Anda di halaman 1dari 24

KONSUMSI DAN INVESTASI

UNIVERSITAS PAMULANG
DIMOHON
DENGAN
HORMAT:

Mematikan Hand
Phone

Menyimak Serius

Mencatat Informasi

Rileks
PENGANTAR ILMU EKONOMI
MAKRO

OLEH : SUGIYANTO ,SE.MM


Office : Mall Ciputat Blok E No. 2
Jl. IR H Juanda Ciputat
Workshop : Puri Pamulang Blok C 3/6
Ciputat Tangerang Telp. (021) 7464
5228, 70903603 Fax . (021) 74645228
, 0816831118
www.giantocard.wordpress.com
www.giantcardprinting.com
Email : giant_card@yahoo.com
Owner profile
Sekilas GIANT CARD
Seorang Wirausaha sekaligus Dosen
di LP3i & STIE Manajemen Bisnis
Indonesia , UNPAM kelahiran Kebumen
tanggal 08 Oktober 1966
merintis usaha dari tahun 1993 bidang
percetakan khususnya dibidang
spesialis Plastic Card & design grafis
yang bernama GIANT CARD (Giant
Dwi Sanjaya )
Sejak Tahun 2004
GIANT CARD tidak hanya
memproduksi specialis cetak Plastic
Card saja, melainkan seluruh bidang
meliputi Pembuatan Logo baru hingga
Design Layout Company Profile, Kop
Surat hingga tahap final proses cetak .
PENILAIAN

 Penilaian diperoleh dari aspek – aspek.


 Kehadiran / absensi : 10%
 Tugas : 20%
 UTS : 30%
 UAS : 40%
 100%
MEMAHAMI KONSUMSI DAN
INVESTASI
Grafis
Fungsi
Konsumsi
Matematis
APC
Konsumsi
MPC

Garis 450

Grafis
Fungsi
Tabungan
Matematis

Tabungan APS

Komponen
Pendapatan MPS
Nasional
Investasi Suku Bunga
1. Average Propensity to Consume (APC)
2. Marginal Propensity to Consume (MPC)
3. Fungsi Konsumsi
4. Grafik Konsumsi
APC dan MPC
APC atau Average Propensity to Consume adalah total
konsumsi dibagi dengan disposable income. Dalam bentuk
rumus, APC dapat ditulis sebagai berikut :
APC = C
Yd
MPC atau Marginal Propensity to Consume adalah
perubahan konsumsi sebagai akibat perubahan
pendapatan nasional. Dalam bentuk rumus, MPC dapat
ditulis sebagai berikut :

MPC = ΔC

Δ Yd
Fungsi Konsumsi
Apabila ada campur tangan pemerintah secara matematis
pendapatan siap pakai dapat dinyatakan sebagai berikut :

Dimana :
Yd = Y – Tx + Tr Yd = Disposable Income,
Y = Pendapatan Nasional
Tx = Pajak
Tr = Transfer
Karena perekonomian hanya terdiri dari dua sektor, maka :
Yd = Y – 0 + 0
Yd = Y
Jadi, dalam perekonomian tertutup sederhana besarnya pendapatan siap pakai
sama dengan besarnya pendapatan nasional

Hubungan antara pengeluaran konsumsi nasional ( C ) dengan pendapatan


nasional ( Y ) dikenal sebagai fungsi konsumsi. Secara matematis hubungan
tersebut dapat dituliskan sebagai berikut :

C=f(Y)

Fungsi konsumsi tersebut dapat dijabarkan kembali menjadi :

Dimana :
C = a + bY
a = pengeluaran konsumsi otonom
b = Marginal Propensity to Consume (MPC)
TABEL PENDAPATAN NASIONAL
DAN KONSUMSI NASIONAL
Pendapatan Nasional (Y) Konsumsi ( C ) ( Rp )

0 50
200 200
400 350
600 500
800 650
1000 800
1200 950
GRAFIK FUNGSI KONSUMSI
NASIONAL
C ( Miliar Rupiah )

1000
950
800 800

600 650
500
400
350
200 200
50
0
200 400 600 800 1000 1200

Y ( Miliar Rupiah )
Bagaimana cara menentukankan
fungsi konsumsi?
C = a + bY

b = MPC = Δ C = 150 / 200 = 0,75


Δ Yd

C = a + bY
C = a + 0,75 Y

50 = a + 0,75 (0)
a = 50

Persamaan fungsi konsumsi dapat dirumuskan :


C = 50 + 0,75 Y
BENTUK FUNGSI KONSUMSI

Empat ciri penting dari fungsi konsumsi yaitu :


• Terdapat tingkat impas (break even level) dari pendapatan, yaitu
tingkat dimana seluruh disposable income rumah tangga digunakan
untuk kegiatan konsumsi. ( APC = 1 )
• Di bawah tingkat impas, ada Dissaving, yaitu keadaan dimana
konsumsi rumah tangga lebih besar daripada disposable income,
sehingga rumah tangga melakukan pinjaman atau menggunakan
tabungan sebelumnya. ( APC > 1 )
• Di atas tingkat impas, sebagian dari disposable income digunakan
untuk kegiatan konsumsi dan sisanya ditabung ( APC < 1 )
• Setiap peningkatan disposable income akan menyebabkan kegiatan
konsumsi meningkat. Tetapi, besarnya peningkatan konsumsi lebih
rendah daripada peningkatan disposable income.
Untuk semuanya, 0<MPC<1
GARIS 450 / Y = C
Garis 450 adalah garis yang menghubungkan titik – titik di mana
konsumsi yang diinginkan sama dengan disposable income. Garis
ini membantu menentukan tingkat impas, yaitu perpotongan antara
garis 450 dengan kurva konsumsi.
C ( Miliar Rupiah )

1400
1200
1000 950
800 800
600 650
500
400 350
200 200
0 50

200 400 600 800 1000 1200

Y ( Miliar Rupiah )
APS dan MPS
APS atau Average Propensity to Saving adalah total
Tabungan dibagi dengan disposable income. Dalam bentuk
rumus, APS dapat ditulis sebagai berikut :
APS = S
Yd
MPS atau Marginal Propensity to Saving adalah perubahan
tabungan sebagai akibat perubahan disposable income.
Dalam bentuk rumus, MPS dapat ditulis sebagai berikut :
MPS = Δ S
Δ Yd
INVESTASI
Investasi adalah penanaman modal. Dalam menghitung jumlah investasi,
pengeluaran yang dicatat adalah sebagai berikut :
1. Pembelian berbagai jenis barang modal seperti mesin – mesin dan
peralatan produksi lainnya untuk menjalankan berbagai jenis usaha.
2. Pengeluaran untuk membeli rumah, mendirikan pabrik, dan
mendirikan gedung perkantoran
3. Penambahan nilai stok barang – barang yang belum terjual, bahan
mentah, dan barang – barang dalam proses produksi.
Keputusan mengenai apakah masyarakat produsen akan melakukan
investasi atau tidak pada dasarnya dilakukan dengan cara
membandingkan Marginal Benefit ( MB ) dan Marginal Cost ( MC ).
MB berupa keuntungan yang diramalkan ( Expected Rate of Return
( r) ) dan MC berupa Tingkat Bunga ( Interest Rate (i)).
Sebuah proyek investasi dapat dilakukan apabila r > i atau paling tidak
r=i
Akumulasi Pengeluaran Investasi pada Berbagai
tingkat Keuntungan yang Diramalkan
Keuntungan yang Akumulasi Pengeluaran
diramalkan ( r ) Investasi
16 0
14 50
12 100
10 150
8 200
6 250
4 300
2 350
0 400
Kurva Permintaan Investasi

20

15

r 10

0
0 50 100 150 200 250 300 350 400

I ( juta rupiah )
Apa bila tabungan pemerintahan Tangerang Selatan diketahui sbb S = - 20 +
0.20Y ( Milyar Rp ) Saudara diminta melengkapilah tabel berikut beserta
Perhitungannya ?

Tahun Y C S APC APS MPC MPS


ke
2007 160 - - - - - -

2008 - 180 - - - - -

2009 - - 100 - - - -

2010 - - - 0,05 - - -

2011. - - - - 0,09
PERHITUNGAN
Fungsi Inventasi mempunyai bentuk umum :
I = a + bi
Dimana a = investasi otonom
b = MPI ( Marginal Propensity to Invest )
=ΔC

Δ Yd

Berdasarkan tabel, maka :


MPI = 50 = -25

-2
Sehingga pada suku bunga 12 %, jumlah investasi
yang diminta Rp 100, maka :
I = a + bi
100 = a + ( - 25 x 12 )
100 = a + ( - 300 )
a = 400
Jadi, persamaan permintaan investasi dapat
dinyatakan sebagai berikut :
I = 400 – 25i
TERIMA KASIH ATAS
PERHATIANNYA

Anda mungkin juga menyukai