Anda di halaman 1dari 38

0

SOSIOLOGI PEDESAAN
MODUL 1-7
Drs. IGD. NYOMAN MUDITA, M.Sos.

POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN MALANG


BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN
KEMENTERIAN PERTANIAN
2020
1

BAB I

A. Pengertian Sosiologi Pedesaan


Sosiologi pedesaan adalah dua isilah yang digabungkan menjadi satu,
istilah ini ialah istilah Sosiologi dan Desa.Sosiologi secara umumnya bisa
didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari masyarakat,
sedangkan desa artinya kesatuan masyarakat yang secara hukurn berdiri
sendiri dalam kurun waktu tertentu.
Sedangkan menurut para ahli, definisi sosiologi pedesaan antara lain
adalah sebagai berikut:
1. Samderson
Dalam pandangannya, pengertian sosiologi pedesaan adalah ilmu-ilmu
sosial yangmemberikan kajian dan.pembahasan dalam kemasyarakatan,
kajian yang dilakukan tentunya mengenai kehidupan yang ada di
lingkungan pedesaan.
2. Smit Dan Pe Zopt
Arti sosiologi pedesaan, menurutnya adalah wawasan yang disusun
secara sistematis (berurut-urut) dengan menggunakan penerapan metode
penelitian sosial yang ilmiah, penelitian tersebut terutama tentang
kehidupan masyarakat desa.
3. Jhon M. Gillette (1922)
Menurutnya, pengertian sosiologi pedesaaan adalah cabang ilmu sosiologi
yang memberikan wawasan dan pengetahuan mengenai bentuk komunitas
atau kelompok sosial yang ada di dalam pedesaan.Bacajuga; Pengertian
kelompok sosial, ciri, bentuk/macarn, dan syaratnya.
4. Priyo Tamtomo (2001)
Menurut Priyo Tamtomo, pengertian sosiologi pedesaan adalah studi
ilmiah yang memberikan gambaran terhadap hubungan manusia dengan
kelompok serta dinamika yang dialami di dalam masyarakat.
5. Rogers
Pengertian sosiologi pedesaan adalah cabang ilmu sosial yang
memberikan bahasan dan pengetahuan mengenai segala bentuk
fenomena kehidupan dalammasyarakat, fenomena kehidupan tersebut
khususnya dilakukan di dalam pedesaan.

1
2

Dari pengertian sosiologi pedesaan menurut para ahli di atas, dapat


disimpulkan bahwa sosiologi pedesaan adalah cabang ilmu sosiologi yang
membahas tentang masyarakat desa dan lingkungan sosial yang dialami,
baik dalam kelompok sosial, interaksi sosial, ataupun di dalam dinamika
dalam kelompok sosial di pedesaan.

B. Ruang Lingkup Sosiologi Pedesaan


Ruang lingkup materi sosiologi pedesaan, antara lain adalah sebagai berikut:
1. Sistem Dasar Masyarakat
Ruang lingkup sosiologi pedesaan yang pertama ini merupakan bagian
yang menjadi fokus utama.Sistem ini di dalamnya termasuk pembentukan
sejarah pedesaan, kebiasaan maupun adat istiadat yang ada di dalam
suatu desa.
2. Struktur dan Organisasi Sosial
Jika berbicara tentang struktur, maka yang ada di pikiran kita bahwa ia
merupakan sebuah hirarki atau tingkatan dalam sistem desa. Struktur
maupun organisasi sosial ini di dalamnya termasuk organisasi pertanian,
aparatur kampung, kepemudaan, maupun berbagai organisasi lain yang
ada pada desa tersebut.
Terdapat ciri-ciri struktur sosial yang perlu anda pahami, yaitu:
 Bersifat abstrak : Ia merupakan ciri yang tidak bisa dilihat oleh mata
maupun diraba. Struktur sosial adalah tingkatan mulai terendah hina
yang paling tinggi.Fungsinya adalah sebagai penyalur kekuasaan dan
juga pengaturan dalam memenuhi bermacam-macam kebutuhan
manusia.
 Muncul di tengah-tengah masyarakat: Sebuah struktur sosial
biasanya akan muncul pada individu memiliki kekuasaan, peran,
maupun juga status. Ketiga hal ini akan bisa dibaca ketika individu yang
bersangkutan berada di tengah-tengah masyarakat. Setiap peran yang
dimiliki individu akan menjadikan sebuah masyarakat yang multikultural
seperti yang kita lihat disekitar kita bahwa ada banyak contoh
masyarakat multikultural dengan peranannya masing-masing.
 Berhubungan dengan kebudayaan: Sebuah kelompok masyarakat
akan membentuk sebuah kebudayaan yang setiap kebudayaan memiliki
3

strukturnya sendiri. Hal ini berdampak pada keberagaman struktur


sosial yang akan terus tumbuh dan berkembang.
 Berubah dan berkembang: Masyarakat merupakan sebuah kelompok
yang statis karena di dalamnya terdapat berbagai individu dengan
karakter yang berbeda. Mereka bisa berubah serta berkembang dengan
menyesuaikan kebutuhan zaman. Hal ini membuat struktur dalam
masyarakat pun juga akan berubah.
3. Pola Pemukiman Desa
Pola pemukiman desa juga menjadi salah satu ruang lingkup sosiologi
pedesaan yang penting untuk dipelajari. Biasanya, pola ini akan
memanfaatkan sebuah alat ukur berupa instrumen penelitian sosial yang
nantinya diharapkan mampu digunakan sebagai bahan referensi ilmiah di
dalam memperkaya kajian di bidang sosiologi.

C. Kegunaan Sosiologi Pedesaan


Sosiologi pedeaan sudah tentu hadir dengan tujuannya sendiri yang mana
untuk alasan itulah ia perlu dipelajari. Ada beberapa fungsi sosiologi pedesaan
yang akan kami jelaskan di bawah ini.
1. Digunakan untuk mengetahui fungsi desa sebagai sebuah strategi dalam
melakukan pembangunan yang akan dilaksanakan.
2. Memperbanyak ilmu pengetahuan dengan berbagai penelitian yang
dilakukan.
3. Dapat digunakan sebagai sarana memberikan pemahaman kepada
masyarakat mengenai perkembangan dan kemajuan desa.

D. Sejarah Sosiologi Pedesaan


Sejarah mengenai dasar adanya sosiologi pedesaan dimulai pada tahun 1920
dengan melihat perkembangan dan problema yang dialami desa-desa di
Amerika Serikat.Tokoh yang melahirkan kajian ilmu ini ialah Smith dan Zopt
pada tahun 1970 melalui penyelesaian teori yang diciptakan dalam mengatasi
danmengkaji tentang seluk beluk desa.

E. Contoh Penelitian Sosiologi Pedesaan


Contoh penelitian yang dilakukan di desa, misalnya saja kajian terhadap
pernikahan di desa yang cenderung lebih tinggi dibandingkan perkotaan.
4

Permasalahan ini penting untuk dikaji, lantaran kemunculan pernikahan tidak


serta merta terjadi, ada penyebab kegagalan pemahaman dan kekurang
tahunya akan pengetahum masyarakat dalam memahami pernikahan.

Tugas:
1. Lakukan diskusi kelas, terdiri dari :
 Penyaji terdiri dari minimal 2 orang mahasiswa setiap topik atau pokok
bahasan dipresentasikan oleh 1 orang mahasiswa.
Tugasnya : mempresentasikan materi yang ditugaskan olehdosen.
 Pembahas adalah dari mahasiswa yang ditugaskan oleh dosenuntuk
mengkritisi hasil presentasi materi atau topik pokokbahasan terkait dengan
isu yang didiskusikan dan kedalamanmateri.
 Mahasiswa yang menjadi peserta berpartisipasi aktif dalamdiskusi kelas
2. Tugas terstruktur
Setiap mahasiswa membuat laporan rangkuman hasil diskusi setiap topik atau
pokok bahasan yang telah didiskusikan dan kesimpulan umum melalui sidang
pleno.

Daftar Pustaka
https://id.scribd.com/doc/53772182/MAKALAH-SOSIOLOGI-PERTANIAN
https://www.academia.edu>sosiologi
coretanfina.blogspot.com>2012?10
5

BAB II

A. Pengertian Proses Sosial dan Interaksi Sosial


1. Proses Sosial
Proses sosial adalah cara-cara berhubungan yang dilihat jika individu dan
kelompok sosial saling bertemu dan menentukan sistem serta bentuk-
bentuk hubungan tersebut atau apa yang terjadi apabila ada perubahan
yang menyebabkan goyahnya pola-pola kehidupan yang telah ada. Proses
sosial dapat di artikan sebagal pengaruh timbal balik antara berbagai segi
kehidupan bersama atau didalam kehidupan sosial, misalnya saling
mempengaruhi antara sosial dan politik, politik dan ekonomi, ekonomi dan
hukum, dan seterusnya.
Proses sosial juga dapat diartikan sebagai pengaruh timbal balik antara
berbagai segi kehidupan orang perorang atau kelompok secara bersama.
2. Interaksi Sosial
Secara harfiah interaksi berarti tindakan (action) yang berbalasan antara
individu atau antar kelompok.Tindakan saling mempengaruhi ini sering kali
dinyatakan dalam bentuk simbol-simbol atau konsep-konsep sedangkan
kata sosial bisa diartikan sebagai segala macam aspek di mana
berhubungan pada manusia serta kondisi sosial lingkungan.
Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik yang dinamis antara individu
dan invidu, individu dan kelompok, atau antara kelompok dengan
kelompok baik dalam kerja sama, persaingan, ataupun pertikaian.

B. Ciri-Ciri Interaksi Sosial


1. Dilakukan dua orang dan ada reaksi dan pihak lain sebagai bentuksosial.
2. Adanya kontak sosial dan komunikasi
3. Bersifat timbal balik, positifdan berkesinambungan
4. Ada penyesuaian norma dan bentuk-bentuk interaksi sosial
5. Pola interaksi bentuk sosial terjalin dengan baik harus berdasarkan
kebutuhan yang nyata, efektifitas, efesiensi, penyesuaian diri pada
kebenaran, norma, tidak memaksa mental, dan fisik merupakan ciri
terakhir interaksi ini.

5
6

C. Tujuan Proses Sosial dan Interaksi Sosial


1. Terciptanya hubungan yang harmonis
2. Tercapainya tujuan hubungan dan kepentingan
3. Sebagai sarana dalam mewujudkan keteraturan hidup (kehidupan sosial
masyarakat)

D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Sosial dan Interaksi Sosial


Faktor
1. Internal
Adapun yang menjadi dorongan dari dalam diri seseorang untuk
berinteraksi sosial meliputi hal-hal berikut:
a. Dorongan untuk meneruskan keturunan
b. Dorongan untuk memenuhi kebutuhan
c. Dorongan untuk mempertahankan kehidupan
d. Dorongan untuk berkomunikasi
2. Faktor Eksternal
a. Faktor Imitasi
Yaitu proses sosial atau tindakan seseorang untuk meniru orang lain,
baik sikap penampilan, gaya hidupnya, bahkan apa-apa yang
dimilikinya. Imitasi pertama kali muncul di lingkungan tetangga dan
lingkungan masyarakat.
b. Faktor Sugesti
Adalah rangsangan, pengaruh, stimulus yang diberikan seorang
individu kepada individu lain sehingga orang yang diberi sugesti
menuruti atau melaksanakan tanpa berpikir kritis dan rasional.
c. Faktor Identifikasi
Adalah upaya yang dilakukan oleh seseorang individu untuk menjadi
sama (identik) dengan individu lain yang ditirunya. Proses identifikasi
tidak hanya terjadi melalui serangkaian proses peniruan pola perilaku
saja, tetapi juga melalui proses kejiwaan yang sangat mendalam.
d. Faktor Simpati
Yaitu proses kejiwaan dimana seorang individu merasa tertarik kepada
seseorang atau kelompok orang dikarenakan sikapnya,
penampilannya, wibawanya atau perbuatannya yang sedemikian rupa.
7

e. Faktor Motivasi
Yaitu rangsangan, pengaruh, stimulus yang diberikan seorang individu
kepada individu lain, sehingga orang yang diberi motivasi menuruti
atau melaksanakan apa yang dimotivasikan secara kritis, rasional dan
penuh rasa tanggung jawab. Motivasi biasanya diberikan oleh orang
yang memiliki status yang lebih tinggi dan berwibawa.Contohnya :
motivasi dan seorang ayah kepada anaknya dan dari seorang guru
kepada siswa.
f. Faktor Empati
Faktor empati mirip dengan simpati, akan tetapi tidak semata-mata
perasaan kejiwaan saja. Empati dibarengi dengan perasaan
organisme tubuh yang sangat dalam (intens).
Agen Sosialisasi
Menurut Fuller dan Yacobs (1973), ada 4 agen sosialisasi yaitu :
1. Keluarga
Bisa keluarga inti (nuclear family) maupun keluarga besar (extended
family) misalnya selain kedua orang tuanya dimungkinkan kakak,
nenek, paman, bibi, atau pengasuhnya (pembantu rumah tangga,
babysister, penitipan anak/TPA).
2. Teman Bermain
Disini anak mendapatkan pengalaman bermain atau berinteraksi
dengan kelompok yang berusia sederajat dengannya. Pada tahap ini
anak mempelajari nilai-nilai keadilan, mempelajari aturan yang
mengatur peran orang yang kedudukannya sederajat (game stage),
dan teman bermainnya, aau bagaimana seorang anak berupaya untuk
dapat masuk kedalam kelompoknya.
3. Sekolah
Pendidikan formal mengajarkan peran-peran baru untuk persiapan
dikemudian hari, yaitu kemandirian, prestasi, universalisme (perlakuan
yang sama), danspesifisitas (pada anak dapat terjadi kekurangan pada
suatu pelajaran, tetapi untuk pelajaran yang lain, anak tetap dihargai
keberhasilannya). Sekolah harus dapat mengembangkan peran-peran
baru yang dapat membuat anak menjadi lebih percaya diri.
8

4. Media massa
Berbagai tayangan dimedia massa elektronik telah mengubah perilaku
seseorang dalam beberapa dekade terakhir, terutama setelah televisi,
internet telah menjadi alat komunikasi dan informasi yang menguasai
setiap kehidupan umat manusia, sejak masa kanak-kanak hingga
masa dewasa. Sehingga media akan menjadi media yang efektifuntuk
merubah suatu pikiran maupun perilaku masyarakat dalam waktu yang
relatif singkat, terutama bila dilingkungan keluarga maupun sekolah
tidak ada model yang kuat sebagai benteng pertahanan.

E. Syarat-syarat Interaksi Sosial


1. Kontak Sosial
Kontak sosial dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung antara
satu pihak dengan pihak yang lain. Kontak sosial secara tidak langsung
dapat terjadi karena adanya bantuan peralatan komunikasi sebagai
perantara misalnya radio, telepon, e-mail, surat dan lain sebagainya.
2. Komunikasi Sosial
Merupakan syarat pokok lain dalam proses sosial, yang mengandung
pengertian bila suatu hubungan sosial tidak terjadi komunikasi, maka
dalam keadaan demikian tidak terjadi kontak sosial. Dengan komunikasi,
maka sikap dan pikiran disatu pihak dapat diketahui oleh pihak lain.
Pada dasarnya interaksi sosial/komunikasi sosial dapat berjalan secara
verbal dan non verbal.Untuk interaksi sosial yang non verbal dapat
disebutkan bahwa gerakan tubuh, merupakan bentuk komunikasi yang
dilakukan sejak zaman manusia purba.

F. Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial


Interaksi sosial merupakan hubungan timbal balik antara individu dengan
individu lain, atau antara individu dengan kelompok, atau kelompok dengan
kelompok. Bentuk-bentuk interaksi dapat dibagi menjadi 2 yaitu:
 Asosiatif
Jenis interaksi sosial yang mengarah pada persatuan dan dapat
meningkatkan hubungan solidaritas antarindividu/kelompok, klasifikasi
proses ini sebagai berikut:
9

1. Kerjasama
Kerjasama akan terjadi apabila orang-orang yang akan terlibat
menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan yang sama, pada
saat yang sama, sehingga mereka dapat mengembalikan kepentingan-
kepentingan pribadi menjadi kepentingan bersama. Pada dasarnya
kerjasama akan terjadi apabila ada keuntungan-keuntungan yang
diperoleh sebagai akibat kerjasama tadi, dibanding bekerja sendiri-
sendiri.
2. Akomodasi
Akomodasi terjadi bila hubungan kedua belah pihak seimbang, masing-
masing menerima nilai-nilai dan norma-norma sosial yang berlaku atau
menyelesaikan pertikaian. Bentuk- bentuk akomodasi sebagai berikut:
a. Kompromi
Yaitu persetujuan dengan dengan jalan damai untuk saling
mengurangi tuntutan.
b. Toleransi
Yaitu suatu sikap menghargai perbedaan yang ada dalam
masyarakat.
c. Arbitrasi
Yaitu suatu usaha penyelesaian sengketa dengan bantuan pihak
ketiga yang dipilih oleh kedua belah pihak yang bersengketa.
d. Mediasi
Yaitu proses pengikutsertaan pihak ketiga sebagai penasihat yang
netral dalam penyelesaian suatu perselisihan.
e. Ajudikasi
Yaitu penyelesaian konflik atau perselisihan di pengadilan.
3. Alkuturasi
Proses penerimaan dan pengolahan unsur-unsur kebudayaan asing
menjadi bagian dan kebudayaan suatu kelompok tanpa menghilangkan
kepribadian atau pun ciri khas kebudayaan yang asli.
 Disasosiatif
Interaksi sosial yang mengarah pada perpecahan. Bentuk interaksi sosial
sebagai berikut:
10

a. Persaingan
Suatu proses sosial yang dilakukan individu atau kelompok untuk
mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan tertentu.
b. Pertentangan
Suatu proses sosial ketika seorang / kelompok dengan sadar atau tidak
sadar menentang pihak lain disertai ancaman atau kekerasan untuk
mendapat keinginan atau tujuanya.
c. Kontravensi
Usaha untuk merintangi atau menggagalkan tercapainya tujuan pihak
lain. Cara cara kontravensi berupa gangguan, fitnah, provokasi, dan
intimidasi.

Tugas :
1. Lakukan diskusi kelas, terdiri dari :
 Penyaji terdiri dari minimal 2 orang mahasiswa.Setiap topic
ataupokokbahasan dipresentasikan oleh 1 orang mahasiswa.
Tugasnya mempresentasikan materi yang ditugaskan olehdosen.
 Pembahas adalah dan mahasiswa yang ditugaskan oleh dosenuntuk
mengkritisi hasil presentasi materi atau topik pokokbahasan terkait dengan
isu yang didiskusikan dan kedalamanmateri.
 Mahasiswa yang menjadi peserta berpartisipasi aktif dalamdiskusi kelas.
2. Tugas terstruktur
Setiap mahasiswa membuat laporan rangkuman hasil diskusi setiap topik atau
pokok bahasan yang telah didiskusikan dan kesimpulan umum melalui sidang
pleno.

Daftar Pustaka
Gunawan, Hery. 2010. “Makalah Proses Sosial dan Interaksi sosial”. http://herry-
gunawan. blogspot. com/2010/12/makalah-proses-sosial-dan-
interaksi.html,diakses Pada 08 Maret 2013.
Ratna, Wahyu. 2010. Sosiologi dan Antropologi Kesehatani. Yogyakarta Pustaka
Rihama.
11

BAB III
PENGERTIAN NILAI, NORMA DAN BUDAYA MASYARAKAT DESA

A. Nilai
Nilai adalah anggapan seseorang terhadap sesuatu hal yang
berkarakteristik abstrak, namun hal tersebut menjadi pedoman bagi kehidupan
dalam bermasyarakat.NIiai erat kaitannya dengan tindakan sosial yang
dilakukan oleh manusia kepada lingkungan sekitar.
Dalam arti ini secara khusus nilai akan senantiasanya memberikan
dampak terhadap kehidupan yang dijalani oleh masyarakat. Oleh karenanya
dalam memberikan pandangan hidup serta menjaga keteraturan sosial
masyarakat selalu memberikan lebel nilai yang bebeda, antara Sam dengan
lainnya.
DEFINISI NILAI MENURUT PARA AHLI
a. Spranger
Nilai adalah suatu tatanan yang dijadikan panduan oleh individu untuk
menimbang dan memilih alternatif keputusan dalam situasi sosial tertentu.
b. Hoffocks
Nilai adalah sesuatu yang memungkinkan individu atau kelompok sosial
membuat keputusan mengenai apa yang ingin dicapai atau sebagai
sesuatu yang dibutuhkan.
c. Antony Giddens (1995)
Nilai adalah suatu gagasan yang dimiliki seseorang maupun kelompok
mengenai apa yang layak, apa yang dikehendaki, serta apa yang baik dan
buruk.
d. Horton dan Hunt (1987)
Nilai adalah suatu gagasan mengenai apakah suatu tindakan itu penting
ataukah tidak penting.
Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan oleh Spranger, jenis-.jenis
nilai berdasarkan pada ciri nilai sosial antara lain adalah sebagai berikut:
a. Nilai Seni
Seni bagian dari pada bentuk nilai keindahan, bahan penilaian ini erat
hubungan dengan sosiologi sastra. Yang mengedepankan tentang hakekat
manusia untuk berkarya terhadap lingkungan yang ada disekitarnya.

11
12

b. Nilai Solidaritas
Solidaritas menjadi salah satu element penting untuk mengintegrasikan
kehidupan masyarakat. Dalam kehidupan solidaritas berfungsi mengatur
peranan-peran sosial yang ada di dalam masyarakat. Kaedah mengenai
solidaritas ini sulit untuk dibentuk selama ada konflik sosial yang terjadi
dalamnya.
c. Nilai Kuasa
Kuasa bagian dari pada nilai yang menjadi ciri khas dalam kehidupan
masyarakat. Kuasa selalu diberikan kepada seseorang yang memiliki
stratifikasi masyarakat yang lebih tinggi. Kajian mengenai kondisi ini
mudah dijumpai pada struktural pemerintahan yang ada di Indonesia,
misalnya Presiden-Bupati-Masyarakat.
d. Nilai Ekonomi
Pandangan terhadap nilai erat kaitannya dengan ekonomi. Bagian ini
menjadi salah satu fungsi manusia untuk melanjutkan hidup dengan
pemenuhan kebutuhan yang diperlukan, misalnya dalam kebutuhan
primer, sekunder, dan tersier.
e. Nilai Agama
Agama memiliki fungsi nilai yang sangat penting dalam menjaga kestabilan
manusia. Agama menjadi bahasan pokok yang sangat sulit diterjemahkan
secara kasat mata, akan tetapi secara pasti agama memberikan ruang
kepada manusia untuk memikirkan kehidupannya setelah tiada (mati).
f. Nilai Keilmuan
Pandangan terhadap keilmuan, menjadi salah satu landasan seseorang
untuk memberikan penilaian. Oleh karena itulah setiap orang yang hidup di
dunia ingin serta merta mendapatkan keilmuan yang tinggi agar setara
nantinya dengan status sosial yang disandanganya.

CONTOH NILAI
Penjelasan mengenai pengertian dan klarifikasi nilai di atas, rasanya
tidaklah cukup tanpa memberikan penjelasan mengenai contoh nilai yang ada
dalam kehidupan masyarakat. OIeh karena itulah beberapa contoh-contoh
antara lain sebagai berikut :
13

a. Menolong
Memberikan pertolongan kepada sesama manusia selalu diajurkan.
Pertolongan ini sendiri bagian daripada proses adaptasi yang dilakukan
manusia dalarn wujud melakukan sosialisasi antara masyarakat. Secara
langsung dalam kasus menolong setiap masyarakat akan memberikan
penilaian yang baik, dan penelitian ini sendiri kemudian dijadikan
pedoman.
b. Mencuri
Mengambil hak orang lainatau seringkali disebut dengan. “mencuri” adalah
penilaian buruk yang dijastiskan kepada masyarakat. Orang yang gemar
melakukan pencurian kemudian akan didorong untuk dihukum lantaran
merugikan pihak lainnya. Kasus inilah kemudian dijadikan sebagai telaah
seseorang terhadap proses penilaian kegiatan.

B. Norma
Kata norma berasal dan bahasa Belanda, yaitu “Norm” yang artinya
patokan, pedoman atau pokok kaidah. Namun beberapa pendapat
mengatakan bahwa istilah norma berasal dan bahasa latin, “Mos” yang artinya
kebiasaan, tata kelakuan, atau adat istiadat.
Norma biasanya berlaku dalam suatu lingkungan masyarakat tertentu.
Misalnya dalam suatu etnis atau negara tertentu. Namun, ada juga norma
yang berlaku bagi semua manusia dan sifatnya universal.
Pengertian Norma yaitu aturan berperilaku dalam kehidupan
bermasyarakat. Baik bagi individu atau pun kelompok yang melanggar norma-
norma yang berlaku di masyarakat tersebut, maka akan dikenakan sanksi
sesuai peraturan. Oleh karena itu, norma memiliki kekuatan dan sifatnya
memaksa.

DEFINISI NORMA MENURUT PARA AHLI


a. Isworo Hadi Wiyono
lsworo Hadi Wiyono berpendapat bahwa pengertian norma adalah
peraturan atau petunjuk hidup yang memberi ancar-ancar perbuatan mana
yang boleh dijalankan dan perbuatan mana yang harus dihindari untuk
mewujudkan ketertiban dan keteraturan dalam masyarakat.
14

b. Soerjono Soekano
Menurut Soerjono Soekano, pengertian norma yaitu suatu perangkat
aturan agar hubungan antar manusia di dalam masyarakat terjalin dengan
baik.
c. E. Ultrecht
Sedangkan menurut E. Ultrecht, anti norma adalah petunjuk hidup yang
mengatur tata tertib dalam suatu masyarakat atau bangsa yang mana
peraturan itu diwajibkan untuk ditaati oleh setiap masyarakat, jika ada yang
melanggar maka akan ada tindakan dan pemerintah.
d. John Macionis
John J. Macionis memberikan pengertian bahwa norma adalah aturan-
aturan dan harapan-harapan masyarakat yang memandu sebuah perilaku
anggota-anggotanya.
e. Robert Mz. Lawang
Bagi Robert Mz. Lawang, arti norma yaitu gambaran mengenai apa yang
diinginkan baik dan pantas sehingga sejumlah angggapan yang baik dan
perlu dihargai sebagaimana mestinya.

CIRI - CIRI NORMA


Berikut ini merupakan beberapa ciri-ciri norma :
 Biasanya norma tidak tertulis, kecuali norma hukum.
 Norma mempunyai sifat mengikat dan terdapat sanksi didalamnya.
 Norma adalah bentuk kesepakan bersama dari anggota masyarakat.
 Seluruh anggota masyarakat wajib menaati norma yang berlaku.
 Anggota masyarakat yang melanggar norma akan dikenakan sanksi.
 Norma dapat mengalami perubahan sesuai perkembangan budaya
masyarakat.

FUNGSI NORMA
Fungsi dan peranan norma dalam masyarakat secara umum adalah sebagai
pedoman bagi seluruh masyarakat dalam berperilaku di tengah-tengah
kehidupan masyarakat. Berikut ini adalah beberapa contoh fungsi norma bagi
masyarakat :
15

 Norma berfungsi sebagai pedoman dan aturan dalam kehidupan


bermasyarakat.
 Norma menciptakan keteraturan dan stabilitas dalam bermasyarakat.
 Sebagai dasar dalam memberikan sanksi kepada anggota masyarakat
yang melanggar.
 Norma menciptakan keterlibatan dan keadilan dalam bermasyarakat.
 Norma membantu masyarakat dalam mencapai tujuan bersama.

JENIS - JENIS NORMA


C.J.T. Kansil berpendapat bahwa norma dapat dikelompokkan menjadi
beberapa macam. Dan berikut ini penjelasan mengenai macam-macam norma
yang ada di masyarakat:
a. Norma Hukum
Norma hukum adalah peraturan yang dibuat oleh lembaga-lembaga
tertentu yang memiliki wewenang untuk mengatur kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Peraturan ini bersumber dan
perundang-undangan dan yurisprudensi. Fungsi dan norma hukum ini
antara lain:
 Berfungsi sebagai pelengkap norma lain dengan sanksi yang tegas
dan nyata.
 Berfungsi mengatur berbagai hal yang belum ada pada norma lain.
 Namun terkadang norma hukum bertentangan dengan norma lain.
Misalnya saja hukuman mati, padahal pada norma lain ada larangan
untuk membunuh.
Biasanya sanksi yang diberikan kepada pelanggar norma hukum sifatnya
tegas, memaksa, mengikat terhadap semua orang. Misalnya saja
hukuman penjara atau tahanan, denda, bahkan hukuman mati. Contoh
dan Norma Hukum
 Kewajiban untuk membayar pajak.
 Dilarang mencuri dan merampok.
 Dilarang melakukan tindak kekerasan atau membunuh.
 Setiap pengendara wajib memperhatikan dan mengikuti rambu lalu
lintas.
16

b. Norma Agama
Norma agama menjadi pedoman hidup manusia yang sumbernya
dipercaya dan Tuhan yang Maha Esa. Untuk norma ini bersifat pasti, tidak
bisa dikurangi dan tidak bisa ditambah.
Pemeluk agama tertentu meyakini jika norma agama mengatur tentang
peribadatan dan dalam hubungan manusia dengan sesamanya dan juga
dengan penciptanya.
Dalam norma agama juga terdapat sanksi yaitu berupa hukuman di
akhirat. Dengan kata lain, sanksi norma agama tidak langsung diberikan,
namun akan diberikan setelah manusia meninggal dunia. Contoh dan
Norma Agama :
 Tidak diizinkan untuk mencuri.
 Tidak boleh berzina.
 Harus melakukan perintah yang tertulis dalam kitab suci.
 Tidak boleh membunuh.
 Tidak boleh berbuat jahat dan kasar pada orang lain.
 Harus melakukan peribadatan sesuai dengan kepercayaan.
c. Norma Kesusilaan
Norma kesusilaan adalah aturan atau pedoman hidup yang dianggap
sebagai suara dari sanubari manusia yang berhubungan dengan baik-
buruknya suatu perbuatan. Untuk norma kesusilaan biasanya pemberian
sanksi bersifat tidak tegas. Bentuk sanksi norma kesusilaan biasanya lebih
banyak pada rasa malu, rasa bersalah, penyesalan atas pelanggaran.
Contoh dan norma kesusilaan:
 Harus jujur pada orang lain untuk membangun kepercayaan.
 Harus berbuat baik pada sesama.
 Tidak boleh mencuri hak milik orang lain.
 Harus berlaku adil pada semua orang.
d. Norma Kesopanan
Norma kesopanan adalah peraturan yang muncul dan hubungan antar
manusia dalam kelompok masyarakat dan dianggap penting dalam
pergaulan masyarakat. Untuk norma ini bersumber dan budaya
17

masyarakat itu sendiri yang sifatnya relatif dan berbeda-beda di berbagai


lingkungan dan waktu.
Sanksi yang diberikan kepada seorang pelanggar norma kesopanan
sifatnya tidak tegas. Bentuk sanksi norma ini umumnya adalah celaan atau
ejekan dan orang lain yang menyebabkan rasa malu, dan dikucilkan dari
masyarakat. Contoh dan norma kesopanan :
 Kebiasaan untuk memberikan salam atau menyapa pada orang lain.
 kebiasaan untuk membuang sampah pada tempatnya.
 Hams bertutur kata baik dan tidak kasar.
 Harus menghargai orang yang lebih tua.
e. Norma Kebiasaan
Norma kebiasaan adalah aturan sosial yang terbentuk secara sadar atau
pun tidak sadar, dimana terdapat petunjuk perilaku secara terus menerus
yang akhirnya menjadi kebiasaan.
Sanksi yang diberikan kepada seorang pelanggar norma kebiasaan ini
biasanya berupa kritikan, ejekan, bahkan dikucilkan dan masyarakat.
Contoh dan norma Kebiasaan :
 Kebiasaan mandi teratur setiap hari.
 Menggosok gigi setiap hari untuk kebersihan mulut.
 Selalu membaca doa sebelum makan dan tidur.
 Kebiasaan membelikan oleh-oleh pada orang tua atau kerabat.

C. Budaya Masyarakat Desa


Adat adalah kebiasaan-kebiasaan yang berlangsung dan menjadi norma
dalam masyarakat atau pola-pola perilaku tertentu dan warga masyarakat di
suatu daerah. Dalam adat istiadat terkandung serankaian nilai, pandangan
hidup, cita-cita pengetahuan dan keyakinan serta aturan-aturan yang saling
berkaitan sehingga membentuk sam kesatuan yang bulat. Fungsinya sebagai
pedoman tertinggi dalam bersikap dan berperilaku bagi seluruh warga
masyarakat. Dan setiap daerah memiliki adat istiadat atau kebiasaan yang
berbeda-beda, sesuai dengan struktur sosial dalam masyarakat tersebut.
Dapat diamati pola kebudayaan masyarakat di Desa Wanayasa
Kabupaten Banjarnegara yang dan dulu sampai sekarang masih ada di desa
18

tersebut. Pola kehidupan masyarakat desa sangat intim antara individu dengan
individu yang lain. Seperti ketika sebuah keluarga tertimpa musibah, salah satu
keluarganya meninggal dunia. Maka tanpa adanya sosialisasipun mereka
dengan sendirinya ikut merasakan kesedihan keluarga tersebut atau ikut
simpati. Bukti konkrit dari hal tersebut adalah adanya tahlilan pada hari ketiga
setelah meninggalnya salah satu keluarga, kemudian tahlilan hari ketujuh, dan
tahlilan hari ke empat puluh.
Hal demikian merupakan wujud kepedulian masyarakat desa yang begitu
tinggi dengan sesamanya. Sampai sekarang fenomena tersebut masih berlaku
di Desa Wanayasa. Tidak hanya rasa simpati yang ditunjukkan masyarakat
desa, namun gotong royong dalam pembangunan rumah sebuah keluarga,
masyarakat yang lain tanpa dimintai pertolongan mereka akan membantu
dengan ikhlas. Baik tenaga maupun pikiran. Ada hal lain yang menarik dan
kebudayaan suatu desa. Proses struktur sosial berjalan dengan lancar apabila
jalinan didalam unsur-unsur sosial tersebut tidak mengalami kegoncangan
pada unsur yang lain.
Dalam hidup bermasyarakat, seseorang biasanya memiliki beberapa
kedudukan sekaligus. Kedudukan yang berbeda-beda sering disertai hak dan
kewajiban yang berbeda-beda yang terwujud dalam ketidaksamaan sosial
sehingga menimbulkan konflik dalam masyarakat.
Untuk menyelesaikan konflik dalam masyarakat, setiap daerah juga
memiliki ciri khas/kebiasaan tersendiri yang berlaku. Setelah diamati, apabila
terjadi konflik dalam masyarakat terutama didaerah tempat tinggal saya, maka
perangkat desa melakukan hal-hal sebagai berikut :
1. Persuasive
Artinya perangkat desa atau orang tertentu yang dianggap berpengaruh
dalam masyarakat melakukan usaha untuk mengajak/membimbing,
berupa anjuran (pendekatan secara halus).
2. Coersive
Apabila dengan cara utama tidak efektif maka usaha berikutnya adalah
dengan memberikan sanksi-sanksi mendidik.
3. Compulsive
Artinya sekelompok masyarakat menciptakan situasi yang sedemikian
rupa sehingga seseorang terpaksa taat atau patuh kepada aturan.
19

4. Pervasion
Dengan penanaman norma yang ada secara rutin dengan harapan bahwa
hal itu dapat membudaya. Dengan demikian orang tersebut akan
mengubah sikapnya.
Lembaga sosial adalah suatu sistem pola sosial yang tersusun secara
sistematis, bersifat permanen, mengandung perilaku-perilaku tertentu yang
terpadu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Setiap lembaga sosial
memiliki fungsi dan tanggung jawab masing-masing yang berbeda satu
sama lain. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pranata sosial
merupakan seperangkat aturan yang berkisaar sekitar kegiatan atau
kebutuhan sosial tertentu.
Karena didalam masyarakat ada berbagai kegiatan dan kebutuhan sosial,
maka dalam masyarakat juga terdapat berbagai lembaga sosial. Lembaga
sosial di Desa Wanayasa sangat berperan penting karena sebagai
penentu kebijakan dalam masyarakat desa. Mulai dari lembaga yang
paling kecil yaitu lembaga keluarga, sampai perangkat desa.

Tugas:
1. Lakukan diskusi kelas, terdiri dari :
 Penyaji terdiri dari minimal 2 orang mahasiswa setiap topik atau pokok
bahasan dipresentasikan oleh 1 orang mahasiswa.
Tugasnya : mempresentasikan materi yang ditugaskan olehdosen.
 Pembahas adalah dari mahasiswa yang ditugaskan oleh dosenuntuk
mengkritisi hasil presentasi materi atau topik pokokbahasan terkait dengan
isu yang didiskusikan dan kedalamanmateri.
 Mahasiswa yang menjadi peserta berpartisipasi aktif dalamdiskusi kelas
2. Tugas terstruktur
Setiap mahasiswa membuat laporan rangkuman hasil diskusi setiap topik atau
pokok bahasan yang telah didiskusikan dan kesimpulan umum melalui sidang
pleno.

Daftar Pustaka
http://taryonoaldiano19.blogspot.com/2016/makalah-perencanaan-wilayah.html.
https://pengertianahli.id/2014/08/pengertian-wilayah-menurut-para-ahli.html
20

https://www.romadecade.org/pengertian-norma/#1
http://www.dosensosiologi.com/pengertian-nilai-dan-contohnya/
https://www. google.com/search?client=firefox-b-
d&q=DEFINISI+BUDAYA+MASYARAKAT+DESA
21

BAB IV

A. Pengertian Stratifikasi Sosial


Stratifikasi sosial dapat didefinisikan sebagai perbedaan anggota
masyarakat berdasarkan status yang dimilikinya. Pitirim A. Sorokin
mengatakan bahwa stratifikasi sosial adalah pengelompokkan atau perbedaan
penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas yang bertingkat, kelas tinggi,
menengah, dan rendah. Pemilikan terhadap sesuatu yang berharga
merupakan bibit yang menimbulkan adanya sistem pelapisan dalam
masyarakat.
Status yang dimiliki seseorang dibedakan lagi antara status yang
diperoleh (ascribed status) dan status yang diraih (achieved status). Status
yang diperoleh misalnya perbedaan usia, perbedaan jenis kelamin, hubungan
kekerabatan dan keanggotaan dalam kelompok seperti kasta dan kelas sosial.
Berbeda dengan itu, status sosial yang diraih adalah status sosial yang
diperoleh seseorang karena prestasi kerja yang diperolehnya. Seorang anak
petani karena prestasi dalam ilmu pengetahuan berhasil menempatkan diri
pada status sosial yang tinggi karena prestasi akademiknya yang tinggi,
profesor, misalnya.

B. Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Stratifikasi Sosial


Terjadinya stratifikasi sosial dalam masyarakat dapat dibedakan menjadi
dua macam, yaitu: sistem stratifikasi/pelapisan yang terjadi dengan sendirinya.
Artinya tanpa disengaja., dan sistem stratifikasi/pelapisan yang terjadi dengan
sengaja disusun untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Stratifikasi yang terjadi dengan sendirinya atau tidak disengaja misalnya,
lapisan yang didasarkan pada umur, jenis kelamin, kepandaian, sifat keaslian,
keanggotaan kerabat kepala masyarakat, mungkin dalam batas-batas tertentu
berdasarkan harta.
Sedangkan stratifikasi sosial yang terjadi dalam masyarakat disengaja
disusun untuk mencapai tujuan tertentu biasanya berkaitan dengan pembagian
kekuasaan dan wewenang yang resmi dalam organisasi formal seperti
pemerintahan, perusahaan, partai politik, angkatan bersenjata dan
sebagainya.

21
22

C. Kriteria yang Dipakai untuk Menggolongkan Orang Dalam Stratifikasi


Sosial
1) Kekayaan. Kekayaan merupakan dasar yang paling banyak digunakan
dalam pelapisan sosial masyarakat. Seorang yang mempunyai kekayaan
banyak akan dimasukkan ke strata atas dan yang mempunyai kekayaan
sedikit akan dimasukkan ke strata bawah.
2) Kekuasaan. Seorang yang mempunyai kekuasaan atau wewenang yang
besar akan masuk pada lapisan atas dan yang tidak mempunyai
kekuasaan akan masuk lapisan bawah.
3) Kehormatan. Orang yang paling disegani dan dihormati akan dimasukkan
ke lapisan atas. Dasar semacam ini biasanya dijumpai pada masyarakat
tradisional.
4) Ilmu pengetahuan. Dasar ini dipakai oleh masyarakat yang menghargai
ilmu pengetahuan, walaupun kadang-kadang masyarakat salah persepsi
karena hanya meninjau dan gelar seseorang.

D. Unsur-Unsur Stratifikasi Sosial


Stratifikasi sosial terwujud dan unsur-unsur :
1) Status Sosial
Kedudukan sosial adalah tempat dimana seseorang dalam suatu sistem
sosial dihubungkan dengan orang-orang lainnya dalam sistem sosial
(dalam pengertian obyektif) atau hasil dan penilaian orang lain terhadap
diii seseorang dengan siapa ia berhubungan.
2) Peranan sosial (social role)
Peranan sosial adalah perilaku normatif seseorang, karena kedudukannya.
Bisa juga diartikan sebagai pola perilaku yang diharapkan dan seseorang
sesuai dengan status yang disandangnya dalam sistem sosial tertentu.
Suatu peran paling sedikit mencakup tiga hal, yaitu:
a) Peran meliputi norma-norma yang dapat dilakukan oleh individu atau
tempat seseorang dalam masyarakat.
b) Peran adalah suatu konsep ikhwal apa yang dapat dilakukan oleh
individu dalam masyarakat.
c) Peran dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi
struktur sosial masyarakat.
23

E. Sifat-Sifat Stratifikasi Sosial


Dilihat dari sifatnya, ada dua sifat dan sistem stratifikasi sosial dalam
masyarakat, yaitu : bersifat tertutup (closed social stratification), dan bersifat
terbuka (open social stratification).
Stratiflkasi sosial tertutup berdirikan sulitnya seseorang untuk berpindah dan
satu lapisan ke lapisan lain. Contohnya stratifikasi sosial tertutup adalah kasta
pada masyarakat India.
Sedangkan stratifikasi sosial terbuka, setiap anggota masyarakat mempunyai
kesempatan untuk berpindah ke lapisan yang lain (lebih tinggi). Hal ini dapat
dilakukan dengan usaha berdasarkan kecakapannya sendiri.

F. Bentuk-Bentuk Stratifikasi Sosial Dalam Masyarakat


Menurut Ralph Lipton, terdapat beberapa bentuk stratifikasi sosial dalam
masyarakat, yaitu:
1) Stratifikasi sosial berdasarkan usia. Stratifikasi sosial sangat menentukan
hak dan wewenang dari mereka yang anak sulung dan bukan. Dalam
sistem kerajaan Inggris misalnya, anak sulung memiliki hak untuk menjadi
putra mahkota menggantikan kedudukan raja dikemudian hari.
2) Stratifikasi sosial berdasarkan jenis kelamin. Stratifikasi menentukan hak
dan wewenang antara anak laki-laki dan perempuan. Dalam masyarakat
yang menganut sistem patriarkat, anak laki-laki mempunyai wewenang
yang lebih besar untuk mewariskan kekayaan orang tua. Sebaliknya,
dalam masyarakat sistem matrilenial, wanita memiliki hak yang lebih luas
dibandingkan anak laki-laki.
3) Stratifikasi sosial berdasarkan hubungan kekerabatan. Stratifikasi ini
menentukan hak dan wewenang dan seorang ayah, ibu, paman, dan anak
serta keponakan dalam kehidupan keluarga.
4) Stratilikasi sosial berdasarkan kenggotaan dalam masyarakat. Stratifikasi
yang berhubungan dengan etnis, agama, dan golongan dalam
masyarakat.
5) Stratifikasi sosial berdasarkan pendidikan. Semakin tinggi tingkat
pendidikan seseorang, maka akan semakin tinggi kedudukan sosialnya.
24

6) Stratifikasi sosial berdasarkan pekerjaan. Stratifikasi ini tergantung jabatan


seseorang dalam pekerjaan. Ada yang berkedudukan sebagai manager
dan ada yang berkedudukan sebagai pekerja biasa saja.
7) Stratilikasi sosial berdasarkan tingkat perekonomian yang dimiliki
seseorang. Ada yang berkedudukan sebagai kelas atas, menengah dan
ada yang kelas bawah.

G. Fungsi Stratifikasi Sosial


Pada umumnya orang beranggapan bahwa stratifikasi sosial menghambat
kemajuan masyarakat/individu. Sebenamya stratifikasi sosial mempunyai
beberapa fungsi atau kegunaan. Menurut Kengsley (1967) dan Wilbert Moore
menjelaskan, bahwa fungsi-fiingsi stratifikasi sosial adalah:
1) Stratifikasi sosial menjelaskan seseorang “tempat” dalam masyarakat
sesuai dengan pekerjaan, menjelaskan kepadanya bagaimana ia harus
menjalankannya dan sehubungan dengan tugasnya menjelaskan apa dan
bagaimana efek serta sumbangannya kepada masyarakat.
2) Karena peranan dan setiap tugas dalam setiap masyarakat berbeda-beda
dengan seringkali adanya tugas yang kurang dianggap penting oleh
masyarakat (karena beberapa pekerjaan meminta pendidikan dan
ketahuan terlebih dahulu) maka berdasarkan perbedaan persyaratan dan
tuntutan atas prestasi kerja, misalnya memberi imbalan kepada yang
melaksanakan tugas dengan baik dan sebaliknya “menghukum” yang tidak
atau kurang baik. Dengan sendirinya terjadilah distribusi penghargaan, hal
mana menghasilkan dengan sendirinya pembentukan stratifikasi sosial.
3) Penghargaan yang diberikan biasanya bersifat ekonomik, berupa
pemberian status sosial atau fasilitas-fasilitas yang karena distribusinya
berbeda (sesuai dengan pemenuhan persyaratan dan penilaian terhadap
tugas) membentuk struktur sosial.

H. Dampak Stratifikasi Sosial Pada Kehidupan Masyarakat


Stratifikasi sosial berdampak pada pola tindakan sosial, artinya individu
atau kelompok lapisan atas bersikap dan berprilaku tertentu yang acap kali
berbeda dengan individu atau kelompok yang berada pada lapis dibawahnya.
Stratifikasi sosial juga memiliki dampak yang kuat terbadap arah dan bentuk
25

interaksi sosial serta perkembangan institusi sosial. Bentuk interaksi sosial dan
perkembangan institusi sosial dalam kehidupan masyarakat yang disana
jumlah lapisan menengah lebih besar dibandingkan dengan lapisan atas atau
lapisan bawah (seperti diketemukan di negara-negara maju), memperlihatkan
ciri-ciri yang berbeda dalam kehidupan masyarakat yang disana jumlah lapisan
bawah lebih besar dibandingkan dengan lapisan atas atau lapisan
menengahnya (seperti diketemukan di negara-negara sedang berkembang).
Keberadaan stratifikasi sosial telah melestarikan orang-orang tertentu
menempati puncak serta terus mengontrol dan menguasai sumber-sumber
ekonomi. Mereka bisa terus mengontrol dan menguasai sumber-sumber
politik, dan memperoleh perlakuan istimewa.

I. Pengaruh Diferensiasi Stratifikasi Sosial Terhadap Masyarakat


Berikut ini merupakan beberapa pengaruh diferensiasi stratifikasi sosial
terhadap masyarakat, yaitu:
1) Kesehatan
Pengaruh diferensiasi dan stratifikasi pada kesehatan bisa dikategorikan
sebagai pengaruh langsung, antara lain sebagai akibat dan ketidaksamaan
tingkat ekonomi.
Masyarakat yang tergolong ke dalam kelas bawah memiliki kualitas
kesehatan fisik dan mental yang lebih rendah jika dibandingkan dengan
masyarakat yang tergolong kelas menengah ke atas.
Masyarakat kelas atas, dengan cukup pendapatan dan kekayaan memiliki
akses ke fasilitas kesehatan yang lebih baik seperti gizi yang baik, ketika
sakit bisa membeli obat-obatan dan pergi ke dokter yang bagus,
lingkungan hidup sehat, dan sebagainya. Sementara masyarakat kelas
bawah, karena keterbatasan kemampuan ekonominya, tidak bisa
mendapatkan fasilitas-fasilitas tersebut.
2) Pendidikan
Di masyarakat kita ada kecenderungan bahwa pendidikan cukup penting
untuk menentukan apakah seseorang menjilid peluang untuk berhasil atau
gagal dalam hidup. Gelar-gelar untuk kesarjanaan dan profesional menjadi
penting dalam menentukan keberhasilan kerja dan ekonomi. Faktor-faktor
26

sosial dan ekonomi memiliki pengaruh yang kuat terhadap tingkat dan
mutu pendidikan orang.
3) Harapan hidup
Harapan hidup adalah rata-rata jumlah tahun tambahan yang diharapkan
oleh orang di usia tertentu untuk dapat tinggal dikategori sosial tertentu.
Dalam istilah sederhana, harapan hidup dapat disamakan dengan panjang
kehidupan seseorang di satu tempat dan status sosial tertentu. Harapan
hidup seseorang berhubungan dengan posisinya dalam tingkat sosial.
4) Keadilan social
Seperti dijelaskan sebelumnya, masyarakat kelas bawah tidak memiliki
kesempatan untuk mendapatkan pendidikan yang cukup baik. Hal ini
menghasilkan pengetahuan dan akses keberbagai informasi akan
terbatas, antara lain keterbatasan pengetahuan tentang hukum dan
undang-undang.
Mereka kurang menyadari apa yang menjadi hak dan kewajibannya
sebagai anggota masyarakat. Misalnya, orang yang tidak mampu
memenuhi syarat untuk mendapatkan tunjangan kesehatan dan
pendidikan dan pemerintah, yang dananya diambil dan pengurangan
subsidi BBM.
Tapi program ini sering sekali salah sasaran dan tidak berhasil dengan
baik, dan karena keterbatasan pengetahuan, masyarakat kelas hawah
tidak tahu harus bertanya dan menuntut kemana.

Tugas:
1. Lakukan diskusi kelas, terdiri dari :
 Penyaji terdiri dari minimal 2 orang mahasiswa setiap topik atau pokok
bahasan dipresentasikan oleh 1 orang mahasiswa.
Tugasnya : mempresentasikan materi yang ditugaskan olehdosen.
 Pembahas adalah dari mahasiswa yang ditugaskan oleh dosenuntuk
mengkritisi hasil presentasi materi atau topik pokokbahasan terkait dengan
isu yang didiskusikan dan kedalamanmateri.
 Mahasiswa yang menjadi peserta berpartisipasi aktif dalamdiskusi kelas
27

2. Tugas terstruktur
Setiap mahasiswa membuat laporan rangkuman hasil diskusi setiap topik atau
pokok bahasan yang telah didiskusikan dan kesimpulan umum melalui sidang
pleno.
28

BAB V

A. Konsep Kelompok Sosial


Kelompok sosial sendiri adalah himpunan atau kesatuan manusia yang
hidup bersama. Sedangkan Masyarakat dan pedesaan atau desa, dua kata
yang mempunya arti tersendiri. Untuk mendapatkan pengertian dan dua kata
ini harus diartikan terlebih dahulu kata perkata. Misalnya, Masyarakat diartikan
golongan besar atau kecil yang terdiri dan beberapa manusia dengan atau
karena sendirinya bertalian seara golongan dan pengaruh-mempengaruhi satu
sama lain. Masyarakat dapat juga diartikan sebagai sekumpulan manusia yang
saling berinteraksi.
Dan pemaparan diatas sudah di jelaskan bahwasannya masyarakat
pedesaan adalah dua kata yang terpisah atau mempunyai arti tersendiri, untuk
bisa mendapatkan pengertian dan dua kata tersebut maka harus diartikan
terlebih dahulu dari kata perkata sehingga dari dua kata tersebut bisa di
jadikan satu arti yang seperti di harapkan.
Paul H. Landis seorang sarjana sosiologi perdesaan dari Amerika
Serikat, mengemukakan definisi tentang desa dengan cara membuat tiga
pemilahan berdasarkan pada tujuan analisis. Untuk tujuan analisis statistik,
desa didefinisikan sebagai suatu lingkungan yang penduduknya kurang dari
2500 orang. Untuk tujuan analisa sosial psikologi, desa didefinisikan sebagai
suatu lingkungan yang penduduknya memiliki hubungan yang akrab dan serba
informal di antara sesama warganya. Sedangkan untuk tujuan analisa
ekonomi.
Jadi, masyarakat pedesaan atau desa dapat diartikan sebagai
masyarakat yang memiliki hubungan yang lebih mendalam dan erat dan
sistem kehidupan urnumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan.
Sebagian besar warga masyarakat hidup dan pertanian. Masyarakat tersebut
homogen, seperti dalam hal mata pencaharian, agama, adat-istiadat dan
sebagainya. Dengan kata lain masyarakat pedesaan identik dengan istilah
gotong royong yang merupakan kerja sama untuk mencapai kepentingan
kepentingan mereka.

28
29

B. Fungsi Kelompok Sosial


Fungsi kelompok sosial dapat dibagi menjadi dua menurut dampaknya yakni :
1. Fungsi Kelompok Formal
Fungsi kelompok sosial yang pertama ialah fungsi kelompok formal.
Kelompok sosial dijadikan sebagai sarana pengerjaan tugas yang
berhubungan dan sulit dikerjakan. Selain itu berfungsi sebagai tempat
pelaksanaan sosialisasi dalam menentukan keputusan yang sulit dan
tempat menciptakan pemecahan masalah serta pikiran baru yang
membutuhkan kreativitas tertentu.
2. Fungsi Kelompok Individual
Fungsi kelompok sosial selanjutnya ialah fungsi kelompok individual.
Fungsi ini menjadikan kelompok sosial sebagai sekumpulan individu yang
mempunyai berbagai kebutuhan dan pemenuhannya seperti kasih sayang,
persahabatan dan dukungan. Selain itu kelompok sosial dijadikan sebagai
sarana diskusi untuk menguji kenyataan sosial, sarana pengembangan,
sarana pengurangan konsensus keraguan dalam lingkup sosial,
pengembangan segi perspektif dan penegasan serta peningkatan
pemeliharaan harga diri dan rasa identitas.
Selain fungsi fungsi diatas, adapula fungsi kelompok sosial lainnya. Berikut
beberapa fungsi lain kelompok sosial secara garis besar yaitu :
 Sarana peningkatan rasa percaya din ketika mempunyai tempat
tinggal.
 Sarana peningkatan produktivitas dan semangat berkelompok.
 Sarana pembentuk kerjasama untuk mencapai tujuan yang baik.
 Sebagai tempat pencurahan perasaan, bercerita dan berkeluh kesah.
 Tempat berdiskusi dan bertukar pikiran tenting topik pembicaraan
secara bersama sama.
 Tempat untuk bersatu walaupun latar belakangnya berbeda.
 Sarana peningkatan skill interpersonal dàlam mengambil tindakan dan
interaksi.

C. Jenis jenis kelompok sosial


Ada banyak jenis-jenis kelompok sosial yang didasarkan pada klasifikasi
kelompok sosial. Tiap macam kelompok sosial memiliki contoh masing-
30

masing. Berikut merupakan contoh kelompok sosial berdasarkan tipe-tipe


kelompok sosial menurut para ahli.
1. Kelompok primer
Merupakan kelompok keel yang anggotanya memiliki hubungan dekat,
personal dan langgeng, yang anggotanya saling memiliki keterikatan antar
indidvidu yang sangat kuat dan bersifat lama. Contoh Anggota keluarga,
bubungan antara anggota keluarga sangat erat dan penuh kasih sayang
serta bertahan dalam jangka waktu lama
2. Kelompok sekunder
Merupakan kelompok yang lebih besar, bersifat sementara, dibentuk untuk
tujuan tertentu, dan hubungan antar anggotanya tidak bersifat pribadi.
Biasanya anggotanya berjumlah lebih banyak dan keterikatannya bersifat
institusional atau mereka menjadi kelompok karena diikat oleh suatu
institusi atau lembaga.
Contoh : Panitia acara dan kegiatan dalam suatu lingkungan masyarakat
yang terbentuk untuk menyelenggarakan acara tanpa ada ikatan pribadi
 In-group
Merupakan kelompok sosial yang individunya mengidentifikasinya
dirinya dalam kelompok tersebut. Kelompok ini terbentuk berdasarkan
atas empati dan keterikatan anggota kepada kelompok yang mengikat
Contoh: Ibu warga RW 01 mengakui PKK RW 01 adalah kelompok
mereka
 Out-group
Merupakan kelompok yang diartikan oleh individu sebagai lawan in-
groupnya atau kelompok yang ada diluar kelompok dirinya. Kelompok
ini muncul karena anggota merasa bahwa mereka bukanlah bagian
dari kelompok sosial tersebut.
Contoh : Ibu warga RW 01 tidak bisa mengakui PKK RW 05 adalah
kelompok sosial mereka.
3. Kelompok formal
Merupakan kelompok yang memiliki aturan dan struktur yang tegas dan
harus dipatuhi anggotanya tanpa terkecuali. Peraturan dalam kelompok ini
bersifat mengatur.
Contoh : Lembaga negara, organisasi kemasyarakatan
31

4. Kelompok informal
Merupakan kelompok yang tidak memiliki struktur organisasi, bersifat lebih
bebas dan tidak mengatur anggota di dalamnya secara keseluruhan.
Contoh Kelompok belajar, kelompok teman bermain
5. Paguyuban
Merupakan kelompok sosial yang anggotanya memiliki rasa saling memiliki
karena adanya keterikatan batin yang kuat, biasanya memiliki anggota
yang sangat akrab satu sama lain dan bersifat eksklusif.
Contoh : Kelompok arisan, paguyuban RT. partai politik
6. Patembayan
Merupakan kelompok yang memiliki kepentingan pokok yang sama namun
hanya bersifat sementara atau jangka pendek yang memiliki orientasi
ekonomi.
Contoh : Organisasi buruh, koperasi karyawan
7. Kelompok keanggotaan
Merupakan sebuah kelompok yang memiliki anggota secara fisik yang
mana anggotanyajelas berupa orang per orang itu sendiri.
Contoh Kelompok anggota guru, kelompok angota OSIS
8. Kelompok referensi
Merupakan kelompok yang menjadi acuan seseorang untuk bertindak dan
berpikir yang mana anggotanya bisa siapa saja yang menjadikan
kelompok ini sebagai acuan dalam tingkah lakunya sehari-hari.
Contoh : Kelompok pemeluk agama
9. Kerumunan
Merupakan kelompok orang yang memiliki keinginan yang sama pada satu
waktu. Biasanya kerumunan bersifat sangat singkat dan anggota memiliki
semangat menggebu-gebu yang sama dalam satu waktu.
Contoh : Penonton konser musik, anggota demo mahasiswa
10. Publik
Merupakan orang-orang yang berkumpul secara alamiah dan memiliki
kepentingan yang sama. Umumnya publik tidak mengikat anggotanya
meskipun anggotanya memiliki rencana yang sama.
Contoh: Orang-orang di pasar, orang-orang di taman hiburan
32

Tugas :
1. Lakukan diskusi kelas, terdiri dari :
 Penyaji terdiri dari minimal 2 orang mahasiswa. Setiap topik atau pokok
bahasan di presentasikan oleh 1 orang mahasiswa
Tugasnya ; mempresentasikan materi yang ditugaskan oleh dosen
 Pembahas adalah dari mahasiswa yang ditugaskan oleh dosen untuk
mengkritisi hasil presentasi materi atau topik pokok bahasan terkait
dengan isu yang didiskusikan dan kedalaman materi
 Mahasiswa yang menjadi peserta berpartisipasi aktif dalam diskusi kelas
2. Tugas terstruktur
Setiap mahasiswa membuat laporan rangkuman hasil diskusi setiap topik atau
pokok bahasan yang teloah didiskusikan dan kesimpulan umum melalui sidang
pleno.

Daftar Pustaka
Sumber:
https ://www.haruspintar. comlcontoh-kelompok-sosial/ https://www.Wikipedia.org-
endapata n-nasional
https:f/www.academia .edu/27832906/Makalah _kelompok_sosial_masyarakat
33

BAB VI

A. Latar Belakang
Modal sosial memiliki pengaruh yang sangat menentukan dalam konteks
pembangunan manusia. Menurut Aguilera (2002), pada suatu komunitas yang
memiliki. modal sosial rendah, kualitas pembangunan manusianya akan jauh
tertinggal. Beberapa dimensi pembangunan manusia yang dipengaruhi oleh
modal sosial antara lain kemampuan menyelesaikan beragam masalah
kolektif, mendorong perubahan kondisi masyarakat, memperluas kesadaran
bersama untuk memperbaiki nasib, memperbaiki mutu kehidupan seperti
meningkatkan kesejahteraan, perkembangan anak dan keuntungan lainnya.
Hal ini sejalan dengan pernyataan Lesser (2000) bahwa: Modal sosial
merupakan sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan sosial komunitas,
karena memberikan kemudahan dalam mengakses informasi bagi anggota
komunitas, menjadi media power sharing atau pembagian kekuasaan,
mengembangkan solidaritas, memungkinkan mobilisasi sumber daya,
memungkinkan pencapaian tujuan bersama, dan membentuk perilaku
kebersamaan dalam organisasi komunitas. Kelompok masyarakat yang
memiliki modal sosial tinggi akan terbuka kemungkinan menyelesaikan
kompleksitas persoalan dengan lebih mudah. Hal ini mungkin terjadi pada
masyarakat yang terbiasa hidup ringan rasa saling mempercayai. Pada
akhirnya, bangsa yang memiliki modal sosial tinggi akan cenderung lebih
efisien dan efektif dalam menjalankan berbagai kebijakan untuk
mensejahterakan rakyatnya (Baron, Field, dan Schuller, 2000). Potret
kehidupan masyarakat Indonesia dalam keseharian sulit untuk dipahami. Hal
ini ditunjukkan dengan pengangguran yang terus bertambah kemiskinan
semakin sulit dikendalikan, kriminalitas meningkat, investasi swasta semakin
sulit berkembang, perusahaan industri dalam negeri sulit bersaing, dan
masalah lainnya. Salah satu hal yang tidak tampak adalah energi kolektif
masyarakat untuk mengatasi masalah bersama. Tidak terlihat kepedulian dan
kebersamaan untuk mengatasi berbagai masalah ekonomi, sosial dan
lingkungan fisik yang muncul. Kondisi ini mencenninkan bahwa masyarakat
sedang tertimpa penyakit yang sangat kronis, yaitu hilangnya kebersamaan

33
34

dan energi kelompok karena hilangnya social capital (modal sosial) tersebut
(Soetomo, 2010).
Sejalan dengan itu, pembentukan modal sosial ditentukan oleh sejumlah
faktor. Aidridge, Halpern, dan Fitzpatrick merumuskan bahwa faktor-faktor
yang berpengarah terhadap modal sosial antara lain sejarah dan kebudayaan,
struktur sosial (horizontal dan vertikal), keluarga, pendidikan, lingkungan
binaan, mobilitas human, kelas sosial dan kesenjangan ekonomi, karakteristik
dan kekuatan masyarakat madani (civil society), serta pola konsumsi individu
dan nilai-nilai personal Dengan kata lain, modal sosial pada dasarnya
inenyangkut perilaku, norma, nilai-nilai dan jaringan sosial yang berkembang
dalam komunitas masyarakat yang hidup dalam suatu lingkungan fisik tertentu,
termasuk lingkungan binaan.
Berkaitan dengan patologi sosial, sebagaimana dinyatakan oleh Rein
(1970) bahwa “sebagian besar penelitian dan pengkajian dalam ilmu sosial
menggunakan hipotesis yang diderivasikan dan kerangka referensi personal
atau individual dan sosial” secara lebih khusus, perspektif patologi sosial
sebagai perspektif yang paling awal dan paling tua digunakan dalam studi dan
pemahaman masalah sosial, juga melahirkan dua pendekatan ini. Perspektif
patologi sosial awal menggunakan unit analisi individu sedang perspektif
patologi sosial modern condong menggunakan pendekatan sistem (Weinberg,
dkk. 1981). Patologi sosial pun diartikan sebagai ilmu penyakit sosial atau
penyakit masyarakat yang membahas gejala-gea1a sosial yang sakit atau
menyimpang dan pola perilaku umum yang disebabkan oleh faktor-faktor
sosial. Penyakit sosial ini disebut pula sebagai penyakit masyarakat, masalah
sosiopatik, gejala disorganisasi sosial, gejala disintegrasi sosial, dan gejala
deviasi (penyimpangan) tingkah laku.
Manusia terdiri atas sejumlah aspek yang sangat kompleks seperti aspek
yang dikaji secara khusus salam ilmu sosial tersebut. Berdasarkan pola
kehidupan manusia, maka aspek tersebut dapat dikelompokkan ke dalam
ruang, waktu, dan nilai atau norma. Berdasarkan ruang, dapat dibedakan
menjadi ruang alami dan buatan, dimana ruang mengandung sumberdaya dan
manusia harus beradaptasi dan memanfaatkan sumberdaya yang ada secara
optimal guna kesejahteraan hidupnya dengan tetap mematuhi norma.
Berdasarkan waktu, dapat dibedakan menjadi masa lalu, sekarang dan yang
35

akan datang. Sedangkan nilai atau norma adalah aturan yang harus dipatuhi
dan dianggap hal berharga yang menjadikan manusia ke dalam kedudukan
tertentu dan keharmonisan hidup bersama (Maryani, 2011).

B. Konsep Modal Sosial Masyarakat Desa.


Modal sosial masyarakat desa dipahami sebagai sumber daya yang dapat
dipandang sebagai investasi untuk mendapatkan sumber daya baru dalam
mempelajari masyarakat. Menurut Eva cox (1995) mendefinisikan modal sosial
sebagai suatu rangkaian proses hubungan antar manusia yang ditopang oleh
jaringan, norma-norma, dan kepercayaan sosial yang memungkinkan efisien
dan efektifnya koordinasi dan kerjasama untuk keuntungan dan kebajikan
bersama. Pada modal sosial, lebih menekankan pada potensi kelompok dan
pola-pola hubungan antar individu dalam suatu kelompok dan antar kelompok
dengan ruang perhatian terhadap pada jaringan sosial, nonna, nilai dan
kepercayaan antar sesama yang lahir dad anggota kelompok dan menjadi
norma kelompok.
Sementara itu Francis Fukuyama (1995) menekankan pada dimensi yang
lebih luas yaitu segala sesuatu yang membuat masyarakat bersekutu untuk
mencapai tujuan hersama atas dasar kebersamaan, dan didalamnya diikat
oleh nilai-nilai dan norma-norma yang tumbuh dan dipatuhi. Situasi tersebutlah
yang akan menjadi resep kunci bagi keberhasilan pembangunan disegala
bidang kehidupan, dan terutarna bagi kestabilan pembangunan telah terbiasa
dengan bergotong-royong serta bekerjasama dalam kelompok atau organisasi
yang besar cendrrung akan merasakan kemajuan dan akan mampu, secara
efisien dan efektif, memberikan kontribusi penting bagi kemajuan negara dan
masyarakat.

C. Tipologi Modal Sosial Masyarakat Desa


Tipologi modal sosial dibagi menjadi dua yaitu :
1. Modal Sosial Terikat (Bonding Social Capital)
Modal sosial terikat adalah cenderung bersifat eksklusif (Hasbullah,
2006). Apa yang menjadi karakteristik dasar yang melekat pada tipologi ini,
sekaligus sebagai ciri khasnya, dalam konteks ide, relasi dan perhatian,
adalah lebih berorientasi ke dalam (outward looking) dibandingkan dengan
36

berorientasi keluar (outward looking). Ragam masyarakat yang menjadi


anggota kelompok mi pada umuinnya homogenius (cenderung homogen).
2. Modal Sosial yang Menjembatani (Bridging Social Capital)
Mengikuti Hasbullah (2006), bentuk modal sosial yang menjembatani
ini biasa juga disebut bentuk modern dari suatu pengelompokkan, group,
asosiasi, atau masyarakat. Prinsip-.prinsip pengorganisasian yang clianut
didasarkan pada prinsip-prinsip universal tentang: (a) persarnaan, (b)
kebebasan, serta (c) nilai-nilai kemajemukan dan humanitarian
(kemanusiaan, terbuka, dan mandiri).
Sebagai konsekuensmya, masyarakat yang menyandarkan pada
bridging social capital biasanya heterogen dan berbagai ragam unsur latar
belakang budaya dan suku. Setiap anggota kelompok memiliki akses yang
sama untuk membuat jaringan atau koneksi keluar kelompoknya dengan
pninsip persamaan, kemanusiaan, dan kebebasan yang dimiliki. Bridging
social capital akan membuka jalan untuk lebih cepat berkembang dengan
kemampuan menciptakan networking yang kuat, menggerakkan identitas
yang lebih luas dan reciprocity yang lebih variatif, serta akumulasi ide yang
lebih memungkinkan untuk berkembang sesuai dengan prinsip-prinsip
pembangunan yang lebih diterima secara universal.
Mengikuti Colemen (1999), tipologi masyarakat bridging social capital
dalam gerakannya Iebih memberikan tekanan pada dimensi tight for
(beijuang untuk). Yaltu yang rnengarah kepada pencarian jawaban
bersama untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh kelompok
pada situasi tertentu, termasuk problem di dalam kelompok atau problem
yang terjadi di luar kelompok tersebut). Pada keadaan tertentu jiwa
gerakan lebih diwarnai oleh semangat fight againts yang bersifat memberi
perlawanan terhadap ancaman berupa kemugkinan runtuhnya simbol-
simbol dan kepercayaan-kepercayaan tradisional yang dianut oleh
kelompok masyarakat.
Pada kelompok masyarakat yang demikian ini, perilaku kelompok yang
dominan adalah sekedar sense of solidarity (solidarity making).

D. Fungsi Modal Sosial Masyarakat Desa


Modal sosial memiliki fungsi yaitu sebagai berikut :
37

a) Alat untuk rnenyelesaikan konflik yang achi didalam masyarakat.


b) Membenkan kontribusi tersendiri bagi terjadinya integrasi sosial.
c) Membentuk solidaritas sosial masyarakat dfengan pilar kesukarelaan.
d) Membangun partisipasi masyarakat.
e) Sebagai pilar demokrasi.
f) Menjadi alat tawar menawar pemerintah

TUGAS
1. Lakukan diskusi kelas, terdiri dari :
a) Penyaji terdiri dari minimal 2 orang mahasiswa. Setiap topik atau pokok
bahasan dipresentasikan oleh 1 orang mahasiswa
Tugasnya : mempresentasikan materi yang ditugaskan oleh dosen
b) Pembahas adalah dari mahasiswa yang ditugaskan oleh dosen untuk
mengkritisi hasil presentasi materi atau topik pokok bahasan terkait
dengan isu yang didiskusikan dan kedalaman materi
c) Mahasiswa yang menjadi peserta berpartisipasi aktif dalam diskusi kelas
2. Tugas terstruktur
Setiap mahasiswa membuat laporan rangkuman hasil diskusi setiap topik atau
pokok bahasan yang telah didiskusikan dan kesimpulan umum melalui sidang
pleno.

Daftar Pustaka
http://agbsosek.blogspot.com6/04/definisi-dirnensi-tipologi-parameter.html?m= 1
http://www.robiarrnilus.com!2017/1 I /rnoda1-sosia1-Masyarakat-desa.htrn1?rn1
https://www.pelajaran.co.id/2018/23/pengertianl-unsur-fungsi-dan-ienis-jenis-
rnodal-s osial-menumjpara-ahli.html&hl=id-ID

Anda mungkin juga menyukai