Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

TEORI KONSUMSI
Disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah : Pengantar Ilmu Ekonomi Makro
Dosen Pengampu : Agustinus Philipus P.P., SE., M.Ec., DEv

Kelompok 5 :
1. Amri May Maulana Sidik ( 1120026 )
2. Abdul Aziz1120001 ( 1120001 )
3. Muhammad Ravly Arrasyid ( 1120011 )
4. Fadjar Setyasa Alamsyah ( 1120022 )

Kelas 20M2A
Jurusan Manajemen
STIE PASIM SUKABUMI
2021

m
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat, nikmat
dan hidayahnya, sehingga kami bisa menyelesaikan tugas makalah ini. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi pengetahuannya
sehingga kami dapat menyusun makalah ini.
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari bapak
Agustinus Philipus P.P., SE., M.Ec., Dev, pada mata kuliah Pengantar Ilmu Ekonomi Makro.
Dengan tujuan untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang Teori Konsumsi bagi
para pembaca juga bagi penulis, sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari masih banyak terdapat kesalahan dan
kekeliruan, baik yang berkenaan dengan materi pembahasan maupun dengan teknik
pengetikan. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan di masa
yang akan datang.

Sukabumi, 07 Maret 2021

Penyusun

1
DAFTAR ISI

Judul..............................................................................................................................
Kata Pengantar............................................................................................................ 1
Daftar Isi....................................................................................................................... 2
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah................................................................................ 3
BAB II Permasalahan
A. Rumusan Masalah......................................................................................... 4
B. Tujuan Masalah............................................................................................. 4
C. Manfaat......................................................................................................... 4
BAB III Pembahasan
A. Pengertian Teori Konsumsi…………………….......................................... 5
B. Teori – Teori Konsumsi................................................................................ 5
C. Faktor yang Mempengaruhi Teori Konsumsi............................................... 8
D. Teori Konsumsi dalam Perbaikan Ekonomi…………………………….... 9
BAB IV Penutup
A. Kesimpulan................................................................................................. 10
B. Saran........................................................................................................... 10
Daftar Pustaka........................................................................................................... 11

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang masalah


Pengeluaran konsumsi masyarakat merupakan salah satu variabel makro ekonomi yang
dilambangkan dengan huruf “C” diambil dari kata dalam bahasa inggris “consumption”.
Konsep konsumsi diartikan sebagai pembelanjaan yang dilakukan oleh rumah tangga kepada
barang-barang akhir dan jasa - jasa dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dari
orang - orang yang melakukan pembelanjaan tersebut, atau dapat disebut juga dengan
pendapatan yang dibelanjakan. Sementara bagian pendapatan yang tidak dibelanjakan disebut
dengan tabungan, dilambangkan dengan huruf “S” inisial dari kata “saving”. Apabila
pengeluaran-pengeluaran konsumsi semua orang dalam suatu negara dijumlahkan, maka
hasilnya adalah pengeluaran konsumsi masyarakat negara yang bersangkutan.

Pembelanjaan masyarakat atas makanan, pakaian, dan barang-barang kebutuhan mereka


yang lain digolongkan pembelanjaan atau konsumsi. Barang-barang yang di produksi untuk
digunakan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya dinamakan barang konsumsi.
Kegiatan produksi ada karena ada yang mengkonsumsi, kegiatan konsumsi ada karena ada
yang memproduksi, dan kegiatan produksi muncul karena ada gap atau jarak antara konsumsi
dan produksi.

Banyak alasan yang menyebabkan analisis makro ekonomi perlu memperhatikan tentang
konsumsi rumah tangga secara mendalam. Alasan pertama, konsumsi rumah tangga
memberikan pemasukan kepada pendapatan nasional. Di kebanyakaan negara pengeluaran
konsumsi sekitar 60-75 persen dari pendapatan nasional. Alasan yang kedua, konsumsi
rumah tangga mempunyai dampak dalam menentukan fluktuasi kegiataan ekonomi dari satu
waktu ke waktu lainnya. Konsumsi seseorang berbanding lurus dengan pendapatannya.
Semakin besar pendapatan seseorang maka akan semakin besar pula pengeluaran konsumsi.
Perbandingan besarnya pengeluaran konsumsi terhadap tambahan pendapatan adalah hasrat
marjinal untuk berkonsumsi (Marginal Propensity to Consume, MPC). Sedangkan besarnya
tambahan pendapatan dinamakan hasrat marjinal untuk menabung (Marginal to Save, MPS).
Pada pengeluaran konsumsi rumah tangga terdapat konsumsi minimum bagi rumah tangga
tersebut, yaitu besarnya pengeluaran konsumsi yang harus dilakukan, walaupun tidak ada
pendapatan. Pengeluaran konsumsi rumah tangga ini disebut pengeluaran konsumsi otonom
(outonomous consumtion).

Pertumbuhan ekonomi saat ini bertumpu pada konsumsi karena peranan sektor investasi
dan ekspor mendorong pertumbuhan ekonomi. Bertitik tolak pada latar belakang masalah
yang dipaparkan sebelumnya, maka penyusun akan meneliti dan menganalisis faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi konsumsi masyarakat di Indonesia. Demikian latar belakang yang
bisa kami sajikan selanjutnya kami akan membahas secara rinci dalam pembahasan.

3
BAB II
PERMASALAHAN

A. Rumusan Masalah
- Apa pengertian dari konsumsi ?
- Apa saja teori – teori konsumsi ?
- Faktor apa saja yang menentukan tingkat teori konsumsi ?
- Teori konsumsi dalam perbaikan ekonomi ?
-
B. Tujuan Masalah
Tujuan dibuat makalah ini adalah sebagai berikut :
- Untuk mengetahui apa pengertian dari konsumsi.
- Untuk mengetahui teori – teori konsumsi.
- Untuk mengetahui faktor yang menentukan tingkat teori konsumsi.
- Mengetahui bagaimana teori konsumsi dalam perbaikan ekonomi.

C. Manfaat
Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah agar mahasiswa dapat mengetahui,
memahami dan menambah ilmu pengetahuan yang lebih dalam mengenai teori konsumsi dan
cakupannya, yaitu hal apa saja yang mempengaruhi konsumsi dan peran teori konsumsi
sebagai perbaikan ekonomi.

4
BAB III
PEMBAHASAN

A. Pengertian Teori Konsumsi

Dilihat dari arti ekonomi, konsumsi merupakan tindakan untuk mengurangi atau
menghabiskan nilai guna ekonomi suatu benda. Sedangkan menurut Draham Bannoch dalam
bukunya ìeconomicsî memberikan pengertian tentang konsumsi yaitu merupakan pengeluaran
total untuk memperoleh barang dan jasa dalam suatu perekonomian dalam jangka waktu
tertentu (dalam satu tahun) pengeluaran.
Konsumsi berasal dari bahasa Inggris yaitu (Consumption), Konsumsi adalah
pembelanjaan atas barang - barang dan jasa - jasa yang dilakukan oleh rumah tangga dengan
tujuan untuk memenuhi kebutuhan dari orang yang melakukan pembelanjaan tersebut.
Pembelanjaan masyarakat atas makanan, pakaian dan barang-barang kebutuhan mereka yang
lain digolongkan pembelanjaan atau konsumsi. Barang-barang yang diproduksi untuk
digunakan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya dinamakan barang konsumsi.
B. Teori – Teori Konsumsi
Berikut adalah teori – teori konsumsi :
1. Teori Konsumsi John Maynard Keynes
Dalam teorinya Keynes mengandalkan analisis statistik, dan juga membuat dugaan-
dugaan tentang konsumsi berdasarkan introspeksi dan observasi casual. Pertama dan
terpenting Keynes menduga bahwa, kecenderungan mengkonsumsi marginal (marginal
propensity to consume) jumlah yang dikonsumsi dalam setiap tambahan pendapatan adalah
antara nol dan satu. Kecenderungan mengkonsumsi marginal adalah krusial bagi rekomendasi
kebijakan Keynes untuk menurunkan pengangguran yang kian meluas. Kekuatan kibijakan
fiskal, untuk mempengaruhi perekonomian seperti ditunjukkan oleh pengganda kebijakan
fiskal muncul dari umpan balik antara pendapatan dan konsumsi.
Kedua, Keynes menyatakan bahwa rasio konsumsi terhadap pendapatan, yang disebut
kecenderungan mengkonsumsi rata-rata (avarage prospensity to consume), turun ketika
pendapatan naik. Ia percaya bahwa tabungan adalah kemewahan, sehingga ia barharap orang
kaya menabung dalam proporsi yang lebih tinggi dari pendapatan mereka ketimbang si
miskin.
Ketiga, keynes berpendapat bahwa pendapatan merupakan determinan konsumsi yang
penting dan tingkat bunga tidak memiliki peranan penting. Keynes menyatakan bahwa
pengaruh tingkat bungaterhadap konsumsi hanya sebatas teori. Kesimpulannya bahwa
pengaruh jangka pendek dari tingkat bunga terhadap pengeluaran individu dari
pendapatannya bersifat sekunder dan relatif tidak penting.
Menururt Keynes, pengeluaran konsumsi yang dilakukan oleh sektor rumah tangga dalam
perekonomian tergantung dari besarnya pendapatan. Perbandingan antara besarnya konsumsi
dengan jumlah pendapatan disebut kecondongan mengkonsumsi (MPC = Marginal
Propensity to Consume). Semakin besar MPC semakin besar pula pendapatan yang
digunakan untuk kegiatan konsumsi dan sebaliknya.

5
Pada kondisi negara yang MPC-nya rendah, maka akan menyebabkan selisih antara
produksi nasional (dengan asumsi full employment) dengan tingkat konsumsi (penggunaan
produk) menjadi semakin besar. Agar mencapai penggunaan tenaga kerja penuh, para
pengusaha perlu melakukan investasi sebesar selisih antara tingkat konsumsi dan produksi
tersebut. Jika besarnya investasi tidak mencapai jumlah tersebut, maka akan terjadi
pengangguran. Karena kondisi tersebut dalam kondisi nyata tidak selalu tercapai, maka
pengangguran akan selalu ada.
Fungsi konsumsi Keynes adalah fungsi konsumsi jangka pendek.
Keynes tidak mengeluarkan fungsi konsumsi jangka panjang karena menurut Keynes ” in
the long run we’re all dead.” , bahwa di dalam jangka panjang, kita semua akan mati,
sehingga jangka panjang tidak perlu diprediksi.
2. Teori Konsumsi Kuznets
Teori ini merupakan bentuk anomali dari teori fungsi konsumsi Keynes. Anomali
tersebut berhubungan dengan dugaan Keynes tentang kecenderungan mengkonsumsi rata-
rata turun bila pendapatan naik. Anomali pertama disebutkan secular stagnation yaitu kondisi
depresiasi yang berkepanjangan sampai ada kebijakan fiskal yang menggeser/menaikkan
permintaan agregat.Keadaan ini terjadi pada saat setelah perang dunia kedua dimana tidak
terjadi depresi padahal pendapatan masyarakat setelah perang meningkat.
Anomali kedua dikemukakan oleh Simon Kuznets yang meneliti data konsumsi dan
pendapatan. Dalam penelitiannya ditemukan rasio antara konsumsi dengan pendapatan
ternyata stabil dari dekade ke dekade, walaupun telah terjadi kenaikan pendapatan. Kedua
anomali tersebut membuktikan fungsi konsumsi Keynesian berlaku untuk data rumah tangga
atau jangka pendek, sedangkan jangka panjang fungsi konsumsi cenderung bersifat konstan.

3. Teori Konsumsi dengan Hipotesis Siklus Hidup


Teori dengan hipotesis siklus hidup dikemukaan oleh Franco Modigliani. Franco
Modigliani menerangkan bahwa pola pengeluaran konsumsi masyarakat mendasarkan kepada
kenyataan bahwa pola penerimaan dan pola pengeluaran konsumsi seseorang pada umumnya
dipengaruhi oleh masa dalam siklus hidupnya.
Karena orang cenderung menerima penghasilan / pendapatan yang rendah pada usia
muda, tinggi pada usia menengah dan rendah pada usia tua, maka rasio tabungan akan
berfluktuasi sejalan dengan perkembangan umur mereka yaitu orang muda akan mempunyai
tabungan negatif (dissaving), orang berumur menengah menabung dan membayar kembali
pinjaman pada masa muda mereka, dan orang usia tua akan mengambil tabungan yang
dibuatnya di masa usia menengah.
Selanjutnya Modigliani menganggap penting peranan kekayaan (assets) sebagai penentu
tingkah laku konsumsi. Konsumsi akan meningkat apabila terjadi kenaikan nilai kekayaan
seperti karena adanya inflasi maka nilai rumah dan tanah meningkat, karena adanya kenaikan
harga surat-surat berharga, atau karena peningkatan dalam jumlah uang beredar.
Sesungguhnya dalam kenyataan orang menumpuk kekayaan sepanjang hidup mereka, dan
tidak hanya orang yang sudah pension saja. Apabila terjadi kenaikan dalam nilai kekayaan,
maka konsumsi akan meningkat atau dapat dipertahankan lebih lama. Akhirnya hipotesis
siklus kehidupan ini akan berarti menekan hasrat konsumsi, menekan koefisien pengganda,
dan melindungi perekonomian dari perubahan-perubahan yang tidak diharapkan, seperti
perubahan dalam investasi, ekspor, maupun pengeluaran-pengeluaran lain.

6
4. Teori Konsumsi dengan Hipotesis Pendapatan Permmanen
M Friedman (1957) menjelaskan perilaku konsumsi dengan menggunakan hipotesis
pendapatan permanen. Dalam hipotesisnya, pendapatan masyarakat dapat dibedakan menjadi
dua yaitu pendapatan permanen dan pendapatan sementara.
Pendapatan permanen adalah pendapatan yang diharapkan orang untuk terus bertahan dimasa
depan. Pendapatan sementara (pendapatan transitoris) adalah bagian pendapatan yang tidak
diharapkan terus bertahan. Nilai pendapatan ini kadang positif dan kadang negatif.
Ukuran pendapatan sendiri merupakan penjumlahan dan pendapatan permanen dan
pendapatan sementara atau secara matematis ditulis:
Y = Yp + Yt
Dimana Y adalah pendapatan yang terukur, Yp adalah pendapatan permanen, dan Yt
adalah pendapatan sementara.
Untuk itu, Friedman beralasan bahwa konsumsi seharusnya tergantung pada pendapatan
permanen karena konsumen menggunakan tabungan dan pinjaman untuk melancarkan
konsumsi dalam menanggapi perubahan pendapatan sementara. Jadi fungsi konsumsi
menurut Friedman adalah sebagai berikut:
C=αYp
Dimana α adalah konstanta yang mengukur bagian pendapatan permanen yang
dikonsumsi.

5. Teori Konsumsi dengan Hipotesis Pendapatan Relatif


James Dusenberry mengemukakan bahwa pengeluaran konsumsi suatu masyarakat
ditentukan terutama oleh tingginya pendapatan tertinggi yang pernah dicapainya. Pendapatan
berkurang, konsumen tidak akan banyak mengurangi pengeluaran untuk konsumsi. Untuk
mempertahankan tingkat konsumsi yang tinggi, terpaksa mengurangi besarnya saving.
Apabila pendapatan bertambah maka konsumsi mereka juga akan betambah, tetapi
brtambahnya tidak terlalu besar. Sedangkan saving akan bertambah besar dengan pesatnya.
6. Model Pilihan Antara Waktu Fisher
Model pilihan antar waktu diperkenalkan oleh Irving Fisher. Fisher menganalisa tentang
seberapa rasional para konsumen dalam membuat pilihan antar waktu (melakukan pilihan
dalam periode waktu yang berbeda. Apabila semakin banyak yang dia konsumsi saat ini,
maka akan semakin sedikit yang bisa dia konsumsi di masa yang akan datang. Model ini
melihat halangan-halangan yang dihadapi oleh konsumen dan bagaimana mereka memilih
antara konsumsi dan tabungan.
Dalam teorinya, Fisher menjabarkannya beberapa hal mengenai konsumsi seseorang.
Adapun penjabarannya tersebut: pertama, konsumen harus memilih kombinasi dibawah garis
anggaran. Kedua, konsumen akan memilih kombinasi konsumsi yang diinginkan disepanjang
kurva indiferen. Ketiga, konsumen akan berusaha mencapai tingkat kurva indiferen yang
setinggi-tingginya, yaitu mencapai kondisi optimum. Keempat, konsumen akan menaikkan
tingkat konsumsinya jika pendapatannya juga meningkat, Kelima, perubahan suku bunga riil
membuat perubahan kombinasi konsumsi. Yang terakhir, meminjam dan menabung akan
mempengaruhi konsumsi saat ini maupun yang akan datang.

7
C. Faktor yang Mempengaruhi Teori Konsumsi
Pengeluaran konsumsi terdiri dari konsumsi pemerintah (government consumption) dan
konsumsi rumah tangga (household consumption/private consumption). Fackor-faktor yang
mempengaruhi besarnya pengeluaran konsumsi rumah tangga, antara lain :
1. Faktor Ekonomi
Empat faktor yang menentukan tingkat konsumsi, yaitu :
a. Pendapatan Rumah Tangga (Household Income)
Pendapatan rumah tangga amat besar pengaruhnya terhadap tingkat konsumsi.
Biasanya makin baik tingkat pendapatan, tongkat konsumsi makin tinggi. Karena ketika
tingkat pendapatan meningkat, kemampuan rumah tangga untuk membeli aneka
kebutuhan konsumsi menjadi semakin besar atau mungkin juga pola hidup menjadi
semakin konsumtif, setidak-tidaknya semakin menuntut kualitas yang baik.
b. Kekayaan Rumah Tangga (Household Wealth)
Tercakup dalam pengertian kekayaaan rumah tangga adalah kekayaan rill (rumah,
tanah, dan mobil) dan financial (deposito berjangka, saham, dan surat-surat berharga).
Kekayaan tersebut dapat meningkatkan konsumsi, karena menambah pendapatan
disposable.
c. Tingkat Bunga (Interest Rate)
Tingkat bunga yang tinggi dapat mengurangi keinginan konsumsi. Dengan tingkat
bunga yang tinggi, maka biaya ekonomi (opportunity cost) dari kegiatan konsumsi akan
semakin maha. Bagi mereka yang ingin mengonsumsi dengan berutang dahulu, misalnya
dengan meminjam dari bankatau menggunakan kartu kredit, biaya bunga semakin mahal,
sehingga lebih baik menunda/mengurangi konsumsi.
d. Perkiraan Tentang Masa Depan (Household Expectation About The Future)
Faktor-faktor internal yang dipergunakan untuk memperkirakan prospek masa depan
rumah tangga antara lain pekerjaan, karier dan gaji yang menjanjikan, banyak anggota
keluarga yang telah bekerja.
Sedangkan faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi antara lain kondisi
perekonomian domestic dan internasional, jenis-jenis dan arah kebijakan ekonomi yang
dijalankan pemerintah.
2. Faktor Demografi
a. Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk yang banyak akan memperbesar pengeluaran konsumsi secara
menyeluruh, walaupun pengeluaran rata-rata per orang atau per keluarga relative rendah.
Pengeluaran konsumsi suatu negara akan sangat besar, bila jumlah penduduk sangat
banyak dan pendapatan per kapita sangat tinggi.
b. Komposisi Penduduk
Pengaruh komposisi penduduk terhadap tingkat konsumsi, antara lain :
 Semakin banyak penduduk yang berusia kerja atau produktif (15-64 tahun), makin
besar tingkat konsumsi. Sebab makin banyak penduduk yang bekerja, penghasilan
juga makin besar.

8
 Semakin tinggi tingkat pendidikan masyarakat, tingkat konsumsinya juga semakin
tinggi, sebab pada saat seseorang atau suatu keluarga semakin berpendidikan
tinggi maka kebutuhan hidupnya semakin banyak.
 Semakin banyak penduduk yang tinggal di wilayah perkotaan (urban),
pengeluaran konsumsi juga semakin tinggi. Sebab umumnya pola hidup
masyarakat perkotaan lebih konsumtif dibanding masyarakat pedesaan.
3. Faktor-faktor Non Ekonomi
Faktor-faktor non-ekonomi yang paling berpengaruh terhadap besarnya konsumsi adalah
faktor social budaya masyarakat. Misalnya saja, berubahnya pola kebiasaan makan,
perubahan etika dan tata nilai karena ingin meniru kelompok masyarakat lain yang dianggap
lebih hebat/ideal.

D. Teori Konsumi Dalam Perbaikan Ekonomi


Teori konsumsi dan tingkat perbaikan ekonomi. 2 hal ini sempat dikemukan oleh presiden
SBY saat krisis ekonomi sempat hinggap dan terus hinggap sehinga menjadi masalah
tersendiri bagi perekonomian Indonesia bangsa Indonesia secara keseluruhan.Tingkat
konsumsi seperti apa ? Waktu itu Presiden SBY memalui pemerintahannya sempat
megajukan usulan peningkatkan aktivitas konsumsi dalam ngeri untuk memulihkan
perekonomian, secara tidak langsung industri ekonomi dalam negri akan tumbuh dengan
baik.
Konsumsi seperti apa ? pertanyaan yang terus berulang, banyak pihak yang mengatakan
bahwa daya beli masyarakat Indonesia rendah. Kalau begitu apa ukurannya ? di sektor mana
saja ? Sebuah jawaban yang belum saya ketahui. Tapi sekarang mari kita lihat apakah
sebenarnya daya beli mayarakat Indonesia rendah.
Pernyataan daya beli masyarakat Indonesia sebenarnya tidak lah rendah jika hal ini
dihitung dari kebutuhan sekunder.Yang masih membinggungkan sekarang ini ialah masyarakt
Indonesia sepertinya tidak lagi bisa membedakan yang mana kebutuhan primer atau
kebutuhan sekunder ,sebuah teori mengatakan ”Lihat saja sekarang hampir dari satu setengah
populasi penduduk Indonesia sudah punya mobile communication atau bahasa sederhananya
adalah handphone atau sim card proveider telepon selular”.
Handphone atau pun sim card bukalah barang mahal lagi yang siap dikonsumsi ,meskipun
harganya bisa mencapai jutaan tidak dipermasalahkan. Sedangkan kebutuhan primer berupa
pangan,sandang dan papan menjadi sesuatu yang terpinggirkan. Jika ditanya di kalangan
menengah ke atas jelas jawabnnya mereka bisa berimbang. Tapi kelas menengah ke bawah
jawabannya bisa mendua .Kenapa mendua ? karena barang sekunder seperti telepon selular
juga sudah menjadi kebutuhan wajib buat mereka. Harga yang biasnya diterapkan oleh
perusahaan telepon dan perusahaan provider memudahkan konsumen untuk memilih
handphone atau sim card yang mereka inginkan. Masalah pulsa jelas yang ke dua .Sedangkan
tarif yang berlomba-lomba masih diperangkan tetap menjadi acuan konsumen. Konsumen
menjadi konsumtif sekarang rendahkah daya beli konsumen.
Jika kembali ke bagaimana teori konsumsi dan kebutuhan tersebut,jika saja semua orang
Indonesia sadar dan bisa memilih menyelamatkan ekonomi Indonesia terlebih dahulu baru
ekonomi perusahaannya dan ekonomi diri-nya atau apa apun itu saya yakin sebuah debat
narsis tidak akan terjadi,siapa yang ingin menjadi pahlawan,dan siapa yang hanya bermulut
besar akan tersadar tentang betapa besarnya sebuah arti nurani untuk kehidupan bersama
bangsa Indonesia.

9
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Teori Konsumsi adalah teori yang mempelajari bagaimana manusia / konsumen itu
memuaskan kebutuhannya dengan pembelian / penggunaan barang dan jasa. Sedangkan
pelaku konsumen adalah bagaimana ia memutuskan berapa jumlah barang dan jasa yang akan
dibeli dalam berbagai situasi.
Fungsi konsumsi adalah suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan di antara
tingkat konsumsi rumah tangga dalam perekonomian dengan pendapatan nasional
(pendapatan disposebel) perekonomian tersebut. Fungsi konsumsi dapat dinyatakan dalam
persamaan, Perkembangan ekonomi yang terjadi mengakibatkan bertambahnya variabel yang
dapat mempengaruhi pengeluaran konsumsi selain pendapatan nasional, inflasi, suku bunga,
dan jumlah uang beredar.

B. Saran
Demikian makalah ini kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi para pembaca. Apabila
ada kritik dan saran akan sangat kami apresiasi, apabila terdapat kesalahan mohon dapat
dimaafkan dan memakluminya. Karena kami adalah manusia yang tak lepas dari kesalahan.

10
DAFTAR PUSTAKA

Fitrianti, Nina. 2018. Ekonomi teori konsumsi. Jakarta: Kompasiana.


https://www.kompasiana.com/ninafitriyanti06430/5bb6e559677ffb672b109612/teori-
konsumsi?page=6
Ulin, Denmas. 2009. Teori konsumi : Makalah Kondang.
https://makalah-xyz.blogspot.com/2019/03/teori-konsumsi.html?m=1

Puteri, Dwi, Nadya. 2020. Teori Konsumsi. Pagalaram: Academia.Edu.


https://www.academia.edu/27926915/TEORI_KONSUMSI#:~:text=KesimpulanTeori%20Ko
nsumsi%20adalah%20teori%20yang,akan%20dibeli%20dalam%20berbagai%20situasi.

11

Anda mungkin juga menyukai