Anda di halaman 1dari 12

TEORI KONSUMSI

Nama Kelompok :
1. Ni Kadek Ayu Putri Yeni
(18022622010044)
2. Putu Paradita Megayanti F.
(18022622010064)
3. Putu Pramana Aditya Surya
(18022622010065)

FAKULTAS EKONOMI
PRODI AKUNTANSI
UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
2019

Kata Pengantar

Puji Syukur kita panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karuniaNYA
penyusunan makalah ini selesai kami susun sesuai dengan apa yang diharapkan, dan tdak lupa
kami ucapkan kepada semua pihak yang ikut membantu penyusunan makalah tentang “Teori
Konsumsi”.

Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat untuk para pembaca dan tidak lupa kami mohon
maaf apabila dalam penyusunan makalah ini terdapat kesalahan dalam kosa kata ataupun isi dari
keseluruhan makalah ini. Kami sebagai penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan untuk itu kritik dan saran sangat kami harapkan demi kebaikan kedepannya.

Denpasar, 6 Februari 2019

Kelompok 6

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ..................................................................................................................... i


Daftar isi ............................................................................................................................... ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................................... 2
C. Tujuan ....................................................................................................................... 2

BAB II
PEMBAHASAN .................................................................................................................... 3

BAB III
PENUTUP ............................................................................................................................. 8
A. KESIMPULAN .................................................................................................... 8
B. SARAN ................................................................................................................ 8
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 9

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengeluaran konsumsi masyarakat adalah salah satu variabel makro ekonomi yang
dilambangkan “C”. Konsep konsumsi yang merupakan konsep yang di Indonesiakan
dalam bahasa Inggris “Consumption”, merupakan pembelanjaan yang dilakukan oleh
rumah tangga ke atas barang-barang akhir dan jasa-jasa dengan tujuan untuk memenuhi
kebutuhan dari orang-orang yang melakukan pembelanjaan tersebut atau juga pendapatan
yang dibelanjakan. Bagian pendapatan yang tidak dibelanjakan disebut tabungan,
dilambangkan dengan huruf “S” inisial dari kata saving. Apabila pengeluaran-
pengeluaran konsumsi semua orang dalam suatu negara dijumlahkan, maka hasilnya
adalah pengeluaran konsumsi masyarakat negara yang bersangkutan. (Dumairy, 1996:
114).
Pembelanjaan masyarakat atas makanan, pakaian, dan barang-barang kebutuhan
mereka yang lain digolongkan pembelanjaan atau konsumsi. Barang-barang yang di
produksi untuk digunakan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya dinamakan
barang konsumsi. Kegiatan produksi ada karena ada yang mengkonsumsi, kegiatan
konsumsi ada karena ada yang memproduksi, dan kegiatan produksi muncul karena ada
gap atau jarak antara konsumsi dan produksi. Prinsip dasar konsumsi adalah “saya akan
Banyak alasan yang menyebabkan analisis makro ekonomi perlu memperhatikan tentang
konsumsi rumah tangga secara mendalam. Alasan pertama, konsumsi rumah tangga
memberikan pemasukan kepada pendapatan nasional. Di kebanyakaan negara
pengeluaran konsumsi sekitar 60-75 persen dari pendapatan nasional. Alasan yang kedua,
konsumsi rumah tangga mempunyai dampak dalam menentukan fluktuasi kegiataan
ekonomi dari satu waktu ke waktu lainnya. Konsumsi seseorang berbanding lurus dengan
pendapatannya. (Sukirno, 2003 : 338). Semakin besar pendapatan seseorang maka akan
semakin besar pula pengeluaran konsumsi. Perbandingan besarnya pengeluaran konsumsi
terhadap tambahan pendapatan adalah hasrat marjinal untuk berkonsumsi (Marginal
Propensity to Consume, MPC). Sedangkan besarnya tambahan pendapatan dinamakan
hasrat marjinal untuk menabung (Marginal to Save, MPS). Pada pengeluaran konsumsi
rumah tangga terdapat konsumsi minimum bagi rumah tangga tersebut, yaitu besarnya
pengeluaran konsumsi yang harus dilakukan, walaupun tidak ada pendapatan.
Pengeluaran konsumsi rumah tangga ini disebut pengeluaran konsumsi otonom
(outonomous consumtion).
Pertumbuhan ekonomi saat ini bertumpu pada konsumsi karena peranan sektor
investasi dan ekspor mendorong pertumbuhan ekonomi. Bertitik tolak pada latar
belakang masalah yang dipaparkan sebelumnya, maka penyusun akan meneliti dan
menganalisis faktor-faktor yang dapat mempengaruhi konsumsi masyarakat di Indonesia.
Demikian latar belakang yang bisa kami sajikan selanjutnya kami akan membahas secara
rinci dalam pembahasan.mengkonsumsi apa saja dan jumlah beberapapun sepanjang:
anggaran saya memadai dan saya memperoleh kepuasan maksimum“.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja pendekatan teori konsumsi ?
C. Tujuan

a. Mengetahui apa saja yang menjadi teori konsumsi


b. Diajukan sebagai pemenuhan tugas mata kuliah Pengantar Ilmu Ekonomi Makro

BAB II
PEMBAHASAN

1. Teori Konsumsi John Maynard Keynes


Dalam teorinya Keynes mengandalkan analisis statistik, dan juga membuat dugaan-dugaan
tentang konsumsi berdasarkan introspeksi dan observasi casual. Pertama dan terpenting Keynes
menduga bahwa, kecenderungan mengkonsumsi marginal (marginal propensity to consume)
jumlah yang dikonsumsi dalam setiap tambahan pendapatan adalah antara nol dan satu.
Kecenderungan mengkonsumsi marginal adalah krusial bagi rekomendasi kebijakan Keynes
untuk menurunkan pengangguran yang kian meluas. Kekuatan kibijakan fiskal, untuk
mempengaruhi perekonomian seperti ditunjukkan oleh pengganda kebijakan fiskal muncul dari
umpan balik antara pendapatan dan konsumsi.
Kedua, Keynes menyatakan bahwa rasio konsumsi terhadap pendapatan, yang disebut
kecenderungan mengkonsumsi rata-rata (avarage prospensity to consume), turun ketika
pendapatan naik. Ia percaya bahwa tabungan adalah kemewahan, sehingga ia barharap orang
kaya menabung dalam proporsi yang lebih tinggi dari pendapatan mereka ketimbang si miskin.
Ketiga, keynes berpendapat bahwa pendapatan merupakan determinan konsumsi yang penting
dan tingkat bunga tidak memiliki peranan penting. Keynes menyatakan bahwa pengaruh tingkat
bungaterhadap konsumsi hanya sebatas teori. Kesimpulannya bahwa pengaruh jangka pendek
dari tingkat bunga terhadap pengeluaran individu dari pendapatannya bersifat sekunder dan
relatif tidak penting.Berdasarkan tiga dugaan ini,fungsi konsumsi keynes sering ditulis sebagai C
= C + cY, C > 0, 0 < c < 1
Keterangan :
C = konsumsi
Y = pendapatan disposebel
C = konstanta
c = kecenderungan mengkonsumsi marginal
Secara singkat di bawah ini beberapa catatan mengenai fungsi konsumsi Keynes :
a. Variabel nyata adalah bahwa fungsi konsumsi Keynes menunjukkan hubungan antara
pendapatan nasional dengan pengeluaran konsumsi yang keduanya dinyatakan dengan
menggunakan tingkat harga konstan.
b. Pendapatan yang terjadi disebutkan bahwa pendapatan nasional yang menentukan besar
kecilnya pengeluaran konsumsi adalah pendapatan nasional yang terjadi atau current national
income.
c. Pendapatan absolute disebutkan bahwa fungsi konsumsi Keynes variabel pendapatan
nasionalnya perlu diinterpretasikan sebagai pendapatan nasional absolut, yang dapat dilawankan
dengan pendapatan relatif, pendapatan permanen dan sebagainya.
d. Bentuk fungsi konsumsi menggunakan fungsi konsumsi dengan bentuk garis lurus. Keynes
berpendapat bahwa fungsi konsumsi berbentuk lengkung. (Soediyono Reksoprayitno, 2000:
146 ).
2. Teori Konsumsi dengan Hipotesis Siklus Hidup
Teori dengan hipotesis siklus hidup dikemukaan oleh Franco Modigliani. Franco Modigliani
menerangkan bahwa pola pengeluaran konsumsi masyarakat mendasarkan kepada kenyataan
bahwa pola penerimaan dan pola pengeluaran konsumsi seseorang pada umumnya dipengaruhi
oleh masa dalam siklus hidupnya.
Karena orang cenderung menerima penghasilan / pendapatan yang rendah pada usia muda, tinggi
pada usia menengah dan rendah pada usia tua, maka rasio tabungan akan berfluktuasi sejalan
dengan perkembangan umur mereka yaitu orang muda akan mempunyai tabungan negatif
(dissaving), orang berumur menengah menabung dan membayar kembali pinjaman pada masa
muda mereka, dan orang usia tua akan mengambil tabungan yang dibuatnya di masa usia
menengah.
Selanjutnya Modigliani menganggap penting peranan kekayaan (assets) sebagai penentu tingkah
laku konsumsi. Konsumsi akan meningkat apabila terjadi kenaikan nilai kekayaan seperti karena
adanya inflasi maka nilai rumah dan tanah meningkat, karena adanya kenaikan harga surat-surat
berharga, atau karena peningkatan dalam jumlah uang beredar. Sesungguhnya dalam kenyataan
orang menumpuk kekayaan sepanjang hidup mereka, dan tidak hanya orang yang sudah pension
saja. Apabila terjadi kenaikan dalam nilai kekayaan, maka konsumsi akan meningkat atau dapat
dipertahankan lebih lama. Akhirnya hipotesis siklus kehidupan ini akan berarti menekan hasrat
konsumsi, menekan koefisien pengganda, dan melindungi perekonomian dari perubahan-
perubahan yang tidak diharapkan, seperti perubahan dalam investasi, ekspor, maupun
pengeluaran-pengeluaran lain.

3. Teori Konsumsi dengan Hipotesis Pendapatan Permanen (Milton Friedman)


Teori dengan hipotesis pendapatan permanen dikemukakan oleh M Friedman. Menurut
teori ini pendapatan masyarakat dapat digolongkan menjadi 2 yaitu pendapatan permanen
(permanent income) dan pendapatan sementara (transitory income). Pengertian dari
pendapatan permanen adalah :
a. Pendapatan yang selalu diterima pada setiap periode tertentu dan dapat
diperkirakan sebelumnya, misalnya pendapatan dari gaji, upah.
b. Pendapatan yang diperoleh dari semua faktor yang menentukan kekayaan seseorang
(yang menciptakan kekayaan). Pengertian pendapatan sementara adalah pendapatan yang
tidak bisa diperkirakan sebelumnya.
Friedman menganggap pula bahwa tidak ada hubungan antara pendapatan sementara
dengan pendapatan permanen, juga antara konsumsi sementara dengan konsumsi
permanen, maupun konsumsi sementara dengan pendapatan sementara. Sehingga MPC
dari pendapatan sementara sama dengan nol yang berarti bila konsumen menerima
pendapatan sementara yang positif maka tidak akan mempengaruhi konsumsi. Demikian
pula bila konsumen menerima pendapatan sementara yang negatif maka tidak akan
mengurangi konsumsi.

4. Teori Konsumsi dengan Hipotesis Pendapatan Relatif


James Dusenberry mengemukakan bahwa pengeluaran konsumsi suatu masyarakat
ditentukan terutama oleh tingginya pendapatan tertinggi yang pernah dicapainya. Pendapatan
berkurang, konsumen tidak akan banyak mengurangi pengeluaran untuk konsumsi. Untuk
mempertahankan tingkat konsumsi yang tinggi, terpaksa mengurangi besarnya saving. Apabila
pendapatan bertambah maka konsumsi mereka juga akan betambah, tetapi brtambahnya tidak
terlalu besar. Sedangkan saving akan bertambah besar dengan pesatnya.
Kenyataan ini terus kita jumpai sampai tingkat pendapatan tertinggi yang telah kita capai
tercapai kembali. Sesudah puncak dari pendapatan sebelumnya telah dilalui, maka tambahan
pendapatan akan banyak menyebabkan bertambahnya pengeluaran untuk konsumsi, sedangkan
di lain pihak bertambahnya saving tidak begitu cepat. Dalam teorinya, Dusenberry menggunakan
dua asumsi yaitu:
a. Selera sebuah rumah tangga atas barang konsumsi adalah interdependen. Artinya pengeluaran
konsumsi rumah tangga dipengaruhi oleh pengeluaran yang dilakukan oleh orang sekitarnya.
b. Pengeluaran konsumsi adalah irreversibel. Artinya pola pengeluaran seseorang pada saat
Pandangan ahli ekonmi klasik mengenai penentuan kegiatan ekonomi

5. Teori Klasik dan Keynes Mengenai Keseimbangan Pendapatan Nasional


Analisis mengenai pandangan ahli ekonomi klasik tentang perekonomian adalah perekonomian
yang diatur oleh mekanisme pasar tingkat penggunaan tenaga kerja penuh akan selalu tercapai.
Pandangan ini didasarkan kepada keyakinan bahwa dalam perekonomian tidak akan terdapat
kekurangan permintaan. Apabila produsen menaikkan produksi atau menciptakan jenis barang
yang baru, maka dalam perekonomian akan selalu terdapat permintaan terhadap barang-barang
itu. Analisis mengenai pandangan ahli ekonomi klasik akan ditekankan kepada hal-hal yang
dikritik oleh Keynes. Hal-hal yang harus diperhatikan yaitu:
ü Peranan sistem pasar bebas. Adam Smith, dalam bukunya The Wealth of Nations, telah
mengemukakan pendapat yang mendukung agar kegiatan perekonomian diatur oleh sistem pasar
bebas.
ü Hukum Say, fleksibilitas upah dan kesempatan kerja penuh. Ahli ekonomi Klasik
berkeyakinan bahwa kesempatan kerja penuh akan selalu tercapai dalam perekonomian.
Pandangan ini didasarkan atas keyakinan bahwa:
ü Fleksibilitas tingkat bunga akan mewujudkan kesamaan / keseimbangan antara penawaran
agregat dan permintaan agregat dari jumlah tabungan dan investasi.
ü Fleksibilitas tingkat upah akan mewujudkan keadaan di mana permintaan dan penawaran
tenaga kerja akan mencapai keseimbangan.
Berdasarkan teori ekonomi Klasik maka perekonomian ditentukan oleh :
Ø Jumlah barang modal yang tersedia dan digunakan dalam perekonomian
(C = Capital)
Ø Jumlah dan kualitas tenaga kerja yang tersedia dalam perekonomian ( L = Labor )
Ø Jumlah dan jenis kekayaan alam yang akan digunakan (Q = Quantity)
Ø Tingkat teknologi yang digunakan (T = Technology)
Ø Faktor-faktor produksi menentukan tingkat kegiatan ekonomi dan produksi nasional.
Perekonomian tidak menghadapi masalah permintaan yang berarti segala barang yang
diproduksikan akan dapat dijual, tingkat produksi nasional dan tingkat kegiatan ekonomi
ditentukan oleh faktor-faktor produksi yang digunakan.
Ø Penawaran uang, kegiatan perekonomian dan tingkat harga. Ahli ekonomi Klasik
menunjukkan bahwa peranan uang dalam perekonomian adalah netral yaitu perubahannya tidak
akan mempengaruhi produksi nasional.
Peranan pemerintah dalam perekonomian. Ahli ekonomi klasik tidak menyetujui campur tangan
pemerintah yang aktif untuk mengatur kegiatan perekonomian
Kritik Keynes terhadap ahli ekonomi klasik
Berikut kritikan Keynes:
· Perbedaan pemikiran mengenai investasi
· Perbedaan terhadap faktor-faktor penyebab terjadinya pengangguran
· Perbedaan mengenai peranan uang dalam perekonomian
· Perbedaan peranan pemerintah dalam perekonomian
· Perbedaan mengenai konsumsi rumah tangga
· Perbedaan mengenai tingkat suku bungapenghasilan naik berbeda dengan pola pengeluaran
pada saat penghasilan mengalami penurunan.

Latihan Soal ( kasus )


Menghadapi krisis ekonomi di dunia pada tahun 1930, peranan teori ekonomi dituntut mampu
mengatasi masalah perekonomian di negara-negara di dunia. Apakah yang menjadi kritik-ktitik
terhadap teori ekonomi klasik tentang tuntutan mengatasi masalah perekonomian? Sehingga pada
saat itu muncul paham ekonomi modern (keynes).

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Teori Konsumsi adalah teori yang mempelajari bagaimana manusia/konsumen itu memenuhi
kebutuhannya dengan pembelanjaan/penggunaan barang dan jasa. Sedangkan pelaku
konsumen adalah bagaiman ia memutuskan berapa jumlah barang/jasa yang akan dibeli di
berbagai situasi.
Dalam hasil karya beberapa teori konsumsi diatas, kita melihat bahwa kemajuan perdagangan
tentanag perilaku konsumen. Keynes menyatakan bahwa konsumsi sangat bergantung pada
pendapatan sekarang.
Para ekonomi terus memperdebatkan kepentingan relative dari detrminan konsumsi ini.
Mereka pun kadang-kadang tidak sepakat tentang kebijakan ekonomi karena mereka
mengansumsikan fungsi konsumsi yang berbeda.

B. Saran

Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang
perlu ditambah atau diperbaiki. Untuk itu penulis mengharapkan inspirasi dari para pembaca
dalam hal membantu menyempurnakan makalah ini agar bisa menjadi lebih baik lagi.

Daftar Pustaka

1. Reskoprayitno, Soediyono, EKONOMI MAKRO, Yogyakarta: BPFE Yogyakarta, 2000


2. N. Gregory Mankiw, Makro Ekonomi, Jakarta:Erlangga, 2000
3. http:/wardahcheche.blogspot.com/2013/05/teori-konsumsi.html

Anda mungkin juga menyukai