Anda di halaman 1dari 4

Antara Aku, Lisa, dan Drini

Kulangkahkan kaki di koridor kampus. Terlihat di sepanjang koridor beberapa mahasiswa


yang sedang sibuk dengan urusan mereka masing-masing. Ada yang sedang bercengkerama,
berdiskusi, membaca buku, maupun yang hanya sekedar duduk untuk menunggu mata kuliah
berikutnya.Sesekali aku bertegur sapa dengan beberapa mahasiswa lain yang kukenal.
Kulangkahkan kaki bukan tanpa tujuan. Aku menghentikan langkahku di depan sebuah ruang
yang menjadi tujuanku.Ya, inilah ruang pertemuan MAPAGAMA (Mahasiswa Pecinta Alam
Gadjah Mada). Aku melangkah masuk ke ruangan dan di sana ternyata telah ada beberapa
mahasiswa lain yang juga ikut organisasi ini.
Aku Danta, mahasiswa jurusan ekonomi di Universitas Gadjah Mada (UGM). Sekarang
aku menginjak semester 4. Aku juga merupakan seorang aktivis sebuah organisasi pecinta alam
di kampusku. Aku tertarik mengikuti organisasi ini karena aku suka mengeksplor sesuatu yang
baru dan disamping itu aku suka dengan keindahan alam Indonesia yang Tuhan ciptakan luar
biasa indah terutama pantai. Pantai menurutku tempat yang bisa memberiku ketenangan. Air laut
nya yang biru sangat menyegarkan pandanganku dan suara ombak yang dapat meringankan
beban pikiranku dari aktivitas yang padat di kampus. Aku bercita-cita ingin dapat mengeksplor
seluruh pantai yang ada di Indonesia.
Hari ini merupakan rapat rutin untuk organisasi yang aku ikuti ini. Rapat ini diadakan
untuk kegiatan rutin organisasi yang diadakan setiap bulan yang tujuannya mengeksplor objek-
objek wisata alam yang ada di Yogyakarta maupun di luar kota. Bulan ini kami mengadakan
kegiatan mengeksplor pantai yang ada di Yogyakarta yaitu Pantai Drini. Memang pantai ini tidak
banyak orang yang tahu. Kegiatan ini akan diadakan pada tanggal 15 Oktober 2015 mendatang.
Kegiatan mengeksplor ini bertujuan untuk mencari informasi yang lebih mendalam dari Pantai
Drini.
Usai sudah rapat yang diadakan. Perutku mulai terasa lapar. Aku menuju kantin kampus
bersama dua orang temanku yang juga satu organisasi denganku, Doni dan Aska. Kami memilih
makan di Warung Mbak Yuli, langgananku. Jari jemariku mulai menari-nari di atas keypad
handphone untuk mengetik sebuah pesan singkat, lalu mengirimkan pesan singkat tersebut
kepada seseorang. Tak lama Aska yang kami suruh memesan makanan pun datang sambil
membawa nampan yang di atasnya ada beberapa makanan yang kami pesan.
"Makanan datang!"
Kami pun segera menyantap makanan yang sudah menggoda perut kami.
"Dan, kita duluan ya! Sibuk soalnya." kata Doni sambil nyengir.
"Yaudah sana...hush hush." ucapku bercanda berpura-pura mengusir mereka.
"Awas lo ya. Lo lagi nungguin siapa sih Dan?"
"Biasalah..." ucapku.
"Yaudah kita duluan!" aku menjawab mereka dengan anggukan saja sambil tersenyum.
Tak lama setelah dua orang temanku pergi, aku dihampiri oleh seorang wanita. Ia
memiliki mata sipit, kulit kuning langsat, rambut hitam sebahu yang ia biarkan tergerai serta
tubuh yang tidak kurus dan tidak gemuk. Menurutku dia ideal. Dia Alicia, kekasihku. Biasa aku
memanggilnya Lisa. Dia juga merupakan mahasiswi di kampusku. Lisa mengambil jurusan
Akuntansi dan menginjak semester yang sama denganku. Kami sudah menjalin hubungan
selama 6 bulan lebih. Dia melempar senyum ke arahku aku pun sebaliknya. Aku mengajaknya
bertemu berniat untuk memberitahu kepadanya tentang kegiatan organisasi yang aku ikuti.
"Ada apa Dan? Tumben ngajak aku ketemu di kantin."tanyanya.
"Lis, aku mau ngasih tahu kamu, organisasi pecinta alam yang aku ikuti tanggal 15 Oktober 2015
mendatang akan ngadain kegiatan. Kegiatannya akan ngadain eksplorasi di Pantai Drini. Gimana
menurut kamu?"
"Ya, bagus sih. Aku selalu dukung kamu apapun kegiatannya asal itu positif " jawabnya.
"Makasih ya Lis! udah selalu dukung aku." Aku tersenyum ke arahnya. Lisa pun membalas
senyumanku.
"Asal jangan sampai lupa sama aku dan inget ya tanggal 16 Oktober 2015 hari apa?"
"Iya aku janji! aku juga inget itu hari apa" jawabku sambil mengangkat jari tengah dan telunjuk
membentuk lambang 'peace.'
Menjelang tanggal 15 Oktober aku sangat sibuk di organisasi ku ini. Menyiapkan apa saja
yang akan kami bawa dan kami butuhkan. Lisa mengirimkan pesan singkat kepadaku sebanyak 3
kali. Tapi aku belum sempat membalasnya. Aku tahu dia pasti kesal. Setelah kesibukanku selesai
aku membalas pesan singkatnya.
To : Lisa
Maaf ya Lis, tadi aku sibuk banget. Aku baru sempat membalas
sekarang. Maafin aku, aku mohon pengertiannya.
Untungnya dia mau membalas pesanku tetapi sangat singkat. "Gak kenapa kok!"
Tiba juga tanggal 15 Oktober2015. Hari ini kami akan mengadakan kegiatan eksplorasi
ke Pantai Drini. Pukul 05.00 WIB kami sudah berkumpul di kapus dan membawa segala
peralatan yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Kami kesana menggunakan 1 bus. Di dalam bus
aku mengirimkan pesan singkat kepada Lisa.
To: Lisa
Lis, aku berangkat ya. Kamu hati-hati ya ke kampus.
Jaga diri selalu.
Tetapi dia tak kunjung membalas. Untuk sampai ke Pantai Drini menghabiskan dua jam
perjalanan. Pantai ini terletak di Desa Banjarejo, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten
Gunungkidul, Yogyakarta. Aroma laut mulai tercium saat kami menyusuri jalanan mulus di
pinggiran Gunungkidul, pertanda kami semakin dekat dengan pantai. Dua jam perjalanan
terbayar lunas sudah ketika kami tiba di pantai ini. Matahari belum lagi garang, masih berbaik
hati melukis langit biru, menjadikannya latar untuk hamparan pasir putih. Sementara sebuah
pulau karang mengapung di lautan menjadikan pantai ini pantai yang istimewa di pesisir
Gunungkidul. Air pantai ini tenang. Sungguh panorama yang menakjubkan. Sungguh indah nan
elok negeriku ini.
Kami mulai mengadakan eksplorasi. Kami dibagi menjadi beberapa tim. Ada tim yang
ditugaskan menyelam dan mengamati terumbu karang. Ada tim yang ditugaskan untuk
mengamati pesisir pantai. Aku bergabung dengan tim yang ditugasi mengamati pesisir pantai. Di
sela-sela kegiatanku aku mengambil sedikit pasir dan kerang-kerang yang sudah ditinggalkan
penghuninya dan membungkus nya dengan kantong plastik kecil yang kubawa.
"Siapa tahu ini bisa jadi oleh-oleh." ucapku dalam hati. Kami mengadakan eksplorasi sampai
sore hari. Kami tidak pulang dulu karena kami ingin menikmati sunset sore ini. Aku sangat
bersyukur masih bisa menikmati karya Tuhan yang mengagumkan ini.
Sampai di rumah jam menunjukkan pukul 20.00 WIB Perjalanan yang lumayan jauh
menurutku. Badanku terasa pegal. Aku merebahkan tubuh ke kasur lalu aku mengetikkan pesan
singkat untuk Lisa.
To: Lisa

Lis, aku udah sampai di rumah. Kamu kemana? Maafin aku


Udah ninggalin kamu hampir seharian ini.
Lisa membalasnya dengan singkat.
From: Lisa

Iya, gak kenapa. Kamu istirahat aja dulu


Aku tahu dia pasti marah. Aku memejamkan mataku karen rasa lelah yang mendera. Aku berniat
untuk mengucapkan selamat ulang tahun kepada Lisa pada pukul 00.00 WIB. Pukul 06.00 WIB,
aku terkejut dan terbangun. Aku mengedarkan pandanganku ke meja yang ada di samping kasur
dan mengambil handphoneku. Aku melihat notifikasi, ternyata ada 10 panggilan tak terjawab dan
2 pesan singkat. Aku membuka salah satunya.
From: Lisa

Gini ya, katanya janji dan inget hari ini hari apa. Mungkin aku
saja yang terlalu berharap.
Aku menepuk jidatku. Aku baru ingat hari ini hari ulang tahunnya. Aku bergegas mandi karena
aku ada mata kuliah pagi ini.

Setelah mata kuliah selesai, aku berusaha mencari Lisa. Aku bertanya pada teman-
temannya . Tapi mereka tidak tahu lisa sekarang berada dimana. Aku tiba-tiba teringat tempat
favoritnya, taman. Dan benar saja dia sedang duduk sendiri di bangku taman. Aku
menghampirinya
“Lis, Happy Birthday ya sayang! Aku ketiduran semalam. Maafin aku.” ucapku sambil
menyodorkan tanganku. Dia tidak menghiraukan dan pergi meninggalkanku begitu saja. Tidak
ada sedikit pun senyum terukir di wajahnya. Aku duduk mematung sendiri. Sekarang aku sangat
merasa bersalah.
Di kamar aku termenung sendiri memikirkan bagaimana caranya buat Lisa tidak marah
lagi. Tiba-tiba terlintas dalam pikiranku untuk memberinya kado yang spesial. Mengajak nya
jalan-jalan dan memberinya barang yang kubuat sendiri. Besok adalah hari minggu jadi aku dan
Lisa tidak ada mata kuliah. Aku berniat pergi ke rumahnya besok dan meminta maaf. Aku
teringat, aku kemarin membawa sedikit pasir dan kerang-kerang yang aku cari di Pantai Drini.
Aku akan memanfaatkannya untuk membuat sebuah kado. Aku membuat bingkai foto yang
dihiasi kerang-kerang dan ditaburi pasir. Kemudian mencetak foto kami berdua dan menaruhya
di dalam bingkai. Terakhir aku membungkus dengan kertas kado dengan motif yang lucu.
“Semoga kamu senang ya Lis.” ucapku dalam hati.
Esoknya aku pergi ke rumah kekasihku,Lisa. Aku meminta izin kepada orang tua Lisa
untuk menemuinya. Aku menunggu Lisa di teras rumahnya dan Lisa pun keluar menghampiriku.
Lisa terkejut melihatku karena sebelumnya aku tidak memberinya kabar. Aku membuka
pembicaraan
”Lisa, maafin kalo aku gak kabarin kamu kalo aku mau kesini. Maafin juga hal yang kemarin.
Sebagai gantinya aku mau mengajakmu jalan-jalan.Gimana,kamu mau?” Dia mengangguk dan
tersenyum kecut. Setelah meminta izin kepada kedua orang tuanya kami pun berangkat.
Aku menghentikan laju motorku. Kami telah sampai di suatu tempat yang menurutku
sangat indah. Ya, Pantai Drini, pantai dimana aku dan teman-teman mengadakan eksplorasi. Aku
tidak bosan menikmati pemandangan yang elok ini. Rasanya aku telah tersihir oleh keindahan
dan keelokan pantai ini. Sepertinya Lisa juga begitu.
“Wah, indah banget! Aku udah lama gak ke pantai!” kata Lisa sambil sedikit berteriak. Lalu ia
tersenyum ke arahku. Aku lega akhirnya dia mau senyum kepadaku. Mungkin karena Lisa ikut
tersihir oleh keindahan pantai ini.
Kami berdua menikmati suasana yang indah dan menenangkan di pantai ini. Sesekali
kami bermain air, berkejar-kejaran, dan berfoto-foto ria. Jam menunjukkan pukul 17.00 WIB.
Aku mengajaknya untuk duduk di tepi pantai.
“Lis, kamu udah gak marah sama aku?” Dia mengangguk.
“Kamu senang hari ini? Maafin aku karena kemarin aku terlalu sibuk dan gak punya waktu buat
kamu.”
“Iya, aku senang. Aku kesel kemarin ternyata kamu lebih peduli ke organisasi kamu dan lupa
sama hari ulang tahun aku.”
Aku tersenyum ke arahnya. Lalu aku merogoh tas ranselku mengambil kado yang aku bungkus
kemarin.
“Lis,ini kado dari aku. Maklumin aja ya kalo hasilnya jelek dan sederhana. Aku bkin sendiri loh.
Happy Birthday Lisa!”ucapku.
“Gak kenapa kok, aku seneng! Makasih udah ajak aku ke pantai yang indah ini”, jawabnya
sambil tersenyum. Kami duduk memandang mentari yang sebentar lagi kembali ke peraduannya.
Tidak bosannya aku mengucapkan rasa syukur kepada Tuhan atas ciptaan-Nya. Aku berada di
antara karya Tuhan yang indah dan agung, Lisa dan Drini yang selalu ada dalam jiwaku.

Anda mungkin juga menyukai