Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PERILAKU KONSUMEN DAN PRODUSEN

DI
S
U
S
U
N

Oleh :
KELOMPOK
MIRA WATI
DIAN SURIANA
NUR AINI
YULIYA

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


SMK NEGERI 1 MEULABOH
TAHUN 2021 / 2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.


Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang atas berkah dan rahmat-Nya, kami dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Perilaku Konsumen dan Perilaku Produsen”
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari makalah ini, baik dari materi
maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman penulis.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Terima kasih.

Meulaboh, 25 Januari 2022


Penulis

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ............................................................................................................ i
Daftar isi ....................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Tujuan ......................................................................................................... 1
C.
BAB II PEMBAHASAN
A. Prilaku Konsumen........................................................................................ 2
B. Perilaku Produsen........................................................................................ 5
C. Interaksi kegiatan ekonomi antara konsumen dan produsen ...................... 7

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ............................................................................................... 0
B. Saran.......................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Dalam mengenal konsumen kita perlu mempelajari perilaku konsumen sebagai


perwujudan dari seluruh aktivitas jiwa manusia itu sendiri. Suatu metode di
definisikan sebagai suatu wakil realitas yang disederhanakan, model perilaku
konsumen dapat di definisikan sebagai suatu skema atau kerangka kerja yang
disederhanakan untuk menggambarkan suatu aktivitas - aktivitas konsumen. Model
perilaku konsumen dapat pula diartikan sebagai kerangka kerja atau suatu yang
mewakili apa yang diyakinkan konsumen dalam mengambil keputusan
membeli.Adapun yang mempengaruhi faktor-faktor perilaku konsumen Kekuatan
sosial budaya terdiri dari faktor budaya, tingkat sosial, kelompok anutan (small
referebce grups) dan keluarga. Sedangkan kekuatan psikologi terdiri dari pengalaman
belajar,kepribadian, sikap dan keyakinan. Sedangkan tujuan dan fungsi model perilaku
konsumen sangat bermanfaat dan mempermudah dalam mempelajari apa yang telah
diketahui mengenai perilaku konsumen.

B.     Rumusan Masalah

1. Apakah perilaku konsumen itu dalam ilmu ekonomi mikro?


2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku konsumen?
3. Metode apa saja yang digunakan dalam penelitian perilaku konsumen?
4. Apa teori dari perilaku konsumen ?

C.    Tujuan Prilaku Konsumen

1. Untuk mengetahui apakah perilaku konsumen itu dalam ekonomi mikro.


2. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku
konsumen.
3. Untuk mengetahui metode apa saja yang digunakan dalam penelitian perilaku
konsumen.
4. Untuk mengetahui teori dari perilaku konsumen.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Prilaku Konsumen

Sebelum kita dapat mengetahui pola perilaku konsumen, kita harus


mengetahui terlebih dahulu apakah yang dimaksud dengan konsumsi?. Kata konsumsi
sudah tidak asing lagi bagi Anda. Bukankah saat  acara peringatan hari besar
disekolah maupun dilingkungan masyarakat selalu dibentuk panitia konsumsi?. Jadi
menurut anda, apakah benar jika konsumsi diartikan sebagai proses makan dan
minum?

1. Pengertian Konsumsi
     

Kata  konsumsi berasal dari kata consumption yang berarti


menggerogoti hingga habis atau menghabiskan. Dengan begitu makan dan
minum dapat dikategorikan sebagai kegiatan konsumsi. Namun kegiatan
konsumsi bukanlah hanya mencakup makan dan minum saja, tetapi juga
berkenaan dengan kebutuhan pakaian, tempat tinggal, transportasi dan masih
banyak lagi karena kebutuhan manusia cenderung bertambah dan beragam.

Jadi, setiap tindakan manusia dalam memanfaatkan barang dan jasa


untuk memenuhi kebutuhannya termasuk dalam kegiatan konsumsi. Namun
demikian, kita harus berhati-hati dalam menentukan apakah suatu kegiatan
dalam menggunakan suatu benda tersebut termasuk kedalam lingkup konsumsi
atau tidak.

Untuk melihat apakah pemakaian suatu benda termasuk kedalam lingkup


konsumsi atau produksi, kita dapat melihatnya dari beberapa hal yang menjadi
ciri-ciri benda konsumsi berikut.

Benda-benda yang dikonsumsi adalah benda ekonomi atau benda yang


untuk memperolehnya diperlukan pengorbanan. Seperti kegiatan menghirup
udara, berjemur pada sinar matahari pagi dan mandi di sungai bukan kegiatan
konsumsi karena benda itu didapat secara gratis.

Benda yang dikonsumsi ditujukan untuk memenuhi kebutuhan hidup.


Seperti penggunaan ge rgaji, cangkul, mesin-mesin, dan barang-barang modal
lainnya yang bertujuan menambah faedah benda tidak dikategorikan ke dalam
kegiatan konsumsi.

2. Ciri-ciri benda konsumsi


Manfaat nilai atau jumlah barang yang digunakan tersebut akan habis sekaligus
atau berangsur-angsur.
a. Barang yang nilai gunanya dihabiskan secara berangsur-angsur.
Contohnya Pakaian, sepatu dan televisi

2
b. Barang yang nilai gunanya dihabiskan sekaligus.     
Contohnya Makanan, minuman dan obat-obatan.

3. Tujuan Kegiatan Konsumsi

Coba jelaskan, apa tujuan kamu makan, minum, berpakaian, menonton


TV, atau piknik ke pantai? Jawabannya tentu adalah untuk memenuhi kebutuhan.
Makan, minum, dan berpakaian adalah untuk memenuhi kebutuhan fisik secara
langsung. Sedangkan menonton TV dan piknik adalah untuk memenuhi
kebutuhan rohani. Kedua jenis kebutuhan tersebut dipenuhi secara langsung oleh
benda konsumsi. Artinya, benda konsumsi tersebut secara langsung kamu
gunakan untuk memenuhi kebutuhanmu.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa kegiatan konsumsi yang dilakukan


manusia pada umumnya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup atau untuk
memperoleh kepuasan. Selain untuk tujuan konsumsi (menghabiskan
kegunaanya), suatu benda juga  dipergunakan sebagai benda produksi. Sebagai
contoh, Pak Amir memiliki mobil. Pada hari Senin sampai Jumat, mobil tersebut
dipergunakan untuk oleh Pak Amir untuk mengangkut penumpang. Sedangkan
pada hari Sabtu dan Minggu, mobil tersebut khusus digunakan untuk keperluan
keluarga, seperti berbelanja ke pasar, piknik,  atau jalan-jalan ke mal. Pada hari
Sabtu dan Minggu mobil tersebut digunakan untuk kegiatan konsumsi. Namun
penggunaan mobil tersebut dari hari Senin sampai dangan Jumat bukanlah untuk
tujuan konsumsi, melainkan untuk tujuan menghasilkan uang dan berperan
sebagai benda produksi.

4. Pola Perilaku Konsumen

Masing-masing konsumen merupakan pribadi yang unik. Konsumen yang


satu dengan lainnya mempunyai kebutuhan yang berbeda dan perilaku yang
berbeda dalam memenuhi kebutuhannya. Namun, dalam perbedaan-perbedaan
yang unik itu ada suatu persamaan, yaitu setiap konsumen berusaha untuk
memaksimalkan kepuasaannya dalam mengkonsumsi suatu barang.

Perilaku konsumen merupakan tindakan–tindakan yang terlibat secara


langsung dalam memperoleh, mengkonsumsi, dan membuang suatu produk,
termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan– tindakan
tersebut

Perilaku konsumen menitikberatkan pada aktivitas yang berhubungan


dengan konsumsi dari individu. Perilaku konsumen berhubungan dengan alasan
dan tekanan yang mempengaruhi pemilihan, pembelian, penggunaan, dan
pembuangan barang dan jasa yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan dan
keinginan pribadi (Hanna & Wozniak, 2001).

3
5. Teori Perilaku konsumen

Teori perilaku konsumen dapat menjelaskan bagaimana cara seorang


konsumen memilih suatu produk yang diyakini akan memberikan kepuasan
meksimum dengan dibatasi oleh pendapatan dan harga barang.

Untuk membahas perilaku dalam ilmu ekonomi kita mengenal teori


perilaku konsumen, yang terakomodasi dalam pendekatan kardinal dan
pendekatan ordinal.

Pendekatan kardinal juga disebut sebagai pendekatan marginal


utility.  Pendekatan Kardinal dalam analisis konsumen didasarkan pada asumsi
bahwa tingkat kepuasan yang diperoleh konsumen dari konsumsi suatu barang
dapat diukur/dikuantifikasi dengan satuan tertentu, seperti uang, jumlah atau
buah.

Semakin besar jumlah barang yang dikonsumsi, semakin besar pula


tingkat kepuasan konsumen.Konsumen yang rasional akan berusaha
memaksimukan kepuasaannya dengan pendapatan yang dimilikinya.

Beberapa pakar ekonomi telah mengembangkan gagasan mengenai konsep


nilai guna. Seperti dari hasil penelitian Herman Heinrich Gossen mengenai nilai
guna total (Total Utility) dan nilai guna marjinal (Marjinal Utility) yang
terkandung dalam Hukum Gossen I dan Hukum Gossen II.

a.       Hukum Gossen I

Menurut penelitian Herman Heinrich Gossen, Pemenuhan kebutuhan


Akan  suatu barang dilakukan secara terus menerus, kenikmatan dari
mengkonsumsi barang tersebut mula-mula semakin  tinggi, namun setiap
tambahan satu unit barang akan membuat tambahan  kenikmatan  menurun
sampai akhirnya akan mencapai titik jenuh (mencapai titik nol).

b.      Hukum Gossen II

Mengingat sumber daya yang terbatas, pemenuhan kebutuhan primer


akan lebih tinggi tingkat kepuasaannya daripada pemenuhan kebutuhan
sekunder. Demikian pula pemenuhan kebutuhan sekunder lebih tinggi tingkat
kepuasaan/kegunaannya daripada kebutuhan mewah atau kebutuhan tersier.

c.       Pendekatan Ordinal

Pendekatan ordinal mengasumsikan bahwa konsumen mampu


meranking/membuat urutan-urutan kombinasi barang yang akan dikonsumsi
berdasarkan kepuasan yang akan diperolehnya tanpa harus menyebutkan
secara absolut. Pendekatan ordinal digunakan dengan menggunakan analisis
kurva indiferensi. Kurva indiferensi adalah kurva yang menunjukkan

4
berbagai titiktitik kombinasi dua barang yang memberikan kepuasan yang
sama. Mengukur kepuasan konsumen dengan pendekatan kurva indiferensi
didasarkan pada 4 (empat) asumsi, yakni :

 Konsumen memiliki pola preferensi akan barang-barang konsumsi yang


dinyatakan dalam bentuk peta indiferensi.
 Konsumen memiliki dana dalam jumlah tertentu.
 Konsumen selalu berusaha untuk mencapai kepuasan maksimum.
 Semakin jauh dari titik origin, maka kepuasan konsumen semakin tinggi.

B. Perilaku Produsen

Dahulu pada zaman purba , barang - barang yang diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan hidup dapat diambil begitu saja dari alam tanpa mengeluarkan pengorbanan
yang berarti. Hal ini dapat berlangsung karena barang yang tersedia jauh melebihi
yang diperlukan penduduk pada zaman itu. Belum lagi kenyataan bahwa pada saat itu
kebutuhan manusia masih sangat sederhana.

Namun, setelah mengalami perubahan – perubahan zaman yang memicu


banyak terjadinya perubahan dalam berbagai bidang, manusia dihadapkan pada
kenyataan bahwa barang yang mereka butuhkan jauh melampaui sumber daya alam
yang ada. Bahkan seringkali barang yang mereka butuhkan dari alam tidak dapat
langsung mereka gunakan melainkan harus melalui proses produksi. Jadi, apakah 
yang dimaksud dengan produksi?

1.      Pengertian Produksi

Produksi dapat kita lihat dimana saja. Produksi yang paling sederhana adalah
seseorang membuka salon kecantikan di rumahnya. Ia sudah dapat mendapat
penghasilan dari salonnya tersebut. Inilah yang dimaksud dengan produksi, seseatu
yang berkaitan dengan penambahan nilai guna suatu objek. Nilai guna yang
ditambahkan dalam contoh diatas adalah bagaimana sebuah rumah tidak hanya
digunakan sebagai tempat tinggal namun dapat berfungsi juga untuk menghasilkan
pendapatan bagi pemiliknya.

2.      Tujuan Produksi

Dari pengertian tersebut, jelas bahwa kegiatan produksi mempunyai tujuan


yang meliputi: barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan konsumen

         Meningkatkan nilai guna barang atau jasa.

         Meningkatkan kemakmuran masyarakat.

         Memperoleh  keuntungan sebesar - besarnya.

5
         Memperluas lapangan usaha.

         Menjaga kesinambungan usaha perusahaan.

         Memenuhi kebutuhan rumah tangga produksi maupun rumah konsumsi

Memenuhi kebutuhan sesuai perkembangan zaman dan kemajuan teknologi


serta penduduk yang semakin meningkat. Memacu tumbuhnya usaha produksi lain
sehingga dapat menyerang pengangguran. Meningkatkan pendapatan masyarakat atau
pendapatan Negara. Memproduksi barang-barang ekspor berarti meningkatkan sumber
devisa Negara.

       

3.      Faktor – faktor Produksi

Kegiatan produksi tentunya memerlukan unsur -  unsur yang dapat digunakan


dalam proses produksi. Unsur – unsur ini meliputi Sumber Daya Alam, tenaga
manusia, modal, dan kewirausahaan. Semua unsur – unsur tersebut dinamakan faktor
produksi. Jadi, Faktor produksi adalah semua unsur yang menopang usaha penciptaan
nilai atau usaha memperbesar barang dan jasa.
a. Faktor Sumber Daya Alam
Faktor sumber daya alam adalah jenis faktor produksi yang termasuk di dalam
bahan-bahan mentah untuk dijadikan produk. Bahan mentah inilah yang
nantinya akan diolah menjadi barang/ jasa yang akan dipasarkan ke konsumen.

Sumber daya alam yang termasuk faktor produksi di antaranya adalah udara,
tanah, air, hewan, tumbuhan, mineral dan bahan tambang lainnya. Contohnya
adalah produk yang berbahan kulit. Maka sumber daya alamnya adalah hewan.
Karena dari kulit hewan inilah yang dijadikan bahan mentah produk.

b. Sumber Daya Manusia (SDM)


Sumber daya manusia juga jenis faktor yang sangat penting. Karena tidak
mungkin bahan mentah bisa menjadi bahan setengah jadi lalu produk/barang
jadi jika tidak ada manusia yang mengolahnya.

Maka dari itu sumber daya manusia juga harus ada di dalam perusahaan.
Terutama yang memang memiliki kompetisi bagus dalam bidang pengolahan
produk. Termasuk bisa mengoperasikan alat-alat produksi.

Sumber daya manusia bisa dibilang poin paling penting di dalam produksi.
Sekalipun ada beberapa argumen kalau kinerjanya sudah bisa digantikan oleh
robot. Tetapi tentu dari segi rasa dan jiwa, manusia lebih hebat. Tak dipungkiri
rasa dan jiwa ini yang juga membuat produk lebih berkualitas.

6
c. Faktor Modal
Sumber daya manusia dan juga sumber daya alam sudah tersedia, tetapi masih
belum cukup untuk melahirkan produk yang bagus. Bisa dibilang ini faktor
produksi yang tidak lengkap yang hasilnya juga tidak akan memuaskan.

Dalam pembuatan produk tentu membutuhkan modal produksi. Ini untuk


membeli bahan mentah, alat produksi serta untuk membayar tenaga kerja.
Maka dari itu, modal juga perlu dimasukkan ke dalam faktor produksi.

Artinya modal juga berpengaruh pada terciptanya produk yang berkualitas dan
disukai konsumen. Semakin besar modal yang dimiliki, tentu produk lebih
bermutu karena SDM, SDA dan alat produksi yang digunakan tentu juga
hebat.

d. Faktor Kewirausahaan
Faktor kewirausahaan atau faktor manajemen juga perlu dimasukkan ke dalam
faktor produksi. Karena yang menentukan keberhasilan produksi bukan hanya
produk melainkan teknik, strategi, perencanaan, kontrol dan selainnya.

Bahan mentah, SDM, SDA dan modal sudah tersedia. Tetapi tidak ada strategi,
rencana, kontrol dan pengawasan saat produk dibuat, tentu hasilnya juga tidak
akan memuaskan. Tentunya ini hanya akan menghasilkan produk yang tidak
memiliki keunggulan dan tidak laris di pasaran.

Maka dari itu faktor manajemen (kewirausahaan) diperlukan supaya proses


produksi berjalan lebih lancar. Ini juga mencakup pemasaran, pembukuan, 
distribusi produksi, sampai observasi pasar.

Accurate Online adalah software akuntansi berbasis cloud yang bisa digunakan
kapan saja dan dimana saja yang cocok untuk semua jenis bisnis di Indonesia.
Hanya 200 ribu perbulan untuk semua fitur unggulan, Accurate Online
menjadi pilihan oleh lebih dari 300 ribu pengguna di Indonesia.

e. Sumber Daya Informasi


Sumber daya informasi menjadi salah satu faktor yang juga penting terutama
di jaman global semacam ini. Yang mana alur lalu lintas informasi semakin
cepat dengan adanya internet. Nah, pihak perusahaan harus mengelola faktor
ini dengan baik. Minimal tidak ketinggalan informasi tentang produk apa yang
dibutuhkan masyarakat di saat ini.

C. Interaksi Kegiatan Ekonomi antara konsumen dan produsen


Peran pelaku ekonomi dalam kegiatan perekonomian nasional akan saling
berkaitan dan saling memengaruhi sehingga akan membentuk satu kesatuan dan
sistem. Kemacetan dalam salah satu sektor dapat segera menjalar ke arus uang dan
barang. Tugas menjaga kestabilan arus uang dan barang memang tidak mudah. Dalam
ilmu ekonomi, arus perputaran uang dan barang/jasa digambarkan dalam suatu
7
lingkaran kegiatan ekonomi seperti yang telah diuraikan di atas. Nah, lingkaran arus
kegiatan ekonomi akan memberikan manfaat bagi pelaku ekonomi dalam
perekonomian nasional.

Interaksi antara empat pelaku ekonomi menggambarkan interaksi timbal balik


antara rumah tangga, perusahaan, pemerintah, dan masyarakat luar negeri.
Perekonomian terbuka empat sektor menggambarkan perekonomian modern karena
adanya hubungan para pelaku ekonomi suatu negara dengan negara lain. Peranan
perekonomian luar negeri sangat besar dalam rangka menjalin kerja sama ekonomi
berupa perdagangan dan investasi, serta diantara negara juga dapat melakukan
hubungan diplomatik.

Rumah tangga produsen memberikan produk/jasa pada ruman tangga konsumsi


dan memberikan balasan jasa atas faktor produksi yang di berikan.
di sisi lain rumah tangga konsumsi memberikan faktor produksi pada rumah tangga
produsen, dan membayar atas jasa/produk yang di hasilkan produsen.

Interaksi keduanya memungkinkan satu sama lain untuk tetap menjalankan


perannya dalam upaya memenuhi kebutuhan hidupnya

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kebutuhan yang mendesak untuk mengarahkan seseorang untuk mencari


kepuasan dari kebutuhan.  seseorang dikendalikan oleh suatu kebutuhan pada suatu
waktu. Kebutuhan manusia diatur menurut sebuah hierarki, dari yang paling mendesak
sampai paling tidak mendesak (kebutuhan psikologikal, keamanan, sosial, harga diri,
pengaktualisasian diri). Ketika kebutuhan yang paling mendesak itu sudah terpuaskan,
kebutuhan tersebut berhenti menjadi motivator, dan orang tersebut akan kemudian
mencoba untuk memuaskan kebutuhan. Pembelajaran adalah suatu proses, yang selalu
berkembang dan berubah sebagai hasil dari informasi terbaru yang diterima (mungkin
didapatkan dari membaca, diskusi, observasi, berpikir) atau dari pengalaman
sesungguhnya, baik informasi terbaru yang diterima maupun pengalaman pribadi
bertindak sebagai feedback bagi individu dan menyediakan dasar bagi perilaku masa
depan dalam situasi yang sama.

Keputusan pembelian menurut Schiffman, Kanuk (2004, p.547) adalah


pemilihan dari dua atau lebih alternatif pilihan keputusan pembelian, artinya bahwa
seseorang dapat membuat keputusan, haruslah tersedia beberapa alternatif pilihan.
Keputusan untuk membeli dapat mengarah kepada bagaimana proses dalam
pengambilan keputusan tersebut itu dilakukan. Bentuk proses pengambilan keputusan
tersebut dapat digolongkan sebagai berikut:

B. Saran

Unplanned Purchase, baik produk dan merek dipilih di tempat pembelian.


Konsumen sering memanfaatkan katalog dan produk pajangan sebagai pengganti
daftar belanja. Dengan kata lain, sebuah pajangan dapat mengingatkan sesorang akan
kebutuhan dan memicu pembelian

9
DAFTAR PUSTAKA

Boediono. 2002. Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi No. 1 Ekonomi Mikro,


Penerbit BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta.

Engel, James F., Blackwell, Roger D., dan Miniard, Paul W., 1994. Perilaku
Konsumen, Alih bahasa Budiyanto, Binarupa Aksara, Jakarta,.

                   diakses tanggal 02 Januari 2009

N. Gregory Mankiw, 2006. Principles of Enconomics, Pengantar Ekonomi Mikro,


Edisi 3, Penerbit Salemba Empat. Jakarta

10

Anda mungkin juga menyukai