Anda di halaman 1dari 4

LEMBAGA-LEMBAGA PENYULUHAN PERTANIAN

Definisi, Pembagian, dan Peran Kelembagaan Penyuluhan Pertanian

Dalam arti sempit, kelembagaan sering diartikan sebatas entitas (kelompok. Organisasi) yaitu himpun-an
individu yang sepakat untuk menetapkan dan mencapai tujuan bersama. Tetapi dalam arti luas,
kelembagaan mencakup: nilai-nilai, aturan, budaya, dll.

Karena itu, kelembagaan penyuluhan pertanian dapat diartikan sebagai entitas (kelompok, organisasi)
yang terpanggil dan atau berkewajiban melaksanakan kegiatan penyuluhan pertanian. Kelembagaan
penyuluhan menurut UndangUndang No.16 Tahun 2006, adalah lembaga pemerintah dan/atau
masyarakat yang mempunyai tugas dan fungsi menyelenggarakan penyuluhan. Kelembagaan penyuluhan
terdiri dari 3 kelembagaan yaitu:
a. kelembagaan penyuluhan pemerintah,
b. kelembagaan penyuluhan swasta,
c. kelembagaan penyuluhan swadaya.

Dalam penyuluhan pertanian diperlukan adanya lembaga-lembaga ini karena harus disesuaikan dengan
kondisi yang semakin berubah seperti:
1. Kebutuhan ketrampilan yang lebih cakap dibanding usaha produk serelia.
2. Tuntutan petani untuk mampu meningkatkan kuantitas dan kualitas produknya.
3. Pengetahuan dari berbagai macam sumber.
4. Pembiayaaan organisasi penyuluhan dari pihak swasta yang semula hanya dari pihak pemerintah.

Dengan adanya kelembagaan penyuluhan pertanian berdiri sendiri diharapkan dapat menjamin
terselengaranya :
1. Fungsi perencanaan dan penyusunan program penyuluhan di tingkat Kabupaten Kota dan tersusunnya
programa di tingkat BPP.
2. Fungsi penedian dan penyebaran informasi teknologi, model usaha agrobisnis dan pasar bagi petani di
pedesaan.
3. Fungsi pengembangan SDM pertanian untuk meningkatkan produksi, produktivitas dan pendapatan.
4. Penataan administrasi dan piningkatan kinerja penyuluh pertanian yang berdasarkan kompetensi dan
profesionalisme.
5. Kegiatan partisipasi petani-penyuluh dan peneliti.
6. Fungsi supervise, monitoring, evaluasi serta umpan balik yang positif bagi perencanaan penyuluhan
kedepan
Menurut Claar dan Bentz (1987), kelembagaan penyuluhan ini memiliki peran penting karena:
1) Di dalam kegiatan penyuluhan, sebagai suatu sistem pendidikan, masyarakat dapat dengan bebas untuk
menerima atau menolak informasi/inovasi yang ditawarkan kepadanya.
2) Banyak informasi yang harus disadap dan disebaarluaskan oleh setiap penyuluh kepada pihak-pihak di
luar organisasi penyuluhan itu sendiri, sehingga hubungan antar mereka juga perlu dikem-bangkan
sebaik-baiknya.
3) Kegiatan penyuluhan, memiliki peran yang beragam sesuai dengan aras birokrasi pemerintahan, sehingga
kegiatan penyu-luhan juga perlu diorganisasikan sebaik-baiknya untuk memper-oleh dukungan dan
mampu menggerakkan peran serta penguasa di setiap aras birokrasi pemerintahan.
4) Setiap penyuluh harus memiliki mobilitas tinggi untuk dapat melakukan kontak-kontak pribadi dengan
banyak pihak.
5) Setiap penyuluh harus memiliki hubungan timbal balik yang erat, baik dengan para peneliti (atau
sumber informasi lainnya) maupun dengan masyarakat sasarannya; terutama dalam kaitannya untuk
menyampaikan umpan balik yang diberikan oleh para petani kepada para peneliti. 6) Penyuluhan
pertanian, memerlukan hubungan yang akrab dengan semua sektor kegiatan yang dilaksanakaan dalam
pem-bangunan pertanian.
7) Efektivitas penyuluhan, sangat ditentukan oleh kejelasan infor-masi yang disampaikan oleh
penyuluhnya atau kredi-bilitas penyuluh sebagai sumber informasi yang dapat diper-caya sangat
dibutuhkan.

Kelembagaan Penyuluhan Pertanian

1) Kelembagaan Penyuluhan Pemerintah


Kelembagaan penyuluhan pemerintah terdiri atas:
a. pada tingkat pusat berbentuk badan yang menagani penyuluhan,
b. pada tingkat provinsi berbentuk Badan Koordinasi Penyuluhan
c. pada tingkat kabupaten/kota berbentuk Badan Pelaksana Penyuluhan,
d. pada tingkat kecamatan berbentuk Balai Penyuluhan (UU No.16 tahun 2006)

a. Kelembagaan Penyuluhan Pusat.


Kelembagaan Penyuluhan di tingkat pusat bertanggung jawab kepada menteri. Untuk
melaksanakan koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan optimalisasi kinerja penyuluhan pada
tingkat pusat, diperlukan wadah koordinasi penyuluhan nasional nonstruktural yang
pembentukannya diatur lebih lanjut dengan peraturan presiden. Untuk menetapkan kebijakan
dan strategi penyuluhan, menteri dibantu oleh Komisi Penyuluhan Nasional. Komisi Penyuluhan
Nasional mempunyai tugas memberikan masukan kepada menteri sebagai bahan penyusunan
kebijakan dan strategi penyuluhan. AdapunTugas Badan Penyuluhan di tingkat pusat:
1. Menyusun kebijakan nasional, programa penyuluhan nasional, standarisasi dan akreditasi
tenaga penyuluh, saran dan prasarana, serta pembiayaan penyuluhan;
2. Menyelenggarakan pengembangan penyuluhan, pangkalan data, pelayanan dan jaringan
informasi penyuluhan;
3. Melaksanakan penyuluhan, koordinasi, penyeliaan, pemantauan dan evaluasi, serta
alokasi dan distribusi sumber daya penyuluhan;
4. Melaksanakan kerjasama penyuluhan nasional, regional, dan internasional;
5. Meningkatkan peningkatan kapasitas penyuluh PNS, swadaya dan swasta.
Saat ini ada lembaga pendidikan dan penyuluhan pertanian di Indonesia yaitu Badan
Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) yang berada di Jakarta dari tahun 2001- sekarang.
Tugas badan ini adalah melaksanakan penyuluhan dan pengembangan sumberdaya manusia
pertanian sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1070, Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya
Manusia Pertanian menyelenggarakan fungsi:
a. Penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program penyuluhan, pendidikan dan
pelatihan, standardisasi dan sertifikasi sumber daya manusia pertanian sesuai dengan peraturan
perundang-undangan;
b. Pelaksanaan penyuluhan, pendidikan dan pelatihan, standardisasi dan sertifikasi sumber
daya manusia pertanian sesuai dengan peraturan perundang-undangan;
c. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan penyuluhan, pendidikan dan pelatihan,
standardisasi dan sertifikasi sumber daya manusia pertanian sesuai dengan peraturan
perundang-undangan; dan
d. Pelaksanaan administrasi Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Pertanian.
b. Kelembagaan Penyuluhan Provinsi.
Kelembagaan penyuluhan di tingkat provinsi disebut dengan Badan Koordinasi
Penyuluhan, yang berkedudukan di provinsi. Tugasnya adalah:
1. Melakukan koordinasi, integrasi, sinkronisasi lintas sektor, optimalisasi partisipasi,
advokasi masyarakat dengan melibatkan unsur pakar, dunia usaha, institusi terkait,
perguruan tinggi dan sasaran penyuluhan;
2. Menyusun kebijakan dan programa penyuluhan provinsi yang sejalan dengan kebijakan
dan programa penyuluhan nasional;
3. Memfasilitasi pengembangan kelembagaan dan forum masyarakat bagi pelaku utama dan
pelaku usaha untuk mengembangkan usahanya dan memberikan umpan balik kepada
pemerintah daerah; dan
4. Melaksanakan peningkatkan kapasitas penyuluh PNS, swadaya dan swasta.
Untuk menetapkan kebijakan dan strategi penyuluhan provinsi, gubernur dibantu oleh
Komisi Penyuluhan Provinsi. Komisi Penyuluhan Provinsi bertugas memberikan masukan
kepada gubernur sebagai bahan penyusunan kebijakan dan strategi penyuluhan provinsi.
c. Kelembagaan Penyuluhan Kabupaten/Kota.
Kelembagaan penyuluhan di tingkat kabupaten/kota disebut Badan Pelaksana
Penyuluhan. Badan Pelaksana Penyuluhan di tingkat kabupaten/kota dipimpin oleh pejabat
setingkat eselon II dan bertanggung jawab kepada bupati/walikota. Tugasnya adalah:
1. Menyusun kebijakan dan programa penyuluhan kabupaten/kota yang sejalan dengan
kebijakan dan programa penyuluhan provinsi dan nasional;
2. Melaksanakan penyuluhan dan mengembangkan mekanisme, tata kerja dan metode
penyuluhan;
3. Melaksanakan pengumpulan, pengolahan, pengemasan, dan penyebaran materi
penyuluhan bagi pelaku utama dan pelaku usaha
4. Melaksanakan pembinaan pengembangan kerjasama, kemitraan, pengelolaan
kelembagaan, ketenagaan, sarana dan prasaran, serta pembiayaan penyuluhan;
5. Menumbuhkembangkan dan menfasilitasi kelembagaan dan forum kegiatan bagi
pelaku utama dan pelaku uasaha; dan
6. Melaksanakan peningkatan kapasitas penyuluh PNS, swadaya dan swakarsa melalui
proses pembelajaran secara berkelanjutan.
Untuk menetapkan kebijakan dan strategi penyuluhan kabupaten/kota, bupati dibantu
oleh Komisi Penyuluhan Kabupaten/Kota.
d. Kelembagaan Penyuluhan Kecamatan.
Kelembagaan penyuluhan di tingkat kecamatan disebut Balai Penyuluhan. Balai
Penyuluhan berfungsi sebagai tempat pertemuan para penyuluh, pelaku utama dan pelaku
usaha. Balai Penyuluhan bertanggung jawab kepada Badan Pelaksana Penyuluhan
kabupaten/kota. Tugasnya adalah:
1. Menyusun programa penyuluhan pada tingkat kecamatan sejalan dengan programa
penyuluhan kabupaten/kota;
2. Melaksanakan penyuluhan berdasarkan programa penyuluhan;
3. Menyediakan dan menyebarkan informasi teknologi, saran produksi, pembiayaan dan
pasar;
4. Memfasilitasi pengembangan kelembagaan dan kemitraan pelaku utama dan pelaku
usaha;
5. Memfasilitasi peningkatan kapasitas penyuluh PNS, penyuluh swadaya dan penyuluh
swasta melalui proses pembelajaran secara berkelanjutan;
6. Melaksanakan proses pembelajaran melalui percontohan dan pengembangan model
usahatani bagi pelaku utama dan pelaku usaha.
2) Kelembagaan penyuluhan swasta
Penyuluh swasta adalah penyuluh yang berasal dari dunia usaha dan/atau lembaga yang
mempunyai kompetensi dalam bidang penyuluhan. Kelembagaan penyuluhan swasta dapat
dibentuk oleh pelaku usaha dengan memperhatikan kepentingan pelaku utama serta
pembangunan pertanian, perikanan, dan kehutanan setempat.

3) Kelembagaan Penyuluhan Swadaya

Penyuluh swadaya adalah pelaku utama yang berhasil dalam usahanya dan warga masyarakat
lainnya yang dengan kesadarannya sendiri mau dan mampu menjadi penyuluh. Kelembagaan
penyuluhan swadaya dapat dibentuk atas dasar kesepakatan antara pelaku utama dan pelaku
usaha. Adapun tugasnya:

a. menyusun perencanaan penyuluhan yang terintegrasi dengan programa penyuluhan;

b. melaksanakan pertemuan dengan penyuluh dan pelaku utama sesuai dengan kebutuhan

c. membentuk forum, jaringan, dan kelembagaan pelaku utama dan pelaku usaha;

d. melaksanakan kegiatan rembug, pertemuan teknis, lokakarya lapangan, serta temu lapang
pelaku utama dan pelaku usaha;

e. menjalin kemitraan usaha dengan berbagai pihak dengan dasar saling menguntungkan;

f. menumbuhkembangkan kepemimpinan, kewirausahaan, serta kelembagaan pelaku utama dan


pelaku usaha;

g. menyampaikan informasi dan teknologi usaha kepada sesama pelaku utama dan pelaku usaha;

h. mengelola lembaga pendidikan dan pelatihan pertanian, perikanan, dan kehutanan serta
perdesaan swadaya bagi pelaku utama dan pelaku usaha;

i. melaksanakan proses pembelajaran melalui percontohan dan pengembangan model usaha tani
bagi pelaku utama dan pelaku usaha;

j. melaksanakan kajian mandiri untuk pemecahan masalah dan pengembangan model usaha,
pemberian umpan balik, dan kajian teknologi; dan

k. melakukan pemantauan pelaksanaan penyuluhan yang difasilitasi oleh pelaku utama dan
pelaku usaha

Anda mungkin juga menyukai