
menjelaskan mengapa orang memilih untuk membeli atau menggunakan barang tertentu.
Ketika guna total suatu barang melebihi biaya atau harga yang harus dibayar untuk
memperolehnya, konsumen cenderung membeli barang tersebut karena mereka merasa
mendapatkan manfaat yang lebih besar daripada apa yang mereka keluarkan. Selain itu, nilai
subjektif juga memainkan peran penting dalam keputusan konsumsi, karena preferensi
individu dan nilai-nilai mereka akan mempengaruhi bagaimana mereka menilai dan memilih
barang.
19
Kecenderungan konsumsi yang demikian ini biasa disebut dengan cara pemenuhan atau
konsumsi yang bersifat vertikal.
20
DAFTAR PUSTAKA
Maarif, S. D. (2021, oktober 5). Pendidikan Ekonomi. Konsumsi Sebagai Kegiatan Ekonomi:
Pengertian, Tujuan dan Faktornya.
Rofiyandi, Y. M. (2022, Mei 31). Apa Pengertian Konsumsi, Fungsi, Ciri, dan Dampak
Positif-Negatifnya? Retrieved from katadata.co.id:
https://katadata.co.id/redaksi/ekonopedia/6294a733f3e55/apa-pengertian-konsumsi-fungsi-
ciri-dan-dampak-positif-negatifnya
Septiana, A. (2015). Analisis Perilaku Konsumsi Dalam Islam. Dinar: Jurnal Ekonomi dan
Keuangan Islam, 2(1).
Bakti, I., Husen, M., & Ketaren, A. (2022). Konsumerisme, Etika Romantis, dan Kultus Diri:
Telaah Ringkas Pemikiran Colin Campbell. Jurnal Sosiologi Agama Indonesia (JSAI).
https://doi.org/10.22373/jsai.v3i3.1870.
21